Anda di halaman 1dari 30

BAB II

LANDAS AN TEORI

2.1 Indeks

Pengertian dari Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan

pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar, artinya

pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang

aktif atau lesu (www.idx.co.id).

Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui trend pergerakan harga saham

saat ini; apakah sedang naik, stabil atau turun. M isal, jika diawal bulan nilai indeks 300

dan diakhir bulan menjadi 360, maka kita dapat mengatakan bahwa secara rata-rata

harga saham mengalami peningkatan sebesar 20%.

Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk

menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa

saham. Karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan detik dan menit, maka nilai

indeks pun bergerak turun naik dalam hitungan waktu yang cepat pula.

Di Bursa Efek Indonesia terdapat 7 (tujuh) jenis indeks, antara lain:

1. Indeks Individual, menggunakan indeks harga masing-masing saham

terhadap harga dasarnya, atau indeks masing-masing saham yang tercatat di

BEI.

2. Indeks Harga Saham Sektoral, menggunakan semua saham yang termasuk

dalam masing-masing sektor, misalnya sektor keuangan, pertambangan, dan

lain-lain. Di BEI indeks sektoral terbagi atas sembilan sektor yaitu:



 
pertanian, pertambangan, industry dasar, aneka industri, konsumsi, properti,

infrastruktur, keuangan, perdagangan dan jasa, dan manufaktur.

3. Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG (Composite Stock Price Index),

menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen penghitungan

indeks.

4. Indeks LQ 45, yaitu indeks yang terdiri 45 saham pilihan dengan mengacu

kepada 2 variabel yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar. Setiap

6 bulan terdapat saham-saham baru yang masuk kedalam LQ 45 tersebut.

5. Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Index). JII merupakan indeks yang

terdiri 30 saham mengakomodasi syariat investasi dalam Islam atau Indeks

yang berdasarkan syariah Islam. Dengan kata lain, dalam Indeks ini

dimasukkan saham-saham yang memenuhi kriteria investasi dalam syariat

Islam. Saham-saham yang masuk dalam Indeks Syariah adalah emiten yang

kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah seperti:

• Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan

yang dilarang.

• Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan

dan asuransi konvensional.

• Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan

makanan dan minuman yang tergolong haram.

• Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan/atau menyediakan barang-

barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

6. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan. Yaitu indeks harga saham

yang secara khusus didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI

 
yaitu kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan.

7. Indeks KOM PAS 100 yang merupakan Indeks Harga Saham hasil kerjasama

Bursa Efek Indonesia dengan harian KOMPAS. Indeks ini meliputi 100

saham dengan proses penentuan sebagai berikut :

a. Telah tercatat di BEJ minimal 3 bulan.

b. Saham tersebut masuk dalam perhitungan IHSG (Indeks Harga Saham

Gabungan).

c. Berdasarkan pertimbangan faktor fundamental perusahaan dan pola

perdagangan di bursa, BEI dapat menetapkan untuk mengeluarkan saham

tersebut dalam proses perhitungan indeks harga 100 saham.

d. M asuk dalam 150 saham dengan nilai transaksi dan frekwensi transaksi

serta kapitalisasi pasar terbesar di Pasar Reguler, selama 12 bulan

terakhir.

e. Dari sebanyak 150 saham tersebut, kemudian diperkecil jumlahnya

menjadi 60 saham dengan mempertimbangkan nilai transaksi terbesar.

f. Dari sebanyak 90 saham yang tersisa, kemudian dipilih sebanyak 40

saham dengan mempertimbangkan kinerja: hari transaksi dan frekuensi

transaksi serta nilai kapitalisasi pasar di pasar reguler, dengan proses

sebagai berikut:

i. Dari 90 sisanya, akan dipilih 75 saham berdasarkan hari transaksi

dipasar reguler.

ii. Dari 75 saham tersebut akan dipilih 60 saham berdasarkan frekuensi

transaksi di pasar reguler.

iii. Dari 60 saham tersebut akan dipilih 40 saham berdasarkan



 
Kapitalisasi Pasar.

g. Daftar 100 saham diperoleh dengan menambahkan daftar saham dari hasil

perhitungan butir (e) ditambah dengan daftar saham hasil perhitungan

butir (f)

h. Daftar saham yang masuk dalam KOM PAS 100 akan diperbaharui sekali

dalam 6 bulan, atau tepatnya pada bulan Februari dan pada bulan

Agustus.

2.2 S aham

Saham dapat didefinisikan sebagai modal yang dikeluarkan perusahaan atau

perseroan terbatas ke masyarakat agar seseorang atau badan dapat memiliki sebagian

hak dari perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan karena pemilik perusahaan

membutuhkan modal untuk proses produksi dan investasi lainnya dalam

perusahaannya. Dengan menjual sahamnya, maka perusahaan harus berbagi

kepemilikan perusahaan tersebut dengan pemegang saham (stockholder), yang berarti

pula berbagi keuntungan yang didapat oleh perusahaan tersebut, yang biasa disebut

dividen. M enurut Darmadji (2001), terdapat beberapa karakteristik yuridis kepemilikan

saham:

1. Limited risk, artinya pemegang saham hanya bertanggung jawab sebesar

jumlah yang disetorkan ke dalam perusahaan.

2. Ultimate control, artinya pemegang saham (secara kolektif) dapat menentukan

arah dan tujuan perusahaan.

3. Residual claim, artinya pemegang saham merupakan pihak terakhir yang

mendapat pembagian hasil usaha perusahaan (dalam bentuk dividen) dan sisa

 
aset dalam proses likuidasi perusahaan.

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan

seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. (Tjiptono

Darmadji dan Hendy M . Fakhruddin, 2001, p.5).

Pengertian saham yang lainnya adalah surat berharga yang menandakan

kepemilikan dalam suatu Perseroan Terbatas (PT). (Jones, 2002, p.38).

Dari beberapa pengertian tersebut diatas maka secara umum saham dapat

diartikan dengan kepemilikan pada suatu perusahaan dimana pemegang saham tersebut

memperoleh pembagian laba yang disebut dividen, memiliki kewenangan secara

terbatas untuk mengatur jalannya perusahaan.

Saham merupakan surat berharga yang paling populer dan dikenal luas di

masyarakat. Saham mempunyai banyak jenis tergantung dari mana saham tersebut

ditinjau.

• Ditinjau dari segi kemampuan dalam Hak Tagih atau Klaim, saham dapat

dibedakan atas (Tjiptono Darmadji dan Hendy M . Fakhruddin, 2001,

p.5):

1. Saham Biasa (Common Stocks), yaitu merupakan saham yang

menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian dividen,

dan atas hak harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut

dilikuidasi.

2. Saham preferen (Preferred Stocks), merupakan saham yang memiliki

karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa

menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga

bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.


10 
 
• Dilihat dari cara peralihannya saham dapat dibedakan atas (Tjiptono

Darmadji dan Hendy M . Fakhruddin, 2001, p.6):

1. Saham Atas Unjuk (bearer stocks), artinya pada saham tersebut tidak

tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu

investor ke investor lainnya. Secara hukum, siapa yang memegang

saham tersebut, maka dialah diakui sebagai pemiliknya dan berhak

untuk ikut hadir dalam RUPS.

2. Saham Atas Nama (registered stocks), merupakan saham yang ditulis

dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya

melalui prosedur tertentu.

• Ditinjau dari kinerja perdagangan maka saham dapat dikategorikan atas

(Tjiptono Darmadji dan Hendy M . Fakhruddin, 2001, p.6):

1. Blue-Chip Stocks, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang

memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki

pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.

2. Income Stocks, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki

kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen

yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.

3. Growth Stocks, yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki

pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri

sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

4. Speculative Stocks, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa

secara konsisten meperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan

tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa


11 
 
mendatang, meskipun belum pasti.

5. Counter Cyclical Stocks, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh

keadaaan ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum

2.2.1 Keuntungan dan Resiko Investasi pada S aham

Seperti jenis investasi lainnya, berinvestasi dengan saham juga memiliki

keuntungan dan resiko sendiri. Pada umumnya, ada dua keuntungan utama

yang diperoleh investor dengan memiliki saham (Darmadji ,2001):

1. Dividen, merupakan pembagian keuntungan yang diberikan atas

keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Biasanya dividen diberikan

setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS (Rapat

Umum Pemegang Saham).

2. Capital gain, merupakan selisih antara harga beli dan harga jual, yang

terbentuk dengan adanya fluktuasi harga saham pada perdagangan

saham di bursa saham. Umumnya investor dengan orientasi jangka

pendek mengejar keuntungan melalui capital gain.

Beberapa resiko yang mungkin dihadapi investor dengan kepemilikan

sahamnya (Darmadji ,2001):

1. Tidak mendapatkan dividen, jika perusahaan mengalami kerugian.

2. Capital loss, yaitu kerugian yang dialami investor dalam melakukan

transaksi perdagangan saham, misalnya investor menjual sahamnya dengan

harga yang lebih rendah daripada harga pada saat ia membelinya dengan

maksud untuk mengurangi kerugian yang lebih besar.

3. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi. Jika suatu perusahaan bangkrut


12 
 
atau dilikuidasi, maka secara otomatis saham perusahaan tersebut akan

dikeluarkan dari bursa.

4. Saham di-delist dari bursa (Delisting). Saham suatu perusahaan di-delist

dari bursa biasanya dikarenakan kinerja perusahaan yang buruk,

misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan,

mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara

berturut-turut dalam beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya

sesuai dengan peraturan pencatatan saham di pasar / bursa saham.

5. Saham di-suspend. Saham di-suspend atau dihentikan perdagangannya

oleh otoritas Bursa Efek. Dengan demikian, investor tidak dapat menjual

sahamnya hingga suspend-nya dicabut.

2.3 Indeks LQ45

Indeks ini terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (LiQuid) tinggi, yang diseleksi

melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas saham-

saham tersebut mempertimbangkan kapitalisasi pasar (www.idx.co.id).

2.3.1 Kriteria Pemilihan S aham untuk Indeks LQ45

Untuk dapat masuk dalam pemilihan, suatu saham harus memenuhi

kriteria-kriteria berikut ini:

1. M asuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di Pasar Reguler

(ratarata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).

2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar

selama 12 bulan terakhir)


13 
 
3. Telah tercatat di BEJ selama paling sedikit 3 bulan.

4. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan

jumlah hari transaksi di pasar Reguler.

2.4 Indeks Harga S aham Gabungan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggambarkan suatu rangkaian

informal histories mengenai pergerakan harga saham gabungan sampai pada tanggal

tertentu. Para investor sering menggunakan IHSG sebagai patokan dalam berinvestasi

karena dengan IH SG investor dapat menentukan apakah saat yang tepat untuk

berinvestasi sudah tiba dan kapankah saat investasi dihentikan, kenaikan indeks harga

saham gabungan yang terus menerus menandakan bahwa pasar yang sedang bullish dan

indeks harga saham gabungan yang menurun adalah indikator bahwa pasar sedang

bearish.

Rumus untuk menghitung indeks harga saham gabungan (IHSG):

IHSG =
∑H t
x100% …………………..(Widoatmodjo, 2005:243)
∑H 0

Keterangan :

∑H t = Total harga semua saham pada waktu yang berlaku

∑H 0 = Total harga semua saham pada waktu dasar

2.5 Korelasi

Langkah pertama dalam mencari pola hubungan antara variabel X dan Y adalah

dengan menggambarkan data pengamatan dalam diagram pencar, yaitu plot data
14 
 
berpasangan (Xi, Yj). Sedangkan teknik analisis yang digunakan untuk mengukur

hubungan yang mungkin ada antara dua variabel yaitu korelasi. Koefisien korelasi

digunakan untuk mengukur kuatnya hubungan antara dua variabel, koefisien korelasi

antara variabel X dan Y disimbolkan ρ , yaitu :

Cov( x , y )
ρ=
σ xσ y

Apabila perhitungan didasarkan sampel, maka ditulis dengan rumus :

∑x y i i − nX Y
rxy = i= 1

⎛ n 2 2 ⎞⎛
n
2⎞
⎜ ∑ x i − nX ⎟ ⎜ ∑ y i − nY ⎟
2

⎝ i =1 ⎠ ⎝ i= 1 ⎠

Pada hakekatnya nilai r dapat bervariasi dari -1 sampai dengan +1 dengan

ketentuan sebagai berikut :

a. Bila r=0, atau mendekati 0, berarti hubungan antara variabel independent

dengan variabel dependen sangat lemah atau tidak terdapat hubungan sama

sekali.

b. Bila r=1, atau mendekati 1, berarti terdapat hubungan positif antara variabel

independent dengan variabel dependen yang sangat kuat.

c. Bila r= -1, atau mendekati -1, berarti terdapat hubungan negatif antara

variabel independent dengan variabel dependen yang sangat kuat.

Pengujian terhadap hasil analisis korelasi perlu dilakukan karena untuk

mengetahui kebenaran hubungan antara variabel bebas terhadap variabel tidak bebas.
15 
 
Pengujian Koefisien Korelasi (r)

Hipotesis

H0 : ρ = 0

H1: ρ ≠ 0

Statistik Uji

r n −2
t0 =
1− r 2

Dimana : r = koefisien korelasi

n = jumlah sampel

Daerah Penolakan

M encari nilai t tabel untuk tingkat signifikansi (α) dan derajat bebas sebesar

n-2. Sehingga | t 0 1 > t (α/2, n-2)

Kesimpulan

• H0 ditolak jika t 0 1 > t (α/2, n-2) atau t 0 1 > -t (α/2, n-2)

• H0 diterima jika t 0 1 > -t (α/2, n-2) atau t 0 1 > t (α/2, n-2)

2.5.1 Multikolinieritas

M ultikolinieritas adalah suatu kondisi dimana terjadi korelasi yang kuat diantara

variabel-variabel bebas (X) yang diikutsertakan dalam pembentukan model regresi

linier. Jelas bahwa multikolinieritas adalah suatu kondisi yang menyalahi asumsi regresi

linier. Tentu saja, multikolinieritas tidak mungkin terjadi apabila variabel bebas (X)

yang diikutsertakan hanya satu.

Ciri-ciri yang sering ditemui apabila model regresi linier kita mengalami

multikolinieritas adalah:  
16 
 
1. Terjadi perubahan yang berarti pada koefisien model regresi (misal nilainya

menjadi lebih besar atau kecil) apabila dilakukan penambahan atau pengeluaran

sebuah variabel bebas dari model regresi.

2. Diperoleh nilai R-square yang besar, sedangkan koefisien regresi tidak signifikan

pada uji parsial.

3. Tanda (+ atau -) pada koefisien model regresi berlawanan dengan yang

disebutkan dalam teori (atau logika). M isal, pada teori (atau logika) seharusnya

b1 bertanda (+), namun yang diperoleh justru bertanda (-).

4. Nilai standard error untuk koefisien regresi menjadi lebih besar dari yang

sebenarnya (overestimated)

2.6 Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk menganalisa hubungan antara variabel respon

Y dengan variabel prediktor X. Ada beberapa jenis analisis regresi yang dikenal dalam

ilmu statistika. Analisis regresi yang paling umum dikenal adalah analisis regresi linier.

Analisis regresi linier digunakan untuk menganalisa hubungan variabel respon Y dengan

skala pengukuran kontinu dan variabel prediktor X dengan skala pengukuran kontinu

(Draper,1992).

Analisis regresi logistik digunakan untuk menganalisa hubungan variabel respon

Y dengan skala pengukuran kategori dan variabel prediktor X dengan skala pengkuruan

kontinu maupun kategori. Ada beberapa jenis variabel logistik, diantaranya adalah

analisis regresi logistik diskotomus, yaitu analisis regresi logistik dengan variabel respon

Y biner (variabel respon dengan dua kategori) dan analisis regresi logistik polikotomus,
17 
 
yaitu analisis regresi logistik dengan variabel respon yang memiliki lebih dari dua jenis

kategori.

Pada data saham kita menggunakan analisis pendekatan matriks pada regresi

linier berganda.

2.7 Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression)

Regresi Linier Berganda merupakan perluasan dari regresi linier sederhana, yang

bertujuan untuk mencari pola hubungan yang dapat digambarkan secara matematis

antara satu variabel respon dengan beberapa variabel prediktor secara serentak.

Jika terdapat n pengamatan untuk variabel (Yi) dan variabel bebas (Xi),

i=1,2,3…n maka pola hubungan secara umum dapat ditulis sebagai berikut :

Yi = β 0 + β 1 X 1 i + β 2 X 2 i + ... + β k X ki + ε i ………..(2.1)

(Statistik Teori dan Aplikasi Jilid 2, J. Supranto, M .A)

Dimana :

Yi = Variabel respon

Xi = Variabel prediktor/fixed

βi = parameter, i = 1, … , k

εi = unsure gangguan yang diasumsikan identik independent dan

berdistribusi normal atau εi ~ IIDN(0, σ2)

dan untuk taksiran respon :

Yˆi = βˆ0 + βˆ1 X 1i + βˆ2 X 2i + ... + βˆ k X ki ……….(2.2)

(Statistik Teori dan Aplikasi Jilid 2, J. Supranto, M .A)

Dimana :
18 
 
^ = dibaca sebagai “hat” atau “cap” (“topi”)

Ŷi = penaksir ( estimator)

β̂ 0 = penaksir β̂ 0

β̂ 1 = penaksir β̂ 1

Sedangkan εi merupakan residual yang ditaksir oleh ei yang besarnya sama

dengan observasi sesungguhnya dikurangi taksiran observasi yang dimeukan dari modal,

yaitu :

εˆ = Yi − Yˆi ………(2.3)

(Statistik Teori dan Aplikasi Jilid 2, J. Supranto, M .A)

M asalah utama dalam analisa regresi adalah menaksir parameter atau koefisien

regresi dan menyelidiki tingkat signifikansi dalam model secara serentak, kemudia

menyelidiki secara individu.

2.8 Upper dan Lower

Nilai Upper dan Lower ditentukan dengan selang kepercayaan 95%

∑ (X −X)
n
2
j
j =1
σ= …..(2.4)
n

⎛σ ⎞
X ± t α / 2 ⎜⎜ ⎟⎟ ..…(2.5)
⎝ n⎠

Dalam penelitian ini, nilai X  diganti menjadi Ŷ dan σ  dikalikan menjadi dua.

⎛ 2σ ⎞
yˆ ± tα / 2 ⎜ ⎟ …..(2.6)
⎝ n⎠

M enentukan nilai Upper dan Lower :


19 
 
⎡ ⎛ 2σ ⎞ ⎤
Y + ⎢ yˆ + tα / 2 ⎜⎜ ⎟⎟ ⎥ ..... (2.6) Upper
⎣ ⎝ n ⎠⎦

⎡ ⎛ 2σ ⎞ ⎤
Y − ⎢ yˆ − t α / 2 ⎜⎜ ⎟⎟ ⎥ ..... (2.7) Lower
⎣ ⎝ n ⎠⎦

Diketahui :

Y : Harga Rata-rata return Harga Saham

Ŷ : Hasil Estimasi Harga Saham

σ  : Standard Deviasi 

tα / 2   : Nilai Sebaran Normal, tingkat kepercayaan 95% (1.96)

2.8 Aplikasi Rekayasa Perangkat Lunak

2.8.1 Pengertian Piranti Lunak

M enurut Pressman (2001: 6) piranti lunak dapat diartikan sebagai berikut:

a. Perintah-perintah dalam suatu program computer yang jika dijalankan

akan memberikan fungsi dan hasil yang diinginkan.

b. Struktur-struktur data yang membuat program dapat memanipulasi

data.

c. Dokumen yang menggambarkan operasi dan penggunaan program.

Piranti lunak memiliki karakteristik berbeda dengan piranti keras. M enurut

Pressman (2001: 6-9), piranti lunak merupakan elemen sistem yang bersifat

logik, bukan bersifat fisik. Beberapa karakteristiknya adalah :

a. Piranti lunak dapat dikembangkan dan direkayasa, bukan dirakit

seperti piranti keras. M eskipun ada persamaan pengertian antara

kedua istilah tersebut, pada dasarnya mempunyai aktivitas yang


20 
 
berbeda dimana kualitas yang baik dapat dicapai jika desainnya juga

baik.

b. Piranti lunak tidak mudah rusak. Hal ini berbeda dengan piranti

keras yang mempunyai tingkat kerusakan yang tinggi. Pada

piranti keras apabila terjadi kerusakan maka harus diganti, tetapi

pada piranti lunak jika terjadi kerusakan dapat diperbaiki melalui

software maintenance (pemeliharaan piranti lunak). Kesalahan

yang terjadi pada piranti lunak, biasanya terpusat pada saat proses

menterjemahkan program ke bahasa mesin dan pada saat merancang.

c. Pada das arnya perancangan piranti lunak dibuat sebagai komponen

yang dapat dirakit ulang.

2.8.2 Pengertian Rekayasa Piranti Lunak

M enurut Pressman (2001, p20) rekayasa piranti lunak adalah

penerapan dan pemakaian prinsip rekayasa dalam rangka mendapatkan

piranti lunak ekonomis yang terpercaya dan bekerja secara efisien pada mesin

komputer.

Rekayasa piranti lunak mencakup tiga elemen yang mampu

mengontrol proses perkembangan piranti lunak, yaitu :

a. Metode

M etode merupakan cara-cara teknis membangun piranti lunak yang terdiri

dari perancangan proyek dan estimasi, analisis kebutuhan sistem dan

piranti lunak, perancangan struktur data, arsitektur program, prosedur

algoritma, pengkodean, pengujian dan pemrograman.


21 
 
b. Alat-alat bantu

Alat-alat bantu menyediakan dukungan otomatis atau semi otomatis

untuk metode-metode seperti Computer Aided Software Engineering (CASE)

yang mengkombinasikan piranti lunak dan piranti keras dan software

engineering database (tempat penyimpanan yang mengandung

informasi yang penting tentang analisis, perancangan, pembuatan

program, dan pengujian) untuk pengembangan piranti lunak yang sejalan

dengan Computer Aided Design/Engineering (CAD/E).

c. Prosedur-prosedur

Prosedur-prosedur untuk menghubungkan alat-alat bantu dengan metode.

Tujuan dari prosedur yaitu untuk mendapatkan piranti lunak yang efisien,

berguna dan ekonomis.

2.8.3 Daur Hidup Pengembangan Piranti Lunak

Penulis menggunakan metode The Classic Life Cycle atau metode yang

biasanya disebut Waterfall Model (Model Air Terjun) dalam perancangan

aplikasi ini.
22 
 

Gambar 2.1 Waterfall Model

Menurut Turban, Rainer, dan Potter (2001, p477-486), SDLC adalah

kerangka terstruktur yang terdiri dari beberapa proses yang berurutan yang

diperlukan untuk membangun suatu sistem informasi. Pendekatan waterfall

digunakan untuk menggambarkan SDLC.

Tahap-tahap SDLC adalah sebagai berikut :

1. Systems Investigation

Pembelajaran terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi

adalah tahap terpenting pada tahap ini dalam suatu perusahaan.

Dengan pembelajaran yang benar maka suatu perusahaan dapat

terhindar dari kesalahan yang dapat meningkatkan jumlah

pengeluaran perusahaan. Pembelajaran tersebut menentukan

kemungkinan adanya keuntungan dari proyek pengembangan sistem

yang diajukan dan menilai proyek tersebut secara teknik, biaya, dan

sifat.

2. Systems Analysis
23 
 
Tahap ini menganalisis masalah bisnis yang perlu dis elesaikan oleh

perusahaan. Tahap ini mendefinisikan masalah bisnis,

mengidentifikasikan penyebab, menspesifikasikan solusi, serta

mengidentifikasi informasi-informasi yang diperlukan. Tujuan utama

dari tahap ini adalah untuk menggabungkan informasi mengenai

sistem yang ada dan menentukan kebutuhan dari sistem yang baru.

Beberapa hal yang dihasilkan dari tahap analisis adalah :

• Kelebihan dan kekurangan dari sistem yang telah ada.

• Fungsi-fungsi yang diperlukan oleh sistem yang baru untuk

menyelesaikan permasalahan.

• Kebutuhan informasi mengenai pengguna untuk sistem yang baru.

3. Systems Design

Tahap ini menjelaskan bagaimana suatu sistem akan bekerja.

Yang dihasilkan oleh desain sistem adalah sebagai berikut :

• Output, input, dan user interface dari sistem.

• Hardware, software, database, telekomunikasi, personel, dan

prosedur.

• Penjelasan mengenai bagaimana komponen terintegrasi

4. Programming

Tahap ini mencakup penerjemahan spesifikasi desain ke dalam

bahasa komputer.

5. Testing

Tahap ini dipergunakan untuk memeriksa apakah pemrograman


24 
 
telah menghasilkan output yang diinginkan dan diharapkan atas

situasi tertentu. Testing didesain untuk mendeteksi adanya error

di dalam coding.

6. Implementation

Implementation adalah proses perubahan dari penggunaan sistem

lama ke sistem yang baru. Ada empat strategi yang dapat digunakan

oleh suatu perusahaan dalam menghadapi perubahan, yaitu :

• Parallel conversion : perusahaan akan menerapkan kedua

system, yang lama dan yang baru, secara simultan dalam periode

waktu tertentu.

• Direct conversion : sistem yang baru akan langsung

diterapkan dan yang lama akan langsung didisfungsikan.

• Plot conversion : sistem yang baru akan digunakan dalam

satu bagian dari organisasi. Apabila sistem baru tersebut berhasil

maka akan digunakan pada bagian lain dari organisasi.

• Phased conversion : sistem akan digunakan secara bertahap,

per komponen atau modul. Satu persatu modul akan dicoba dan

dinilai, bila satu modul berhasil maka modul lain akan digunakan

sampai seluruh sistem bekerja dengan baik.

7. Operation and Maintenance

Setelah tahap konversi berhasil maka sistem baru akan dioperasikan

dalam suatu periode waktu. Ada beberapa tahap dalam maintenance

atau pemeliharaan, yaitu :


25 
 
• Debugging the program : proses yang berlangsung selama sistem

berjalan.

• Terus memperbaharui sistem untuk mengakomodasi perubahan

dalam situasi bisnis.

• M enambah fungsi dan feature baru ke dalam sistem.

Rekayasa Perangkat lunak dapat diaplikasikan ke berbagai situasi

di mana serangkaian langkah prosedural (seperti algoritma) telah

didefinisikan (pengecualian- pengecualian yang dapat dicatat pada aturan ini

adalah sistem pakar dan perangkat lunak jaringan syaraf kecerdasan buatan).

Kandungan (content) informasi dan determinasi merupakan faktor terpenting

dalam menentukan sifat aplikasi perangkat lunak. Content mengarah kepada

arti dan bentuk dari informasi yang masuk dan yang keluar.

Pemrosesan informas i bisnis merupakan area aplikasi perangkat

lunak yang paling luas. Aplikasi dalam area ini menyusun kembali struktur

data yang ada dengan suatu cara tertentu untuk memperlancar operasi bisnis

atau pengambilan keputusan manajemen.

Banyak perangkat lunak sistem (misal compiler, editor, dan utilitas

pengatur file) memproses stuktur-struktur informasi yang lengkap namun

tetap. Aplikasi-aplikasi sistem yang lain (komponen sistem operasi, driver,

prosesor telekomunikasi) memproses secara luas data yang bersifat tetap. Di

dalam setiap kasus tersebut, area perangkat lunak sistem ditandai dengan

eratnya interaksi dengan perangkat keras komputer, penggunaan oleh banyak

pemakai dan struktur-struktur data yang kompleks. Selanjutnya, ada empat


26 
 
tahapan dalam daur hidup perangkat lunak, yaitu :

a. Inception (kelahiran)

Tahapan dimana benih pemikiran membangun sistem mulai diterima,

minimal secara internal organisasi.

b. Elaboration (perluasan dari rencana semula)

Tahapan yang menghasilkan visi mengenai produk dan arsitektunya.

Tahapan ini juga menghasilkan sistem requirements berupa

pernyataaan sederhana mengenai visi, bahkan sampai pada kriteria

evaluasi untuk tiap perilaku fungsional maupun non-fungsional,

sehingga masing-masing dapat menjadi “basis” untuk pengetesan.

c. Construction (pembangunan)

Pada tahapan ini software dibangun, diuji, diperbaiki dan disempurnakan

d. Transition (peralihan)

Dalam tahapan ini software diserahkan kepada komunitas user.

2.9 Basis Data (Database)

M enurut Farthansyah (2004,p7), Basis Data merupakan salah satu

komponen dari Sistem Basis Data dan terdiri atas 3 hal yaitu kumpulan data yang

terorganisir, relasi antar data dan objektifnya. Ada banyak pilihan dalam

mengorganisasi data dan ada banyak pertimbangan dalam membentuk relasi antar

data, namun pada akhirnya yang terpenting adalah objek utama yang harus selalu

kita ingat yaitu kecepatan dan kemudahan berinteraksi dengan data yang

dikelola/diolah.

Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa Basis Data hanya merupakan satu
27 
 
komponen dari Sistem Basis Data, jadi masih ada komponen lainnya yaitu

perangkat keras, perangkat lunak serta pemakai. Ketiga komponen ini saling

ketergantungan. Basis Data tidak mungkin dapat dioperasikan tanpa adanya perangkat

lunak yang mengorganisasikannya. Begitupun pemakai tidak dapat berinteraksi dengan

basis data tanpa melalui perangkat lunak yang sesuai.

2.10 UML (Unified Modeling Language)

2.10.1 Pengertian UML

UM L adalah suatu bahasa pemodelan standar untuk menulis rancangan

software. UM L dapat digunakan untuk visualisasi, spesifikasi, konstruksi dan

dokumentasi suatu software yang intensif dari suatu sistem. UM L memungkinkan

pembangunan sistem untuk membuat rencana yang memungkinkan untuk

dimengerti dan berkomunikasi dengan yang lain. Komunikasi dalam hal pandangan

adalah yang paling penting di dalam pembangunan sistem. Sistem analis akan

mencoba untuk memperkirakan kebutuhan dari client mereka, membuat analisis

permintaan di beberapa notasi yang dapat dimengerti oleh analis (namun tidak selalu

dimengerti oleh client), memberikan hasil analisa tersebut kepada programmer atau

kelompok programmer, dan berharap produk terakhir adalah sistem yang diinginkan

oleh client. Dan dengan adanya UM L, masalah-masalah di atas dapat diatasi.

UM L adalah bahasa standar untuk mebuat cetak biru dari piranti lunak. UM L

dapat digunakan untuk visualisasi dan menentukan, membangun serta mendokumen-

tasikan hasil kerja dari sistem yang dirancang untuk piranti lunak.(Booch, Rumbaugh,

dan Jacobson, 1998, p13). UM L memiliki tiga unsur utama, yaitu :

a. Blok-blok bangunan, terdiri dari tiga jenis, yaitu Things,


28 
 
Relationship dan Diagrams.

b. Aturan yang mengatur bagaimana bok-blok itu dihubungkan.

c. M ekanisme yang dapat digunakan.

Untuk memahami UM L, perlu diketahui tiga karakteristik penting dari UM L,

yaitu :

a. Use case Driven

Use case digunakan sebagai awalan untuk membuat perilaku, verifikasi

dan validasi arsitektur sistem. Selanjutnya use case digunakan untuk

pengetesan sistem dan sebagai alat komunikasi antara pihak-pihak yang

berkepentingan dengan pembangunan sistem ini.

b. Architecture centric

Arsitektur sistem digunakan sebagai pegangan utama untuk membuat

konsep, mengkonstruksi, mengatur (manage) dan menyusun sistem yang

sedang dikembangkan.

c. Iterative dan Incremental process

Iterative berarti proses itu menyangkut pernyataan/keputusan yang dapat

dikerjakan secara berkelanjutan. Sedangkan incremental process adalah

suatu proses yang melibatkan integrasi terus menerus dan arsitektur sistem

untuk menghasilkan pernyataan / keputusan yang diikuti oleh

pernyataan/keputusan berikutnya yang lebih baik dari sebelumnya.

Iterative dan incremental process adalah risk driven, artinya pernyataan /

keputusan yang baru difokuskan untuk mengatasi atau mengurangi risiko yang

paling bes ar untuk suksesnya sistem yang dibangun.


29 
 
2.10.2 Diagram-diagram UML

UM L memiliki beberapa diagram yang digunakan untuk menggambarkan

suatu sistem. Tujuan pembuatan diagram ini adalah agar sistem mudah dimengerti oleh

semua pihak, baik yang teknis maupun non teknis. Berikut diagram dalam UML:

a. Class Diagram, menggambarkan hubungan antar objek.

b. Object Diagram, adalah objek dan hubungan sebagai pencerminan dari

prototipe.

c. Component Diagram, adalah komponen dan hubungan yang mengilustrasikan

implementasi sistem.

d. Deployment Diagram, konfigurasi waktu kerja dari node dan objek

yang memiliki node.

e. Use case Diagram. Diagram ini digunakan untuk mengorganisasikan use case

dan behaviour (sifat).

f. Sequence Diagram. Diagram ini menggambarkan waktu urutan message

dan object lifeline.

g. Collaboration Diagram, menggambarkan waktu urutan message dan organisasi

objek dalam interaksi.

h. Activity Diagram, menggambarkan arus kerja dari aktivitas, difokuskan

pada operasi yang dilewatkan antar objek.

i. Statechart Diagram. M erupakan diagram yang menggambarkan life cycle dari

objek sebagai perubahan dari satu state ke state lain, dibangkitkan oleh message.

2.11 Interaksi Manusia dan Komputer

Saat ini kebanyakan orang menggunakan suatu sistem atau program yang
30 
 
interaktif, karena itu penggunaan komputer telah berkembang pesat sebagai

suatu program yang interaktif yang membuat orang tertarik untuk menggunakannya.

Program yang interaktif itu perlu dirancang dengan baik sehingga pengguna dapat

merasa puas dan juga dapat ikut berinteraksi dengan baik dalam menggunakannya.

Tujuan rekayasa sistem interaksi manusia dan komputer (Shneiderman, 2003,

pp9-14) adalah :

a. Fungsionalitas yang sesuai

Sistem dengan fungsionalitas yang kurang memadai mengecewakan pemakai

dan sering ditolak atau tidak digunakan. Sedangkan sistem

denganfungsionalitas yang berlebihan berbahaya dalam implementasi,

pemeliharaan, proses belajar dan penggunaan yang sulit.

b. Kehandalan, Ketersediaan, Keamanan dan Integritas data

Kehandalan berfungsi seperti yang diinginkan, tampilan akurat.

Ketersediaan berarti siap ketika hendak digunakan dan jarang mengalami

masalah. Keamanan berarti terlindung dari aks es yang tidak diinginkan dan

kerusakan yang disengaja. Integritas data adalah keutuhan data yang

terjamin, tidak mudah dirusak atau diubah oleh orang tidak berhak.

c. Standarisasi, Integrasi, Konsistensi dan Portabilitas

Standarisasi adalah keseragaman sifat-sifat antar muka pemakai pada

aplikasi yang berebeda. Integrasi adalah kesatuan dari berbagai paket

aplikasi dan peralatan perangkat lunak. Konsistensi adalah keseragaman

dalam satu program aplikasi, seperti urutan perintah, istilah, satuan,

warna, tipografi. Portabilitas berarti dimungkinkannya data dikonversi

dan dipindahkan, dan dimungkinkannya antar muka pemakai dipakai di


31 
 
berbagai lingkungan perangkat lunak dan perangkat keras.

d. Penjadwalan dan anggaran

Perencanaan yang hati-hati dan manajemen yang berani diperlukan

karena adanya persaingan dengan vendor lain sehingga proyek harus

sesuai jadwal dan anggaran, sistem yang perlu tepat pada waktunya (real

time), serta murah agar dapat diterima.

Suatu program yang interaktif dan baik harus bersifat user friendly.

Shneiderman (1998, p15) menjelaskan 5 kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu

program yang user friendly yaitu :

1. Waktu untuk belajar tidak lama (Time to learn)

Berapa lama waktu yang dibutuhkan user untuk mempelajari penggunaan

perintah (command) yang relevan untuk rangkaian tugas (tasks).

2. Kecepatan penyajian informasi yang cepat (Speed of performance) Berapa

lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas.

3. Tingkat kesalahan pengguna yang rendah (Rate of errors by users)

Berapa banyak kesalahan (error) dan kesalahan apa saja yang dilakukan

oleh orang dalam menyelesaikan tugas? Walaupun waktu untuk membuat

dan memperbaiki kesalahan tidak sesuai dengan Speed of performance,

error handling adalah salah satu komponen yang penting (critical) dari

penggunaan sistem.

4. Pengingatan melewati jangka waktu (Retention over time)

Perancangan yang dibuat dalam suatu sistem yang bisa diingat

penggunaannya, fungsi, dan manfaatnya dalam jangka waktu yang lama.

5. Kepuasan pribadi (Subjective satisfaction)


32 
 
Ketertarikan dari pengguna (user) untuk menggunakan aspek yang

bervariasi atau beragam dari sistem. Jawabannya dapat dipastikan dengan

melakukan wawancara (interview) atau dengan survey tertulis yang

berisikan tingkat kepuasan dan ruang untuk komentar.

Suatu program yang interaktif dapat dengan mudah dibuat dan dirancang

dengan suatu perangkat bantu pengembang sistem user interface, seperti C# (baca: C

Sharp), Visual Basic, Borland Delphi dan sebagainya.

Keuntungan penggunaan perangkat bantu untuk mengembangkan user

interface menurut Sentosa (1997, p7) yaitu :

a. User interface yang dihasilkan lebih baik.

b. Program user interface-nya menjadi mudah ditulis dan lebih ekonomis

untuk dipelihara.

Shneiderman mengemukakan 8 (delapan) aturan yang dapat digunakan sebagai

petunjuk dasar yang baik untuk merancang suatu user interface. Delapan aturan ini

disebut dengan Eight Golden Rules of Interface Design, yaitu:

a. Konsistensi

Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang

digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan.

b. M emungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut

Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan

kecepatan interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi,

perintah tersembunyi, dan fasilitas makro.

c. M emberikan umpan balik yang informative

Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan


33 
 
balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting,

dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan

merupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih

substansial. M isalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol

pada waktu input data atau muncul pesan kesalahannya.

d. M erancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan

Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan

bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif akan

meberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat

mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya.

e. M emberikan penanganan kesalahan yang sederhana

Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat

melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat

mendeteksi kes alahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang

sedehana dan mudah dipahami untuk penanganan kesalahan.

f. M udah kembali ke tindakan sebelumnya

Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karena pengguna

mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan; sehingga pengguna

tidak takut untuk mengekplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa

digunakan.

g. M endukung tempat pengendali internal (internal locus of control)

Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon

tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa

sistem mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikan


34 
 
rupa sehingga pengguna menjadi inisiator daripada responden.

h. M engurangi beban ingatan jangka pendek

Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana

atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan

cukup waktu pelatihan untuk kode, memonic, dan urutan tindakan.

Anda mungkin juga menyukai