DISUSUN OLEH:
DOSEN PENGAMPU:
NILAM ERMAN,SE,MM
TAHUN 2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Makalah.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Pengertian..................................................................................................3
B. Konsep – konsep pengendalian manajemen ............................................6
C. Keterbatasan sistem pengendalian manajemen ........................................8
D. Hakekat......................................................................................................6
E. Proses pengendalian .................................................................................3
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................11
B. Kritik Dan Saran......................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat, dan anugerahnya penulis dapat menyusun Makalah ini dengan judul “Audit
manajemen” yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah.
Tidak sedikit kesulitan yang kami alami dalam proses penyusunan makalah ini.
Namun berkat dorongan dan bantuan dari semua pihak yang terkait, baik secara moril
maupun materil, dan akhirnya kesulitan tersebut dapat diatasi. Tidak lupa pada
kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen yang telah
membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
A. Latar Belakang
Audit Kinerja Kinerja suatu organisasi dinilai baik jika organisasi yang bersangkutan
mampu melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan
pada standar yang tinggi dengan biaya yang rendah. Kinerja yang baik bagi suatu
organisasi dicapai ketika administrasi dan penyediaan jasa oleh organisasi yang
bersangkutan dilakukan pada tingkat yang ekonomis, efisien dan efektif. Konsep
ekonomi, efisiensi dan efektivitas saling berhubungan satu sama lain dan tidak dapat
diartikan secara terpisah.
Struktur Audit Kinerja Sebelum melakukan audit, auditor terlebih dahulu harus
memperoleh informasi umum organisasi guna mendapatkan pemahaman yang memadai
tentang lingkungan organisasi yang diaudit, struktur organisasi, misi organisasi, proses
kerja serta sistem informasi dan pelaporan. Pemahaman lingkungan masing-masing
organisasi akan memberikan dasar untuk memperoleh penjelasan dan analisis ynag lebih
mendalam mengenai sistem pengendalian manajemen. Berdasarkan hasil analisis
terhadap kelemahan dan kekuatan sistem pengendalian dan pemahaman mengenai
keluasan (scope), validitas dan reabilitas informasi kinerja yang dihasilkan oleh
entitas/organisasi, auditor kemudian menetapkan kriteria audit dan mengembangkan
ukuran-ukuran kinerja yang tepat. Berdasarkan rencana kerja yang telah dibuat, auditor
melakukan pengauditan, mengembangkan hasil-hasil temuan audit dan membandingkan
antara kinerja yang dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil
temuan kemudian dilaporkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan yang disertai
dengan rekomendasi yang diusulkan oleh auditor. Pada akhirnya, rekomendasi-
rekomendasi yang diusulkan oleh auditor akan ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang
berwenang. Struktur audit kinerja terdiri atas tahap pengenalan dan perencanaan, tahap
pengauditan,tahap pelaporan dan tahap penindaklanjutan.
Pada tahap pengenalan dilakukan survei pendahuluan dan review sistem
pengendalian manajemen. Pekerjaan yang dilakukan pada survei pendahuluan dan
review sistem pengendalian manajemen bertujuan untuk menghasilkan rencana
penelitian yang detail yang dapat membantu auditor dalam mengukur kinerja dan
mengembangkan temuan berdasarkan perbandingan antara kinerja dan kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya. Tahap pengauditan dalam audit kinerja terdiri dari tiga
elemen, yaitu telaah hasil-hasil program, telaah ekonomi dan efisiensi dan telaah
kepatuhan. Tahapan-tahapan dalam audit kinerja disusun untuk membantu auditor
dalam mencapai tujuan audit kinerja. Tahap pelaporan merupakan tahapan yang harus
dilaksanakan karena adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat atas pengelolaan
sumber daya publik. Hal tersebut menjadi alasan utama untuk melaporkan keseluruhan
pekerjaan audit kepada pihak manajemen, lembaga legislatif dan masyarakat luas.
Penyampaian hasil-hasil pekerjaan audit dapat dilakukan secara formal dalam bentuk
laporan tertulis kepada lembaga legislatif maupun secara informal melalui diskusi
dengan pihak manajemen. Selain itu, laporan tertulis juga sangat penting untuk
akuntabilitas publik. Laporan tertulis merupakan ukuran yang nyata atas nilai sebuah
pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor. Laporan yang disajikan oleh auditor
merupakan kriteria yang penting bagi kesuksesan atau kegagalan pekerjaannya.
Tahapan yang terakhir adalah tahap penindaklanjutan, dimana tahap ini didesain
untuk memastikan/memberikan pendapat apakah rekomendasi yang diusulkan oleh
auditor sudah diimplentasikan. Prosedur penindaklanjutan dimulai dengan tahap
perencanaan melalui pertemuan dengan pihak manajemen untuk mengetahui
permasalahan yang dihadapi organisasi dalam mengimplementasikan rekomendasi
auditor. Selanjutnya, auditor mengumpulkan data-data yang ada dan melakukan analisis
terhadap data-data tersebut untuk kemudian disusun dalam sebuah laporan. (Brigita
Lahutung, 07301541, Manajemen Keuangan)
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep – konsep pengendalian manajemen
2. Untuk mengetahui keterbatasan sistem manajemen
3. Untuk mengetahui proses pengendalian manajemen
BAB II
PEMBAHASAN
2.Pengendalian
Dalam arti luas, pengendalian adalah proses untuk mengarahkan seperangkat variabel
(misalnya mesin-mesin, manusia, peralatan) kearah tercapaianya sasaran atau tujuan.
Dalam organisasi, pengendalian adalah proses mengarahkan kegiatan yang
menggunakan berbagai sumber ekonomis agar sesuai dengan rencana sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai. Dalam pengendalian organisasi, manusia merupakan variabel
penting yang harus diberi pedoman, diarahkan dan dimotivasi untuk mencapai
tujuan.Dalam mengendalikan suatu organisasi digunakan sistem pengendalian.Sistem
pengendalian adalah sistem yang bertujuan untuk mempertahankan atau memelihara
kondisi yang diinginkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.Sistem pengendalian
tidak hanya digunakan dalam organisasi, namun juga digunakan untuk pengendalian
bukan organisasi. Komponen sistem pengendalian dapt digolongkan sebagai berikut:
a. Detektor atau sensor atau observator adalah alat pengukur yang mendeteksi mengenai
apa yang sesungguhnya terjadi pada parameter yang dikendalikan.
b.Selektor atau evaluator atau assessor adalah alat untuk menilai apa yang
sesungguhnya terjadi dan membandingkannya dengan standar-standar atau apa yang
diharapkan atau yang seharusnya terjadi.
c.Efektor atau director atau modifier adalah alat untuk mengubah perilaku jika
diperlukan agar pelaksanaan atau proses sesuai dengan yang diharapkan.
d.Jaringan Komunikasi (communication network)adalah alat untuk menyebarluaskan
informasi dari satu alat ke alat lainnya. Penyampaian informasi dari detector ke alat
kendali dinamakan umpan balik. Komponen sistem pengendalian menggunakan
mekanisme umpan balik atau (feedback).Umpan balik(feedback) adalah penyebarluasan
informasi dari detector, melalui selector, ke efektor. Jika keempat komponen diatas
digabungkan, maka secara bersama-sama membentuk suatu sistem pengendalian.
Sebagai suatu sistem, masingmasing komponen pengendalian tersebut saling berkaitan,
mempengaruhi, dan dipengaruhi satu sama lain.Komponen sistem pengendalian tersebut
diatas dapat berlaku bagi berbagai bentuk dan tujuan pengendalian seperti misalnya,
sistem perilaku manusia dan sistem pengendalian organisasi. Namun, dalam sistem
pengendalian organisasi dapat dipengaruhi oleh lingkungan luar misalnya: teknologi,
persaingan, social, politik, ekonomi dan sebagainya.
Pengendalian dalam organisasi mempunyai elemen-elemen yang sama dengan yang ada
dalam sistem pengendalian yang telah diuraikan diatas yaitu:
(a) detector;
(b) asesor;
(c) efektor; dan
(d) sistem komunikasi.
Karakteristiknya:
1. Membutuhkan planning untuk penentuan standar.
2. Tidak bersifat otomatis, tetapi sistematis (keputusan yang dibuat berdasarkan pada
prosedur). 3. Perlu koordinasi antar anggota organisasi.
4. Ketidakjelasan hubungan antara tindakan apa yang ingin dicapai untuk menciptakan
kondisi yang diinginkan.
2.4 Keterbatasan Sistem Pengendalian Manajemen ada 4 yaitu :
1. Kurang matangnya suatu pertimbangan. Efektivitas pengendalian seringkali dibatasi
oleh adanya keterbatasan manusia dalam pengambilan keputusan. Suatu keputusan
diambil oleh manajemen umumnya didasarkan pada pertimbangan – pertimbangan yang
ada pada saat itu, antara lain informasi yang tersedia, keterbatasan waktu, dan beberapa
variabel lain baik internal maupun eksternal (lingkungan). Dalam kenyataannya, sering
dijumpai bahwa beberapa keputusan yang diambil secara demikian memberikan hasil
yang kurang efektif dibandingkan dengan apa yang diharapkan. Keterbatasan ini
merupakan keterbatasan alamiah yang dihadapi oleh manajemen.
2. Kegagalan menterjemahkan perintah. Pengendalian telah didisain dengan sebaik-
baiknya, namun kegagalan dapat terjadi yang disebabkan adanya pegawai (staf) yang
salah menterjemahkan perintah dari pimpinan. Kesalahan dalam menterjemahkan suatu
perintah dapat disebabkan dari ketidaktahuan atau kecerobohan pegawai yang
bersangkutan. Terjadinya kegagalan dapat lebih diperparah apabila kegagalan
menterjemahkan perintah dilakukan oleh seorang pimpinan.
3. Pengabaian manajemen.
Suatu pengendalian manajemen dapat berjalan efektif apabila semua pihak atau unsur
dalam organisasi mulai dari tingkat tertinggi hingga terendah melaksanakan tugas dan
fungsinya sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya. Meskipun suatu
organisasi memiliki pengendalian manajemen yang memadai sekalipun, pengendalian
tersebut tidak akan dapat mencapai tujuannya jika staf atau bahkan seorang pimpinan
mengabaikan pengendalian. Istilah “pengabaian manajemen” ditujukan pada tindakan
manajemen yang mengaibaikan pengendalian dengan tujuan untuk kepentingan pribadi
atau untuk meningkatkan penyajian kondisi laporan kegiatan dan kinerja organisasi
yang bersangkutan. 4. Adanya Kolusi. Kolusi adalah salah satu ancaman dari
pengendalian yang efektif. Pemisahan fungsi telah dilakukan namun jika manusianya
melakukan suatu persekongkolan untuk kepentingan pribadi atau kepentingan tertentu
selain organisasi, maka pengendalian yang sebaik apapun tidak akan dapat mendeteksi
atau mencegah terjadinya suatu tindakan yang merugikan organisasi. Sebagai contoh,
konsultan pengawas atas suatu kegiatan pembangunan gedung kantor melakukan kolusi
dengan pihak penyedia barang dan jasa yang melaksanakan pembangunan dengan cara
memberikan peluang terjadinya penyimpangan dalam spesifikasi. Hal ini dapat terjadi
apalagi pejabat pembuat komitmen kegiatan tersebut kurang aktif melakukan
pengecekan.
PUSAT PENDAPATAN.
Pusat pendapatan merupakan pusat pertanggungjawaban dimana output-nya diukur
dalam unit moneter tetapi tidak dihubungkan dengan inputnya. PUSAT LABA.
Apabila suatu pestasi keuangan pusat pertanggungjawaban diukur dengan dasar laba,
maka pusat pertanggungjawaban tersebut disebut pusat laba. PUSAT INVESTASI.
Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur atas
dasar perbandingan antara laba dengan investasi yang digunakan.
Lingkungan Pengendalian (Control Environment) adalah elemen pertama dari struktur
pengendalian intern versi COSO. Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap
para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di
organisasi tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan
pengendalian adalah filosofi manajemen (manajemen tunggal dalam persekutuan atau
manajemen bersama dalam perseroan) dan gaya operasi manajemen (manajemen yang
progresif atau yang konservatif), struktur organisasi (terpusat atau ter desentralisasi)
serta praktik kepersonaliaan. Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi
dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain. Lingkungan pengendalian
ini memiliki tujuh unsur antara lain :
1. Integritas dan nilai-nilai etika; beragam cara yang ditempuh oleh manajemen tingkat
atas untuk menekankan tentang pentingnya integritas dan inlai etika di antara para
personilnya dalam perusahaan, misalnya dengan memberikan contoh yang baik,
berkomunikasi dengan baik kepada para karyawan, memberikan pedoman moral, dan
mengeliminasi insentif dan rangsangan lainnya.
2. Komitmen dan kompetensi; merupakan kesadaran manajemen akan campuran
intelegensi, palatihan ,dan pengalaman setiap karyawan yang diperlukan dalam
mengembangkan potensi mereka.
3. Dewan direktur dan dewan audit; dewan direktur bertanggungjawab untuk
memastikan bahwa manajemen memenuhi tanggungjawabnya untuk menetapkan dan
mempertahankan internal control, sedangkan komite audit bertanggungjawab untuk
mengenali penolakan manajemen atas pengendalian atau kecurangan dalam laporan
keuangan dan menindaklanjuti hal tersebut secara tepat.
4. Falsafah dan gaya operasi manajemen; manajemen mempunyai peran yang besar
dalam memberikan lingkunag pengendalian yang baik dalam suatu organisasi.
5. Struktur organisasi; menggambarkan garis hubungan wewenang dan
pertanggungjawaban sehingga dapat memberikan kontribusi bagi lingkungan
pengendalian baik dalam hal memberikan kerangka (framework) secara menyeluruh
bagi perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian operasi.
6. Pendelegasian wewenang dan tanggungjawab; berupa memorandum tertulis
mengenai kebijakan-kebijakan, aturan main, deskripsi pekerjaan, dan sebagainya.
7. Kebijakan dan praktek pegawai; berupa kemampuan menyediakan karyawan yang
dapat dipercaya dan memiliki kemampuan pada bidangnya masing-masing.
2.6 PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN
Suatu poses pengendalian manajemen melibatkan interaksi antarmanajer dan manajer
dengan bawahannya. Proses pengendalian manajemen meliputi kegiatan-kegiatan
sebagai berikut yaitu :
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Audit Kinerja Kinerja suatu organisasi dinilai baik jika organisasi yang bersangkutan
mampu melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan
pada standar yang tinggi dengan biaya yang rendah
Struktur Audit Kinerja Sebelum melakukan audit, auditor terlebih dahulu harus
memperoleh informasi umum organisasi guna mendapatkan pemahaman yang memadai
tentang lingkungan organisasi yang diaudit, struktur organisasi, misi organisasi, proses
kerja serta sistem informasi dan pelaporan. Pemahaman lingkungan masing-masing
organisasi akan memberikan dasar untuk memperoleh penjelasan dan analisis ynag lebih
mendalam mengenai sistem pengendalian manajemen. Tahap pelaporan merupakan
tahapan yang harus dilaksanakan karena adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat
atas pengelolaan sumber daya publik. Hal tersebut menjadi alasan utama untuk
melaporkan keseluruhan pekerjaan audit kepada pihak manajemen, lembaga legislatif
dan masyarakat luas. Penyampaian hasil-hasil pekerjaan audit dapat dilakukan secara
formal dalam bentuk laporan tertulis kepada lembaga legislatif maupun secara informal
melalui diskusi dengan pihak manajemen. Selain itu, laporan tertulis juga sangat penting
untuk akuntabilitas publik. Laporan tertulis merupakan ukuran yang nyata atas nilai
sebuah pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.resumeakun.com/2009/01/biaya-relevan.html
http://ilmumanajemen.wordpress.com/2007/06/15/penetapan-harga-jual/
http://www.cahyopramono.com/2009/03/menentukan-harga-jual.html Ray H. Garrison,
managerial Accounting, Sixth Edition, Richard d. Irwin, Inc, 1991
Halim,Abdul dkk.2003.Sistem Pengendalian Manajemen Edisi Revisi. Yogyakarta:
UPP AMP YKPN
http://spm99.blogspot.com/2009/11/hakekat-sistem-pengendalian-manajemen.html
http://lintongnababan.wordpress.com/2008/08/28/sistem-pengendalian-manajemen/
http://www.ilmu-ekonomi.com/2011/11/komponen-pengendalian-intern.html
https://brigitalahutung.wordpress