Anda di halaman 1dari 2

Saham dan Mekanisme Transaksi

Pengertian Saham
Menurut (Abi, 2016:17) saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang
atau pihak (beban usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan
menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan
perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS).

Harga Saham
Menurut (Priantono, Hendra, & Anggraeni, 2018:63) harga saham merupakan faktor sangat
penting dan perlu diperhatikan oleh para investor karena harga saham menunjukan prestasi
emiten yang menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan secara keseluruhan.

Proses Pembelian Saham


a. Menjadi nasabah di perusahaan efek atau AB
Calon investor mengisi formulir yanh disediakan AB dan mengisi sesuai dengan
kondisi sebenarnya.
b. Order beli dari nasabah
Order beli dapat dilakukan secara langsung dimana pemodal datang ke kantor broker
atau order disampaikan melalui telpon, internet atau sarana komunikasi lainnya.
c. Diteruskan ke floor trader
Setiap order yang masuk ke broker selanjutnya akan diteruskan oleh broker ttersebut
ke petugas yang berada di lantai bursa atau yang sering disebut floor trader.
d. Memasukkan order ke JATS.
Floor trader akan memasukkan (entry) semua order yang diterimanya ke dalam sistem
komputer JATS (Jakarta Automated Trading System).
e. Transaksi terjadi (matched)
Order dimasukan ke JATS dan tercatat sebagai transaksi yang terjadi (done)
Proses Penyelesaian Transaksi Beli (Settlement)
a. Memperoleh lembar konfirmasi
b. Melaksanakan pembayaran
c. Menerima saham
Proses Penjualan Saham
a. Melakukan order jual
b. Diteruskan ke Floor Trader
c. Memasukan order ke JATS
d. Transaksi terjadi (matched)
Proses Penyelesaian Transaksi Jual (Settlement)
a. Memperoleh lembar konfirmasi jual
b. Menerima uang

Macam-Macam Indeks Saham


a. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Hari dasar perhitungan indeks adalah 10 Agustus 1982 dengan nilai 100. Jumlah
emiten saat itu adalah 13 perusahaan.
b. Indeks Harga Saham Individual (IHSI)
Pada suatu saham pertama kali dicatatkan, indeks individualnya adalah 100.
c. Indeks BI-40
Indeks BI-40 memenuhi kriteria likuid dan saham yang memiliki prospek jangka
panjang.
d. Indeks Sektoral
Diperkenalkan BEI pada 2 Januari 1996 dengan nilai awal 100 per sektor dan
menggunakan hari dasar 28 Desember 1995. Indeks in menggambarkan
perkembangan saham yang tergabung ke dalam sembilan kelompok atau sektor
emiten, yaitu: Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Industri
Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan, dan Perdagangan.
e. Indeks LQ-45
Diluncurkan BEI pada Februari 1997 dengan ukuran utama likuiditas transaksi di
pasar reguler, selain faktor kapitalisasi pasar. Hari dasar yang digunakan 13 Juli 1994
dengan nilai awal 100.
f. Indeke JII (Jakarta Islamic Index)
Indeks ini berisi miten yang operasinya sesuai dengan syariah Islam dan disusun
berdasarkan urutan kapitalisasi pasar. Hari dasar yang digunakan 2 Januari 1995
dengan nilai awal 100.
g. Indeks JBA-25
Indeks saham JBA-25 merupakan perhitungan dari 25 saham pilihan yang terdaftar di
lantai bursa.
h. Indeks Kompas – 100
Bekerja sama dengan Harian Kompas. Hari dasar indeks 2 Januari 2002 dengan nilai
awal 100.
i. Indeks Bisnis – 27
BEl meluncurkan indeks ini pada 27 Januari 2002 bekerja sama dengan harian
ekonomi Bisnis Indonesia, yang menekankan aspek fundamental dan tata kelola
perusahaan dengan nilai awal 100.

Referensi:
- Partomuan, F. T. (2021). Pengaruh CR, DER dan ROE Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Sub Sektor Konstruksi Yang Terdaftar di Indeks IDX Value 30 Periode
2015-2019. Jurnal Inovatif Mahasiswa Manajemen, 1(3), 242-255.
- Susilo, Bambang. 2009. Pasar Modal Mekanisme Perdagangan Saham, Analisis
Sekuritas dan Strategi Investasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Yogyakarta: UPP
STIM YKPN

Anda mungkin juga menyukai