Secara historis, LQ-45 merupakan salah satu indeks yang terdapat di Bursa Efek
Indonesia (BEI) yang terdiri dari 45 saham dengan nilai pasar dan likuiditas yang
tinggi. Indeks ini pertama kali diluncurkan pada tanggal 13 Juli 1994. Tujuan
diluncurkannya indeks LQ-45 adalah untuk dapat menjadi pelengkap dari IHSG
Untuk dapat masuk dalam pemilihan indeks LQ-45, suatu saham harus memenuhi
1. Masuk dalam rangking enam puluh (60) terbesar dari total transaksi
Selain itu untuk menentukan saham-saham sehingga bisa masuk kedalam LQ- 45
BEI, digunakan dua grup kriteria seleksi (Roy Sembel & Tedy Fardiansyah,
di pasar reguler.
indeks LQ-45. Indeks LQ-45 ini akan ditinjau ulang setiap 3 bulan, dilakukan
indeks LQ-45. Review pergantiannya sendiri akan dilakukan setiap 6 bulan, yaitu
Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria lagi, maka saham tersebut
harus dikeluarkan dari LQ-45 dan digantikan dengan saham lainnya yang
memenuhi kriteria. Saham yang masuk kriteria dengan ranking 1 sampai dengan
perhitungan indeks.
informasi yang luas juga sebagai wujud tanggung jawab perusahaan. Informasi
Penelitian ini hanya fokus pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri pada
sub sektor otomotif dan komponen, perusahaan manufaktur sektor industri dasar
dan kimia pada sub sektor pakan ternak, perusahaan manufaktur sektor industri
barang konsumsi pada sub sektor rokok, perusahaan manufaktur sektor industri
barang konsumsi pada sub sektor makanan & minuman, perusahaan manufaktur
sektor industri dasar dan kimia pada sub sektor semen, perusahaan manufaktur
sektor industri barang konsumsi pada sub sektor farmasi, dan perusahaan
manufaktur sektor industri barang konsumsi pada sub sektor kosmetik &
Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu yang ditentukan. Laporan tahunan
Astra International Tbk (ASII) didirikan pada tanggal 20 Februari 1957 dengan
Pemegang saham terbesar Astra International Tbk adalah Jardine Cycle &
Carriage Ltd (50,11%), perusahaan yang didirikan di Singapura. Jardine Cycle &
Carriage Ltd merupakan entitas anak dari Jardine Matheson Holdings Ltd,
dan jasa konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama Astra bersama anak usahanya
Peugeot dan BMW), sepeda motor (Honda) berikut suku cadangnya, penjualan
Astra memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI),
antara lain: Astra Agro Lestari Tbk (AALI), Astra Graphia Tbk (ASGR), Astra
Otoparts Tbk (AUTO) dan United Tractors Tbk (UNTR). Selain itu, Astra juga
memiliki satu perusahaan asosiasi yang juga tercatat di BEI, yaitu Bank Permata
Tbk (BNLI).
sebanyak 30.000.000 saham dengan nominal Rp1.000,- per saham, dengan Harga
Penawaran Perdana Rp14.850,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada
Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) didirikan 07 Januari 1972 dalam rangka
Penanaman Modal Asing (“PMA”) dan beroperasi secara komersial mulai tahun
1972. Kantor pusat CPIN terletak di Jl. Ancol VIII No. 1, Jakarta dengan kantor
meliputi industri makanan ternak, pembibitan dan budidaya ayam ras serta
termasuk unit-unit cold storage, menjual makanan ternak, makanan, daging ayam
dan sapi, bahan-bahan asal hewan di wilayah Indonesia, maupun ke luar negeri.
Merek-merek yang dimiliki Pokphand, antara lain: pakan ternak (HI-Pro, HI-Pro-
Vite, Bintang, Bonavite, Royal Feed, Turbo Feed dan Tiji) dan produk pengolahan
tanggal 26 Juni 1958 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1958.
Kantor pusat Gudang Garam beralamat di Jl. Semampir II / 1, Kediri, Jawa Timur,
Karanganyar dan Sumenep. Selain itu, GGRM juga memiliki kantor perwakilan di
Jl. Jenderal A. Yani 79, Jakarta dan Jl. Pengenal 7 – 15, Surabaya – Jawa Timur.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Gudang Garam Tbk adalah
Suryaduta Investama merupakan induk usaha dan induk usaha terakhir GGRM.
bergerak di bidang industri rokok dan yang terkait dengan industri rokok. Gudang
Garam memproduksi berbagai jenis rokok kretek, termasuk jenis rendah tar dan
nikotin (LTN) serta produk tradisional sigaret kretek tangan. Merek-merek rokok
GGRM, antara lain: Klobot, Sriwedari, Djaja, Gudang Garam, Gudang Garam
Merah, Gudang Garam Gold, Surya, Surya Pro Mild dan GG Mild.
Pada tanggal 17 Juli 1990, GGRM memperoleh izin Menteri Keuangan untuk
sebanyak 57.807.800 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) didirikan 02 September 2009 dan
mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1 Oktober 2009. ICBP merupakan
hasil pengalihan kegiatan usaha Divisi Mi Instan dan Divisi Penyedap Indofood
Indofood CBP berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 23, Jl. Jend.
dan anak usaha berlokasi di pulau Jawa, Sumatera, Kalimatan, Sulawesi dan
Malaysia.
Induk usaha dari Indofood CBP Sukses Makmur Tbk adalah INDF, dimana INDF
memiliki 80,53% saham yang ditempatkan dan disetor penuh ICBP, sedangkan
induk usaha terakhir dari ICBP adalah First Pacific Company Limited (FP), Hong
Kong.
dari, antara lain, produksi mi dan bumbu penyedap, produk makanan kuliner,
pengembangan.
Merek-merek yang dimiliki Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, antara lain:
untuk produk Mi Instan (Indomei, Supermi, Sarimi, Sakura, Pop Mie, Pop Bihun
dan Mi Telur Cap 3 Ayam), Dairy (Indomilk, Enaak, Tiga Sapi, Kremer, Orchid
Butter, Indoeskrim dan Milkuat), penyedap makan (bumbu Racik, Freiss, Sambal
Indofood, Kecap Indofood, Maggi, Kecap Enak Piring Lombok, Bumbu Spesial
Indofood dan Indofood Magic Lezat), Makanan Ringan (Chitato, Chiki, JetZ,
Qtela, Cheetos dan Lays), nutrisi dan makanan khusus (Promina, Sun, Govit dan
Provita)
per saham saham dengan harga penawaran Rp5.395,- per saham. Saham-saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 07 Oktober
2010.
Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) didirikan tanggal 14 Agustus 1990 dengan
tahun 1990. Kantor pusat INDF berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower,
Lantai 21, Jl. Jend. Sudirman Kav. 76 – 78, Jakarta 12910 – Indonesia. Sedangkan
pabrik dan perkebunan INDF dan anak usaha berlokasi di berbagai tempat di
Induk usaha dari Indofood Sukses Makmur Tbk adalah CAB Holding Limited
(miliki 50,07% saham INDF), Seychelles, sedangkan induk usaha terakhir dari
Indofood Sukses Makmur Tbk adalah First Pacific Company Limited (FP), Hong
Kong.
Saat ini, Perusahaan memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI), antara lain: Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan
lain terdiri dari mendirikan dan menjalankan industri makanan olahan, bumbu
masyarakat, antara lain mi instan (Indomie, Supermi, Sarimi, Sakura, Pop Mie,
Pop Bihun dan Mi Telur Cap 3 Ayam), dairy (Indomilk, Cap Enaak, Tiga Sapi,
Indomilk Champ, Calci Skim, Orchid Butter dan Indoeskrim), makan ringan
(Chitato, Lays, Qtela, Cheetos dan JetZ), penyedap makan (Indofood, Piring
Lombok, Indofood Racik dan Maggi), nutrisi & makanan khusus (Promina, SUN,
Govit dan Provita), minuman (Ichi Ocha, Tekita, Caféla, Club, 7Up, Tropicana
Twister, Fruitamin, dan Indofood Freiss), tepung terigu & Pasta (Cakra Kembar,
Segitiga Biru, Kunci Biru, Lencana Merah, Chesa, La Fonte), minyak goreng dan
Pada tahun 1994, INDF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk
sebanyak 21.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) didirikan tanggal 16 Januari 1985 dan
memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1985. Kantor pusat INTP
berlokasi di Wisma Indocement Lantai 8, Jl. Jend. Sudirman Kav. 70-71, Jakarta
12910 – Indonesia dan pabrik berlokasi di Citeureup – Jawa Barat, Palimanan –
Prakarsa Tbk, yaitu: Brichwood Omnia Limited, Inggris (induk usaha) (51,00%).
Cement AG.
usaha yang meliputi pabrikasi dan penjualan semen (sebagai usaha inti) dan beton
siap pakai, serta tambang agregat dan trass. Produk semen Indocement adalah
Portland Composite Cement, Ordinary Portland Cement (OPC Tipe I, II, dan V),
Oil Well Cement (OWC), Semen Putih dan TR-30 Acian Putih. Semen yang
Pada tahun 1989, INTP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk
sebanyak 89.832.150 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga
Kalbe Farma Tbk (KLBF) didirikan tanggal 10 September 1966 dan memulai
kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1966. Kantor pusat Kalbe berdomisili di
Gedung KALBE, Jl. Let. Jend. Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta 10510,
sedangkan fasilitas pabriknya berlokasi di Kawasan Industri Delta Silicon, Jl.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Kalbe Farma Tbk, antara
lain: PT Gira Sole Prima (10.17%), PT Santa Seha Sanadi (9.71%), PT Diptanala
(9.21%) dan PT Bina Arta Charisma (8.61%). Semua pemegang saham ini
merupakan pemegang saham pengendali dan memiliki alamat yang sama yakni, di
antara lain usaha dalam bidang farmasi, perdagangan dan perwakilan. Saat ini,
primer.
Hemapo, dan CPG), produk kesehatan (Promag, Mixagrip, Extra Joss, Komix,
Woods, Entrostop, Procold, Fatigon, Hydro Coco, dan Original Love Juice),
produk nutrisi mulai dari bayi hingga usia senja, serta konsumen dengan
kebutuhan khusus (Morinaga Chil Kid, Morinaga Chil School, Morinaga Chil
Mil, Morinaga BMT, Prenagen, Milna, Diabetasol Zee, Fitbar, Entrasol, Nutrive
Kalbe memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia,
yakni Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT). Pada tahun 1991, KLBF
dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.800,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
Semen Indonesia (Persero) Tbk (dahulu bernama Semen Gresik (Persero) Tbk)
(SMGR) didirikan 25 Maret 1953 dengan nama “NV Pabrik Semen Gresik” dan
mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 07 Agustus 1957. Kantor pusat
SMGR berlokasi di Jl. Veteran, Gresik 61122, Jawa Timur dan kantor perwakilan
di Gedung The East, Lantai 18, Jl. DR Ide Anak Agung Gde Agung Kuningan,
Jakarta 12950 – Indonesia. Pabrik semen SMGR dan anak usaha berada di Jawa
berbagai kegiatan industri. Jenis semen yang hasilkan oleh SMGR, antara lain:
Semen Portland (Tipe I, II, III dan V), Special Blended Cement, Portland
Pozzolan Cement, Portland Composite Cement, Super Masonry Cement dan Oil
Well Cement Class G HRC. Saat ini, kegiatan utama Perusahaan adalah bergerak
di industri semen. Hasil produksi Perusahaan dan anak usaha dipasarkan didalam
dan diluar negeri.
Pada tanggal 04 Juli 1991, SMGR memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-
Unilever Indonesia Tbk (UNVR) didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan
nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. dan mulai beroperasi secara komersial tahun
1933. Kantor pusat Unilever berlokasi di Grha Unilever, BSD Green Office Park
Kav. 3, Jln BSD Boulevard Barat, BSD City, Tangerang 15345, dan pabrik
berlokasi di Jl. Jababeka 9 Blok D, Jl. Jababeka Raya Blok O, Jl. Jababeka V Blok
V No. 14-16, Kawasan Industri Jababeka Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, serta Jl.
Rungkut Industri IV No. 5-11, Kawasan Industri Rungkut, Surabaya, Jawa Timur.
Unilever Indonesia Tbk (UNVR) didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan
nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. dan mulai beroperasi secara komersial tahun
1933. Kantor pusat Unilever berlokasi di Grha Unilever, BSD Green Office Park
Kav. 3, Jln BSD Boulevard Barat, BSD City, Tangerang 15345, dan pabrik
berlokasi di Jl. Jababeka 9 Blok D, Jl. Jababeka Raya Blok O, Jl. Jababeka V Blok
V No. 14-16, Kawasan Industri Jababeka Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, serta Jl.
Rungkut Industri IV No. 5-11, Kawasan Industri Rungkut, Surabaya, Jawa Timur.
kosmetik, minuman dengan bahan pokok teh dan minuman sari buah.
Rinso, Cif, Unilever Pure, Surf, Sunlight, Vixal, Super Pell, Wipol, Lux, Rexona,
Pepsodent, AXE, Clear, Vaseline, Citra, Citra Hazeline, SariWangi, Bango, Blue
Band, Royco, Buavita, Wall’s Buavita, Wall’s, Lipton, Magnum, Cornetto, Paddle
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 11 Januari 1982.
Perusahaan yang diambil sampel adalah perusahaan yang memenuhi kriteria yang
telah ditetapkan dengan metode purposive sampling seperti yang telah dijelaskan
manufaktur. Penelitian ini melihat pengaruh Current Ratio (CR), dan Debt to
Equity Ratio (DER) terhadap return saham. Data rasio keuangan perusahaan
Efek Indonesi yang menjadi objek penelitian. Adapun deskripsi variabel dan data
dari Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return saham pada
kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih
menggunakan rumus :
Current Ratio =
(Kasmir, 2017:119)
Debt to Equity Ratio adalah rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan
ekuitas. Dalam mengukur Debt to Equity Ratio dalam penelitian ini menggunakan
rumus :
(Kasmir, 2017:124)
Return saham dalam penelitian ini adalah tingkat pengembalian suatu investasi
Pada tabel 4.1 merupakan data dari Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio
tahun 2013-2017.
Tabel 4.1
Data Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return Saham
(Dividend Yield) dari Perusahaan Sampel
No Kode Tahun Current Debt to Return
Perusahaan Ratio (CR) Equity Ratio Saham
(DER) (Dividend
Yield)
1 ASII 2013 124,20 1,02 3,18
2014 132,26 0,96 2,91
2015 137,93 0,94 2,95
2016 123,94 0,87 2,03
2017 122,86 0,89 0,66
2 CPIN 2013 379,23 0,58 1,36
2014 224,07 0,91 0,48
2015 210,62 0,97 1,12
2016 216,80 0,73 0,58
2017 231,65 0,56 0,96
3 GGRM 2013 172,21 0,73 1,90
2014 162,02 0,75 1,32
2015 177,04 0,67 4,73
2016 193,79 0,59 4,07
2017 194,06 0,57 3,10
4 ICBP 2013 241,06 0,60 1,86
2014 218,32 0,66 1,69
2015 232,60 0,62 1,90
ditemukan adanya korelasi kuat antar variabel independent. Untuk mendeteksi ada
atau tidaknya Multikolinearitas didalam model regresi dapat dilihat dari tolerance
dan variance inflation factor (VIF). Nilai cut-off yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance < 0.10 atau sama
dengan nilai VIF<10. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.2
Tabel nilai hasil uji multikolinearitas
Variabel Keterangan Kesimpulan
Tolerance VIF
Berdasarkan hasil analisis diatas menunjukkan bahwa nilai VIF yang ditemukan
adalah sebesar 6.310. Oleh karena tersebut kurang dari 10 maka dapat
‘Uji ini digunakan untuk mengetahui kesamaan varians error untuk setiap nilai X,
metode uji glejser dengan cara meregresikan antara variabel independent dengan
nilai absolut residualnya’ (Priyatno, 2014:115). Hasil pengujian dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 4.3
Tabel nilai hasil Heteroskedastisitas
Variabel Keterangan Kesimpulan
F Sig.
Current ratio 3.635 .035a Tidak terjadi
Debt to equity heteroskedastisitas
ratio
Absolut residu
Sumber : Data diolah (2019)
Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas menujukkan bahwa nilai F yang
ditemukan sebesar 3.635 dengan sig. 0.035. Oleh karena nilai sig tersebut lebih
‘Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai
residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusikan secara normal atau tidak’
Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusikan
secara normal, yaitu dapat menggunakan uji One Sample Kolmogorov – Smirnov.
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas
Variabel Kolmogorov– Sig. Keterangan
Smirnov Z
Current ratio .841 .480 Normal
Debt to equity ratio .936 .345 Normal
Dividen yield .825 .503 Normal
Berdasarkan hasil analisis diatas diperoleh untuk variabel current ratio nilai Z K-
S sebesar 0.841 dengan asymp sig. 0.480. Oleh karena nilai asymp sig tersebut
lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data variabel current ratio
berdistribusi normal.
Berdasarkan analisis diatas diperoleh untuk variabel debt to equity ratio nilai Z K-
S sebesar 0.936 dengan asymp sig. 0.345. Oleh karena nilai asymp sig tersebut
lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data variabel current ratio
berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil analisis diatas diperoleh untuk variabel dividend yield nilai Z
K-S sebesar 0.825 dengan asymp sig. 0.503. Oleh karena nilai asymp sig tersebut
lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data variabel current ratio
berdistribusi normal.
dalam model regresi terdapat korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t-
antara satu dengan lainya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari
1. Bila nilai D-W terletak antara angka -2 sampai +2, maka koefisien
2. Bila D-W lebih rendah atau dibawah angka -2, maka koefisien pada
Tabel 4.5
Hasil uji autokorelasi
Variabel Durbin-Watson
Berdasarkan hasil analisis diatas diperoleh untuk variabel current ratio nilai
Durbin-Watson sebesar 1.190. Oleh karena nilai angka D-W diantara -2 sampai
turunnnya) variabel dependen, bila dua atau variabel independen sebagai faktor
Analisis regresi linier berganda juga untuk mengetahui sejauh mana tingkat
keeratan pengaruh current ratio dan debt to equity ratio terhadap return saham
current ratio dan debt to equity ratio terhadap return saham sebagi berikut:
Tabel 4.6
Tabel nilai hasil regresi linier berganda
Variabel Unstandardized
Coefficients (B).
Constant 33.062
Current ratio -4.758
Debt to Equity Ratio -22.127
Sumber : Data diolah (2019)
Y = 33.062-4.758 X1-22.127 X2
berikut :
1. Konstanta (a) sebesar 33.062 dapat diartikan bahwa Return saham akan bernilai
sebesar 33.062% apabila Current Ratio dan Debt to Equity ratio nilainya tetap
artinya setiap kenaikan Current Ratio sebesar 1% maka Return saham akan
-22.127 artinya setiap kenaikan Debt to Equity Ratio sebesar 1% maka Return
Tabel 4.7
Tabel nilai hasil determinasi
Variabel R R Square
Current Ratio (CR) .384a .148
Debt to Equity Ratio (DER)
Sumber : Data diolah (2019)
Berdasarkan nilai hasil determinasi pada tabel 4.7 tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. R = 0.384 artinya koefisien korelasinya sebesar 0.384. Angka
variabel lain
Tabel 4.8
Tabel nilai hasil uji t
Variabel t Sig.
Current Ratio (CR) -1.426 .161
Debt to Equity Ratio -2.219 .032
(DER)
Sumber : Data diolah (2019)
Berdasarkan nilai hasil uji t pada tabel 4.8 diatas, untuk menguji koefisien
garisnya dapat dilihat pada kolom t dan sig. Pengujian koefisien garis regresi
1. Untuk variabel Current Ratio (CR) (X1) ditemukan nilai b1 = -4.758 dengan
t = -1.426 dan sig. = 0,161. Oleh karena nilai sig. > 0,05 maka H 0 (β1 = 0 )
dengan t = -2.219 dan sig. = 0,032. Oleh karena nilai sig. < 0,05 maka Ho
pengujian tersebut ditemukan F hitung sebesar 3.635 dengan sig. = 0,035. Oleh
karena nilai sig. < 0,05 maka H 0 ( p = 0 ) ditolak yang artinya Current Ratio (CR)
dan Debt to Equity Ratio (DER) secara simultan memiliki pengaruh yang
4.3 Interpretasi
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Current Ratio (CR) dan
Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return saham pada perusahaan yang
penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier berganda, untuk memperoleh
Berdasarkan hasil dari uji statistik t yang ditampilkan pada tabel 4.8, maka
diketahui bahwa nilai t sebesar -1.426 dengan signifikansi 0,161 > 0,05. Hal ini
Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Elia W.
tidak berpengaruh signifikan memiliki makna bahwa Current Ratio (CR) bukan
menanamkan modalnya. Minat investor yang menurun ini berimbas pada turunnya
Ratio (CR) akan menurunkan Return saham. Tidak adanya pengaruh yang
signifikan dari Current Ratio (CR) terhadap return saham mengandung arti bahwa
Current Ratio (CR) yang tinggi mencerminkan bahwa perusahaan dalam kondisi
yang likuid yang berarti bahwa perusahaan dalam keadaan memiliki kemampuan
yang baik dalam mendanai perusahaan dalam jangka pendeknya. Namun Current
mengoptimalkan aktiva lancar dalam kondisi yang kurang baik. Karena dengan
nilai Current Ratio (CR) yang tinggi ini ternyata return saham yang dihasilkan
perusahaan hanya kecil. Current Ratio (CR) yang semakin tinggi maka laba bersih
yang dihasilkan perusahaan semakin sedikit, karena rasio lancar yang tinggi
menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar yang tidak baik terhadap
Dari hasil uji t pada tabel 4.8 terdapat nilai t yang diperoleh yaitu -2.219 dengan
nilai signifikansi sebesar 0,032 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Debt to
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adriana
Kundiman dan Lukmanul Hakim (2016) bahwa Debt to Equity Ratio (DER)
return saham. Debt to Equity Ratio (DER) yang berpengaruh terhadap return
saham (Dividen Yield) menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) yang
kecil tidak akan menjadi beban bagi perusahaan karena adanya kewajiban dari
perusahaan untuk membayar hutang dan adanya resiko kebangkrutan yang akan
ditanggung oleh investor. Di sisi lain hutang sangat dibutuhkan oleh perusahaan
menambah modal perusahaan karena dengan memiliki hutang yang besar dapat
investor lebih tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut sehingga harga
saham perusahaan tersebut akan naik dan return saham juga akan naik.
4.3.3 Pengaruh Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio (DER)Terhadap
Return Saham
Berdasarkan hasil pengujian secara simultan didapat F hitung sebesar 3.635 dan
nilai sig. 0,035. Karena nilai signifikan jauh lebih kecil dari 0,05 maka dapat
diketahui bahwa variabel Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio (DER)
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aryanti,
Mawardi, dan Selvi Andesta (2016). Hasil uji koefisien determinasi pada tabel
variabel return perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel Current Ratio (CR) dan
Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 14,8% dan 85,2% dijelaskan oleh faktor-
faktor lain.
Dari hasil uji simultan dan uji koefisien determinasi menggunakan nilai R2 dapat
disimpulkan bahwa Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio (DER)
berpengaruh signifikan terhadap return saham secara simultan (bersama-sama)
pada perusahaan yang terdaftar di LQ 45 tahun 2013-2017. Terbuktinya hasil uji
hipotesis ini berarti Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara
bersama-sama merupakan faktor yang diperlukan