Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Analisis Profitabilitas

(Dosen Pengampuh : M. Ridwan Hasanuddin, SE, M.Si, Ak, CA, CTA, ACPA)

OLEH KELOMPOK ARUS KAS :

 NUR AFIKA (2010321060)


 A. SRI BULAN (2010321061)
 MUH RIFQY RIANDY (2010321063)
 ASNITA (2010321066)
 ALPRILIA A (2010321067)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU-ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa di
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kami merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 26 Juni 2023


DAFTAR ISI
SAMPUL……………………………………………………………………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................................................1
1.3 TUJUAN MASALAH.............................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................2
2.1 Analisis Profitabilitas Perushaan........................................................................................................2
2.1.1 Pengertian Rasio Profitabilitas..................................................................................................2
2.1.2 Fungsi Rasio Profitabilitas.…………………….………………………………………………………………………………2
2.1.3 Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas...................................................................................................3
2.1.4 Cara Menghitung Profitabilitas………………………………………………………………………………………………3
2.2 Analisisis Pendapatan Perusahaan.....................................................................................................5
2.2.1 Pengertian Pendapatan.............................................................................................................5
2.2.2 Sumber pendapatan………………………………………………………………………………………………………………6
2.3.3 Karakteristik Pendapatan……………………………………………………………………………………………………….7

2.3 Menganalisis Harga Pokok Penjualan................................................................................................7


2.3.1 Definisi Harga Pokok Penjualan……………………………………………………………………………………………..7
2.3.2 Komponen Harga Pokok Penjualan……………………………………………………………………………………....8
2.3.3 Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan………………………………………………………………………………9

2.4 Menganalisis Beban Perusahaan……………………………………………………………………………….………………...9


2.4.1 Definisi Beban Kerja Pada Perusahaan………………………………………………………………….……………….9

2.4.2 Manfaat Melakukan Analisi Beban Kerja ……………………………………………………………………………..10


2.4.3 Tahap Menghitung Analisis Kerja ………………………………………………………………………………………….10

BAB III........................................................................................................................................................12
PENUTUP...................................................................................................................................................12
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya
dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Lukviarman, 2006:33). Profitabilitas
perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan
suatu alat analisis untuk dapat menilainya. Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio
keuangan. Dalam mengukur profitabilitas ini rasio keuangan yang digunakan adalah rasio
profitabilitas. Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen berdasarkan
hasil pengembalian yang diperoleh dari penjualan dan investasi. Untuk mengetahui apakah
kerjasama yang telah dibangun ini sesuai tujuan, maka diperlukan evaluasi bersama
khususnya pada bidang keuangan.
Analisis rasio keuangan merupakan metode analisis yang paling sering digunakan
untuk mengetahui kinerja keuangan sebuah perusahaan. Salah satu jenis rasio keuangan yang
sering digunakan oleh perusahaan adalah rasio profitabilitas (Nurhayaty, 2016) Rasio
profitabilitas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat
efektivitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas disini dilihat
dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Kebijakan yang diambil
perusahaan dalam menentukan laba dapat dilihat dari tingkat profitabilitasnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Jelaskan bagaimana analisis profitabilitas perusahaan?
2. Jelaskan bagaimana anlisis pendapatan perusahaan?
3. Jelaskan bagaimana menganalisis harga pokok penjualan?
4. Jelaskan analisis beban perusahaan?
1.3 TUJUAN MASALAH
1. Menjelaskan analisis profitabilitas perusahaan
2. Menjelaskan analisis pendapatan perusahaan
3. Menjelaskan analisis harga pokok penjualan
4. Menjelaskan analisis beban perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Analisis Profitabilitas Perushaan


2.1.1 Pengertian Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas atau profitability ratio adalah rasio atau perbandingan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba (profit) dari pendapatan (earning)
terkait penjualan, aset, dan ekuitas berdasarkan dasar pengukuran tertentu. Dari perspektif
investor, pertumbuhan keuntungan perusahaan merupakan salah satu indikator penting untuk
menilai prospek perusahaan di masa mendatang. Hal ini penting diperhatikan untuk mengetahui
sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberi
pengembalian keuntungan yang sesuai dengan tingkat yang diharapkan investor.
2.1.2 Fungsi Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas atau profitability ratio diperlukan untuk pencatatan transaksi keuangan
yang biasanya dinilai oleh investor dan kreditur (bank). Tujuannya adalah untuk menilai jumlah
laba investasi yang akan diperoleh oleh investor. Selain itu, rasio ini juga dapat mengukur
besaran laba perusahaan untuk menilai kemampuan perusahaan membayar utang kepada kreditur
berdasarkan tingkat pemakaian aset dan sumber daya lainnya sehingga terlihat tingkat efisiensi
perusahaan.Semakin tinggi nilai rasio maka kondisi perusahaan semakin baik berdasarkan rasio
profitabilitas. Nilai yang tinggi melambangkan tingkat laba dan efisiensi perusahaan tinggi yang
bisa dilihat dari tingkat pendapatan dan arus kas. Singkatnya fungsi dari rasio profitabilitas
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam satu periode tertentu.
2. Membandingkan dan menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang dihasilkan dari dana yang tertanam dalam
total aset dan total ekuitas.
5. Mengetahui tingkat laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
6. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan, baik modal pinjaman
maupun modal sendiri.
7. Mengukur margin laba kotor atas penjualan bersih, mengukur margin laba operasional atas
penjualan bersih, dan mengukur margin laba bersih atas penjualan bersih.
2.1.3 Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas
Beberapa jenis rasio profitabilitas yang sering dipakai untuk meninjau kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang dipakai dalam akuntansi keuangan antara lain adalah:
1. Gross profit margin (GPM)
2. Profit margin ratio (PMR)
3. Net profit margin (NPM)
4. Operating ratio (OR)
5. Earning power of total investment (EPTI)
6. Return of investment (ROI)
7. Rentabilitas modal sendiri (RMS).
2.1.4 Cara Menghitung Rasio Profitabilitas
Berikut adalah penjelasan dan juga rumus cara menghitung jenis jenis rasio profitabilitas
1) Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Margin laba kotor merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba kotor terhadap
pendapatan yang dihasilkan dari penjualan. Laba kotor yang dipengaruhi oleh laporan arus
kas memaparkan besaran laba yang didapatkan oleh perusahaan dengan pertimbangan biaya
yang terpakai untuk memproduksi produk atau jasa. Gross profit margin mengukur efisiensi
perhitungan harga pokok atau biaya produksi. Semakin besar gross profit margin semakin
baik (efisien) kegiatan operasional perusahaan yang menunjukkan harga pokok penjualan
lebih rendah daripada penjualan (sales) yang berguna untuk audit operasional.
Rumus perhitungan margin laba kotor sebagai berikut:
Gross Profit Margin = (Laba Kotor/ Total Pendapatan) x 100%
2) Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Net profit margin atau margin laba bersih merupakan rasio profitabilitas untuk menilai
persentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi pajak terhadap pendapatan yang
diperoleh dari penjualan. Salah satu manfaat rasio profitabilitas adalah untuk mengukur laba
bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi net profit margin semakin baik
operasi suatu perusahaan.
Net profit margin dihitung dengan rumus berikut ini:
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak : Penjualan
3) Rasio Pengembalian Aset (Return on Assets Ratio)
Tingkat pengembalian aset merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase
keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan terkait sumber daya atau total aset sehingga
efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola asetnya bisa terlihat dari persentase rasio ini.
Rumus rasio pengembalian aset adalah sebagai berikut:
ROA = Laba Bersih : Total Aset
4) Rasio Pengembalian Ekuitas (Return on Equity Ratio)
Return on Equity Ratio (ROE) merupakan rasio profitabilitas untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham perusahaan tersebut
yang dinyatakan dalam persentase. ROE dihitung dari penghasilan (income) perusahaan
terhadap modal yang diinvestasikan oleh para pemilik perusahaan (pemegang saham biasa
dan pemegang saham preferen). Return on equity menunjukkan seberapa berhasil perusahaan
mengelola modalnya (net worth), sehingga tingkat keuntungan diukur dari investasi pemilik
modal atau pemegang saham perusahaan. ROE yaitu rentabilitas modal sendiri atau yang
disebut rentabilitas usaha.
Rumus Return On Equity sebagai berikut.
ROE = Laba Bersih Setelah Pajak : Ekuitas Pemegang saham
5) Rasio Pengembalian Penjualan (Return on Sales Ratio)
Return on Sales adalah merupakan rasio profitabilitas yang menampilkan tingkat keuntungan
perusahaan setelah pembayaran biaya-biaya variabel produksi seperti upah pekerja, bahan
baku, dan lain-lain sebelum dikurangi pajak dan bunga. Rasio ini menunjukkan tingkat
keuntungan yang diperoleh dari setiap rupiah penjualan yang juga disebut margin operasional
(operating margin) atau Margin pendapatan operasional (operating income margin).
Berikut ini rumus untuk menghitung return on sales (ROS):
ROS = (Laba sebelum Pajak dan Bunga / Penjualan) x 100%
6) Pengembalian Modal yang Digunakan (Return on Capital Employed)
Return on Capital Employed (ROCE) merupakan rasio profitabilitas yang mengukur
keuntungan perusahaan dari modal yang dipakai dalam bentuk persentase (%). Modal yang
dimaksud adalah ekuitas suatu perusahaan ditambah kewajiban tidak lancar atau total aset
dikurangi kewajiban lancar. ROCE mencerminkan efisiensi dan profitabilitas modal atau
investasi perusahaan. Laba sebelum pengurangan pajak dan bunga dikenal dengan istilah
”EBIT” yaitu Earning Before Interest and Tax. Berikut ini 2 rumus ROCE yang sering
digunakan.
ROCE = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Modal Kerja
atau
ROCE = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / (Total Aset – Kewajiban)
7) Return on Investment (ROI)
Merupakan rasio profitabilitas yang dihitung dari laba bersih setelah dikurangi pajak terhadap
total aktiva. Return on investment berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan secara
keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan terhadap jumlah aktiva secara keseluruhan yang
tersedia pada perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik kondisi suatu
perusahaan.
Rumus Return on Investment berikut ini.
ROI = ( (Laba Atas Investasi – Investasi Awal) / Investasi ) x 100 %
8) Earning Per Share (EPS)
Earning per share merupakan rasio profitabilitas yang menilai tingkat kemampuan per lembar
saham dalam menghasilkan laba untuk perusahaan. Manajemen perusahaan, pemegang saham
biasa dan calon pemegang saham sangat memperhatikan earning per share karena menjadi
indikator keberhasilan perusahaan.
Rumus earning per share sebagai berikut.
EPS = Laba Bersih Setelah Pajak – Dividen Saham Preferen / Jumlah Saham Biasa
yang Beredar

2.2 Analisisis Pendapatan Perusahaan


2.2.1 Pengertian Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya,
kebanyakan dari penjualan prosuk dan jasa kepada pelanggan. Bagi investor pendapatan kurang
penting dibanding dengan keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah
dikurangi pengeluaran. Menurut Sukimo (2013) dalam jurnal fatmawati M. Lumbintang,
pendapatan merupakan jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya
selamasatu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. Menurut
Mokhamad Fikri Pramudya Tri Putra (2010) pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling
utama dalam dalam pembentukan laba rugi dalam suatu perusahaan.
2.2.2 Sumber Pendapatan
Pada umumnya sebagian besar pendapatan yang dihasilkan olehnperusahaan berasal dari
aktivitas utama perusahaan yang bersifat rutin, namun perusahaan juga dapat memperoleh atau
menambah pendapatannya dari aktivitasaktivitas non operasional yang bersifat tidak rutin.
Sumber-sumber pendapatan suatu perusahaan dikelompokan menjadi dua yaitu :
1. Pendapatan Operasional (Operating Revenue)
Pendapatan operasioanal adalah pendapatan yang berasal dari kegiatan normal atau kegiatan
utama yang dijalankan perusahaan, penyajiannya dari dalam laba rugi sebesar bruto yang
diterima atas seluruh perolehannya. Jenis-jenis dari pendapatan opersional antara lain :
a. Penjualan
Penjualan ialah hasil penjualan barang atau jasa yang menjadi objek usaha pokok/utama
dalam perusahaan.
b. Potogan pembelian tunai
Potongan pembelian tunai ialah pendapatan yang diterima oleh perushaan karena
pembelian barang secara tunai.
c. Penerimaan tambahan dari pembeliaan
Penerimaan tambhaan dari pembelian merupakan tambahan barang yang diterima oleh
pihak penjual karena perusahaan membeli barangbarang dalam jumlah besar.
2. Pendapatan Diluar Operasi
Pendapatan di luar operasi merupakan pendapatan yang bersasal dari transaksi di luar kegiatan
uatama perusahaan. Penyajian di dalam laba rugi adalah sebesar netto yang diperoleh jenis-
jenis pendapatan bukan operasional.
3. Pendapatan Luar Biasa
Pendapatan luar biasa adalah pendapatan biasa atau normal dan sering terjadi yang
mempunyai sifat luar biasa (transaksi yang bersangkutan tidak diharapkan akan terulang
kembali di masa yang akan datang. Pendapatan ini selalu disajikan secara netto di dalam
laporan laba rugi dan sebelum dikurangi pajak penghasilan.
2.2.3 Karakteristik Pendapatan
Aliran masuk atau kenaikan aktivat pendapatan timbul karena ada terjadi transaksi atau
kejadian yang menaikkan aktiva atau menimbulkan aliran msuk aktiva, dimana tidaknada
batasan aktiva tersebut berupa kas atau likuid yang lain, dan tidak mesti, kenaikan aktiva dapat
menimbulkan pendapatan. Dimana aktiva dapat bertambah karena berbagai transaksi, kejadian
atau keadan sebagai berikut:
1. Transaksi pendanaan yang berasal dari kreditor dan investor
2. Laba yang berasal dari kegiatan investasi
3. Hadiah, donasi atau temuan
4. Revaluasi aset yang telah ada
5. Penyediaan dan/atau penyerahan produk
untuk disebut sebagai pendapatan, aliran aktiva masuk adalah jumlah rupiah kotor, pendefinisian
pendapatan sebagai kenaikan aset merupakan pendefinisian dengan konsep aliran masuk.
Dimana kelemahan-kelemahan konsep ini adalah :
a. Pendapatan dianggap baru ada setelah transaksi penjualan terjadi
b. Pendapatan timbul karena peristiwa atau transaksi pada saat tertentu dan bukan karena proses
selama suatu periode
c. Definisi ini mengacaukan pengukuran dan penentuan saat pengakuan dengan proses
penciptaan pendapatan.
d. Konsep ini juga membutuhkan pernyataan tentag mana aliran masuk yang merupakan
pendapatan dan mana bukan, dan lain-lain.

2.3 Menganalisis Harga Pokok Penjualan


2.3.1 Defenisi Harga Pokok Penjualan
Jika pendapatan mewakili total penjualan produk dan layanan perusahaan, maka HPP
adalah akumulasi biaya untuk membuat atau memperoleh produk tersebut. HPP adalah istilah
akuntansi dengan definisi khusus berdasarkan prinsip akuntansi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam menentukan HPP, perusahaan harus menerapkan prinsip inventory cost.
Definisi tersebut memberikan panduan antara biaya mana yang harus dimasukkan dan formula
terkait untuk menghitung HPP. Yang paling penting, harga pokok penjualan adalah komponen
kunci untuk menentukan dua metrik bisnis penting, yakni laba kotor perusahaan dan margin
kotornya. Laba kotor diperoleh dengan mengurangkan HPP dari pendapatan, sedangkan margin
kotor adalah laba kotor dibagi pendapatan.
Semakin tinggi HPP perusahaan, semakin rendah laba kotornya. Jadi, HPP merupakan
konsep yang penting untuk dipahami. HPP, kadang-kadang disebut juga sebagai “biaya
penjualan,” dan umumnya dicatat pada laporan laba rugi perusahaan, tepat di bawah garis
pendapatan. COGS mencakup semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk yang
ditawarkan perusahaan. Sebagian besar adalah biaya variabel untuk membuat produk, misalnya,
bahan baku, tenaga kerja, biaya pemeliharaan mesin dan sebagainya. Contoh biaya yang
umumnya termasuk HPP meliputi:
1. Bahan baku
2. Barang yang dibeli untuk dijual kembali
3. Biaya pengiriman barang
4. Retur dan potongan pembelian
5. Diskon perdagangan atau tunai
6. Buruh pabrik
7. Bagian yang digunakan dalam produksi
8. Biaya penyimpanan
9. Biaya overhead pabrik
2.3.2 Komponen Harga Pokok Penjualan
1) Persediaan Awal
Persediaan awal merupakan persediaan yang ada di awal periode akuntansi perusahaan. Saldo
persediaan awal barang dapat di lihat dari neraca saldo periode berjalan atau di awal
perusahaan tahun sebelumnya.
2) Persediaan Akhir
Persediaan akhir merupakan persediaan barang di akhir periode akuntansi perusahaan atau
akhir tahun buku berjalan.
3) Pembelian Bersih
Pembelian bersih merupakan keseluruhan pembelian barang yang dilakukan secara tunai dan
kredit.Ada beberapa unsur dalam pembelian bersih, antara lain pembelian kotor, pengurangan
harga, retur pembelian, dan potongan pembelian.
4) Penjualan Bersih
Pembelian bersih merupakan salah satu pendapatan perusahaan yang terdiri dari tiga
komponen, seperti retur pembelian, pembelian kotor, dan pengurangan harga.
2.3.3 Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan
Setiap akuntan harus tahu dan paham tentang rumus HPP dasar dalam melakukan tugas
dan tanggung jawabnya. Rumus HPP terdiri dari tiga variabel, di antaranya inventaris awal,
pembelian, dan inventaris akhir. Lalu, bagaimana cara menghitung HPP yang benar? Coba
lakukan empat langkah berikut ini: Identifikasi persediaan awal bahan baku, kemudian barang
dalam proses dan barang jadi, berdasarkan jumlah persediaan akhir periode sebelumnya.
Tentukan biaya pembelian bahan baku yang dilakukan selama periode tersebut, dengan
mempertimbangkan ongkos angkut, perdagangan dan diskon tunai.vJangan lupa tentukan saldo
persediaan akhir. Biasanya, ini didasarkan pada jumlah siklus fisik dan dilakukan sesuai dengan
metode penilaian persediaan pilihan perusahaan. Pastikan bahwa biaya produksi langsung
lainnya dimasukkan dalam penilaian persediaan.
Berikut ini rumus HPP umum yang harus diketahui oleh seorang akuntan:
1. Rumus Penjualan Bersih
Penjualan bersih = Total Nilai Penjualan – Retur Penjualan
2. Rumus Pembelian Bersih
Pembelian Bersih = ( Pembelian + Ongkos angkut pembelian) – (Retur pembelian +
Potongan pembelian)
3. Rumus Persediaan Barang
Persediaan barang = Persediaan Awal – Persediaan Akhir
4. Rumus Harga Pokok Penjualan (HPP)
HPP= (Persediaan Awal + Pembelian) – Persediaan Akhir

2.4. Menganalisis Beban Perusahaan


2.4.1 Defenisi Beban Kerja pada Perusahaan
Workload Analysis atau yang disebut analisis beban kerja adalah teknik sistematis untuk
mengukur tingkat efektivitas dan efisiensi kerja dalam perusahaan berdasarkan volume kerja tiap
karyawan. Workload Analysis ini juga dapat menjadi pengukuran hasil performa kinerja
karyawan dan juga pertimbangan manajemen agar jumlah sumber daya manusia yang
dibutuhkan jangan terlalu berlebihan maupun terlalu kurang sehingga beban kerja terlalu berat
dan pekerjaan tidak berlangsung secara efektif dan efisien.
Dalam salah satu hasil analisis beban kerja, terdapat dua hasil kerja karyawan yaitu overload dan
underload. Dalam hasil overload, dapat dikatakan karyawan menggunakan waktu kerjanya
melebihi waktu kerja efektif per tahun sehingga memerlukan orang tambahan agar perusahaan
dapat berjalan lebih efektif. Sedangkan dari hasil underload, karyawan dapat lebih
dimaksimalkan jam kerjanya dan diberikan tambahan beban kerja agar kinerja perusahaan
menjadi lebih efisien dan efektif.
2.4.2 Manfaat Melakukan analisis beban kerja (Workload Analysis) pada organisasi
dalam perusahaan.
1. Mengukur hasil performa pada suatu jabatan atau unit kerja.
2. Mengidentifikasi efisiensi dan efektivitas parameter beban kerja.
3. Mengukur kompetensi masing-masing individu agar penataan organisasi dalam perusahaan
lebih efektif dan efisien.
4. Menganalisa dan memberikan keadilan antara jam kerja, beban kerja, dan gaji.
5. Menentukan peralatan kerja untuk menunjang mobilitas kerja suatu karyawan.
6. Menjadi pertimbangan dalam menentukan kebijakan strategis, penataan organisasi, tata
laksana, SDM, dan proses bisnis.
7. Menentukan jumlah kebutuhan karyawan dari segi kualitas dan kuantitas.
8. Memberikan informasi yang lebih objektif dan akurat dan komprehensif mengenai kebutuhan
pegawai, tingkat efektivitas dan efisiensi kerja, prestasi kerja unit/jabatan.
2.4.3 Tahap Menghitung Analisis Kerja
1. Persiapan perhitungan Workload Analysis
Penyusunan uraian tugas pokok (job description) dan fungsi setiap jabatan, salah satunya
dapat menggunakan metode berikut:
a. Metode wawancara, mewawancarai setiap karyawan tentang tugas pokok dan fungsi
pekerjaan tiap individu. Metode ini juga dianjurkan karena bisa melihat tiap individu
apakah sudah jelas dan sudah sesuaikah dengan tugas pokok masing-masing
b. Metode pertanyaan, yang berisi daftar pertanyaan mengenai uraian tugas setiap individu
sesuai jabatan atau posisi masing-masing.
c. Metode observasi, pengamatan langsung pada setiap individu mengenai uraian tugas pokok
dan juga pengaplikasian secara nyatanya
d. Menggunakan aplikasi pencatatan aktivitas untuk mendapatkan data bobot dan beban kerja
setiap individu
2. Pendekatan Analisis Kerja dari hasil perhitungan workload analysis
a. Pendekatan organisasi perusahaan, beban kerja individual dan kinerja tim sesuai sudut
pandang perusahaan.
b. Pendekatan analisis jabatan, analisis beban kerja untuk memberikan promosi, rewarding,
dan mutasi pada individu dalam tim
c. Pendekatan administratif, kebijakan perusahaan yang menyangkut administrasi karyawan
dalam perusahaan.
Dengan melakukan analisis beban kerja (Workload Analysis), perusahaan dapat menilai
kualitas dan mengidentifikasi kebutuhan akan karyawan perusahaan. Hal ini dilakukan agar
organisasi dalam perusahaan berjalan secara efektif, efisien, dan produktif. Melakukan analisis
beban kerja juga sebagai jalan adil antara perusahaan dan karyawan. Dari sisi perusahaan dapat
memaksimalkan kinerja individu, serta dari sisi karyawan dapat mengetahui apakah individu
bekerja secara overload atau underload.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi suatu perusahaan,
untuk itu dibutuhkan suatu alat analisis untuk dapat menilainya. Rasio profitabilitas adalah
rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektivitas
manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Kebijakan yang diambil perusahaan
dalam menentukan laba dapat dilihat dari tingkat profitabilitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.studocu.com/id/document/universitas-jambi/zakat-dan-pajak/kel-2-analisis-
profitabilitas/39815688
https://www.jurnal.id/id/blog/rasio-profitabilitas-pengertian-fungsi-jenis-dan-contoh-terlengkap/
https://core.ac.uk/download/pdf/225831103.pdf

https://mekari.com/blog/harga-pokok-penjualan/

https://my-scorecard.com/blog/perusahaan-efektif-dan-efisien-dengan-menghitung-analisis-beban-
kerja.html

Anda mungkin juga menyukai