Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOMPOS LIMBAH SAYUR DAN

PUPUK NPK MUTIARA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL


TANAMAN OKRA (Abelmoschus esculentus L.)

Oleh :
Ponseliana melianvi1), Edy syafril hayat2)
Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Panca Bhakti (penulis 1)
Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Panca Bhakti (penulis 2 )

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi pupuk
kompos limbah sayur dan pupuk NPK mutiara. Pada tanah aluvial di polybag.
Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Fakultas Pertanian Universitas
Panca Bhakti Pontianak dengan areal bertopografi datar dengan ketinggian 1
meter di atas permukaan laut. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 7 juni
2020 sampai 31 juli 2020. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap ( RAL ) pola factorial dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama
menggunakan Pupuk Kompos Limbah Sayuran (a) terdiri dari tiga taraf
perlakuan yaitu : a1 = 40 gram/polybag, a2 = 80 gram/polybag, a3 = 120
gram/polybag. Faktor kedua menggunakan Pupuk NPK Mutiara (p) terdiri
dari tiga taraf perlakuan yaitu: p1 = 2 gram/polybag, p2 = 2,75 gram/polybag,
p3 = 3,62 gram/polybag. Dengan demikian terdapat 9 kombinasi perlakuan
yaitu : a1p1, a1p2, a1p3, a2p1, a2p2, a2p3, a3p1, a3p2, a3p3. Setiap
perlakuan diulang sebanyak tiga kali dan setiap ulangan terdiri atas tiga
tanaman, sehingga jumlah tanaman keseluruhan adalah 3 x 3 x 3 x 3: 81
tanaman. Variabel pengamatan terdiri dari Tinggi tanaman (cm), jumlah daun
per tanaman (helai), Berat buah per tanaman(gram), jumlah buah per tanaman
(buah). Hasil penelitian menunjukan bahwa interaksi Pupuk Kompos Limbah
Sayuran dan NPK Mutiara berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman okra dilihat dari semua variabl yang diamati.
7
I. PENDAHULUAN
Tanaman okra (Abelmoschus esculentus L.) merupakan tanaman
semusim yang dijadikan sebagai bahan sayuran, tanaman okra banyak
disukai oleh kalangan masyarakat, terutama di Asia. Tanaman okra juga
dimanfaatkan sebagai obat- obatan yang dapat menyembuhkan banyak
penyakit dalam tubuh, masyarakat lebih memilih obat herbal karena tidak
memiliki efek samping. Tanaman okra pertama kali ditemukan di
Abyssinia (sekarang Ethiopia), kemudian tersebar ke berbagai daerah
didunia, baik yang beriklim tropis maupun subtropis (Barus, Chairain, H,
dan Rosita 2018). Di Kalimantan Barat, tanaman okra sudah sangat popular
karena sudah ratusan tahun diusahakan oleh para petani tionghua, sebab
tanaman ini disenangi oleh mereka dan biasa dijadikan sayuran dan bijinya
yang tua pun juga sering di gunakan sebagai campuran bubuk kopi (sebagai
jamu). Di Kalimantan barat sendiri tanaman okra dikenal dengan nama
kacang mia, kacang mekah, kacang arab, atau je thew (dalambahasa cina).

1
Buah okra berkhasiat untuk membantu menstabilkan kadar gula darah pada
penderita diabetes sehingga dapat menormalkan kadar gula dalam tubuh,
okra juga bermanfaat bagi wanita hamil sebab okra dapat menurunkan
resiko cacat saat dalam kandungan. Tanaman okra juga memiliki
kandungan yang sangai baik seperti Air, Energi, Protein, Lemak, Vitamin
A, Karbohidrat, Vitamin C, Total Serat, Vitamin E, Total Gula, Vitamin K,
Ca, Tiamin, Fe (Ichsan, Pranata, dan Insan 2015)
Tanaman okra memiliki karakteristik pertumbuhan secara
indeterminasi . Proses pembangunan selalu terjadi secara
berkesinambungan tergantung kondisi biotik dan abiotic stress. Tanaman
okra selalu memunculkan bunga satu atau dua setelah proses penanaman.
Pertambahan maksimal dari panjang, lebar , dan jumlah daunBuah okra
dipanen ketika telah matang, tetapi sebelum mulai mengering. Tanah
alluvial, merupakan salah satu jenis tanah yang dapat digunakan sebagai
media tumbuh tanaman okra. Di Kalimantan Barat luas tanah alluvi
mencapai 1.793.771 Ha atau 12,22 persen dari luas luas tanah keseluruhan
di Kalimantan Barat (Badan Pusat Statistik, 2018).
Usaha dalam pemanfaatan tanah alluvial sebagai media tumbuhan
tanaman sering di hadapkan pada kendala lain antara sifat fisik, kimia dan
biologi tanah yang kurang mendukung untuk pertumbuhan dan produksi
tanaman okra secara optimal. Dikarenakan kesuburan yang rendah,
terutama kandungan unusr N,P,K rendah kandungan Al dan Fe serta Mn
yang tinggi, disamping itu lapisan tanah memiliki bahan organik yang
relatif sedikit.
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah dalam upaya
menjadikan tanah alluvial yang baik yaitu dengan memberikan perlakuan
seperti pengolahan tanah, dan pemupukan. Salah satu pupuk yang dapat
digunakan adalah Pupuk Kompos Limbah Sayuran dan NPK Mutiara
diharapkan dengan pemberian pupuk kompos dan NPK Mutiara ini dapat
meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki struktur dan karakteristik
tanah serta dapat menyumbang unsur hara makro, yang sangat diperlukan
bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. (Sutejo,2020).

II. METODE PENELITIAN


Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Fakultas Pertanian
Universitas Panca Bhakti Pontianak ketinggian tempat 1 meter di atas
permukaan laut. Lama penelitian ialah 55 hari yang telah dilaksanakan dari
tanggal 7 Juni – 31 Juli 2020. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap ( RAL ) pola factorial dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama
menggunakan Pupuk Kompos Limbah Sayuran (a) terdiri dari tiga taraf
perlakuan yaitu : a1 = 40 gram/polybag, a2 = 80 gram/polybag, a3 = 120
gram/polybag. Faktor kedua menggunakan Pupuk NPK Mutiara (p) terdiri
dari tiga taraf perlakuan yaitu: p1 = 2 gram/polybag, p2 = 2,75
gram/polybag, p3 = 3,62 gram/polybag. Dengan demikian terdapat 9
kombinasi perlakuan yaitu : a1p1, a1p2, a1p3, a2p1, a2p2, a2p3, a3p1,
a3p2, a3p3. Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali dan setiap ulangan
terdiri atas tiga tanaman, sehingga jumlah tanaman keseluruhan adalah 3 x
3 x 3 x 3: 81 tanaman. Variabel yang diamati terdiri dari Tinggi tanaman
(cm), jumlah daun per tanaman (helai), Berat buah per tanaman(gram),
jumlah buah per tanaman (buah). Tanah aluvial yang digunakan sebagai

2
media tanam dalam penelitian ini diambil di lingkungan kampus fakultas
pertanian universitas panca bhakti Pontianak menggunakan cangkul Tanah
kemudian dikering anginkan selama 3 hari lalu tanah dihaluskan dan
kemudian diayak dan dimasukan ke dalam polybag dengan berat 8
kg/polybag setelah itu dilakukan pengapuran selama 2 minggu sebelum
tanam. Kapur yang digunakan adalah kapur dolomit, yang berfungsi
menaikan pH dengan dosis 3,15 gr / polybag. Setelah itu dilakukan
pemberian pupuk kompos limbah sayur dilakukan 1 minggu sebelum tanam
ke media tanah. 2 minggu setelah pemberian kapur dan pupuk kompos
limbah sayur benih okra siap di tanam. Penanaman benih okra dilakukan
dengan membuat lubang sedalam 3 cm, kemudian benih okra dimasukan
kedalam lubang tanam. Penyiraman dilakukan setiap hari sejak pertama
dilakukan penanaman pada pagi hari dan sore hari. Pemberian pupuk NPK
Mutiara di lakukan dengan cara di taburkan pada tanaman sesuai dosis
yang di anjurkan. Pemberian pupuk NPK di lakukan 2 minggu setelah
tanam. Penyiangan gulma dilakukan pada saat gulma tumbuh di polybag
dengan cara dicabut. Panen buah okra dilakukan saat umur tanaman berusia
49 hari. Buah okra dipanen ketika masih muda, kira-kira yang sudah
berukuran panjang 5-10 cm, panen dilakukan sampai 4 kali dengan rentang
waktu 2 hari, panen dilakukan menggunakan gunting. Variabel pengamatan
terdiri dari Tinggi tanaman (cm), jumlah daun per tanaman (helai), Berat
buah per tanaman(gram), jumlah buah per tanaman (buah). Pengukuran Ph
tanah dilakukan sebanyak 2 kali sebelum ditanam, sedangkan pengamatan
suhu udara 3 kali dan pengamatan kelembaban dilakukan 3 kali.
Tabel 1. Analisis Keragaman Rancangan Acak Lengkap
(RAL)

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F. hitung F. table


keragam bebas kuadrat tengah
5% 1%
an (SK) (DB) (JK) (KT)
Perlakuan a-p JKP KTG KTP:KTG
Faktor a a-1 JK(a) KT(a) KT(a):KTG
Faktor p p-1 JK(ap) KT(ap) KT(p):KTG
Interaksi
(ap) (a-1) (p-1) JK(ap) KT(ap) KT(ap):KTG
Galat ap (U-1) JKG KTG
Total (a. p. u -1) JKT

Sumber : Gaspersz (1994)


1. Jika F hitung < F table 5% artinya perlakuan berpengaruh tidak nyata.
2. Jika F table 5% ≤ F hitung , F tabel 1% artinya perlakuan berpengaruh nyata.

3
3. Jika F hitung ≥ F tabel 1% artinya perlakuan berpengaruh sangat nyata.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Tinggi Tanaman
Pengukuran tinggi tanaman dapat dilakukan ketika tanaman beruumur 53 hari, diukur
dari pangkal batang sampai titik tumbuh.
Tabel 2. Analisis Keragaman Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos Limbah
Sayuran Dan NPK Mutiara Terhadap Tinggi Tanaman Okra

F table
SK DB JK KT F Hitung 5% 1%
Perlakuan 8 50 6 0,33tn 2,51 3,71
Faktor A 2 3 2 0,09tn 3,55 6,01
faktor P 2 2 1 0,07tn 3,55 6,01
interaksi a x p 4 44 11 0,59tn 2,93 4,58
Galat 18 339 19
Total 26 390
KK = 10, 94%

Sumber : hasil analisis data tahun 2020


Berdasarkan hasil analisis kergaman pada Tabel 2. Menunjukkan bahwa interaksi
antara pupuk kompos limbah sayuran dan pupuk NPK mutiara, menunjukkan
pengaruh tidak nyata pada pengamatan tinggi tanaman.

Gambar 1. Diagram batang dan Rata-rata Tinggi Tanaman Okra (cm)


pada Setiap Perlakukan

43.00
42.00 41.71
40.85 40.96
41.00
39.83 39.74 39.93
40.00
39.00 38.61 38.52
38.00
37.00 37.03
36.00
35.00
34.00

a1p1a1p2a1p3a2p1 a2p2 a2p3a3p1a3p2a3p3


PERLAKUA
N

Dari gambar diatas menunjukan bahwa perlakuan a1p3 menghasilkan rata- rata
tertinggi yaitu 41,71 cm. Sedangkan hasil perlakuan dari a2p1 terendah yaitu 37,03 cm.

4
Dari diagram diatas menunjukan bahwa tinggi tanaman belum optimal.

B. Analisis Keragaman Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos Limbah Sayuran


Dan NPK Mutiara Terhadap jumlah daun Tanaman Okra

Tabel 3. Analisis Keragaman Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos Limbah


Sayuran Dan NPK Mutiara Terhadap jumlah daun Tanaman Okra
Sumber JK F F tabel
DB KT 5% 1%
Keragaman Hitung
Perlakuan 8 332,447 41,56 0,57tn 2,51 3,71
Faktor A 2 137,19 68,59 0,94tn 3,55 6,01
Faktor P 2 51,67 25,84 0,35tn 3,55 6,01
Interaksi a x 4 143,59 35,90 0,49tn 2,93 4,58
p
Galat 18 1.317,46 73,19
Total 26 1.649,91
KK = 7,92
%
Sumber: hasil analisis data tahun 2020
Berdasarkan hasil analisis keragaman pada Tabel 3, menunjukan bahwa interaksi
antara Pupuk Kompos Limbah Sayuran dan pupuk NPK mutiara, menunjukan pengaruh
tidak nyata pada pengamatan jumlah daun begitu pula pada faktor tunggal.

Gambar 2. Diagram Batang Rata-Rata Jumlah daun (Helai) pada


Setiap Perlakuan

Dari gambar diagram diatas menunjukan bahwa perlakuan a1p1 menghasilkan


rata-rata tertinggi yaitu 8,00 helai. Sedangkan hasil perlakuan dari a2p2 dan a3p2
terendah yaitu 7,00 helai.

5
C. Analisis Keragaman pengaruh pemberian Pupuk Kompos Limbah Sayuran dan
NPK Mutiara terhadap Berat Buah Per Tanaman Pada Tanaman Okra

Tabel 4. Analisis Keragaman pengaruh pemberian Pupuk Kompos


Limbah Sayuran dan NPK Mutiara terhadap Berat Buah Per Tanaman
Pada Tanaman Okra

Sumber F tabel
DB JK KT F Hitung 5% 1%
Keragaman
Faktor 8 332,4 41,56 0,57 tn
2,51 3,71
Faktor A 2 137,19 68,59 0,94tn 3,55 6,01
Faktor P 2 51,67 25,84 0,35tn 3,55 6,01
Interaksi a x p 4 143,59 35,90 0,49tn 2,93 4,58
Galat 18 1.317,5 73,19
Total 26 1.649,9
KK = 13,21 %

Sumber : hasil analisis data tahun 2020


Berdasarkan hasil analisis keragaman pada Tabel 4, menunjukan bahwa interaksi
antara pupuk kompos limbah sayuran dan pupuk NPK mutiara, menunjukan berpengaruh
tidak nyata pada pengamatan berat buah per tanaman. Pada perlakuan pupuk kompos
limbah sayuran dan pupuk NPK mutiara juga berpengaruh tidak nyata pada jumlah daun.

D. Analisis Keragaman Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos Limbah Sayuran dan


NPK Mutiara Terhadap Jumlah Buah Per Tanaman pada Tanaman Okra
Tabel 5. Analisis Keragaman Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos
Limbah Sayuran Dan NPK Mutiara Terhadap jumlah Buah Per Tanaman
pada Tanaman Okra
Sumber F
Keragaman DB JK KT Hitung F- Tabel
0,05 0,01
Faktor 8 1,04 0,13 0,52tn 2,51 3,71
Interaksi A 2 0,67 0,33 1,34tn 3,55 6,01
Interaksi P 2 0,17 0,09 0,34tn 3,55 6,01
Interaksi axp 4 0,20 0,05 0,20tn 2,93 4,58
Galat 18 4,50 0,25
Total 26 5,54
KK= 9,58%
Berdasarkan tabel 5 diatas bahwa interaksi antara pupuk kompos limbah sayuran
dan NPK mutiara berpengaruh tidak nyata pada pengamatan jumlah buah setiap
perlakuan.

6
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, ternyata Pengaruh Pemberian
Pupuk Ompos Limbah Sayuran Dan NPK Mutiara Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Okra Pada Tanah Alluvial, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pemberian Pupuk Kompos Limbah Sayuran Dan NPK Mutiara Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Okra Berpengaruh Tidak Nyata pada semua
Variabel Pengamatan begitu pula pada masing-masing faktor tunggal.
2. Pengaruh pemberian Pupuk Kompos Limbah Sayuran dan NPK Mutiara dengan
hasil dari tinggi tanaman pada perlakuan a1p3 41,71 cm, jumlah daun pada
perlakuan a1p1 8,00 , Berat Buah Per Tanaman pada perlakuan a3p3 70,56 dan
jumlah buah per tanaman pada perlakuan a2p1 dengan nilai 5,56.

V. DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik 2018. Kalimantan Barat Dalam Angka Pontianak.
Ichsan,M,C., Pranata, R dan Insan,W.,2015. Respon Produktifitas Tanaman Okra
(Abelmoschus esculentus L) Terhadap Dosis Pupuk Petrogenik .
Gaspersz, V, 1994. Metode Rancangan Percobaan Untuk Ilmu-Ilmu Pertanian, Teknik
Dan Biologi. Buku CV Armico. Bandung.
Luther, K. 2012. Panen Dan Menyimpan Benih Sayur-Sayuran : Buku Panduan Untuk
Petani. Taiwan : A VRCD Publication
Sutedjo, Mulyani Mul dan A.G Kartasapoetra. 1988. Pengantar Ilmu Tanah.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai