Anda di halaman 1dari 32

TUGAS LAPORAN

“KEAKSARAAN FUNGSIONAL”

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan

Disusun Oleh:
EMILIANA SRI WIJAYANTI
(858072344)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT PONTIANAK
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : EMILIANA SRI WIJAYANTI


NIM : 858072344

Sinar Tebudak, 29 november 2021

Mengetahui,

Kepala Sinar Tebudak Tutor Pembelajaran Wawasan


Kemasyarakatan

Duladi, S.Pd Dr.Deni Irawan,S.Sos.I,. M.S.I


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena telah

melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

Laporan praktik pembelajaran keaksaraan fungsional. Penyusunan laporan ini saya ajukan guna

memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Untuk itu

dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya

kepada:

1. Dosen pembimbing mata kuliah Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan selama penulisan laporan

ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

2. Kepada Kepala Desa Sinar Tebudak Kecamatan Tujuh Belas Kabupaten Bengkayang

yang telah banyak meluangkan waktu dan bersedia membantu penulis dalam pelaksanaan

penelitian.

3. Seluruh pihak – pihak yang telah membantu memberikan informasi, waktu dan tenaga,

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporam ini.

Semoga Tuhan yang Maha Kuasa menerima amal baik kita dan memberikan ganjaran

yang berlipat ganda. Amin.

Sinar Tebudak, 29 november 2021

EMILIANA SRI WIJAYANTI


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Upaya pemerintah untuk pemberantasan buta aksara telah dilakukan dengan berbagai

pendekatan diantaranya melalui : Kelompok belaiar pendidikan dasar. Kelompok belajar Paket

A, Kelompok belajar Paket A Upajiwa dan Paket OBAMA ( operasi Bakti Manunggal Aksara)

serta decade terakhir untuk program pemberantasan buta aksara disebut pendekatan Keaksaraan

Fungsional. Penyelenggaraan program pemberantasan buta aksara fungsional, bukan semata-

mata memberikan kemampuan baca, tulis, hitung serta kemampuan berbahasa Indonesia bagi

masyarakat yang buta aksara, tetapi lebih jauh dari itu program pemberantasan buta aksara

fungsional memberikan keterampilanketerampilan fungsional yang bermakna bagi kehidupan

warga, belajar sehari-hari, sehingga mereka semakin mampu untuk meningkatkan kualitas

kehidupannya.

Program pemberantasan buta huruf merupakan tindak lanjut dari amanat UUD 1945,

dimana pemerintah telah menempuh banyak cara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, baik

melalui jalan formal maupun non formal. Tetapi hasil yang dicapai belum memadai, terbukti

dengan masih banyaknya tingkat warga negara yang menyandang predikat buta aksara dan buta

aksara lanjutan. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya warga negara mendapat kesempatan

belajar akibat tingginya tingkat kemiskinan sehingga warga tidak dapat memfasilitasi dirinya

untuk belajar.

B. TUJUAN BELAJAR

Hasil pembelajaran keaksaraan fungsional ini diharapkan


1.      Warga belajar dapat membaca, menulis, dan menghitung
2.      Warga belajar dapat pengetahuan yang lebih
3.      Warga belajar lebih tahu akan potensi yang ada di lingkunganya.
4.      Warga belajar mendapatkan pengalaman baru.
C. MANFAAT

Dengan adanya Kegiatan Praktik Lapangan Kegiatan Pembelajaran Keaksaraan

Funsional ini diharapkan para warga belajar nusa indah di Desa Rawa Tenam akan

mendapatkan manfaat–manfaat sebagai berikut:

1. Memanfaatkan kemampuan bacanya untuk memperoleh informasi dan ide–ide baru.

2. Memanfaatkan keterampilan menulisnya untuk menggambarkan pengalaman,

peristiwa–peristiwa, kegiatan yang dilakukan, membuat rencana dan bahkan membuat

proposal.

3. Memanfaatkan keterampilan berhitungnya untuk mengatur keuangan,menentukan

batas dan melakukan perhitungan–perhitungan yang berkaitan dengan tugasnya

sehari–hari, dan menghitung banyaknya sumber–sumber atau masalah.

4. Berdiskusi dan menganalisis masalah dan sumber–sumber atau potensi yang ada di

lingkungannya.

5. Mencoba ide–ide baru yang dipelajari dari bahan bacaan, dapat menulis dengan

benar, menganalisis dan berdiskusi, dan dapat melaksanakan kegiatan belajarnya

secara mandiri.
BAB II

PEMBAHASAN

A. FORMULIR DATA PRIBADI WARGA BELAJAR

 NAMA : ……………………………………………………………………

 Tanggal lahir  : ……………………………………………………………………

 Tempat lahir  : ……………………………………………………………………

 Umur  : ……………………………………………………………………

 Jenis Kelamin  : Laki-laki/Perempuan

Alamat :……………………………………………………………………

 RT/RW : ……Desa/Dusun…………………Kecamatan…………………

 Status dalam keluarga :

1.Suami 

2. Istri 

3. Anak 

4. Orangtua/Mertua 

5. Lain-lain

Status Perkawinan :1.Kawin  2. Tidak kawin  3. Duda/janda

Pekerjaan :

1.Pedagang

2.Nelayan
3.Petani

4.Peternak 

5.Petambak 

6.Burh tani/bangunan

7. Sopir pribadi/angkutan

8.Tukang ojek/becak 

9. Pembantu rumah tangga

10. Tidak bekerja

11.Lain-lain

B. IDENTITAS MAHASISWA

Nama : EMILIANA SRI WIJAYANTI

 NIM : 858072344

 Program Studi : S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

 Kab/Kota : PONTIANAK

 UPBJJ-UT : 47 PONTIANAK

Pontianak, 5 Desember 2021

Pengisi Data,
EMILIANA SRI WIJAYANTI

NIM. 858072344

C. DAFTAR CALON WARGA BELAJAR

No Nama Masyarakat L/P Umur Alamat Pekerjaan

1 Nur p 22 Sinar Tebudak IRT

2 Laila p 23 Sinar Tebudak IRT

3 Yanti p 32 Sinar Tebudak IRT

4 Ajiz L 34 Sinar Tebudak IRT

5 Abdul L 20 Sinar Tebudak IRT

6 Munir L 19 Sinar Tebudak IRT

7 Azlar L 21 Sinar Tebudak IRT

D. KEMAMPUAN AWAL CALISTUNG

Calistung atau biasa yang disebut baca, tulis, berhitung merupakan sesuatu yang

berhubungan dengan membaca, menulis dan menghitung. Kegiatan ini harus dilakukan dengan

cara yang tepat kepada anak. Anak dengan usia sudah menginjak 7 tahun, maka kegiatan

pembelajaran calistung harus diajarkan dengan benar. Tetapi ketika anak dengan umur kurang

dari 7 tahun tidak dianjurkan kepada pengajar atau orang tua untuk mengajarkan calistung

kepada anak. Dalam artian ini bukan berarti melarang keras, tetapi bisa menggunakannya metode

yang efektif untuk mengajarkan calistung, dengan artian memperkenalkan calistung boleh, tetapi
tidak dengan unsur paksaan bahwa anak dengan usia kurang dari tujuh tahun harus sudah mahir

dalam membaca, menulis maupun menghitung. Pembelajaran calistung ini menuai pro dan

kontra karena banyak orang tua yang menginginkan anak nya dapat menguasai calistung, karena

orang tua biasanya merasa bila anak tidak bisa maka akan disbanding-bandingkan dengan anak

yang memiliki umur yang sama tetapi sudah mahir calistung. Selain itu adanya tuntutan tes

calistung pada saat mendaftar pada sekolah dasar, yang biasanya sekolah favorit. Tetapi biasanya

ujian calistung yang diselenggarakan sekolah tidak semua bertujuan menyaring calon murid.

Tetapi sebagai untuk menilai kemampuan anak agar sekolah dapat mengatur kelas sehingga

dapat pengajaran yang sesuai.

Tetapi ketika akan mengajarkan calistung banyak metode atau cara yang dapat digunakan

dalam proses pembelajaran pada anak dengan umur usia dini, misalnya seperti pembelajaran

dengan konsep pendidikan Waldorf. Yaitu dengan konsep pembelajaran membiasakan ritme,

melatih imitasi dan memelihara imajinasi. Contohnya yaitu membiasakan ritme dan rutinitas

pada anak karena dalam sistem Waldorf berpandangan bahwa anak punya Energi yg harus

disalurkan maka, tugas pendidik adalah menyalurkan energi tersebut sesuai ruang, waktu, dan

ritme tertentu karena setiap aktivitas ada awal dan akhirnya. Selanjutnya yaitu melatih imitasi

pada anak sebagai mahluk sosial,  karena kemampuan mengimitasi merupakan kemampuan yang

bisa dipakai sampai dewasa, kemampuan ini perlu di kembangkan pada anak. Karena anak

dengan usia dini berlajarnya dari contoh dan praktek, bukan ucapan dan abstraksi. Dan yang

terakhir yaitu dengan memelihara imajinasi karena anak pada umur usia dini memiliki imajinasi

yang  sangat tinggi. Misalnya dengan memberikan benda sehari-hari untuk dipakai bermain,

guna melatih imajinasi anak.


Selain itu ada berbagai metode lain bila ingin mengajarkan proses calistung misalnya dengan

mengandalkan gerakan tangan dan kaki anak, yaitu dengan pengenalan calistung menggunakan

jari tangan. Karena dengan mengandalkan kekuatan tangan dan kaki bertujuan untuk kebutuhan

bagi anak usia dibawah tujuh tahun agar cerdas untuk melangkah ke arah selanjutnya dalam

penerapan calistung. Selanjutnya yaitu dengan pembelajaran menggunakan alat dengan benar

yaitu dengan memperkenalkan alat menulis dengan tujuan anak terbiasa dengan alat menulis.

Selanjutnya yaitu mengajarkan anak dalam memanipulasi objek misalnya dengan memberikan

contoh cara memegang pensil, buku maupun alat lain sebagainya. Hal ini dianggap sangat efektif

dalam pendukung utama tumbuh kembang anak. Langkah selanjutnya yaitu menggunakan setiap

jari anak untuk menunjuk atau memilih suatu objek. Dan yang terakhir yaitu langkah menuju

pembelajaran calistung yaitu dengan mengetahui kekuatan mata dan tangan anak, seperti dengan

memperagakan sesuatu pada masing-masing anak.

Ada penelitian yang mengatakan bahwa anak yang bisa calistung pra sekolah, dengan anak

yang bisa calistung di tahun pertama sekolah dasar memiliki kemampuan setara begitu tahun

ketiga dan keempat. Jadi tidak perlu menggebu-gebu yang penting anak sehat dan senang. Tetapi

ketika anaknya tertarik untuk belajar calistung pada saat usia dini, kita tidak boleh melarangnya

karena anak memiliki tingkat penasaran yang tinggi. Maka dari itu harus mempertahankan rasa

penasaran dan kegembiraan mereka dengan cara yang belajar yang menyenangkan, agar rasa

semangat belajar akan berlanjut sampai dewasa dan agar niat belajarnya untuk bisa makin

mandiri serta bisa memberikan manfaat bagi orang lain bukan hanya untuk nilai di kertas saja.

E. PENILAIAN AWAL KEAKSARAAN FUNGSIONAL WARGA BELAJAR

Keaktifan warga belajar memang sangat berperan dalam kegiatan pelaksanaan keaksaraan

fungsional ini,dalam hal ini ada beberapa langkah –langkah yang perlu disampaikan yaitu :
1. Warga belajar datang tepat waktu,kegiatan pembelajaran dimulai dengan cerita tanya

jawab,dimana warga belajar bebas mengeluarkan pendapat yang berkenaan dengan

kegiatan ini.

2. Meminta warga belajar membaca kalimat –kalimat pendek.

3. Meminta warga belajar untuk menuliskan beberapa kalimat pendek.

4. Topik pembelajaran baca dan tulis sesuai dengan kebutuhan pekerjaan sehari –hari.

5. Tutor mengajak warga belajar untuk latihan menghitung bersama –sama dimulai dengan

menghitung sederhana.

6. Tutor mengajak warga untuk membaca cerita pendek  bersama –sama.

7. Tutor meminta warga belajar untuk merangkai beberapa kalimat menjadi sebuah paragrap

sederhana.

Demikianlah gambaran keaktifan warga belajar sampai penilaian pembelajaran,penilaian

yang dikembangkan dalam program keaksaraan fungsional terdiri atas penilaian awal,penilaian

proses dan penilaian hasil belajar.

F. IDENTIFIKASI MASALAH DAN POTENSI LINGKUNGAN KEAKSARAAN

Nama Warga Belajar:

NO Kontek Masalah Potensi


Sosial/
Lingkungan
1 Berita

2 ekonomi
3 kesehatan

4 Lingkungan

5 Aktivitas
penduduk

6 Dst

Keterangan/Informasi Budaya lain : (Isi dengan masalah keaksaraan lain yang muncul di

mayarakatsekitar WB)Isilah kolom masalah dan potensi dengan hasil pengamatan Anda aat

sedang melakukan perbincangandengan WB mengenai situasi dan kondisi berbagai aspek

kehidupan WB. Misalnya, secara ekonomi,masalah apa yang dimiliki WB dan potensi apa yang

dapat dikembangkan untuk mengatasi masalahekonomi WB; secara kesehatan, masalah

kesehatan apa yang dihadapi WB dan lingkungan terdekatnya,serta potensi perbaikan kesehatan

yang dapat ditumbuhkan dari lingkungan WB tersebut.Setelah Anda cukup memperoleh

informasi awal tentang seluk beluk WB yang akan anda bombing.Anda harus membuat

rangkuman hasil kegiatan identifikasi kemampuan awal dan kebutuhan sertaminat belajar WB

dengan menggunakan format berikut.

G. HASIL IDENTIFIKASI KEMAMPUAN AWAL DAN KEBUTUHAN SERTA

MINAT WARGA BELAJAR


Sebelum pelaksanaan program Keaksaraan Fungsional di Desa ini dijalankan terlebih

dahulu tutor melakukan identifikasi materi pembelajaran sesuai minat kubutuhan warga belajar

Yaitu membuat topik - topik pembelajaran berdasarkan minat dan kebutuhan warga belajar

tersebut yaitu belajar mengaji, praktek sholat dan hafalan do’a-do’a sehari-hari, seperti yang

telah dikatakan oleh ibu Isti’anah salah salah satu tutor program keaksaraan fungsional. “ dalam

program ini disini kami tidak hanya mengajarkan kepada warga belajar untuk membaca, menulis

dan berhitung saja serja ketrampilan saja mbak, tapi atas permintaan warga belajar disini kami

juga menambahkan materi mengaji, praktek sholat serta hafalan do’a-do’a. jadi program ini tidak

hanya bermanfaat untuk dunia saja tetapi juga bermanfaaf utuk akhirat nanti”. Kemudian

membuat jadwal pertemuan untuk menggambarkan proses pembelajaran dan tutor bersama

warga belajar mencari bahan bacaan yang terkait dengan topik tersebut. Penentuan kalender

akademik disusun berdasarkan rencana belajar yang telah disepakati antara warga belajar dan

tutor yang disesuaikan dengan masing-masing warga belajar. Proses pembelajaran dilaksanakan

sebanyak 8 kali pertemuan, selama 4 hari dalam satu minggu, yakni setiap hari senin, rabu,

kamis dan hari sabtu pada jam 13:30 -17.00 WIB mulai tanggal 10 november- 20 november 2021

H. KESEPAKATAN WARGA BELAJAR

Nama Pokjar                               :

Alamat Pokjar                             :

Nama Tutor                                 : 

Jumlah Warga Belajar                 : 7 Orang

Waktu Belajar                             : 4 kali, seminggu

Hari senin , rabu, kamis, dan sabtu

Pukul 13.30 s.d 17.00 WIB.


Materi yang Julah Bahan/
diminati WB pertemuan Sumber

Mengenal huruf 1 kali pertemuan Buku pintar


Alphabet calistung

Membuat 1 kali pertemuan Buku panduan


kerajinan tangan membuat
dari bungkus kerajinan
kopi dan ale-ale tangan

Membuat tempe 1 kali Buku panduan


pertemuan membuat tempe

I. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Warga Belajar dapat menirukan dan membaca teks sederhana

2. Warga Belajar dapat membaca kata-kata sederhana dari teks “kebun binatang”

3. Warga Belajar dapat menceritakan isi bacaan dengan bahasa sendiri

4. Warga Belajar dapatmenulis beberapa kalimat sederhana

5. Warga Belajar dapatmenulis nama hari dalam seminggu

6. Warga Belajar dapatmenulis beberapa jenis binatang

7. Warga Belajar dapatmenulis bagian-bagian tubuh binatang

8. Warga Belajar dapatmengenal bialangan 1-50

9. Warga Belajar dapat melakukan penjumlahan sampai 50

10. Warga Belajar dapat mengurutkan bialangan dari yang terkecil 1-50

11. Warga Belajar dapat menjumlahkan dengan hasil kurang dari 50

12. Tutor meminta WB menceritakan kegiatan darma wisata


13. Tutor meminta WB menyebutkan hari dalam seminggu, tutor menuliskannya di papan

tulis

14. Warga Belajar dapatmenyebutkanbinatang apa saja yang bisa diternakan

15. Warga Belajar dapatmenanggapi cerita teman tentang berternak ayam

16. Warga Belajar dapat berdiskusi tentang manfaat binatang bagi manusia,tutor mengajak

WB untuk melaksanakan usaha berternak :

a.Berternak Sapi

b.Berternak Kambing

c.Berternak Itik

d.Berternak Ayam

e.Membuat Roti Buaya

J. LAPORAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran keaksaraan fungsional (tingkat keaksaraan

dasar) dilaksanakan meliputi beberapa tahapan. Ini dilakukan agar kegiatan pembelajaran

dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a.    Menentukan calon Warga Belajar (WB) yang akan dibimbing dengan pengisian angket

(terdapat dalam lampiran).

Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara mendatangi rumah-rumah warga masyarakat yang

tercatat dalam data warga masyarakat yang buta aksara yang diberikan oleh Kelian Banjar

Dinas Seloni. Kegiatan ini mendapat beberapa hambatan. Salah satu diantaranya adalah

banyaknya warga yang mengaku sudah melek huruf meskipun setelah dilakukan tes ternyata

tidak mengenal huruf sama sekali, selain itu ada juga warga yang mangaku tidak mempunyai
waktu untuk belajar, sudah tidak mampu melihat dengan jelas (rabun), dan banyak lagi

alasan yang mereka katakan. Namun setelah diadakan pendekatan-pendekatan maka warga

yang berhasil diajak untuk belajar hanya berjumlah 7 orang itupun dengan iming-iming uang.

b.    Menentukan kesepakatan belajar yang dilakukan pada pertemuan pertama yaitu pada

tanggal 10 November 2021 (terdapat dalam lampiran)

Kesepakatan belajar tersebut tercapai dengan mempertimbangkan waktu yang dimiliki

oleh Warga Belajar dan Tutor sehingga disepakati bahwa kegiatan belajar berlangsung sebanyak

4 hari dalam satu minggu, yakni setiap hari senin, rabu, kamis dan hari sabtu pada jam 13:30

-17.00 WIB mulai tanggal 10 november- 20 november 2021.

c.    Mengidentifikasi kemampuan awal dan kebutuhan belajar WB

Kegiatan identifikasi ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada

Warga Belajar yang kemudian dituangkan ke dalam formulir Format 1a (terdapat dalam

lampiran).

d.   Membuat Program Kegiatan Pembelajaran

Program ini dibuat sekali selama kegiatan berlangsung sebagai pedoman dalam melakukan

kegiatan pembelajaran sekaligus sebagai batasan-batasan materi yang akan disampaikan

kepada Warga Belajar.

e.    Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Selama kegiatan ini berlangsung Tutor hanya membuat RPP sebanyak 3 buah yang

dikembangkan selama 11 pertemuan.

f.     Melaksanakan proses pembelajaran

Proses pembelajaran dilaksanakan sangat tergantung pada situasi dan kondisi WB agar

mereka merasa nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran. Pembelajaran dilakukan


dengan menggunakan papan tulis sebagai tempat menulis tutor dan WB serta sabak sebagai

tempat menulis WB selain menggunakan buku tulis.

g.    Melakukan penilaian proses dan hasil belajar Warga Belajar

Penilaian proses dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui

perkembangan dari masing-masing Warga Belajar sedangkan hasil belajar diperoleh setelah

tutor memberikan evaluasi akhir pada setiap pertemuan.

K. LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Nama Masyarakat Komentar Tutor

Kemampuan membaca sudah ada


1 Nur peningkatan
Kemampuan menulis sudah ada
peningkatan
Kemampuan menghitung sudah ada
peningkatan
Kemampuan menulis sudah ada
2 Laila peningkatan
Kemampuan menghitung sudah ada
peningkatan

Kemampuan menulis masih perlu dibina


3 Yanti
Kemampuan menghitung sudah ada
peningkatan

Kemampuan menulis masih perlu dibina


4 Ajiz
Kemampuan menghitung sudah ada
peningkatan
Kemampuan menulis masih perlu dibina
5 Abdul

6 Munir Kemampuan menghitung sudah ada peningkatan


Kemampuan menulis masih perlu dibina
7 Azlar
Kemampuan menghitung sudah ada
peningkatan

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah diadakan observasi dan tanya jawab dengan warga belajar, maka diketahui

permasalahan yang dihadapi oleh warga belajar terutama pembelajaran membaca,menulis,dan

berhitung lanjutan dari 7 orang warga belajar ditemukan sebagai berikut:

1. 1 orang warga lancar membaca, menulis dan berhitung

2.6 orang warga lancar berhitung dan menulis, tapi membaca tidak lancar

Kegitan praktek lapangan ini bersifat menunjang program pemerintahan dalam rangka

menuntaskan buta aksara, meningkatkan kemampuan warga belajar dalam pembelajaran

CALISTUNG (baca, tulis, hitumg) agar nantinya dapat digunakan dalam kehidupan sehari –

hari.

B. SARAN

 Berdasarkan pengalaman penulis selama melaksanakan praktek lapangan,didapatkan saran –

saran sebagai berikut :

1. Guru hendaknya melaksanakan apresiasi dan motivasi pada saat membuka pelajaran

untuk memusatkan perhatian warga belajar dan menimbulkan kesiapan mental mental

warga belajar dalam mengikuti pembelajaran.

2. Sebaiknya dalam proses pembelajaran guru menggunakan alat peraga agar pembelajaran

lebih bermakna dan lebih menarik bagi warga.

3. Memperbaiki proses belajar mengajar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan warga

C. HARAPAN
Sebagai akhir kegiatan di kelompok belajar  banyak temuan –temuan yang bersifat positif

dan ada juga sebaliknya.Dari hasil observasi awal sebagian warga belajar terdapat beberapa

warga belajar yang belum lancar membaca,menulis,dan berhitung.Ada juga pernah duduk di

bangku sekolah meskipun hanya tamat SD,kemudian mereka jarang menggunakan kemampuan

baca,tulis,dan hitung mereka yang menyebabkan mereka buta aksara.

Dari uraian di atas diketahui bahwasannya kegiatan keaksaraan fungsional ini sangat perlu

unutuk ditindaklanjuti agarmereka dapat terus melatih kemampuan baca,tulis dan hitung

mereka.Namun mengingat terbatasnya sarana dan prasarana yang tersedia serta keterbatasan

waktu menyebabkan kita tidak dapat memaksa mereka untuk terus melatih kemampuan

mereka.Maka dari itu kesadaran mereka untuk datang tepat waktu pada kegiatan keaksaraan

fungsional ini amatlah membanggakan.Untuk masa yang akan datang kebutuhan belajar harus

benar –benar kita persiapkan dengan baik agar apa yang kita harapkan dapat tercapai.

LAMPIRAN
BAB II

PELAKSANAAN PROGRAM

A. LOKASI DAN WAKTU

Pelaksanaan praktik TBM ini terletak di Dusun Antema Desa Pahokng RT/RW 001/003.

Mengingat pelaksanaan praktik yang tidak hanya cukup dilaksanakan 1 hari saja, maka

pelaksanaan praktik TBM itu dilaksanakan sebanyak 8 kali pertemuan, selama 4 hari dalam satu

minggu, yakni setiap hari senin, rabu, kamis dan hari sabtu pada jam 13:30 -17.00 WIB mulai

tanggal 10 november- 20 november 2021.

B. MATERI KEGIATAN
NO Hari/Tanggal Kegiatan Tempat pelaksanaan
pelaksanaan Pelaksanaan

1 rabu/ 10/ Mengenalkan Dusun Dirumah Ibu


November 2021 huruf A sampai antema,desa Tutik
dengan huruf Z pahokng. rt/rw
Kepada Warga. 001/003

2 kamis / 11/ Mengenalkan Dusun Di rumah ibu


november 2021 angka 1 sampai antema,desa tutik
dengan 20 kepada pahokng. rt/rw
warga. 001/003

3 Jum’at/ 12 Memberikan Dusun Dirumah ibu


november 2021 ujian kepada antema,desa tutik
masyarakat pahokng.
rt/rw
001/003

4 Sabtu / 13 Mengajarkan Dusun Dirumah


november 2021 warga membaca antema,desa mibu tutik
pahokng. rt/rw
001/003

5 Rabu / 17 Mengajarkan Dusun Dirumah ibu


november 2021 warga menulis antema,desa ropina
pahokng. rt/rw
001/003

6 Kamis / 18 Mencari Dusun Dirumah ibu


november 2021 peralatan seperti antema,desa ropina
botol mineral pahokng. rt/rw
untuk membuat 001/003
kerajinan tangan

7 Jum’at / 19 Membuat Dusun Dirumah ibu


november 2021 kerajinan tangan antema,desa margulata
bersama warga. pahokng.
Yaitu membuat rt/rw
tempat pensil 001/003
8 Sabtu / 20 Perpisahan dan Dusun Dirumah ibu
november 2021 makan bersama antema,desa margulata
bersama warga pahokng.
rt/rw
001/003

C. STRATEGI DAN PAPARAN KEGIATAN


1. Desain Pendampingan
Desain pendampingan yang dilakukan dalam kesempatan ini menggunakan model

pengabdian berbasis PAR (Participatory Action Research). Model pengabdian berbasis PAR ini

memiliki tiga Variabel kunci yaitu, berpartisipasi, aksi dan penelitian. Dari ketiga prinsip PAR

itulah dosen (yang melakukan pengabdian) bisa bersama-sama masyarakat melakukan

identifikasi masalah, perencanaan, dan tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang

mereka hadapi. Di samping itu PAR memiliki nuansa penelitian kritik yang konstruktif terhadap

kondisi masyarakat, sehingga menjadi tugas independent dosen sebagai bentuk laporan

pertangung jawaban atas keterlibatan mereka terhadap proses perubahan yang dilakukan beserta

masyarakat tersebut.

2. Tempat dan Subjek Dampingan

Kegiatan ini dilaksanakan di taman baca masyarakat Dusun Antema Desa Pahokng

RT/RW 001/003, ada beberapa anak yang terlibat dalam kegiatan belajar bersama, membaca,

bercerita, mendongen dan bermain.

3. Strategi Aksi

Upaya untuk mengangkat program peningkatan minat dan kegemaran membaca perlu

melibatkan unsur-unsur berikut ini:

a. anak didik usia di bawah tujuh tahun,

b. tokoh masyarakat,

c. orang tua,
d. lingkungan masyarakat,

e. lembaga-lembaga masyarakat yang berminat terhadap pengembangan minat dan

kegemaran membaca,

f. pemerintah melalui berbagai program yang dikembangkan posyandu, dan

g. komunitas lainnya. Langkah awal yang dilakukan oleh tim, melakukan komunikasi

dengan lebih intensif dengan tokoh masyarakat yang sebagai pemilik komunitas taman

baca Puri Anjeni. Tim selanjutnya melakukan koordinsai dengan tim dan beberapa

orang relawan.

Adapun tindakan yang akan dilakukan dalam pengembangan taman baca masyarakat

ramah anak meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Penataan status organisasi taman baca masyarakat,

b. Pendanaan yang memadahi yang dapat digunakan untuk operasional taman baca masyarakat,

c. Tempat yang representative dan ramah anak,

d. Koleksi bahan pustaka perlu disesuaikan dengan kebutuhan,

e. Peralatan dan perlengkapan, perlu disesuaikan dengan kebutuhan taman baca masyarakat

sehingga taman baca dapat berjalan dengan baik,

f. Tenaga mempunyai kualifikasi yang memadahi untuk pengelolaan taman baca masyarakat,

g. Layanan taman baca masyarakat disesuaikan dengan kebutuhan,

h. Promosi dilakukan berbagai cara agar anak dan masyarakat tertarik berkunjung dan membaca;

1) Lomba menggambar untuk paud dan TK/RA, 2) Lomba mewarnai untuk paud dan TK/RA, 3)

Mendengarkan cerita, dan 4) Kegiatan pelatihan membaca cerita dan mendongeng untuk ibu

rumah tangga,

i. Gerakan membaca 20 menit untuk anak batuta,


j. Gerakan mematikan televisi jam 18.00-20.00,

k. Gerakan literasi dalam Keluarga.

BAB III

TEMUAN DAN HASIL

A. EVALUASI PROSES

Pelaksanaan prakti TBM ini dihadiri oleh 7 peserta yang berarti tingkat kehadiran

peserta praktik mencapai 100 %. Meskipun mencapai 100 %, proses tersebuttidak

mempersulit narasumber untuk menyampaikan materi kegiatan. Proses pembelajaranini

berlangsung sukses karena sarana dan prasarana yang digunakan mencukupi

danmemenuhi syarat. Selama praktik, semua peserta dapat belajar dengan aktif dan

merasanyaman.Evaluasi dilakukan dengan menilai keaktifan dalam belajar, melalui


persiapanawal, memilih buku, jumlah buku yang dibaca, serta keaktifan mengusulkan

pendapat,menganalisis masalah.

B. EVALUASI HASIL

Narasumber hadir tepat waktu sesuai jadwal yang sudah ditentukan, begitu pula para

peserta praktik hadir tepat waktu sesuai jadwal yang telah di tentukan sehingga

pelaksanaan berjalan dengan lancar. Evaluasi hasil dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Para peserta rata-rata belum bisa membaca (1 orang mampu berhitung, membaca,

dapat mengenali angka dan huruf dengan jelas)

2. Peserta ada yang sudah mengenal huruf tetapi malu dan tidak aktif

3. Peserta ada yang tidak berkonsentrasi dalam mengikuti kegiatan dan tidak

mengerti kosa kata

C. PEMBAHASAN

Perbandingan antara hasil yang ingin diharapkan oleh narasumber dan hasil

evaluasi proses bernilai positif, semua peserta praktik berminat dan mampu memahami

materi yang telah disampaikan. Rata – rata semua peserta memahami tahapan – tahapan

yang dijelaskan oleh narasumber.Hal – hal yang mendukung proses praktik TBM adalah :

1.Kegiatan membaca yang tidak asing lagi bagi para peserta

2.Strategi membaca yang bervariasi sehingga para peserta sangat berminat untuk

melakukan kegiatan ini

3.Sarana dan prasarana yang mencukupi.

Sedangkan hal – hal yang menghambat proses praktik adalah waktu yang harus

disesuaikan dengan waktu masing – masing peserta sehingga tidak mengganggu kegiatan
mereka yang lain dan waktu yang sangat terbatas dalam meningkatkan minat baca dan

berhitung peserta.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan langkah

awal perjalanan menuju pencerahan. Kegiatan membaca ini juga dapat menciptakan generasi

muda yang kreatif, produktif dan inovatif, sehingga mampu menghadapi dan menyelesaikan

tantangan pembangunan di masa yang akan datang. Membaca juga merupakan bagian dari

sebuah pendidikan yang menjadi faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Sistem

pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu
menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Narasumber hadir tepat

waktu sesuai jadwal yang sudah ditentukan, begitu pula para peserta praktik hadir tepat waktu

sesuai jadwal yang telah di tentukan sehingga pelaksanaan berjalan dengan lancar.

Praktik TBM dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat. Melalui

praktik TBM masyarakat dapat memberdayakan membaca dan diskusidengan berbagai Variasi.

Banyaknya wawasan tentang strategi membaca dapat mengurangi tingkat pengangguran

masyarakat setempat.

B. SARAN / REKOMENDASI

Berdasarkan hal-hal diatas, maka untuk keberhasilan dalam pengelolaan sumber daya

manusia di Taman Baca Masyarakat, penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Relawan taman baca masyarakat Relawan diharapkan melakukan inovasi dan

pengembangan diri sesuai bakat masing-masing.

2. Pembaca Penulis berharap laporan ini dapat memberikan wacana keilmuan terkait

pengelolaan sumber daya manusia agar dapat menghasilkan sumber daya manusia

yang berkualitas.

3. Setelah melaksanakan kegiatan tersebut, masyarakat harus lebih menggali lagi variasi

– variasi yang lain, meningkatkan minat belajar, serta mengembangkan pengetahuan

mereka dengan harapan mengurangi tingkat pengangguran di lingkungan masyarakat

setempat.

C. TINDAK LANJUT

Para peserta sangat antusias dalam praktik TBM ini, sehingga banyak remaja lain

yang ingin mengikuti kegiatan tersebut dilain waktu, baik tentang membaca maupun

diskusi lainnya.
DAFTAR PESERTA

No Nama Masyarakat L/P Alamat Pekerjaan

1 Tutik p Antus ,19 maret1974 Karangan IRT

2 Ropina p Pahauman,3 april 1983 Karangan IRT

3 Modesta p Kase,16 juni 1992 Karangan IRT


4 Margulata p Karangan ,4 januari 1998 Karangan IRT

5 Eras p Karangan ,5 maret 1997 Karangan IRT

6 Umi p Karangan ,10 agustus1997 Karangan IRT

7 Gita L Karangan , Februari 1998 Karangan IRT

LAPORAN HASIL KEGIATAN

NAMA JENIS UMUR PENILAIAN WARGA BELAJAR


WARGA KELAMIN
BELAJAR WARGA
BELAJAR

1.ROPINA PEREMPUAN Dapat mengenal huruf tapi malu dan tidak aktif.

2.TUTI PEREMPUAN Dapat mengenal huruf dan angka dan sangat


aktif mengikuti kegiatan.
3.Katrin PEREMPUAN Dapat mengenal huruf dengan baik tapi tidak
bisa membedakan angka dan huruf.

4.Margulata PEREMPUAN Tidak mengenal huruf dan angka dan tidak


banyak bicara.

5.Sena PEREMPUAN Mampu berhitung dan membaca dan


dapat mengenali angka dan huruf dengan
jelas.

6.Umi PEREMPUAN Tidak berkonsentrasi dalam mengikuti kegiatan


dan tidak mengerti kosa kata.

7.Gita PEREMPUAN

Anda mungkin juga menyukai