KELOMPOK VI :
1. ALWI RIANTO 2110089530129
2. APRIZAL 2110089530146
3. AMILUS 2110089530132
4. DIEGO FRANSEDA SWINDRA MARTINO 2110089530190
5. E. RULLY ALIANSYAH 2110089530202
6. FERA ALVIA PUTRI 2110089530219
7. SUPRIYANTO 2110089530419
KELAS V SDM C
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah yang berjudul “Indikator dan Pengukuran Kinerja
Manajemen”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan banyak
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat mempercepat dan memperlancar
pembuatan Makalah ini. Untuk itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan Makalah ini.
Menyadari bahwa hal ini tidak akan menjadi kenyataan tanpa adanya bantuan,
motivasi, dan spirit dari semua pihak yang dengan ikhlas mendo’akan, meluangkan
waktu dan menguras pikiran sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karna itu,
sudah sepantasnya lah kami menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya
kepada Ibu Masriza, S.E., M.M selaku Dosen Mata Kuliah Akuntasi Manajemen yang
memberi tugas ini kepada kami, sehingga dapat melatih kami untuk berfikir, berusaha
agar dapat membuat Makalah.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki Makalah
ini.
Kelompok VI
DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
3.1 Kesimpulan......................................................................................................17
3.2 Saran...............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 19
BAB I
2
PENDAHULUAN
3
1. Dapat mendekskripsikan tentang Pengertian Indikator dan Pengukuran Kinerja
Manajemen.
2. Untuk mengetahui yang termasuk ke dalam Jenis Operational Tools untuk
Mengukur Kinerja Manajemen.
3. Untuk memahami sudut pandang Perusahaan tentang Performance
Measurement Tools (Alat Pengukuran Kinerja) .
4. Untuk mengetahui Jenis Strategic Management Accounting untuk Mengukur
Kinerja Manajemen.
BAB II
4
PEMBAHASAN
Dalam era yang terus berkembang dan kompetitif ini, penting bagi Perusahaan
untuk memiliki sistem akuntansi manajemen yang efektif untuk mengelola kinerja
mereka. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi
sebuah Perusahaan. Setiap Perusahaan yang memiliki manajemen berbasis kinerja
pasti membutuhkan alat yang disebut pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja digunakan
sebagai dasar untuk melakukan penilaian kinerja, yaitu untuk menilai sukses atau
tidaknya suatu organisasi, program, atau kegiatan. Dengan kata lain, pengukuran kinerja
merupakan elemen pokok manajemen berbasis kinerja (Mahmudi, 2005).
Teori singkat yang dapat diambil adalah bahwa pengukuran kinerja manajemen
merupakan proses penting dalam manajemen organisasi. Dengan menggunakan alat-
alat pengukuran yang tepat, organisasi dapat memantau dan mengelola kinerja mereka
dengan lebih efektif. Pengukuran kinerja juga menjadi hal yang sangat penting bagi
manajemen Perusahaan untuk mengetahui seberapa tingkat keberhasilan yang dicapai,
sebagai bahan evaluasi terhadap performa Perusahaan dan perencanaan tujuan di
masa yang akan datang.
5
Operational Tools (Alat operasional) memiliki peran penting dalam pengukuran
kinerja pegawai. Alat-alat ini digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan dan target,
serta memberikan informasi yang objektif tentang kinerja individu dan organisasi secara
keseluruhan.
6
Untuk membantu pihak perusahaan dalam mengambil beragam keputusan
penting terkait harga pokok penjualan dan berbagai sumber daya dan
penyusunannya.
Harga pokok penjualan yang dihasilkan nantinya akan lebih akurat dan mampu
bersaing dengan perusahaan lainnya yang sejenis.
Metode ABC juga mampu membantu perusahaan dalam hal melakukananalisa
terkait menentukan jumlah harga pokok yang harus diproduksi untuk bisa
mencapai BEP ( Break Event Point ) secara lebih akurat.
Contoh :
Mereka menentukan bahwa pemicu biaya untuk aktivitas ini adalah jumlah
pemasangan mesin, karena hal ini merupakan alasan kemungkinan peningkatan
biaya. Ini berarti cost driver nya adalah 250, karena itulah jumlah mesin yang
mereka perlukan untuk memasang satu mesin perfasilitas. Saat memasukkan
variabel ke dalam rumus ABC, mereka menemukan :
2) Target Costing
7
Menurut Hansen dan Mowen (2006), mendefinisikan target costing sebagai
metode untuk menentukan biaya produk atau jasa berdasarkan harga (target price) yang
rela dibayar oleh konsumen. Sedangkan, menurut Himawan dan Pendajaya (2013)target
costing adalah suatu metode penentuan biaya produk berdasarkan harga yang bersedia
dibayar oleh konsumen, yang bertujuan untuk mengurangi biaya agar target laba yang
dikehendaki dapat tercapai.
Jadi dapat disimpulkan bahwa target costing itu merupakan sistem akuntansi
biaya yang menyediakan informasi bagi manajemen untuk memungkinkan manajemen
memantau kemajuan yang dicapai dalam pengurangan biaya produk menuju target
costing yang telah ditetapkan.
Fungsi utama Target Costing adalah penetapan harga pokok produk sebagai
dasar penetapan harga sehingga target laba yang diinginkan akan tercapai. Penetapan
biaya target juga dapat membantu perusahaan mengurangi biaya produksinya dengan
memperpendek waktu siklus produk dan menghapus langkah-langkah siklus yang tidak
menciptakan nilai bagi pelanggan. Terakhir, target costing dapat membantu perusahaan
untuk tetap berfokus pada pelanggan, karena penetapan biaya target mendasarkan
biaya produk pada harga yang diharapkan pelanggan.
Contoh :
Ini berarti harga target ABC untuk produk barunya adalah 10.000. Margin
keuntungan yang diinginkan perusahaan pada produk maskara baru adalah 20% dari
harga target, yang sama dengan 2.000.
8
3) Quality Costing
Menurut Hansen dan Mowen (2009), “Quality Costing adalah biaya – biaya yang
timbul karena mungkin terdapat produk yang buruk kualitasnya”. Sedangkan, menurut
Blocher (2007:220), “Quality Costing adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan
pencegahan, pengidentifikasian, perbaikan dan pembetulan produk yang berkualitas
rendah dan dengan opportunity cost dari hilangnya waktu produksi dan penjualan
sebagai akibat rendahnya kualitas”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Quality Costing merupakan biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan karena adanya barang cacat, dengan kata lain biaya
tersebut dikeluarkan untuk meningkatkan kualitas produk atau mencapai tujuan
Perusahaan yang telah ditetapkan.
Menurut Gasperz dalam Gantino dan Erwin (2010), ada empat katagori biaya
kualitas yang disebut cost of quality, yaitu :
Contoh :
9
Biaya kegagalan internal = $4.000
Alat penetapan harga merupakan salah satu alat operasional yang digunakan
dalam pengukuran kinerja pegawai. Alat penetapan harga digunakan untuk menentukan
harga yang tepat untuk produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan . Alat
yang digunakan untuk menentukan penetapan harga yaitu sebagai berikut :
Biaya penjualan
Jika perusahaan sepatu menerapkan markup 30% untuk produk mereka, yaitu :
10
2.2.3 Budgeting Tools (Alat Penganggaran)
Alat penganggaran merupakan salah satu alat operasional yang digunakan dalam
pengukuran kinerja pegawai. Alat penganggaran ini digunakan untuk mengalokasikan
sumber daya secara efektif dan menentukan anggaran yang diperlukan untuk mencapai
tujuan perusahaan. Berikut ini alat penganggaran yang paling sering digunakan
perusahaan, yaitu :
11
7. Ulangi berdasarkan jangka waktu yang telah ditentukan sebelumnya
Alat analisis profitabilitas adalah kategori lain yang pola penggunaannya terlihat
meningkat seiring dengan bertambahnya ukuran organisasi. Alat analisis profitabilitas
mengacu pada serangkaian teknik dan metode yang digunakan oleh organisasi untuk
menilai dan menganalisis profitabilitas produk, layanan, atau pelanggan mereka.
12
Net present value (NPV) adalah selisih antara nilai sekarang arus kasmasuk
dan nilai sekarang arus kas keluar selama periode waktu tertentu. NPV digunakan
dalam penganggaran modal dan perencanaan investasi untuk menganalisis
profitabilitas suatu proyeksi investasi atau proyek. Kelayakan atas sebuah investasi
yang berjalan dapat perusahaan lihat dari hasil perhitungan net present value yang
telah berjalan, yaitu :
Investasi pasti
menguntungkan. Jika
Investasi yang akan dijalankan,
merugikan maka hal tersebut
Nilai NPV< 0 diproyeksikan akan mendatangkan
bukanlah investasi. Sehingga
kerugian bagi perusahaan.
proyek direkomendasikan
untuk dibatalkan.
Rumus NPV :
Atau
13
Alat operasional lainnya mengacu pada serangkaian alat akuntansi manajemen
yang digunakan untuk berbagai tugas operasional dalam suatu organisasi. Salah satu
alat yang mencakup filosofi kualitas seperti benchmarking.
Benchmarking(Pembandingan)
Mengutip e-book Manajemen Kualitas Terpadu oleh Nilda Tri Putri,
Ph.D,dalam proses bisnis, maksud dari benchmarking adalah teknik manajemen
untuk mengukur hasil kerja (performa) organisasi/perusahaan,
denganmembandingkannya pada ukuran terbaik yang dikenal di lingkungan
eksternal organisasi/perusahaan. benchmarking bisa diartikan sebagai patokan atau
alat analisis untuk melihat kinerja organisasi/perusahaan.
Alat pengukuran kinerja mengacu pada serangkaian teknik dan metode yang
digunakan oleh organisasi untuk menilai dan mengevaluasi kinerja mereka dalam
mencapai tujuan dan sasarannya. Alat-alat ini membantu dalam mengukur dan
memantau indikator kinerja utama dan memberikan wawasan mengenai efektivitas dan
efisiensi berbagai proses dan aktivitas dalam organisasi.
14
Perusahaan ABC mencatat pendapatan penjualan sebesar Rp 1.000.000.000 dalam
satu tahun. Biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp600.000.000
selain itu, perusahaan juga membayar bunga sebesar Rp100.000.000 dan
depresiasi sebesar Rp 50.000.000.
Maka laba sebelum pajak dapat dihitung dengan cara pendapatan penjualan -
beban.
Laba sebelum pajak = Rp 1.000.000.000 – (Rp 600.000.000 + 100.000.000
+50.000.000)
Laba sebelum pajak = Rp 250.000.000
Jadi, laba sebelum pajak perusahaan ABC adalah Rp 250.000.000.
Alat pelaporan kinerja (performance reporting tools) merujuk pada metode dan
teknik yang digunakan oleh organisasi untuk mengukur, menganalisis, dan
mengkomunikasikan kinerjanya kepada pemangku kepentingan internal dan eksternal.
Alat-alat ini membantu organisasi melacak dan mengevaluasi kinerjanya dalam berbagai
15
area, seperti kinerja keuangan, efisiensi operasional, kepuasan pelanggan, produktivitas
karyawan, dan keberlanjutan. Adapun salah satu performance reporting tools yaitu:
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
17
Saran yang dapat diberikan berdasarkan pembahasan dalam makalah ini adalahsebagai
berikut :
18
DAFTAR PUSTAKA
19