Anda di halaman 1dari 58

USULAN PENELITIAN SKRIPSI

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP


RETURN SAHAM PERUSAHAAN SUB SEKTOR
SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2014-2018

disusun dan diajukan oleh

HAMKA YUDHA PRATAMA


A21116319

kepada

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
ii
iii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.........................................................................................9
1.3 Pembatasan Masalah...................................................................................10
1.4 Rumusan Masalah.........................................................................................10
1.5 Tujuan Penelitian...........................................................................................11
1.6 Manfaat Penelitian.........................................................................................11
1.7 Sistematika Penulisan...................................................................................12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................14


2.1 Landasan Teori..............................................................................................14
2.1.1. Manajemen Keuangan..........................................................................14
2.1.2. Fungsi Manajemen Keuangan.............................................................14
2.1.3. Laporan Keuangan................................................................................16
2.1.4. Manfaat Analisis Laporan Keuangan..................................................17
2.1.5. Rasio Keuangan....................................................................................18
2.1.6. Penggolangan Rasio Keuangan..........................................................20
2.1.7. Pasar Modal...........................................................................................24
2.1.8. Return Saham........................................................................................25
2.2 Penelitian Terdahulu.....................................................................................26
2.3 Kerangka Pikir................................................................................................27
2.4 Hipotesis.........................................................................................................31

BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................32


3.1 Rancangan Penelitian...................................................................................32
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian........................................................................32
3.3 Populasi Dan Sampel....................................................................................32
3.4 Definisi Operasional Variabel.......................................................................33
3.4.1 Variabel dependen.................................................................................33
3.4.2 Variabel Independen.............................................................................34
3.5 Jenis dan Sumber Data................................................................................38
3.6 Metode Pengumpulan Data..........................................................................38
3.7 Metode Analisis..............................................................................................38
3.7.1 Uji Asumsi Klasik...................................................................................38
3.7.2 Uji Analisis Regresi Linear Berganda..................................................42
3.7.3 Uji Hipotesis............................................................................................43
3.7.4 Uji Kesesuain Model..............................................................................44
iv

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................46

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu 26

3.1 Definisi Operasional Variabel 38

3.2 Nilai Kriteria Hubungan Korelasi 43


v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Grafik Pertumbuhan Total Aset dan Laba Rugi Perusahaan Semen

2.1 Kerangka Pikir 31


1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Investasi merupakan peluang bisnis yang sangat menjanjikan, hal ini

berhubungan erat dengan pasar modal yang sangat diminati investor dalam

menanamkan sahamnya pada sebuah perusahaan khususnya Indonesia. Pasar

modal (capital market) merupakan sebuah pasar untuk berbagai jenis instrumen

keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, hal ini

termasuk dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh

pemerintah, otoritas publik maupun perusahaan swasta (Husnan, S. 2009).

Selain itu pasar modal dapat dibagi menjadi tiga definisi. Pertama, pasar modal

dalam arti luas, adalah sistem keuangan yang terorganisir, termasuk bank

komersial dan semua perantara di bidang keuangan serta surat berharga.

Kedua, pasar modal dalam arti menengah, semua pasar yang terorganisir dan

lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit. Ketiga, pasar modal

dalam arti sempit, pasar yang terorganisir yang memperdagangkan saham dan

obligasi dengan jasa dari makelar, komisioner dan para penjamin (Tandaellin,

2010). Pada pelaksanaan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas

dalam hal memidahkan dana dari pemberi pinjaman kepada peminjam. Dengan

memberikan investasi yang lebih terhadap peminjam, pemberi pinjaman

mengharapkan return terhadap investasi yang diberikannya. Sedangkan dari sisi

peminjam dengan adanya dana dari pihak luar memberikan modal guna untuk

menjalankan perusahaannya tanpa menunggu hasil dari penjualan perusahaan.

Saham saat ini menjadi produk investasi yang populer dengan semakin

terbukanya informasi, pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam


2

melakukan investasi saham, selain itu masyarakat mengerti tentang menyimpan

uang ditabungan tak memberikan nilai lebih untuk uang yang dimilikinya.

Investasi saham memiliki daya tarik yang tersendiri bagi investor dengan

memberikan keuntungan yang lebih dibandingkan menabung di bank, karena hal

ini menjanjikan dua keuntungan dalam investasi saham pada perusahaan go

public, yang pertama capital gain dimana hal ini diperoleh dari selisih positif

antara harga beli dengan harga jual saham, kedua deviden merupakan

keuntungan yang dibagikan kepada pemilik saham berdasarkan berapa besar

kepemilikannya terhadap perusahaan tersebut hal ini diputuskan bersama oleh

para pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham (RUPS). Bagi

perusahaan yang sudah go public mendapatkan investasi dari pihak luar

merupakan salah satu cara untuk mendapatkan modal dari luar perusahaan

guna memberikan pada kegiatan operasional perusahaan. Pada undang-undang

pasar modal nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal didefinisikan sebagai

kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,

perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta

lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Instrumen keuangan yang

diperjualbelikan pada pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka

waktu lebih dari satu tahun) seperti saham, obligasi, bukti right, warran, dan

instrumen derivative (produk turunan) seperti futures, option, dan lainnya.

Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesian Stock Exchange (IDX)

merupakaan perusahaan pasar modal yang ada di Indonesia. Salah satu sub

sektor yang ada pada pasar modal adalah perusahaan semen. Alasan peneliti

melakukan penelitian pada perusahaan sub sektor semen karena perusahaan

sub sektor semen mempunyai peranan yang penting dalam hal pembangunan

ekonomi, yaitu dalam pembangunan infrastuktur pelayanan publik dan private.


3

Sehingga semen merupakan hal penting dalam pembangunan ekonomi

masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka perusahaan semen dianggap akan

terus tetap bertahan selama proses pembangunan tetap berjalanan

terkhususnya negara berkembang seperti Indonesia. Perusahaan semen yang

terdaftar pada pasar modal merupakan industri yang menarik karena

pertumbuhannya mengalami fluktuasi dalam laporan keuangannya. Rincian

laporan keuangan perusahaan sebagai alat untuk menarik para minat investor

dalam menentukan perusahaan yang ingin diinvestasikan dan juga menilai

kinerja keuangan selama ini yang telah dijalankan. Hal ini terlihat dari grafik

berikut ini.

Gambar 1.1 Grafik pertumbuhan total aset dan laba rugi perusahaan semen
(Data diolah, 2019).
4

Pada grafik sebelumnya menggambarkan bahwa perusahaaan semen

mengalami kondisi keuangan yang sangat fluktuatif, beberapa perusahaan tetap

bisa bersaing pada pasar dan ada perusahaan yang tidak dapat bersaing dengan

pesaingnya. Total aset digunakan dengan harapan mendapatkan manfaat dan

keuntungan terhadap perusahaan. Tetapi beberapa perusahaan mengurangi

asetnya untuk melakukan efisiensi kerja dan juga membayar utang

perusahaannya. Sehingga pendapatan yang didapatkan oleh perusahaan semen

pun ikut menurun. Secara dasar kebutuhan masyarakat dan pemerintah akan

semen guna membangun infrastuktur dan bangunan selalu ada dan menjadi

kebutuhan pokok dalam pembangunan. Secara tidak langsung permintaan akan

semen akan banyak dan berkelanjutan. Sebaliknya, ternyata ada perusahan

semen yang mengalami kebangkrutan dan diakuisisi oleh perusahaan

pesaingnya.

Setiap pengambilan keputusan dalam melakukan investasi, investor akan

dihadapkan dengan keinginan untuk mendapatkan tingkat pengembalian (return)

yang maksimal dari nilai investasi yang ditanamkan, dan tingkat resiko yang

dihadapinya, karena investasi yang dilakukan di pasar modal memiliki berbagai

macam resiko dan ketidakpastian yang selalu berganti dan sulit diprediksi, hal ini

sesuai dengan teori yang ada dipasar modal yaitu “low risk low return, high risk

high return” yaitu semakin kecil resiko akan mendapatkan tingkat keuntungan

yang sedikit pula, sedangkan semakin besar resiko akan mendapatkan tingkat

keuntungan yang tinggi. Dengan teori tersebut perlunya informasi sebagai

pedoman para investor untuk menentukan investasi yang dipilihnya, hal ini dapat

mengurangi ketidakpastian dalam meraih keuntungan yang minimal dan

menanggung resiko seminim mungkin.


5

Return Saham atau tingkat pengembalian saham merupakan selisih

antara jumlah yang diterima dan jumlah yang diinvetasikan, dibagi dengan jumlah

diinvestasikan (Brigham, 2011). Return dibedakan menjadi dua bagian, yaitu

return realisasi merupakan return yang sudah terjadi. Return realisasi ini dihitung

melalui data historis, return ini penting karena banyak digunakan sebagai data

untuk menganalisis investasi, termasuk digunakan pada data analisis portofolio.

Selain itu ada return ekspektasi yang merupakan return yang diharapkan akan

didapatkan oleh para investor pada masa yang akan datang. Return ekspektasi

ini dapat dihitung dengan beberapa cara. Return ekspektasi digunakan sebgai

input dari analisis portofolio. Harapan untuk mendapatkan return juga ada pada

financial asset. Pada financial asset menujukkan informasi tentang kesediaan

investor dalam menyiapkan sejumlah dana pada saat ini untuk mendapatkan

sebuah aliran dana pada masa depan sebagai kompensasi atas jangka waktu

ditanamkannya dana dan resiko yang ditanggung. Dengan begitu para investor

sedang mempertaruhkan nilai saham yang ditanamkan untuk nilai yang

diharapkan pada masa akan datang.

Investor pada financial asset selalu mengharapkan pendapatan return

yang maksimal. Harapan tentang return yang maksimal itu selalu diusahakan

agar dapat terwujud dengan menggunakan analisis dan upaya tindakan-tindakan

yang berkaitan dengan investasi pada sahamnya. Maka dari itu, diperlunya

pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi return saham, sehingga

harapan tentang return yang maksimal dapat tercapai. Ada dua pendekatan

dalam menganalisis dan memilih saham, yaitu analisis teknikal dan analisis

fundamental. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan pendekatan

analisis fundamental sebagai alat analisis saham.


6

Martalena dan Malinda (2011) mengatakan bahwa analasis fundamental

yaitu mempraktekkan harga saham di masa yang akan datang dengan

mengestimasikan nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga

saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel variabel

tersebut. Analisis fundamental merupakan pendekatan dalam menghitung nilai

intrinsik saham biasa (saham biasa) dengan menggunakan data keuangan

perusahaan. Laporan keuangan merupakan hal penting dalam melakukan

analisis fundamental, hal ini bertujuan sebagai bahan pokok dalam menentukan

investasi pada sebuah perusahaan. Seluruh perusahaan yang go public akan

mempublikasikan laporan keuangan setiap periode dengan tujuan memberitakan

kepada seluruh stakeholder yang berkepentingan. Menurut para investor analisis

fundamental sangat diperlukan dalam memberikan keputusan investasi, dengan

demikian para investor dapat memprediksi saham mana yang akan memberikan

keuntungan besar terhadap investasinya.

Pada analisis fundamental saham terdapat beberapa rasio keuangan

yang memperlihatkan kinerja dan kondisi keuangan pada sebuah perusahaan.

Menurut Ang (1997) ada lima rasio keuangan digunakan ketika menganalisis

sebuah laporan keuangan, hal ini berdasarkan ruang lingkup dan tujuannya.

Adapun kelima kategorinya yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas,

rasio probabilitas dan rasio pasar. Kelima rasio ini digunakan untuk menjelaskan

kekuatan dan kelemahan setiap laporan keuangan dan memperhitungkan return

saham yang akan didapatkan oleh para investor.

Rasio likuiditas pada penilitian ini khusus menggunakan Current Rasio

(CR). Current rasio (CR) merupakan perhitungan yang digunakan untuk

mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya yang dimana membandingkan nilai aktiva lancar dengan hutang


7

jangka pendek. Rasio lancar atau current rasio menunjukkan efisiensi perputaran

operasi perusahaan atau kemampuan sebuah perusahaan mengubah produk

menjadi uang tunai. Ini mengartikan bahwa, semakin tinggi nilai current rasio

maka akan memengaruhi kinerja laporan keuangan perusahaan. Beberapa bukti

empiris mengenai pengaruh current rasio terhadap return saham menunjukkan

hasil berbeda-beda. Menurut Cahyo Dwi Laksono (2017), current rasio memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Penelitian yang lainnya

mengatakan berbeda, bahwa current rasio berpengaruh negatif terhadap return

saham hal ini diungkapkan oleh Choirurodin (2018). Sedangkan, Raden Gian

Ismoyo Kusumo (2010) menyatakan current ratio tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap return saham.

Rasio solvabilitas pada penilitian ini khusus menggunakan Debt to Equity

Rasio (DER). Debt to Equity Rasio (DER) merupakan rasio antara jumlah

hutang/kewajiban (liabilitas) terhadap modal (ekuitas). Rasio ini mengukur

berapa besar hutang yang dimiliki untuk membiayai perusahaan. Ini mengartikan

bahwa, semakin tinggi nilai debt to equity rasio (DER) menggambarkan

perusahaan memiliki kondisi keuangan yang buruk. Meningkatnya hutang

perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia untuk

memberikan deviden kepada para pemegang saham, karena membayar

kewajiban lebih diutamakan dibandingkan dengan pembagian deviden kepada

para pemegang saham. Studi mengenai hubungan debt to equity rasio dengan

return saham dijelaskan memiliki pengaruhi positif hal ini didukung oleh penilitian

Febriyan Afanti (2019) Hal berlawanan dengan hasil penilitian yang diungkapkan

oleh Cahyo Dwi Laksono (2017) dan Choirurodin (2018) menyatakan bahwa debt

to equity rasio berpengaruh negatif terhadap return saham. Raden Gian Ismoyo
8

Kusumo (2010) menyatakan debt to equity ratio tidak memiliki pengaruh terhadap

return saham.

Rasio profitabilitas pada penilitian ini khusus menggunakan Return on

Asset (ROA). Return on Asset (ROA) merupakan rasio yang mengukur sebarapa

baiknya manajemen perusahaan dalam memanfaatkan semua aktiva untuk

mendapatkan keuntungan atau laba. Ini mengartikan bahwa, semakin tinggi nilai

Return on Asset (ROA) perusahaan, semakin besar juga tingkat keuntungan

yang didapatkan oleh perusahaan tersebut. Studi mengenai hubungan return on

asset dengan return saham dijelaskan memiliki pengaruhi positif hal ini didukung

oleh penilitian Febriayan Afanti (2019). Hal berlawanan dengan hasil penilitian

yang diungkapkan oleh Cahyo Dwi Laksono (2017) dan Raden Gian Ismoyo

Kusumo (2010) menyatakan bahwa return on asset berpengaruh tidak

berpengaruh terhadap return saham.

Rasio aktivitas pada penilitian ini khusus menggunakan Total Asset

Turnover. Total Asset Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk

menghitung perputaran aktiva perusahaan dan mengukur jumlah penjualan yang

didapatkan dari setiap rupiah aktiva. Ini menunjukkan bahwa, semakin baik rasio

ini semakin efisien penggunaan seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan,

selain itu aktiva berputar lebih cepat dan mendapatkan laba lebih cepat pula.

Studi mengenai hubungan total assets turnover dengan return saham dijelaskan

memiliki pengaruhi positif hal ini didukung oleh penilitian Cahyo Dwi Laksono

(2017) dan Raden Mas Gian Ismoyo Kusumo (2010).

Rasio terakhir adalah rasio pasar, rasio yang selalu disangkut pautkan

dengan return saham. Rasio pasar pada penilitian ini khusus menggunakan

Price to Book Value. Price to Book Value merupakan rasio untuk mengukur

kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Ini mengartikan bahwa,
9

semakin tinggi nilai Price to Book Value, semakin tinggi pula perusahaan dinilai

oleh investor relatif dibandingkan dengan dana yang ditanamkan dalam

perusahaan tersebut. Dengan begitu kenaikan nilai Price to Book Value

berpengaruh positif terhadap harga saham, setelah itu dengan naiknya harga

saham diharapkan return saham pun akan naik. Studi mengenai hubungan price

to book value dengan return saham dijelaskan memiliki pengaruhi positif hal ini

didukung oleh penilitian Prayitno (2007). Hal berlawanan dengan hasil penilitian

yang diungkapkan oleh Cahyo Dwi Laksono (2017) menyatakan bahwa price to

book value berpengaruh negatif terhadap return saham.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengangkat judul penelitian

yaitu: “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Sub

Sektor Semen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat mengidentifikasi

masalah-masalah sebagai berikut :

A. Kesulitan investor dalam memperhitungkan dan memprediksi return

saham sebelum melakukan investasi agar mendapatkan return sesuai

ekspektasi atau maksimal.

B. Kesulitan investor dalam melakukan metode analisis yang efektif untuk

memprediksi return saham.

C. Kesulitan investor dalam mengidentifikasi dan menganalisis rasio

keuangan yang paling berpengaruh terhadap return saham.


10

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka pada penelitian ini

dibatasi faktor-faktor yang memengaruhi return saham yaitu, rasio current rasio

(CR), debt to equity (DER), return on asset (ROA), total assets turnover (TATO),

dan price to book value (PBV) terhadap return saham pada perusahaan

subsektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, masalah yang dibahas pada penelitian ini

adalah sebagai berikut :

A. Bagaimana pengaruh Current Rasio (CR) terhadap return saham pada

perusahaan subsektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI)?

B. Bagaimana pengaruh Debt to Equity (DER) terhadap return saham pada

perusahaan subsektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI)?

C. Bagaimana pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap return saham

pada perusahaan subsektor semen yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI)?

D. Bagaimana pengaruh Total Asset Turnover (TATO) terhadap return

saham pada perusahaan subsektor semen yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI)?

E. Bagaimana pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap return saham

pada perusahaan subsektor semen yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI)?
11

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas, maka

tujuan penelitian ini meliputi :

A. Untuk mengetahui dan menganalisis rasio likuiditas yang diwakili oleh

current rasio (CR) terhadap return saham perusahaan subsektor semen

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

B. Untuk mengetahui dan menganalisis rasio solvabilitas yang diwakili oleh

debt to equity rasio (DER) terhadap return saham perusahaan subsektor

semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

C. Untuk mengetahui dan menganalisis rasio rentabilitas/profitabilitas yang

diwakili oleh return on assets (ROA) terhadap return saham perusahaan

subsektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

D. Untuk mengetahui dan menganalisis rasio aktivitas yang diwakili oleh

total asset turnover (TATO) terhadap return saham perusahaan subsektor

semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

E. Untuk mengetahui dan menganalisis rasio nilai pasar yang diwakili oleh

price to book value (PBV) terhadap return saham perusahaan subsektor

semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.6 Manfaat Penelitian

A. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dan pengetahuan dalam memperkaya wawasan,

konsep maupun praktek bisnis khususnya pada menentukan investasi yang

baik dan tepat terhadap perusahaan sub sektor semen yang terdaftar di
12

Bursa Efek Indonesia, juga diharapkan sebagai sarana pengembangan ilmu

pengetahuan secara teoritis di bangku perkuliahan.

B. Manfaat Praktis

1) Bagi investor, memberikan gambaran tentang kemampuan rasio

keuangan dalam memengaruhi return saham di perusahaan sub sektor

semen.

2) Bagi perusahaan, memberikan tambahan masukan dalam melakukan

kebijakan yang konstruktif dan bersifat fundamental, sehingga dapat

menarik minat investor dalam menanamkan modalnya.

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk dapat memahami dengan lebih mudah, usulan penelitian skripsi ini

disusun secara komprehensif dan sistematik yang meliputi:

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan bab yang berisikan uraian terkait latar belakang, identifikasi

masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Merupakan bab yang berisikan teori yang berupa pengertian dan definisi

yang diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan laporan

skripsi serta beberapa literatur review yang berhubungan dengan penelitian.

Dalam hal ini diuraikan secara ringkas tinjauan umum mengenai manajemen

keuangan, fungsi manajemen keuangan, laporan keuangan, manfaat analisis

laporan keuangan, rasio keuangan, penggolongan rasio keuangan, pasar modal

dan return saham. Selain itu juga terdapat tinjauan empirik, kerangka pikir, dan

hipotesis yang disusun.


13

BAB III METODE PENELITIAN

Merupakan bab yang berisikan rancangan penelitian, waktu dan lokasi

penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan

data, metode analisis, dan definisi operasional variabel (independen dan

dependen).
14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Manajemen Keuangan

Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2015) manajemen keuangan

merupakan keterkaitan antara kegiatan merencanakan kegiatan, menganalisis,

dan mengendalikan kegiatan keuangan. Sedangkan menurut Sutrisno (2008)

manajemen keuangan merupakan seluruh aktivitas yang dilakukan perusahaan

berhubungan dengan upaya yang dilakukan guna mendapatkan dana atau modal

usaha dengan biaya yang murah dan usaha dalam menggunakan dan

mengalokasikan dana tersebut secara efisien. Jadi dapat dikatakan bahwa,

seluruh kegiatan keuangan yang teroganisir perusahaan guna mendapatkan

modal usaha untuk menjalankan bisnis perusahaan.

Bagi sebuah perusahaan masalah yang selalu dihadapi adalah pencarian

sumber dana perusahaan dan juga mengalokasikan dana secara efisien dan

efektif, hal ini diperuntukkan dalam hal pembiayaan operasi perusahaan. Hal ini

berkaitan selalu dengan bagaiamana perusahaan dengan tepat menggunakan

dananya tersebut secara efektif dan efisien. Teori keuangan sangatlah berperan

penting dalam menjelaskan sebuah fenomena di bidang keuangan dan cara

pengambilan keputusan dalam persoalan persolan yang terjadi yang berkaitan

dengan keuangan.

2.1.2. Fungsi Manajemen Keuangan

Fungsi manajemen keuangan dapat terlihat pada tugas dan tanggung

jawab manajer keuangan maupun direktur keuangan. Menurut Suad Husnan dan
15

Enny Pudjiastuti (2015) ada 3 skema yang dilakukan manajer keuangan dalam

melakukan sebuah keputusan, keputusan ini dilakukan dalam keseharian

perusahaan untuk mendapatkan laba, yaitu :

A. Keputusan Investasi

Keputusan investasi merupakan langkah yang dilakukan manajer

keuangan dalam mengalokasikan dananya dalam bentuk investasi, yang mana

investasi ini bertujuan untuk mendapatkan laba dimasa yang akan datang.

Keputusan investasi akan tercermin pada sisi aktiva perusahaan. Dengan

demikian akan memengaruhi struktur kekayaan sebuah perusahaan, yaitu

membandingkan antara aktiva tetap dan aktiva lancar.

B. Keputusan Pendanaan

Keputusan pendanaan merupakan langkah yang dilakukan manajer

keuangan dalam hal mempertimbangkan dan menganalisis sumber

pembelanjaan yang efektif bagi perusahaan untuk mendanai seluruh kegiatan

perusahaan sehingga perusahaan tersebut dapat menghasilkan laba secara

maksimal. Sebaliknya keputusan pendanaan tercermin pada pasiva perusahaan.

C. Keputusan Deviden

Keputusan deviden merupakan langkah yang dilakukan manajer

keuangan dalam menggunakan laba yang menjadi hak para pemegang saham

dan dibagikannya. Keputusan deviden dapat tercermin pada sisi pasiva

perusahan.

Dari uraian diatas menggambarkan berapa pentingnya fungsi manajemen

keuangan dalam sebuah perusahaan. Ketika terjadi permasalahan pada salah

satu fungsi maka akan mengakibatkan terganggunya keseluruhan aktivitas

perusahaan, selain itu mengakibatkan perusahaan merugi besar maupun

bangkrut.
16

2.1.3. Laporan Keuangan

Pada pembahasan manajemen keuangan selalu berkaitan dengan

laporan keuangan perusahaan, maka dari itu diperlukan pembahasan singkat

tentang laporan keuangan. Pentingnya laporan keuangan bertujuan guna

menyediakan informasi dan data keuangan mengenai sebuah perusahaan

kepada pihak yang berkepentingan sebagai alat pertimbangan untuk mengambil

sebuah keputusan. Pihak pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan

maupun perkembangan perusahaan yaitu meliputi pemilik perusahaan, manajer

perusahaan, kreditur, banker, investor dan pihak lainnya.

Menurut Munawwir (2014) adalah peristiwa-peristiwa keuangan

perusahaan, juga merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

sebagai alat dalam berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas sebuah

perusahaan dengan pihak pihak yang berkaitan dengan data atau perusahaan

tersebut. Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2011) bahwa laporan

keuangan melaporkan posisi perusahaan pada suatu waktu tertentu dan

operasinya selama beberapa periode yang lalu. Dapat dikatakan bahwa laporan

keuangan merupakan alat komunikasi antara data perusahaan dengan pihak

yang berkepentingan guna melihat transaksi pencatatan peristiwa dan kondisi

keuangan sebuah perusahaan.

Akuntansi memberikan informasi untuk mengetahui kondisi keuangan dan

hasil operasi perusahaan melalui laporan keuangan yang telah disajikan dalam

tiap-tiap periode. Dari laporan keuangan berbagai transaksi yang telah dilakukan

telah diklasifikasikan dan dianalisis sehingga dapat menjadi suatu informasi

untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Sehingga pada hakikatnya

laporan keuangan merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi.


17

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, maka dapat diartikan

laporan keuangan adalah sebuah laporan yang menggambarkan kondisi

keuangan perusahaan pada sebuah periode tertentu guna untuk

mengomunkasikan data dan informasi keuangan kepada pihak pihak yang

berkepentingan didalamnya, dengan menggunakan prinsip prinsip akuntansi

serta disajikan dalam bentuk neraca maupun laba rugi.

Laporan keuangan biasanya terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi,

dan laporan perubahan modal, dimana neraca menggambarakan jumlah aktiva,

hutang dan modal dari sebuah perusahaan pada periode tertentu, perhitungan

laba rugi memperlihatkan hasil yang dicapao oleh perusahaan dan biaya yang

terjadi selama tanggal tertentu, dan laporan perubahan modal menggambarkan

sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan

yang terjadi pada modal perusahaan.

2.1.4. Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil kegiatan dalam akuntansi disusun

berdasarkan data dan informasi yang relevan, dilakukan secara berperiodik. Agar

laporan keuangan dapat dimengerti oleh pihak yang berkepentingan maka

diperlukan analisis laporan keuangan. Dari hasil analisis laporan keuangan

diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kekuatan dan kelemahan

yang dimiliki perusahaan secara umum. Kasmir (2010) menjelaskan beberapa

tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan

keuangan sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode

tertentu, baik harta, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah

dicapai perusahaan dalam beberapa periode.


18

2) Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi

kekurangan perusahaan.

3) Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.

4) Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu

dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan

saat ini.

5) Untuk menilai kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran

atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.

6) Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan lain yang

sejenis dengan hasil yang telah dicapai.

2.1.5. Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan alat yang digunakan pada perbandingan nilai

keuangan pada sebuah perusahaan. Rasio keuangan mengaitkan antara

seluruh perkiraan peristiwa yang terjadi pada laporan keuangan sehingga kondisi

keuangan dan hasil operasi perusahaan dapat diinterprestasikan. Menurut Syarif

(2006) menyatakan rasio keuangan merupakan angka yang diperoleh dari hasil

perbandingan dari suatu laporan keuangan dengan laporan yang lainnya yang

mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan misalnya antara hutang dan

modal, antara kas dan total asset, antara harga pokok produksi dengan total

penjualan dan sebagainya.

Warsidi dan Bambang dalam Fahmi (2014) menyatakan analisis rasio

keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan

berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan

perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan. Sedangkan menurut Munawir

(2014) rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu


19

jumlah tertentu dengan jumlah yang lainnya, dan dengan menggunakan alat

analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran

kepada penganalisas tentang baik dan buruknya keadaan atau posisi keuangan

suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan

angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.

Rasio keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan

hubungan antara berbagai macam akun (accounts) dari laporan keuangan yang

mencerminkan keadaan keuangan serta hasil operasional perusahaan.

Sedangkan studi yang berfungsi untuk mempelajari rasio keuangan tersebut

disebut analisa rasio keuangan (financial ratios analysis). Financial ratio analysis

ini dapat dibagi atas dua jenis berdasarkan variate yang digunakan dalam

analisa (Robert Ang, 1997:18), yaitu:

a. Unvariate ratio analysis merupakan analisa rasio keuangan yang

menggunakan satu variate didalam melakukan analisa (profit margin

ratio, return on assets, return on equity, dan sebagainya)

b. Multivariate ratio analysis merupakan rasio keuangan yang menggunakan

lebih dari satu variate didalam melakukan analisa (alman’s z-score, zeta

score, dan sebagainya).

Robbert Ang (1997) mengelompokan rasio keuangan menjadi lima jenis

berdasarkan ruang lingkup atau tujuan yang ingin dicapai, yaitu rasio likuiditas,

rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio pasar. Dalam

penelitian ini analisis rasio keuangan yang digunakan meliputi (1) rasio likuiditas,

yang bertujuan untuk menganalisa dan menginterpretasikan posisi keuangan

jangka pendek, dan juga membantu manajemen dalam melakukan pengecekan

efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan, khususnya pada

pemegang saham yang ingin mengetahui prospek dari deviden dan pembayaran
20

bunga dimasa yang akan datang, ratio yang digunakan yaitu Current Ratio (CR).

(2) Rasio profitabilitas bertujuan untuk menjelaskan tingkat laba yang

berhubungan dengan penjualan, aset dan total aktiva perusahaan, ratio yang

digunakan yaitu Return On Asset (ROA). (3) Rasio solvabilitas (leverage)

bertujuan untuk mengatauhui seberapa besar kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban jangka panjangnya, ratio yang digunakan yaitu Debt to

Eqiuty Ratio (DER). (4) Rasio aktivitas bertujuan menggambarkan kemampuan

efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan seluruh aset yang dimilikinya, ratio

yang digunakan adalah Total Asset Turnover (TATO). Terakhir, (5) rasio pasar

menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan dalam basis

persaham, ratio yang digunakan adalah Price to Book Value (PBV).

2.1.6. Penggolangan Rasio Keuangan

Dalam mengukur kinerja sebuah perusahaan dalam kurung waktu

tertentu, dapat dilakukan dengan beberapa analisis rasio keuangan. Semua rasio

memiliki tujuan dan kegunaan tertentu sesuai dengan kebutuhan yang

diinginkan. Dalam penelitian ini menggunakan lima rasio keuangan yang

diharapkan dapat mewakili setiap kategori yang telah dikelompokkan pada

pembahasan sebelumnya. Kelima rasio keuangan itu meliputi :

1) Current Ratio (CR)

Current Ratio (CR) adalah rasio yang digunakan untuk

membandingkan antara nilai aktiva lancar dengan hutang lancar jangka

pendek. Menurut Munawir (2014) rasio ini menunjukkan bahwa nilai

kekayaan lancar (yang segera dapat dijadikan yang) ada sekian kalinya

hutang jangka pendek. Current ratio ini menunjukkan tingkat keamanan

(margin of safety) kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan


21

untuk membayar hutang-hutang tersebut. Aktiva lancar meliputi kas,

piutang dagang, persediaan, efek dan aktifa lancar lainnnya. Sedangkan

hutang jangka pendek meliputi hutang dagang, hutang bank, hutang

wesel, hutang gaji, dan hutang lainnya yang akan segera dibayar. Current

Ratio yang tinggi menunjukkan perusahan dapat memenuhi kewajiban

atau utang jangka pendek dengan menggunakan aset lancar, sehingga

para pemegang saham dapat percaya terhadap perusahaan yang

memiliki current ratio yang tinggi. Perhitungan rasio likuiditas pada

penilitian ini menggunakan dengan current ratio.

Aktiva Lancar
Rumus : Current Ratio
Kewajiban Lancar

2) Debt to Equity Ratio (DER)

Menurut Kasmir (2010), debt to equity ratio merupakan rasio yang

digunakan untuk menghitung nilai utang dengan ekuitas. Rasio ini

bertujuan untuk mengetahui seberapa besar jumlah dana yang

disediakan peminjam dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain,

bertujuan mengetahui seberapa besar modal sendiri yang dijadikan untuk

jaminan utang. Semakin tinggi debt to equity ratio menunjukkan

komposisi total hutang (jangka pendek dan jangka penjang) semakin

besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak

semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). Angka

yang tinggi tersebut akan memberikan resiko yang besar, sehingga

berdampak kepada para investor yang takut untuk menanamkan

modalnya pada perusahaan yang memiliki debt to equity ratio yang tinggi.

Perhitungan rasio solvabilitas pada penilitian ini menggunakan dengan

debt to equity ratio.


22

Total Lialibitas
Rumus : Debt To Equity Ratio =
Total Ekuitas

3) Return on Asset (ROA)

Menurut Arthur J. Keown dan John D. Martin (2011), return on

asset merupakan pengambalian atas aset-aset menentukan jumlah

pendapatan bersih yang dihasilkan dari aset-aset perusahaan dengan

menghubungkan pendapatan bersih ke total aset. Sedangkan menurut

Kasmir (2010) return on asset adalah rasio yang menunjukkan hasil

(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Jadi,

semakin tinggi tingkat return on asset sebuah perusahaan akan semakin

menarik minat investor dalam menanamkan modalnya di perusahaan

tersebut, karena anggapan investor bahwa perusahaan tersebut dapat

menghasilkan keuntungan yang tinggi dan pada akhirnya akan

memberikan dampak yang baik terhadap nilai deviden yang akan diterima

oleh para pemegang saham. Setelah itu, akan berdampak pula terhadap

harga saham perusahaan tersebut karena banyaknya investor yang

tertarik. Semakin banyak investor yang membeli saham perusahaan akan

berdampak positif terhadap harga saham perusahaan tersebut.

Perhitungan rasio profitabilitas pada penilitian ini menggunakan dengan

return on asset.

Laba Setelah Pajak


Rumus : Return On Asset =
Total Aset

4) Total Assets Turnover (TATO)

Menurut Sutrisno (2009), Total Assets Turnover adalah ukuran

efektifitas penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Sedangkan

menurut Kasmir (2010), total assets turnover adalah rasio yang

digunakan dalam hal mengukur perputaran seluruh aktiva yang dimiliki


23

oleh perusahaan dan memperhitungkan besar jumlah penjualan yang

didapatkan dari setiap rupiah aktiva. Sehingga dapat diketahui bahwa

total assets turnover merupakan rasio yang menggambarkan perputaran

aktiva yang diukur dari volume penjualan. Sehingga, semakin besar rasio

total assets turnover semakin baik menunjukkan bahwa aktiva dapat lebih

cepat berputar, mendapatkan laba, dan menunjukkan tingkat efisiensi

yang tinggi penggunaan aktiva untuk menghasilkan penjualan.

Pentingnya total assets turnover bagi kreditur, pemilik perusahaan

maupun manajemen perusahaan karena memperlihatkan efektivitas

penggunaan seluruh aktiva dalam perusahaan guna menghasilkan laba

ataupun perputaran aktiva yang lebih cepat. Perhitungan rasio aktivitas

pada penilitian ini menggunakan total assets turnover.

Penjualan
Rumus : Total Assets Turnover =
Total Aset

5) Price to Book Value (PBV)

Menurut Wahyu Cahyaningrum dan Tiara Widya Antakasari “Price

to Book Value merupakan perbandingan antara harga perlembar saham

dengan nilai buku perlembar saham” (2017:195). Price to Book Value

bertujuan untuk mengukur kinerja harga saham terhadap nilai buku

perusahaan. Selain itu, Price to Book Value menunjukkan tingkat

perusahaan dalam menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah

modal yang diinvestasikan. Rasio price to book value diatas angka satu

secara umum menunjukkan perusahaan berjalan dengan baik, dan juga

nilai pasar saham lebih besar dibandingkan nilai bukunya. Semakin besar

rasio price to book value semakin tinggi perusahaan dinilai oleh pemodal

(investor) relatif dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan


24

diperusahaan. Perhitungan rasio pasar pada penilitian ini menggunakan

price to book value.

Harga Saham Penutupan


Rumus : Price to Book Value =
Nilai Buku Saham

2.1.7. Pasar Modal

Sumber dana perusahaan adalah sesuatu yang sangat diperlukan oleh

sebuah perusahaan tanpa terkecuali. Semakin besarnya sebuah perusahaan

akan berdampak pada kebutuhan sumber dana yang semakin besar. Sehingga,

perusahaan dituntut untuk lebih giat dalam mencari sumber dana tambahan

untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan. Salah satu cara untuk

mendapatkan sumber dana dari luar yaitu melalui pasar modal.

“Pengertian pasar modal (capital market) dalam arti sempit adalah suatu

tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi tempat efek-efek di

perbandingkan yang disebut bursa efek” (Muklis, Faiza. 2016:66). Menurut

Sunariyah (2011:4) pasar modal secara umum merupakan sebuah sistem

keuangan yang terorganisir, didalamnya ada bank bank komersial dan semua

lembaga perantara di bidang keuangan, serta seluruh surat surat berharga yang

beredar. Sedangkan menurut Tandelilin (2010) pasar modal adalah tempat

mempertemukan antara investor yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang

membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas. Dengan kata lain

pasar modal merupakan pasar yang memperjualbelikan sekuritas yang biasanya

memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.

Pentingnya pasar modal sebagai tempat penyaluran dana dari pihak yang

berlebihan dana kepada pihak kekurangan dana yang sudah go public. Akses

penyaluran dana akan kurang efisien tanpa adanya pasar modal. Dalam hal ini
25

perusahaan harus menanggung sendiri modal yang terus bertambah sejalan

dengan berkembangnya perusahaan, dimana akan mengganggu kegiatan

perusahaan. Tetapi, dengan sistem pasar modal yang terorganisir dapat

mengalokasikan dana yang tersedia kepada pihak perusahaan yang

membutuhkan dan produktif untuk dapat menggunakan dana tersebut secara

optimal.

Dari sisi investor, pasar modal menjadi wadah yang mempunyai berbagai

pilihan untuk melakukan investasi sesuai dengan return dan resiko yang

diperhitungkannya. Tanpa adanya pasar modal, para investor hanya melakukan

investasi dana mereka kepada lembaga perbankan dan juga alternatif investasi

pada real assets.

2.1.8. Return Saham

Legiman (2015) mengemukakan tentang return saham, merupakan hasil

yang didapatkan dari investasi. Harapan untuk mendapatkan return juga terjadi

pada aset finansial. Pada aset finansial memperlihatkan kesediaan investor

dalam menyiapkan sejumlah dana saat ini untuk mendapatkan aliran dana pada

masa yang akan datang sebagai kompensasi atas lama waktu yang telah

ditanamkan dan resiko yang ditanggung. Selain itu investor akan mendapatkan

keuntungan dari perusahaan berupa doviden dan capital gain.

Dividen merupakan pembagian laba kepada seluruh investor yang

sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh para investor. Bentuk dividen

bisa dalam bentuk saham maupun uang tunai. Sedangkan capital gain adalah

selisih antara harga saham saat ini dengan harga saham periode sebelumnya.

Capital gain didapatkan ketika harga investasi saat ini lebih besar dibandingkan
26

harga investasi periode sebelumnya. Sebaliknya jikalau harga investasi saat ini

lebih kecil dibandingkan harga investasi sebelumnya disebut dengan capital loss.

2.2 Penelitian Terdahulu

Berikut ini akan dilampirkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya yang ditampilkan dalam bentuk tabel 2.1

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama dan
Variabel
No Tahun Judul Hasil Penelitian
Penelitian
Penelitian
Dependen : CR berpengaruh positif
Return saham terhadap return saham.
DER berpangaruh
Pengaruh rasio
Independen: negatif terhadap return
keuangan
Current Rasio saham.
terhadap return
(CR), Debt Equity ROA tidak
Cahyo Dwi saham pada
Rasio (DER), berpengaruh terhadap
1 Laksono perusahaan
Return On Asset return saham
(2017) manufaktur
(ROA), Total TATO berpengaruh
yang terdaftar di
Asset Turnover positif terhadap return
Bursa Efek
(TATO) dan Price saham.
Indonesia
to Book Value PBV tidak berpengaruh
(PBV). terhadap return saham

Pengaruh ROA berpengaruh


Profitabilitas positif terhadap return
dan Leverage saham.
Terhadap Dependen : DER berpengaruh
Febriyan Return Saham Return saham positif terhadap return
2 Afanti Pada Independen : saham.
(2019) Perusahaan ROA, ROE, dan
Manufaktur DER
Yang Terdaftar
Di BEI Periode
2012-2016
3 Prayitno “Analisis Dependen: Price Earning Rasio
(2007) pengaruh price Return saham (PER) berpengaruh
earning rasio, negatif dan signifikan
price to book Independen : terhadap return saham.
value dan Price Earning Price to Book Value
return on equity Rasio (PER), (PBV) berpengaruh
terhadap return Price to Book positif dan signifikan
saham pada Value (PBV), dan terhadap return saham.
industri real Return on Equity Return on Equity
estate dan (ROE) (ROE) tidak
properti di BEJ” berpengaruh signifikan
27

terhadap return saham

Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Pengaruh Current Rasio (CR)


current rasio, berpengaruh negatif
return on equity, Dependen : dan signifikan terhadap
debt to equity Return saham return saham.
rasio terhadap Return on Equity
return saham. Independen: (ROE) berpengaruh
Choirurodi
4 (Pada Current Rasio positif dan signifikan
n (2018)
perusahaan (CR), Return On terhadap return saham.
Food and Equity (ROE), Debt to Equity Rasio
Beverages yang Debt To Equity (DER) berpengaruh
terdaftar di BEI Rasio (DER) negatif dan tidak
Periode 2013- signifikan terhadap
2016) return saham.
Return On Asset
(ROA) tidak memiliki
pengaruh signifikan
terhadap return saham.
Dependen:
Debt Equity Rasio
Analisis Return Saham
(DER) tidak memiliki
Pengaruh Rasio Independent:
Raden Mas pengaruh signifikan
Keuangan Current Rasio
Gian terhadap return saham.
Terhadap (CR), Debt Equity
5 Ismoyo Current Rasio (CR)
Return Saham Rasio (DER),
Kusumo tidak memiliki pengaruh
pada Return On Asset
(2010) signifikan terhadap
Perusahaan (ROA), dan Total
return saham.
Non Bank Asset Turnover
Total Asset Turnover
(TATO)
(TATO) memiliki
pengaruh positif dan
signifikan terhadap
return saham.
The Effect of Dependen : Current Ratio
Nasir Liquidity on Stock Returns berpengaruh postif
6 Akram Stock Returns: terhadap return saham
(2014) An Evidence Independen:
From Pakistan Current Ratio
7 Dwi The effect of Dependen : NPM, ROE, DER, dan
Martani, financial ratios, Stock Returns PBV berpengaruh
Mulyono, firm size, and positif terhadap stock
dan cash flow from Independen : return. CR dan TATO
Rahfiani operating Financial Ratio berpengaruh negatif
Khairurizka activities in the (CR,TATO,DER, terhadap Stock Return
(2009) interim report to ROE,EPS,NPM
the stock return and PBV), Firm
Size dan Cash
28

Flow
Sumber: (Data diolah, 2020)

2.3 Kerangka Pikir

A. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Return Saham

Rasio likuiditas digunakan dalam mengukur kemampuan sebuah

perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya. Current

ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dengan cara membandingkan

aktiva lancar perusahaan dengan utang jangka pendek. Semakin tinggi nilai

current ratio mengartikan semakin baik perusahaan dalam melunasi

kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan yang mempunyai nilai current

ratio yang tinggi cenderung memiliki aset yang dapat dicairkan kapanpun. Hal

itu juga berdampak pada minimnya resiko likuidasi yang akan dialami oleh

perusahaan, dengan kata lain semakin rendah resiko yang akan dialami oleh

para pemegang saham perusahaan. Current ratio yang rendah akan

berdampak pada menurunnya harga pasar dari saham perusahaan karena

kurangnya permintaan dari investor. Karena investor beranggapan bahwa

baik buruknya sebuah perusahaan dapat dilihat dari perusahaan dapat

menutupi kewajiban jangka pendeknya sehingga ketika current ratio

meningkat maka nilai return saham pun akan mengalami peningkatan.

Investor lebih tertarik membeli saham perusahaan yang mempunyai nilai

current ratio yang tinggi dibandingkan perusahaan yang mempunyai nilai

current ratio yang rendah. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa current ratio berdampak positif terhadap return saham.

B. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham


29

Rasio debt to equity ratio didapatkan dari perbandingan antara total

hutang dengan total modal sendiri. Debt to equity ratio menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam melunasi utangnya jika dibandingkan dengan

modal yang dimiliki oleh pihak internal. Semakin besar nilai debt to equity

ratio nya menjelaskan total gutang semakkin besar dibanding total modal

sendiri, hal ini memberikan pengaruh terhadap semakin besarnya beban

perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). Tingginya beban terhadap kreditur

menggambarkan sumber modal perusahaan sangat bergantung kepada

pihak luar, sehingga mengurangi minat investor dalam menginvestasikan

dana mereka ke dalam perusahaan. Selain itu, dampak buruk debt to equity

ratio yang tinggi adalah semakin menurunnya kinerja perusahaan karena

tingkat utang yang tinggi mengurangi keuntungan perusahaan. Sebaliknya

debt to equity ratio yang rendah menunjukkan kinerja perusahaan yang baik

karena tingkat return yang tinggi akan berpengaruh terhadap minat investor

untuk menanamkan dana kepada perusahaan. Berdasarkan pernyataan

tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa debt to equity ratio berdampak

negatif terhadap return saham.

C. Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap Return Saham

Rasio return on asset didapat melalui perbandingan antara laba setelah

pajak terhadap total aset. Semakin tinggi nilai return on asset menunjukkan

semakin baik kinerja perusahaan dan tingkat pengembaliannya. Ketika

perusahaan mendapatkan laba yang tinggi, permintaan akan saham akan

meningkat dan akan berdampak kepada harga saham perusahaan.

Selanjutnya harga saham meningkat akan berpengaruh kepada tingkat return

saham yang naik. Dampak lain nilai return on asset yang tinggi yaitu

meningkatnya nilai perusahaan, selanjutnya berdampak kepada minat


30

investor yang semakin tinggi untuk membeli saham perusahaan hal ini

dikarenakan laba perusahaan yang tinggi. Berdasarkan pernyataan tersebut

dapat diambil kesimpulan bahwa return on asset berdampak positif terhadap

return saham.

D. Pengaruh Total Assets Turnover (TATO) terhadap Return Saham

Rasio total assets turnover didapatkan melalui perbandingan antara

penjualan terhadap total aset, hal ini menujukkan efektifitas penggunaan

sebuah perusahaan. Hasil yang didapatkan rasio ini menunjukkan setiap

rupiah dari aset yang dipakai akan menghasilkan jumlah rupiah pada

penjualan. Meningkatnya nilai total assets turnover berdampak kepada

meningkatnya penjualan bersih yang didapatkan perusahaan yang

memengaruhi meningkatnya laba. Meningkatnya laba tersebut akan

membantu naiknya tingkat return saham. Rasio ini bertujuan untuk

mengetahui efisiensi perusahaan dalam meningkatkan penjualan dan melihat

seberapa efektif perusahaan mengelola aktifanya sehingga dapat

meningkatkan nilai perusahaan yang mengakibatkan meningkatkan return

saham yang diterima para investor. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat

diambil kesimpulan bahwa total assets turnover berdampak positif terhadap

return saham.

E. Pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap Return Saham

Rasio price to book value didapatkan melalui perbandingan antara harga

saham penutupan terhadap nilai buku saham. Sebuah perusahaan yang

mempunyai nilai rasio price to book value yang tinggi menggambarkan

adanya kecenderungan kinerja perusahaan yang baik, karena pasar

sahamnya lebih besar dibandingkan dengan nilai buku sahamnya.

Selanjutnya akan berdampak kepada reputasi perusahaan yang semakin


31

membaik. Ketika reputasi perusahaan naik akan membantuk nilai

perusahaan yang meningkat pula, karena semakin tinggi nilai perusahaan

didepan investor akan berdampak permintaan akan saham akan naik juga.

Ketika permintaan saham tinggi, harga saham akan ikut naik. Menurut

investor, kenaikan harga saham akan berdampak kepada return saham yang

didapatkan akan meningkat. Dalam hal ini return adalah selisih antara harga

saham saat ini terhadap harga saham periode sebelumnya. Berdasarkan

pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa price to book value

berdampak positif terhadap return saham.


32

Gambar 2.1 Kerangka Pikir


33

Keterangan :

= Mempengaruhi

= Indikator

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir yang telah dipaparkan, maka hipotesis dalam

penelitian ini ditulis sebagai berikut :

H1 : Current ratio berpengaruh positif terhadap return saham. Hipotesis ini

didukung oleh penelitian sebelumnya yaitu Cahyo Dwi Laksono (2017).

H2 : Debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap return saham.

Hipotesis ini didukung oleh penelitian sebelumnya yaitu Cahyo Dwi

Laksono (2017) dan Choirurodin (2018).

H3 : Return on Asset berpengaruh positif terhadap return saham. Hipotesis

ini didukung oleh penelitian sebelumnya yaitu Febriayan Afanti (2019)

H4 : Total assets turnover berpengaruh positif terhadap return saham.

Hipotesis ini didukung oleh penelitian sebelumnya yaitu Raden Mas Gian

Ismoyo Kusumo (2010)

H5 : Price to Book Value berpengaruh positif terhadap return saham.

Hipotesis ini didukung oleh penelitian sebelumnya yaitu Prayitno (2007).


34

BAB III

METODE PENILITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini dirancang untuk menjawab permasalahan yang telah

dirumuskan dan tujuan yang hendak dicapai serta menguji hipotesis. Penelitian

ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional, yaitu suatu metode penelitian

yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.

Berdasarkan tingkat penjelasan dari kedudukan variabelnya, maka penelitian ini

bersifat asosiatif kausal, yaitu penelitian untuk mengetahui pengaruh sebab-

akibat dari variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan dengan menggunakan

data berbentuk angka pada analisis statistik.

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penilitian ini akan dilaksanakan pada perusahaan yang termasuk pada

sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kumpulan informasi

dan data yang digunakan pada laporan keuangan perusahaan sub sektor semen

antara tahun 2014-2018. Data ini diperoleh melalui situs www.idx.co.id. Waktu

penelitian dilakukakan pada tanggal 1 November tahun 2019 sampai 31

Desember tahun 2019.

3.3 Populasi Dan Sampel

A. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peniliti


35

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2012:80)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sub sektor

semen yang sudah terdaftar dan masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) pereiode 2014-2018. Jumlah Populasi dalam penilitian ini sebanyak

6 perusahaan.

B. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiono, 2012:81). Dalam penelitian ini menggunakan

purposive sampling method yaitu terdapat syarat untuk pengambilan

sampel dengan cara sebagai berikut :

1) Perusahaan sub sektor semen harus terdaftar di Bursa Efek

Indonesia selama lima tahun berturut-turut pada periode 2014-

2018

2) Tersedia data yang lengkap untuk memenuhi variabel penelitian.

3) Laporan keuangan mempunyai tahun buku yang berakhir per 31

Desember periode 2014-2018

3.4 Definisi Operasional Variabel

Variabel variabel dalam penelitian ini sebagai berikut :

3.4.1 Variabel dependen

Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiono, 2012:

39). Dalam penelitian ini variabel dependen adalah return saham sebagai

variabel (Y).

Return saham merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati oleh

pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya, keuntungan tersebut


36

dapat berupa deviden dan atau keuntungan antara selisih dari harga

saham saat ini dengan periode sebelumnya. Pada penilitian ini, jenis

return yang digunakan yaitu return realisasi atau disebut juga dengan

aktual return yang merupakan capital gain selisih dari harga saham saat

ini dengan harga saham periode sebelumnya dibagi dengan harga saham

periode sebelumnya. Aktual return setiap saham pada periode peristiwa

dirumuskan sebagai berikut :

Pt −(Pt−i)
Ri =Return Saham = X 100 %
( Pt−i)

Ket. Rit = tingkat keuntungan saham I pada periode t

Pit = harga penutupan saham I pada periode t (penutupan)

Pit-1 = harga penutupan saham I pada periode sebelumnya (awal)

Sumber: Husnan, S (2009)

3.4.2 Variabel Independen

Variabel dependen (bebas) adalah variabel yang memengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (Sugiyono, 2012:39). Pada penelitian ini variabel

independennya meliputi Current Rati/CR (X1), Debt to Equity/DER (X2),

Return On Asset/ROA (X3), Total Assets Turnover/TOTA (X4), dan Price

to Book Value /PBV (X5).

a. Current Rasio

Rasio lancar atau current rasio merupakan rasio yang mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih

secara keseluruhan. Current rasio menunjukkan efisiensi

perputaran operasi perusahaan atau kemampuan sebuah


37

perusahaan mengubah produk menjadi uang tunai. Ini

mengartikan bahwa, semakin tinggi nilai current rasio maka akan

memengaruhi kinerja laporan keuangan perusahaan. Menurut Dr.

Kashmir (2012) current rasio dapat dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

Aktivalancar
Current Rasio =
Utang Lancar

b. Debt to Equity Rasio

Debt to Equity Rasio adalah rasio keuangan menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk menjamin utang dari kreditur

dengan modal sendiri. Rasio ini mengukur berapa besar hutang

yang dimiliki untuk membiyai perusahaan. Ini mengartikan bahwa,

semakin tinggi nilai Debt to Equity Rasio (DER) menggambarkan

perusahaan memiliki kondisi keuangan yang buruk. Menurut

Robbert Ang (1997) debt to equity rasio dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Total Hutang
Debt to Equity Rasio =
Total Equitas

c. Return to Assets

Return to Assets merupakan rasio keuangan bertujuan untuk

mengukur kemampuan seberapa efektif manajemen

menggunakan aset yang dimilikinya untuk menghasilkan laba

(profit) pada perusahaan. Ini mengartikan bahwa, semakin tinggi

nilai Return on Asset (ROA) perusahaan, semakin besar juga

tingkat keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan tersebut.

Menurut Brigham & Houston (2006) return on asset dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


38

Pendapatan setelah pajak


Return On Assets =
Total Aset

4) Total Assets Turnover

Total assets turnover adalah rasio keuangan yang menunjukkan

perputaran semua aktivita perusahaan dan menghitung hasil

penambahan yang didapatkan setiap rupiah aktiva. Ini

mengartikan bahwa, semakin baik rasio ini semakin efisien

penggunaan seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan, selain

itu aktiva berputar lebih cepat dan mendapatkan laba lebih cepat

pula. Menurut Brigham & Houston (2006) total assets turnover

dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Penjualan
Total assets turnover =
Total Aktiva

5) Price to Book Value

Price to book value adalah hasil dari perbandingan harga saham

dan nilai buku saham pada waktu tertentu. Dengan melihat hasil

perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa harga saham

perusahaan berada diatas atau dibawah nilai buku saham.

Menurut Robbert Ang (1997) price to book value dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Harga saham penutupan


Price to Book Value =
Nilai buku saham

Untuk menentukan nilai buku saham (Book Value), rumusnya

sebagai berikut

Total Ekuitas
Book Value =
Jumlah saham yang beredar
39

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Variaebel Definisi Simbol Formula

Current Mengukur kemampuan CR


Rasio perusahaan dalam (X1)
membayar kewajiban Aktivalancar
jangka pendek atau utang Utang Lancar
yang segera jatuh tempo
pada saat ditagih secara
keseluruhan.
Debt to Menunjukkan kemampuan DER
Equity perusahaan untuk (X2)
Total Hutang
Rasio menjamin utang dari
Total Equitas
kreditur dengan modal
sendiri.
Return On Mengukur kemampuan ROA
Asset seberapa efektif (X3)
manajemen menggunakan Pendapatan setelah pajak
aset yang dimilikinya untuk Total Aset
menghasilkan laba (profit)
pada perusahaan.
Total Asset Menunjukkan perputaran TATO
Turnover semua aktivita perusahaan (X4)
dan menghitung hasil Penjualan
penambahan yang Total Aktiva
didapatkan setiap rupiah
aktiva.
Price to Hasil dari perbandingan PBV
Harga saham penutupan
Book Value harga saham dan nilai buku (X5)
Nilai buku saham
saham pada waktu tertentu.
Return Tingkat keuntungan yang Ri (Y)
Saham dinikmati oleh pemodal atas
suatu investasi yang
dilakukannya, jenis return
yang digunakan yaitu return
realisasi atau disebut juga Pt −(Pt−i)
dengan aktual return yang X 100 %
merupakan capital gain ( Pt−i)
selisih dari harga saham
saat ini dengan harga
saham periode sebelumnya
dibagi dengan harga saham
periode sebelumnya.
40

Harga Rata-rata harga saham HS HS1+ HS 2+…+ HS 12


Saham setiap bulannya yang
Penutupan dihitung dalam satu tahun 12
3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yang berupa laporan keuangan perusahaan semen yang memenuhi kriteria

sampel penelitian yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia selama periode

2014-2018. Data diperoleh dari laporan keuangan sampel terdapat pada

Indonesia Capital Market Directory (ICMD) periode 2014-2018 yang diakses

melalui www.idx.co.id.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode dokumentasi. Metode ini dilakukan dengan cara mencari data tentang

variabel dan hal lainnya dari PT. Bursa Efek Indonesia, Indonesian Capital

Market Directory (ICMD), artikel ilmiah, jurnal-jurnal, tulisan, dan catatan dari

media cetak dan maupun elektronik.

3.7 Metode Analisis

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakakah profitabilitas, kebijakan

dividen dan keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Maka dari itu model analisis yang akan digunakan adalah model regresi liniar

berganda untuk menjelaskan tentang seberapa besar pengaruh variabel-variabel

independen terhadap variabel dependen. Sebelum model analisis ini digunakan,

terlebih dahulu perlu dilakukan uji asumsi klasik untuk menghasilkan nilai

parameter yang sah. Nilai tersebut akan terpenuhi jika hasil dari uji asumsi klasik
41

memenuhi asumsi normalitas, serta tidak terjadi heteroskedastisitas, autokorelasi

dan multikolinearitas.

3.7.1 Uji Asumsi Klasik

Persamaan yang diperoleh dari sebuah estimasi dapat dioperasikan

secara statistic jika memenuhi asumsi klasik, yaitu memenuhi asumsi bebas

multikoliniearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi (Gujarati, 1997).

Pengujian ini dilakukan agar mendapatkan model persamaan regresi yang baik

dan benar serta mampu memberikan estimasi yang handal dan tidak bias sesuai

kaidah BLUE (Best Linier Unbiased Estimator)

A. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel dependen dan variabel independen keduanya memiliki distribusi

normal atau tidak (Ghozali, 2009). Uji normalitas data dalam penelitian ini

menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Tes untuk masing-masing variabel.

Hipotesis yang digunakan adalah:

H0 = Data residual terdistribusi normal

Ha = Data residual tidak terdistribusi normal

Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat nilai 2-tailed significant.

Jika data memiliki tingkat signifikasnsi lebih besar dari 0,05 atau 5%, maka

dapat disimpulkan bahwa H0 diterima, sehingga dikatakan data berdistribusi

normal (Ghozali, 2009).

B. Uji Heterokedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dalam sebuah model regresi

dengan tujuan bahwa apabila suatu regresi tersebut terjadi ketidaksamaan

varians dari residual dan pengamatan. Jika varian dari residual satu
42

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut dengan

homoskedastisitas dan jika terdapat perbedaan, maka disebut

heteroskedastisitas. Masalah heteroskedastisitas sering terjadi pada data

silang (cross section) daripada runtut waktu (time series). Heteroskedastisitas

timbul karena adanya pelanggaran terhadap asumsi klasik dan karena

adanya data yang outliner. Perhitungan heteroskedastisitas dapat dilakukan

dalam banyak model salah satunya menurut Ghozali (2009) adalah

menggunakan uji glejser. Pengujian dengan uji glejser yaitu meregresi nilai

absolut residual sebagai variabel dependen terhadap masing-masing variabel

independen. Mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan

dengan melihat nilai signifikasnsi hasil regresi. Apabila lebih besar dari 0,05

maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan sebaliknya jika lebih kecil dari 0,05

maka terjadi heteroskedastisitas.

C. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi tersebut

ada korelasi antara kesalahan penggunaan pada periode t -1 (sebelumnya).

Gejala autokorelasi terjadi karena adanya korelasi antara anggota

serangkaian observasi yang diurutkan menurut urutan waktu (time series).

Model regresi yang mengalami gejala autokorelasi memiliki standard error

yang sangat besar, sehingga kemungkinan besar model regresi menjadi tidak

signifikan (Ghozali, 2009). Salah satu cara yang dilakukan untuk mendeteksi

ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan Run Test. Run

Test sebagai bagian dari statistik non-parametrik digunakan untuk menguji

apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak

terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau

random. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi
43

secara random atau tidak (sistematis). Pengambilan keputusan pada uji Run

Test adalah sebagai berikut:

a) Jika hasil uji Run Test menunjukkan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa residual tidak random atau terjadi

autokorelasi antar nilai residual

b) Jika hasil uji Run Test menunjukkan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05

dapat disimpulkan bahwa residual random atau tidak terjadi auto korelasi

antar nilai residual.

D. Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah

terdapat korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam model

yang digunakan. Apabila terdapat korelasi yang tinggi sesama variabel bebas

tersebut, maka salah satu diantaranya dikeluarkan dari model regresi

berganda atau menambahkan variabel bebasnya. Menurut Santoso (2000)

korelasi antar variabel bebas dapat dideteksi dengan menggunakan Variance

Inflasi Factor (VIF).

1) Jika angka tolerance lebih besar dari 0,1 dan VIF kurang dari 10

dikatakan tidak terdapat gejala multikolinearitas.

2) Jika angka tolerance lebih kecil dari 0,1 dan VF lebih dari 10 dikatakan

terdapat gejala multikolinearitas.

Uji multikolinieritas juga bisa dilakukan dengan menggunakan Uji Korelasi

Pearson. Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan

antar variabel yang diteliti. Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi

product moment pearson yaitu untuk mengetahui derajat atau kekuatan

hubungan timbal balik antar variabel. Hubungan antar variabel terdiri dari dua

macam yaitu hubungan positif dan negatif. Ukuran yang dipakai untuk
44

mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara X dan Y disebut koefisien

korelasi (r). Adapun rumus dari koefisien korelasi tersebut adalah sebagai

berikut.

n ( ƩXY ) −( ƩX )( ƩY )
r=
√ ¿¿

Keterangan :

r = koefisein korelasi antara variabel X dan Y

n = jumlah periode

X = variabel bebas

Y = variabel terikat

Tabel 3.2 Nilai Kriteria Hubungan Korelasi

No Interval Nilai Kekuatan Hubungan


1 0,00 – 0,199 Sangat Lemah
2 0,20 – 0,399 Lemah
3 0,40 – 0,599 Sedang
4 0,60 – 0,799 Kuat
5 0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2009)

3.7.2 Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Model analisis statistik yang digunakan adalah model regresi linear

berganda. Model analisis ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk meneliti

faktor-faktor variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen,

dimana variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu.

Model persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut :

Y = α + β 1 X1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 +¿ β 4 X 4 + β 5 X 3 +¿ e

Keterangan:

Y = Nilai Perusahaan

α = Konstanta
45

β 1 β 2 β 3 β 4 β 5 = Koefisien regresi dari masing-masing variabel independen

X1 = Profitabilitas yang diproksikan dengan ROE

X2 = Kebijakan dividen yang diproksikan dengan DPR

X3 = Keputusan pendanaan yang diproksikan dengan DER

Sumber: Sugiyono (2009)

3.7.3 Uji Hipotesis

Untuk menghitung apakah harga-harga yang diperoleh dari sampel

tersebut benar-benar mewakili harga parameternya, maka dilakukan uji hipotesis.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara

parsial terhadap variabel dependennya. Hipotesis yang dirumuskan pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) H01 : β 1 ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif likuiditas yang

diproksikan dengan current ratio terhadap return saham pada perusahaan

sub sector semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018.

Ha1 : β 1 > 0, artinya artinya terdapat pengaruh positif likuiditas yang

diproksikan dengan current ratio terhadap return saham pada perusahaan

sub sector semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018.

2) H02 : β 2 > 0, artinya tidak terdapat pengaruh negatif solvabilitas yang

diproksikan dengan debt to equity ratio terhadap return saham pada

perusahaan sub sector semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2014-2018.

Ha2 : β 2 < 0, artinya terdapat pengaruh negatif solvabilitas yang diproksikan

dengan debt to equity ratio terhadap return saham pada perusahaan sub

sector semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018.


46

3) H03 : β 3 ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif profitabilitas yang

diproksikan dengan return on asset terhadap return saham pada perusahaan

sub sector semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018.

Ha3 : β 3 > 0, artinya terdapat pengaruh positif profitabilitas yang diproksikan

dengan return on asset terhadap return saham pada perusahaan sub sektor

semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018.

4) H04 : β 4 ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif aktifivitas yang

diproksikan dengan total asset turnover terhadap return saham pada

perusahaan sub sector semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2014-2018.

Ha4 : β 4 > 0, artinya terdapat pengaruh positif aktifivitas yang diproksikan

dengan total asset turnover terhadap return saham pada perusahaan sub

sector semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018.

5) H05 : β 5 ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif rasio pasar yang

diproksikan dengan price to book value terhadap return saham pada

perusahaan sub sector semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2014-2018.

Ha5 : β 5 > 0, artinya terdapat pengaruh positif rasio pasar yang diproksikan

dengan price to book value terhadap return saham pada perusahaan sub

sector semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018.

3.7.4 Uji Kesesuain Model

A. Uji Simultan (F-hitung)

Uji F-hitung dimaksudkan untuk menguji model regresi atas pengaruh

seluruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.

Prosedur uji F hitung adalah sebagai berikut:

1) Menentukan formulasi hipotesis


47

H0 : β 1 = β 2 = β 3 = β 4 = β 5 = 0

Berarti tidak ada pengaruh profitabilitas, kebijakan dividen, keputusan

pendanaan terhadap nilai perusahaan.

Ha : β 1 ≠ β 2 ≠ β 3 ≠ β 4 ≠ β 5 ≠0

Berarti ada pengaruh profitabilitas, kebijakan dividen, keputusan

pendanaan terhadap nilai perusahaan.

2) Membuat keputusan uji F-hitun

Uji F dapat dilakukan dengan melihat tingkat signifikansi F pada output

hasil regresi dengan level significant 5%. Jika nilai signifikansi lebih besar

dari 5%, maka H0 diterima dan Ha ditolak (koefisien regresi tidak

signifikan), artinya secara simultan variabel-variabel independen tidak

mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jika nilai

signifikansi lebih kecil dari 5%, maka Ha diterima dan H0 ditolak

(koefisien regresi signifikan), artinya secara simultan variabel-variabel

independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

B. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2009). Nilai adjusted R2

merupakan suatu ukuran ikhtisar yang menunjukkan seberapa garis regresi

sampel cocok dengan data populasinya. Nilai koefisien determinasi adalah

antara 0 dan 1. Rumus untuk menghitung R2 adalah:

JK ( Reg )
R2 =
Ʃ y2

Keterangan:

R2 = Koefisien determinasi

JK (Reg) = Jumlah kuadrat regresi


48

Ʃy 2 = Jumlah kuadrat total dikoreksi

Sumber: Ghozali (2009)


49

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Data

Data yang digunakan pada penelitian ini ialah data sekunder yang

didapatkan dari Bursa Efek Indonesia. Populasi yang digunakan pada penelitian

ini adalah perusahaan sub sektor semen yang terdaftar pada Bursa Efek

Indonesia selama periode 2014, 2015, 2016, 2017, dan 2018. Sampel

perusahaan sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek indonesia berjumlah

6 perusahaan. Pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi,

dimana teknik ini digunakan dengan cara melihat dokumen yang sudah terjadi

(laporan keuangan perusahaan). Laporan keuangan perusahaan ini didapatkan

melalui akses dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dalam kurung

waktu tahun 2014-2018. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan

teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan

syarat-syarat tertentu. Adapun persyaratan pengambilan sampel pada penelitian

ini adalah sebagai berikut :

a. Perusahaan sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

pada periode 2014, 2015, 2016, 2017, dan 2018.

b. Perusahaan sub sektor semen yang menerbitkan laporan keuangan

secara lengkap dari periode 2014, 2015, 2016, 2017, dan 2018.

c. Perusahaan sub sektor semen yang memiliki laba bersih (laba setelah

pajak) yang positif selama periode 2014, 2015, 2016, 2017, dan 2018.

Berdasarkan persyaratan tersebut maka dapat diambil sampel sebanyak

6 perusahaan sub sektor semen yang datanya sesuai dengan kebutuhan

penelitian. Nama perusahaan tersebut dapat diambil sebagai berikut :


50

Tabel 4.1 Daftar sampel perusahaan sub sektor semen tahun 2014-2018

No Nama Perusahaan Kode


1 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP
2 PT Semen Batu Raja Tbk SMBR
3 PT Holcim Indonesia Tbk SMCB
4 PT Semen Indonesia Tbk SMGR
5 PT Waskita Beton Precast Tbk WSBP
6 PT Wijaya Karya Beton Tbk WTON
Sumber : www.idx.co.id

Analisis stastik deskriptif dalam penelitian ini meliputi nilai minimum, nilai

maksimum,mean dan standard deviation. Hasil deskripsi data masing-masing

variabel secara rinci dapat dilihat dalam tabel berikut ini :


51

DAFTAR PUSTAKA

Ang, Robert. (1997). Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft
Indonesia.

Brigham. Eugene, F. dan Houston, Joel F. (2011). Dasar-dasar manajemen


keuangan terjemahan. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.

Cahyaningrum, Yustina Wahyu. dan Antikasari, Tiara Widya. (2017). Pengaruh


Earning Per Share, Price To Book Value, Return On Asset, Dan Return
On Equity Terhadap Harga Saham Sektor Keuangan. Jurnal Economia
Volume 13. No. 2 Hal. 191-200. Surakarta.

Fahmi, Irham. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta

Ghozali, Imam. (2009). Aplilaso Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.


Edisi Keempat. Semarang: Universitas Diponegoro.

Husnan, S. (2009). Dasar dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas.


Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Husnan, S dan Pudjiastuti, E. (2015). Dasar dasar Manajemen Keuangan.


Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Kasmir (2010). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta : Kencana Prenada


Media Group.

Kasmir (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Keown, Arthur J. Martin, John D. Petty, J. William. dan Scott, David F. (2011).
Manajemen Keuangan. Edisi 10. Jogjakarta: PT. Indeks.

Laksono, Cahyo Dwi (2017). Pengaruh rasio keuangan terhadap return saham
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Skripsi diterbitkan. Yogyakarta: Program Sarjana Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta.

Martalena, dan Malinda. (2011). Pengantar Pasar Modal. Edisi Pertama.


Yogyakarta: Andi.

Muklis, Faiza. (2016). Perkembangan dan Tantangan Pasar Modal Indonesia. Al


Masraf (Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbanka. Volume 1. Nomor 1
Hal. 65-75. Riau.

Rahardjo, Budi. (2009). Laporan Keuangan Perusahaan. Edisi Kedua.


Jogjakarta: Gadjah Mada University Press.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Bandung.


52

Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sunariyah. (2011). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Jogjakarta: Ekonisia

Sutrisno. (2008). Manajemen Keuangan. Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:


Ekonosia.

Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi : Teori dan Aplikasi. Edisi
Pertama. Yogyakarta: Kanisius

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar


Modal.1995. Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan.

Anda mungkin juga menyukai