Anda di halaman 1dari 34

ANALISIS PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER),

DEBT TO ASSET RATIO (DAR), RETURN ON ASSETS (ROA),


RETURN ON EQUITY (ROE), DAN NET PROFIT MARGIN
(NPM) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN SYARIAH SEKTOR
MANUFAKTUR DI INDONESIA

PROPOSAL

OLEH:

AYU WULANDARI

NIM. 161310504

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2021
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Permasalahan............................................................................................6

C. Pembatasan Masalah.................................................................................6

D. Tujuan Penelitian......................................................................................7

E. Manfaat Penelitian....................................................................................7

F. Kerangka Pemikiran..................................................................................7

G. Metode Penelitian...................................................................................11

1. Jenis Penelitian........................................................................................11

2. Teknik Pengumpulan Data......................................................................11

3. Populasi dan Sampel...............................................................................12

a. Populasi...................................................................................................12

b. Sampel.................................................................................................12

4. Variabel Penelitian..................................................................................13

a. Variabel dependen...................................................................................13

b. Variabel Independen............................................................................13

c. Pengujian Asumsi Klasik........................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan satu di antara negara di Asia Tenggara dengan

pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, hingga 5 persen pada tahun 2019

berdasarkan data Bank Dunia. Hal ini menunjukkan iklim bisnis semakin

tumbuh dan berkembang, dan berdampak pada meningkatnya persaingan antar

perusahaan untuk mencapai tujuannya yaitu memperoleh laba. Tren

perekonomian Indonesia akan semakin menarik minat investor untuk

berinvestasi di Indonesia, dimana investor akan memperhitungkan di mana

mereka sebaiknya menanamkan modalnya.

Di antara kriteria yang digunakan oleh investor dalam menilai

kelayakan investasi suatu perusahaan adalah melalui nilai perusahaan. Nilai

perusahaan memberikan gambaran seberapa tinggi prospek yang dimiliki

perusahaan tersebut sehingga peluang untuk mendapatkan keuntungan akan

menjadi lebih tinggi. Nilai perusahaan merupakan satu di antara indikator

yang penting dijaga oleh perusahaan sehingga perusahaan dapat menarik lebih

banyak modal untuk kegiatan investasi dan pengembangan usaha.

Perusahaan memiliki tujuan-tujuan yang diantaranya adalah

memaksimalkan keuntungan atau laba. Hal ini dapat dilakukan apabila

perusahaan dapat memaksimalkan modal sendiri maupun modal dari pihak

lain. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi akan lebih menarik

bagi investor untuk melakukan investasi. Oleh karena itu, penting bagi

1
2

perusahaan untuk meningkatkan profitabilitasnya serta meningkatkan nilai

perusahaan, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Nilai perusahaan merupakan satu di antara indikator penting pada

suatu perusahaan, dimana nilai perusahaan selain mencerminkan kinerja

perusahaan juga memberi gambaran akan prospek perusahaan di masa depan.

Oleh karena itu, secara umum tujuan perusahaan adalah memaksimalkan

kesejahteraan stakeholder melalui kebijakan dan keputusan investasi,

leverage, dan kebijakan dividen sebagai usaha untuk meningkatkan nilai

perusahaan. Nilai perusahaan yang meningkat memberikan sinyal positif bagi

investor, sementara nilai perusahaan yang menurun memberikan sinyal negatif

bagi investor dan manajer perusahaan sehingga diperlukan evaluasi penurunan

kinerja perusahaan dan kebijakan perusahaan yang lebih efektif.

Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, baik

faktor dari internal perusahaan maupun faktor makroekonomi seperti suku

bunga, inflasi, krisis, dan sebagainya. Adapun faktor yang dinilai lebih

dominan dalam mempengaruhi nilai perusahaan adalah kinerja keuangan

perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, perusahaan selayaknya memiliki

laporan keuangan yang reliabel yang menggambarkan kondisi nyata

perusahaan itu sendiri, dimana investor akan mengambil keputusan investasi

berdasarkan laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan merupakan laporan

yang memperlihatkan kondisi keuangan di sebuah perusahaan dalam jangka

waktu tertentu.
3

Industri syariah di Indonesia berkembang dengan pesat. Hal ini dapat

dilihat melalui semakin banyak perusahaan go public yang termasuk ke dalam

indeks saham syariah. Sejak 20 Desember 2019, terdapat 429 perusahaan yang

termasuk dalam penghitungan ISSI.

Tabel 1.1
Bursa Efek Indonesia
Tren Indeks Saham Syariah Indonesia
Tahun 2019

No Kode Nama Saham Tanggal IPO


1 ADES PT Akasha Wira International Tbk 13 Juni 1994
2 BTEK PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk. 14 Mei 2004
3 BUDI PT Budi Starch & Sweetener Tbk 8 Mei 1995
4 CAMP PT Campina Ice Cream Industry Tbk 19 Desember 2017
5 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 9 Juli 1996
6 CINT PT Chitose Internasional Tbk 27 Juni 2014
7 CLEO PT Communication Cable Systems Indonesia Tbk. 18 Juni 2019
8 DVLA PT Citatah Tbk 03 Juli 1996
9 FOOD PT Elang Mahkota Teknologi Tbk 12 Januari 2010
10 GOOD PT Hexindo Adiperkasa Tbk 13 Februari 1995
11 HOKI PT Island Concepts Indonesia Tbk 08 Juli 2005
12 HRTA PT Sumi Indo Kabel Tbk 21 Januari 1991
13 ICBP PT Impack Pratama Industri Tbk 17 Desember 2014
14 IIKP PT Jembo Cable Company Tbk 18 November 1992
15 INAF PT KMI Wire and Cable Tbk 06 Juli 1992
16 INDF PT Kabelindo Murni Tbk 1 Juni 1992
17 KAEF PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk 08 Desember 1994
18 KICI PT Kobexindo Tractors Tbk 05 Juli 2012
19 KINO PT Kokoh Inti Arebama Tbk 09 April 2008
20 KLBF PT Lion Metal Works Tbk 20 Agustus 1993
21 KPAS PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. 12 Juli 2017
22 LMPI PT Multifiling Mitra Indonesia Tbk 29 Desember 2010
23 MBTO PT Mulia Industrindo Tbk 17 Januari 1994
24 MLPL PT Multipolar Tbk 06 November 1989
25 MRAT PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk 20 Juli 1982
26 MYOR PT Singaraja Putra Tbk. 08 November 2019
27 PANI PT Superkrane Mitra Utama Tbk 11 Oktober 2018
4

28 PCAR PT Shield On Service Tbk. 06 November 2018


29 PEHA PT Surya Pertiwi Tbk 14 Mei 2018
30 PYFA PT Tira Austenite Tbk 27 Juli 1993
31 ROTI PT Surya Toto Indonesia Tbk 30 Oktober 1990
32 SCPI PT United Tractors Tbk 19 September 1989
33 SIDO PT Voksel Electric Tbk 20 Desember 1990
34 SKBM PT Sekar Bumi Tbk 5 Januari 1993
35 SKLT PT Sekar Laut Tbk 8 September1993
36 STTP PT Siantar Top Tbk 16 Desember 1996
37 TCID PT Mandom Indonesia Tbk 30 September 1993
38 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk 17 Juni 1994
39 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk 2 Juni 1990
40 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk 11 Januari 1982

Sumber: www.idx.co.id

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa ISSI dengan kode

UNTR merupakan ISSI terlama dengan Tanggal IPO 19 September

1989.Sedangkan ISSI dengan kode SINI merupakan ISSI terbaru dengan

Tanggal IPO 8 November 2019.

Laporan keuangan merupakan informasi yang sangat penting bagi

investor dalam menentukan keputusan investasi.Manfaat laporan keuangan

ini dapat digunakan dalam menganalisis lebih dalam mengenai kondisi

usaha.Untuk melihat ada kondisi keuangan dari suatu nilai perusahaan

perlu dilakukan analisis terhadap kondisi laporan keuangan suatu

perusahaan.

Kebijakan hutang adalah kebijakan perusahaan dalam menentukan

seberapa besar kebutuhan pendanaan perusahaan dibiayai oleh

hutang.Kebijakan hutang juga merupakan kebijakan pendanaan

perusahaan yang sumbernya berasal dari eksternal perusahaan.


5

Berikut ini data-data yang digunakan untuk menghitung guna

melihat pengaruh Kebijakan Hutang :

Tabel 1.2
Bursa Efek Indonesia Total Hutang Indeks Saham Syariah Indonesia
Tahun 2019 (Dalam Rupiah)

No Kode 2019
1 ADES 254.438.000.000
2 BTEK 2.832.632.209.365
3 BUDI 1.714.449.000.000
4 CAMP 122.136.752.135
5 CEKA 261.784.845.240
6 CINT 131.822.380.207
7 CLEO 478.844.867.693
8 DVLA 523.881.726.000
9 FOOD 44.535.029.072
10 GOOD 2.305.037.876.675
11 HOKI 207.108.590.481
12 HRTA 1.009.943.156.591
13 ICBP 12.038.210.000.000
14 IIKP 25.039.869.959
15 INAF 878.999.867.350
16 INDF 419.96.071.000.000
17 KAEF 1.093.995.030.400
18 KICI 65.463.957.074
19 KINO 1.992.902.779.331
20 KLBF 3.559.144.386
21 KPAS 109.247.270.606
22 LMPI 448.320.875.981
23 MBTO 355.892.726.298
24 MLPL 9.644.191
25 MRAT 164.121.422.945
26 MYOR 9.137.978.611.155
27 PANI 79.744.555.995
28 PCAR 40.503.414.513
29 PEHA 1.275.109.831.000
30 PYFA 66.060.214.687
6

31 ROTI 1.589.486.465.854
32 SCPI 800.703.906.000
33 SIDO 472.191.000.000
34 SKBM 784.562.971.811
35 SKLT 410.463.595.860
36 STTP 733.556.075.974
37 TCID 532.048.803.777
38 TSPC 2.581.733.610.850
39 ULTJ 953.282.000.000
40 UNVR 15.367.509.000.000

Berdasarkan tabel 1.2 dapat dilihat nilai total hutang tertinggi

dimiliki oleh perusahaan dengan kode UNVR pada tahun 2019 sebesar Rp

15.367.509.000.000, sedangkan nilai terendah pada perusahaan dengan

kode MLPL pada tahun 2019 sebesar Rp 9.644.191. Data Total Ekuitas

perusahaan Saham Syariah Indonesia berikut:

Tabel 1.3
Bursa Efek Indonesia Total Ekuitas Saham Syariah Indonesia Tahun
2019 (Dalam Rupiah)

No Kode 2019
1 ADES 567.937.000.000
2 BTEK 2.142.615.920.977
3 BUDI 1.285.318.000.000
4 CAMP 935.392.483.850
5 CEKA 1.131.294.696.834
6 CINT 389.671.404.669
7 CLEO 766.299.436.026
8 DVLA 1.300.078.988.000
9 FOOD 740.516.198.740
10 GOOD 2.765.520.764.915
11 HOKI 641.567.444.819
12 HRTA 1.211.246.898.396
13 ICBP 25.300.838.000.000
7

14 IIKP 359.182.479.137
15 INAF 504.933.639.526
16 INDF 37.777.948.000.000
17 KAEF 7.241.893.930.000
18 KICI 87.335.039.686
19 KINO 2.702.862.179.522
20 KLBF 16.705.582.476.031
21 KPAS 146.083.136.088
22 LMPI 289.321.381.716
23 MBTO 235.170.335.077
24 MLPL 5.263.352
25 MRAT 368.641.525.050
26 MYOR 9.899.940.195.318
27 PANI 399.643.997.900
28 PCAR 86.669.719.151
29 PEHA 821.609.349.000
30 PYFA 124.725.993.563
31 ROTI 3.069.195.537.015
32 SCPI 617.000.279.000
33 SIDO 3.064.707.000.000
34 SKBM 891.921.977.809
35 SKLT 380.381.947.966
36 STTP 2.148.007.007.980
37 TCID 2.019.143.817.162
38 TSPC 5.791.035.969.893
39 ULTJ 5.548.439.000.000
40 UNVR 5.281.862.000.000

Berdasarkan tabel 1.3 dapat dilihat nilai total ekuitas tertinggi

dimiliki oleh perusahaan dengan kode INDF tahun 2019 sebesar Rp

37.777.948.000.000, sedangkan nilai terendah pada perusahaan dengan

kode MLPL pada tahun 2019 sebesar Rp 5.263.352.

Return On Asset adalah rasio yang menunjukkan hasil (return) atas

jumlah aset yang digunakan dalam perusahaan. Return On Asset


8

memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena

menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan aset untuk

memperoleh pendapatan. Return On Asset digunakan untuk mengukur

efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan

memanfaatkan aset yang dimilikinya dimana Return On Asset merupakan

rasio antara laba sesudah pajak terhadap total aset. Semakin besar ROA

menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat

pengembalian (return) semakin besar.

Sedangkan Return On Equity adalah rasio yang digunakan untuk

mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya

modal yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas. Untuk

menghitung ROA dan ROE diperlukan data Laba / Rugi bersih perusahaan

Saham Syariah Indonesia berikut :

Tabel 1.4
Bursa Efek Indonesia Laba / Rugi Bersih Saham Syariah Indonesia
Tahun 2019 (Dalam Rupiah)

No Kode 2019
1 ADES 83.885.000.000
2 BTEK 83.843.800.594
3 BUDI 61.228.000.000
4 CAMP 76.758.829.457
5 CEKA 92.649.656.775
6 CINT 7.082.407.573
7 CLEO 130.756.566.406
8 DVLA 221.783.249.000
9 FOOD 1.372.317.773
10 GOOD 416.859.403.048
11 HOKI 103.723.228.652
12 HRTA 150.109.583.855
9

13 ICBP 5.038.789.000.000
14 IIKP 850.975.941.040
15 INAF 698.392.489.200
16 INDF 4.908.172.000.000
17 KAEF 12.724.002.000
18 KICI 3.172.619.509
19 KINO 520.444.102.306
20 KLBF 2.506.764.572.075
21 KPAS 5.709.203.770
22 LMPI 41.669.593.909
23 MBTO 66.945.955.666
24 MLPL 866.094
25 MRAT 131.182.389
26 MYOR 1.987.755.412.096
27 PANI 122.417.299.500
28 PCAR 11.484.211.233
29 PEHA 102.033.530.000
30 PYFA 9.342.718.019
31 ROTI 301.002.075.111
32 SCPI 112.652.526.000
33 SIDO 807.689.000.000
34 SKBM 4.187.135.960
35 SKLT 4.498.855.244.100
36 STTP 482.590.522.840
37 TCID 145.149.344.561
38 TSPC 554.263.001.029
39 ULTJ 1.032.777.000.000
40 UNVR 7.392.837.000.000

Berdasarkan tabel 1.4 dapat dilihat nilai laba/ rugi bersih tertinggi

dimiliki oleh perusahaan dengan kode UNVR tahun 2019 sebesar Rp .

392.837.000.000, sedangkan nilai terendah pada perusahaan dengan kode

MLPL pada tahun 2019 sebesar Rp 866.094.

Data Total Asset perusahaan Saham Syariah Indonesia berikut :


Tabel 1.5
10

Bursa Efek Indonesia Total Asset Saham Syariah Indonesia Tahun


2019 (Dalam Rupiah)
Bursa Efek Indonesia

No Kode 2019
1 ADES 822.375.000.000
2 BTEK 4.975.248.130.342
3 BUDI 2.999.767.000.000
4 CAMP 1.057.529.035.985
5 CEKA 1.393.079.542.074
6 CINT 521.493.784.876
7 CLEO 1.245.144.303.719
8 DVLA 1.829.960.714.000
9 FOOD 118.586.648.946
10 GOOD 5.063.067.672.414
11 HOKI 848.676.035.300
12 HRTA 1.418.447.342.330
13 ICBP 38.709.314.000.000
14 IIKP 384.481.206.140
15 INAF 1.383.935.194.386
16 INDF 961.98.559.000.000
17 KAEF 18.352.877.132.000
18 KICI 152.818.996.760
19 KINO 4.695.764.958.883
20 KLBF 20.264.726.864.584
21 KPAS 255.330.406.694
22 LMPI 737.642.257.697
23 MBTO 591.063.928.037
24 MLPL 14.907.543
25 MRAT 5.321.762.947.995
26 MYOR 19.037.918.806.473
27 PANI 119.708.955.785
28 PCAR 124.375.506.505
29 PEHA 2.096.719.180
30 PYFA 190.786.208.250
31 ROTI 4.682.083.884.951
32 SCPI 1.417.704.185
33 SIDO 3.536.898.000.000
11

34 SKBM 1.820.383.352.811
35 SKLT 790.845.543.826
36 STTP 2.881.563.083.954
37 TCID 2.511.192.620.939
38 TSPC 837.769.580.743
39 ULTJ 6.608.422.000.000
40 UNVR 20.649.371.000.000

Berdasarkan tabel 1.5 dapat dilihat nilai total asset tertinggi

dimiliki oleh perusahaan dengan kode INDF tahun 2019 sebesar Rp

961.98.559.000.000, sedangkan nilai terendah pada perusahaan dengan

kode MLPL pada tahun 2019 sebesar Rp 14.907.543.

PER adalah salah satu alat analisis saham yang paling banyak

digunakan oleh investor dan analis untuk menentukan penilaian saham, di

mana harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba yang

dihasilkan oleh emiten tersebut dalam setahun.Data Harga Perlembar

Saham perusahaan Saham Syariah Indonesia berikut:

Tabel 1.6
Bursa Efek Indonesia Harga Perlembar Saham Syariah Indonesia
Tahun 2019 (Dalam Rupiah)

No Kode 2019
1 ADES 1.045
2 BTEK 50
3 BUDI 103
4 CAMP 374
5 CEKA 1.670
6 CINT 42.000
7 CLEO 505
8 DVLA 2.250
9 FOOD 119
10 GOOD 1.510
11 HOKI 940
12

12 HRTA 200
13 ICBP 11.150
14 IIKP 50
15 INAF 870
16 INDF 7.925
17 KAEF 1.250
18 KICI 302
19 KINO 3.430
20 KLBF 1.620
21 KPAS -
22 LMPI 89
23 MBTO 65
24 MLPL -
25 MRAT 94
26 MYOR 2.050
27 PANI 113
28 PCAR 1.100
29 PEHA 1.075
30 PYFA 198
31 ROTI 1.300
32 SCPI 29.000
33 SIDO 1.275
34 SKBM 410
35 SKLT 1.610
36 STTP 4.500
37 TCID 153
38 TSPC 1.395
39 ULTJ 1.680
40 UNVR 11.000

Berdasarkan tabel 1.6 dapat dilihat nilai harga perlembar saham tertinggi

dimiliki oleh perusahaan dengan kode CINT tahun 2019 sebesar Rp 42.000,

sedangkan nilai terendah pada perusahaan dengan kode IKKP & BTEK tahun

2019 sebesar Rp 50.

Data Laba Per Lembar Saham perusahaan Saham Syariah Indonesia berikut:
13

Tabel 1.7
PerLembar Saham Syariah Indonesia Tahun 2019 (Dalam
Rupiah)
No Kode 2019
1 ADES 142.203
2 BTEK 1.812
3 BUDI 13.609
4 CAMP 13.121
5 CEKA 155.714
6 CINT 7.082
7 CLEO 10.896
8 DVLA 198.021
9 FOOD 2.111
10 GOOD 56.488
11 HOKI 43.610
12 HRTA 32.595
13 ICBP 432.072
14 IIKP 25.327
15 INAF 2.253
16 INDF 558.990
17 KAEF 2.291
18 KICI 11.495
19 KINO 364.311
20 KLBF 53.478
21 KPAS 7.433
22 LMPI 41.318
23 MBTO 62.566
24 MLPL -
25 MRAT 3.065
26 MYOR 88.903
27 PANI 2.986
28 PCAR 9.844
29 PEHA 121.468
30 PYFA 17.460
31 ROTI 48.655
32 SCPI 31.292
33 SIDO 53.846
34 SKBM 2.426
35 SKLT 65.131
14

36 STTP 368.390
37 TCID 721.897
38 TSPC 123.170
39 ULTJ 1.788
40 UNVR 968.917

Berdasarkan tabel 1.7 dapat dilihat nilai laba perlembar saham tertinggi

dimiliki oleh perusahaan dengan kode emiten UNVR tahun 2019 sebesar Rp

968.917, sedangkan nilai terendah pada perusahaan dengan kode ULTJ pada

tahun 2019 sebesar Rp 1.788.

Data Nilai Buku Per lembar saham perusahaan Saham Syariah Indonesia

berikut:

Tabel 1.8
Bursa Efek Indonesia Nilai Buku Perlembar Saham Syariah
Indonesia Tahun 2019 (Dalam Rupiah)

No Kode 2019
1 ADES 962.773
2 BTEK 46.299
3 BUDI 285.690
4 CAMP 159.896
5 CEKA 1.901.336
6 CINT 389.671
7 CLEO 63.858
8 DVLA 1.160.785
9 FOOD 1.139.256
10 GOOD 374.753
11 HOKI 269.747
12 HRTA 263.014
13 ICBP 2.169.528
14 IIKP 10.690
15 INAF 1.629
16 INDF 4.302.519
17 KAEF 1.303.906
18 KICI 316.431
15

19 KINO 1.892.003
20 KLBF 356.385
21 KPAS 19.020
22 LMPI 286.878
23 MBTO 219.785
24 MLPL -
25 MRAT 861.312
26 MYOR 442.778
27 PANI 7.747
28 PCAR 74.288
29 PEHA 978.106
30 PYFA 233.098
31 ROTI 496.113
32 SCPI 171.389
33 SIDO 204.314
34 SKBM 516.756
35 SKLT 5.507
36 STTP 1.639.700
37 TCID 10.042.161
38 TSPC 1.286.897
39 ULTJ 9.605
40 UNVR 692.249

Berdasarkan tabel 1.8 dapat dilihat nilai buku perlembar saham tertinggi

dimiliki oleh perusahaan dengan kode TCID tahun 2019 sebesar Rp 10.042.161,

sedangkan nilai terendah pada perusahaan dengan kode INAF pada tahun 2019

sebesar Rp 1629.

Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut, peneliti memiliki intensi

untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Debt-Equity Ratio

(DER), Debt To Asset Ratio (DAR), Return On Assets (ROA), Return On Equity

(ROE), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan

Syariah Sektor Manufaktur di Indonesia.”


16

B. Permasalahan

Permasalahan pada penelitian ini yaitu: Apakah DER, DAR, ROA,

ROE, dan NPM memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

syariah sektor manufaktur di Indonesia?

C. Pembatasan Masalah

Batasan permasalahan pada penelitian ini ditujukan agar penelitian

dapat lebih terarah. Berikut batasan pada penelitian ini:

1) Objek penelitian merupakan perusahaan yang terindeks dalam

perusahaan syariah di Indonesia.

2) Variabel dependen yang digunakan adalah nilai perusahaan yang

diproksi menggunakan Price to Book Value (PBV), dan variabel

independen yang digunakan adalah DER, DAR, ROA, ROE, dan

NPM.

3) Periode data yang digunakan pada variabel independen dan

dependen adalah tahun 2019.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini

yaitu untuk mengetahui pengaruh DER, DAR, ROA, ROE, dan NPM terhadap

nilai perusahaan pada perusahaan syariah sektor manufaktur di Indonesia.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti
17

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dan merupakan

bentuk penerapan ilmu yang telah penulis dapatkan selama proses

perkuliahan serta dapat menambah wawasan terkait nilai perusahaan serta

faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2. Bagi Investor

Penelitian ini berguna bagi investor sebagai referensi dalam

mengambil keputusan investasi secara rasional demi mendapatkan

keuntungan yang maksimum dengan mempertimbangkan risiko-risiko

yang ada berdasarkan variabel yang diteliti pada penelitian ini.

3. Bagi Almamater

Penelitian ini bermanfaat bagi almamater sebagai referensi terkait

penelitian selanjutnya dengan topik penelitian yang sejenis.

F. Kerangka Pemikiran

Menurut Kasmir (2010:156) “DER didefinisikan sebagai “rasio yang

digunakan dalam menilai liabilitas dan ekuitas. DER ditentukan dengan

membandingkan antara seluruh utang lancar terhadap seluruh ekuitas”.

Menurut Kasmir (2010:156): “DAR merupakan rasio utang yang

digunakan dalam melihat perbandingan antara total ekuitas dengan aktiva

total, dengan kata lain yaitu seberapa banyak modal yang dibiayai oleh utang

perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva perusahaan”.

Menurut Kasmir (2014:201): “ROA merupakan rasio profitabilitas

yang menunjukkan pengembalian atau return dari aktiva yang dimiliki oleh

perusahaan”.
18

Menurut Sartono (2010:122): “ROE merupakan rasio yang mengukur

perbandingan antara laba bersih setelah pajak terhadap modal sendiri

perusahaan. Rasio ini mengukur pengembalian perusahaan apabila diukur

melalui modal sendiri”.

Menurut Hery (2015:235): “NPM merupakan rasio yang digunakan

dalam menentukan persentase laba bersih terhadap penjualan bersih. NPM

diperoleh melalui perbandingan antara laba bersih dengan penjualan bersih”.

Nilai Perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat

keberhasilan manajer dalam mengelola sumber daya perusahaan yang

dipercayakan kepadanya yang sering dihubungkan dengan harga saham (Hery,

2017).

Menurut Rivai dkk. (2013): “PBV merupakan rasio yang digunakan

untuk menilai apakah suatu perusahaan undervalued atau overvalued. Ketika

harga saham suatu perusahaan di bawah nilai bukunya, maka saham tersebut

dikatakan undervalued dan sebaliknya, ketika harga saham perusahaan lebih

tinggi dibanding nilai bukunya, maka saham tersebut dikatakan overvalued”.

Penelitian Nainggolan (2017) yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas

dan Leverage terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sub Sektor

Konstruksi dan Bangunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”,

menemukan bahwa secara parsial dan simultan, ROE dan DER berpengaruh

positif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sub sektor konstruksi dan

bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012-2016.


19

Penelitian lainnya dilakukan Komarudin dan Affandi (2019) dengan

judul “Firm Value, Capital Structure, Profitability, Firm Characteristic and

Disposable Income as Moderator: an Empirical Investigation of Retail Firms

in Indonesia,” menemukan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan.

Penelitian Brigita dan Farida (2017) dengan judul “Pengaruh Struktur

Modal terhadap Nilai Perusahaan pada Sub Sektor Pulp and Paper yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2014”, menemukan

secara parsial, DAR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan DER

secara parsial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Halik (2018) dengan judul “Pengaruh ROA dan NPM

terhadap Nilai Perusahaan pada PT. Antam, Tbk,” menemukan ROA tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan PT. Antam, Tbk sementara NPM

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan koefisien determinasi

71,5% dan 28,5% selebihnya dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

Penelitian Sintyana dan Artini (2019) dengan judul “Pengaruh

Profitabilitas, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Kebijakan Dividen

terhadap Nilai Perusahaan” menemukan ROA berpengaruh positif terhadap

PBV, namun DER tidak berpengaruh terhadap PBV. Profitabilitas

memberikan sinyal positif bagi investor sehingga menjadi faktor yang perlu

diperhatikan oleh manajemen perusahaan.

Adapun gambaran kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:
20

Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran

DER(X1)

DAR
(X2)

ROA (X3) PBV(Y)

ROE (X4)

NPM (X5)

Keterangan:

X1 : Debt to Equity Ratio (DER)

X2 : Debt to Assets Ratio (DAR)

X3 : Return on Assets (ROA)

X4 : Return on Equity (ROE)

X5 : Net Profit Margin (NPM)

Y : Price to Book Ratio (PBV)


21

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini berjenis penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono

(2012:11) merupakan “Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

pengaruh ataupun hubungan dari dua variabel atau lebih.” Penelitian ini

memiliki karakterisik hubungan bersifat kausalitas antara variabel

independen dengan variabel dependen.

2. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan

keuangan perusahaan yang terindeks syariah di Indonesia pada tahun

2019. Metode pengumpulan data dilakukan menggunakan metode

dokumentasi. Metode dokumentasi menurut (Sugiyono, 2017:239) yaitu:

“cara yang digunakan untuk memperoleh data dalam bentuk buku, arsip,

dokumen, tulisan baik angka maupun gambar, laporan serta keterangan

yang dapat mendukung penelitian. Laporan keuangan diperoleh situs

publikasi perusahaan-perusahaan terkait.”

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Sugiyono (2017:80): “Populasi adalah wilayah

yang terdiri oleh subjek atau objek yang memiliki karakteristik

tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulan darinya”. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh

perusahaan syariah sektor manufaktur pada tahun 2019.


22

b. Sampel

Menurut (Sugiyono, 2017:81): “Sampel merupakan bagian

dari populasi yang memiliki karakteristik populasi tersebut”.

Sampel pada penelitian ini dipilih menggunakan teknik non-

probability sampling dengan jenis purposive sampling. Purposive

sampling merupakan teknik penarikan sampel menggunakan

kriteria atau pertimbangan tertentu yang ditetapkan oleh peneliti.

Berikut kriteria yang digunakan dalam menentukan sampel pada

penelitian ini:

1) Terindeks dalam ISSI pada tahun 2019 merupakan

perusahaan sektor maufaktur dan perusahaan masih

beroperasi pada tahun 2019 atau tidak dilikuidasi atau

dibekukan pemerintah

2) Menyediakan laporan terperinci dan terpublikasi terkait

variabel-variabel DER, DAR, ROA, ROE, NPM, dan

PBV

3) Menyajikan laporan keuangan dalam Mata Uang

Rupiah

Berdasarkan purposive sampling, peneliti memilih 34

perusahaan yang memenuhi kriteria. 34 sampel terpilih merupakan

seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada ISSI pada

tahun 2019.
23

4. Alat Analisis

a. Variabel Dependen

Harga saham per lembar


PBV = x 100 %
Nilai buku per lembar saham

Sumber: Brigham dan Houston (2010:151)

b. Variabel Independen

1) DER

Total utang
DER= x 100 %
Total Ekuitas

Sumber: Fahmi (2011:128)

2) DAR

Total utang
DAR= x 100 %
Total Aset

Sumber: Kasmir (2010:156)

3) ROA

Laba bersih setelah pajak


ROA= x 100 %
Total Aset

Sumber: Kasmir (2014:201)

4) ROE

Laba bersih setelah pajak


ROE= x 100 %
Total ekuitas

Sumber: Sartono (2010:122)

5) NPM

Laba bersih
NPM= x 100 %
Penjualan bersih

Sumber: Hery (2015:235)


24

5. Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Menurut Umar (2011; 181) “Uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah residual pada model berdistribusi normal”. Uji ini

dilakukan dengan cara melihat (quick look) pada nilai probabilitas

Jarque Bera. Apabila probabilitas JB lebih besar daripada taraf

signifikansi, maka disimpulkan residual model berdistribusi

normal.

Uji normalitas dilakukan dengan mengamati nilai

signifikansi Kolmogorov-Smirnov. Berikut merupakan kriteria

yang digunakan:

1) Apabila signifikansi < 0,05 maka disimpulkan data tidak

berdistribusi normal.

2) Apabila signifikansi > 0,05 maka disimpulkan data

berdistribusi normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui hubungan dari

data Debt-Equity Ratio, Debt To Asset Ratio, Return On Assets,

Return On Equity, Dan Net Profit Margin terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan Syariah Sektor

Manufaktur Di Indonesia linier atau tidak. Jika terdapat

hubungan linier maka digunakan analisis regresi linier.

Sedangkan jika tidak terdapat hubungan linier antara dua


25

variabel tersebut maka digunakan analisis regresi non-linier. Uji

linieritas dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut:

R 2 (N−m−1)
Freg = M (1−R2 )

Keterangan:
Freg = Harga garis Korelasi
R2 = Uji Korelasi antara kriteria dengan prediktor
N = Cacah Kaus
M = Cacah predektor
(Sugiyono: 2010: 286)

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji adanya

hubungan atau korelasi antar variabel bebas. Variabel bebas yang

berkorelasi akan menimbulkan bias pada estimasi regresi. Uji ini

dilakukan dengan mengamati nilai Variance Inflation Factors

(VIF) dan tolerance, dimana ketika nilai VIF kurang dari 10 atau

nilai tolerance lebih dari 0,1 maka disimpulkan tidak terdapat

gejala multikolinieritas pada variabel bebas.

d. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Umar (2011:179), uji heteroskedastisitas bertujuan

mengidentifikasi apakah terdapat ketidaksamaan varian residual

pada suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji

heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji Glejser.

Kriteria yang diberlakukan yaitu ketika probabilitas uji t lebih

besar daripada taraf signifikansi 5%, maka disimpulkan tidak

terdapat gejala heteroskedastisitas pada data.


26

6. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Mona et al. (2015:197); “regresi linier berganda

merupakan analisis regresi yang memiliki jumlah variabel

independen lebih dari satu”. Regresi linier berganda digunakan

untuk menganalisis pengaruh dua atau lebih variabel independen

terhadap variabel dependen. Berikut persamaan regresi linier

berganda yang digunakan pada penelitian ini:

Y i=α + β 1 X 1i + β 2 X 2i + β 3 X 3i + β 4 X 4i + β 5 X 5 i+ ε i

Keterangan:

X1 = Debt to Equity Ratio (DER)

X2 = Debt to Assets Ratio (DAR)

X3 = Return on Assets (ROA)

X4 = Return on Equity (ROE)

X5 = Net Profit Margin (NPM)

Y = Price to Book Ratio (PBV)

β1-5 = Koefisien regresi masing-masing variabel

ε = Error term

i = Perusahaan

7. Analisis Korelasi Berganda

Menurut Sugiyono (2015:191) analisis korelasi berganda

bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan atau kontribusi dua


27

atau lebih variabel independen secara simultan terhadap variabel

dependen.

Berikut merupakan kriteria interpretasi koefisien korelasi:

Tabel 1.3
Interpretasi Koefisien Korelasi Pearson Product Moment

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat Lemah
0,20 – 0,399 Lemah
0,40 – 0,599 Kurang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2013:250)

8. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi menunjukkan kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variasi dari variabel dependen.

Pada regresi linier berganda, nilai yang lebih tepat untuk diamati

adalah adjusted-R2 karena telah diestimasi dengan penyesuaian atas

penambahan jumlah variabel independen.

9. Uji Pengaruh Simultan (Uji F Hitung)

Menurut Ghozali (2013:98), “Uji signifikansi simultan bertujuan

untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama

terhadap variabel dependen”. Berikut tahapan pengujiannya:

1) Memformulasikan uji hipotesis

H0: tidak terdapat pengaruh DER, DAR, ROA, ROE, dan NPM

secara simultan terhadap PBV

Ha: terdapat pengaruh DER, DAR, ROA, ROE, dan NPM secara

simultan terhadap PBV


28

2) Menentukan kriteria pengambilan keputusan

a. H0 diterima dan Ha ditolak apabila nilai signifikansi > 0,05

b. Ha diterima dan H0 ditolak apabila nilai signifikansi ≤ 0,05

10. Uji Pengaruh Parsial (Uji t Hitung)

Menurut Kuncoro (2013:244), “Uji signifikansi parsial bertujuan

untuk menguji pengaruh variabel independen secara sendiri-sendiri

terhadap variabel dependen”. Berikut tahapan pengujiannya:

1) Memformulasikan uji hipotesis

a) H0: β1 = 0; tidak terdapat pengaruh DER terhadap PBV secara

parsial

Ha: β1 ≠ 0; terdapat pengaruh DER terhadap PBV secara

parsial

b) H0: β2 = 0; tidak terdapat pengaruh DAR terhadap PBV

secara parsial

Ha: β2 ≠ 0; terdapat pengaruh DAR terhadap PBV secara

parsial

c) H0: β3 = 0; tidak terdapat pengaruh ROA terhadap PBV

secara parsial

Ha: β3 ≠ 0; terdapat pengaruh ROA terhadap PBV secara

parsial

d) H0: β4 = 0; tidak terdapat pengaruh ROE terhadap PBV secara

parsial
29

Ha: β4 ≠ 0; terdapat pengaruh ROE terhadap PBV secara

parsial

e) H0: β5 = 0; tidak terdapat pengaruh NPM terhadap PBV

secara parsial

Ha: β5 ≠ 0; terdapat pengaruh NPM terhadap PBV secara

parsial

2) Menentukan kriteria pengambilan keputusan

a) H0 diterima dan Ha ditolak apabila nilai signifikansi > 0,05

b) Ha diterima dan H0 ditolak apabila nilai signifikansi ≤ 0,05


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Rodoni, and Ali Herni. 2010. Manajemen Keuangan. Mitra: Penerbit

Mitra.

Brigham, Eugene F., and Joel F. Houston. 2010. Dasar-Dasar Manajemen

Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Brigita, Gea, and Lena Farida. 2017. “Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai

Perusahaan Pada Sub Sektor Pulp and Paper Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia (BEI) Periode 2010-2014.” JOM FISIP 4(2):1–18.

Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Lampulo: Alfabeta.

Halik, Abdul Chadjib. 2018. “Pengaruh ROA Dan NPM Terhadap Nilai

Perusahaan Pada PT. Antam, Tbk.” Scientific Journal of Reflection:

Economic, Accounting, Management and Business 1(1):1–10.

Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Yogyakarta: Center for

Academic Publishing Service (CAPS).

investing.com. 2019. “IDX SHARIAH (JKISSI).” Data Historis IDX SHARIAH 1.

Retrieved (https://id.investing.com/indices/idx-shariah-historical-data).

IPS Research. 2019. Financial Statements Full Year 2019. Jakarta.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana.

Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 7. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Komarudin, Mamay, and Naufal Affandi. 2019. “Firm Value, Capital Structure,

30
31

Profitability, Firm Characteristics and Disposable Income as Moderator: An

Empirical Investigation of Retail Firms in Indonesia.” Inovbiz: Jurnal

Inovasi Bisnis 7:2019.

Nainggolan, Debora Kristina. 2017. “Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage

Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sub Sektor Konstruksi Dan

Bangunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.” Jurnal FINANCIAL

3(2):71–78.

Qolbi, Nur. 2020. “BEI: Pasar Modal Syariah Berkembang Pesat Dan Semakin

Menarik.” Bincang Bursa. Retrieved (https://investasi.kontan.co.id/news/bei-

pasar-modal-syariah-berkembang-pesat-dan-semakin-

menarik#:~:text=Berdasarkan data BEI%2C sejak tahun,4%25 dari

kapitalisasi pasar keseluruhan.).

Rivai, Veithzal, Sofyan Basir, Sarwono Sudarto, and Arifiandy Permata Veithzal.

2013. Commercial Bank Management: Manajemen Perbankan Dari Teori

Ke Praktik. Jakarta: Rajawali Press.

Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi. Edisi 4.

Yogyakarta: BPFE.

Sintyana, I. Putu Hendra, and Luh Gede Sri Artini. 2019. “Pengaruh Profitabilitas,

Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai

Perusahaan.” E-Jurnal Manajemen 8(2):7717–45.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


32

Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

Sujarweni, V. W. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi. Yogyakarta:

PT Pustaka Baru.

Anda mungkin juga menyukai