Disusun Oleh :
215020301111075
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
Sektor industri manufaktur konsisten dalam memainkan peran pentingnya sebagai penggerak
dan penopang utama bagi perekonomian nasional. Namun, pada tahun 2020 industri manufaktur
Thailand berkembang cukup pesat dengan menyumbang PDB di Thailand sebesar 25,24%. Angka
tersebut cenderung lebih unggul jika dibandingkan dengan sektor manufaktur Indonesia yang hanya
menyumbang sebesar 19,88% dalam pembentukan PDB pada periode yang sama. Sehingga, penelitian
ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Malaysia, dan
Thailand untuk membuktikan apakah terdapat perbedaan pendapatan yang signifikan antara
perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada bursa efek tersebut.
Penelitian dilakukan pada 30 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Malaysia, dan
Thailand pada periode 2022. Objek dari penelitian adalah bursa efek dari negara yang berbeda untuk
melihat rata-rata pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan. Uji analisis dilakukan dengan one way
anova (ANOVA) dimana terdapat 3 variabel pembeda.
Berikut merupakan sampel yang diambil pada masing-masing perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, Malaysia, dan Thailand Periode 2022
(Dalam Milyaran)
Pembahasan
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 90 data. Berdasarkan
tabel analisis deskriptif dapat dilihat bahwa rata-rata (mean) pendapatan perusahaan manufaktur yang
terdaftar pada Bursa Efek Thailand memiliki nilai yang lebih tinggi yakni 50887,23 jika dibandingkan
dengan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ataupun Malaysia. Selain itu, juga dapat kita
lihat bahwa pendapatan terbesar diperoleh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Thailand yakni
sebesar 618.000 dan pendapatan terkecil adalah perusahaan yang terdaftar di bursa efek Malysia
sebesar 47.
Hasil Uji ANOVA (Analysis of Varians)
Berikut adalah hasil uji one way anova adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis
Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan yang diperoleh perusahaan
manufaktur di bursa efek Indonesia, Malaysia, ataupun Thailand pada periode 2022
2. Tingkat Signifikan
Pengujian menggunakan tingkat signifikansi adalah 5% atau 0,05
3. Kriteria Uji
Sig. < a atau F hitung > F tabel, maka Ho Ditolak
Sig > a atau F hitung < F tabel, maka Ho Diterima
a = 0,05
df = k-1 → 3 - 1 = 2
N-k → 90 - 3 = 87
Maka dapat dilihat pada F tabel dengan degree of freedom 2 (penyebut) dan 87 (pembilang)
maka F tabel yang diperoleh adalah 3.101
Berdasarkan tabel anova dapat dilihat bahwa nilai Signifikansi adalah 0,067. Karena nilai
signifikansi 0,067 > 0,05 dan nilai F hitung < F tabel yakni 2.793 < 3.101. Maka dapat
disimpulkan bahwa Ho diterima, yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
pendapatan yang diperoleh perusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia, Malaysia,
ataupun Thailand pada periode 2022.
Dapat kita lihat juga pada Post Hoc Test bahwa terdapat 1 populasi yang memiliki perbedaan
signifikan yakni Bursa Efek Malaysia dengan Bursa Efek Thailand dengan nilai signifikansi
adalah 0,02 < 0,05 yang berarti rata-rata tersebut memiliki perbedaan. Namun, untuk dapat
menolak Ho, harus terdapat minimal 2 rata-rata populasi yang berbeda. Karena hasil tabel
hanya menunjukkan 1 rata-rata yang berbeda maka hal tersebut mendukung untuk menerima
Ho.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis tabel anova, dapat disimpulkan bahwa hipotesis null diterima,
dimana hanya ditemukan 1 rata-rata populasi yang berbeda dan hal tersebut dianggap bahwa
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan yang diperoleh perusahaan
manufaktur di bursa efek Indonesia, Malaysia, ataupun Thailand pada periode 2022. Sehingga,
hal tersebut menunjukkan bahwa pendapatan tiap perusahaan yang terdaftar di bursa efek
tersebut adalah relatif sama.