Disusun oleh:
Muh.Fikri Haikal
206601217
a. sanksi adm kepada 10 notaris yang melakukan kegiatan di pasar modal tapi tidak memiliki
surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal.
b. Sanksi administratif sebesar Rp750 juta kepada 3 pihak atas kasus pelanggaran peraturan
perundang-undangan pasar modal terkait pegawai efek yang melakukan kegiatan pemasaran
yang tidak dapat izin perorangan dari OJK. Sanksi kepada direksi serta perusahaan efek atau
pelanggaran pengawasan.
c. Sanksi administratif denda nilai Rp600 juta kepada 1 pihak atas kasus transaksi
perdagangan saham.
BAB VI PENILAIN SAHAM BIASA
A.Saham Biasa
1.Pengertian dan Konsep Saham Biasa
Saham biasa merupakan instrumen keuangan yang umum digunakan oleh investor untuk
berpartisipasi dalam pertumbuhan dan keberhasilan suatu perusahaan.
Berikut adalah beberapa konsep yang terkait saham biasa:
Kepemilikan dan Hak Suara
Dividen
Keuntungan dan Risiko
Prioritas Klaim
Harga Pasar dan Perdagangan
B.Saham Preferen
1.Pengertian saham Preferen
Saham preferen adalah jenis saham yang memberikan prioritas lebih kepada pemiliknya atas aset dan
laba perusahaan. Saham preferen merupakan gabungan antara obligasi dan saham biasa yang bisa
menghasilkan pendapatan tetap bagi pemegangnya.
1.Pembayaran Dividen,salah satu poin penting yang membedakan saham biasa dengan saham
preferen adalah hak dalam pembayaran dividen. Preferred stock dapat dikatakan sebagai saham
prioritas sebab para pemegang saham memiliki prioritas lebih tinggi dalam pembagian dividen
dibanding saham biasa.
2. Hak suara,meski lebih prioritas, preferred stock tidak memberikan hak suara lebih besar dari
pemegang saham biasa. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pengambilan keputusan akan
mengutamakan suara dari para pemegang saham biasa.
D.Jenis Deviden
Dividen Tunai
Dividen Saham
Dividen Proferti
Dividen Likuidasi
Dividen Janji Hutang
E.Pembayaran Dividen
1.Dividen tidak Teratur
Kenyataan beberapa perusahaan membayar dividen dengan tidak teratur, yaitu dividen tiap-tiap
periode tidak mempunyai pola yang jelas bahkan untuk periode-periode tertentu tidak embayar
dividen sama sekali (misalnya dalam periode masa rugi atau dalam periode kesulitan likuiditas).
2.Deviden Konstan tidak Bertumbuh
Umumnya perusahaan enggan memotong dividen karena pengurangan dividen akan dianggap sebagai
sinyal jelek oleh investor. Perusahaan yang memotong dividen akan dianggap mengalami kesulitan
likuiditas sehingga perlu mendapatkan tambahan dana dengan memotong dividen. Perusahaan emiten
tidak ingin mengeluarkan sinyal seperti ini,
sehingga jika tidak sangat terpaksa sekali biasanya perusahaan tidak akan memotong dividennya.
Hal yang paling banyak ditemui adalah perusahaan membayar dividen yang konstan dari waktu ke
waktu untuk menunjukkan bahwa likuiditas perusahaan dalam keadaan stabil.
3.Deviden dengan Pertumbuhan Konstan
Ketika sebuah perusahaan mengadopsi kebijakan dividen konstan tidak bertumbuh, ini dapat
menunjukkan bahwa perusahaan ingin memberikan kestabilan dan prediktabilitas kepada pemegang
sahamnya. Di sisi lain, kebijakan dividen dengan pertumbuhan konstan menunjukkan bahwa
perusahaan berusaha memberikan imbal hasil yang meningkat kepada pemegang saham seiring
waktu.
Bukit Asam membagikan dividen dalam jumlah besar setiap tahunnya. Pada tahun buku 2021, persero
an membagikan dividen dengan besaran 100% dari laba bersih 2021 senilai Rp 7,9 triliun atau Rp 688,
51 per saham.
Inalum atau MIND merupakan pemegang saham perseroan sebagai Holding BUMN tambang yaitu se
besar 65,93%. Selanjutnya, masyarakat di bawah 5 persen memegang 33,78% saham PTBA.
Pada kuartal III, perseroan mencatat laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas ind
uk Rp 10 triliun. Sementara laba bersih tersebut melonjak 109,75% yoy dari sebelumnya Rp 4,76 trili
un.
PTBA menjadi saham LQ45 pemberi dividen terbesar dengan dividend yield hingga 19,29%.
2.Karakteristik Obligasi
Periode
Terdapat kontrak
Nilai utang pokok
Adanya coupon rate
Keuntungan berupa kupon dan bunga
Ada peringkat risiko atau reting
Dapat diklaim aset penerbit
3.Klasifikasi Obligasi
Obligasi berdasarkan kupon
Obligasi berdasarkan penerbit
Berdasarkan syariah
B.Penilaian Obligasi
1.Konsep Penilaian Obligasi
Penilaian obligasi melibatkan penentuan nilai intrinsik atau nilai wajar dari suatu obligasi. Nilai ini
mencerminkan estimasi investor terhadap nilai sekarang dari arus kas yang dihasilkan oleh obligasi
selama masa berlakunya. Beberapa konsep utama yang terkait dengan penilaian obligasi melibatkan
faktor-faktor seperti tingkat suku bunga, risiko kredit, dan karakteristik obligasi itu sendiri.
C.Yield Obligasi
Yield obligasi adalah tingkat pengembalian efektif yang dihasilkan oleh sebuah obligasi berdasarkan
harga pasar saat ini. Dalam konteks obligasi, "yield" bisa merujuk kepada beberapa metrik yang
berbeda, termasuk:
STUDI KASUS
PT CBA menerbitkan obligasi dengan nilai nominal Rp2.000.000.000 dan bunga 9%.
Obligasi berjangka 5 tahun dengan bunga yang dibayarkan setiap 6 bulan.Sementara itu,
tingkat bunga pasar pada saat penjualan adalah 9%. Berapa bunga tahunan yang bisa
didapatkan investor?
Pembahasan
Diketahui:
1. Bunga dibayarkan per 6 bulan dengan nominal bunga 4.5% (hasil dari 9 persen/tahun)
Dikarenakan obligasi dijual dengan harga nominal maka hasil dari bunga per tahun bisa
ditemukan dengan cara simpel. Yaitu, dikalikan dari jumlah bunga per periode × jumlah
periode.
Sementara itu, jurnal yang perlu dicatat adalah beban bunga di kolom debit dan kas di kolom
kredit dengan nominal sama. Yaitu, Rp90.000.000.