“KEAKSARAAN FUNGSIONAL”
Disusun Oleh:
EMILIANA SRI WIJAYANTI
(858072344)
Mengetahui,
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena telah
Laporan praktik pembelajaran keaksaraan fungsional. Penyusunan laporan ini saya ajukan guna
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Untuk itu
dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan selama penulisan laporan
2. Kepada Kepala Desa Sinar Tebudak Kecamatan Tujuh Belas Kabupaten Bengkayang
yang telah banyak meluangkan waktu dan bersedia membantu penulis dalam pelaksanaan
penelitian.
3. Seluruh pihak – pihak yang telah membantu memberikan informasi, waktu dan tenaga,
Semoga Tuhan yang Maha Kuasa menerima amal baik kita dan memberikan ganjaran
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Upaya pemerintah untuk pemberantasan buta aksara telah dilakukan dengan berbagai
pendekatan diantaranya melalui : Kelompok belaiar pendidikan dasar. Kelompok belajar Paket
A, Kelompok belajar Paket A Upajiwa dan Paket OBAMA ( operasi Bakti Manunggal Aksara)
serta decade terakhir untuk program pemberantasan buta aksara disebut pendekatan Keaksaraan
mata memberikan kemampuan baca, tulis, hitung serta kemampuan berbahasa Indonesia bagi
masyarakat yang buta aksara, tetapi lebih jauh dari itu program pemberantasan buta aksara
warga, belajar sehari-hari, sehingga mereka semakin mampu untuk meningkatkan kualitas
kehidupannya.
Program pemberantasan buta huruf merupakan tindak lanjut dari amanat UUD 1945,
dimana pemerintah telah menempuh banyak cara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, baik
melalui jalan formal maupun non formal. Tetapi hasil yang dicapai belum memadai, terbukti
dengan masih banyaknya tingkat warga negara yang menyandang predikat buta aksara dan buta
aksara lanjutan. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya warga negara mendapat kesempatan
belajar akibat tingginya tingkat kemiskinan sehingga warga tidak dapat memfasilitasi dirinya
untuk belajar.
B. TUJUAN BELAJAR
Funsional ini diharapkan para warga belajar nusa indah di Desa Rawa Tenam akan
proposal.
4. Berdiskusi dan menganalisis masalah dan sumber–sumber atau potensi yang ada di
lingkungannya.
5. Mencoba ide–ide baru yang dipelajari dari bahan bacaan, dapat menulis dengan
secara mandiri.
BAB II
PEMBAHASAN
NAMA : ……………………………………………………………………
Umur : ……………………………………………………………………
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
Alamat :……………………………………………………………………
RT/RW : ……Desa/Dusun…………………Kecamatan…………………
1.Suami
2. Istri
3. Anak
4. Orangtua/Mertua
5. Lain-lain
Pekerjaan :
1.Pedagang
2.Nelayan
3.Petani
4.Peternak
5.Petambak
6.Burh tani/bangunan
7. Sopir pribadi/angkutan
8.Tukang ojek/becak
11.Lain-lain
B. IDENTITAS MAHASISWA
NIM : 858072344
Kab/Kota : PONTIANAK
UPBJJ-UT : 47 PONTIANAK
Pengisi Data,
EMILIANA SRI WIJAYANTI
NIM. 858072344
Calistung atau biasa yang disebut baca, tulis, berhitung merupakan sesuatu yang
berhubungan dengan membaca, menulis dan menghitung. Kegiatan ini harus dilakukan dengan
cara yang tepat kepada anak. Anak dengan usia sudah menginjak 7 tahun, maka kegiatan
pembelajaran calistung harus diajarkan dengan benar. Tetapi ketika anak dengan umur kurang
dari 7 tahun tidak dianjurkan kepada pengajar atau orang tua untuk mengajarkan calistung
kepada anak. Dalam artian ini bukan berarti melarang keras, tetapi bisa menggunakannya metode
yang efektif untuk mengajarkan calistung, dengan artian memperkenalkan calistung boleh, tetapi
tidak dengan unsur paksaan bahwa anak dengan usia kurang dari tujuh tahun harus sudah mahir
dalam membaca, menulis maupun menghitung. Pembelajaran calistung ini menuai pro dan
kontra karena banyak orang tua yang menginginkan anak nya dapat menguasai calistung, karena
orang tua biasanya merasa bila anak tidak bisa maka akan disbanding-bandingkan dengan anak
yang memiliki umur yang sama tetapi sudah mahir calistung. Selain itu adanya tuntutan tes
calistung pada saat mendaftar pada sekolah dasar, yang biasanya sekolah favorit. Tetapi biasanya
ujian calistung yang diselenggarakan sekolah tidak semua bertujuan menyaring calon murid.
Tetapi sebagai untuk menilai kemampuan anak agar sekolah dapat mengatur kelas sehingga
Tetapi ketika akan mengajarkan calistung banyak metode atau cara yang dapat digunakan
dalam proses pembelajaran pada anak dengan umur usia dini, misalnya seperti pembelajaran
dengan konsep pendidikan Waldorf. Yaitu dengan konsep pembelajaran membiasakan ritme,
melatih imitasi dan memelihara imajinasi. Contohnya yaitu membiasakan ritme dan rutinitas
pada anak karena dalam sistem Waldorf berpandangan bahwa anak punya Energi yg harus
disalurkan maka, tugas pendidik adalah menyalurkan energi tersebut sesuai ruang, waktu, dan
ritme tertentu karena setiap aktivitas ada awal dan akhirnya. Selanjutnya yaitu melatih imitasi
pada anak sebagai mahluk sosial, karena kemampuan mengimitasi merupakan kemampuan yang
bisa dipakai sampai dewasa, kemampuan ini perlu di kembangkan pada anak. Karena anak
dengan usia dini berlajarnya dari contoh dan praktek, bukan ucapan dan abstraksi. Dan yang
terakhir yaitu dengan memelihara imajinasi karena anak pada umur usia dini memiliki imajinasi
yang sangat tinggi. Misalnya dengan memberikan benda sehari-hari untuk dipakai bermain,
mengandalkan gerakan tangan dan kaki anak, yaitu dengan pengenalan calistung menggunakan
jari tangan. Karena dengan mengandalkan kekuatan tangan dan kaki bertujuan untuk kebutuhan
bagi anak usia dibawah tujuh tahun agar cerdas untuk melangkah ke arah selanjutnya dalam
penerapan calistung. Selanjutnya yaitu dengan pembelajaran menggunakan alat dengan benar
yaitu dengan memperkenalkan alat menulis dengan tujuan anak terbiasa dengan alat menulis.
Selanjutnya yaitu mengajarkan anak dalam memanipulasi objek misalnya dengan memberikan
contoh cara memegang pensil, buku maupun alat lain sebagainya. Hal ini dianggap sangat efektif
dalam pendukung utama tumbuh kembang anak. Langkah selanjutnya yaitu menggunakan setiap
jari anak untuk menunjuk atau memilih suatu objek. Dan yang terakhir yaitu langkah menuju
pembelajaran calistung yaitu dengan mengetahui kekuatan mata dan tangan anak, seperti dengan
Ada penelitian yang mengatakan bahwa anak yang bisa calistung pra sekolah, dengan anak
yang bisa calistung di tahun pertama sekolah dasar memiliki kemampuan setara begitu tahun
ketiga dan keempat. Jadi tidak perlu menggebu-gebu yang penting anak sehat dan senang. Tetapi
ketika anaknya tertarik untuk belajar calistung pada saat usia dini, kita tidak boleh melarangnya
karena anak memiliki tingkat penasaran yang tinggi. Maka dari itu harus mempertahankan rasa
penasaran dan kegembiraan mereka dengan cara yang belajar yang menyenangkan, agar rasa
semangat belajar akan berlanjut sampai dewasa dan agar niat belajarnya untuk bisa makin
mandiri serta bisa memberikan manfaat bagi orang lain bukan hanya untuk nilai di kertas saja.
Keaktifan warga belajar memang sangat berperan dalam kegiatan pelaksanaan keaksaraan
fungsional ini,dalam hal ini ada beberapa langkah –langkah yang perlu disampaikan yaitu :
1. Warga belajar datang tepat waktu,kegiatan pembelajaran dimulai dengan cerita tanya
kegiatan ini.
4. Topik pembelajaran baca dan tulis sesuai dengan kebutuhan pekerjaan sehari –hari.
5. Tutor mengajak warga belajar untuk latihan menghitung bersama –sama dimulai dengan
menghitung sederhana.
7. Tutor meminta warga belajar untuk merangkai beberapa kalimat menjadi sebuah paragrap
sederhana.
yang dikembangkan dalam program keaksaraan fungsional terdiri atas penilaian awal,penilaian
2 ekonomi
3 kesehatan
4 Lingkungan
5 Aktivitas
penduduk
6 Dst
Keterangan/Informasi Budaya lain : (Isi dengan masalah keaksaraan lain yang muncul di
mayarakatsekitar WB)Isilah kolom masalah dan potensi dengan hasil pengamatan Anda aat
kehidupan WB. Misalnya, secara ekonomi,masalah apa yang dimiliki WB dan potensi apa yang
kesehatan apa yang dihadapi WB dan lingkungan terdekatnya,serta potensi perbaikan kesehatan
informasi awal tentang seluk beluk WB yang akan anda bombing.Anda harus membuat
rangkuman hasil kegiatan identifikasi kemampuan awal dan kebutuhan sertaminat belajar WB
dahulu tutor melakukan identifikasi materi pembelajaran sesuai minat kubutuhan warga belajar
Yaitu membuat topik - topik pembelajaran berdasarkan minat dan kebutuhan warga belajar
tersebut yaitu belajar mengaji, praktek sholat dan hafalan do’a-do’a sehari-hari, seperti yang
telah dikatakan oleh ibu Isti’anah salah salah satu tutor program keaksaraan fungsional. “ dalam
program ini disini kami tidak hanya mengajarkan kepada warga belajar untuk membaca, menulis
dan berhitung saja serja ketrampilan saja mbak, tapi atas permintaan warga belajar disini kami
juga menambahkan materi mengaji, praktek sholat serta hafalan do’a-do’a. jadi program ini tidak
hanya bermanfaat untuk dunia saja tetapi juga bermanfaaf utuk akhirat nanti”. Kemudian
membuat jadwal pertemuan untuk menggambarkan proses pembelajaran dan tutor bersama
warga belajar mencari bahan bacaan yang terkait dengan topik tersebut. Penentuan kalender
akademik disusun berdasarkan rencana belajar yang telah disepakati antara warga belajar dan
tutor yang disesuaikan dengan masing-masing warga belajar. Proses pembelajaran dilaksanakan
sebanyak 8 kali pertemuan, selama 4 hari dalam satu minggu, yakni setiap hari senin, rabu,
kamis dan hari sabtu pada jam 13:30 -17.00 WIB mulai tanggal 10 november- 20 november 2021
Nama Pokjar :
Alamat Pokjar :
Nama Tutor :
10. Warga Belajar dapat mengurutkan bialangan dari yang terkecil 1-50
tulis
16. Warga Belajar dapat berdiskusi tentang manfaat binatang bagi manusia,tutor mengajak
a.Berternak Sapi
b.Berternak Kambing
c.Berternak Itik
d.Berternak Ayam
dasar) dilaksanakan meliputi beberapa tahapan. Ini dilakukan agar kegiatan pembelajaran
a. Menentukan calon Warga Belajar (WB) yang akan dibimbing dengan pengisian angket
Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara mendatangi rumah-rumah warga masyarakat yang
tercatat dalam data warga masyarakat yang buta aksara yang diberikan oleh Kelian Banjar
Dinas Seloni. Kegiatan ini mendapat beberapa hambatan. Salah satu diantaranya adalah
banyaknya warga yang mengaku sudah melek huruf meskipun setelah dilakukan tes ternyata
tidak mengenal huruf sama sekali, selain itu ada juga warga yang mangaku tidak mempunyai
waktu untuk belajar, sudah tidak mampu melihat dengan jelas (rabun), dan banyak lagi
alasan yang mereka katakan. Namun setelah diadakan pendekatan-pendekatan maka warga
yang berhasil diajak untuk belajar hanya berjumlah 7 orang itupun dengan iming-iming uang.
b. Menentukan kesepakatan belajar yang dilakukan pada pertemuan pertama yaitu pada
oleh Warga Belajar dan Tutor sehingga disepakati bahwa kegiatan belajar berlangsung sebanyak
4 hari dalam satu minggu, yakni setiap hari senin, rabu, kamis dan hari sabtu pada jam 13:30
Warga Belajar yang kemudian dituangkan ke dalam formulir Format 1a (terdapat dalam
lampiran).
Program ini dibuat sekali selama kegiatan berlangsung sebagai pedoman dalam melakukan
Selama kegiatan ini berlangsung Tutor hanya membuat RPP sebanyak 3 buah yang
Proses pembelajaran dilaksanakan sangat tergantung pada situasi dan kondisi WB agar
Penilaian proses dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui
perkembangan dari masing-masing Warga Belajar sedangkan hasil belajar diperoleh setelah
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah diadakan observasi dan tanya jawab dengan warga belajar, maka diketahui
2.6 orang warga lancar berhitung dan menulis, tapi membaca tidak lancar
Kegitan praktek lapangan ini bersifat menunjang program pemerintahan dalam rangka
CALISTUNG (baca, tulis, hitumg) agar nantinya dapat digunakan dalam kehidupan sehari –
hari.
B. SARAN
1. Guru hendaknya melaksanakan apresiasi dan motivasi pada saat membuka pelajaran
untuk memusatkan perhatian warga belajar dan menimbulkan kesiapan mental mental
2. Sebaiknya dalam proses pembelajaran guru menggunakan alat peraga agar pembelajaran
3. Memperbaiki proses belajar mengajar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan warga
C. HARAPAN
Sebagai akhir kegiatan di kelompok belajar banyak temuan –temuan yang bersifat positif
dan ada juga sebaliknya.Dari hasil observasi awal sebagian warga belajar terdapat beberapa
warga belajar yang belum lancar membaca,menulis,dan berhitung.Ada juga pernah duduk di
bangku sekolah meskipun hanya tamat SD,kemudian mereka jarang menggunakan kemampuan
Dari uraian di atas diketahui bahwasannya kegiatan keaksaraan fungsional ini sangat perlu
unutuk ditindaklanjuti agarmereka dapat terus melatih kemampuan baca,tulis dan hitung
mereka.Namun mengingat terbatasnya sarana dan prasarana yang tersedia serta keterbatasan
waktu menyebabkan kita tidak dapat memaksa mereka untuk terus melatih kemampuan
mereka.Maka dari itu kesadaran mereka untuk datang tepat waktu pada kegiatan keaksaraan
fungsional ini amatlah membanggakan.Untuk masa yang akan datang kebutuhan belajar harus
benar –benar kita persiapkan dengan baik agar apa yang kita harapkan dapat tercapai.
LAMPIRAN
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM
Pelaksanaan praktik TBM ini terletak di Dusun Antema Desa Pahokng RT/RW 001/003.
Mengingat pelaksanaan praktik yang tidak hanya cukup dilaksanakan 1 hari saja, maka
pelaksanaan praktik TBM itu dilaksanakan sebanyak 8 kali pertemuan, selama 4 hari dalam satu
minggu, yakni setiap hari senin, rabu, kamis dan hari sabtu pada jam 13:30 -17.00 WIB mulai
B. MATERI KEGIATAN
NO Hari/Tanggal Kegiatan Tempat pelaksanaan
pelaksanaan Pelaksanaan
pengabdian berbasis PAR (Participatory Action Research). Model pengabdian berbasis PAR ini
memiliki tiga Variabel kunci yaitu, berpartisipasi, aksi dan penelitian. Dari ketiga prinsip PAR
mereka hadapi. Di samping itu PAR memiliki nuansa penelitian kritik yang konstruktif terhadap
kondisi masyarakat, sehingga menjadi tugas independent dosen sebagai bentuk laporan
pertangung jawaban atas keterlibatan mereka terhadap proses perubahan yang dilakukan beserta
masyarakat tersebut.
Kegiatan ini dilaksanakan di taman baca masyarakat Dusun Antema Desa Pahokng
RT/RW 001/003, ada beberapa anak yang terlibat dalam kegiatan belajar bersama, membaca,
3. Strategi Aksi
Upaya untuk mengangkat program peningkatan minat dan kegemaran membaca perlu
b. tokoh masyarakat,
c. orang tua,
d. lingkungan masyarakat,
kegemaran membaca,
g. komunitas lainnya. Langkah awal yang dilakukan oleh tim, melakukan komunikasi
dengan lebih intensif dengan tokoh masyarakat yang sebagai pemilik komunitas taman
baca Puri Anjeni. Tim selanjutnya melakukan koordinsai dengan tim dan beberapa
orang relawan.
Adapun tindakan yang akan dilakukan dalam pengembangan taman baca masyarakat
b. Pendanaan yang memadahi yang dapat digunakan untuk operasional taman baca masyarakat,
e. Peralatan dan perlengkapan, perlu disesuaikan dengan kebutuhan taman baca masyarakat
f. Tenaga mempunyai kualifikasi yang memadahi untuk pengelolaan taman baca masyarakat,
h. Promosi dilakukan berbagai cara agar anak dan masyarakat tertarik berkunjung dan membaca;
1) Lomba menggambar untuk paud dan TK/RA, 2) Lomba mewarnai untuk paud dan TK/RA, 3)
Mendengarkan cerita, dan 4) Kegiatan pelatihan membaca cerita dan mendongeng untuk ibu
rumah tangga,
BAB III
A. EVALUASI PROSES
Pelaksanaan prakti TBM ini dihadiri oleh 7 peserta yang berarti tingkat kehadiran
danmemenuhi syarat. Selama praktik, semua peserta dapat belajar dengan aktif dan
pendapat,menganalisis masalah.
B. EVALUASI HASIL
Narasumber hadir tepat waktu sesuai jadwal yang sudah ditentukan, begitu pula para
peserta praktik hadir tepat waktu sesuai jadwal yang telah di tentukan sehingga
pelaksanaan berjalan dengan lancar. Evaluasi hasil dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Para peserta rata-rata belum bisa membaca (1 orang mampu berhitung, membaca,
2. Peserta ada yang sudah mengenal huruf tetapi malu dan tidak aktif
3. Peserta ada yang tidak berkonsentrasi dalam mengikuti kegiatan dan tidak
C. PEMBAHASAN
Perbandingan antara hasil yang ingin diharapkan oleh narasumber dan hasil
evaluasi proses bernilai positif, semua peserta praktik berminat dan mampu memahami
materi yang telah disampaikan. Rata – rata semua peserta memahami tahapan – tahapan
yang dijelaskan oleh narasumber.Hal – hal yang mendukung proses praktik TBM adalah :
2.Strategi membaca yang bervariasi sehingga para peserta sangat berminat untuk
Sedangkan hal – hal yang menghambat proses praktik adalah waktu yang harus
disesuaikan dengan waktu masing – masing peserta sehingga tidak mengganggu kegiatan
mereka yang lain dan waktu yang sangat terbatas dalam meningkatkan minat baca dan
berhitung peserta.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan langkah
awal perjalanan menuju pencerahan. Kegiatan membaca ini juga dapat menciptakan generasi
muda yang kreatif, produktif dan inovatif, sehingga mampu menghadapi dan menyelesaikan
tantangan pembangunan di masa yang akan datang. Membaca juga merupakan bagian dari
sebuah pendidikan yang menjadi faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Sistem
pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu
menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Narasumber hadir tepat
waktu sesuai jadwal yang sudah ditentukan, begitu pula para peserta praktik hadir tepat waktu
sesuai jadwal yang telah di tentukan sehingga pelaksanaan berjalan dengan lancar.
Praktik TBM dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat. Melalui
praktik TBM masyarakat dapat memberdayakan membaca dan diskusidengan berbagai Variasi.
masyarakat setempat.
B. SARAN / REKOMENDASI
Berdasarkan hal-hal diatas, maka untuk keberhasilan dalam pengelolaan sumber daya
2. Pembaca Penulis berharap laporan ini dapat memberikan wacana keilmuan terkait
pengelolaan sumber daya manusia agar dapat menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas.
3. Setelah melaksanakan kegiatan tersebut, masyarakat harus lebih menggali lagi variasi
setempat.
C. TINDAK LANJUT
Para peserta sangat antusias dalam praktik TBM ini, sehingga banyak remaja lain
yang ingin mengikuti kegiatan tersebut dilain waktu, baik tentang membaca maupun
diskusi lainnya.
DAFTAR PESERTA
1.ROPINA PEREMPUAN Dapat mengenal huruf tapi malu dan tidak aktif.
7.Gita PEREMPUAN