Anda di halaman 1dari 8

PASAR MODAL

TUGAS INDIVIDU TM 2

Disusun Oleh:
Adinda Naurah Illona
042011233063

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023
PASAR KEUANGAN

Pasar keuangan atau financial market merupakan penghubung antara unit defisit
dengan unit surplus dan merupakan jantung dari sistem keuangan karena kemampuannya
menarik dana masyarakat dan mengalokasikan kembali tabungan tersebut dalam bentuk
pinjaman ataupun investasi. Pasar keuangan terdiri dari pasar uang dan pasar modal.

PASAR UANG

Pasar Uang merupakan sarana investasi dan mobilisasi dana jangka pendek.
Kehadiran pasar uang dilatarbelakangi adanya kebutuhan untuk mendapatkan sejumlah dana
dalam jangka pendek yang sifatnya harus dipenuhi dengan segera. Pasar Uang merupakan
sarana bagi lembaga keuangan, perusahaan non keuangan, ataupun perorangan, untuk
memenuhi kebutuhan dana ataupun untuk menempatkan kelebihan dana jangka pendeknya.

Pelaku Pasar Uang


1. Lembaga pemerintah: Bank Sentral, Departemen Keuangan
2. Lembaga Keuangan Perbankan: Bank Pemerintah, Bank Komersial
3. Lembaga Keuangan non Perbankan: Asuransi, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan,
Lembaga Jasa Keuangan
4. Lembaga di Pasar Modal
5. Institusi umum dan perorangan

Fungsi Pasar Uang


1. Bagi pihak yang membutuhkan dana:
a. Untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendek
b. Untuk menjaga likuiditas jangka pendek
c. Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja
d. Untuk memenuhi kebutuhan kalah kliring
2. Bagi pihak yang menyalurkan dana:
a. Sebagai sarana untuk menabung dan berjaga-jaga
b. Sebagai sarana investasi
3. Bagi Lembaga Pemerintah:
a. Sebagai sarana untuk memobilisasi dana masyarakat
b. Sebagai sarana untuk melakukan kebijakan moneter (ekspansi dan kontraksi
moneter)

Ciri-ciri Pasar Uang


1. Jangka waktu jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun
2. Tidak terikat pada tempat tertentu
3. Pada umumnya para pelaku bertemu secara langsung (OTC)
4. Tidak memerlukan adanya guarantor/underwriter

Instrumen Pasar Uang


1. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU): Surat-surat berharga berjangka pendek yang
dapat diperjualbelikan secara diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga diskonto
yang ditunjuk oleh BI.
2. Surat Perbendaharaan Negara (SPN): Surat pengakuan utang yang dikeluarkan oleh
negara, dalam Rupiah maupun Valas berjangka waktu sampai dengan 12 bulan
dengan pembayaran bunga secara diskonto.
3. Deposito: Sertifikat Deposito adalah instrumen keuangan yang diterbitkan oleh suatu
bank atas unjuk dan dinyatakan dalam suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga
tertentu.
4. Commercial Paper: Surat berharga komersial yang merupakan surat sanggup (promes)
tanpa jaminan (unsecured debt) yang diterbitkan oleh perusahaan dan diperdagangkan
melalui bank atau perusahaan efek, berjangka waktu pendek (short term) dan
diperdagangkan dengan sistem diskonto.
5. Call Money: Kegiatan pinjam meminjam dana antara bank yang terjadi dalam proses
kliring di Bank Indonesia.
6. Repurchase Agreement (REPO): Transaksi jual beli surat-surat berharga disertai
dengan perjanjian bahwa penjual akan membeli kembali surat-surat berharga yang
dijual tersebut pada tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan.
7. Banker's Acceptance Suatu instrumen pasar uang yang digunakan untuk memberikan
kredit pada eksportir atau importir untuk membayar sejumlah barang atau untuk
membeli valuta asing.
PASAR MODAL

UU No. 8/1995 tentang Pasar Modal (UUPM), menyebutkan bahwa Pasar Modal
merupakan wadah untuk melakukan transaksi perdagangan berbagai instrumen keuangan
jangka panjang, seperti: surat utang (obligasi), ekuitas (saham), reksa dana, instrumen
derivatif maupun instrumen lainnya.
Transaksi jual beli efek pasar modal dilakukan di Bursa Efek, yaitu pihak yang
menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan
penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara
mereka.
Berdasarkan UUPM, Efek adalah surat berharga berbentuk surat pengakuan utang,
surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan, kontrak
investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap bentuk derivatif atas efek. Adapun
Efek-efek yang ditransaksikan di Pasar Modal di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Saham:
2. Obligasi
3. Derivatif (rights, waran, options, futures)
4. Unit penyertaan Reksa Dana
5. Exchange Traded Fund (ETF)
6. Efek Beragun Aset (EBA)/ABS
7. Dana Investasi Real Estate (DIRE)/REITs

Saham
Saham Merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh emiten untuk
memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan jenis yang paling populer di Pasar
Modal.

Jenis Saham Berdasarkan Hak Klaim


1. Saham Biasa (Common Stock):
a. Dividen hanya akan diterima jika disetujui dalam RUPS
b. Memiliki hak suara (voting rights) dalam RUPS
c. Memiliki hak terakhir (junior) atas pembagian dividen serta aset perusahaan
saat likuidasi
d. Memiliki hak untuk mengalihkan kepemilikannya kepada pihak lain
2. Saham Preferen (Preferred Stock):
a. Tidak memiliki hak suara (voting rights) dalam RUPS
b. Memiliki hak untuk menerima dividen dalam jumlah yang tetapsetiap tahun
c. Memiliki hak terlebih dahulu (utama) atas pembagian dividen serta aset
perusahaan saat likuidasi
d. Memiliki hak untuk mengkonversi kepemilikannya menjadisaham biasa

Imbal Hasil Investasi Saham


1. Dividen: pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari
keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat
berupa:
a. Dividen tunai
b. Dividen Saham
2. Capital Gain: selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan
adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
3. Saham Bonus: saham yang dibagikan secara cuma-cuma kepada para pemegang
saham, sesuai dengan proporsi kepemilikan sahamnya.

Risiko Investasi Saham


1. Capital Loss: kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor
menjual saham lebih rendah dari harga beli.
2. Risiko Kebangkrutan: Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh
Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan.
3. Risiko Likuiditas Aset
4. Risiko Delisting: Risiko jika saham perusahaan dikeluarkan dari papan perdagangan di
Bursa Efek (delist). Suatu saham perusahaan akan di-delisting karena kinerja
perusahaan yang buruk.
5. Risiko Suspending: Jika suatu saham di suspend atau diberhentikan perdagangannya
oleh otoritas bursa efek, maka investor tidak dapat melakukan perdagangan hingga
status suspend dicabut.
6. Risiko Unik (unsystematic risk) dan Risiko Pasar (systematic risk): Dalam aktivitas
perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa
kenaikan maupun penurunan.
Obligasi
Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat
dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan
berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah
ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.

Jenis Obligasi Berdasarkan Penerbit


1. Corporate Bonds: Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk
badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.
2. Government Bonds: Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
3. Municipal Bond: Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untut membiayai
proyek- proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).

Karakteristik Obligasi
1. Memiliki Nilai Nominal (Face Value): Nilai pokok dari suatu obligasi yang akan
diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.
2. Kupon (the Interest Rate): Nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara
berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan) Kupon
obligasi dinyatakan dalam annual prosentase.
3. Waktu Jatuh Tempo (Maturity): Tanggal dimana pemegang obligasi akan
mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang
dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai
dengan diatas 5 tahun.

Manfaat Berinvestasi Obligasi


Bagi emiten (issuer)
a. Alternatif pendanaan yang relatif murah dibandingkan pinjaman di Bank.
b. Dibandingkan menerbitkan saham, posisi kepemilikan perusahaan tidak akan
mengalami perubahan.
c. Sifat utang dalam bentuk jangka panjang memberikan fleksibilitas yang tinggi bagi
manajemen emiten dalam penggunaan dana.
Bagi investor
a. Alternatif investasi yang aman
b. Berpotensi mendapatkan capital gain
c. Kedudukan investor obligasi lebih senior dibandingkan saham
d. Mendapatkan kupon secara periodik dan pelunasan pokok diakhir umur obligasi.
e. Memperoleh penghasilan secara periodik dalam jangka waktu yang panjang.
f. Memperoleh yield yang lebih tinggi dibandingkan instrumen jangka pendek, misalnya
deposito

Imbal Hasil Investasi di Obligasi


1. Bunga
Dibayar secara reguler sampai jatuh tempo danditetapkan dalam persentase dari nilai
nominal. Biasanya pembayaran bunga terjadi setiap 3 atau 6 bulan sekali.
2. Capital Gain
Sebelum jatuh tempo biasanya obligasidiperdagangkan di Pasar Sekunder, sehingga
investormempunyai kesempatan untuk memperoleh CapitalGain. Capital Gain juga
dapat diperoleh jika investormembeli obligasi dengan diskon yaitu dengan nilailebih
rendah dari nilai nominalnya, kemudian padasaat jatuh tempo ia akan memperoleh
pembayaransenilai dengan harga nominal.
3. Hak klaim pertama
Jika emiten bangkrut atau dilikuidasi, pemegangobligasi sebagai kreditur memiliki
hak klaim pertamaatas aktiva perusahaan.
4. Hak konversi menjadi saham untuk pemegang Obligasi Konversi
Investor dapat mengkonversikan obligasi menjadi saham pada harga yang telah
ditetapkan, dan kemudian berhak untuk memperoleh manfaat atas saham.

Reksa Dana
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) didefinisikan
bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer
investasi.

Jenis Reksa Dana Berdasarkan Isi Portofolio


1. Reksa Dana Saham: Manajer Investasi akan menempatkan sekurang-kurangnya 80%
dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Ekuitas. Level risiko dan imbal hasilnya
tinggi yang berasal dari capital gain penjualan saham serta pembagian dividen.
2. Reksa Dana Campuran: menginvestasikan dananya pada efek bersifat Ekuitas, Efek
bersifat Utang serta Pasar Uang sesuai market timing saat itu dalam kondisi bullish
atau bearish. Level risiko dan imbal hasilnya moderat
3. Reksa Dana Pendapatan Tetap: menempatkan sekurang-kurangnya 80% dari
aktivanya dalam bentuk Efek bersifat utang atau obligasi jangka panjang. Level risiko
dan imbal hasilnya moderat
4. Reksa Dana Pasar Uang: Investasi hanya dilakukan pada instrumen pasar uang yang
memiliki periode jatuh tempo kurang dari 1 tahun yang memiliki rating tinggi. Level
risiko dan imbal hasilnya rendah.

Exchange Traded Fund (ETF)


ETF / Exchange Traded Fund diartikan sebagai Reksa Dana yang diperdagangkan di
Bursa. Sama seperti reksa dana konvensional, ETF merupakan Kontrak Investasi Kolektif,
perbedaannya adalah unit penyertaan ETF dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa seperti
saham. Pada ETF ada pula market maker (broker yang ditunjuk oleh manajer investasi untuk
bertanggung jawab dalam menyediakan likuiditas ETF).

Dana Investasi Real Estate (DIRE/REITs)


DIRE / Real Estate Investment Trust adalah sarana investasi baru yang secara hukum
di Indonesia akan berbentuk KIK. DIRE diartikan sebagai kumpulan uang pemodal yang oleh
perusahaan investasi akan diinvestasikan ke bentuk aset properti baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Karakteristik DIRE
1. Investasi dilakukan pada aset Real Estate, yaitu tanah secara fisik termasuk
bangunan yang ada di atasnya
2. Memiliki pendapatan yang relatif stabil
3. Aset yang berkaitan dengan real estat adalah efek perusahaan real estate yang
tercatat di Bursa Efek dan atau diterbitkan oleh perusahaan real estat
4. Aset yang menjadi portofolio dana investasi real estate berbentuk KIK harus
memiliki hukum yang kuat, sah dan mudah ditransaksikan
5. Seluruh atau sebagian besar Pendapatan (minimal 90% dari laba bersih) wajib
didistribusikan kepada investor

Anda mungkin juga menyukai