Nama :……………
NIM : ……………..
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 10
A. Tinjauan Teoritis ......................................................................... 10
1. Konsep Manajemen Keuangan .............................................. 10
2. Signalling Theory .................................................................... 11
3. Saham dan Harga Saham ...................................................... 13
4. Earning Per Share ................................................................... 26
5. Dividen Per Share ................................................................... 28
B. Penelitian Terdahulu ................................................................... 30
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ............................... 32
A. Kerangka Konseptual .................................................................. 32
B. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 34
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................... 37
A. Pendekatan Penelitian ................................................................ 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 37
C. Populasi dan Sampel .................................................................. 37
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 39
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .......................... 40
F. Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 42
G. Metode Analisis ........................................................................... 45
H. Uji Hipotesis ................................................................................ 46
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 84
2
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
Tabel 1.1
Indeks Kinerja Sektor Jasa di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019
Keuangan 9,19
Tabel 1.2
10
Harga Saham (Closing Price)
Kode
Nama Perusahaan
Emiten
2016 2017 Perubahan
Harga saham dapat ditentukan dengan tiga faktor yaitu faktor teknikal,
faktor dari dalam perusahaan maupun faktor dari luar perusahaan. Salah satu
faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu faktor internal perusahaan yang
diantaranya adalah pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti
peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal,
earning per share (EPS), dividen per share (DPS), price earning ratio, net
profit margin, return on assets dan lain-lain (Fatmawatie, A. S., dan Hamid,
M., 2018).
11
Earning per share merupakan besarnya laba yang dibagikan ke
pemegang saham setelah dibandingkan dengan saham yang beredar. Rasio
laba per lembar saham merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan
manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Oleh
karena itu, dengan mengetahui earning per share suatu perusahaan maka
investor dapat menilai potensi pendapatan atau keuntungan yang akan
diterimanya.
Earning per share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan bagian laba
untuk setiap lembar saham. Kenaikan atau penurunan EPS dari tahun ke
tahun adalah ukuran penting untuk mengetahui baik tidaknya pekerjaan yang
dilakukan perusahaan pemegang sahamnya. EPS yang tinggi menandakan
bahwa perusahaan dapat memberikan tingkat keuntungan kepada para
pemegang saham, sebaliknya EPS yang lebih rendah memberikan tingkat
keuntungan yang rendah kepada para pemegang saham (Darmadji dan
Fakhruddin, 2012:154; dalam Rahmadewi, P. W., dan Abundanti, N., 2018).
12
share berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham (Imelda
Khairani, 2016).
Keterkaitan antara earning per share dan dividen per share dalam
mempengaruhi tinggi ataupun rendahnya harga saham dapat ditunjukkan
melalui teori sinyal (signaling theory) yang menekankan pada pentingnya
informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi
pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor
dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan,
catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa
yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan
bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan
tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat
analisis untuk mengambil keputusan investasi. Informasi yang terkait dengan
laba (earning per share) ataupun pembagian keuntungan (dividen per share)
perusahaan merupakan salah satu hal yang menarik perhatian investor (Ross,
1977; dalam Maulana, F., 2017).
B. Rumusan Masalah
13
1. Apakah Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham
C. Tujuan Penelitian
sektor Properti, Real Estate dan Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
sektor Properti, Real Estate dan Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
sektor Properti, Real Estate dan Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
14
Hasil penelitan ini diharapkan dapat memberikan penjelasan tentang
tinggi atau rendahnya harga saham yang dapat ditunjukkan melalui teori
dan wawasan serta sumber bacaan atau referensi yang dapat memberikan
informasi teoritis dan empiris mengenai Earning Per Share dan Dividen Per
2. Manfaat Praktis
dipengaruhi oleh earning per share dan dividen per share, agar dapat
perusahaan.
15
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
16
daya perusahaan untuk mencari dana, mengelola dana dan membagi
dana dengan tujuan memberikan profit atau kemakmuran bagi para
pemegang saham dan suistainability (keberlanjutan) usaha bagi
perusahaan (Niyati, W., dan Lubis, I., 2019).
Manajemen keuangan menjelaskan keseluruhan aktivitas
perusahaan yang berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang
diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling
menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut se-
efisien mungkin (Bambang Riyanto, 2013:4).
Dari beberapa pernyataan yang telah dikemukakan diatas, maka
manajemen keuangan merupakan segala aktivitas atau kegiatan yang
dilakukan melalui proses perencanaan, pencarian, pengelolaan dan
pemanfaatan dana beserta asset perusahaan lainnya secara efektif dan
efisien, untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu profit.
17
1) Keputusan Investasi (Investment Decision). Keputusan investasi
2. Signalling Theory
32
sinyal dengan menyajikan laporan keuangan yang baik agar nilai saham
meningkat (Hartono, 2012).
Pemanfaatan teori sinyal dalam penelitian ini dapat dijelaskan, bahwa
laporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi yang dapat
menjadi sinyal atau tanda bagi investor. Sinyal inilah yang akan
memberikan pergerakan pada harga saham perusahaan, yang disebabkan
oleh respon investor. Informasi terkait laba perusahaan adalah salah satu
yang menarik minat investor, baik dalam bentuk earning per share dan
dividen per share. Hal ini disebabkan, karena laba yang dihasilkan
perusahaan dapat menggambarkan keberhasilan perusahaan, maka
semakin besar laba, semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk
membagikan keuntungan bagi pemegang sahamnya.
Hal ini dapat meningkatkan permintaan akan saham, sehingga harga
saham pun akan naik, di mana hasil ini sesuai dengan signalling theory
yang memberikan sinyal baik pada investor. Semakin meningkat earning
per share perusahaan, maka investor menganggap perusahaan
mempunyai prospek yang cerah di masa yang akan datang, sehingga akan
meningkatkan harga saham. Dan apabila dividen per share yang dibagikan
meningkat, maka akan menarik investor untuk membeli saham perusahaan
tersebut sehingga harga saham juga dapat meningkat.
33
1) Saham Biasa (Common Stock), saham biasa merupakan jenis efek
pasar modal.
dengan saham biasa karena tidak memiliki tanggal jatuh tempo dan
berlaku dari saham, memiliki klaim atas laba dan aktiva sebelumnya,
34
untuk setiap saham atau dapat pula berupa dividen saham yang
2) Capital Gain, Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan
jual lebih rendah dari harga beli saham, terkadang untuk menghindari
(cut loss).
35
dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih
para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa,
2) Saham di-delist dari bursa. Risiko lain yang dihadapi oleh para
36
menjadi ajang spekulasi. Jika telah didapatkan suatu informasi yang
jelas, maka suspensi atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa
37
Harga saham merupakan harga yang terbentuk dari interaksi
penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan
terhadap profit perusahaan. Aktivitas dalam pasar modal, harga saham
merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh
investor dalam melaksanakan investasi, karena harga menunjukkan nilai
suatu perusahaan. Semakin tinggi nilai harga saham semakin tinggi pula
nilai perusahaan tersebut begitu juga sebaliknya. Harga saham di bursa
efek ditentukan oleh kekuatan pasar, yang berarti harga saham
tergantung dari kekuatan permintaan dan penawaran. Kondisi
permintaan dan penawaran atas saham yang naik tiap harinya akan
membawa pola harga saham yang naik juga. Pada kondisi di mana
permintaan saham lebih besar, harga saham akan cenderung naik,
sedangkan pada kondisi di mana penawaran lebih banyak maka harga
saham akan menurun (Tandelilin, 2010:76).
Berdasarkan fungsinya, nilai suatu saham terbagi atas tiga jenis
(Anoraga dan Pakarti, 2008:58; dalam Novia, K. A. 2017), yaitu sebagai
berikut:
1) Par Value. Nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan akuntansi
satu jenis saham yang sama harus mempunyai satu jenis nilai
nominal.
akan berubah sesuai dengan aksi emiten. Untuk saham baru, harga
38
3) Market Price. Market price merupakan harga pada pasar riil, dan
harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau
emiten dan penjamin emisi. Harga pasar ini merupakan harga jual
dari investor yang satu dengan investor yang lain, dan disebut harga
waktu. Hal ini bisa terjadi karena berbagai macam sebab, bisa
manajemen perusahaan.
39
penutupan. Kecenderungan harga saham yang bervariasi menjadi daya
tarik pasar modal.
dengan cara :
40
dividen yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga
diterima.
41
2) Indeks LQ45. Indeks yang mengukur performa harga dari 45
9) Indeks IDX SMC Liquid / IDX Small-Mid Cap Liquid Index. Indeks
42
10) Indeks IDX High Dividend 20 / IDX High Dividend 20 Index. Indeks
11) Indeks IDX BUMN20 / IDX BUMN20 Index. Indeks yang mengukur
13) Jakarta Islamic Index (JII). Indeks yang mengukur performa harga
43
18) Indeks PEFINDO25. Indeks yang mengukur performa harga saham
lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik atau
21) Indeks SMinfra18. Indeks SMinfra18 adalah indeks yang terdiri dari
22) Indeks MNC36. Indeks yang terdiri dari 36 saham yang memiliki
44
24) Indeks PEFINDO i-Grade / PEFINDO Investment Grade Index.
Earning per share merupakan laba bersih setelah bunga dan pajak
yang siap dibagikan kepada pemegang saham dibagi dengan jumlah
lembar saham perusahaan. Semakin tinggi nilai earning per share akan
menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang
disediakan untuk pemegang saham. Dengan meningkatnya laba maka
harga saham cenderung naik, sedangkan ketika laba menurun maka harga
saham ikut juga turun. Untuk menganalisis penyebab perubahan EPS
dapat digunakan analisis rasio laba. Rasio laba menunjukkan dampak
gabungan dari likuiditas serta manajemen aktiva dan kewajiban terhadap
kemampuan perusahaan menghasilkan laba (Darmadji, dkk, 2012:82).
Terdapat dua jenis earning per share (Kasmir, 2016:207), yaitu :
1) Earning per share Historis. Merupakan earning per share yang dihitung
EPS historis merupakan nilai yang telah terjadi pada masa lampau.
emiten.
45
bagi investor untuk mengetahui perkembangan perusahaan selain itu juga
dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan.
Menghitung earning per share (Kasmir, 2016:207) dapat dilakukan dengan
menghitung:
𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 𝐒𝐞𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐁𝐮𝐧𝐠𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐏𝐚𝐣𝐚𝐤
𝑬𝑷𝑺 =
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐁𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐫
5. Dividen Per Share
bentuk aktiva lain sekalian kas atau saham, misalnya aktiva tetap dan
surat-surat berharga.
46
neraca perusahan. Proporsi kepemilikan saham dalam perusahaan tetap
sama (Susan Irawati, 2006; dalam Noviasari R, 2013).
Dividen per share merupakan besarnya pembagian dividen yang akan
dibagikan kepada pemegang saham setelah dibandingkan dengan rata-
rata tertimbang saham biasa yang beredar. Perusahaan yang dividen per
share-nya tinggi dibandingkan dengan perusahaan sejenis akan lebih
diminati oleh investor karena investor akan memperoleh kepastian berupa
dividen (Widyowati, L., 2015).
Pendapat ahli lainnya mengemukakan bahwa dividen per share
merupakan total semua dividen tunai yang dibagikan dibandingkan dengan
jumlah saham yang beredar. Besarnya dividen per lembar saham dapat
dihitung dengan rumus (Tandelilin, 2010:384; dalam Aminah, N., Arifati, R.,
dan Supriyanto, A., 2016), yaitu :
𝐃𝐢𝐯𝐢𝐝𝐞𝐧 𝐓𝐮𝐧𝐚𝐢
𝑫𝑷𝑺 =
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐁𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐫
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti,
Variabel Populasi, Sampel
No Tahun dan Judul Hasil penelitan
Penelitan dan Alat Analisis
Penelitian
47
Share Dan Earning share 2012 Sedangkan Devidend
Per Share per share
Terhadap Harga 2) Dependen: 2) Sampel: berpengaruh positif
Saham Pada Harga Saham Metode purposive dan tidak signifikan
Perusahaan Sektor sampling, terhadap harga
Otomotif Yang 9 perusahaan saham
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
3) Alat Analisis:
Regresi linier
berganda
48
Tabel 2.1 (Lanjutan)
49
6 Nur Hilal Syarief 1) Independen: 1) Populasi: Earning per share
(2019), Pengaruh Earning per 19 perusahaan (EPS), Dividen per
Earning per share share, share (DPS), Return
(EPS) dan Dividen Dividen per 2) Sampel: On Investment, dan
per share (DPS) share,Return Metode purposive Arus kas
Terhadap Harga On sampling, berpengaruh positif
Saham Pada Investment, 8 perusahaan signifikan terhadap
Perusahaan dan Arus kas harga saham.
Otomotif yang 3) Alat Analisis:
Terdaftar di Bursa 2) Dependen: Regresi linier
Efek Indonesia Harga saham berganda
50
III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konseptual
variabel penelitian yaitu antara variabel independen (earning per share) dan
dividen per share) dengan variabel dependen (harga saham) (Sugiyono, 2017:
128).
signaling theory yang menjelaskan bahwa earning per share dan dividen per
share dapat mempengaruhi tinggi ataupun rendahnya harga saham, hal ini
penting bagi investor dan pelaku bisnis, karena informasi pada hakekatnya
menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu,
saat ini maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu
perusahaan. Informasi yang terkait dengan laba (earning per share) ataupun
Penelitian ini menganalisis pengaruh earning per share (EPS) dan dividen
tersebut. Apabila earning per share dan dividen per share meningkat, maka
51
dibeli, maka harga saham perusahaan akan mengalami kenaikan di pasar
modal.
Gambar 3.1
Kerangka Konseptual
saham setelah dibandingkan dengan saham yang beredar. Rasio laba per
dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Oleh karena itu, dengan
mengetahui earning per share suatu perusahaan maka investor dapat menilai
antara earning per share dengan harga saham (Retni Noviasari, 2013; Bagya
dkk., 2016). Hasil berbeda ditunjukkan peneliti lainnya, bahwa earning per share
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham (Anita dan
37
Dividen per share merupakan rasio yang memberikan gambaran mengenai
seberapa besar laba yang dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang
saham sesuai dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya. Jika dividen per
share yang diterima naik, maka akan mempengaruhi harga saham di pasar
lainnya bahwa dividen per share berpengaruh negatif dan tidak signifikan
B. Hipotesis Penelitian
Permasalahan dalam penelitian ini, apakah earning per share dan dividen
antara laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku dengan jumlah saham
yang diterbitkan. Informasi peningkatan EPS akan diterima pasar sebagai sinyal
baik yang akan memberikan masukan positif bagi investor dalam pengambilan
keputusan membeli saham. Hal ini membuat permintaan akan saham meningkat
sehingga harganya pun akan naik (Ardiyanto, A., Wahdi, N., dan Santoso, A.,
2020).
H 1 : Earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham
perusahaan sektor Properti, Real Estate dan Konstruksi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
38
Pengumuman dividen merupakan sinyal yang positif bagi investor karena
dividen salah satunya dilakukan dalam bentuk dividen per share. Sinyal positif
menjadi tinggi sehingga harga saham meningkat, namun jika investor menerima
sinyal negatif atas suatu informasi yang diumumkan oleh emiten maka
H2 : Dividen per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham
perusahaan sektor Properti, Real Estate dan Konstruksi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
3. Pengaruh Dominan antara Earning per share dan Dividen per share
Informasi peningkatan earning per share dan dividen per share akan
diterima pasar sebagai sinyal baik yang akan memberikan masukan positif bagi
kebutuhan investor baik berupa dividen. Hal ini membuat permintaan akan
saham meningkat yang disebabkan oleh sinyal yang diterima oleh investor,
peneliti-peneliti lainnya dan earning per share sebagai variabel dengan nilai
39
signifikansi uji-t tertinggi yaitu sebesar 16,922 , maka hipotesis yang dapat
diajukan yaitu:
sektor Properti, Real Estate dan Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
40
IV. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
cara berpikir deduktif yang menunjukkan bahwa pemikiran dalam penelitian ini
didasarkan pada pola yang umum atau universal kemudian mengarah kepada
sebab akibat, yaitu variabel bebas atau independen (X) terhadap variabel
1. Populasi
41
Real Estate dan Konstruksi Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek
42
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum tahun 2016 dan masih
cara mengumpulkan data pada satu waktu yang sama selama satu periode
2. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,
(Sugiyono, 2017:224).
3. Sumber Data
atau instansi yang berhubungan dengan objek penelitian yang telah diolah
serta dari berbagai buku pendukung, jurnal hasil penelitian dan sumber-
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ini menggunakan tiga variabel penelitian yang terdiri dari dua variabel bebas
𝐃𝐢𝐯𝐢𝐝𝐞𝐧 𝐓𝐮𝐧𝐚𝐢
𝑫𝑷𝑺 =
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐁𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐫
kapan saja dan berubah sesuai dengan permintaan dan penawaran. Harga
saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham
Tabel 4.2
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Proksi Skala
Earning per share
menunjukkan besarnya
laba bersih perusahaan 𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 𝐒𝐞𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐁𝐮𝐧𝐠𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐏𝐚𝐣𝐚𝐤
𝑬𝑷𝑺 =
Earning yang siap dibagikan 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐁𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐫
Rasio
Per Share bagi semua pemegang
saham perusahaan dari (Kasmir, 2016:207)
setiap lembar saham.
Harga saham
merupakan harga yang
terbentuk dari interaksi
penjual dan pembeli Closing Price
Harga
saham yang Rasio
Saham
dilatarbelakangi oleh (Lilianti, 2018)
harapan terhadap profit
perusahaan.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk untuk menguji apakah dalam model regresi
atau tidak (Ghozali, 2016:154). Model regresi yang baik adalah memiliki
secara normal maka hasil uji statistik akan mengalami penurunan. Uji
0,05, maka data terdistribusi normal. Sedangkan, jika hasil One Sample
2. Uji Autokorelasi
model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk
Tabel 4.3
Keterangan :
a. Bila nilai DW (Durbin Watson) terletak antara batas atas atau Upper
d. Bila nilai DW terletak di antara batas atas (dU) dan batas bawah (dL)
dapat disimpulkan.
3. Uji Multikolonieritas
1) Jika tolerance > 10% dan VIF < 10%, maka tidak terjadi
multikolinieritas.
2) Jika tolerance < 10% dan VIF > 10%, maka terjadi multikolinieritas.
4. Uji Heteroskedastisitas
Untuk mendeteksi uji ini dapat dilihat dengan ada atau tidaknya pola
jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,
5. Uji Linearitas
G. Metode Analisis
atau deskripsi suatu data yang dilihat dari mean, standard deviasi,
menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah dipahami (Ghozali,
2016:19).
statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang
jelas dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara
sebagai berikut:
Y = α+ β 1 X 1 +β 2 X 2 + e
Keterangan :
Y = Harga Saham
A = Nilai konstanta
H. Uji Hipotesis
variabel dependen yang dalam model regresi digunakan uji F. Uji F disebut
dengan uji koefisien regresi secara serentak. Pengujian ini dilakukan untuk
b) Kriteria keputusan :
1) Uji kelayakan model diterima jika F- hitung > F- tabel , maka model regresi
2) Uji kelayakan model ditolak jika F- hitung < F- tabel , maka model regresi
dinyatakan tidak layak atau > a =0,05 , maka model dinyatakan tidak
sesuai.
nilai signifikansi t (p-value) < 0,05, maka hipotesis alternative diterima, yang
penelitian diterima.
penelitian ditolak.
R2 = r x 100%
Aminah, N., Arifati, R., &Supriyanto, A. (2016). Pengaruh Dividen Per Share,
Return On Equity, Net Profit Margin, Return On Investment Dan Return
On Asset Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan
Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-
2013. Journal Of Accounting, 2(2).
Ardiyanto, A., Wahdi, N., & Santoso, A. (2020). Pengaruh Return On Assets,
Return On Equity, Earning Per Share Dan Price To Book Value
Terhadap Harga Saham. Jurnal Bisnis & Akuntansi Unsurya, 5(1).
Bagya, M. B., Suhadak, S., & Handayani, S. R. (2016). Pengaruh Earning Per
Share (EPS), Return On Equity (ROE), Dan Price Earning Ratio (PER)
Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2014). Jurnal
Administrasi Bisnis, 41(1), 100-107.
Fatmawatie, A. S., & Hamid, M. (2018). Pengaruh Earning Per Share (EPS) Dan
Deviden Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Indeks Lq-45 Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016 (Doctoral Dissertation, Stie
Widya Wiwaha).
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program Ibm Spss 23
(Edisi 8). Cetakan Ke Viii. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Harpono, F. F., & Chandra, T. (2019). Analisis Pengaruh DER, ROE, PER, EPS,
Dan DPS Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor
Kesehatan Dan Farmasi Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-
2017. Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi, 3(1),69-78.
Khairani, I. (2016). Pengaruh Earning Per Share (EPS) Dan Deviden Per Share
Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2011-2013. Jurnal Manajemen Dan
Keuangan, 5(2), 566-572.
Lilianti, E. (2018). Pengaruh Dividend Per Share (DPS) Dan Earning Per Share
(EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi
Di Bursa Efek Indonesia (Bei). Jurnal Ecoment Global; Kajian Bisnis Dan
Manajemen, 3(1), 12-22.
Nahariyah, R., & Apriatni, E. P. (2017). Pengaruh Current Ratio (CR), Debt To
Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE),
Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Sub Sektor Konstruksi Bangunan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2011-2015. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 6(4),
310-324.
Nicken Tari, Dwi (2019). "Indeks Sektor Properti dan Infrastruktur Melaju".
https://market.bisnis.com>read Hasil web Indeks Sektor Properti dan
Infrastruktur…/ diakses pada 27 Januari 2020.
Niyati, W., & Lubis, I. (2019). Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan
Metode Economic Value Added (EVA) Pada Pt. Adaro Energy Tbk.
Periode 2011-2017. Jurnal Ilmu Manajemen Dan Akuntansi Terapan
(Jimat), 10(1), 26-42.
Novasari, E. (2013). Pengaruh PER, EPS, ROA Dan DER Terhadap Harga
Saham Perusahaan Sub-Sektor Industri Textile Yang Go Public Di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011 (Doctoral Dissertation,
Universitas Negeri Semarang).
Noviasari, R. (2013). Pengaruh Dividend Per Share (DPS) Dan Earning Per
Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Doctoral Dissertation,
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).
Nur Fitria, F. E. B. B. Y. (2019). Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER), Earning
Per Share (EPS), Devidend Per Share (DPS) Dan Return On Asset
(ROA) Terhadap Harga Saham (Survey Pada Perusahaan Manufaktur
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2018) (Doctoral Dissertation,
Universitas Siliwangi).
Rahmadewi, P. W., & Abundanti, N. (2018). Pengaruh EPS, PER, CR Dan ROE
Terhadap Harga Saham Di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal
Manajemen, 7(4), 2106-2133.
Widyowati, L. (2015). Pengaruh Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share
(DPS), Dan Price Earning Ratio (PER),Terhadap Harga Saham
Perusahaan Manufaktur Tahun 2010-2013 Di Bursa Efek Indonesia
BEI (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Yunaz, A. B. (2019). Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share, Return
On Assets Dan Debt Equity Ratio Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2012-2017.