Bursa saham atau biasa disebut bursa efek merupakan sebuah pasar yang
berkaitan dengan penjualan dan pembelian efek dari perusahaan yang telah
terdaftar
pada bursa tersebut. Seringkali terdapat suatu lokasi yang menjadi pusat,
setidaknya
untuk catatan, namun kini perdagangan semakin sedikit apabila dikaitkan dengan
tempat seperti itu, karena bursa saham modern kini berkembang ke arah jaringan
elektronik yang akan memberikan keuntungan dari segi kecepatan dan biaya
transaksi. Bursa efek ini, bersama-sama dengan pasar uang merupakan sumber
bagi pihak-pihak yang bertransaksi tidak perlu saling tahu lawan transaksinya,
perdagangan pada bursa hanya dapat dilakukan oleh seorang anggota, yaitu sang
pialang saham.
Secara historis, pasar modal sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka.
Pasar modal disaat itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda guna
telah ada sejak ditahun 1912, namun pertumbuhan dan perkembangan pasar modal
tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan
pasar modal sempat mengalami kevakuman. Hal tersebut diebabkan oleh beberapa
faktor seperti
Republik Indonesia, perang dunia ke I dan II, dan berbagai kondisi yang
menyebabkan jalannya operasi dari bursa efek Indonesia tidak dapat berjalan
sebagaimana mestinya.
tahun 1977, dan seiring berjalannya waktu kemudian pasar modal mengalami
pertumbuhan dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan. Tahun 2007
menjadi titik penting dalam sejarah perkembangan Pasar Modal Indonesia, dengan
persetujuan dari para pemegang saham kedua bursa, Bursa Efek Surabaya (BES)
digabungkan ke dalam Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang kemudian dijadikan Bursa
Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) yang bertujuan untuk
permintaan dan penawaran yang terjadi dalam pasar-pasar saham didukung oleh
beberapa faktor yang sama halnya yang terjadi dalam setiap pasar bebas, di mana
modal melalui go public, yakni kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang
Berikut ini merupakan visi dan misi dari Bursa Efek Indonesia yang
a. Visi
b. Misi
Customer Focus
Bursa Efek Indonesia (BEI) atau disebut pasar modal merupakan tempat
Adapun intrumen yang dapat diperdagangkan oleh pelaku pasar modal di Bursa
Efek adalah surat berharga yang disebut dengan nama efek. Surat berharga yang
oleh peraturan dan ketentuan berbeda-beda. Dilihat dari bentuknya, efek terbagi
a. Saham
pihak tersebut sudah tercatat sebagai pemegang saham dalam daftar pemegang
memiliki hal untuk memperoleh laba dan memiliki laba kumulatif. Hak
pada suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada tahun
2) Saham biasa, merupakan jenis saham yang di mana akan menerima laba
setelah laba bagian saham preferen telah dibagikan. Menurut Ang (1997),
saham biasa (common stock) atau yang sering disebut sebagai saham
adalah surat berharga yang menjadi bukti penyertaan atau bukti pemilikan
b. Obligasi
dipindahtangankan. Isi dari obligasi berupa surat janji dari pihak yang telah
menerbitkan guna untuk mengharapkan imbalan dalam bentuk bunga pada periode
tertentu dan pelunasan pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada
pihak
c. Bukti right
Bukti right merupakan hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam
jangka waktu tertentu. Harga disini berarti harganya telah ditetapkan di muka dan
dapat pula disebut harga pelaksanaan atau harga tebusan (strike price atau exercise
price). Sementara jangka waktu tertentu diartikan sebagai masa kurun waktu
d. Bukti waran
Bukti waran merupakan hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam
jangka waktu tertentu. Waran dan right memiliki perbedaan, yakni jangka waktu
waran lebih lama ketimbang right. Jangka waktu umumnya dapat ditetapkan
member atau anggota bursa. Keanggotaan tersebut terdiri atas 3 kategori utama,
yaitu :
para kliennya.
pekerjaannya dalam menjual dan membeli efek untuk diri sendiri serta harus
pada lantai bursa, yang dilakukan melalui proses lelang (auction process).
Tujuannya yaitu untuk memadati seluruh pesanan pembelian pada harga yang
paling murah dan juga memadati seluruh pesanan penjualan pada harga yang
paling mahal, sehingga pembeli ataupun penjual bisa memperoleh hasil yang
kepada publik, Bursa Efek Indonesia menyebar pergerakan harga saham yang
dilakukan melalui media cetak dan media elektronik. Suatu indikator pergerakan
harga saham tersebut adalah indeks harga saham. Bursa Efek Indonesia
Indeks.
b. Indeks Individual : merupakan indeks untuk masing-masing saham yang
tahapan seleksi.
tahapan seleksi.
yang sama.
OJK).
Pefindo.
pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu kelompok Papan Utama
2. Perusahaan Pertambangan
industri yang memiliki resiko yang tinggi sebagai usaha yang berkenaan dengan
musiman.
Indonesia adalah salah satu negara dengan potensi mineral dan bahan tambang
yang tinggi karena terletak di wilayah fenomena geologi “ring of fire”, yang
menjanjikan,
dilihat dari panjangnya bentangan sistem busur magmatik negara indonesia, yang
dua kali lebih panjang dibandingkan dengan bentangan yang dimiliki oleh benua
ketiga terbesar di dunia dan berada pada urutan kelima dan ketujuh untuk masing
masing produksi nikel dan emas. Indonesia menjadi tuan rumah bagi
pertambangan kelas dunia, termasuk tambang tembaga dan emas Grasberg di Irian
Jaya, tambang tembaga Batu Hijau di Sumbawa, tambang Nikel di Inco Soroako,
Kaltim Prima Coal di KalTim dan penambangan Timah dari PT Timah di Bangka.
tahun 1967 selama kurun waktu lebih kurang tiga dasawarsa, sektor pertambangan
Status negara Indonesia telah berubah dari suatu negara yang tidak berarti
menjadi salah satu negara penghasil barang tambang yang penting di dunia.
tersebut dapat berupa: minyak bumi, gas bumi, batubara, timah, nikel, bauksit,
pasir besi, emas, perak, tembaga, batu granit, bahan galian golongan C (seperti:
kaolin, mangan, aspal, yodium, belerang, fosfat, asbes, pasir kwarsa, marmer, batu
saat ini dan akan semakin besar di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan
oleh potensi geologi indonesia yang sangat kaya akan bahan tambang.
Diawal tahun 1938, industri pertambangan mulai bermunculan dan mulai
adanya suatu endapan bahan galian di suatu daerah, antara lain dengan
2) Eksplorasi
untuk
mengenai:
vertikal.
3) Studi kelayakan
Tahap ini merupakan puncak dari serentetan penyelidikan awal sebelum usaha
harga dan pemasaran untuk dapat memperkirakan harga pokok dan hasil
penjualan dikemudian hari. laporan yang telah dihasilkan harus dapat memberika
gambaran yang jelas tentang prospek endapan bahan galian tersebut bila
selanjutnya.
tanah penutup (over burden), tetapi harus diusahakan agar tanah pucuk (top soil)
dapat diselamatkan agar dapat dipakai pada saat reklamasi lahan bekas tambang
dikemudian hari.
5) Penambangan (eksploitasi)
sekecil mungkin.
b. faktor keamanan dan keselamatan kerja, yang diwujudkan dalam usaha
kegiatan penambangan.
mutu bahan galian yang dihasilkan dari tambang sampai memenuhi persyaratan
untuk diperdagangkan atau dipakai sebagai bahan baku untuk industri lain. Bahan
(ore/ mineral dressing). Proses pemisahan antara mineral berharga dengan mineral
mineral pengotor didasarkan pada perbedaan baik sifat fisik maupun sifat kimia
pengolahan bahan galian selain meningkatkan kadar atau mutunya, ialah juga
ongkos pengangkutannya.
7) Pengangkutan
Adalah segala usaha untuk memindahkan bahan galian hasil tambang atau
pengolahan dan pemurnian, dari daerah penambangan atau tempat pengolahan dan
tersebut.
8) Pemasaran
untuk
kriteria yang telah ditetapkan disajikan pada Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
No Kriteria Jumlah
Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
1 54
Indonesia selama periode 2018-2020
2 Perusahaan yang delisting selama tahun 2018-2020 5
3 Perusahaan yang listing di atas tahun 2018-2020 4
Perusahaan yang mengalami pertumbuhan penjualan
4
maksimal 1 tahun selama periode 2018-2020 3
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan tahunan
5 dan mengungkapkan aktivitas CSRnya dalam laporan
tahunan selama periode penelitian. 2
Perusahaan yang memiliki laba sebelum pajak yang
6
rugi atau negatif selama periode 2018-2020.
23
Jumlah Sampel Awal 13
Tahun Pengamatan 3
Jumlah Sampel Akhir 39
yang berasal dari 17 perusahaan sampel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama kurun waktu 3 tahun yakni tahun 2018 sampai dengan 2019.
Berikut ini disajikan pada Tabel 4.2 daftar perusahaan yang menjadi
Tabel 4.2
dari aktivitas bisnisnya. Profitabilitas adalah alat ukur kinerja manajemen dalam
mengelola kekayaan perusahaan yang dilihat dari laba perusahaan. Semakin tinggi
Grafik 4.1
Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Subsektor Pertambangan
Yang Terdaftar di BEI Periode 2018-2019
1.2
1.13
0.8 0.8
0.74
0.6 0.62
0.58
0.52
0.48 0.46 0.44
0.42
0.4 0.38 0.42
0.37 0.39
0.36
0.32 0.30.32
0.31
0.28
0.28 0.28
0.28 0.29
0.26
0.26 0.24 0.26 0.26
0.25 0.26 0.25 0.25 0.25
0.23 0.23
0.21
0.2
0 0.01
0.01
Table. 4.3
Descriptive Statistics
tertinggi dimiliki oleh MBAP (PT Mitrabara Adiperdana Tbk.) sebesar 0,39 dan
terendah dimiliki oleh KKGI (PT Resources Alam Indonesia Tbk.) sebesar -0.09.
2020 ada yang positif dan ada yang negative. Ini artinya bahwa tingkat
pengembalian asset untuk menilai persentase dari laba yang diperoleh oleh
CSR yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI). Global Reporting
yaitu indikator kinerja ekonomi, indicator kinerja lingkungan dan indikator kinerja
memiliki empat indikator yang terdiri dari tenaga kerja, hak asasi manusia, sosial/
dikarena dalam penelitian ini berfokus pada pengungkapan sosial dan lingkungan,
yang mengarah seperti hubungan pekerja atau masyarakat dan juga dampak
Lingkungan 30
Tenaga Kerja 14
Sosial / Masyarakat 8
Total Items 70
dengan tabel checklist. Apabila item dalam tabel checklist diungkapkan oleh
ΣXi
CSRDi =
n
Dimana:
CSRDi = Pengungkapan CSR perusahaan i.
Σxi = Jumlah item bernilai 1 pada perusahaan i.
N = Jumlah seluruh item indikator pengungkapan CSR (n=70).
Berikut pengungkapan informasi CSR berdasarkan indeks GRI G4 pada
seluruh kategori :
Grafik 4.2
0.8 0.8
0.74
0.6 0.62
0.58
0.52
0.48 0.46 0.44
0.42
0.4 0.38 0.42
0.37 0.39
0.36
0.32 0.30.32
0.31
0.28
0.28 0.28
0.28 0.29
0.26
0.26 0.24 0.26 0.26
0.25 0.26 0.25 0.25 0.25
0.23 0.23
0.21
0.2
0 0.01
0.01
Tabel 4.5
Descriptive Statistics
dimiliki oleh RUIS (PT Radiant Utama Interinsco Tbk.) sebesar 0,48 dan
terendah dimiliki oleh ESSA (Surya Esa Perkasa Tbk.) sebesar 0,20. Rata-rata
tanggung jawab social perusahaan berdsarakan indeks GRI G4 kecuali RUIS (PT.
Radiant Utama Interinsco Tbk). Penurunan indeks pengungkapan CSR ini terjadi
effective tax rates (ETR). ETR dalam penelitian ini hanya menggunakan model
utama yang digunakan Lanis dan Richardson (2017), yaitu beban pajak
Grafik 4.3
0.8 0.8
0.74
0.6 0.62
0.58
0.52
0.48 0.46 0.44
0.42
0.4 0.38 0.42 0.39
0.37 0.36
0.32 0.30.32
0.31 0.29
0.26
0.26 0.28
0.28
0.26 0.26
0.25 0.28
0.26 0.28
0.25 0.25 0.25
0.23 0.24
0.23
0.21
0.2
0 0.01
0.01
Tabel 4.6
Descriptive Statistics
tertinggi dimiliki oleh ESSA (Surya Esa Perkasa Tbk.) pada tahun 2020 sebesar
1,13 dan terendah dimiliki oleh PTBA (PT Bukit Asam Tbk.) sebesar 0.01. Rata-
dengan standar deviasi sebesar 0,20299. Hal tersebut menunjukkan bahwa ESSA
(Surya Esa Perkasa Tbk.) melakukan penghindaran pajak sebesar 1,13 sedangkan
ESSA (Surya Esa Perkasa Tbk melakukan penghindaran pajak sebesar 0,01.
akan tanggung jawab perusahaannya dalam mebayar pajak kecuali ESSA (Surya
Esa Perkasa Tbk). Penurunan angka penghindaran pajak ini terjadi karena
pada analisis regresi data panel yang berbasis Ordinary Least Square
(OLS). Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang
yang ada agar dapat menentukan model analisis yang paling tepat
digunakan.
bantuan program IBM SPSS 23.0 dengan tingkat signifikan sebesar 0,05.
Ada tempat uji asumsi klasik pada penelitian ini yaitu uji normalitas, uji
a. Uji Normalitas
Tabel 4.7
N 39 39 39
Normal Parametersa,b Mean ,1067 ,3423 ,3590
Std. Deviation ,11400 ,07220 ,20299
Most Extreme Differences Absolute ,139 ,085 ,192
Positive ,139 ,072 ,192
Negative -,059 -,085 -,186
Kolmogorov-Smirnov Z ,868 ,532 1,196
Asymp. Sig. (2-tailed) ,439 ,939 ,114
CSR dan Tax Avoidance sebesar 0,439, 0,939 dan 0,114 yang lebih besar dari
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan telah memenuhi
asumsi normalitas dan selanjutnya dapat digunakan untuk analisis regresi data
Gambar 4.1
Jika residual berasal dari distribusi normal, maka nilai-nilai sebaran data akan
terletak di sekitar garis lurus. Dari plot di atas terlihat bahwa titik-titik tersebar
terpenuhi.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat tolerance
Tabel 4.8
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai tolerance value-nya diatas 0,1 dan nilai
c. Uji Autokorelasi
negatif
meyakinkan.
Tabel 4.9
Model Summaryb
d. Uji Heteroskedastisitas
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi
linear. Uji ini merupakan salah satu dari uji asumsi klasik yang harus dilakukan
Tabel 4.10
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
pelatihan, kompetensi dan kompensasi lebih besar dari 0,05, maka dapat
heteroskedastisitas.
Dimana:
β0 : Konstanta
X1 : CSR
X2 : Profitabilitas
Metode yang ditawarkan oleh regresi data panel dapat dipilih dengan
beberapa uji untuk menentukan manakah antara model PLS, FEM, atau REM
1. Uji Chow
antara Common atau Pooled dan Fixed Effect yang akan digunakan
pengujiannya yaitu:
melihat apakah probabilitasnya (p-value) lebih besar atau lebih kecil dari alpha
2. Uji Hausman
apakah model Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat
sebagai berikut:
H0 : model mengikuti Random Effect
Section Random dengan melihat apakah probabilitasnya (p-value) lebih besar atau
lebih kecil dari alpha (α) 0,05 atau 5%. Jika p-value> α (0,05), maka H0 diterima
sehingga model mengikuti Random Effect. Apabila nilai p-value< α (0,05), maka
Apabila dari uji Chow dan uji Hausman menunjukkan bahwa model
PLS & REM yang terpilih, maka perlu dilakukan uji Langrage
melihat apakah probabilitasnya (p-value) lebih besar atau lebih kecil dari alpha
(α). Jika p-value> α (0,05), maka H0 diterima sehingga model mengikuti Random
Koefisien Regresi
Coefficient
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
terbentuk adalah:
Penjelasan:
Dari model diatas dapat diketahui bahwa nilai dari a adalah 0,329, nilai ini
menunjukkan bahwa pada saat profitabilitas (X1) dan CSR (X2) bernilai nol, maka
Tax Avoidance (Y) sebesar 0,329. Sedangkan nilai dari b1 adalah -1,083, artinya
-1,083 satuan dan nilai dari b2 adalah sebesar 0,426, artinya bahwa ketika terjadi
b. Pengujian Hipotesis
pengaruh terhadap variabel Y (Tax Avoidance) maka perlu kita menguji koefisien
statistik uji t.
Hipotesis penelitian:
Pengambilan keputusan:
Berdasarkan probabilitas:
Berdasarkan tabel 4.11, yang memperlihatkan nilai uji t hitung untuk masing-
Dimana ttabel (0,05;50) adalah 2,026 Secara jelasnya, hal ini digambarkan pada tabel
berikut:
Tabel 4.12
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Dari uji individu diatas dengan dapat dilihat bahwa t hitung untuk variabel
profitabilitas nilai probabilitasnya kurang dari 0,05 (probabilitas < 0,05), sehingga
keputusannya adalah menolak H0. Maka dari hasil pengujian ini dapat dikatakan
pengaruh terhadap variabel Y (Tax Avoidance) maka perlu kita menguji koefisien
regresi masing-masing variabel CSR, dalam hal ini kita menggunakan statistik uji
t.
Hipotesis penelitian:
Pengambilan keputusan:
Berdasarkan probabilitas:
Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima
Berdasarkan tabel 4.12, yang memperlihatkan nilai uji t hitung untuk masing-
Dimana ttabel (0,05;50) adalah 2,026 Secara jelasnya, hal ini digambarkan pada tabel
berikut:
Tabel 4.13
Coefficient
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Dari uji individu diatas dengan dapat dilihat bahwa t hitung untuk variabel CSR
nilai probabilitasnya lebih dari 0,05 (probabilitas > 0,05), sehingga keputusannya
adalah menerima H0. Maka dari hasil pengujian ini dapat dikatakan bahwa CSR
(Tax Avoidance), maka kita akan mengujinya dengan analisis varians dengan
Hipotesis Nol (H0) dan Hipotesis Kinerjanya (H1), yang rancangannya sebagai
berikut:
Ho: β1, β2= 0 Profitabilitas dan CSR tidak berpengaruh terhadap Tax
Avoidance.
Avoidance.
Pengambilan keputusan:
Berdasarkan probabilitas:
Tabel 4.14
Nilai F hitung
ANOVAb
Total 1,566 38
kriteria pengujian, nilai Fhitung tersebut lebih besar dari nilai Ftabel nya (9,,064 >
3,259), sehingga hasilnya tolak H0 dan juga angka probabilitas (P) menunjukkan
nilai yang signifikan (0,000 < 0,05) sehingga hasilnya pun sama yaitu menolak
H0, dan tentunya H1 harus diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Avoidance. Atau dengan kata lain profitabilitas dan CSR langsung berpengaruh
Tabel 4.15
Model Summaryb
Dimana pada output SPSS didapatkan nilai R = r = 0,579 maka KD dapat kita
KD = (0,579)2 x 100%
= 33,50 %
Sedangkan Tax Avoidance dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti