Anda di halaman 1dari 5

Nama : Angel Imanuelia P

NIM : 195020401111028

Matkul : Analisis Fundamental & Teknikal

Dosen : Ibu Tyas Danarti Hascaryani

TUGAS 2

1. Perbandingan PER Suatu Saham Pada Sektor Properti & Real Estate dan Sektor
Infrastruktur.

SEKTOR PROPERTI & REAL ESTATE SEKTOR INFRASTRUKTUR


No Kode PER Perusahaan No Kode PER Perusahaan
1 AMAN 64,93 Makmur Berkah Amanda Tbk. 1 ACST -1,87 Acset Indonusa Tbk.
2 APLN 5,27 Agung Podomoro Land Tbk. 2 ADHI 9,84 Adhi Karya (Persero) Tbk.
3 ASRI 7,34 Alam Sutera Realty Tbk. 3 BTEL -1,7 Bakrie Telecom Tbk.
4 BAPA -5,77 Bekasi Asri Pemula Tbk. 4 CMNP 7,73 Citra Marga Nusaphala Persada
5 BEST 4,93 Bekasi Fajar Industrial Estate 5 DGIK -2,67 Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk
6 BKSL 81,73 Sentul City Tbk. 6 EXCL 147,2 XL Axiata Tbk.
7 BSDE 18,67 Bumi Serpong Damai Tbk. 7 FREN -4,34 Smartfren Telecom Tbk.
8 CITY 7,04 Natura City Developments Tbk. 8 GHON 15,49 Gihon Telekomunikasi Indonesia
9 CTRA 21,58 Ciputra Development Tbk. 9 GMFI 28,24 Garuda Maintenance Facility Ae
10 DART 74,64 Duta Anggada Realty Tbk. 10 IBST 70,75 Inti Bangun Sejahtera Tbk.
11 DILD 16,45 Intiland Development Tbk. 11 IDPR 87 Indonesia Pondasi Raya Tbk.
12 DMAS 28,74 Puradelta Lestari Tbk. 12 IPCC 6,3 Indonesia Kendaraan Terminal T
13 ELTY 0,53 Bakrieland Development Tbk. 13 ISAT -13,51 Indosat Tbk.
14 FORZ -11,96 Forza Land Indonesia Tbk. 14 JKON 30,66 Jaya Konstruksi Manggala Prata
15 GAMA 416,67 Aksara Global Development Tbk. 15 JSMR 17,05 Jasa Marga (Persero) Tbk.
16 GPRA 8,77 Perdana Gapuraprima Tbk. 16 KEEN 21,82 Kencana Energi Lestari Tbk.
17 GWSA 8,93 Greenwood Sejahtera Tbk. 17 LINK 11,4 Link Net Tbk.
18 JRPT 7,99 Jaya Real Property Tbk. 18 META 13,65 Nusantara Infrastructure Tbk.
19 KIJA 19,84 Kawasan Industri Jababeka Tbk. 19 NRCA 8,13 Nusa Raya Cipta Tbk.
20 LPCK 0,33 Lippo Cikarang Tbk 20 PBSA 51,55 Paramita Bangun Sarana Tbk.
21 LPKR 8,03 Lippo Karawaci Tbk. 21 PPRE 6,66 PP Presisi Tbk.
22 MDLN 2,11 Modernland Realty Tbk. 22 PTPP 13,99 PP (Persero) Tbk.
23 MTLA 14,04 Metropolitan Land Tbk. 23 SSIA 81,77 Surya Semesta Internusa Tbk.
24 PLIN 20,32 Plaza Indonesia Realty Tbk. 24 TBIG 6,39 Tower Bersama Infrastructure T
25 POLL 959,38 Pollux Properti Indonesia Tbk. 25 TGRA 186,67 Terregra Asia Energy Tbk.
26 PPRO 19,71 PP Properti Tbk. 26 TLKM 15,8 Telkom Indonesia (Persero) Tbk
27 PUDP 17,26 Pudjiadi Prestige Tbk. 27 TOPS 78,95 Totalindo Eka Persada Tbk.
28 PWON 9,52 Pakuwon Jati Tbk. 28 TOTL 5,78 Total Bangun Persada Tbk.
29 RBMS 80 Ristia Bintang Mahkotasejati T 29 TOWR 18,05 Sarana Menara Nusantara Tbk.
30 RDTX 5,58 Roda Vivatex Tbk 30 WEGE 6,59 Wijaya Karya Bangunan Gedung T
31 SMRA 85,82 Summarecon Agung Tbk. 31 WIKA 15,61 Wijaya Karya (Persero) Tbk.
32 WSKT 7,04 Waskita Karya (Persero) Tbk.

Komentar:

1. Perbandingan pada kedua sektor ini sama-sama menggunakan daftar emiten yang terdapat di
pencatatan Papan Utama. Pertimbangan pemilihan pencatatan Papan Utama karena merujuk
pada calon emiten atau emiten yang size perusahaannya sudah besar dan tercatat pernah
memiliki track record yang baik. Pada Sektor Properti & Real Estate, saham FORZ
menjadi saham dengan PER terendah yaitu -11,96 pada harga Rp50 dan saham POLL menjadi
saham dengan PER tertinggi di sektor ini yaitu mencapai 959,38 pada harga Rp4640. Secara
teori analisis fundamental, dapat disimpulkan bahwa tingginya PER pada POLL karena
adanya sentimen positif bahwa POLL dapat berkembang dan harganya akan terus naik jika
dibandikan dengan FORZ. Demikian pula probabilitas investor untuk memperoleh capital
gain tentunya menjadi lebih tinggi pada saham POLL.

Namun pada kenyataannya, PER yang tinggi pada POLL saat ini tidak mengindikasikan
adanya return yang diharapkan para investor. Hal ini dikarenakan Bursa Efek Indonesia (BEI)
memberi notasi khusus berupa “M” pada POLL yang berarti adanya permohonan penundaan
kewajiban pembayaran utang atau (PKPU). Sedangkan pada FORZ sedang terjadi koreksi,
dimana saham tersebut amblas hingga 94,57% sehingga harga saham jatuh terkapar pada
harga terendah Rp50 per lembar sahamnya.

Analisis fundamental memperkirakan bahwa semakin tinggi PER maka semakin optimis juga
pasar memandang prospek masa depan perekonomian. Semakin baik kinerja perusahaan,
maka persepsi pasar terhadap perusahaaan (PER) juga akan baik. Seiring dengan hal tersebut,
POLL memang membuat investor berpikir bahwa harga saham akan naik, karena adanya
konsolidasi perseroan untuk fokus pada pengembangan proyek properti terpadu. Hasil
investasi ini diharapkan investor dapat memperkuat posisi arus kas di masa mendatang. Maka
dari itu, lonjakan harga saham POLL disebabkan oleh ekspektasi positif dari pasar terhadap
pencapaian kinerja perseroan pada tahun 2020 kemarin.

Semakin rendah PE Ratio maka semakin murah valuasi saham suatu emiten. Hal ini sejalan
dengan FORZ yang PER-nya menyentuh minus dan harga FORZ langsung terjun ke Rp50.
Akan tetapi, PER yang negatif tidak mengindikasikan bahwa saham FORZ sedang murah,
artinya saham FORZ memiliki fundamental yang kurang baik karena perusahaan yang bagus
dan bertumbuh adalah perusahaan yang bisa menghasilkan laba secara konsisten.

2. Pada Sektor Infrastruktur juga berdasarkan saham yang pencatatannya pada Papan Utama.
Saham ISAT menjadi saham dengan PER terendah yaitu -13,56 pada harga Rp5.650 dan
saham TGRA menjadi saham dengan PER tertinggi di sektor ini yaitu mencapai 186,67 pada
harga Rp185. Secara teori analisis fundamental, dapat disimpulkan bahwa tingginya PER
pada TGRA karena adanya sentimen positif bahwa TGRA dapat berkembang dan harganya
akan terus naik jika dibandikan dengan ISAT. Demikian pula probabilitas investor untuk
memperoleh capital gain tentunya menjadi lebih tinggi pada saham TGRA.

Akan tetapi, TGRA ternyata mengalami penurunan kinerja keuangan dikarenakan adanya
pembayaran utang jangka panjang dan beberapa proyek dalam pelaksanaannya yang
menyebabkan aset TGRA menurun. Sedangkan pada ISAT yang PER-nya negatif, terjadi
kenaikan harga saham secara signifikan karena Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan
aset negara atau kepemilikan saham ISAT akan dikelola Menteri BUMN.

3. Kesimpulan perbandingan dua sektor:

a. Jika melihat kedua diagram diatas, sebetulnya kita tidak bisa membandingkan secara ideal
mana yang lebih baik untuk investor mengingat saham pada kedua sektor ini tidak
memiliki proporsi yang setara (hanya di Papan Utama saja). Adanya variasi PER dan
tingkat harga saham tentu bukan sebuah patokan yang paten untuk menilai kedua sektor.
b. Saham minus pada kedua sektor berada di Sektor Infrastruktur dengan PER saham ISAT
mencapai -13,56. Ini berarti saham sektor Properti & Real Estate 8% lebih tinggi (PER
terendahnya) daripada Sektor Infrastruktur yang mencapai -13,56
c. Keseluruhan saham sektor Properti dan Real Estate dengan rata-rata PER-nya mencapai
64,5x ini bisa kita anggap saham DART, RBMS, BKSL, SMRA, GAMA dan POLL sudah
overvalued atau kemahalan.
d. Keseluruhan saham sektor Infrastruktur dengan rata-rata PER-nya mencapai 294,5x ini
bisa kita anggap saham JKON, PBSA, IBST, TOPS, SSIA, IDPR, EXCL, dan TGRA
sudah overvalued atau kemahalan.
2. Perbandingan PER Suatu Saham Pada Indeks LQ45 dan IDX30 Tahun 2020

LQ45 IDX30
No. Kode PER Nama Saham No Kode PER Perusahaan Gas Negara Tbk.
1 ACES 32,29 Ace Hardware Indonesia Tbk. 1 ADRO 27,58 Adaro Energy Tbk.
2 ADRO 27,58 Adaro Energy Tbk. 2 ANTM 139,53 Aneka Tambang Tbk.
3 AKRA 16,51 AKR Corporindo Tbk. 3 ASII 14,09 Astra International Tbk.
4 ANTM 139,53 Aneka Tambang Tbk. 4 BBCA 32,01 Bank Central Asia Tbk.
5 ASII 14,09 Astra International Tbk. 5 BBNI 34,36 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
6 BBCA 32,01 Bank Central Asia Tbk. 6 BBRI 31,73 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
7 BBNI 34,36 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 7 BBTN 14,08 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
8 BBRI 31,73 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 8 BMRI 17,98 Bank Mandiri (Persero) Tbk.
9 BBTN 14,08 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 9 BTPS 35,77 Bank BTPN Syariah Tbk.
10 BMRI 17,98 Bank Mandiri (Persero) Tbk. 10 CPIN 30,95 Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
11 BSDE 26,4 Bumi Serpong Damai Tbk. 11 EXCL 64,29 XL Axiata Tbk.
12 BTPS 35,77 Bank BTPN Syariah Tbk. 12 GGRM 7,64 Gudang Garam Tbk.
13 CPIN 30,95 Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 13 HMSP 15,83 H.M. Sampoerna Tbk.
14 CTRA 22,39 Ciputra Development Tbk. 14 ICBP 19,89 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
15 ERAA 19,88 Erajaya Swasembada Tbk. 15 INDF 10,74 Indofood Sukses Makmur Tbk.
16 EXCL 64,29 XL Axiata Tbk. 16 INKP 15,4 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
17 GGRM 7,64 Gudang Garam Tbk. 17 INTP 28,13 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
18 HMSP 15,83 H.M. Sampoerna Tbk. 18 KLBF 27,57 Kalbe Farma Tbk.
19 ICBP 19,89 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 19 MDKA 68,23 Merdeka Copper Gold Tbk.
20 INCO 30,63 Vale Indonesia Tbk. 20 MNCN 7,08 Media Nusantara Citra Tbk.
21 INDF 10,74 Indofood Sukses Makmur Tbk. 21 PGAS 11,91 Perusahaan Gas Negara Tbk.
22 INKP 15,4 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. 22 PTBA 11,44 Bukit Asam Tbk.
23 INTP 28,13 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 23 PWON 24,49 Pakuwon Jati Tbk.
24 ITMG 13,58 Indo Tambangraya Megah Tbk. 24 SMGR 25,79 Semen Indonesia (Persero) Tbk.
25 JPFA 18,78 Japfa Comfeed Indonesia Tbk. 25 TBIG 68,25 Tower Bersama Infrastructure Tbk.
26 JSMR 34,93 Jasa Marga (Persero) Tbk. 26 TKIM 46,75 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
27 KLBF 27,57 Kalbe Farma Tbk. 27 TLKM 16,94 Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
28 MDKA 68,23 Merdeka Copper Gold Tbk. 28 TOWR 18,05 Sarana Menara Nusantara Tbk.
29 MEDC -69,53 Medco Energi Internasional Tbk. 29 UNTR 23 United Tractors Tbk.
30 MIKA 57,16 Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. 30 UNVR 36,35 Unilever Indonesia Tbk.
31 MNCN 7,08 Media Nusantara Citra Tbk.
32 PGAS 11,91 Perusahaan Gas Negara Tbk.
33 PTBA 11,44 Bukit Asam Tbk.
34 PTPP 25,12 PP (Persero) Tbk.
35 PWON 24,49 Pakuwon Jati Tbk.
36 SMGR 25,79 Semen Indonesia (Persero) Tbk.
37 SMRA 68,25 Summarecon Agung Tbk.
38 TBIG 46,75 Tower Bersama Infrastructure Tbk.
39 TKIM 16,94 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
40 TLKM 18,05 Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
41 TOWR 23 Sarana Menara Nusantara Tbk.
42 TPIA 188,09 Chandra Asri Petrochemical Tbk.
43 UNTR 14,1 United Tractors Tbk.
44 UNVR 36,35 Unilever Indonesia Tbk.
45 WIKA 16,64 Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Komentar:

1. Perbandingan Indeks saham yang saya gunakan yaitu LQ45 dan IDX30 yang merupakan
kelompok saham dengan likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar dan didukung oleh
fundamental baik juga tingkat kepatuhan tinggi. Daftar emiten pada LQ45 dan IDX30
memiliki pertumbuhan yang masih tergolong relatif stabil meskipun ada PER yang negatif.
2. Rata-rata PER pada Indeks LQ45 sebesar 30,5 tidak berbeda jauh dengan Indeks IDX30
yang sebesar 30,8. Perusahaan dengan pertumbuhan tertinggi pada LQ45 yaitu Chandra Asri
Petrochemical Tbk. (TPIA) dengan PER sebesar 188,09 pada tingkat harga Rp9.775 dan
perusahaan dengan pertumbuhan terendah yaitu Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC)
dengan PER -69,53 pada tingkat harga Rp665. Sedangkan pada IDX30, saham dengan PER
terendah yaitu MNCN sebesar 7,08 pada tingkat harga Rp1.140 dan saham dengan PER
tertinggi yaitu ANTM pada tingkat harga Rp2.700 sebesar 139,53.

3. Kesimpulan perbandingan kedua Indeks:

Baik Indeks LQ45 maupun IDX30 merupakan acuan yang sama bagusnya. LQ45 mungkin lebih
sering digunakan acuan beberapa media dan juga kebanyakan analis. Jika kita melihat LQ45 terlalu
banyak dan ingin menyaring saham yang benar-benar likuid serta secara fundamental baik, kita bisa
mengacu pada IDX30. Hal ini dikarenakan saham IDX30 juga diambil berdasarkan saham-saham
LQ45 dan mengerucutkannya ke pilihan saham yang lebih likuid lagi.

IDX30 sendiri mengerucutkan saham berdasarkan laporan keuangannya dari segi pertumbuhan laba
maupun kondisi kesehatannya jika dibandingkan perusahaan di sektor sejenis. Selain itu penilaian
juga dilakukan berdasarkan kesehatan saham itu sendiri, apakah pernah terkena suspend atau masuk
unusual market activity atau tidak. Dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai