Anda di halaman 1dari 23

Pengendalian dan Manajemen Operasi

Manajemen

Dosen Pengampu:

Pusvita Indria Mei Susilowati, S.E, M.S.A, Ak.

Disusun Oleh:

Kelompok 9

Cipta Rahayu Sukma (1810313120011)

Fitria Barirah (1810313220026)

Milta Lisna (1810313220041)

Nurlaili (1810313120025)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

AKUNTANSI

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan nikmat dan rahmat kepada kita semua, sehingga kami mampu
menyelesaikan tugas kelompok untuk mata kuliah Manajemen, dengan judul:
“Pengendalian dan Manajemen Operasi”.

Kami juga menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penggarapan makalah ini, terutama kepada dosen pengampu kami Ibu
Pusvita Indria Mei Susilowati, S.E, M.S.A, Ak.. Sehingga kami mampu melaksanakan
tugas mata kuliah ini.

Kami memohon maaf kepada semuanya apabila dalam makalah yang kami buat
ini masih jauh dari sempurna, dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
yang kami miliki. Untuk itu kami kelompok sembilan akan terbuka terhadap kritik
maupun saran dari semua pembaca agar kedepannya kami bisa membuat makalah yang
lebih baik lagi. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua. Wassalamualaikum.Wr.Wb.

Banjarmasin, 25 April 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................................... 3
2.1 Pengendalian................................................................................................................................. 3
2.1.1 Pengertian Pengendalian Manajemen............................................................................ 3
2.1.2 Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen ................................................................ 4
2.2 Pentingnya Pengendalian ............................................................................................................. 5
2.3 Tipe-Tipe Pengendalian................................................................................................................. 6
2.3.1 Sistem Pengendalian Umpan Balik.................................................................................. 6
2.3.2 Sistem Pengendalian Umpan Maju ................................................................................. 7
2.3.3 Sistem Pengendalian Pencegahan .................................................................................. 7
2.4 Mendesain Sistem Pengendalian .................................................................................................. 9
2.5 Metode Pengawasan .................................................................................................................. 10
2.6 Pengawasan yang Efektif ............................................................................................................ 12
2.7 Manajemen Operasi.................................................................................................................... 12
2.8 Desain Manajemen Operasi ........................................................................................................ 13
2.9 Manajemen Kualitas ................................................................................................................... 15
2.10 Manajemen Produktivitas ......................................................................................................... 15
2.11 Penggunaan Sistem Operasi ..................................................................................................... 16
BAB 3 PENUTUP .................................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. 10
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 12

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti di ketahui manajemen pada dasarnya merupakan sebuah proses
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan suatu perencanaan pengorganisasian
pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengendalian merupakan suatu proses dasar untuk mendapatkan sesuatu yang identik
dan apa saja yang akan dikendalikan. Pengendalian membantu mengidentifikasikan
masalah-masalah manajemen.Usaha-usaha untuk mengidentifikasikan masalah-
masalah merupakan tantangan bagi para manajer. Seorang manajer akan menyadari
suatu masalah apabila terjadipenyimpangan dari sasaran yang ingin dicapai. Salah satu
fungsi daripada manajemen adalah pengendalian. Dalam organisasi memiliki lingkup-
lingkup pengendalian manajemen, konsep daripada pengendalian manajemen yang
akan lebih detail dibahas dalam bab selanjutnya.
Manajemen operasi merupakan proses pengambilan keputusan didalam usaha
untuk menghasilkan barang atau jasa sehingga tepat sasaran yang berupa tepat waktu,
tepat mutu, tepat jumlah dengan biaya yang efisien, oleh karena itu manajemen
produksi atau operasi mengkaji pengambilan keputusan dalam fungsi produksi, atau
operasi.
Dalam penyusunan makalah ini penulis memiliiki maksud dan tujuan
pembuatan makalah ini. Adapun maksud penulis adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengantar Manajemen. Sedangkan tujuannya, penulis berharap agar makalah ini
bisa memberikan sedikit ilmu pengetahuan dan manfaatnya mengenai Pelajaran
Pengendalian dan Manajemen Operasi kepada para pembaca.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, berikut adalah rumusan masalah yang
dibahas dalam makalah ini:
1. Apakah arti dari pengendalian manajemen?
2. Apa pentingnya pengendalian dalam manajemen?
3. Apa saja yang termasuk tipe-tipe pengendalian manajemen?

1
2

4. Bagaimana cara mendesain sistem pengendalian manajemen?


5. Apa pentingnya metode pengawasan dalam pengendalian manajemen?
6. Bagaimana pengawasan yang efektif dalam pengendalian manajemen?
7. Apa yang dimaksud sistem manajemen operasi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pengendalian manajemen.
2. Untuk memahami pentingnya pengendalian dalam manajemen.
3. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk tipe-tipe pengendalian manajemen.
4. Untuk mengetahui cara mendesain sistem pengendalian manajemen.
5. Untuk memahami metode pengawasan dalam pengendalian manajemen.
6. Untuk mengetahui bagaimana pengawasan yang efektif dalam pengendalian
manajemen.
7. Untuk mengetahui sistem manajemen operasi.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengendalian
Pengendalian adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar kinerja
dengan sasaran perencanaan, mendesain sistem umpan balik informasi,
membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditetapkan, menentukan
apakah terdapat penyimpangan, dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut, dan
mengambil tindakan pembaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa sumber daya
perusahaan yang sedang digunakan sedapat mungkin secara lebih efesien dan efektif
guna mencapai sasarah perusahaan.

Secara singkat, pengendalian dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang


sistematik untuk mengevaluasi apakah aktivitas-aktivitas organisasi telah
dilaksanakanan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, dan apabila belum
dilaksanakan diagnosis faktor penyebabnya, untuk selanjutnya diambil tindakan
perbaikan.

Pengendalian dilakukan untuk mengarahkan aktivitas perusahaan agar sesuai


dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dapat tercapai dengan efektif dan efesien.
Proses pengendalian meliputi tiga langkah yaitu menentukan standar, mengevaluasi
pelaksanaan kerja dan melakukan tindakan koreksi. Jadi, dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa pengendalian merupakan fungsi manajemen yang melakukan
pengukuran dan koreksi terhadap aktivitas perusahaan untuk menjamin bahwa operasi
perusahaan telah berjalan sesuai dengan rencana dan beroperasi secara efektif dan
efesien.

2.1.1 Pengertian Pengendalian Manajemen


Kemudian, pengendalian manajemen adalah suatu proses yang
menjamin bahwa sumber-sumber diperoleh dan digunakan dengan efektif dan
efesien dalam rangka pencapaian tujuan organisasi, dengan kata lain
pengendalian manajemen dapat diartikan sebagai proses untuk menjamin bahwa
sumber manusia,fisik dan teknologi dialokasikan agar mencapai tujuan
organisasis secara menyeluruh. Pengendalian manajemen berhubungan dengan

3
4

arah kegiatan manajemen sesuai dengan garis besar pedoman yang sudah
ditentukan dalam proses perencanaan strategi.

Pengendalian manajemen dalam suatu perusahaan melibatkan beberapa


macam aktivitas, seperti perencanaan yang berarti apa yang harus dilakukan
dalam perusahaan. Langkah selanjutnya adalah koordinasi dengan beberapa
bagian yang ada dalam perusahaan untuk kepentingan pencapaian tujuan
perusahaan. Setelah koordinasi dilaksanakan kemudian mengkomunikasikan
informasi kepada semua tingkat manajemen yang ada dalam perusahaan. Pada
setiap periode dilakukan evaluasi dan strategi apa yang harus dilakukan.
Dengan demikian pengendalian manajemen dilakukan untuk menjamin bahwa
semua strategi yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
perusahaan.

Pengendalian manajemen merupakan alat bagi manajemen dalam


mengimplementasikan rencana strategis dengan cara mempengaruhi anggota
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Pengendalian manajemen yang
efektif pada dasarnya memerlukan prosedur yang tepat sehingga
memungkinkan bagi manajer untuk melakukan pengawasan dan
pengevaluasian atas masukan dan keluaran secara optimum.

2.1.2 Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen


Sistem pengendalian manajemen adalah kesatuan pemikiran dari
metode akuntansi manajemen untuk mengupulkan dan melaporkan data serta
mengevaluasi kinerja perusahaan. Suatu sistem pengendalian manajemen
berusaha untuk mengarahkan berbagai macam usaha yang dilaksanakan oleh
semua subunit organisasi agar mengarah pada tujuan organisasi dan tujuan para
manajer.

Sistem Pengendalian Manajemen adalah suatu sistem diciptakan untuk


mencapai tujuan tertentu. Perencanaan strategik adalah proses untuk
merumuskan kegiatan jangka panjang yang mencakup baik penetapan tujuan
maupun kebijakan pengarah dan strategik untuk mencapai tujuan tersebut.
Perencanaan strategik mencakup rencana akuisisi dan diposisi fasilitas, divisi,
kegiatan riset, struktur organisasi, dan sebagainya. Sekali keputusan dan
perencanaan strategik ditetapkan, pengendalian manajemen bertugas
5

memastikan agar kebijakan dan strategi ini dijalankan, maka dari itu manajemen
memerlukan suatu sistem untuk mengalokasikan penggunaan berbagai sumber
ekonomi perusahaan secara efektif dan efesien. Suatu sistem pengendalian
manajemen meliputi struktur dan proses, struktur adalah pengaturan organisasi
dan konsep informasi yang memungkinkan proses berjalan sedangkan proses
adalah seperangkat tindakan yang dilaksanakan oleh manajer atas dasar
informasi yang mereka terima.

2.2 Pentingnya Pengendalian


Pentingnya pengendalian dikarenakan perencanaan dapat dilakukan, struktur
organisasi dapat dibuat untuk memfasilitasi pencapaian tujuan yang efesien, dan
jaminan bahwa kegiatan yang berjalan telah sesuai dengan rencana dan tujuan yang
ingin diraih oleh karyawan dan manajer telah benar-benar tercapai. Pengendalian itu
penting, karena pengendalian membantu manajer mengetahui apakah tujuan
perusahaan telah tercapai, atau jika belum, apa alasannya. Nilai dari fungsi
pengendalian dapat dilihat dalam tiga bagian spesifik: perencanaan, pemberdayaan
karyawan, dan perlindungan lingkungan kerja.

Kita mendeskripsikan tujuan, yang memberikan arah spesifik kepada karyawan


dan manajer, sebagai dasar dari perencanaan. Namun, hanya menetapkan tujuan atu
membuat karyawan menerima tujuan tidak menjamin tindakan-tindakan yang perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah dilaksankan. Pepatah lama mengatakan “
Rencana terbaik sering kali tak berhasil baik.” Manajer yang efektif selalu
menindaklanjuti untuk memastikan bahwa apa yang harus dilakukan oleh karyawan
telah dilaksankan dan tujuan telah tercapai. Sebagai langkah terkahir dalam proses
manajemen, pengendalian memberikan pertautan-kritis (critical link) terhadap
perencanaan. Jika para manajer tidak mengendalikan, mereka tidak akan mengetahui
apakah tujuan dan rencana telah tercapai dan tindakan apa yang harus diambil.

Alasan kedua dari pentingnya pengendalian adalah pemberdayaan karyawan.


Banyak manajer enggan untuk memberdayakan karyawan karena takut jika terjadi
sesuatu yang salah, manajer yag harus bertanggung jawab. Tetapi, sistem pengendalian
yang efektif dapat memberikan informasi dan umpan balik atas kinerja karyawan
sehingga meminimalkan timbulnya masalah.
6

Alasan terakhir dari pengendalian manajer adalah untuk melindungi perusahaan


dan asetnya. Lingkungan saat ini mempertinggi ancaman bencana alam, skandal
keuangan, kekerasan ditempat kerja, gangguan pada rantai pasokan, pelanggan
keamanan, bahkan kemungkinan serangan teroris. Manajer harus melindungi aset
perusahaan jika hal-hal tersebut terjadi. Pengendalian menyeluruh dan rencana
cadangan dapat meminimalkan gangguan kerja.

2.3 Tipe-Tipe Pengendalian


Terdapat beberapa klasifikasi pengendalian yang harus dilakukan oleh
seseorang manajer. Klasifikasi tersebut bisa dilihat dari sistem maupun waktu
pelaksanaannya. Ditinjau dari sistem pelaksanaannya, pengendalian dapat
diklasifikasikan menjadi sistem pengendalian umpan balik, pengendalian umpan maju,
dan pengendalian pencegahan.

2.3.1 Sistem Pengendalian Umpan Balik


Sistem pengendalian umpan balik beroprasi dengan pengukuran
beberapa aspek proses yang sedang dikendalikan dan perbaikan proses apabila
ukuran menunjukan bahwa proses menyimpang dari rencana yang telah
ditetapkan. Pengendalian ini memantau operasi proses maupun masukan dalam
suatu usaha untuk menerka penyimpangan yang potensial agar tindakan
perbaikan atas penyimpangan yang terjadi dapat dilakukan guna mencegah
permasalahan kompleks menimpa organisasi.

Sistem pengendalian umpanbalik biasanya terdiri atas lima komponen berikut.

a. Proses operasi yang mengolah masukan menjadi keluaran


b. Karakteristik proses yang merupakan subjerk pengendalian
c. Sistem pengukuran yang menentukan kondisi dan karakteristik
d. Serangkaian standar atau kriteria dimana kondisi proses yang diukur
dengan standar atau kriteria yang selanjutnya akan diadakan evaluasi
e. Pengatur yang fungsinya untuk membandingkan standar
karakteristik proses dengan standar yang mengambil tindakan untuk
adaptasi proses apabila perbandingan tersebut menunjukan terjainya
penyimpangan proses dari rencana yang telah ditetapkan.

Salah satu kelemahan utama sistem pengendalian umpan balik adalah


bahwa sistem tersebut tidak memberikan peringatan suatu penyimpangan
7

sebelum hal tersebut menjadi cukup berarti. Dampaknya, penyimpangan yang


memakan biaya besar dapat berlangsung terus atau semakin bukuk sebelum
tindakan perbaikan yang efektif dilaksanakan. Hadirnya sistem pengendalian
umpan maju dengan maksud untuk bertindak secara langsung pada
permasalahan tersebut mencoba mencegah sebelum penyimpangan ini terjadi
lagi.

2.3.2 Sistem Pengendalian Umpan Maju

Sistem pengendalian umpan maju ini merupakan perkembangan dari


sistem pengendalian umpan balik. Di dalam sistem pengendalian umpan balik,
pengendalian dilakukan setelah keluaran dihasilkan. Pengendalian ini
dianggap mempunyai kelemahan bilamana penyimpanan dari luar dengan
standar yang besar. Padahal keluaran ini merupakan hasil yang sudah terlanjur
terjadi dan dapat mengakibatkan hal yang sangat fatal. Ide supaya keluaran
dapat dihasilkan dengan balik yang baik atau positif merupakan konsep dari
sistem pengendalian umpan maju, sehingga hal-hal yang dianggap dapat
terjadi penyimpangan yang besar dan tidak boleh terjadi, dilakukan
pengendalian umpan maju. Supaya keluaran dapat dihasilkan.

2.3.3 Sistem Pengendalian Pencegahan


Dua sistem pengendalian yang telah dideskripsikan di atas, baik sistem
pengendalian umpan balik maupun sistem pengendalian umpan maju, berfungsi
secara ekstern terhadap proses yang sedang dikendaliakan, memantau operasi,
dan terlibat dalam mengambil tindakan perbaikan apabila terjadi penyimpanagn
dari rencana yang telah ditetapkan. Sebaliknya, sistem pengendalian
pencegahan adalah kebijakan dan prosedur yang sebenarnya merupakan bagian
dari proses tersebut. Pengendalian pencegahan merupakan pengendalian intern
organisasi.

Ditinjau dari waktu pelaksanaannya, pengendalian dapat dibedakan


menjadi empat jenis pokok, yaitu pengendalian sebelum tindakan, kemudi,
8

penyaringan atau pengendalian ya atau tidak, dan sesudah tindakan (Newman,


1975 : 69) dan (Stoner dan Wankel, 1986: 578-579).

a. Pengendalian sebelum tindakan (preaction controls)


Pengendalian sebelum tindakan sering disebut sebagai pengendalian
pendahuluan (precontrol). Pengendalian memastikan bahwa
sebelum tindakan dimulai maka sumber daya manusia, bahan, dan
finnasial yang diperlukan telah dianggarkan. Dengan demikian,
apabila kegiatan dilakuakan,sumber daya tersebut tersedia, baik
jenis, kualitas, kuantitas, maupun tempat sesuai dengan kebutuhan.
Anggaran biasanya digunakan untuk kepentingan ketenagakerjaan
maupun sebagai penunjang sarana produksi tertentu.
b. Pengendalian kemudi (steering controls)
Istilah pengendalian ini berasal dari sistem kemudi sebuah mobil.
Dimana sopir mengemudikan mobilnya untuk mencegah agar tidak
keluar dari jalur yang telah ditetapkan. Pengendalian ini dirancang
untuk mendeteksi penyimpangan dari standar atau tujuan tertentu
dan memungkinkan pengambilan tindakan pembaikan sebelum
suatu urutan kegiatan tertentu diselesaikan.
c. Penyaringan setelah tindakan (post action controls)
Pengendalian ini berusaha untuk mengukur hasil atas suatu kegiatan
yang telah diselesaikan. Penyebab penyimpangan dari rencana atau
standar yang telah ditentukan dan temuan tersebut diaplikasikan
pada aktivitas yang sama dimasa yang akan datang. Sebelum itu,
pengendalian sesudah tindakan juga digunakan sebagai dasar untuk
balas jasa atau memotivasi karyawan, misalnya seorang karyawan
ynag mencapai standar akan diberikan kompensasi tertentu.

Keterangan arus informasi merupakan salah satu faktor yang paling


penting dalam pengendalian yang efesien karena semakin cepat
penyimpangan ditemukan, akan semakin cepat pula tindakan
pembaikan diambil. Demikian juga informasi yang tepat
maerupakan faktor yang penting karena tindakan perbaikan atas
9

suatu penyimpangan didasarkan atas informasi yang diperoleh dari


laporan produk pengolahan komputer, dan sebagainya.

2.4 Mendesain Sistem Pengendalian


Untuk membuat sebuah sistem pengendalian manajemen, terlebih dahulu harus
mengetahui tujuan organisasi. Penyusunan sistem pengendalian manajemen dapat
menggolongkan subjek pengendalian manajemen menjadi 3 bagian sebagai berikut:

1. Mempertimbangkan pola-pola ekonomi yang digunakan oleh organisasi untuk


mempengaruhi perilaku manajer ke arah pencapaian tujuan organisasi. Bagian
ini meliputi identifikasi mengenai :
 Iklim yang menentukan perilaku manajer, misalnya gaya para manajer
dan philosopi organisasi yang sangat mempengaruhi otonomi manajerial
dan sistem pengendalian. Dalam menyususn sistem pengendalian, pola
tersebut dianggap sebagai sesuatu yang sudah ditentukan.
 Perancangan sistem selanjutnya memulai tugasnya dengan
mengidentifikasikan tujuan, strategi, dan kebijakan yang sudah
ditentukan melalui proses perencanaan strategi.
2. Menyusun secara lengkap rancangan struktur pengendalian manajemen. Atas
dasar tujuan, strategi, dan kebijaksanaan yang telah ditentukan selanjutnya
penyusun sistem pengendalian manajemen menyusun secara lengkap rancangan
struktur pengendalian manajemen. Rancangan tersebut meliputi :
 Keputusan pembentukan pertanggungjawaban unit-unit dalam
organisasi untuk menjaga sumber-sumber organisasi.
 Sistem pengukuran prestasi yang digunakan untuk mengevaluasi pusat
pertanggungjawaban.
 Penentuan intensif dan ganjaran untuk memotivasi perilaku para
manajer pusat pertanggungjawaban dalam pencapaian tujuan.
3. Menyusun proses pengendalian manajemen yang sifatnya berulang-ulang.
Proses pengendalian manajemen biasanya didukung oleh sistem informasi
formal. Sistem tersebut jika pelaksanaannya benar, dapat menjamin hubungan
struktur dan proses pengendalian manajemen. Proses pengendalian yang
berulang-ulang ini disusun untuk tujuan pengolahan informasi yang dapat :
 Menerjemahkan tujuan menyeluruh organisasi menjadi tujuan-tujuan
berbagai sub unit atau pusat pertanggungjawaban organisasi.
10

 Peka terhadap perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi tujuan


dan strategi.
 Membandingkan prestasi yang sesungguhnya dengan prestasi yang
diinginkan.
 Membuat tindakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam
rangka pencapaian tujuan.

Struktur pengendalian manajemen memusatkan pada berbagai jenis pusat


pertanggungjawaban dalam suatu organisasi. Secara sederhana, istilah pusat
pertanggungjawaban digunakan untuk menunjukan unit-unit organisasi yang dipimpin
oleh manajer ynag bertanggungjawab. Setiap pusat pertanggungjawaban :

 Menggunakan masukan (input)


 Melaksanakan pekerjaan (proses)
 Menghasilkan keluaran (output)

2.5 Metode Pengawasan


Metode-metode pengawasan bisa dikelomokkan ke dalam dua bagian ; pengawasan
non-kuantitatif dan pengawasan kuantitatif.

a. Pengawasan Non-Kuantitatif
Pengawasan non-kuantitatif tidak melibatkan angka-angka dan dapat digunakan
untuk mengevaluasi prestasi organisasi secara keseluruhan. Teknik-teknik yang
sering digunakan adalah :
1. Pengamatan (pengendalian dengan observasi)
Pengamatan ini ditunjukan untuk mengendalikan kegiatan atau produk yang
dapat di observasi.
2. Inspeksi teratur atau langsung
Inspeksi teratur dilakukan secara periodik dengan mengamati kegiatan atau
produk yang dapat di observasi.
3. Laporan lisan atau tertulis
Laporan lisan atau tertulis dapat menyajikan informasi yang dibutuhkan
dengan cepat dengan feed-back dari bawahan dengan relatif lebih cepat.
4. Evaluasi pelaksanaan
11

5. Diskusi dengan manajer dengan bawahan tentang pelaksanaan suatu


kegiatan. Cara ini dapat menjadi alat pengawasan karena masalah yang
mungkin ada dapat didiagnosis dan dipecahkan bersama.
6. Manajemen by Exception (MBE). Dilakukan dengan memerhatikan
perbedaan ynag signifikan antara rencana dan realisasi. Teknik tersebut
didasarkan pada prinsip pengecualian. Prinsip tersebut mengatakan bahwa
bawahan mengerjakan semua kegiatan rutin, sementara manajer hanya
mengerjakan kegiatan tidak rutin.

b. Pengawasan Kuantitatif
Pengawasan kuantitatif melibatkan angka-angka untuk menilai suatu prestasi.
Beberapa teknik yang dapat dipakai dalam pengawasan kuantitatif adalah :
1. Anggaran
1) Anggaran operasi, anggaran pembelanjaan modal, anggaran penjualan,
anggaran kas
2) Anggaran khusus, seperti planning programming, bud getting system
(PBS), zero-base budgeting (ZBB) dan human resource accounting
(HRA)
2. Audit
1) Internal audit
Tujuan : membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan
tangggung jawab mereka dengan cara mengajukan analisis, penilaian,
rekomendasi dan komentar mengenai kegatan mereka.
2) Eksternal audit
Tujuan : mementukan apakah laporan keuangan tersebut menyajukan
secara wajar keadaan keuangan dan hasil perusahaan, pemerikasaan
dilaksanakan oleh pihak yang bebas dari pengaruh manajemen.
3. Analisis break-even
Menganalisa dan menggambarkan hubungan biaya dan penghasilan untuk
menentukan pada volume berapa agar biaya total sehingga tidak mengalami
laba atau rugi.
4. Analisis rasio
Menyangkut dua jenis perbandingan
1) Membandingkan rasio saat ini dengan rasio-rasio di masa lalu
12

2) Membandingkan rasio suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang


sejenis

2.6 Pengawasan yang Efektif


Supaya menjadi efektif, sistem pengawasan harus memenuhi kriteria-kriteria
tertentu, diantaranya, :
1. Akurat. Informasi tentang pelaksanaan kegiatan harus akurat sebab
ketidakakuratandapat menyebabkan pengambilan tindakan koreksi yang keliru atau
bahkan menciptakan masalah yang sebelumnya tidak ada.
2. Tepat waktu. Segala informasi harus disampaikan dan dievaluasi secepatnya agar
dapat segera dilakukan tindakan koreksi sebelum menjadi kritis.
3. Obyektif dan menyeluruh. Informasi harus mudah dipahami dan bersifat obyektif
serta lengkap.
4. Terpusat pada titik-titik pengawasan strategis. Pengawasan seharusnya
memusatkan perhatian pada penyimpangan-penyimpangan yang paling sering
terjadi dan menimbulkan akibat yang fatal.
5. Realistik secara ekonomis. Biaya pelaksanaan pengawasan harus lebih rendah
atau paling tidak sama dengan nilai kegunaannya.
6. Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi. Informasi pengawasan harus
terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi karena bagaimana pun setiap tahap
dalam proses pekerjaan dapat mempengaruhi hasil keseluruhan operasi.
7. Fleksibel. Pengawasan harus memiliki fleksibilitas agar dapat memberikan
tanggapan atau reaksi terhadap perubahan-perubahan lingkungan.
Bersifat sebagai petunjuk dan operasional. Sistem pengawasan yang efektif harus
dapat menunjukkan penyimpangan dan tindakan koreksi yang harus diambil.
Diterima oleh anggota organisasi. Sistem pengawasan harus mampu mengarahkan
pelaksanaan kerja para anggota organisasi dengan mendorong perasaan
bertanggungjawab dan berprestasi.

2.7 Manajemen Operasi


Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam
bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Kegiatan yang
menghasilkan barang dan jasa, berlangsung disemua organisasi. Dalam perusahaan
13

manufaktur, dapat terlihat dengan jelas aktivitas produksi yang menghasilkan barang.
Kita dapat melihat pembuatan produk berwujud seperti TV Sonny atau motor Harley
Davidson.

Dalam organisasi yang tidak menghasilkan produk secara fisik, fungsi produksi
mungkin tidak terlihat dengan jelas. Fungsi produksi ini bisa “tersembunyi” dari
masyarakat dan bahkan dari pelanggan. Contohnya adalah proses yang terjadi di bank,
rumah sakit, perusahaan penerbangan, atau akademi pendidikan.

Sering terjadi pada saat layanan jasa diberikan, tidak ada barang berwujud yang
diproduksi. Sebagai pengganti, barang bisa berbentuk layanan pengiriman dana dari
rekening tabungan ke rekening koran, proses transplantasi hati, pengisian kursi kosong
di pesawat, atau proses pendidikan seorang mahasiswa. Terlepas apakah dari produk
akhir berupa barang atau jasa, aktivitas produksi yang berlangsung dalam organisasi
biasanya disebut sebagai operasi atau manajemen operasi.

2.8 Desain Manajemen Operasi


Desain operasi adalah bagaimana kita mendesign proses input dan output, serta
bagaimana kita mendesign produksi dari sebuah produk dan lokasinya. Proses design
ini adalah proses yang sangat penting karena bersifat long term, atau perencanaan
jangka panjang.

Dalam menentukan design dari sistem operasi, sangatlah penting bagi kita untuk
memperhatikan pasar sasaran atau target market dari barang yang akan kita produksi
dan akan kita jual. Selain itu kita juga harus memperhatikan dari capability atau
kemampuan dari sebuah perusahaan. Sebagai contoh misalnya kita menyasar pada
target sasaran calon konsumen menengah keatas namun kemampuan kita untuk
memproduksi barang yang berkualitas sangat rendah, maka sistem operasi yang telah
kita design akan menjadi percuma. Kemampuan kita inilah yang dapat membuat kita
mampu memetakan apa yang menjadi keunggulan competitive dengan competitive
priority.

Dalam membuat design sistem operasi, sebuah perusahaan juga didorong oleh
dua faktor, yakni faktor dorongan teknologi (technology push), dan market pool. Hal
ini disebabkan karena barang itu harus bisa dijual dan barang itu harus bisa dibuat.
14

Kedua faktor ini tidak berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berintegrasi, walaupun
memang kadang-kadang dari sisi market atau pasar, pasar tidak mengetahui apa yang
dibutuhkan sebelum adanya perkembangan teknologi. Contoh paling kongkrit adalah
barang-barang inovatif seperti handphone pada awal pertama kali ada. Tidak ada yang
membutuhkan handphone sebelum handphone itu anda. Namun sekarang? Kita tidak
bisa jauh-jauh dari handphone. Dari sisi produksi atau pabrik juga ada kondisi dimana
sebuah produk dibuat tanpa mengetahui apa kegunaan dari produk tersebut.

Ada beberapa pendekatan yang dapat dipergunakan untuk membuat design


sistem operasi yakni dengan metode VAVE atau Value Analysis dan Value Engineering
serta metode DFMA (Design for Manufacturing & Assembly. Metode Value Analysis
dipergunakan untuk menganalisa nilai dari produk yang sudah ada sedangkan metode
Value Engineering dipergunakan untuk menganalisa nilai dari produk yang baru. Nilai
yang dimiliki oleh produk terdiri dari used value yakni nilai kegunaan dari sebuah
produk, esteem value yakni nilai lebih dari sebuah produk (meningkatkan penampilan,
status dari konsumen) dan resale value. Pada prinsipnya metode VAVE bertujuan
meningkatkan value atau nilai dari sebuah produk dan menurunkan cost dari sebuah
produk. Sedangkan DFMA dilaksanakan dalam rangka membuat sebuah proses
produksi yang efisien.

Pada umumnya tahapan dari design sistem operasi yang dipergunakan terdiri
dari dua alternative, yakni sequential atau concurrent. Proses sequential berjalan seperti
layaknya estafet, seperti misalnya hasil riset dari marketing ditindaklanjuti oleh
engineer untuk membuat design produksi, setelah engineer membuat konsep, baru unit
produksi membuat produksi secara massal dan accounting menyediakan biayanya.
Sedangkan proses concurrent berjalan parallel, dimana misalnya ketika marketing
sudah mulai melakukan riset, engineer sudah menyiapkan template prototipe produksi.

Kemudian untuk proses pada sistem kerja terdiri dari proses batch jika hanya
produksi satu output, continous process jika produksi dilakukan secara terus menerus,
dan repetitive untuk produksi barang-barang discrete (bisa dihitung jumlahnya).
Sedangkan alur proses dari sistem operasinya, ada beberapa alternatif yang dapat
dipergunakan, seperti line flow, jumbled flow dan project flow. Line flow terdiri dari
batch flow, continous flow ataupun hybrid (kombinasi batch flow yang dilanjutkan
15

dengan line flow). Jumbled flow atau yang biasa disebut dengan intermitten flow biasa
dipergunakan untuk customized item.

Perbedaan antara line flow dengan jumbled flow terletak pada mesin yang
dipergunakan dan keunggulan yang hendak dibangun. Line flow menggunakan mesin
yang dedicated atau khusus untuk memenuhi satu fungsi tertentu, sedangkan jumbled
flow menggunakan mesin yang multipurpose. Perusahaan yang menggunakan line flow
membangun keunggulan pada aspek biaya karena line flow biasanya dipergunakan
untuk barang-barang yang bersifat massal, sementara perusahaan yang menggunakan
jumbled flow membangun keunggulan pada flexibility.

2.9 Manajemen Kualitas


Manajemen kualitas memiliki arti sebagai tindakan mengawasai semua kegiatan
dan tugas-tugas yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat keunggulan yang
diinginkan. Ini termasuk penentuan kebijakan mutu, menciptakan dan menerapkan
perencanaan mutu dan jaminan dan kontrol kualitas dan peningkatan kualitas.

Kualitas yang diawasi tidak hanya terbatas pada kualitas produk tetapi juga kualitas
perusahaan secara keseluruhan. Mulai dari kualitas karyawan yang dipekerjakan,
bahkan hingga kualitas perusahaan dimata para konsumen.

2.10 Manajemen Produktivitas


Manajemen produktivitas adalah sebagai hasil yang didapat dari produksi
yang menggunakan satu atau lebih faktor produksi, produktivitas biasanya dihitung
sebagai indeks dan rasio antara output dengan input.

Sumber daya manusia memegang peranan yang utama dalam proses


peningkatan produktivitas, karena alat produksi dan teknologi pada hakekatnya
merupakan hasil karya manusia. Produktivitas adalah keluaran (output) produk atau
jasa per setiap masukan (input) sumber daya yang digunakan dalam suatu proses
produksi. Tingkat ukur produktivitas sangat beragam bergantung kepada kepentingan
yang terkait.
16

Produktivitas dapat dinyatakan dalam ukuran fisik (physical productivity) dan


ukuran finansial (financial productivity) apabila kepentingan tersebut adalah
keuntungan. Produktivitas dapat menggunakan ukuran moneter sebagai tolak ukur.
Apabila waktu menjadi kepentingan manajemen produktivitas maka dapat
menggunakan ukuran moneter sebagai tolak ukurnya. Manajemen produktivitas
merupakan salah satu sasaran penting suatu organisasi atau perusahaan

Hal ini disebabkan karena manajemen produktivitas dapat menunjang


kesuksesan dan keberhasilan suatu perusahaan/pemberi jasa untuk mencapai tujuan
akhir yang telah ditentukan.

Tujuan dari manajemen produktivitas adalah efektif dan efisiensi, yaitu


memberdayakan sumberdaya seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Efektivitas adalah merupakan derajat pencapaian output dari sistem
produksi. Efisiensi adalah ukuran yang menunjuk sejauh mana sumber-sumber daya
digunakan dalam proses produksi untuk menghasil kan output). Jika efektivitas
berorientasi pada hasil atau keluaran (output) yang lebih baik, dan efisiensi
berorientasi pada masukan (input) yang lebih sedikit, maka dalam manajemen
produktivitas berorientasi pada keduanya.

2.11 Penggunaan Sistem Operasi

Tercapainya tujuan dalam sebuah organisasi, adalah merupakan keberhasilan


suatu organisasi, namun masalah sumber daya manusia sangat berpengaruh terhadap
tercapainya tujuan organisasi tersebut. Dalam mencapai keberhasilan tujuan dari
organisasi maka ada cara - cara untuk mengendalikan masalah sumber daya manusia
atau anggota agar dapat meminimalisir terjadinya penyimpangan. Salah satunya cara
untuk dapat meminimalisir setiap terjadinya penyimpangan yang akan berakibat tidak
tercapainya tujuan organisasi sesuai yang diharapkan, maka sebagai
seorang manajer di dalam suatu organisasi adalah dengan melalui implementasi atau
penerapan manajemen operasional tujuh langkah (Motul) antara lain :

1. Menetapkan Sasaran
17

Dengan adanya sasaran atau target kegiatan maka arah dan fokus kegiatan menjadi jelas
sehingga ada beban dan tanggung jawab anggota untuk mencapainya.

2. Briefing (rapat koordinasi)

Pelaksanaan briefing akan mengarahkan (sasaran atau target), memberikan petunjuk


(tentang cara bertindak) dan membatasi ruang lingkup (ketentuan yang mengikat)
anggota mengenai apa dan bagaimana seharusnya anggota tersebut dalam bertindak
sehingga mereka akan bekerja atau bertugas sesuai prosedur atau sesuai track/jalur.

3. Penugasan

Pembagian tugas yang jelas akan membagi pula beban tanggung jawab terhadap
masing-masing anggota sehingga masing-masing anggota ada target yang harus dicapai
yakni hasil kegiatan yang telah anggota lakukan.

4. Pelaksanaan Tugas

Setelah adanya pembagian tugas maka setiap anggota wajib melaksanakan tugasnya
masing-masing karena hal tersebut merupakan wujud kinerja yang wajib dilaksanakan
anggota sesuai perintah pimpinan.

5. Pengawasan dan Pengendalian (Wasdal) Langsung

Dengan adanya pengendalian langsung maka setiap kegiatan anggota baik rutin ataupun
operasi atau insidentil akan lebih terarah; akan menghindari penyimpangan termasuk
di dalamnya tindakan - tindakan atau perbuatan anggota sabhara yang tercela; serta
tujuan organisasi atau tujuan kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan
tersebut akan tercapai. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian dilakukan dengan
cara inspeksi atau pengawasan dan pemeriksaan (wasrik).

6. Laporan Pelaksanaan Tugas

Adanya laporan pelaksanaan tugas menjadi wujud nyata hasil pelaksanaan tugas
anggota yang telah selesai. Dengan laporan tersebut, maka dapat diketahui atau
dipetakan kualitas hasil tugas atau keberhasilan tugas, apakah ada kemajuan/progress
atau malah sebaliknya mengalami kemunduran atau kegagalan.
18

7. De Briefing (rapat analisa dan evaluasi)

De briefing bertujuan untuk menganalisa dan mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas


(laporan pelaksanaan tugas) oleh anggota. Apakah ada kekurangan atau penyimpangan
yang perlu di perbaiki selain itu juga apakah diperlukan adanya pemberian reward atau
punishment sebagai fungsi pembinaan sumber daya manusia. Dalam hal ini, dengan
adanya De briefing maka anggota juga melakukan analisa dan evaluasi (anev) terhadap
dirinya sendiri dan diharapkan juga menumbuhan motivasi anggota untuk bertugas
sesuai ketentuan yang berlaku dan meraih prestasi dalam tugas. Pelaksanaan De
briefing dilakukan dengan kegiatan audit hasil pelaksanaan tugas.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem pengendalian manajemen adalah suatu proses dan struktur yang tertata
secara sistematik yang digunakan manajemen dalam pengendalian manajemen sebagai
perangkat struktur komunikasi yang saling berhubungan yang memudahkan pemprosesan
informasi dengan maksud membantu manajer dalam mengkoordinasikan bagian-bagian
yang ada dan pencapaian tujuan organisasi secara terus menerus.
Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam
bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Hal terpenting dalam
manajemen operasi ialah penerapan konsep dan aplikasi manajemen itu sendiri. Terutama
pada penguasaan teknologi, kecepatan, dan fleksibilitas tinggi sebagai competitive
excellence perusahaan. Dan pengetahuan mengenai manajemen operasi sangat diperlukan
oleh setiap manajer.

3.2 Saran
Pengendalian sendiri merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap
perusahaan. Seringkali sistem pengendalian pada suatu perusahaan kurang tepat
dijalankan, maka seorang manajer perlu untuk memerhatikan hal tersebut, diantaranya
dengan melakukan penelitian mengenai sistem apa yang tepat bagi perusahaan tersebut
agar perusahaan tersebut berjalan dengan lancar.
Seperti yang kita ketahui bahwa manajemen operasi bertanggung jawab dalam
mengubah input menjadi output maka perlu dilakukan pengendalian yang efektif agar
tidak terjadinya kesalahan-kesalahan yang mungkin akan terjadi

10
DAFTAR PUSTAKA
Heizer, J., & Render, B. (2006). Operations Management. Jakarta: Salemba Empat.

Herujito, & Yayat, M. (2001). Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Heyzer, J., & Render, B. (2015). Manajemen Operasional. Jakarta: Salemba Empat.

Karyoto. (2016). DASAR-DASAR MANAJEMEN - Teori, Definisi, dan Konsep. Yogyakarta: ANDI.

Robbins, S. P., & Coulter, M. (2010). Manajemen- Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.

12

Anda mungkin juga menyukai