Anggota kelompok C:
FAKULTAS BISNIS
KAMPUS MADIUN
2020
KATA PENGANTAR
Kelompok C
i
DAFTAR ISI
ii
TUGAS PERTEMUAN 2: ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
A. Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, dan juga masyarakat.
1. Etika bisnis Garuda Indonesia→ Garuda Indonesia telah menerapkan berbagai
kebijakan terkait dengan kode etik sebagai upaya penyempurnaan praktik Good
Corporate Governance (GCG). Hal ini mengacu pada praktik terbaik industri
dengan memperhatikan kesesuaian terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia. (Halaman 508)
2. Pokok-pokok kode etik→ Pokok-pokok kode etik memuat diantaranya yaitu jati
diri perusahaan, perilaku terpuji, kepatuhan dalam bekerja, tanggung jawab insan
perseroan, penegakan etika bisnis, dan etika kerja. (Halaman 509)
3. Pemberlakuan kode etik→ Kode etik tersebut berlaku bagi setiap level organisasi
di Perseroan. (Halaman 509)
4. Jenis pelanggaran kode etik→ Jenis pelanggaran terhadap kode etik dibagi
menjadi jenis pelanggaran disiplin, pelanggaran disiplin tingkat IIA, pelanggaran
disiplin tingkat IIB, dan pelanggaran disiplin tingkat III. (Halaman 510)
B. Tanggung jawab sosial adalah pendekatan untuk menemukan titik keseimbangan
antara perusahaan dan pihak terkait lainnya seperti pemerintah, konsumen, serta
masyarakat. Berikut adalah tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh Garuda
Indonesia:
1. Tanggung jawab sosial terkait lingkungan hidup→ Perseroan berupaya
meminimalkan dampak aktivitas bisnis, mendukung mitigasi dampak perubahan
iklim, serta mengimplementasikan praktik-praktik terbaik untuk mewujudkan
kelestarian. (Halaman 557)
2. Tanggung jawab terkait ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja→
Perseroan berkomitmen untuk mematuhi peraturan ketenagakerjaan serta
memberikan fasilitas kesehatan maksimal untuk para pegawai. (Halaman 564)
3. Tanggung jawab sosial pada konsumen→ Perseroan menyediakan ragam produk
dan layanan jasa penerbangan yang sesuai dengan kebutuhan, berkualitas, layanan
pendukung yang juga beragam, kemudahan akses, serta penyediaan layanan
penumpang. (Halaman 572)
1
4. Tanggung jawab sosial terkait pengembangan sosial kemasyarakatan→ Perseroan
melakukan pemberdayaan sosial kemasyarakatan melalui program kemitraan dan
bina lingkungan. (Halaman 577)
5. Tanggung jawab sosial terkait HAM→ Perseroan memberikan hak kebebasan
berserikat, beristirahat, serta mendapatkan perlakuan yang sama. (Halaman 550)
6. Tanggung jawab sosial terkait operasi yang adil→ Perseroan menerapkan prinsip
operasi yang adil dalam kegiatan operasionalnya. (Halaman 553)
2
b. Pengembangan pasar→ Peluncuran rute Jakarta-London, peresmian rute baru
Manado-Davao, serta pengembangan pasar lowcost carrier Citilink. (Halaman
12, 34, 159)
c. Pengembangan produk→ Melakukan nvestasi pada pabrik ban serta melakukan
pengembangan, perbaikan, dan peremajaan pesawat. (Halaman 112, 274)
5. Strategi integrasi: Integrasi ke belakang→ Pendirian PT Garuda Maintenance Facility
Aero Asia (GMF) sebagai pemenuhan kebutuhan komponen, mesin, dan jasa-jasa
terkait dengan pesawat terbang. (Halaman 112)
Misi:
a. Shareholder: Maximize group value for better shareholder return among regional
airlines.
b. Customer: By delivering excellent Indonesia hospitality and world best experiences
to customers.
c. Process: While implementing cost leadership & synergy within group.
d. Employee: And by engaging passionate & proud employee in one of the most admired
company to work for in Indonesia.
3
Komponen-komponen yang terdapat dalam misi Garuda:
Peluang adalah kondisi diluar suatu organisasi yang memberikan potensi keuntungan bagi
perusahaan dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.
Sedangkan ancaman adalah kondisi diluar organisasi yang memberikan kondisi tidak
menguntungkan terhadap lingkungan perusahaan. Analisis peluang PT Garuda Indonesia:
1. Perolehan profit tambahan atas penggunaan teknologi vending machine→
Diperkirakan program ini akan menghasilkan sebesar USD3 juta per tahun dengan
profit sebesar 10%. (Halaman 280)
2. Potensi pengembangan kargo di wilayah Indonesia bagian timur→ Belum ada
maskapai yang menyediakan jasa pengangkutan kargo di wilayah Indonesia timur
(Halaman 277)
3. Kebutuhan pilot dan staf aviasi pada wilayah Asia Pasifik→ Pada tahun 2030
diprediksi akan ada kekurangan pilot dan staf aviasi. Garuda mengambil peluang ini
dengan mendirikan anak usaha PT Garuda Ilmu Terapan Cakrawala. (Halaman 279)
4
4. Peluang atas mini-ULD→ Mini-ULD diharapkan dapat memberikan tambahan
pendapatan kepada perseroan sebesar USD100.000 di tahun 2020. (Halaman 275)
5. Pengembangan jaringan penerbangan→ Adanya program 10 Bali baru memberi
peluang bagi Garuda Indonesia dalam mengembangkan jaringan penerbangannya.
(Halaman 271)
Analisis ancaman PT Garuda Indonesia:
1. Penurunan jumlah penumpang Garuda Indonesia (Halaman 296, 157)→ Anjloknya
penumpang Garuda disebabkan oleh adanya perubahan tarif batas atas penumpang
pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga yang berjadwal dalam negeri serta
infrastruktur tol yang semakin membaik.
2. Penurunan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara serta penurunan
permintaan penerbangan internasional akibat wabah COVID-19 (Halaman 54, 55,
198)→ COVID-19 menyebabkan penurunan sektor pariwisata, khususnya wisatawan
dari China yang biasanya menghabiskan USD1.100. Hal ini memberikan ancaman
bagi operasional penerbangan Garuda Indonesia dalam permintaan penerbangan
internasional.
3. Penurunan penumpang domestik dan internasional akibat kondisi perekonomian
global dan nasional (Halaman 41)→ Perekonomian dunia dan Indonesia yang
mengalami perlambatan berdampak penurunan jumlah penumpang baik internasional
maupun Indonesia.
4. Asumsi bahwa harga bahan bakar yang lebih tinggi pada tahun 2020 (Halaman
264)→ Harga bahan bakar yang tinggi berpengaruh terhadap kebijakan penentuan
tarif penumpang, sehingga berpotensi berpengaruh terhadap penurunan jumlah
penumpang di tahun 2020.
5. Penguatan USD dan dampak terhadap nilai tukar rupiah tahun 2020 (Halaman
265)→ Hal ini berdampak pada kinerja keuangan perseroan yaitu timbulnya kenaikan
biaya operasional.
5
TUGAS PERTEMUAN 9: IMPLEMENTASI STRATEGI
6
layanan konsultasi dan sistem teknik teknologi informasi serta layanan
pemeliharaan penerbangan. (Implementasi area departemen)
4. Garuda Indonesia memiliki kekuatan brand image positif yang kuat di pasar
domestik (Halaman 272, 273)→ Garuda Indonesia mengembangkan usahanya
dengan melakukan sosialisasi terarah (afiliasi). (Implementasi area fungsional)
5. Adanya peningkatan market share Garuda Indonesia dibandingkan dengan
periode yang sama di tahun 2018 (Halaman 273, 164)→ Garuda Indonesia
melakukan berbagai promosi guna meningkatkan awareness yang pada akhirnya
dapat meningkatkan revenue perseroan. (Implementasi area fungsional)
C. Implementasi strategi eksternal: ancaman
1. Menurunnya jumlah penumpang Garuda Indonesia yang akibat perubahan
peraturan perundang-undangan serta beralihnya penumpang ke transportasi darat
(Halaman 296, 157)→ Garuda Indonesia segera melakukan penyesuaian
terhadap ketentuan tarif dan kapasitas produksi. (Implementasi area fungsional)
2. Penurunan aktivitas kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara
serta penurunan permintaan penerbangan internasional akibat wabah COVID-19.
(Halaman 54, 55, 267)→ Garuda Indonesia Grup secara aktif memantau situasi
dan mengeksplorasi beberapa opsi yang ada. (Implementasi area fungsional)
3. Ancaman kenaikan harga bahan bakar (Halaman 264, 667)→ Garuda melakukan
kontrak derivatif forward dengan berbagai institusi keuangan. (Implementasi area
fungsional)
4. Mata uang USD terus menguat dan berdampak terhadap nilai tukar rupiah
terhadap USD di tahun 2020 (Halaman 265, 667, 689)→ Garuda melakukan
proyeksi keuangan untuk tahun 2020, melakukan kontrak derivatif DNDF dengan
berbagai institusi keuangan, serta melakukan kontrak cross currency interest rate
swap. (Implementasi area fungsional)
D. Implementasi strategi eksternal: peluang
1. Pengembangan kargo di wilayah Indonesia bagian timur (Halaman 277)→
Garuda Indonesia melakukan kajian komprehensif lebih lanjut. (Implementasi
area fungsional)
7
2. Pengembangan jaringan penerbangan (Halaman 271, 164, 285)→ Garuda
melakukan campaign ke masyarakat serta melakukan ekspansi rute potensial pada
penerbangan domestic. (Implementasi area fungsional)
3. Kekurangan ketersediaan pilot dan staf aviasi di Asia Pasifik (Halaman 279)→
Garuda mendirikan anak usaha yaitu PT Garuda Ilmu Terapan Cakrawala
(Implementasi area fungsional)
4. Memperoleh profit tambahan dengan menjual flight meals (Halaman 280)→
Garuda Indonesia menggunakan teknologi vending machine dan bekerja sama
dengan business partner untuk penyediaan makanan. (Implementasi area
fungsional)
5. Memperoleh pendapatan tambahan dari layanan distribusi Garuda Indonesia
(Halaman 275)→ Garuda menggunakan teknologi Mini-ULD dalam layanan
pengangkutannya. (Implementasi area fungsional)
8
3. Bidang keuangan
a. Besarnya hutang Garuda Indonesia dan kemampuan membayar hutang
(Halaman 20, 21)→ Garuda Indonesia belum menerapkan strategi di bidang
ini, ditunjukkan dengan tidak tercapainya target Perseroan.
4. Bidang marketing
a. Ketersediaan tenaga pemasaran terlatih (Halaman 311)→ Garuda Indonesia
telah melakukan pelatihan terhadap tenaga sales dan marketing.
B. Analisis implementasi strategi: eksternal Garuda Indonesia
1. Bidang marketing
a. Pengembangan pangsa pasar (Halaman 158)→ Garuda membagi segmentasi
pasar secara tepat yaitu membagi wilayah antara Garuda Indonesia (premium)
dan Citilink (Low-Cost).
b. Pengembangan jaringan penerbangan (Halaman 271)→ Garuda melakukan
campaign ke masyarakat mengenai destinasi dan budaya Indonesia sehingga
muncul permintaan.
2. Bidang penelitian dan pengembangan
Pengembangan kargo di wilayah Indonesia bagian timur (Halaman 277)→
Garuda melakukan kajian lebih lanjut tentang bentuk bisnis, jumlah pesawat, dan
rute potensial yang akan diterbangi ke depannya.
3. Bidang akuntansi/keuangan
a. Penurunan jumlah penumpang akibat perubahan peraturan dan peralihan
moda transportasi (Halaman 296)→ Garuda menyikapi hal ini dengan
menetapkan tarif sesuai peraturan baru dan menyesuaikan produksi agar
terjadi efisiensi biaya sesuai supply dan demand.
b. Ancaman adanya kenaikan harga bahan bakar (Halaman 264)→ Garuda
melakukan kontrak derivative forward dengan berbagai institiusi keuangan
agar terlindung dari risiko perubahan harga bahan bakar di masa mendatang
c. Peluang pasar lowcost carrier Citilink (Halaman 159)→ Citilink menerapkan
strategi dengan cara menekan struktur biaya agar lebih kompetitif.
9
PERTEMUAN 11: PENTINGNYA PERENCANAAN KONTIGENSI DAN
TANTANGAN MANAJEMEN STRATEGIS ABAD-21
Rencana kontigensi sangat penting untuk dipersiapkan supaya perusahaan lebih cepat
dalam merespon perubahan yang terjadi, mencegah adanya kepanikan dalam situasi
krisis, serta membuat manajer lebih mudah beradaptasi dengan mendorong mereka
melihat masa depan sebagai sebuah variabel. Terdapat 3 tantangan manajemen strategi
pada abad ke 21 yaitu memutuskan apakah sebuah proses lebih menekankan kepada
pengetahuan (sains) atau seni, memutuskan apakah strategi sebaiknya tampak atau
tersembunyi dari stakeholder, serta memutuskan apakah perusahaan memilih proses top-
down atau bottom up.
10
harga bahan bakar di masa mendatang. (2) Peluang akibat adanya kekurangan
ketersediaan pilot dan staf aviasi (Halaman 279)→ Garuda mengantisipasinya
dengan mendirikan PT Garuda Ilmu Terapan Cakrawala yang bergerak di bidang
training dan pendidikan pilot serta staff aviasi. (3) Peluang container cargo
(Halaman 275)→ Garuda melakukan antisipasi terhadap kerusakan body pesawat oleh
styrofoam dengan menggunakan container mini ULD. Ini bermanfaat bagi efisiensi
biaya dan juga ramah lingkungan. (4) Ancaman wabah COVID-19 terhadap bisnis
Garuda Indonesia (Halaman 54, 55, 267)→ Garuda melakukan langkah antisipasi
dengan cara penyesuaian kapasitas, diskon rute tertentu, optimalisasi potensi untuk
layanan kargo dan charter, koordinasi erat dengan Pemerintah, efisiensi biaya dan
negosiasi ulang dengan vendor-vendor Grup. (5) Pengembangan kargo di wilayah
Indonesia bagian timur (Halaman 277)→ Garuda menangkap peluang absennya
maskapai lain dengan cara menyediakan maskapai kargo pada wilayah Indonesia
Timur.
3. Tantangan abad-21: (1) Memutuskan apakah sebuah proses lebih menekankan
kepada pengetahuan (sains) atau seni. Contoh: Penggunaan proses secara sains
dalam penentuan strategi di perseroan Garuda Indonesia (Halaman 54,55,56) →
Garuda Indonesia melandasi strateginya dengan data-data yang ada berupa data
eksternal dan data internal (2) Memutuskan apakah strategi sebaiknya tampak
atau tersembunyi dari stakeholder. Contoh: Keberadaan website Garuda (Halaman
142)→ Website Garuda Indonesia merupakan sarana keterbukaan strategi, hal ini
ditunjukkan dengan adanya informasi terkait hubungan investor (3) Memutuskan
apakah perusahaan memilih proses top-down atau bottom-up. Contoh: Kekuatan
ERM dan penentuan strategi (Halaman 340, 46, 482)→ Perumusan strategi
perusahaan lebih condong ke top-down-approach. Ini ditunjukkan oleh keterlibatan
kementrian BUMN, Direksi, dan RUPS dalam penentuan kebijakan perusahaan.
Sedangkan pelaksanaan ERM digunakan top-down dan bottom-up dengan metode
Risk Assessment Criteria Matrix (RACM).
11
2. Pengembangan jaringan rute penerbangan Garuda Indonesia→ Garuda bergabung
dalam aliansi skyteam dan joint venture for international routes in North Asia, Middle
East, and Europe. (Halaman 12, 52)
3. Garuda Indonesia melakukan skema joint venture dengan Abacus International→
Kerja sama ini tentu membawa dampak positif dalam posisi garuda di dunia
Internasional dalam hal penyediaan sistem perjalanan. (Halaman 111)
4. Garuda Indonesia membentuk anak perusahaan baru di Prancis→ PT Garuda
Indonesia melakukan strategi greenfield dengan mendirikan anak perusahaan baru di
Prancis yaitu Garuda Indonesia Holiday France. (Halaman 115)
5. Kerjasama operasi (KSO) atau joint venture dengan hotel di Jeddah→ Garuda
Indonesia melalui PT Aero Hotel Management melakukan partnership kerjasama
operasi dan produk. Proyek ini memiliki target payback period 5 tahun dan IRR
kurang lebih 54%. (Halaman 279)
6. Melakukan ekspor langsung dengan mendirikan kantor cabang internasional→
Banyaknya kantor cabang yang dimiliki oleh Garuda Indonesia menunjukkan bahwa
Garuda Indonesia melakukan ekspor secara langsung. Keberadaan kantor cabang luar
negeri ini juga bermanfaat dalam pengelolaan pasar pelanggan yang ada di negara
tujuan. (Halaman 137)
7. Garuda Indonesia melakukan network expansion untuk tahun 2020→ Garuda
melakukan kontrak kerjasama special prorate agreement, block space agreement, dan
code share dengan airline partner. (Halaman 202)
12