Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

AUDIT MANAJEMEN KINERJA MANAJERIAL

DISUSUN OLEH:

ROSI YULIANI PUTRI

ULAN SUSANTI JULIANA

DOSEN PENGAMPU:

NILAM ERMAN,SE,MM

INSTITUT MASTER PEKANBARU

TAHUN 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Makalah.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Pengertian..................................................................................................3
B. Konsep – konsep pengendalian manajemen ............................................6
C. Keterbatasan sistem pengendalian manajemen ........................................8
D. Hakekat......................................................................................................6
E. Proses pengendalian .................................................................................3
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................11
B. Kritik Dan Saran......................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat, dan anugerahnya penulis dapat menyusun Makalah ini dengan judul “Audit
manajemen” yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah.

Tidak sedikit kesulitan yang kami alami dalam proses penyusunan makalah ini.
Namun berkat dorongan dan bantuan dari semua pihak yang terkait, baik secara moril
maupun materil, dan akhirnya kesulitan tersebut dapat diatasi. Tidak lupa pada
kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen yang telah
membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa untuk meningkatkan kualitas makalah ini kami


membutuhkan kritik dan saran demi perbaikan makalah di waktu yang akan datang.
Akhir kata, besar harapan kami agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru 27 Mei 2022

Rosi dan ulan


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Audit Kinerja Kinerja suatu organisasi dinilai baik jika organisasi yang bersangkutan
mampu melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan
pada standar yang tinggi dengan biaya yang rendah. Kinerja yang baik bagi suatu
organisasi dicapai ketika administrasi dan penyediaan jasa oleh organisasi yang
bersangkutan dilakukan pada tingkat yang ekonomis, efisien dan efektif. Konsep
ekonomi, efisiensi dan efektivitas saling berhubungan satu sama lain dan tidak dapat
diartikan secara terpisah.
Struktur Audit Kinerja Sebelum melakukan audit, auditor terlebih dahulu harus
memperoleh informasi umum organisasi guna mendapatkan pemahaman yang memadai
tentang lingkungan organisasi yang diaudit, struktur organisasi, misi organisasi, proses
kerja serta sistem informasi dan pelaporan. Pemahaman lingkungan masing-masing
organisasi akan memberikan dasar untuk memperoleh penjelasan dan analisis ynag lebih
mendalam mengenai sistem pengendalian manajemen. Berdasarkan hasil analisis
terhadap kelemahan dan kekuatan sistem pengendalian dan pemahaman mengenai
keluasan (scope), validitas dan reabilitas informasi kinerja yang dihasilkan oleh
entitas/organisasi, auditor kemudian menetapkan kriteria audit dan mengembangkan
ukuran-ukuran kinerja yang tepat. Berdasarkan rencana kerja yang telah dibuat, auditor
melakukan pengauditan, mengembangkan hasil-hasil temuan audit dan membandingkan
antara kinerja yang dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil
temuan kemudian dilaporkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan yang disertai
dengan rekomendasi yang diusulkan oleh auditor. Pada akhirnya, rekomendasi-
rekomendasi yang diusulkan oleh auditor akan ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang
berwenang. Struktur audit kinerja terdiri atas tahap pengenalan dan perencanaan, tahap
pengauditan,tahap pelaporan dan tahap penindaklanjutan.
Pada tahap pengenalan dilakukan survei pendahuluan dan review sistem
pengendalian manajemen. Pekerjaan yang dilakukan pada survei pendahuluan dan
review sistem pengendalian manajemen bertujuan untuk menghasilkan rencana
penelitian yang detail yang dapat membantu auditor dalam mengukur kinerja dan
mengembangkan temuan berdasarkan perbandingan antara kinerja dan kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya. Tahap pengauditan dalam audit kinerja terdiri dari tiga
elemen, yaitu telaah hasil-hasil program, telaah ekonomi dan efisiensi dan telaah
kepatuhan. Tahapan-tahapan dalam audit kinerja disusun untuk membantu auditor
dalam mencapai tujuan audit kinerja. Tahap pelaporan merupakan tahapan yang harus
dilaksanakan karena adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat atas pengelolaan
sumber daya publik. Hal tersebut menjadi alasan utama untuk melaporkan keseluruhan
pekerjaan audit kepada pihak manajemen, lembaga legislatif dan masyarakat luas.
Penyampaian hasil-hasil pekerjaan audit dapat dilakukan secara formal dalam bentuk
laporan tertulis kepada lembaga legislatif maupun secara informal melalui diskusi
dengan pihak manajemen. Selain itu, laporan tertulis juga sangat penting untuk
akuntabilitas publik. Laporan tertulis merupakan ukuran yang nyata atas nilai sebuah
pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor. Laporan yang disajikan oleh auditor
merupakan kriteria yang penting bagi kesuksesan atau kegagalan pekerjaannya.
Tahapan yang terakhir adalah tahap penindaklanjutan, dimana tahap ini didesain
untuk memastikan/memberikan pendapat apakah rekomendasi yang diusulkan oleh
auditor sudah diimplentasikan. Prosedur penindaklanjutan dimulai dengan tahap
perencanaan melalui pertemuan dengan pihak manajemen untuk mengetahui
permasalahan yang dihadapi organisasi dalam mengimplementasikan rekomendasi
auditor. Selanjutnya, auditor mengumpulkan data-data yang ada dan melakukan analisis
terhadap data-data tersebut untuk kemudian disusun dalam sebuah laporan. (Brigita
Lahutung, 07301541, Manajemen Keuangan)

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Sebutkan konsep- konsep persediaan pengendalian manajemen ?
2. Apa yang dimaksud dengan sistem pengendalian manajemen ?
3. Bagaimana proses pengendalian manajemen ?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep – konsep pengendalian manajemen
2. Untuk mengetahui keterbatasan sistem manajemen
3. Untuk mengetahui proses pengendalian manajemen
BAB II
PEMBAHASAN

2.1AUDIT KINERJA MANAJERIAL


Audit Kinerja Manajerial Yaitu Kelompok manajemen dalam suatu organisasi, termasuk
perusahaan merupakan pemain kunci dalam seluruh aspek kehidupan organisasi atau
perusahaan yang dipimpinnya. Pada tingkat yang dominan, berhasil tidaknya organisasi
atau perusahaan meraih kemajuan dalam berbagai bentuk dan manivestasinya
ditentukan oleh kinerja mereka. Sebaliknya, kegagalan atau kekurang berhasilan
perusahaan mencapai tujuan dan berbagai sasarannya harus dilihat sebagai kegagalan
atau kekurang berhasilan kelompok manajemen, terutama manajemen puncak, untuk
menampilkan kinerja yang memuaskan yang menuntut pertanggung jawaban. Memang
benar bahwa manajemen, terutama manajemen puncak, tidak mengerahkan
kemampuan, pengetahuan, keterampilan, waktu, dan tenaga mereka untuk hal-hal yang
sifatnya teknis operasional, tetapi untuk kepentingan yang lebih strategis. Meskipun
mengelolah suatu perusahaan tidak dapat dilakukan dengan pendekatan yang dikotomis
dalam arti menggunakan pendekatan manajemen vis a vis pelaksana kegiatan teknis dan
operasional seolah-olah kepentingan mereka merupakan dua hal yang mutually
exclusive sehingga dapat diterima sebagai suatu kebenaran ilmiah apabila dikatakan
bahwa produktivitas suatu organisasi merupakan hasil positif dari penggabungan antara
efektivitas manajerial dan efesiensi operasional.
Tiga aspek yang bermuara pada kinerja manajerial yang dapat dan harus dijadikan
sebagai sasaran audit kinerja manajerial adalah :
1. Kemampuan manajemen memainkan peranannya.
2. Ketangguhan manajemen menyelenggarakan berbagai fungsi manajerial.
3. Keterampilan memimpin perusahaan yang dihadapkan kepada berbagai tantangan,
baik yang sifatnya eksternal maupun internal.

2.2 PENGERTIAN SISTEM,PENGENDALIAN MANAJEMEN


Edy Sukarno, menyatakan “Sistem pengendalian manajemen, adalah suatu sistem
terintegrasi antara proses, strategi, pemrograman, penganggaran, akuntansi,
pertanggungjawaban, yang hakikatnya untuk membantu orang dalam menjalankan
organisasi atau perusahaan agar hasilnya optimal.
Sistem pengendalian manajemen mempunyai beberapa ciri penting, yaitu : 1. Sistem
pengendalian manajemen digunakan untuk mengendalikan seluruh organisasi, termasuk
pengendalian terhadap seluruh sumber daya (resources) yang digunakan, baik manusia,
alat-alat dan teknologi, maupun hasil yang diperoleh organisasi, sehingga proses
pencapaian tujuan organisasi dapat berjalan lancar. 2. Pengendalian manajemen bertolak
dari strategi dan teknik evaluasi yang berintegrasi dan menyeluruh, serta kurang bersifat
perhitungan yang pasti dalam mengevaluasi sesuatu. 3. Pengendalian manajemen lebih
berorientasi pada manusia, karena pengendalian manajemen lebih ditujukan untuk
membantu manager mencapai strategi organisasi dan bukan untuk memperbaiki detail
catatan.
2.3 Konsep-Konsep Pengendalian Manajemen Berdasar pada istilah yang
digunakannya, sistem pengendalian manajemen mempunyai tiga konsep pokok yaitu:
(1) sistem; (2) pengendalian dan (3) manajemen.
1.Sistem
Kata “sistem” mempunyai banyak arti. Salah satu definisi sistem berhubungan dengan
sistem kehidupan. Sistem kehidupan disusun dalam satu hierarki: sel-sel, organ-organ,
orang-orang individu, keluarga-keluarga, organisasi-organisasi, bangsa-bangsa dan
organisasi-organisasi supranasional. Dengan demikian, sistem pengendalian manajemen
merupakan bagian dari sistem kehidupan. Suatu sistem mempunyai dua aspek yaitu
lingkungan system dan aliran sistem.
Lingkungan sistem adalah sifat elemen-elemennya dan kekuatan-kekuatan yang
mempengaruhinya pada satu momen waktu tertentu. Lingkungan sistem meliputi
lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal sistemmeliputi
elemen-elemen lingkungan beroperasinya sistem dalam suatu organisasi.Lingkungan
internal meliputi misalnya. manusia dalam organisasi, aturan-aturan dan
kebiasaankebiasaan yang mempengaruhi perilaku manusiaserta fasilitas-fasilitas
fisik.Lingkungan eksternal sistem meliputi kekuatan-kekuatan luar yang mempengaruhi
organisasi. Aliran sistemadalah interaksi-interaksi sepanjang waktu di antara elemen-
elemen di antara sistem dan diantara sistem dan lingkungannya. Perilaku sistem
ditentukan oleh dua aspek tersebut secara bersama-sama.Aliran sistem dapat
digolongkan menjadi dua tipe yaitualiran-aliran fisik dan aliran informasi.Aliran fisik
pada dasarnya meliputi aliran barang-barang dan energi melalui sistem tersebut.Sebagai
contoh, suatu perusahan menerima masukan berupa bahan, jasa tenaga kerja dan
sumber-sumber tenaga lainnya dari lingkungan eksternalnya, mengolahkannya dan
menyediakan barang-barang dan jasa untuk lingkungan eksternalnya. Apa yang
sesungguhnya terjadi dalam sistem merupakan aliran energi. Aliran informasi
menjelaskan apa yang terjadi dimasa lalu atau apa yang mungkin terjadi di masa depan.
Jika tidak dibedakan dengan jelas kedua tipe aliran sistem di atas maka dapat timbul
kebingungan. Istilah ‘’sistem” yang banyak digunakan dalam praktik olehpara
perancang sistem biasanya adalah aliran sistem, bukan aliran energi. Sistem akuntansi
atau sistem pengendalian produksi biasanya dihubungkan dengan aliran
informasi,bukan aliran sumber-sumber fisik,meskipun untuk memahami sistem harus
memahami aliran sumber-sumber fisik. Orang biasanya menggunakan istilah’’sistem’’
untuk mejelaskan aliran informasi. Perlu diperhatikan,orang cenderung menggunakan
istilah ‘’sistem’’ dalam pengertian ‘’sistematik‘’ yaitu aktivitas-aktivitas yang
dilaksankan berdasar urutan prosedurprosedur. Pengertian ini sangat sempit
dibandingkan dengan pengertian sistem diatas,namun pengertian ini berguna untuk
membedakan aktivitas-aktivitas yang terstruktur dan tidak terstruktur.
Atas dasar pandangan sempit,sistem adalah penentuan cara melaksanakan aktivitas atau
seperangkat aktivitas yang biasanya berulang-ulang. Sebagai contoh,sistem pengatur
suhu (AC), temperatur tubuh dan program perangkat lunak komputer. Sebagian besar
sistem, kecuali program komputer,biasanya tidak mencakup semua kejadian sehingga
pemakai sistem harus membuat judgmen jika kejadian tersebut timbul.Namun,biasanya
sistem didasari oleh ritmik,berulang-ulang,koordinasi serangkaian langkah-langkah
yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu. Namun,sebagian tindakan
manajemen adalah tidak sistematis. Tindakan yang tidak sitematis biasanya tidak diatur
oleh sistem dan para manajer dan bawahannya bersifat tidak sistematis.Interaksi ini
biasanya tidak diatur oleh sistem sehingga keberahasilannya ditentukan oleh keahlian
manajer dalam menghadapi manusia. Jika semua tindakan diatur melalui sistem,hal ini
tidak mungkin dan tidak praktis,berarti tidak diperlukan peran para manajer keadaan ini
seperti pabrik yang terotomasi, para manajer hanya diperlukan jika terjadi kemacetan.
Buku sistem pengendalian manajemen ini memusatkan pada aspek-aspek sistematis dari
fungsi pengendalian manajemen, dengan kata lain memusatkan pada sistem formal
untuk memperoses pengendalian manajemen. Namun,sistem formal tersebut harus
dirancang dengan memperhitungkan proses informal yang ada dalam organisasi.

2.Pengendalian
Dalam arti luas, pengendalian adalah proses untuk mengarahkan seperangkat variabel
(misalnya mesin-mesin, manusia, peralatan) kearah tercapaianya sasaran atau tujuan.
Dalam organisasi, pengendalian adalah proses mengarahkan kegiatan yang
menggunakan berbagai sumber ekonomis agar sesuai dengan rencana sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai. Dalam pengendalian organisasi, manusia merupakan variabel
penting yang harus diberi pedoman, diarahkan dan dimotivasi untuk mencapai
tujuan.Dalam mengendalikan suatu organisasi digunakan sistem pengendalian.Sistem
pengendalian adalah sistem yang bertujuan untuk mempertahankan atau memelihara
kondisi yang diinginkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.Sistem pengendalian
tidak hanya digunakan dalam organisasi, namun juga digunakan untuk pengendalian
bukan organisasi. Komponen sistem pengendalian dapt digolongkan sebagai berikut:
a. Detektor atau sensor atau observator adalah alat pengukur yang mendeteksi mengenai
apa yang sesungguhnya terjadi pada parameter yang dikendalikan.
b.Selektor atau evaluator atau assessor adalah alat untuk menilai apa yang
sesungguhnya terjadi dan membandingkannya dengan standar-standar atau apa yang
diharapkan atau yang seharusnya terjadi.
c.Efektor atau director atau modifier adalah alat untuk mengubah perilaku jika
diperlukan agar pelaksanaan atau proses sesuai dengan yang diharapkan.
d.Jaringan Komunikasi (communication network)adalah alat untuk menyebarluaskan
informasi dari satu alat ke alat lainnya. Penyampaian informasi dari detector ke alat
kendali dinamakan umpan balik. Komponen sistem pengendalian menggunakan
mekanisme umpan balik atau (feedback).Umpan balik(feedback) adalah penyebarluasan
informasi dari detector, melalui selector, ke efektor. Jika keempat komponen diatas
digabungkan, maka secara bersama-sama membentuk suatu sistem pengendalian.
Sebagai suatu sistem, masingmasing komponen pengendalian tersebut saling berkaitan,
mempengaruhi, dan dipengaruhi satu sama lain.Komponen sistem pengendalian tersebut
diatas dapat berlaku bagi berbagai bentuk dan tujuan pengendalian seperti misalnya,
sistem perilaku manusia dan sistem pengendalian organisasi. Namun, dalam sistem
pengendalian organisasi dapat dipengaruhi oleh lingkungan luar misalnya: teknologi,
persaingan, social, politik, ekonomi dan sebagainya.
Pengendalian dalam organisasi mempunyai elemen-elemen yang sama dengan yang ada
dalam sistem pengendalian yang telah diuraikan diatas yaitu:
(a) detector;
(b) asesor;
(c) efektor; dan
(d) sistem komunikasi.

Detektor melaporkan apa yang sesungguhnya terjadi dalam organisasi. Assessor


membandingkan informasi mengenai yang sesungguhnya menjadi dalam organisasi
dengan yang diharapkan yang merupakan implementasi strategi.Efektor melaksanakan
tindakan koreksi jika ada penyimpangan signifikan antara hasil sesungguhnya dengan
yang diharapkan. Sistem komunikasi memberikan informasi kepada para anggota
organisasi mengenai apa yang seharusnya . dikerjakannya. Namun, terdapat beberapa
perbedaan penting antara proses pengendalian manajemen dengan proses yang
dianalogikan yaitu:
a.Standar yang digunakan dalam pengendalian manajemen tidak distel terlebih
dahulu.Dalam proses manajemen memutuskan apa yang harus dikerjakan oleh
organisasi dan bagian proses dari pengendalian adalah pembandingan antara pencapaian
sesungguhnya dengan rencananya. jadi, proses pengendalian dalam organisasi
melibatkan perencanaan. Perencaan dan pengendalian dapat dipandang sebagai dua
aktivitas yang terpisah, namun pengendalian manajemen melibatkan perencanaan dan
pengendalian.
b.Pengendalian manajemen tidak bersifat otomatis. Sebagian detekor (yaitu alat untuk
mendeteksi apa yang sesungguhnya terjadi dalam organisasi) bersifat mekanis, namun
seringkali informasi penting dideteksi melalui mata, telinga dan indera lain yang
dimiliki oleh manajer. Meskipun secara rutin dibandingkan antara apa yang
sesungguhnya terjadi dengan standarnya para manajer itu sendiri harus
mempertimbangkan apakah perbedaan sesungguhnya terjadi dengan standardnya, para
manajer itu sendiri harus mempertimbangkan apakah perbedaan antara sesungguhnya
dengan standard cukup signifikan untuk mengambil tindakan koreksi dan menentukan
apa tindakan koreksinya. Tindakan-tindakan dalam organisasi menyangkut perilaku
manusia para manajer harus berinteraksi dengan orang-orang lainnya.
c.Pengendalian manajemen memerlukan koordinasi diantara individu-individu.Tidak
seperti mengendarai kendaraan bermotor, pengendalian manajemen membutuhkan
koordinasi diantara individu-individu.Organisasi terdiri dari beberapa bagian yang
terpisah, pengendalian manajemen harus menjamin pekerjaan berbagai bagian tersebut
selaras dengan lainnya.
d.Hubungan antara kebutuhan untuk bertindak dan perilaku yang diperlukan untuk
melaksanakan tindakan yang diharapkan tidak dapat dijelaskan dengan jelas. Dalam
fungsi asesor, seorang manajer mungkin menyimpulkan bahwa, “biaya terlalu tinggi”
dibandingkan dengan standarnya, namun tidak mudah atau tidak secara otomatis para
individu yang terlibat mau melaksanakan tindakan yang menjamin biaya tersebut
diturunkan sesuai standarnya.
e.Pengendalian dalam organisai tidak terjadi dengan sendirinya. Pengendalian dalam
organisai tidak datang dengan sendirinya sebagai konsekuensi tindakan yang dilakukan
oleh masing-masing individu. Banyak orang yang bertindak dengan caranya sendiri,
tidak disebabkan karena intruksi-intruksi tertentu yang diberikan oleh atasannya.Maka
bertindak karena pertimbangannya mengatakan bahwa tindakan tersebut tepat.
f.Pengendalian manajemen juga lebih rumit dibandingkan dengan alat-alat pengendalian
yang telah dianalogikan tersebut di atas. Hal ini disebabkan: (1) organisasi terdiri atas
beberapa unit organisasi (misalnya divisi, departemen, seksi, atau kelompokkelompok
tertentu) yang mempunyai tujuan untuk organisasi secara menyeluruh maupun tujuan
unit-unit organisasi; (2) ukuran yang digunakan untuk menilai prestasi organisasi
meskipun ditentukan oleh manajemen organisasi namun dipengaruhi pula oleh
lingkungan eksternalnya; (3) pengendalian dalam organisasi mencakup pengendalian
formal dan informal.

3.Manajemen Oganisasi berisi kelompok manusia yang bekerja bersama-sama untuk


mencapai tujuan tertentu.Organisasi mempunyai arah (goal).Goal organisasi dalah
keinginan para partisipan untuk mencapai hasil tertentu.Dalam organisasi bisnis, salah
satu arah organisasi adalah untuk mencapai laba yang memuaskan. Untuk mencapai
arah tersebut suatu organisasi mempunyai satu atau beberapa pemimpin yang disebut
manajer atau secara kolektif mereka disebut manajemen. Manajemen adalah para
manajer sebagai suatu kesatuan dalam suatu unit organisasi. Setiap manajer atasan
memimpin satu unit organisasi dan membawahi beberapa unit organisasi yang masing-
masing dipimpin oleh seorang manajer sebagai bawahan. Para manajer bawahan
memberikan laporan pada manajer atasannya. Proses pengendalian manajemen adalah
proses yang digunakan oleh para manajer untuk menjamin para anggota organisasinya
mengimplementasikan strategi-strategi yang ditentukan.
Pengendalian Manajemen proses dimana manajer mempengaruhi anggotanya untuk
melaksanakan strategi. Kegiatannya:
1.Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi.
2.Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagian organisasi.
3. Mengkomunikasikan informasi.
4. Mengevaluasi informasi.
5. Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil.
6. Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka.

Karakteristiknya:
1. Membutuhkan planning untuk penentuan standar.
2. Tidak bersifat otomatis, tetapi sistematis (keputusan yang dibuat berdasarkan pada
prosedur). 3. Perlu koordinasi antar anggota organisasi.
4. Ketidakjelasan hubungan antara tindakan apa yang ingin dicapai untuk menciptakan
kondisi yang diinginkan.
2.4 Keterbatasan Sistem Pengendalian Manajemen ada 4 yaitu :
1. Kurang matangnya suatu pertimbangan. Efektivitas pengendalian seringkali dibatasi
oleh adanya keterbatasan manusia dalam pengambilan keputusan. Suatu keputusan
diambil oleh manajemen umumnya didasarkan pada pertimbangan – pertimbangan yang
ada pada saat itu, antara lain informasi yang tersedia, keterbatasan waktu, dan beberapa
variabel lain baik internal maupun eksternal (lingkungan). Dalam kenyataannya, sering
dijumpai bahwa beberapa keputusan yang diambil secara demikian memberikan hasil
yang kurang efektif dibandingkan dengan apa yang diharapkan. Keterbatasan ini
merupakan keterbatasan alamiah yang dihadapi oleh manajemen.
2. Kegagalan menterjemahkan perintah. Pengendalian telah didisain dengan sebaik-
baiknya, namun kegagalan dapat terjadi yang disebabkan adanya pegawai (staf) yang
salah menterjemahkan perintah dari pimpinan. Kesalahan dalam menterjemahkan suatu
perintah dapat disebabkan dari ketidaktahuan atau kecerobohan pegawai yang
bersangkutan. Terjadinya kegagalan dapat lebih diperparah apabila kegagalan
menterjemahkan perintah dilakukan oleh seorang pimpinan.
3. Pengabaian manajemen.
Suatu pengendalian manajemen dapat berjalan efektif apabila semua pihak atau unsur
dalam organisasi mulai dari tingkat tertinggi hingga terendah melaksanakan tugas dan
fungsinya sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya. Meskipun suatu
organisasi memiliki pengendalian manajemen yang memadai sekalipun, pengendalian
tersebut tidak akan dapat mencapai tujuannya jika staf atau bahkan seorang pimpinan
mengabaikan pengendalian. Istilah “pengabaian manajemen” ditujukan pada tindakan
manajemen yang mengaibaikan pengendalian dengan tujuan untuk kepentingan pribadi
atau untuk meningkatkan penyajian kondisi laporan kegiatan dan kinerja organisasi
yang bersangkutan. 4. Adanya Kolusi. Kolusi adalah salah satu ancaman dari
pengendalian yang efektif. Pemisahan fungsi telah dilakukan namun jika manusianya
melakukan suatu persekongkolan untuk kepentingan pribadi atau kepentingan tertentu
selain organisasi, maka pengendalian yang sebaik apapun tidak akan dapat mendeteksi
atau mencegah terjadinya suatu tindakan yang merugikan organisasi. Sebagai contoh,
konsultan pengawas atas suatu kegiatan pembangunan gedung kantor melakukan kolusi
dengan pihak penyedia barang dan jasa yang melaksanakan pembangunan dengan cara
memberikan peluang terjadinya penyimpangan dalam spesifikasi. Hal ini dapat terjadi
apalagi pejabat pembuat komitmen kegiatan tersebut kurang aktif melakukan
pengecekan.

2.5 HAKEKAT PENGENDALIAN MANAJEMEN


Organisasi terdiri dari manajer dan karyawan harus dimotivasi dan dituntun agar
melakukan apa yang diinginkan pimpinannya dan harus dikoreksi jika menyimpang dari
arah pencapaian tujuan organisasi. Dasar dari semua proses pengendalian adalah
pemikiran untuk mengarahkan suatu variabel, atau sekumpulan variabel, guna mencapai
tujuan tertentu. Variabel dapat berupa manusia, mesin, organisasi.
LINGKUNGAN PENGENDALIAN
Pengendalian manajemen merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Berikut ini diuraikan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pengendalian manajemen yang meliputi perilaku organisasi dan pusat-pusat
pertanggungjawaban.
1. PERILAKU ORGANISASI.
Proses pengendalian manajemen mempengaruhi terhadap pencapaian tujuan
organisasi. Beberapa karakteristik organisasi yang mempengaruhi proses
tersebut, terutama berkaitan dengan perilaku anggota dalam suatu organisasi.
Suatu organisasi mempunyai tujuan dan fungsi pengendalian manajemen adalah
mendorong anggota organisasi mencapai tujuan. Disinilah perlunya faktor
keselarasan tujuan masing-masing anggota organisasi dalam pencapaian tujuan
organisasi. Struktur organisasi mempengaruhi bentuk sistem pengendalian
manajemen yang akan diterapkan. Perilaku organisasi juga berkaitan dengan
motivasi, kemampuan individu itu sendiri dan pemahaman tentang perilaku yang
diperlukan dalam mencapai prestasi yang tinggi.
2. PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN.
Suatu organisasi dibagi menjadi beberapa pusat pertanggungjawaban. Adanya
pusat pertanggungjawaban adalah untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan
manajemen puncak. Secara garis besar, pusat pertanggungjawaban dibagi
menjadi empat yaitu :
 PUSAT BIAYA. Pusat biaya dalah pusat pertanggungjawaban dimana biaya diukur
dalam unit moneter namun outputnya tidak diukur dalam unit moneter.

 PUSAT PENDAPATAN.
Pusat pendapatan merupakan pusat pertanggungjawaban dimana output-nya diukur
dalam unit moneter tetapi tidak dihubungkan dengan inputnya.  PUSAT LABA.
Apabila suatu pestasi keuangan pusat pertanggungjawaban diukur dengan dasar laba,
maka pusat pertanggungjawaban tersebut disebut pusat laba.  PUSAT INVESTASI.
Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur atas
dasar perbandingan antara laba dengan investasi yang digunakan.
Lingkungan Pengendalian (Control Environment) adalah elemen pertama dari struktur
pengendalian intern versi COSO. Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap
para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di
organisasi tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan
pengendalian adalah filosofi manajemen (manajemen tunggal dalam persekutuan atau
manajemen bersama dalam perseroan) dan gaya operasi manajemen (manajemen yang
progresif atau yang konservatif), struktur organisasi (terpusat atau ter desentralisasi)
serta praktik kepersonaliaan. Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi
dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain. Lingkungan pengendalian
ini memiliki tujuh unsur antara lain :
1. Integritas dan nilai-nilai etika; beragam cara yang ditempuh oleh manajemen tingkat
atas untuk menekankan tentang pentingnya integritas dan inlai etika di antara para
personilnya dalam perusahaan, misalnya dengan memberikan contoh yang baik,
berkomunikasi dengan baik kepada para karyawan, memberikan pedoman moral, dan
mengeliminasi insentif dan rangsangan lainnya.
2. Komitmen dan kompetensi; merupakan kesadaran manajemen akan campuran
intelegensi, palatihan ,dan pengalaman setiap karyawan yang diperlukan dalam
mengembangkan potensi mereka.
3. Dewan direktur dan dewan audit; dewan direktur bertanggungjawab untuk
memastikan bahwa manajemen memenuhi tanggungjawabnya untuk menetapkan dan
mempertahankan internal control, sedangkan komite audit bertanggungjawab untuk
mengenali penolakan manajemen atas pengendalian atau kecurangan dalam laporan
keuangan dan menindaklanjuti hal tersebut secara tepat.
4. Falsafah dan gaya operasi manajemen; manajemen mempunyai peran yang besar
dalam memberikan lingkunag pengendalian yang baik dalam suatu organisasi.
5. Struktur organisasi; menggambarkan garis hubungan wewenang dan
pertanggungjawaban sehingga dapat memberikan kontribusi bagi lingkungan
pengendalian baik dalam hal memberikan kerangka (framework) secara menyeluruh
bagi perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian operasi.
6. Pendelegasian wewenang dan tanggungjawab; berupa memorandum tertulis
mengenai kebijakan-kebijakan, aturan main, deskripsi pekerjaan, dan sebagainya.
7. Kebijakan dan praktek pegawai; berupa kemampuan menyediakan karyawan yang
dapat dipercaya dan memiliki kemampuan pada bidangnya masing-masing.
2.6 PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN
Suatu poses pengendalian manajemen melibatkan interaksi antarmanajer dan manajer
dengan bawahannya. Proses pengendalian manajemen meliputi kegiatan-kegiatan
sebagai berikut yaitu :

 PERENCANAAN STRATEGI. Perncanaan strategi adalah proses memutuskan


program-program utama yang akan dilakukan suatu organisasi dalam rangka
implementasi strategi dan menaksir jumlah sumber daya yang akan dialokasikan untuk
tiap-tiap program jangka panjang beberapa tahun yang akan datang.
 PENYUSUNAN ANGGARAN. Penyusunan anggaran adalah proses pengoperasian
rencana dalam bentuk pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter untuk kurun
waktu tertentu.
 PELAKSANAAN. Selama tahun anggaran, manajer melakukan program atau bagian
dari program yang menjadi tanggungjawabnya. Laporan yang dibuat hendaknya
menunjukkan dapat menyediakan informasi tentang anggaran dan realisasinya baik itu
informasi untuk mengukur kinerja keuangan maupun nonkeuangan, informasi internal
maupun eksternal.
 EVALUASI KINERJA. Pestasi kerja bisa dilihat dari efisien atau efektif tidaknya
suatu pusat pertanggungjawaban menjalankan tugasnya. Evaluasi dilakukan dengan
membandingkan antara realisasi anggaran dengan anggaran yang telah ditetapkan
sebelumnya.
 PENGENDALIAN TUGAS
Pengendalian tugas adalah proses yang menjamin bahwa tugas yang telah ditentukan
dikerjakan secara efektif dan efisien. Penendalian tugas cenderung ke kegiatan
operasional. Aturan-aturan harus dibuat secara berurutan tetapi tidak semua tugas harus
dijelaskan secara berurutan. Perbedaan antara pengendalian tugas dengan pengendalian
manajemen adalah pengendalian tugas lebih merupakan sesuatu yang scientific,
sedangkan pengendalian manajemen tidak demikian karena manusia merupakan faktor
penting dalam proses pengedalian manajemen dan manusia tidak bisa hanya
diungkapkan atas dasar suatu persamaan.
Dalam pengendalian manajemen, manajer berinteraksi dengan manajer lainnya,
sedangkan dalam pengendalian tugas interaksi karyawan dengan orang lain relatif kecil.
Sistem pengendalian manajemen pada dasarnya sama untuk seluruh organisasi.
Sebaliknya masing-masing tugas akan berbeda satu organisasi dengan organisasi lain.
Dalam pengendalian manajemen fokusnya adalah pada satu unit organisasi, sementara
dalam pengendalian tugas adalah salah satu tugas daru suatu unit organisasi.
Pengendalian manajemen berhubungan dengan seluruh kegiatan perusahaan dan
manajer harus memutuskan apa yang harus dilakukan, sedangkan pengendalian tugas
berhubungan dengan satu tugas tertentu dan hanya sedikit diperlukan pertimbangan atas
apa yang dilakukan.

 BATASAN PENGENDALIAN MANAJEMEN


Pengendalian manajemen merupakan beberapa bentuk kegiatan perencanaan dan
pengendalian kegiatan yang terjadi pada suatu organisasi. Pengendalian manajemen
merupakan kegiatan yang berada tepat di tengah dua kegiatan lainnya. Dua kegiatan
yang dimaksud adalah perumusan strategik yang dilakukan manajemen puncak dan
pengendalian tugas yang dilakukan manajemen paling bawah.
Beberapa karakteristik dari masing-masing aktivitas ini adalah :
1. Perumusan strategik merupakan kegiatan yang paling sedikit sistematik tetapi
pengendalian tugas merupakan yang paling sistematik. Pengendalian manajemen dalam
hal ini berada ditengah-tengahnya.
2. Perumusan strategi difokuskan untuk jangka panjang, sedangkan pengendalian tugas
difokuskan untuk operasi jangka pendek dan pengendalian manajemen dalam hal ini
berada ditengah-tengahnya.
3. Perumusan strategi lebih difokuskan pada proses perencanaan sedang pengendalian
tugas lebih difokuskan pada proses pengendalian. Baik itu proses perencanaan maupun
pengendalian sama pentingnya dengan pengendalian manajemen.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Audit Kinerja Kinerja suatu organisasi dinilai baik jika organisasi yang bersangkutan
mampu melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan
pada standar yang tinggi dengan biaya yang rendah
Struktur Audit Kinerja Sebelum melakukan audit, auditor terlebih dahulu harus
memperoleh informasi umum organisasi guna mendapatkan pemahaman yang memadai
tentang lingkungan organisasi yang diaudit, struktur organisasi, misi organisasi, proses
kerja serta sistem informasi dan pelaporan. Pemahaman lingkungan masing-masing
organisasi akan memberikan dasar untuk memperoleh penjelasan dan analisis ynag lebih
mendalam mengenai sistem pengendalian manajemen. Tahap pelaporan merupakan
tahapan yang harus dilaksanakan karena adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat
atas pengelolaan sumber daya publik. Hal tersebut menjadi alasan utama untuk
melaporkan keseluruhan pekerjaan audit kepada pihak manajemen, lembaga legislatif
dan masyarakat luas. Penyampaian hasil-hasil pekerjaan audit dapat dilakukan secara
formal dalam bentuk laporan tertulis kepada lembaga legislatif maupun secara informal
melalui diskusi dengan pihak manajemen. Selain itu, laporan tertulis juga sangat penting
untuk akuntabilitas publik. Laporan tertulis merupakan ukuran yang nyata atas nilai
sebuah pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.resumeakun.com/2009/01/biaya-relevan.html
http://ilmumanajemen.wordpress.com/2007/06/15/penetapan-harga-jual/
http://www.cahyopramono.com/2009/03/menentukan-harga-jual.html Ray H. Garrison,
managerial Accounting, Sixth Edition, Richard d. Irwin, Inc, 1991
Halim,Abdul dkk.2003.Sistem Pengendalian Manajemen Edisi Revisi. Yogyakarta:
UPP AMP YKPN
http://spm99.blogspot.com/2009/11/hakekat-sistem-pengendalian-manajemen.html
http://lintongnababan.wordpress.com/2008/08/28/sistem-pengendalian-manajemen/
http://www.ilmu-ekonomi.com/2011/11/komponen-pengendalian-intern.html
https://brigitalahutung.wordpress

Anda mungkin juga menyukai