Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini tentang “Motivasi dan Kepemimpinan”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “Motivasi dan
Kepemimpinan” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Banjarmasin, 20 April 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. I


DAFTAR ISI................................................................................................................ II
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................................... 1
C. TUJUAN.............................................................................................................. 1
BAB II ISI.................................................................................................................... 2
A. MOTIVASI .......................................................................................................... 2
1. Pengertian Motivasi ...................................................................................... 2
2. Pendekatan Mengenai Motivasi .................................................................... 2
3. Teori Motivasi ............................................................................................... 3
4. Teori Proses ................................................................................................... 5
5. Teori Reinforcement ..................................................................................... 6
B. KEPEMIMPINAN.................................................................................................. 7
1. Definisi Kepemimpinan ................................................................................ 7
2. Pendekatan dalam Sistem Kepemimpinan .................................................... 8
3. Teori Kepemimpinan Kontemporer ............................................................ 12
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 15
A. KESIMPULAN ................................................................................................... 15
B. SARAN ............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan, dan
memelihara perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subyek yang penting bagi
manajer, kerena menurut definisi manajer harus bekerja dengan dan melalui orang
lain. Manajer perlu memahami orang-orang berperilaku tertentu agar dapat
mempengaruhinya untuk bekerja sesuai dengan yang diinginkan organisasi.
Motivasi adalah juga subyek membingungkan, karena motif tidak dapat diamati
atau diukur secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari perilaku orang yang
tampak.
Motivasi bukan hanya satu-satunya faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi
seseorang. Dua faktor lainnya yang terlibat adalah kemampuan individu dan
pemahaman tentang perilaku yang diperlakukan untuk mencapai prestasi yang
tinggi atau disebut persepsi peranan. Motivasi, kemampuan, dan persepsi peranan
adalah saling berhubungan. Jadi, bila salah satu faktor rendah, maka tingkat
prestasi akan rendah, walaupun faktor-faktor lainnya tinggi.
Dan kepemimpinan adalah bagian penting manejemen, tetapi tidak sama
dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai
seseorang untuk mempengaruhi orang – orang lain agar bekerja mencapai tujuan
dan sasaran. Manajemen mencakup kepemimmpinan, tetapi juga mencangkup
fungsi – fungsi lain seperti perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari motivasi ?
2. Bagaimana analisa tentang teori-teori mengenai motivasi ?
3. Apa saja pendekatan yang digunakan dalam kepemimpinan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian motivasi.
2. Untuk memahami teori-teori yang digunakan dalam penerapan motivasi.
3. Untuk memahami teori yang digunakan dalam kepemimpinan.

1
BAB II
ISI
A. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Menurut KBBI, motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang
secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu; usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang
tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Selain itu, beberapa ahli juga mengemukakan pendapatnya tentang
motivasi. T. Hani Handoko mengemukakan bahwa pengertian motivasi adalah
keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Sedangkan A. Anwar
Prabu Mangkunegara, memberikan pengertian motivasi dengan kondisi yang
berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang
berubungan dengan lingkungan kerja.
Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y
Douglas McGregor, maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah
alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang
individu.
Sehingga secara umum, motivasi adalah proses yang menjelaskan
intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.
Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.

2. Pendekatan Mengenai Motivasi


Penelitian-penelitian dan teori-teori motivasi dapat diklasifikasikan
sebagai pendekatan motivasi tradisional, Human Relation, Human Resource
Management, dan Spiritual Religius.
a. Pendekatan Motivasi Tradisional.
Pendekatan motivasi tradisional merupakan pendekatan yang sangat
primitif menurut para ahli, meskipun masih banyak pula orang-orang yang
menggunakan pendekatan ini. Dalam pendekatan ini, seseorang melakukan
sesuatu untuk mendapatkan ganjaran kecil saja.

2
Tidak ada yang salah sebenarnya, namun masih kurang benar.
Pendekatan ini yang banyak dianut oleh sebagian besar orang-orang di
negara miskin atau berkembang. Dengan menganut pendekataan ini,
pikiran orang tidak akan bisa berkembang dan tidak kreatif. Orang tidak
akan maju atau hanya berjalan di tempat. Pemahamannya yang sangat
dangkal, sehingga para ahli menyebutnya sebagai pendekatan motivasi
tradisional.
b. Pendekatan Motivasi Human Relation
Pendekatan motivasi human relation merupakan pendekatan yang
kurang baik. Pada pendekatan ini, seseorang melakukan sesuatu hanya
untuk mendapatkan pujian semata.
c. Pendekatan Motivasi Human Resource Management
Pendekatan motivasi Human Resource Management merupakan
pendekatan yang baik untuk diterapkan. Dalam pendekatan ini seseorang
bekerja untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, kreatif dan dapat
mengarahkan diri sendiri. Pendekatan ini yang banyak dipakai oleh orang-
orang sukses dan menengah.
d. Pendekatan Motivasi Spiritual Religius
Pendekatan Motivasi Spiritual Religius merupakan pendekatan yang
paling penting, karena dapat menguasai dan mencangkup 3 pendekatan
motivasi sebelumnya, tidak butuh biaya tetapi hasilnya luar biasa. Hal ini
terjadi karena seseorang yang meletakan dasar motivasinya dalam
melakukan sesuatu dengan spiritual religius, maka segala bentuk tingkat
lakunya berdasarkan prinsip-prinsip ketuhanan, dan nilai-nilai moral.
3. Teori Motivasi
Pada dasarnya, teori motivasi adalah untuk melihat faktor-faktor dalam diri
seseorang yang menyebabkan ia berperilaku dan kebutuhan-kebutuhan yang
ingin dipenuhi. Ada beberapa tokoh yang mendukung teori ini dan
menuangkan dalam teori-teori tersendiri, yaitu sebagai berikut.
a. Teori Hierarki Kebutuhan
Teori hierarki kebutuhan (hierarchy of needs) dikembangkan oleh
Abraham Maslow. Maslow menyatakan bahwa manusia dimotivasi oleh

3
berbagai kebutuhan dan kebutuhan ini muncul dalan urutan hirarki. Dan
juga diidentifikasikan menjadi lima tipe umum dari kebutuhan yang
memotivasi dalam urutan yang semakin meningkat.
 Kebutuhan fisiologi (physiological need)
 Kebutuhan keamanan (safety needs)
 Kebutuhan penerimaan (belongingness needs)
 Kebutuhan penghargaan (esteem needs)
 Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs)
b. Teori ERG
Clayton Alderfer menawarkan sebuah modifikasi dari teori Maslow
dalam upaya untuk menyederhanakan dan menanggapi kritik dan
kurangnya verifikasi empiris. Teori ERG mengidentifikasikan tiga kategori
kebutuhan.
 Existence needs (kebutuhan akan keberadaan)
 Relatedness needs (kebutuhan hubungan)
 Growth needs (kebutuhan pertumbuhan)
c. Teori Dua Faktor
Frederick Herzberg mengembangkan teori popular lain tentang
motivasi yang disebut teori dua factor (two factor theory). Penemuannya
mengatakan bahwa karakteristik kerja yang dikaitkan dengan
ketidakpuasan agak berbeda dari hal yang menyangkut kepuasan, hingga
muncul ide bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi motivasi kerja.
Faktor pertama adalah hygiene factor, yaitu ada atau tidaknya
ketidakpuasan kerja (job dissatisfiers). Seperti gaji, situasi kerja, kebijakan
perusahaan, dan hubungan interpersonal. Faktor kedua adalah motivator.
Hal ini merupakan kebutuhan tingkat tinggi dan termasuk pencapaian,
penghargaan, tanggung jawab, dan peluang untuk tumbuh.
Implikasi teori dua faktor bagi manajer adalah jelas. Memberikan
hygiene factor akan mengurangi ketidakpuasaan karyawan tapi tidak akan
memotivasi pekerja untuk pencapaian bertingkat tinggi. Di lain pihak,
penghargaan, tantangan, dan peluang untuk pertumbuhan pribadi adalah

4
motivator yang sangat bermanfaat dan akan menghasilkan kepuasaan dan
kinerja tinggi.
d. Teori Memperoleh Kebutuhan
Teori ini dikembangkan oleh David McClelland. Teori memperoleh
kebutuhan (acquired needs theory) mengatakan bahwa jenis kebutuhan
tertentu diperoleh selama masa hidup seorang individu. Dengan kata lain,
orang tidak dilahirkan dengan kebutuhan, tapi dapat mempelajarinya
melalui pengalaman hidup. Terdapat tiga kebutuhan yang paling sering
ditelaah, yaitu :
 Kebutuhan untuk pencapaian (need for achievement)
 Kebutuhan untuk berafiliasi (need for affiliation)
 Kebutuhan akan kekuatan (need for power)
4. Teori Proses
Teori-teori sebelumnya memusatkan diri pada kebutuhan-kebutuhan yang
mendorong atau memacu perilaku dan insentif-insentif yang menarik atau
menyebabkan perilaku. Sedangkan teori-teori proses berkenaan dengan
bagaimana perilaku timbul dan dijalankan. Teori-teori yang dikategorikan
sebagai teori proses yaitu 1) teori pengharapan, 2) teori Porter – Lawler, dan 3)
teori keadilan.
a. Teori Pengharapan
Teori pengharapan (expectancy theory) memiliki konsep yang
berhubungan dengan motivasi jika individu diperkirakan menjadi
pelaksana dengan prestasi tinggi, dengan melihat beberapa faktor yang
berkaitan, yaitu
 Kemungkinan (probabilitas) tinggi bahwa usaha-usaha yang dilakukan
akan mengarah ke prestasi tinggi
 Probabilitas tinggi bahwa prestasi tinggi akan mengarah ke hasil-hasil
yang menguntungkan, dan
 Hasil-hasil tersebut akan menjadi penyeimbang keadaan dan menarik
secara efektif.
Menurut Victor Vroom, dikenal sebagai teori nilai – pengharapan
Vroom, orang dimotivasi untuk bekerja bisa mereka mengharapkan usaha-

5
usaha yang ditingkatkan akan mengharapkan balas jasa tertentu dan
menilai balas jasa sebagai hasil dari usaha-usaha mereka.
b. Teori Porter – Lawler
Teori Porter – Lawler adalah teori pengharapan dan motivasi dengan
versi oriensi masa mendatang, dan juga menekankan antisipasi tangapan-
tanggapan atau hasil-hasil. Para manajer tergantung pada pengharapan
dimasa yang akan datang dan bukan pengalaman biasa yang lalu. Atas
dasar probabilitas usaha, pengharapan usaha yang dirasa dijalankan,
prestasi dicapai, penghargaan diterima, kepuasan terjadi, dan ini
mengharahkan ke usaha dimasa yang akan datang.
c. Teori Keadilan
Teori lain tentang motivasi sebagai hasil dari berbagai penelitian adalah
teori keadilan dan ketidakadilan (Equity Approach). Teori ini
mengemukakan bahwa orang akan selalu cenderung membandingkan
antara masukan-masukan yang diberikan pada pekerjaanya dalam bentuk
pendidikan, pengalaman, latihan dan usaha, dengan hasil-hasil
(penghargaan-penghargaan) yang diterima.
Keyakinan atas dasar perbandingan, tentang adanya ketidakadilan akan
mempunyai pengaruh pada perilaku dalam pelaksanaan kegiatan. Faktor
kunci bagi manajer adalah mengetahui bahwa apakah ketidakadilan
dirasakan. Ketidakadilan ini ditanggapi dengan berbagai macam perilaku
yang berbeda, misalnya dengan menurunkan prestasi, mogok, meminta
pemberhentian, dan sebagainya. Bagi manajer, teori keadilan memberikan
implikasi bahwa penghargaan sebagai motivasi kerja harus diberikan
sesuai yang dirasa adil oleh individu-individu yang bersangkutan.
5. Teori Reinforcement
B.F. Skinner mengemukakan pendapat lain terhadap motivasi yang
mempengaruhi dan mengubah perilaku kerja, yaitu teori pembentukan perilaku
(operant conditioning), atau sering disebut dengan istilah-itilah lain seperti
behavior modification, positive reinforcement, dan Skinnerian conditioning.
Teori ini didasarkan atas pengaruh hukum (law of effect) yang menyatakan
bahwa perilaku yang diikuti dengan konsekuensi-konsekuensi pemuasan

6
cenderung diulang, sedangkan perilaku-perilaku yang diikuti dengan
konsekuensi-konsekuensi hukuman cenderung tidak diulang. Dengan
demikian perilaku individu diwaktu mendatang dapat diperkirakan atau
dipelajari dari pengalaman diwaktu yang lalu.
Proses pembentukan perilaku secara sederhana dapat digambarkan sebagai
berikut.

Tanggapan
Rangsangan
Tanggapan Konsekuensi waktu yang
(Stimulus)
akan datang

Jadi perilaku (tanggapan) individu terhadap suatu situasi atau kejadian


(stimulus) adalah penyebab konsekuensi tertentu. Bila konsekuensi itu positif,
individu akan memberikan tanggapan sama terhadap situasi yang sama. Tetapi
apabila konsekuensi tidak menyenangkan, individu cenderung mengubah
perilakunya untuk menghindar dari konsekuensi tersebut.
Ada empat teknik yang dapat digunakan manager untuk mengubah perilaku
bawahan, yaitu :
• Penguatan positif,
• Penguatan negatif
• Pemadaman
• Hukuman

B. Kepemimpinan
1. Definisi Kepemimpinan
Konsep kepemimpinan akan selalu berevolusi karena kebutuhan dari
perubahan organisasi. Di antara semua ide dan tulisan mengenai
kepemimpinan, terdapat tiga aspek penting yang terdiri dari orang, pengaruh,
dan tujuan. Kepemimpinan terjadi di antara orang-orang, melibatkan
penggunaan pengaruh, dan digunakan untuk mencapai tujuan. Pengaruh
(influence) berarti bahwa hubungan di antara orang-orang yang tidak pasif.
Selanjutnya, pengaruh dirancang untuk mencapai tahap akhir atau tujuan. Jadi,
kepemimpinan (leadership) didefinisikan sebagai suatu kemampuan

7
mempengaruhi orang-orang yang mengarah kepada pencapaian tujuan.
Definisi ini menggambarkan ide bahwa pemimpin melibatkan orang lain dalam
pencapaian tujuan.
Kepemimpinan adalah resiprokal, terjadi diantara orang-orang.
Kepemimpinan adalah aktivitas “orang”, berbeda dari administrasi tumpukan
kertas atau aktivitas pemecahan masalah. Kepemimpinan adalah dinamis dan
melibatkan penggunaan kekuatan.
2. Pendekatan dalam Sistem Kepemimpinan
Penelitian-penelitian dan teori-teori kepemimpinan dapat diklasifikasikan
sebagai teori bakat, teori perilaku, dan teori situasional.
a. Teori Sifat
Teori sifat (Trait Theory) atau bisa juga disebut teori bakat adalah suatu
teori dimana analisi ilmiah tentang kepemimpinan dimulai dengan
memusatkan pada pemimpin itu sendiri.
Pada zaman Yunani Kuno, orang-orang pada zaman itu memiliki
keyakinan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan dibuat. Teori the Great
Man menyatakan bahwa seseorang yang dilahirkan sebagai pemimpin akan
menjadi pemimpin tanpa memperhatikan apakah ia mempunyai sifat atau
tidak mempunyai sifat sebagai pemimpin.
Tetapi seiring berjalannya waktu, teori ini mendapat pengaruh dari
pemikir psikologi dan juga dilakukan penelitian-penelitian. Hasilnya
adalah kenyataan yang dapat diterima bahwa sifat-sifat kepemimpinan itu
tidak seluruhnya dilahirkan, tetapi juga dicapai melalui suatu pendidikan
dan pengalaman.
Dengan menyadari hal itu, bahwa tidak ada kolerasi sebab akibat antara
sifat dan keberhasilan pemimpin, maka Keith Davis merumuskan empat
sifat umum yang tampaknya mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan
pemimpin.
 Kecerdasan
 Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial
 Motivasi diri dan dorongan berprestasi
 Sikap-sikap hubungan kemanusiaan

8
b. Teori Perilaku
Pendekatan bakat dan sifat dalam kenyataannya tidak dapat
menjelaskan penyebab kepemimpinan efektif. Oleh sebab itu pendekatan
perilaku mencoba mencari sifat-sifat pemimpin, serta juga yang
menentukan apa yang dilakukan oleh para pemimpin efektif, bagaimana
cara mendelegasikan tugas, cara berkomunikasi dan memotivasi bawahan,
cara menjalankan tugas-tugas, dan sebagainya.
Teori perilaku dipusatkan pada dua aspek perilaku kepemimpinan,
yaitu fungsi-fungsi kepemimpinan dan gaya-gaya kepemimpinan.
Fungsi-fungsi Kepemimpinan
 Fungsi yang berhubungan dengan tugas (task-related) atau pemecahan
masalah, yang menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi,
dan pendapat.
 Fungsi pemeliharaan kelompok (group-maintenance) atau sosial, yang
mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan
lebih lancar, persetujuan dengan kelompok lain, penengah dari
perbedaan pendapat, dan sebagainya.
Gaya-gaya Kepemimpinan
Para peneliti telah mengidentifikasikan dua gaya kepemimpinan, yaitu:
 Gaya dengan orientasi tugas (task-oriented). Pemimpin mengarahkan
dan mengawasi bawahan secara tertutup untuk menjamin bahwa tugas
dilaksanakan sesuai yang diinginkan. Dengan gaya ini, pemimpin lebih
memperhatikan pelaksanaan pekerjaan daripada pengembangan dan
pertumbuhan karyawan.
 Gaya dengan orientasi karyawan (employee-oriented). Pemimpin lebih
cenderung memotivasi bawahan disbanding mengawasi. Mendorong
para anggota untuk melaksanakan tugas-tugas dengan memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan
keputusan, menciptakan suasana persahabatan serta hubungan-
hubungan saling mempercayai dan menghormati dengan para anggota.

9
Teori-teori dan penelitian yang paling terkenal
 Teori X dan Teori Y dari McGregor dalam buku The Human Side of
Enterprise. Konsepnya yang paling terkenal adalah bahwa strategi
kepemimpinan dipengaruhi anggapan-anggapan seorang pemimpin
tentang sifat dasar manusia. Berkaitan dengan teori-teori tersebut, jika
seorang pemimpin menganut anggapan-anggapan teori X, akan
cenderung menyukai kepemimpinan yang otokratik. Sebaliknya
pemimpin yang mengikuti teori Y akan menyukai gaya kepemimpinan
partisipatif atau demokratik.
 Studi Michigan oleh Rensis Likert (ahli psikologi sosial). Menurut
penelitian Likert terdapat empat sistem manajemen, yaitu :
Sistem 1, manajer membuat semua keputusan yang berhubungan
dengan kerja dan memerintah para bawahan untuk melaksanakannya.
Standar dan metoda pelaksanaan juga secara kaku ditetapkan manajer
Sistem 2, manejer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi
memberi bawahan kebebasan untuk memberikan komentar terhadap
perintah-perintah tersebut. Bawahan juga diberi berbagai fleksibilitas,
tetapi masih dalam batas prosedur yang ditetapkan.
Sistem 3, manajer menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan
perintah setelah hal-hal itu didiskusikan terlebih dahulu dengan
bawahan. Bawahan dapat membuat keputusan sendiri tentang cara
pelaksanaan tugas. Penghargaan lebih digunakan untuk memotivasi
bawahan daripada ancaman hukuman.
Sistem 4, merupakan sistem yang paling ideal. Sistemnya berupa
cara bagaimana organisasi berjalan. Tujuan ditetapkan dan keputusan
kerja dibuat oleh kelompok. Manajer mengambil keputusan setelah
mempertimbangkan saran dan pendapat dari anggota. Memberikan
penghargaan tidak hanya dalam bentuk penghargaan ekonomis, tetapi
juga dalam bentuk moral, yaitu rasa dibutuhkan dan penting.

10
 Kisi-kisi Manajerial dari Blake dan Mouton. Dikenal juga sebagai
manajerial grid yang berkenaan dengan orientasi-orientasi manajer
pada tugas (produksi), karyawan (orang), dan serta kombinasi antara
keduanya.

 Studi Ohio State, mengidentifikasikan dua kelompok perilaku yang


mempengaruhi efektivitas kepemimpinan, yaitu struktur pemrakarsaan
(initiating structure) dan pertimbangan (consideration). Faktor
consideration menggambarkan hubungan yang hangat antara seorang
atasan dan bawahan, adanya rasa saling percaya, kekeluargaan, dan
penghargaan terhadap gagasan bawahan. Sedangkan initiating
structure menjelaskan bahwa seorang pemimpin itu mengatur dan
menentukan pola organisasi, saluran komunikasi, struktur peran dalam
pencapaian tujuan organisasi dan pelaksanaanya.
c. Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan
oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan
tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi
dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang.

11
Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan
"membaca" situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya
kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntutan
situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah
kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena
tuntutan situasi tertentu.
3. Teori Kepemimpinan Kontemporer
a. Teori Atribusi Kepemimpinan
Teori atribusi kepemimpinan mengemukakan bahwa kepemimpinan
semata-mata merupakan suatu atribusi yang dibuat orang atau seorang
pemimpin mengenai individu-individu lain yang menjadi bawahannya.
Beberapa teori atribusi yang hingga saat ini masih diakui oleh banyak
orang yaitu :
 Teori Penyimpulan Terkait (Correspondensi Inference), yakni perilaku
orang lain merupakan sumber informasi yang kaya.
 Teori sumber perhatian dalam kesadaran (Conscious Attentional
Resources) bahwa proses persepsi terjadi dalam kognisi orang yang
melakukan persepsi (pengamatan).
 Teori atribusi internal dan eksternal dikemukakan oleh Kelly &
Micella, 1980 yaitu teori yang berfokus pada akal sehat.
b. Kepemimpinan Kharismatik
Kharisma merupakan sebuah atribusi yang berasal dari proses interaktif
antara pemimpin dan para pengikut. Atribut-atribut karisma antara lain rasa
percaya diri, keyakinan yang kuat, sikap tenang, kemampuan berbicara dan
yang lebih penting adalah bahwa atribut-atribut dan visi pemimpin tersebut
relevan dengan kebutuhan para pengikut.
Berbagai teori tentang kepemimpinan karismatik telah dibahas dalam
kegiatan belajar ini. Teori kepemimpinan karismatik dari House
menekankan kepada identifikasi pribadi, pembangkitan motivasi oleh
pemimpin dan pengaruh pemimpin terhadap tujuan- tujuan dan rasa
percaya diri para pengikut. Teori atribusi tentang karisma lebih
menekankan kepada identifikasi pribadi sebagai proses utama

12
mempengaruhi dan internalisasi sebagai proses sekunder. Teori konsep diri
sendiri menekankan internalisasi nilai, identifikasi sosial dan pengaruh
pimpinan terhadap kemampuan diri dengan hanya memberi peran yang
sedikit terhadap identifikasi pribadi. Sementara itu, teori penularan sosial
menjelaskan bahwa perilaku para pengikut dipengaruhi oleh pemimpin
tersebut mungkin melalui identifikasi pribadi dan para pengikut lainnya
dipengaruhi melalui proses penularan sosial. Pada sisi lain, penjelasan
psikoanalitis tentang karisma memberikan kejelasan kepada kita bahwa
pengaruh dari pemimpin berasal dari identifikasi pribadi dengan pemimpin
tersebut.
Kharisma merupakan sebuah fenomena. Ada beberapa pendekatan
yang dapat digunakan oleh seorang pemimpin karismatik untuk
merutinisasi karisma walaupun sukar untuk dilaksanakan. Kepemimpinan
karismatik memiliki dampak positif maupun negatif terhadap para pengikut
dan organisasi.
c. Kepemimpinan Transformasional
Pemimpin pentransformasi (transforming leaders) mencoba
menimbulkan kesadaran para pengikut dengan mengarahkannya kepada
cita-cita dan nilai-nilai moral yang lebih tinggi.
Burns dan Bass telah menjelaskan kepemimpinan transformasional
dalam organisasi dan membedakan kepemimpinan transformasional,
karismatik dan transaksional. Pemimpin transformasional membuat para
pengikut menjadi lebih peka terhadap nilai dan pentingnya pekerjaan,
mengaktifkan kebutuhan-kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi dan
menyebabkan para pengikut lebih mementingkan organisasi. Hasilnya
adalah para pengikut merasa adanya kepercayaan dan rasa hormat terhadap
pemimpin tersebut, serta termotivasi untuk melakukan sesuatu melebihi
dari yang diharapkan darinya. Efek-efek transformasional dicapai dengan
menggunakan karisma, kepemimpinan inspirasional, perhatian yang
diindividualisasi serta stimulasi intelektual.
Hasil penelitian Bennis dan Nanus, Tichy dan Devanna telah
memberikan suatu kejelasan tentang cara pemimpin transformasional

13
mengubah budaya dan strategi-strategi sebuah organisasi. Pada umumnya,
para pemimpin transformasional memformulasikan sebuah visi,
mengembangkan sebuah komitmen terhadapnya, melaksanakan strategi-
strategi untuk mencapai visi tersebut, dan menanamkan nilai-nilai baru.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan ikhtiar dari apa yang telah diuraikan sebelumnya
berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Motivasi adalah suatu dorongan terhadap diri kita agar kita melakukan sesuatu
hal. Dorongan yang kita dapat itu bisa bersumber dari mana saja, entah itu dari
diri kita sendiri atau pun dari hal atau orang lain.
2. Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori
tentang motivasi yang sudah di jelaskan pada halaman sebelumnya, teori-teori
tersebut antara lain : (1) teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan); (2)
Teori McClelland; (3) teori Clyton Alderfer (Teori ERG); (4) teori Herzberg
(Teori Dua Faktor); (5) teori Keadilan; dan (6) Teori Victor H. Vroom (teori
Harapan)
3. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah
kelompok yang di organisasikan ke arah pencapaian tujuan.
4. Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimpin yang
efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya,
kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas.
B. Saran
Dari kesimpulan yang dijabarkan diatas, maka dapat diberi saran antara yaitu
sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia dan
motivasipun begitu. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan
dikembangkan, paling tidak untuk memimpin diri sendiri. Jika saja Indonesia
memiliki pemimpin dan motivasi yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar
biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung dari pemimpin. Pemimpin memimpin
pengikut mengikuti jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik,
cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita
tergantung kualitas pemimpin kita. Maikin kuat yang memimpin maka makin kuat
pula yang dipimpin.

15
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah, Alfin. 2013. Ubung Style Berbagi Ilmu dan Motivasi. Ubung Style. [Online]
2013. [Cited: April 17, 2019.] http://ubung-style.blogspot.com/2013/09/empat-dasar-
pendekatan-motivasi.html.
Daft, Richard L. 2002. Manajemen Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga,
2002.
Faradina, Zahra. 2016. Pengertian, Jenis, dan Teori Sistem 4 Dalam Kepemimpinan.
[Online] Desember 18, 2016. [Cited: April 17, 2019.]
https://button372.wordpress.com/2016/12/18/pengertian-jenis-dan-teori-sistem-4-
dalam-kepemimpinan/.
Handoko, T. Hani. 2014. Manajaemen Edisi 2. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 2014.
Thoha, Miftah. 2015. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : Rajawali Pers,
2015.

16

Anda mungkin juga menyukai