oleh :
Nama : Dediyansyah
NIM : 2018401017
Mata kuliah : Manajemen Resiko
Dediyansyah
NIM: 2018401017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
A. Pengertian Audit Berbasis Risiko......................................................
B. Tujuan Audit Berbasis Risiko ...........................................................
C. Manfaat Audit Berbasis Risiko.......................................................
D. Ruang Lingkup Audit Berbasis Risiko..........................................
E. Peran Audit Berbasis Risiko...........................................................
F. Aspek yang Harus Diperhatikan....................................................
G. Metodologi Audit Berbasis Risiko..................................................
BAB II PENUTUP.....................................................................................................
A. Kesimpulan........................................................................................
B. Saran...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Perusahaan
Berikut adalah teori-teori yang menyebutkan apa tujuan/manfaat dari
pelaksanaan GCG (good corporate governance):
a) Menurut Bank Dunia (World Bank), good corporate governance dapat
mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan agar bekerja secara
efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang
berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat
sekitar secara luas (Tangkilisan 2003: 12).
b) Menurut (Fahmi 2013:72) dinyatakan beberapa manfaat dari
diterapkannya good corporate governance adalah sebagai berikut:
1) Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui
pengelolaan yang didasarkan pada asas keterbukaan,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, kewajaran dan kesetaraan
untuk mendorong fungsi dan kemandirian masing-masing organ
perusahaan.
2) Mendorong pemegang saham, anggota dewan komisaris dan
anggota direksi membuat keputusan dan menjalankan tindakannya
dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan.
3) Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan.
4) Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan
tetap memperhatikan pemangku kepentingan lainnya.
5) Meningkatkan daya saing nasional maupun internasional
perusahaan.
Sedangkan, manfaat diterapkannya good corporate governance
menurut FCGI (Forum for Corporate Governance in Indonesia) adalah:
1) Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses
pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi
operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan
kepada stakeholders.
2) Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan sehingga dapat
lebih meningkatkan corporate value.
3) Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan
modalnya.
4) Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan
karena sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan
dividen.
Pada GCG Workshop Kantor Meneg PM BUMN, Desember 1999
Dalam Tangkilisan (2003), dinyatakan bahwa GCG berkaitan dengan
pengambilan keputusan yang efektif, yang bersumber dari budaya
perusahaan, etika, nilai, sistem, proses bisnis, kebijakan dan struktur
organisasi yang bertujuan untuk mendorong dan mendukung:
1) Pengembangan perusahaan
2) Pengelolaan sumberdaya dan resiko secara lebih efisien dan
efektif
3) Pertanggungjawaban perusahaan kepada pemegang saham dan
stakeholders lainnya.
Jika dilihat dari beberapa uraian diatas tentang manfaat/tujuan
pelaksanaan GCG (good corporate governance), semuanya menekankan
pada pengelolaan yang baik dan efisien demi tercapainya kinerja
perusahaan yang baik. Maka dapat disimpulkan dengan meningkatnya
penerapan good corporate governance pada suatu perusahaan akan
meningkatkan kinerja kinerja keuangan perusahaan tersebut.
Suatu entitas dibentuk dan diorganisasikan agar dapat
menjalankan tugas dan fungsi dengan cara yang efektif, efisien, dan
senantiasa patuh pada peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Berdasarkan hal tersebut, manajemen suatu entitas diharuskan untuk
mampu merancang, menerapkan, dan mengevaluasi tata kelola,
pengendalian, serta manajemen risiko yang digunakan untuk menjalankan
fungsi – fungsi yang ada untuk mencapai tujuan serta sasaran organisasi.
Audit Berbasis Risiko (Risk Based Audit) adalah suatu teknik audit
dimana semua kegiatan audit yang dimulai dari perencanaan audit,
pelaksanaan audit, dan pelaporan hasil audit berbasis pada prioritas risiko
perusahaan yang telah ditetapkan bersama manajemen operasional
dengan melakukan risk assessment.
Risk Based Audit merupakan sebuah metode atau cara yang
digunakan oleh auditor internal dalam melaksanakan tugas auditnya,
sehingga memberikan jaminan bahwa risiko yang ada sudah dikelola oleh
pihak manajemen dengan baik dan memiliki batasan risiko yang tidak
berdampak terhadap tujuan perusahaan. Risk Based Audit sangat penting
dijalankan karena dapat membantu terpenuhinya tanggung jawab
manajemen secara efektif. Risk assessment menyoroti peran internal
auditor dalam mengidentifikasi dan menganalisis risiko bisnis yang
dihadapi perusahaan sehingga diperlukan sikap proaktif dari internal
auditor dalam mengenali risiko – risiko yang dihadapi manajemen dalam
mencapai tujuan organisasi. Internal auditor dalam hal ini dapat menjadi
mitra manajemen dalam meminimalkan risiko kerugian serta
memaksimalkan peluang yang dimiliki perusahaan. Tujuan dan ruang
lingkup audit serta alokasi sumber daya internal auditor sepenuhnya
didasarkan pada prioritas tingkat risiko bisnis yang dihadapi entitas.
Proses risk assessment mencakup 3 (tiga) konsep penting yaitu
tujuan, risiko, dan control. Tujuan merupakan outcome yang diharapkan
dapat dihasilkan oleh suatu proses atau bisnis. Risiko adalah
kemungkinan suatu kejadian/tindakan akan menggagalkan atau
berpengaruh negatif terhahap kemampuan organisasi dalam mencapai
tujuan bisnis, sedangkan kontrol merupakan elemen – elemen organisasi
yang mendukung manajemen dan karyawan dalam mencapai tujuan
organisasi.
Sementara audit berbasis risiko sangat penting karena berfungsi
untuk memberikan sebuah keyakinan kepada Dewan Komisaris dan
Direksi bahwa proses pengendalian internal dan manajemen risiko sudah
dilakukan dengan baik sehingga manajemen mampu mengefektifkan
tanggungjawabnya dengan membatasi risiko tersebut. Satuan
Pengawasan Intern (SPI) yang menjalankan sebagai fungsi auditor
internal dalam suatu entitas dapat melakukan review secara periodik tiap
tahun atas risk based internal auditing dikaitkan dengan perencanaan
audit.
Tujuan dari metode audit berbasis risiko ialah mengurangi risiko
perusahaan, mengantisipasi risiko potensial yang dapat merugikan
operasional perusahaan dan melindungi perusahaan dari kejadian yang
tidak terduga dan diantisipasi sebelum kejadian tersebut benar – benar
terjadi.
Pendekatan audit ini merupakan pendekatan yang paling sering
digunakan oleh organisasi. Risk based audit adalah metodologi
pemeriksaan yang dipergunakan untuk memberikan jaminan bahwa risiko
telah dikelola sesuai dengan selera risiko yang telah ditetapkan oleh
manajemen perusahaan. Konsep utama pendekatan risk-based audit ini
adalah: mengurangi risiko audit, meningkatkan efisiensi pelaksanaan
audit, dan memastikan pencapaian sasaran organisasi.
Dalam melakukan Risk-Based Audit terdapat tiga tahapan utama,
yaitu melakukan asesmen terhadap maturitas risiko, membuat
perencanaan audit, dan melaksanakan audit.
3. Pelaksanaan audit.
Pelaksanaan audit dilakukan dengan mendiskusian dan
mengobservasi control yang telah diterapkan. Tujuaannya adalah
memastikan bahwa sistem manajemen risiko yang diterapkan telah sesuai
dengan tujuannya. Pada tahapan ini juga dilakukan verifikasi
bukti/evidence untuk memastikan bahwa control risiko telah dijalankan.
Hasil pelaksanaan audit ini harus didokumentasikan. Audit juga
dilakukan untuk mengevaluasi sejauh apa dan bagaimana manajemen
telah mengevaluasi risiko residual. Setelah seluruh aktivitas tersebut
dilakukan, maka hasil audit disimpulkan dan dilaporkan untuk melakukan
CI.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Arijanto, Agus 2010. Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis, Rajawali Pers,
Jakarta.
Brealey, Myers, Marcus, 2008. Dasar-dasar Manajemen Keuangan
Perusahaan, Edisi Kelima, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Fahmi, Irham, 2013. Etika Bisnis Teori, Kasus dan Solusi, Penerbit
Alfabeta, Bandung.
Kodrat, dan Herdinata, 2009. Manajemen Keuangan Base don Empirical
Research, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Keown, Martin, Petty, Scott JR, 2011. Prinsip dan Penerapan Manajemen
Keuangan, Edisi Kesepuluh, Jilid 1, PT INDEKS, Jakarta.
Tjager, dan Alijoyo, Djemat, Soembodo, 2003. Corporate Governance,
Tantangan dan Kesempatan bagi Komunitas Bisnis Indonesia, PT
Prenhallindo, Jakarta.
Tangkilisan, Hessel Nogi.S, 2003. Mengelola Kredit Berbasis Good
Corporate Governance, Penerbit Balairung & Co, Yogyakarta.
Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi 3, Jilid 1,
Bayumedia Publishing, Malang.