Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN

CONTOH PENGAPLIKASIAN KOMPONEN STRUKTUR


DAN DESAIN ORGANISASI
Dosen Pengampu : Pusvita Indria Mei Susilowati, SE., M.S.A. Ak.

Disusun Oleh :
Mega Noor Chafifah (1810313120030)
Rahmi Fitriana (1810313320020)

Umi Khasanah (1810313320041)

Yana Herliani (1810313120004)

JURUSAN S 1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, karunia,
serta taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Contoh Pengaplikasian Komponen Struktur dan Desain Organisasi” ini dengan baik. Kami
haturkan terima kasih kepada Ibu Pusvita Indria Mei Susilowati, SE., M.S.A. Ak. Selaku
Dosen mata kuliah Manajemen yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai PT. Garuda Indonesia. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat
dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................................................... 2
BAB II..................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 3
1. Profil Perusahaan .......................................................................................................................... 3
2. Asal nama Garuda Indonesia ........................................................................................................ 5
3. Garuda Memasuki Bursa Saham .................................................................................................. 5
4. Visi Misi PT. Garuda Indonesia.................................................................................................... 5
5. Sasaran Perusahaan ...................................................................................................................... 6
6. Marketing Mix : Price, Product, Place & Promotion .................................................................... 6
7. Struktur dan Desain Organisasi PT. Garuda Indonesia ................................................................. 9
7.1 Identifikasi Struktur Organisasi ........................................................................................... 10
7.2 Desain Organisasi ................................................................................................................. 11
8. Aspek Kegiatan PT. Garuda Indonesia ...................................................................................... 13
9. Analisis SWOT ......................................................................................................................... 13
9.1 Faktor Internal Perusahaan .................................................................................................... 14
9.2 Faktor Eksternal Perusahaan .................................................................................................. 15
10. Contoh Kasus PT. Garuda Indonesia Tbk .................................................................................. 16
10.1 Kasus Mogok Pilot Garuda ................................................................................................... 16
10.2 Kasus Mogok Pilot dilihat dari segi fungsi Manajemen ....................................................... 17
10.3 Kesimpulan Kasus ................................................................................................................. 17
BAB III ................................................................................................................................................. 19
KESIMPULAN ..................................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring semakin meningkatnya permintaan jasa industri penerbangan, Perusahaan
terus mengembangkan jaringan penerbangan hingga ke kota-kota pertumbuhan ekonomi
dan wisata baru di wilayah Barat dan Timur Indonesia. Sejarah penerbangan komersial
Indonesia dimulai saat bangsa Indonesia sedang mempertahankan kemerdekaannya.
Penerbangan komersial pertama menggunakan pesawat DC-3 Dakota dengan registrasi
RI 001 dari Calcutta ke Rangoon dan diberi nama “Indonesian Airways” dilakukan pada
26 Januari 1949. Pada tahun yang sama, 28 Desember 1949, pesawat tipe Douglas DC-3
Dakota dengan registrasi PK-DPD dan sudah dicat dengan logo “Garuda Indonesian
Airways”, terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno.
Inilah penerbangan yang pertama kali dengan nama Garuda Indonesian Airways.
Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia. Garuda
adalah nama burung mitos dalam legenda pewayangan. Garuda Indonesia berkantor
pusat di Cengkareng, Jakarta, Indonesia. Selain berpusat di Jakarta, Garuda Indonesia
juga memiliki kantor perwakilan yang tersebar di hampir seluruh kota besar di Indonesia
dan juga kota-kota di luar negeri. Selanjutnya antara tahun 1960 dan 1966 Garuda
Indonesia mendapatkan tambahan armadanya lagi berupa pesawat-pesawat bermesin jet
seperti : Convair liner 990 A 3 pesawat, Lockheed Electra L188C 3 pesawat, Douglas
DC-8-55 1 pesawat. Garuda semakin berkembang dan seluruh pesawatnya kemudian
terdiri dari pesawat bermesin jet. Kekuatan armadanya berturut-turut ditambah dengan
tipe-tipe pesawat seperti; Douglas DC-10, Boeing B-747, Airbus A-300, dan A-330.
Kegiatan Garuda lainnya adalah mengangkut ribuan jamaah haji setiap tahunnya. Selain
itu Garuda Indonesia juga merupakan sarana angkutan bagi kunjungan resmi Kepala
Negara ke berbagai negara. Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa
nasional, Garuda Indonesia berjuang sekuat tenaga dalam menegakkan citra bangsa dan
negara melalui pelayanannya. Kini jaringan penerbangan Garuda Indonesia telah
menjangkau seluruh wilayah Republik Indonesia, sedangkan keluar negeri meliputi kota-
kota di benua Asia, Australia dan Eropa.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja visi dan misi PT. Garuda Indonesia?
2. Bagaimana sasaran perusahaan dan strategi pemasaran PT. Garuda Indonesia?
3. Bagaimana srategi dan desain organisasi PT. Garuda Indonesia?
4. Apa saja aspek kegiatan PT. Garuda Indonesia?
5. Bagaimana analisis SWOT pada PT. Garuda Indonesia?
6. Apa contoh kasus yang pernah dialami PT. Garuda Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui visi dan misi PT. Garuda Indonesia.
2. Untuk mengetahui sasaran perusahaan dan strategi pemasaran PT. Garuda Indonesia
3. Untuk mengetahui strategi dan desain organisasi PT. Garuda Indonesia.
4. Untuk mengetahui aspek kegiatan PT. Garuda Indonesia.
5. Untuk mengetahui analisis SWOT PT. Garuda Indonesia.
6. Untuk mengetahui kasus yang pernah dialami PT. Garuda Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Profil Perusahaan
Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep full
service airline (maskapai dengan pelayanan penuh). Garuda Indonesia mengoperasikan
82 armada untuk melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia
(Regional Asia Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan Korea Selatan), Australia,
serta Eropa (Belanda).
Sebagai bentuk kepeduliannya akan keselamatan, Garuda Indonesia telah
mendapatkan sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA). Hal ini membuktikan
bahwa maskapai ini telah memenuhi standar internasional di bidang keselamatan dan
keamanan.
Untuk meningkatkan pelayanan, Garuda Indonesia telah meluncurkan layanan
baru yang disebut “Garuda Indonesia Experience”. Layanan baru ini menawarkan konsep
yang mencerminkan keramahan asli Indonesia dalam segala aspek. Untuk mendukung
layanan ini, semua armada baru dilengkapi dengan interior paling mutakhir, yang
dilengkapi LCD TV layar sentuh individual di seluruh kelas eksekutif dan ekonomi.
Penumpang dimanjakan dengan Audio and Video on Demand (AVOD), yaitu sistem
hiburan yang menawarkan berbagai pilihan film atau lagu, sesuai pilihan masing-masing
penumpang.
Berbagai penghargaan telah diterima oleh PT. Garuda Indonesia sebagai bukti
keunggulannya. Pada tahun 2010, Skytrax menobatkan Garuda Indonesia sebagai “Four
Star Airline” dan “The World’s Most Best Improved Airline”. Pada Juli 2012, PT.
Garuda Indonesia mendapatkan penghargaan sebagai “World’s Best Regional Airline”
dan “Maskapai Regional Terbaik di Dunia”. Sebuah lembaga konsultasi penerbangan
Centre for Asia Aviation (CAPA), yang berpusat di Sydney, memberikan penghargaan
kepada Garuda Indonesia sebagai “Maskapai yang Paling Mengubah Haluan Tahun Ini”,
pada tahun 2010. Sedangkan Roy Morgan, lembaga peneliti independen di Australia,
juga memberikan penghargaan kepada Garuda Indonesia sebagai “The Best International
Airline”.

3
Garuda Indonesia memang telah berhasil mengubah haluannya, sehingga
terhindar dari kegagalan di masa krisis dan meraih kesuksesan pada era 2006 - 2010.
Setelah melalui masa-masa sulit, kini Garuda Indonesia melanjutkan kesuksesan dengan
menjalankan program 5 tahun ekspansi secara agresif. Program diberi nama ‘Quantum
Leap’. Program ini diharapkan akan membawa perusahaan menjadi lebih besar lagi,
dengan jaringan yang lebih luas dan diiringi kualitas pelayanan yang semakin baik.
Saat ini Garuda Indonesia memiliki tiga hubungan di Indonesia. Pertama adalah
hubungan bisnis yang berada di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Kedua, hubungan di
daerah pariwisata yang berada di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Kemudian untuk
meningkatkan frekuensi penerbangan ke bagian timur Indonesia, Garuda Indonesia juga
memiliki hubungan di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
Terlepas dari bisnis utamanya sebagai maskapai penerbangan, PT. Garuda
Indonesia memiliki unit bisnis (Strategic Business Unit/SBU) dan anak perusahaan. Unit
bisnis Garuda Indonesia adalah Garuda Cargo dan Garuda Medical Center. Sedangkan
anak perusahaannya adalah PT Citilink Indonesia, yaitu maskapai tarif rendah (Low Cost
Carrier), PT Aerowisata (hotel, transportasi darat, agen perjalanan dan katering), PT
Abacus Distribution System Indonesia (penyedia layanan sistem pemesanan tiket), PT
Aero System Indonesia/Asyst (penyedia layanan teknologi informasi untuk industri
pariwisawata dan transportasi) dan PT Garuda Maintenance Facility (GMF AeroAsia),
yaitu perusahaan yang bergerak di bidang perawatan pesawat, perbaikan, dan overhaul.
Pada bulan Februari 2011, Garuda Indonesia telah menjadi Perusahaan Publik
dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tahun 2014 Garuda akan bergabung dengan
aliansi penerbangan SkyTeam. Pada 2012, Garuda Indonesia mendapat penghargaan
Best International Airline di antara maskapai-maskapai kelas dunia lainnya dengan 91
persen penumpang menyatakan sangat puas dengan pelayanan maskapai ini. Garuda juga
merupakan sponsor SEA Games 2011 dan telah menandatangani perjanjian kerjasama
dengan Liverpool FCInggris.

4
2. Asal nama Garuda Indonesia
Pada tanggal 25 Desember 1949, wakil dari KLM yang juga teman Presiden
Soekarno, Dr. Konijnenburg, menghadap dan melapor kepada Presiden di Yogyakarta
bahwa KLM Interinsulair Bedrijf akan diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan hasil
Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta kepada beliau memberi nama bagi
perusahaan tersebut karena pesawat yang akan membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta
nanti akan dicat sesuai nama itu. Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab
dengan mengutip satu baris dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga
terkenal, Raden Mas Noto Soeroto di zaman kolonial, Ik ben Garuda, Vishnoe’s vogel,
die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden (“Aku adalah Garuda, burung milik
Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi diatas kepulauanmu”)
Maka pada tanggal 28 Desember 1949, terjadi penerbangan yang bersejarah yaitu
pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair terbang membawa
Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Kemayoran-Jakarta untuk pelantikannya sebagai
Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan logo baru, Garuda Indonesian
Airways, nama yang diberikan Presiden Soekarno kepada perusahaan penerbangan
pertama ini.

3. Garuda Memasuki Bursa Saham


Pada tanggal 11 Februari 2011. Garuda memulai IPO sebagai langkah awal
menuju bursa saham. Pemerintah menyatakan bahwa harga saham Garuda adalah Rp.750
per saham dan mengurangi penawaran saham dari 9.362 lembar ke 6.3 lembar saham.
Garuda Indonesia memutuskan mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia. Pada 27 April
2012, CT Corp melalui PT Trans Airways membeli 10.9% saham Garuda Indonesia di
harga Rp620 per lembar dengan total sebesar Rp 1,53 triliun. Harga ini lebih rendah dari
harga terendah yaitu Rp395 per lembar, tapi masih dibawah harga IPO sebesar Rp750
per lembar.

4. Visi Misi PT. Garuda Indonesia


Visi :
“Perusahaan Penerbangan Pilihan Utama di Indonesia dan Berdaya Saing di
Internasional”.
Menjadi perusahaan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada
masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.

5
Misi:
Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang
mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi
nasional dengan memberikan pelayanan yang professional.
1. Melaksanakan usaha jasa angkutan udara yang memberikan kepuasan kepada
pengguna jasa yang terpadu dengan industri lainnya melalui pengelolaan secara
profesional dan didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi
tinggi.
2. Menghasilkan keuntungan dengan jaringan domestik yang kuat untuk terus
meningkatkan pangsa pasar domestik dan internasional bagi usahawan, perorangan,
wisatawan dan kargo termasuk penerbangan borongan.
3. Memiliki bisnis unit yang mendukung produk inti untuk meningkatkan keuntungan
serta menghasilkan pendapatan tambahan dari usaha unit pendukung tersebut.

5. Sasaran Perusahaan
1. Menjadi “tuan rumah” di dalam negeri (penerbangan domestic) dan mampu
berkompetensi setara dengan perusahaan penerbangan internasional lainnya.
2. Menjadi “leading carrier” dalam penerbangan dalam negeri dan “flag carrier” dalam
penerbangan internasional.
3. Menjadi usaha yang bergerak di bidang “consumer service”.

6. Marketing Mix : Price, Product, Place & Promotion


Bisnis jasa pada dasarnya merupakan suatu bisnis yang tidak berwujud, yang
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Salah satu bisnis jasa adalah bisnis
penerbangan. Komponen utama bisnis penerbangan adalah maskapai penerbangan atau
airlines. Maskapai penerbangan adalah sebuah organisasi yang menyediakan jasa
penerbangan bagi penumpang atau barang. Perusahaan maskapai tersebut menyewa atau
memiliki pesawat terbang untuk menyediakan jasa transportasi.
Dalam bisnis jasa ada 7 komponen marketing mix atau disebut dengan bauran
pemasaran. Kotler (2000) berpendapat bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran.
Umumnya, dalam pemasaran terdapaT 4 prinsip dasar bauran pemasaran (marketing
mix) yang terdiri 4 P, yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi
(promotion). Sedangkan dalam pemasaran layanan jasa disebut dengan 7 P, dimana 3 P

6
berikutnya adalah proses (process), orang (people), dan bukti fisik (physical evidence).
Tujuh bauran pemasaran pada bisnis jasa penerbangan dijelaskan sebagai berikut;
 Product (Produk), yaitu merupakan barang atau jasa yang dihasilkan untuk
digunakan oleh konsumen guna memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasannya.
Hal-hal yang tergolong produk dalam bisnis jasa penerbangan antara-lain : Pesawat
yang besar dan moderen, Mengutamakan keselamatan penerbangan, Makanan dan
snack yang berkualitas, Pelayanan bagasi yang handal dan terpercaya, Tempat duduk
di dalam pesawat yang nyaman dan tidak sempit, Pilihan jadual penerbangan,
Program Frequent Flyer yang menarik;
 Price (Harga), Komponen harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran
yang memberikan pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya
(produk, saluran distribusi, dan promosi) adalah penyebab timbulnya cost/biaya. Hal-
hal yang tergolong sebagai saluran distribusi dalam bisnis jasa penerbangan antara-
lain : Harga yang murah, Tarif batas atas, Tarif batas bawah, Harga yang sesuai
kualitas penerbangan, Harga murah tetapi dengan pelayanan minim, Paket potongan
/diskon harga; Harga Group,
 Place (Tempat atau Saluran Distribusi), Peranan saluran distribusi adalah sebagai
kegiatan pemasaran yang berusaha untuk mempermudah penyampaian barang dan
jasa dari perusahaan ke konsumen. Hal-hal yang tergolong sebagai saluran distribusi
dalam bisnis jasa penerbangan antara-lain : Pemesanan tiket yang mudah melalui call
center, Kemudahan online booking (Web/SMS), Kemudahan menjangkau
Agen/Kantor Penjualan, Kemudahan dalam pembayaran E-ticketing;
 Promotion (Promosi), yaitu Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah
yang dibuat untuk mengarahkan seseorang kepada tindakan yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran. Hal-hal yang tergolong sebagai promosi dalam bisnis
jasa penerbangan antara-lain : Pemberian kemudahan fasilitas pada Frequent Flyer;
Kemudahan akan informasi penerbangan/iklan yang ditampilkan, Adanya undian
berhadiah dalam penerbangan, Adanya iklan di TV.
 People (Orang), maksudnya adalah jasa sebagian besar diberikan oleh orang,
sehingga seleksi, pelatihan dan motivasi pegawai dapat membuat perbedaan besar
dalam kepuasan pelanggan. Idealnya, pegawai harus memperhatikan kompetensi,
sikap memperhatikan, responsif, inisiatif, kemampuan memecahkan masalah dan niat
baik. Hal-hal yang tergolong sebagai People dalam bisnis jasa penerbangan antara-
lain : Sikap karyawan penjualan yang ramah, Sikap karyawan yang profesional,
7
Asistensi petugas sebelum keberangkatan, Tanggapan karyawan terhadap keluhan;
Keramahan pilot dan pramugari.
 Physical Evidence, Kualitas jasa dapat ditunjukkan melalui bukti fisik dan penyajian.
Jadi suatu bisnis penerbangan akan mengembangkan suatu penampilan dan gaya yang
dapat diamati dalam menangani pelanggannya, sehingga dapat menyampaikan nilai
yang diharapkan bagi konsumen, baik itu kebersihan, kecepatan atau manfaat lainnya.
Hal-hal yang tergolong sebagai Physical Evidence dalam bisnis jasa penerbangan
antara-lain : Kantor perwakilan yang bersih dan nyaman, Agen penjualan yang bersih
dan nyaman, Pesawat yang bersih dan indah, Logo perusahaan yang menarik;
 Proces (Proses), merupakan sistem organisasi adalah elemen yang tidak terlihat tetapi
mendukung bisnis jasa tersebut. Hal-hal yang tergolong sebagai Proses dalam bisnis
jasa penerbangan antara lain : Proses check-in dan boarding yang mudah, Jadwal
keberangkatan dan kedatangan tepat waktu, proses pengambilan bagasi yang cepat.

8
7. Struktur dan Desain Organisasi PT. Garuda Indonesia

Struktur organisasi merupakan elemen penting untuk menjalankan aktivitas


perusahaan yang menggambarkan hubungan wewenang dan tanggung jawab bagi setiap
karyawan yang ada dalam perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas,
maka seluruh aktivitas perusahaan dapat dilaksanakan dengan baik dan mengarah pada
tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu, untuk mencapai tujuan dasar
kerja sama yang mempunyai bentuk dan susunan yang jelas dalam tiap-tiap tugasnya
serta menegaskan hubungan antara satu sama lain.
Pengorganisasian adalah salah satu fungsi manajemen, mengkoordinasikan
hubungan berbagai sistem kewenangan dan pertanggungjawaban tugas-tugas yang ada di
dalam sebuah organisasi. Kewenangan, tugas dan tanggungjawab diatur dalam suatu
struktur organisasi, yang merupakan sistem formal dari tugas-tugas dan hubungan
pelaporan pertanggungjawaban. Sistem tersebut menentukan bagaimana para anggota
organisasi menggunakan sumber-sumber untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif
dan efisien. Pencapaian organisasi selalu berkaitan dengan desian organisasional. Hal

9
ini dikarenakan desain organisasion merupakan suatu proses dimana para manajer
membuat pilihan-pilihan khusus tentang hubungan, tugas dan pekerjaan yang dibangun
dalam struktur organisasi.
Struktur organisasinya dibagi menjadi beberapa divisi dibawah direktur utama.
Organisai yang dibuat melalui pembagian atau unit bisnis antara unit semi otonom dan
divisi-divisi. Setiap unit dari divisi-divisi memiliki otonomi terbatas dari perusahaan
induk. Disetiap divisi tersebut mempunyai wewenang dan tanggung jawab. Dengan
adanya pembagian divisi tersebut, pekerjaan menjadi lebih mudah dan fleksibel,
mendorong kerja sama antar divisi, dan dengan adanya pembagian divisi-divisi tersebut,
setiap bagian harus menjaga koordinasi dan komunikasi yang baik agar tidak terjadinya
konflik horizontal dan vertical akibat adanya kesalahan tanggung jawab ganda.

7.1 Identifikasi Struktur Organisasi

a. Manajemen atas : Direktur Utama


Tugas direktur utama, yaitu wewenang yang mampu mengendalikan dan
memimpin organisasi atau perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan.
b. Manajemen menengah :
 Direktur layanan, mengendalikan sarana dan prasarana pelayanan umum
secara efisiensi dan efektif.
 Direktur pemasaran, mengelola dan mengoptimalkan upaya-upaya
pemasaran sesuai dengan perencanaan dan strategi perusahaan.
 Direktur teknik dan pengelola armada, bertanggung jawab dalam perihal
pengelolaan armada.
 Direktur operasi, yaitu penyiapan kebijakan dibidang pengawasan operasi
pesawat udara dan personel operasi pesawat, serta personel kesehatan
penerbangan.
 Direktur keuangan, yaitu memimpin kinerja keuangan perusahaan.
 Direktur SDM dan umum, yaitu mengkoordinasikan perencanaan dan
pemberdayaan pegawai, sesuai kebutuhan perusahaan dan
menyelenggarakan sistem informasi SDM dalam suatu data base
kepegawaian.

10
 Direktur strategis pengembangan bisnis, yaitu melakukan usaha-usaha
untuk pengembangan produk-produk telekomunikasi baik produk sentral,
terminal,, transmisi, dan produk-produk lainnya secara efektif dan efisien
juga melakukan studi analisa mandalam tentang perkembangan system
telekomunikasi dalam menentukan peluang bisnis.
c. Manajemen bawah : Ground services, network management, Fleet aqcuistion,
flight operasition, financial analysis, human capital management, strategic
management office. Tugasnya : semua bidang menyangkut dengan pelayanan
pesawat dari mulai penerbangan sampai dengan strategis masyarakat.

7.2 Desain Organisasi

Sebagai suatu organisasi mekanik, struktur organisasi PT Garuda Indonesia


menunjukan kompleksitas vertikal karena jumlah tingkatan-tingkatan dalam
struktur organisasi. Lebih jauh, struktur organisasi yang dimiliki oleh PT Garuda
Indonesia dapat di analisis melalui dua model desain organisasi yaitu desain model
tradisional atau desain model kontemporer.
Berdasarkan desain organisasi tradisional, tipe struktur organisasi PT Garuda
Indonesia (persero) tergolong kedalam tipe struktur devisional karena organisasi
yang dibuat melalui pembagian atau unit bisnis antara unit semi otonom dan divisi-
divisi. Setiap unit dari divisi-divisi memiliki otonomi terbatas dari perusahaan
induk. Struktur devisional ini memiliki tiga tipe struktur, yaitu struktur devisional
berdasarkan produk, struktur devisional berdasarkan market dan struktur devisional
berdasarkan geografi.
Begitupun dalam struktur organisasi PT Garuda Indonesia (persero). Pada
struktur organisasi PT Garuda Indonesia, menunjukan bahwa pembagian divisi
berdasarkan area atau wilayah seperti area Eastern Indonesia, area Asia, area
Europe dan sebagainya merupakan bentuk struktur devisional berdasrkan
geografi. Selanjutnya pada sub-divisi Customer Relation MGT, apabila struktur
organisasi tersebut digambarkan lebih rinci akan tampak adanya struktur divisional
berdasarkan market karena behubungan dengan para costumer atau pelanggan yang
dihadapi, baik dalam skala instansi, skala kecil maupun besar. Sedangkan untuk
sub-divisi operasi seperti cabin service, flight operation, ground operation dan

11
sejenisnya, menunjukan struktur divisional berdasarkan produk, ini berkaitan
dengan produk jasa yang dihasilkan oleh departemen tersebut. Kelebihan struktur
organisasi divisional yaitu berfokus pada hasil. Manajer divisi bertanggungjawab
terhadap apa yang terjadi pada produksi dan layanan mereka. Namun,
menggandakan biaya kegiatan dan sumber organisasi berdampak pada efisiensi
sehingga merupakan salah satu kekurangan dari desain strukur organisasi
divisional.
Disisi lain, berdasarkan teori desain organisasi kontemporer. Pemberian
spesialisasi dari departemen fungsional untuk bekerja pada satu proyek atau lebih
mengindikasikan bahwa struktur organisaisi PT Garuda Indonesia merupakan
struktur proyek matriks. Di mana karyawan yang berada di bawah tanggungjawab
departemen tertentu memiliki dua manager yang saling berbagi
wewenang. Sebagai contoh dalam departemen niaga atau perniagaan terdapat dua
manager yaitu manajer secara fungsional maupun proyek. Secara fungsional,
General Manajer Area Western Indonesia yang bertanggungjawab pada keputusan
promosi, rekomendasi gaji, review tahunan. Serta, manajer yang berperan
menjalankan suatu proyek perusahaan. Sehingga perlu adanya komunikasi teratur
dan koordinasi kerja dalam menyelesaikan konflik berasaman. Strukrur organisasi
bertipe matriks yang dijalankan memberikan keuntungan karena desainnya lentur
dan fleksibel, sehingga PT Garuda Indonesia dapat merespon dengan baik setiap
perubahan lingkungan eksternal organisasi yang berpengaruh baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap lingkungan internal PT Garuda Indonesia dan
membuat serta mengambil keputusan secara cepat terhadap perubahan lingkungan
yang dihadapi.

12
8. Aspek Kegiatan PT. Garuda Indonesia
Garuda Indonesia adalah suatu badan usaha milik negara yang bergerak dalam
bidang penyediaan jasa transportasi udara dan jasa-jasa lain yang terkait.
Beberapa tanggung jawab lain yang diemban Garuda Indonesia yaitu :
a) Meningkatkan industri sektor pariwisata di Indonesia,
b) Menciptakan lapangan kerja,
c) Melestarikan kebudayaan Indonesia, dan
d) Membantu pembangunan nasional.
Secara umum kegiatan perusahaan adalah sebagai berikut :
a) Mengelola penerimaan kas atas penjualan tiket pesawat dan pengiriman kargo.
b) Melayani pelanggan yang membeli tiket pesawat dan memberikan informasi
mengenai penerbangan, termasuk pengaduan.
c) Menyiapkan, memeriksa, dan menyerahkan kelengkapan dokumen kargo, seperti
Surat Muatan Udara (SMU) atau Air Way Bill (AWB) yang akan diserahkan
kepada customer/agen.
d) Menerima arsip dokumen SMU dan AWB dari pusat atas barang yang sudah terkirim
untuk dicocokan dengan catatan yang ada di perusahaan dan dibuat laporan
penjualannya.
e) Membuat laporan keuangan atas penjualan tiket dan kargo setiap bulan serta langsung
di kirim ke pusat.

9. Analisis SWOT
Analisis SWOT ini akan mengidentifikasikan faktor internal dan eksternal
perusahaan sehingga dapat diketahui potensi-potensi yang mampu dikembangkan Garuda
dimasa yang akan datang dan mengatasi kekurangan-kekurangan yang dimiliki.
Dari sisi internal akan dilihat kekuatan atau kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan
PT. Garuda Indonesia (Persero). Tbk itu sendiri. Sedangkan dari sisi eksternal, akan
dilihat peluang dan ancaman dari luar perusahaan. Faktor-faktor yang akan dianalisis
tersebut antara lain:

13
9.1 Faktor Internal Perusahaan

a. Kekuatan (Strengths):
1. Maskapai penerbangan terbesar di Indonesia; Garuda saat ini mengoperasikan
89 pesawat yang terdiri dari 3 pesawat jenis Boeing 747-400, 6 pesawat jenis
Airbus 330-300, 5 pesawat jenis Airbus 330-200 dan 33 pesawat jenis B737
Classic (seri 300, 400, 500) dan 42 pesawat B737-800 NG;
2. Garuda mempunyai 36 rute penerbangan domestik dan 26 rute internasional
hingga tahun 2010;
3. Konsep layanan yang selalu menempatkan pelanggan sebagai fokus utama
yang didasarkan keramah tamahan dan keunikan Indonesia yang disebut
dengan “Garuda Indonesia Experience” yang didasarkan pada 5 senses yaitu
sight, sound, smell, taste, and touch, menyebabkan Garuda Indonesia
mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan dengan maskapai penerbangan
lain;
4. Adanya layanan “Immigration on Board” yang merupakan inovasi Garuda dan
merupakan satu-satunya di dunia, yaitu layanan pemberian visa di atas
pesawat;
5. Memiliki tim yang terdiri dari individu-individu yang handal, profesional,
kompeten, berdaya saing tinggi dan helpful serta dilandasi atas nilai-nilai
FLY-HI (eFficient & effective, Loyalty, customer centricitY, Honesty &
openness, and Integrity) disetiap insan Garuda Indonesia;
6. Pangsa pasar Garuda Indonesia di pasar Internasional mencapai 23.2% kendati
terjadinya krisis global sehingga Garuda Indonesia tetap menjadi pemimpin
pasar untuk area Jepang-Korea-China, Timur Tengah dan South West
Pacific (Australia);

7. Memiliki teknologi informasi yang mutakhir dalam menjalankan bisnis


sehingga menempatkan Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan
dengan TI tercanggih di Indonesia;
8. Garuda Indonesia banyak melakukan kegiatan CSR seperti program kemitraan
dan bina lingkungan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab kepada
masyarakat;
9. Garuda Indonesia termasuk dalam kategori baik untuk hal tata kelola
perusahaan;
10. Garuda Indonesia telah memiliki brand yang kuat dan telah diakui di pasar
domestik;

14
b. Kelemahan (Weakness):
1. Adanya faktor teknis dan flight operations seperti keterbatasan jumlah
cockpit dan cabin crew sehingga menyebabkan keterlambatan penerbangan;
2. Tingginya tingkat hutang lancar yang diakibatkan adanya peningkatan dalam
jumlah kewajiban pada akun-akun lancar seperti hutang usaha dan biaya
yang masih harus dibayar;
3. Garuda sangat bergantung kepada sistem otomatisasi dalam menjalankan
bisnis sehingga apabila terjadi kesalahan sistem, proses bisnis perusahaan
akan terganggu;
4. Perseroan memiliki atau tetap memiliki defisit pada modal kerja pada masa
yang datang;
5. Biaya operasional yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat lebih tinggi
dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya.

9.2 Faktor Eksternal Perusahaan

a. Peluang (Opportunities):
1. Telah dikeluarkannya Garuda Indonesia dari daftar perusahaan penerbangan
yang dilarang terbang di kawasan Eropa, yang menyebabkan semakin
terbukanya kesempatan untuk mewujudkan pengembangan jaringan
penerbangan internasional jarak jauh;
2. Indonesia merupakan salah satu pasar penerbangan udara yang memiliki
pertumbuhan yang pesat. Karena pertumbuhan penumpang transportasi udara
di Indonesia tahun 2010 mencapai 22,39% dibandingkan dengan
pertumbuhan dunia yang hanya sebesar 8,20%;
3. Bergabungnya Garuda sebagai anggota aliansi global maskapai penerbangan
yang bernama SkyTeam Global Airline Alliance.
4. Berkembangnya secara cepat industri penerbangan Asia Pasifik
b. Ancaman (Threats)
1. Adanya faktor fasilitas bandara merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol
yang menghambat ketepatan waktu penerbangan (On Time
Performance/OTP), seperti landasan pacu/runway yang terbatas;
2. Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia berasal dari
Pertamina, sehingga harga bahan bakar pesawat, persediaan bahan bakar
sangat tergantung dengan Pertamina.
3. Adanya bencana alam seperti letusan gunung merapi, wabah penyakit dsb
yang dapat mengakibatkan penurunan permintaan;

15
4. Adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket dan semakin
banyaknya rute penerbangan baru yang dibuka oleh maskapai penerbangan
lain;
5. Maskapai asing yang melakukan penetrasi pasar ke Indonesia untuk
mengimbangi penurunan penumpang internasional akibat adanya krisis
global

10. Contoh Kasus PT. Garuda Indonesia Tbk

10.1 Kasus Mogok Pilot Garuda

Kemajuan Garuda sebagai maskapai terbaik yang dimiliki oleh Indonesia


ternyata harus tercoreng dnegan kasus mogok pilot Garuda pada tanggal 28 Juli
2011. Kasus internal yang segera menjadi konsumsi ranah publik akibat pengaruh
media inipun kontan menjadi salah satu berita yang cukup sering menghiasi
beragam media. Para pilot yang tergabung dalam Asosiasi Pilot Garuda (AGP)
mengadakan aksi mogok kerja lantaran mereka merasa aspirasinya tidak didengar
oleh manajemen Garuda.
Salah satu penyebab utama aksi mogok pilot maskapai Garuda Indonesia
adalah perbedaan gaji antara pilot domestic dengan pilot asing yang konon bisa
mencapai dua kali lipat gaji pilot domestic. Setelah ditilik lebih lanjut, kebijakan
untuk menggunakan pilot asing dimulai sejak terjadi penambahan jumlah armada
dan rute penerbangan secara tidak terencana karena tidak diikuti oleh ketersediaan
tenaga pilot domestik sehingga Garuda pun menggunakan jasa pilot asing yang di
kontrak. Belum lagi pihak manajemen Garuda yang dinilai menutup
komunikasinya terhadap para pilot. Sejarah membuktikan bahwa aksi tanggal 28
Juli 2011 kemarin merupakan aksi mogok ketiga dari para pilot Garuda sejak
sejarah Garuda. Sebelumnya, aksi mogok pernah dilakukan pada tahun 1980-an
dan tahun 2003. Kedua aksi mogok tersebut berhasil menaklukkan manajemen
Garuda.

16
10.2 Kasus Mogok Pilot dilihat dari segi fungsi Manajemen

Perspektif teori manajemen memperlihatkan bahwa Garuda Indonesia masih


lemah dalam tahapan planning dan leading. Hal ini diperlihatkan dari
ketidakmatanganpenambahan rute dan armada pesawat yang tidak turut diikuti oleh
ketersediaan pilot Indonesia. Hal ini pun berbuntut pada penyewaan jasa pilot
asing. Jika perencanaan ini dilakukan dengan baik, niscaya tidak ada pilot asing
yang diperlukan dan akar permasalahan ini menjadi tidak ada.
Begitu pula dengan fungsi leading juga mengalami hambatam. Dari beberapa
berita yang telah diutarakan sebelumnya, bahwa para pilot mengalami kesulitan
komunikasi dengan manajemen Garuda. Mereka merasa bahwa pihak menajemen
terlalu tertutup dalam melakukan komunikasi dengan para pilot. Pilot yang
akhirnya merasa tidak didengar oleh manajemen pun memutuskan untuk
melakukan aksi mogok. Hal yang amat disayangkan dari pihak manajemen Garuda,
karena tindakan mogok pilot ini selain mengganggu penerbangan Garuda yang
tentunya mengganggu kenyamanan konsumen, juga berpengaruh terhadap saham
Garuda. Dikatakan bahwa begitu aksi mogok ini dijalankan, harga saham Garuda
Indonesia melemah Rp. 20,00 turun ke harga Rp. 500,00. Jika fungsi leading dari
manajemen berjalan dengan baik, tentunya kerugian seperti ini tidak perlu dialami.
Apalagi bisa dilihat bahwa kasus mogok ini adalah ketiga kalinya dialami
oleh Garuda. Ini menandakan bahwa manajemen Garuda memang masih memiliki
cara penyelesaian internal perusahaan secara lambat. Komunikasi antar manajemen
tidak berjalan dengan mulus, sehingga penyelesaian yang berkaitan dengan
karyawan harus diselesaikan setelah karyawan melakukan aksi mogok. Tentunya
hal ini tidak baik bagi citra Garuda secara keseluruhan maupun kesehatan internal
perusahaan. Oleh karena itu, jelas kemampuan leading dari manajemen dalam
merangkul karyawannya harus ditingkatkan sedemikian rupa untuk mencegah
terjadinya hal-hal yang seperti ini.

10.3 Kesimpulan Kasus

Sebagai sebuah maskapai penerbangan dengan reputasi yang baik di dalam


maupun di luar negeri, Garuda Indonesia layaknya perusahaan lainnya yang
memiliki beragam masalah. Sejak kehadirannya dan statusnya sebagai perusahaan

17
milik Negara, Garuda Indonesia telah mengalami beberapa fase naik turun dalam
pelaksanaannya. Semenjak restrukturisasi yang diiringi oleh perubahan budaya
organisasi serta pelayanan terhadap konsumen, prestasi demi prestasi berhasil
ditorehkan oleh Garuda Indonesia. Namun, sebagai sebuah perusahaan besar,
ternyata internal Garuda Indonesia tidak berjalan semulus yang dikira banyak
orang.
Kasus pemogokan sejumlah pilot yang tergabung dalam Asosiasi Pilot Garuda
(AGP) terjadi dikarenakan fungsi perencanaan manajemen Garuda yang tidak
berjalan dengan baik sehingga penambahan jumlah armada dan rute pesawat
dilakukan secara terburu-buru tanpa memperhatikan pertumbuhan dan ketersediaan
pilot lokal sehingga harus mengontrak pilot asing. Ketidakbagusan fungsi leading
manajemen Garuda membuat mereka tidak mampu mewadahi aspirasi para pilot
tersebut, sehingga bisa disimpulkan bahwa memang manajemen Garuda kurang
mampu membuka saluran komunikasi yang baik secara internal. Selain itu,
kurangnya motivasi serta rasa terikat bagi para pilot tersebut mendorong mereka
untuk melakukan aksi mogok, yang tentunya membuat citra Garuda menjadi
tercoreng. Komunikasi dua arah pilot dan manajemen tidak berjalan dengan baik,
sehingga pilot pun memutuskan untuk melakukan aksi mogok.
Kondisi lingkungan yang tidak pasti dan ketidakyakinan seperti permasalahan
di atas sangat berpengaruh terhadap organisasi. Problematika lingkungan yang
tidak pasti dapat menjadi kendala bagi organisasi terutama dalam pencapaian
tujuan organisasi secara efektif. Sehingga untuk mengurangi ketidakyakinan
tersebut adalah dengan membentuk struktur organisasi yang lebih fleksibel dan
membuat kebijakan perusahaan yang dibuat harus menguntungkan semua pihak.
Namun, konsistensi dan tanggung jawab serta kerjasama masing-masing
individu dengan kewajiban yang telah dimiliki serta keterlibatan baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap organisasi merupakan suatu hal yang
jauh lebih penting guna mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien
dibandingkan dengan tipe atau model organisasi semata.

18
BAB III
KESIMPULAN

Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan yang menjadi pelopor


penerbangan komersil di Indonesia. Selain itu, Garuda Indonesia juga merupakan maskapai
yang mampu meraih bintang lima di dunia. Keberhasilan bisnis Garuda Indonesia tidak
terlepas dari strategi bisnis Garuda Indonesia dalam pasar penerbangan domestik maupun
internasional. Saat ini Garuda Indonesia sudah melayani penerbangan lebih dari 43 rute
penerbangan. Disamping itu, Garuda Indonesia terdaftar sebagai maskapai penerbangan yang
masuk kedalam Skyteam. Dimana keanggotaan Garuda Indonesia ini mampu menghubungan
garuda Indonesia ke 1.064 destinasi di 178 negara.
Struktur organisasi PT. Garuda Indonesia menunjukan kompleksitas vertikal karena
jumlah tingkatan-tingkatan dalam struktur organisasi. Lebih jauh, struktur organisasi yang
dimiliki oleh PT Garuda Indonesia dapat di analisis melalui dua model desain organisasi
yaitu desain model tradisional atau desain model kontemporer. Berdasarkan desain organisasi
tradisional, tipe struktur organisasi PT Garuda Indonesia (persero) tergolong ke dalam tipe
struktur devisional karena organisasi dibuat melalui pembagian atau unit bisnis antara unit
semi otonom dan divisi-divisi. Disisi lain, berdasarkan teori desain organisasi
kontemporer. Pemberian spesialisasi dari departemen fungsional untuk bekerja pada satu
proyek atau lebih mengindikasikan bahwa struktur organisaisi PT Garuda Indonesia
merupakan struktur proyek matriks. Di mana karyawan yang berada di bawah
tanggungjawab departemen tertentu memiliki dua manager yang saling berbagi wewenang.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://nurizzahmaulidina.blogspot.com/2016/12/perusahaan-internasional-pt
garuda.html?m=1

http://nurmauliani.blogspot.com/2017/09/struktur-organisasi-garuda-indonesia.html?m=1

http://alpiadiprawiraningrat.blogspot.com/2012/09/analisis-disain-struktur-organisasi-
pt.html?m=1

https://id.scribd.com/doc/112705490/STUDI-TERHADAP-KASUS-MOGOK-PILOT-PT-
GARUDA-INDONESIA-Tbk#logout

https://www.garuda-indonesia.com/id/id/corporate-partners/company-profile/index.page?

20

Anda mungkin juga menyukai