Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“INDIKATOR DAN PENGUKURAN


KINERJA MANAJEMEN”

DOSEN PENGAMPU : Masriza, S.E., M.M


MATA KULIAH : AKUNTASI MANAJEMEN

KELOMPOK VI :
1. ALWI RIANTO 2110089530129
2. APRIZAL 2110089530146
3. AMILUS 2110089530132
4. DIEGO FRANSEDA SWINDRA MARTINO 2110089530190
5. E. RULLY ALIANSYAH 2110089530202
6. FERA ALVIA PUTRI 2110089530219
7. SUPRIYANTO 2110089530419

KELAS V SDM C

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS INDRAGIRI (ITB-I)
Jalan R. Soeprapto No. 14 Telp. (0769) 21019 Rengat, Riau

TAHUN AKADEMIK 2023/2024

KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah yang berjudul “Indikator dan Pengukuran Kinerja
Manajemen”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan banyak
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat mempercepat dan memperlancar
pembuatan Makalah ini. Untuk itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan Makalah ini.

Menyadari bahwa hal ini tidak akan menjadi kenyataan tanpa adanya bantuan,
motivasi, dan spirit dari semua pihak yang dengan ikhlas mendo’akan, meluangkan
waktu dan menguras pikiran sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karna itu,
sudah sepantasnya lah kami menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya
kepada Ibu Masriza, S.E., M.M selaku Dosen Mata Kuliah Akuntasi Manajemen yang
memberi tugas ini kepada kami, sehingga dapat melatih kami untuk berfikir, berusaha
agar dapat membuat Makalah.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki Makalah
ini.

Rengat, November 2023

Kelompok VI

DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI.......................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3

1.1 Latar Belakang................................................................................................3


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5

2.1 Pengertian Indikator dan Pengukuran Kinerja Manajemen.......................5

2.2 Operational Tools..........................................................................................6

2.2.1 Costing Tools (Alat Penetapan Biaya)...................................................6

2.2.2 Pricing Tools (Alat Penetapan Harga)....................................................10

2.2.3 Budgeting Tools (Alat Penganggaran)...................................................11

2.2.4 Profitability Analysis Tools (Alat Analisis Profitabilitas)..........................12

2.2.5 Investment Decision Making (Pengambilan Keputusan Investasi).........12

2.2.6 Other Operational Tools (Alat Operasional Lainnya).............................13

2.3 Performance Measurement Tools (Alat Pengukuran Kinerja)...................14

2.4 Strategic Management Accounting..............................................................15

2.4.1 Performance Reporting Tools (Alat Pelaporan Kinerja).........................15

2.4.2 Strategic Tools (Alat Strategis)...............................................................16

BAB III PENUTUP.................................................................................................17

3.1 Kesimpulan......................................................................................................17

3.2 Saran...............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 19

BAB I

2
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam era yang terus berkembang dan kompetitif ini, penting bagi
Perusahaan untuk memiliki sistem akuntansi manajemen yang efektif untuk
mengelola kinerja mereka. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang
sangat penting bagi sebuah Perusahaan. Setiap Perusahaan yang memiliki
manajemen berbasis kinerja pasti membutuhkan alat yang disebut pengukuran
kinerja. Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian
kinerja, yaitu untuk menilai sukses atau tidaknya suatu organisasi, program, atau
kegiatan. Dengan kata lain, pengukuran kinerja merupakan elemen pokok
manajemen berbasis kinerja (Mahmudi, 2005).
Teori singkat yang dapat diambil adalah bahwa pengukuran kinerja
manajemen merupakan proses penting dalam manajemen organisasi. Dengan
menggunakan alat-alat pengukuran yang tepat, organisasi dapat memantau dan
mengelola kinerja mereka dengan lebih efektif. Pengukuran kinerja juga menjadi hal
yang sangat penting bagi manajemen Perusahaan untuk mengetahui seberapa
tingkat keberhasilan yang dicapai, sebagai bahan evaluasi terhadap performa
Perusahaan dan perencanaan tujuan di masa yang akan datang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Indikator dan Pengukuran Kinerja Manajemen?
2. Apa saja Jenis Operational Tools untuk Mengukur Kinerja Manajemen?
3. Bagaimana sudut pandang Perusahaan tentang Performance Measurement Tools
(Alat Pengukuran Kinerja)?
4. Apa saja Jenis Strategic Management Accounting untuk Mengukur Kinerja
Manajemen?

1.3 Tujuan Penulisan

3
1. Dapat mendekskripsikan tentang Pengertian Indikator dan Pengukuran Kinerja
Manajemen.
2. Untuk mengetahui yang termasuk ke dalam Jenis Operational Tools untuk
Mengukur Kinerja Manajemen.
3. Untuk memahami sudut pandang Perusahaan tentang Performance
Measurement Tools (Alat Pengukuran Kinerja) .
4. Untuk mengetahui Jenis Strategic Management Accounting untuk Mengukur
Kinerja Manajemen.

BAB II
4
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Indikator dan Pengukuran Kinerja Manajemen

Dalam era yang terus berkembang dan kompetitif ini, penting bagi Perusahaan
untuk memiliki sistem akuntansi manajemen yang efektif untuk mengelola kinerja
mereka. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi
sebuah Perusahaan. Setiap Perusahaan yang memiliki manajemen berbasis kinerja
pasti membutuhkan alat yang disebut pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja digunakan
sebagai dasar untuk melakukan penilaian kinerja, yaitu untuk menilai sukses atau
tidaknya suatu organisasi, program, atau kegiatan. Dengan kata lain, pengukuran kinerja
merupakan elemen pokok manajemen berbasis kinerja (Mahmudi, 2005).

Dari pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa pengukuran kinerja manajemen


melibatkan penggunaan berbagai alat manajemen akuntansi untuk mengukur,
mengelola,dan memberikan penghargaan terhadap kinerja organisasi. Alat-alat ini
mencakup pengukuran keuntungan sebelum pajak, pengembalian modal yang
diinvestasikan, arus kas, dan sebagainya.

Teori singkat yang dapat diambil adalah bahwa pengukuran kinerja manajemen
merupakan proses penting dalam manajemen organisasi. Dengan menggunakan alat-
alat pengukuran yang tepat, organisasi dapat memantau dan mengelola kinerja mereka
dengan lebih efektif. Pengukuran kinerja juga menjadi hal yang sangat penting bagi
manajemen Perusahaan untuk mengetahui seberapa tingkat keberhasilan yang dicapai,
sebagai bahan evaluasi terhadap performa Perusahaan dan perencanaan tujuan di
masa yang akan datang.

Dalam hal pelaporan kinerja, organisasi menggunakan berbagai metode


pengukuran seperti margin kotor setelah biaya penjualan, margin laba bersih setelah
alokasi overhead,dan kontribusi setelah biaya variabel. Balanced Scorecard adalah alat
pengukuran kinerja yang paling banyak digunakan oleh organisasi dari berbagai sektor.
Secara keseluruhan, makalah ini menunjukkan bahwa pengukuran kinerja manajemen
merupakan aspek penting dalam manajemen organisasi dan penggunaan alat-alat
pengukuran yang tepat dapat membantu organisasi dalam mengelola kinerja mereka
dengan lebih efektif.

2.2 Operational Tools

5
Operational Tools (Alat operasional) memiliki peran penting dalam pengukuran
kinerja pegawai. Alat-alat ini digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan dan target,
serta memberikan informasi yang objektif tentang kinerja individu dan organisasi secara
keseluruhan.

Sudut pandang Perusahaan alat operasional ini melibatkan pengukuran kinerja


individu berdasarkan hasil kerja yang dapat diukur secara objektif. Berikut ini beberapa
alat operasional yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen yaitu :

1. Alat Penetapan Biaya (Costing Tools)


2. Alat Penetapan Harga (Pricing Tools)
3. Alat Penganggaran (Budgeting Tools)
4. Alat Analisis Profitabilitas (Profitability Analysis Tools)
5. Pengambilan Keputusan Investasi (Investment Decision Making)
6. Alat Operasional Lainnya (Other Operational Tools)

2.2.1 Costing Tools (Alat Penetapan Biaya)

Penetapan Biaya adalah suatu metode untuk menentukan dan mengalokasikan


biaya yang akan dikeluarkan suatu usaha/organisasi. Alat-alat yang digunakanuntuk
menentukan penetapan biaya yaitu sebagai berikut :

1) Activity Base Costing (ABC)


Menurut Mulyadi (2010:40) “Activity Based Costing adalah sistem informasi
biaya yang menyediakan informasi yang lengkap tentang aktivitas untuk
memungkinkan suatu perusahaan melakukan pengelolaan terhadap aktivitas-
aktivitas.”
Sedangkan, menurut Garrison, Noreen, Brewer (2013:342) metode ABC
adalah metode costing yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi
manajer untuk pembuatan keputusan strategis dan keputusan lain yang
mempengaruhi kapasitas dan biaya tetap.
Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa sistem ABC merupakan suatu
metode mengenai sistem perhitungan biaya produk dan membebankan biaya produk
tersebut sesuai dengan objek biayanya berdasarkan aktivitas untuk menghasilkan
produk atau jasa.
Adapun fungsi utama dari metode activity based costing,yaitu :

6
 Untuk membantu pihak perusahaan dalam mengambil beragam keputusan
penting terkait harga pokok penjualan dan berbagai sumber daya dan
penyusunannya.
 Harga pokok penjualan yang dihasilkan nantinya akan lebih akurat dan mampu
bersaing dengan perusahaan lainnya yang sejenis.
 Metode ABC juga mampu membantu perusahaan dalam hal melakukananalisa
terkait menentukan jumlah harga pokok yang harus diproduksi untuk bisa
mencapai BEP ( Break Event Point ) secara lebih akurat.

Rumus perhitungan Activity Base Costing,yaitu :

Contoh :

Intelligent Tech adalah perusahaan perangkat lunak yang tertarik untuk


menyiapkan peralatan manufaktur baru di seluruh fasilitas mereka. Mereka memiliki
total 250 fasilitas, dan sedang mempertimbangkan satu peralatan baru per lokasi.
Aktivitas pengaturan peralatan adalah satu-satunya entitas dalam kumpulan biaya
produksi saat ini. Ini memiliki biaya yang dianggarkan sebesar 250.000, dan karena
peningkatan biaya dan peningkatan jumlah jam kerja yang dibutuhkan, Intelligent
Tech memutuskan untuk menggunakan sistem ABC dan menghitung biaya
berdasarkan aktivitas untuk strategi manufaktur ini.

Mereka menentukan bahwa pemicu biaya untuk aktivitas ini adalah jumlah
pemasangan mesin, karena hal ini merupakan alasan kemungkinan peningkatan
biaya. Ini berarti cost driver nya adalah 250, karena itulah jumlah mesin yang
mereka perlukan untuk memasang satu mesin perfasilitas. Saat memasukkan
variabel ke dalam rumus ABC, mereka menemukan :

2) Target Costing

7
Menurut Hansen dan Mowen (2006), mendefinisikan target costing sebagai
metode untuk menentukan biaya produk atau jasa berdasarkan harga (target price) yang
rela dibayar oleh konsumen. Sedangkan, menurut Himawan dan Pendajaya (2013)target
costing adalah suatu metode penentuan biaya produk berdasarkan harga yang bersedia
dibayar oleh konsumen, yang bertujuan untuk mengurangi biaya agar target laba yang
dikehendaki dapat tercapai.

Jadi dapat disimpulkan bahwa target costing itu merupakan sistem akuntansi
biaya yang menyediakan informasi bagi manajemen untuk memungkinkan manajemen
memantau kemajuan yang dicapai dalam pengurangan biaya produk menuju target
costing yang telah ditetapkan.

Fungsi utama Target Costing adalah penetapan harga pokok produk sebagai
dasar penetapan harga sehingga target laba yang diinginkan akan tercapai. Penetapan
biaya target juga dapat membantu perusahaan mengurangi biaya produksinya dengan
memperpendek waktu siklus produk dan menghapus langkah-langkah siklus yang tidak
menciptakan nilai bagi pelanggan. Terakhir, target costing dapat membantu perusahaan
untuk tetap berfokus pada pelanggan, karena penetapan biaya target mendasarkan
biaya produk pada harga yang diharapkan pelanggan.

Rumus perhitungan Target Costing , yaitu :

Contoh :

ABC Cosmetics tertarik untuk memproduksi produk maskara baru, dan


perusahaan menggunakan strategi target costing untuk menemukan biaya target per
unit maskara baru mereka. Pertama, ABC Cosmetics melakukan riset pasar dan
menemukan bahwa pelanggan akan membayar rata-rata maksimum 9.000 untuk
maskara di pasar saat ini.

Ini berarti harga target ABC untuk produk barunya adalah 10.000. Margin
keuntungan yang diinginkan perusahaan pada produk maskara baru adalah 20% dari
harga target, yang sama dengan 2.000.

Dengan mengurangkan margin keuntungan dari harga target, ABC Cosmetics


menghitung target costing per unit sebesar 8.000.

8
3) Quality Costing

Menurut Hansen dan Mowen (2009), “Quality Costing adalah biaya – biaya yang
timbul karena mungkin terdapat produk yang buruk kualitasnya”. Sedangkan, menurut
Blocher (2007:220), “Quality Costing adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan
pencegahan, pengidentifikasian, perbaikan dan pembetulan produk yang berkualitas
rendah dan dengan opportunity cost dari hilangnya waktu produksi dan penjualan
sebagai akibat rendahnya kualitas”.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Quality Costing merupakan biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan karena adanya barang cacat, dengan kata lain biaya
tersebut dikeluarkan untuk meningkatkan kualitas produk atau mencapai tujuan
Perusahaan yang telah ditetapkan.

Manfaat Quality Costing adalah untuk mempermudah proses keputusan


manajemen. Selain itu juga, agar perusahaan dapat memproyeksikan kapan biaya
terjadi, serta agar perusahaan dapat mengefisiensikan biaya.

Menurut Gasperz dalam Gantino dan Erwin (2010), ada empat katagori biaya
kualitas yang disebut cost of quality, yaitu :

1. Prevention Cost (Biaya Pencegahan)


2. Appraisal Cost (Biaya Penilaian)
3. Internal Failure (Biaya Kegagalan Internal)
4. External Failure (Biaya Kegagalan External)

Rumus perhitungan Quality Costing,yaitu :

Contoh :

Sebuah perusahaan manufaktur ingin menentukan berapa banyak biaya yang


mereka keluarkan dengan memproduksi produk bebas cacat dan dengan memproduksi
produk cacat. Departemen keuangan mengumpulkan biaya terkait. Mereka menentukan
biaya pencegahan sebesar 7.000, biaya penilaian sebesar 6.000, biaya kegagalan
internal sebesar 4.000, dan biaya kegagalan eksternal sebesar 3.000.

Dik : Biaya pencegahan = $7,000

Biaya penilaian = $6.000

9
Biaya kegagalan internal = $4.000

Biaya kegagalan eksternal = $3.000

2.2.2 Pricing Tools (Alat Penetapan Harga)

Alat penetapan harga merupakan salah satu alat operasional yang digunakan
dalam pengukuran kinerja pegawai. Alat penetapan harga digunakan untuk menentukan
harga yang tepat untuk produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan . Alat
yang digunakan untuk menentukan penetapan harga yaitu sebagai berikut :

 Cost – plus pricing


Cost – plus pricing adalah strategi penetapan harga yang menentukan harga
jual suatu produk dengan menambahkan persentase tetap tertentu ("markup") ke
biaya per unit produk. Fungsicost – plus pricing yaitu agar dapat memastikan
bahwa perusahaan berhasil menutupi semua biaya dan menghasilkan keuntungan
yang Perusahaan inginkan.
Berikut ini contoh perhitungan cost-plus pricing,yaitu : Misalnya, jika suatu
perusahaan ABC menjual sepatu keds dan ingin menggunakan metode cost plus
pricing untuk menentukan harga produknya, mereka mungkin menentukan:
 Biaya total :
Perusahaan ABC menambahkan biaya material mereka sebesar 22.000.000
biaya tenaga kerja mereka sebesar 6.000.000 dan overhead yang dialokasikan
sebesar 8.000.000 untuk menentukan biaya total mereka sebesar 34.000.000.
 Biaya per unit : Untuk langkah selanjutnya, perusahaan membagi biaya totalnya
dengan outputnya. Dalam contoh ini, mereka memproduksi 20 pasang sepatu
keds.

 Biaya penjualan
Jika perusahaan sepatu menerapkan markup 30% untuk produk mereka, yaitu :

Maka, perusahaan ABC mendapatkan harga produk yaitu sebesar Rp.2.210.000.

10
2.2.3 Budgeting Tools (Alat Penganggaran)

Alat penganggaran merupakan salah satu alat operasional yang digunakan dalam
pengukuran kinerja pegawai. Alat penganggaran ini digunakan untuk mengalokasikan
sumber daya secara efektif dan menentukan anggaran yang diperlukan untuk mencapai
tujuan perusahaan. Berikut ini alat penganggaran yang paling sering digunakan
perusahaan, yaitu :

 Financial Year Forecasts(Perkiraan/peramalan keuangan tahunan)


Financial year forecasts adalah alat yang digunakan untuk meramalkan
kinerja keuangan perusahaan dalam jangka waktu tertentu, seperti satu tahun
kedepan. Peramalan tahun keuangan membantu perusahaan dalam merencanakan
kegiatan operasional.
Berikut ini contoh penetapan Financial year forecasts, yaitu :
1. Menentukan tujuan perkiraan keuangan
Menentukan tujuan perkiraan keuangan sangat penting untuk menentukan metrik
dan faktor mana yang perlu dipertimbangkan saat melakukannya.
2. Mengumpulkan laporan keuangan masa lalu dan data historis.
Salah satu komponen peramalan keuangan melibatkan analisis data keuangan
masa lalu, seperti yang dijelaskan. Oleh karena itu, penting untuk mengumpulkan
semua data dan catatan historis yang relevan, termasuk :
o Pendapatan
o Kerugian
o Kewajiban
o Investasi
o Ekuitas
o Pengeluaran
o Pendapatan komprehensif
o Laba per saham
o Biaya tetap
3. Pilih kerangka waktu untuk perkiraan Perusahaan
4. Pilih metode perkiraan keuangan
5. Dokumentasikan dan pantau hasilnya
6. Menganalisis data keuangan

11
7. Ulangi berdasarkan jangka waktu yang telah ditentukan sebelumnya

2.2.4 Profitability Analysis Tools (Alat Analisis Profitabilitas)

Alat analisis profitabilitas adalah kategori lain yang pola penggunaannya terlihat
meningkat seiring dengan bertambahnya ukuran organisasi. Alat analisis profitabilitas
mengacu pada serangkaian teknik dan metode yang digunakan oleh organisasi untuk
menilai dan menganalisis profitabilitas produk, layanan, atau pelanggan mereka.

Alat-alat ini membantu dalam mengidentifikasi sumber keuntungan dan


memahami faktor-faktor yang berkontribusi atau mengurangi profitabilitas. Alat analisis
profitabilitas ini memberikan wawasan tentang kinerja keuangan berbagai aspek bisnis
dan membantu dalam membuat keputusan mengenai harga, manajemen biaya, alokasi
sumber daya, dan perencanaan strategis. Berikut ini alat analisis profitabilitas yang
paling sering digunakan perusahaan, yaitu :

 Product/Service profitability analysis (Analisis profitabilitas produk/layanan)


Analisis profitabilitas produk/layanan mengacu pada proses mengevaluasi
profitabilitas masing-masing produk atau layanan yang ditawarkan oleh suatu
organisasi. Ini melibatkan analisis biaya yang terkait dengan produksi dan
pengiriman produk atau layanan, serta pendapatan yang dihasilkan dari
penjualannya.
Analisis ini membantu dalam mengidentifikasi produk atau layanan yang
paling menguntungkan, memahami faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
profitabilitasnya, dan membuat keputusan yang tepat mengenai harga, manajemen
biaya, dan alokasi sumber daya.

2.2.5 Investment Decision Making (Pengambilan Keputusan Investasi)

Pengambilan keputusan investasi mengacu pada proses evaluasi dan pemilihan


peluang investasi yang akan menghasilkan laba atas investasi tertinggi. Ini melibatkan
analisis potensi risiko dan manfaat yang terkait dengan berbagai pilihan investasi dan
membuat keputusan berdasarkan analisis keuangan, riset pasar, dan pertimbangan
strategis. Berikut ini alat pengambilan keputusan investasi yang paling sering digunakan
perusahaan, yaitu :

 Net present value

12
Net present value (NPV) adalah selisih antara nilai sekarang arus kasmasuk
dan nilai sekarang arus kas keluar selama periode waktu tertentu. NPV digunakan
dalam penganggaran modal dan perencanaan investasi untuk menganalisis
profitabilitas suatu proyeksi investasi atau proyek. Kelayakan atas sebuah investasi
yang berjalan dapat perusahaan lihat dari hasil perhitungan net present value yang
telah berjalan, yaitu :

Jika Berarti Maka

Investasi yang akan dijalankan,


Proyek direkomendasikan
Nilai NPV> 0 diproyeksikan akan mendatangkan
untuk dijalankan.
keuntungan bagi perusahaan.

Investasi yang akan dijalankan, Perlu didiskusikan lebih lanjut


diproyeksikan tidak mendatangkan mengenai keuntungan lain
Nilai NPV= 0
keuntungan maupun kerugian bagi yang akan didapatkan jika
perusahaan. investasi tetap dijalankan.

Investasi pasti
menguntungkan. Jika
Investasi yang akan dijalankan,
merugikan maka hal tersebut
Nilai NPV< 0 diproyeksikan akan mendatangkan
bukanlah investasi. Sehingga
kerugian bagi perusahaan.
proyek direkomendasikan
untuk dibatalkan.

Rumus NPV :

Atau

2.2.6 Other Operational Tools (Alat Operasional Lainnya)

13
Alat operasional lainnya mengacu pada serangkaian alat akuntansi manajemen
yang digunakan untuk berbagai tugas operasional dalam suatu organisasi. Salah satu
alat yang mencakup filosofi kualitas seperti benchmarking.

 Benchmarking(Pembandingan)
Mengutip e-book Manajemen Kualitas Terpadu oleh Nilda Tri Putri,
Ph.D,dalam proses bisnis, maksud dari benchmarking adalah teknik manajemen
untuk mengukur hasil kerja (performa) organisasi/perusahaan,
denganmembandingkannya pada ukuran terbaik yang dikenal di lingkungan
eksternal organisasi/perusahaan. benchmarking bisa diartikan sebagai patokan atau
alat analisis untuk melihat kinerja organisasi/perusahaan.

2.3 Performance Measurement Tools (Alat Pengukuran Kinerja)

Alat pengukuran kinerja mengacu pada serangkaian teknik dan metode yang
digunakan oleh organisasi untuk menilai dan mengevaluasi kinerja mereka dalam
mencapai tujuan dan sasarannya. Alat-alat ini membantu dalam mengukur dan
memantau indikator kinerja utama dan memberikan wawasan mengenai efektivitas dan
efisiensi berbagai proses dan aktivitas dalam organisasi.

Alat-alat ini memungkinkan organisasi untuk melacak kemajuan, mengidentifikasi


area yang perlu ditingkatkan, dan membuat keputusan berdasarkan data untuk
meningkatkan kinerja. Berikut ini alat pengukuran kinerja yang paling sering digunakan
perusahaan, yaitu :

 Profit before tax (Laba sebelum pajak)


Laba sebelum pajak mengacu pada ukuran keuangan yang mewakili laba
atau laba perusahaan sebelum dikurangi pajak. Itu dihitung dengan mengurangkan
semua biaya, termasuk biaya operasional, biaya bunga, dan penyusutan, dari total
pendapatan yang dihasilkan perusahaan. Laba sebelum pajak merupakan indikator
penting mengenai kinerja keuangan dan profitabilitas suatu perusahaan sebelum
mempertimbangkan dampak pajak.
Berikut ini contoh laba sebelum pajak :

14
Perusahaan ABC mencatat pendapatan penjualan sebesar Rp 1.000.000.000 dalam
satu tahun. Biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp600.000.000
selain itu, perusahaan juga membayar bunga sebesar Rp100.000.000 dan
depresiasi sebesar Rp 50.000.000.
Maka laba sebelum pajak dapat dihitung dengan cara pendapatan penjualan -
beban.
Laba sebelum pajak = Rp 1.000.000.000 – (Rp 600.000.000 + 100.000.000
+50.000.000)
Laba sebelum pajak = Rp 250.000.000
Jadi, laba sebelum pajak perusahaan ABC adalah Rp 250.000.000.

2.4 Strategic Management Accounting

Strategic management accounting mengacu pada penggunaan informasi dan


Teknik akuntansi untuk mendukung pengambilan keputusan strategis dan formulasi serta
implementasi strategi organisasi. Ini melibatkan analisis data keuangan dan non-
keuangan untuk memberikan wawasan tentang posisi kompetitif, kinerja, dan prospek
masa depan organisasi.

Fungsi dari Strategic management accounting membantu organisasi


mengidentifikasi dan mengevaluasi opsi strategis, mengalokasikan sumber daya secara
efektif, memantau kinerja, dan menilai dampak keputusan strategis terhadap hasil
keuangan.

Adapun alat-alat strategic management accounting meliputi alat pelaporan kinerja,


seperti margin kotor setelah biaya penjualan penuh dan margin laba bersih setelah
alokasi overhead, serta teknik strategis seperti analisis SWOT, analisis rantai nilai, dan
perencanaan strategis.

2.4.1 Performance Reporting Tools (Alat Pelaporan Kinerja)

Alat pelaporan kinerja (performance reporting tools) merujuk pada metode dan
teknik yang digunakan oleh organisasi untuk mengukur, menganalisis, dan
mengkomunikasikan kinerjanya kepada pemangku kepentingan internal dan eksternal.
Alat-alat ini membantu organisasi melacak dan mengevaluasi kinerjanya dalam berbagai

15
area, seperti kinerja keuangan, efisiensi operasional, kepuasan pelanggan, produktivitas
karyawan, dan keberlanjutan. Adapun salah satu performance reporting tools yaitu:

 Contribution after variable costs (kontribusi setelah biaya variabel)


Adalah istilah yang merujuk pada sejumlah pendapatan atau keuntungan
yang tersisa setelah semua biaya variabel yang terkait dengan produksi atau
penjualan suatu produk atau layanan telah dikurangkan. Ini adalah kontribusi yang
dapat digunakan untuk menutupi biaya tetap perusahaan dan menciptakan laba
bersih.
Adapun rumus contributions after variable costs:

2.4.2 Strategic Tools (Alat Strategis)

Strategic tools, atau alat-alat strategis, adalah berbagai teknik, metodologi,


kerangka kerja, dan pendekatan yang digunakan dalam manajemen strategi bisnis untuk
membantu organisasi merencanakan, mengembangkan, dan mengimplementasikan
strategi mereka.

Alat - alat strategis digunakan untuk memahami lingkungan bisnis,


mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, mengevaluasi peluang dan ancaman, dan
merumuskan rencana aksi yang akan mencapai tujuan strategis perusahaan. Adapun
salah satu strategic tools yaitu :

 SWOT analysis (analisis SWOT)


Analisis SWOT adalah suatu metode yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),dan
ancaman (threats) yang dihadapi oleh suatu organisasi atau proyek. Analisis ini
membantu organisasi dalam mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang
dapat mempengaruhi kinerja dan strategi mereka.
Adapun fungsi dari analisis SWOT yaitu: Membantu organisasi dalam
mengidentifikasi kekuatan yang dapat dimanfaatkan, kelemahan yang perlu
diperbaiki, peluang yang dapat dimanfaatkan, dan ancaman yang perlu diatasi.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor ini, organisasi dapat
mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk mencapai tujuan mereka.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :


1) Pengukuran kinerja manajemen merupakan hal yang penting dalam sebuah
perusahaan untuk mengevaluasi pencapaian tujuan dan target serta memberikan
informasi objektif tentang kinerja individu dan organisasi secara keseluruhan.
2) Alat operasional, seperti key performance indicators (KPIs), balanced scorecard
(BSC), dan performance appraisal, digunakan dalam pengukuran kinerja pegawai
untuk mengukur pencapaian tujuan dan target serta memberikan informasi objektif
tentang kinerja individu dan organisasi secara keseluruhan.
3) Alat pelaporan kinerja (performance reporting tools) digunakan oleh organisasi
untuk mengukur, menganalisis, dan mengkomunikasikan kinerjanya kepada
pemangku kepentingan internal dan eksternal. Alat-alat ini membantu organisasi
melacak dan mengevaluasi kinerjanya dalam berbagai area, seperti kinerja
keuangan, efisiensi operasional, kepuasan pelanggan, produktivitas karyawan,
dan keberlanjutan.
4) Analisis SWOT dapat digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman dalam usaha perusahaan. Dengan pemahaman yang
lebih baik tentang faktor-faktor ini, perusahaan dapat mengembangkan strategi
yang lebih efektif untuk mencapai tujuan mereka.
5) Peramalan kualitatif dapat digunakan untuk mengumpulkan opini dan sentimen
para ahli tentang perusahaan dan pasar secara keseluruhan. Metode ini cocok
untuk startup yang tidak memiliki data masa lalu yang dapat dijadikan referensi.

3.2 Saran

17
Saran yang dapat diberikan berdasarkan pembahasan dalam makalah ini adalahsebagai
berikut :

1) Perusahaan sebaiknya menggunakan alat operasional yang sesuai dengan


kebutuhan dan tujuan mereka dalam mengukur kinerja pegawai, seperti key
performance indicators (KPIs), balanced scorecard (BSC), dan performance
appraisal.
2) Penting bagi perusahaan untuk menggunakan alat pelaporan kinerja yang efektif
untuk mengukur, menganalisis, dan mengkomunikasikan kinerja mereka kepada
pemangku kepentingan internal dan eksternal. Perusahaan dapat
mempertimbangkan penggunaan software atau platform yang dapat membantu
dalam proses pelaporan kinerja.
3) Dalam melakukan analisis SWOT, perusahaan sebaiknya memperhatikan
kekuatan yang dimiliki, seperti bahan baku berkualitas dan sistem pengolahan
yang terjamin higienisnya, serta memperbaiki kelemahan yang ada, seperti
mengurangi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah. Perusahaan juga harus
memanfaatkan peluang, seperti pengembangan rasa khas dan sistem pemasaran
berbasis teknologi, serta mengatasi ancaman, seperti perlindungan lahan dari
hama.
4) Dalam melakukan peramalan kualitatif, perusahaan sebaiknya melibatkan para
ahli dan mengumpulkan opini mereka untuk mendapatkan informasi yang lebih
akurat. Perusahaan juga harus terus memantau dan memperbarui perkiraan
mereka sesuai dengan perkembangan terkini.

18
DAFTAR PUSTAKA

Scribd, “Makalah Pengukuran Kinerja Manajemen”, Indikator dan Pengukuran Kinerja


Manajemen, 01 November 2023, <
https://www.scribd.com/document/681516044/MAKALAH-PENGUKURAN-
KINERJA-MANAJEMEN-KELOMPOK-2-SPM > [22 November 2023].

Scribd, “Makalah Pengukuran Kinerja Manajemen”, Makalah Pengukuran Kinerja


Manajemen, 16 September 2021, <
https://www.scribd.com/document/525578808/Makalah-Pengukuran-Kinerja-
Manajemen > [22 November 2023].

19

Anda mungkin juga menyukai