Anda di halaman 1dari 19

Tugas Mata Kuliah Manajemen Strategi

“Analisis dan Evaluasi Strategi PT. Garuda Indonesia Tbk di Tengah Pandemi”

Dosen Pengampu: Nana Dyki Dirbawanto, S.E, MAB

Disusun Oleh :

Meily Anggraini (190907061) 2019A

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis dan Evaluasi Strategi PT. Garuda
Indonesia Tbk. di Tengah Pandemi” sebagai tugas dari mata kuliah Manajemen Strategi.
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing Bang Nana Dyki Dirbawanto SE, M. AB
yang telah membimbing dan memberikan masukan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan kita dengan harapan agar para mahasiswa
dapat lebih memperdalam pengetahuannya tentang apa saja strategi PT. Garuda Indonesia di
tengah pandemi Covid 19.

Dengan segala keterbatasan yang ada, kami telah berusaha dengan segala daya dan upaya
untuk menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari Bapak dosen dan para pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah wawasan serta
pengetahuan bagi penulis dan juga para pembaca. Atas kritik dan sarannya kami ucapkan terima
kasih.

Medan, 29 September 2021

Penyusun

Meily Anggraini 190907061

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1 Definisi Manajemen Strategi......................................................................................3
2.2 Manfaat Manjemen Strategi Dalam Perusahaan.....................................................3
2.3 Tipe Tipe Strategi........................................................................................................4
2.4 Profil PT Garuda Indonesia Tbk...............................................................................6
2.5 Analisis SWOT PT. Garuda Indonesia Tbk Pada Masa Covid 19.........................9
2.6 Manajemen Strategi PT. Garuda Indonesia Tbk. di Tengah Pandemi...............10
2.7 Evaluasi Penerapan Manajemen Strategi PT. Garuda Indonesia Tbk....................12
BAB III PENUTUP..................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15

ii
BAB I

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada akhir tahun 2019 dunia dihebohkan dengan adanya Penyakit Virus Corona. Adanya
kasus konfirmasi positif Covid-19 yang terus meningkat di Indonesia membuat pemerintah
Indonesia menetapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah
dengan cara menghindari kerumunan dan menjaga jarak antar orang minimal 1,8 meter untuk
memutus penyebaran Covid-19. Adanya PSBB ini membuat pemerintah daerah menetapkan
kebijakan untuk menutup wilayah dari orang luar daerahnya. Hal ini berakibat pada aktivitas
transportasi massa yang ada seperti bus, kereta api, perkapalan, hingga transportasi udara yaitu
pesawat terbang.

Selama pandemi ini sejumlah industri penerbangan mengalami penurunan pendapatan


hingga miliaran rupiah. Ribuan pesawat terpaksa harus diparkirkan di berbagai bandara karena
penerbangan yang sempat ditutup. Jumlah penerbangan harianpun menurun hingga 80% di
berbagai daerah, bahkan sempat dihentikan sama sekali. Kapasitas pesawat terbang juga dibatasi
dengan tingkat keterisian kursi pesawat komersial maksimal adalah 50%. Banyak penumpang
yang membatalkan rencana perjalanan mereka melalui jalur udara dan ini menyebabkan industri
penerbangan sempat mengalami penurunan penjualan tiket dan jumlah penumpang yang cukup
drastis akibat pandemi Covid-19 (Rusyida&Pratama, 2020)

Terlebih lagi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. dimana maskapai Garuda Indonesia
atau maskapai „plat merah‟ ini merupakan maskapai penerbangan terbaik di Indonesia versi
TripAdvisor yaitu situs perjalanan terbesar di dunia. Kebijakan PSBB dan lockdown yang
dilakukan di berbagai negara menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi PT Garuda
Indonesia. penurunan jumlah penumpang diangkut oleh Perseroan sangat terpengaruh oleh
kondisi industri penerbangan yang menurun akibat covid-19, dengan pemberlakukan PSBB di
beberapa daerah terutama Ibukota mengakibatkan masyarakat memilih untuk mengikuti
peraturan pemerintah. Menurunnya kondisi perekonomian juga mengakibatkan daya beli
masyarakat menurun dan masyarakat memilih mengurangi pengeluaran biaya untuk travelling.

1
Dapat diketahui terjadi penurunan jumlah penumpang sejak bulan Januari, dan semakin
terpuruk saat adanya penerapan PSBB di bulan April dan Mei. Namun, mulai bulan Juni
perlahan tapi pasti jumlah penumpang Garuda Indonesia mengalami peningkatan. Adanya
manajemen strategi yang dilakukan oleh PT Garuda Indonesia menjadi salah satu penyebab
meningkatnya jumlah penumpang. Ada beberapa upaya yang dilakukan oleh PT Garuda
Indonesia agar bertahan di masa pandemi Covid-19 antara lain melakukan renegosiasi sewa
pesawat, membuat layanan pengiriman barang berbasis aplikasi digital „Kirim Aja‟, hingga
memilih untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada karyawannya

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan manajemen strategi?
2. Bagaimana manfaat manajemen strategi dalam perusahaan?
3. Apa saja tipe tipe strategi?
4. Apa profil PT Garuda Indonesia Tbk?
5. Apa saja analisis SWOT PT. Garuda Indonesia Tbk?
6. Bagaimana manajemen strategi PT. Garuda Indonesia Tbk di tengah pandemic?
7. Bagaimana evaluasi penerapan manajemen strategi PT. Garuda Indonesia Tbk?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui definisi dari manajemen strategi
2. Untuk mengetahui manfaat manajmen strategi dalam perusahaan
3. Untuk mengetahui mengenai tipe tipe strategi dalam perusahaan
4. Untuk mengetahui profil PT. Garuda Indonesia Tbk.
5. Untuk mengetahui analisis SWOT PT. Garuda Indonesia
6. Untuk mengetahui manajemen strategi yang diterapkan di PT. Garuda Indonesia Tbk
7. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya penerapan manajemen strategi PT. Garuda
Indonesia Tbk

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Manajemen Strategi
Barney, 2007:27 Manajemen strategis (strategic management) dapat dipahami sebagai
proses pemilihan dan penerapan strategi-strategi. Sedangkan strategi adalah pola alokasi sumber
daya yang memungkinkan organisasi-organisasi dapat mempertahankan kinerjanya. Grant,
2008:10 Strategi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan rencana mengenai penggunaan sumber
daya-sumber daya untuk menciptakan suatu posisi menguntungkan. Dengan kata lain,
manajamen strategis terlibat dengan pengembangan dan implementasi strategi-strategi dalam
kerangka pengembangan keunggulan bersaing. Michael A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert E.
Hoslisson (2006,XV) Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam
mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai
hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis semakin banyak diakui pada masa-
masa ini dibanding masa-masa sebelumnya.Dalam perekonomian global yang memungkinkan
pergerakan barang dan jasa secara bebas diantara berbagai negara, perusahaan-perusahaan terus
ditantang untuk semakin kompetitif. Banyak dari perusahaan yang telah meningkatkan tingkat
kompetisinya ini menawarkan produk kepada konsumen dengan nilai yang lebih tinggi, dan hal
ini sering menghasilkan laba diatas rata-rata

Dengan demikian dari definisi di atas dapat diketahui fokus manajemen strategis terletak
dalam memadukan manajemen, pemasaran, keuangan/akunting, produksi/operasi, penelitian dan
pengembangan, serta system informasi komputer untuk mencapai keberhasilan
organisasi.Manajemen strategis di katakan efektif apabila memberi tahu seluruh karyawan
mengenai sasaran bisnis, arah bisnis, kemajuan kearah pencapaian sasaran dan pelanggan,
pesaing dan rencana produk kami.Komunikasi merupakan kunci keberhasilan manajemen
strategis.

2.2 Manfaat Manjemen Strategi Dalam Perusahaan


Untuk meraih segala cita-cita atau tujuan yang diinginkan oleh suatu organisasi maka
penerapan manajemen strategi justru sangat dibutuhkan guna apa yang diinginkan bersama dapat
kita capai dengan sebaik mungkin. Peran manajemen stratejik ketika diimplementasikan dalam
suatu organisasi maka setiap unit atau bagian yang ada dalam organisasi tersebut dapat

3
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebaik mungkin.Apalagi melihat perkembangan
zaman sekarang ini, dimana setiap organisasi perusahaan telah melakukan ekspansi pasar guna
mendapatkan keuntungan yang banyak. Semuanya itu perlu langkah strategis dan taktik yang
tepat sehingga proses atau langkah yang diambil oleh pimpinan dapat dijalankan seefektif dan
seefisen mungkin
Dengan menggunakan manajemen strategik sebagai suatu kerangka kerja (frame work)
untuk menyelesaikan setiap masalah strategis di dalam organisasi terutama berkaitan dengan
persaingan, maka peran manajer diajak untuk berpikir lebih kreatif atau berpikir secara strategik.
Pemecahan masalah dengan menghasilkan dan Mempertimbangkan lebih banyak alternatif yang
dibangun dari suatu analisa yang lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu hasil yang
menguntungkan.. Ada bebarapa manfaat yang diperoleh organisasi jika mereka menerapkan
manajemen strategik, yaitu:
1. Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.
2. Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi.
3. Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif
4. Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan yang
semakin beresiko.
5. Aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk mencegah
munculnya masalah di masa datang.
6. Keterlibatan anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka
pada tahap pelaksanaannya.
7. Aktifitas yang tumpang tindih akan dikurang

2.3 Tipe Tipe Strategi


Pemilihan strategi memerlukan pertimbangan yang matang karena pada dasarnya pemilihan
strategi akan mengorbankan sumber daya dan peluang yang mungkin ada padastrategi lain.
Dalam penerapan manajemen strategi, terdapat beberapa alternatif strategi yang dapat
diimplementasikan oleh perusahaan antara lain (David, 2011) :
1. Strategi integrasi
Strategi integrasi merupakan strategi memperoleh kepemilikan dan pengendalian atas
distributor (integrasi ke depan), pemasok (distribusi ke belakang), dan pesaing (integrasi
horizontal/vertikal)

4
2. Strategi intensif
Strategi intensif merupakan strategi yang memerlukan upaya intensif untuk
meningkatkan posisi perusahaan dengan produk yang ada. Strategi intensif ini dapat
dilakukan dengan penetrasi pasar, pengembangan produk, dan pengembangan pasar.
3. Strategi diversifikasi
Strategi diversifikasi adalah alternatif strategi dimana perusahaan melakukan
penganekaragaman dalam usahanya baik secara terkait maupun tidak terkait.
4. Strategi defensif
Dalam strategi defensif, perusahaan dapat melakukan retrenchment, divestasi, dan
likuidasi. Retrenchment atau pengurangan merupakan strategi mengembalikan penurunan
penjualan ataupun keuntungan dengan melakukan pengurangan terhadap biaya dan aset.
Retrenchment dilakukan dengan melibatkan penjualan aset, memangkas lini produk,
mengurangi jumlah karyawan, menutup bisnis marjinal, dan menutup bisnis yang telah
usang. Divestasi merupakan strategi menjual beberapa divisi. Sedangkan likuidasi
merupakan strategi pembubaran usaha.

Strategi Bisnis Elektronik


E-commerce merupakan semua jenis transaksi elektronik antara perusahaan dan pihak
yang memiliki kepentingan atas perusahaan. Jenis transaksi elektronik di sini tidak hanya berupa
transaksi keuangan, tetapi juga terkait dengan pertukaran informasi atau layanan. Menurut
Kalakota dan Whinston (1997) dalam Dave Chaffey (2009), terdapat beberapa perbedaan
perspektif mengenai e-commerce. Perspektif tersebut antara lain :
a A communications perspective Suatu penyampaian informasi, produk atau jasa atau
terkait dengan pembayaran yang semuanya itu dilakukan secara elektronik.
b A business process perspective Penerapan teknologi menuju otomatisasi transaksi dan
aliran kerja bisnis.
c A service perspective Meningkatkan kecepatan dan kualitas pelayanan dengan
memangkas biaya pelayanan disaat yang bersamaan.
d An online perspective Pembelian dan penjualan produk serta penyediaan informasi
online.

5
Strategi Bersaing
Terdapat tiga pilihan strategi bersaing generik yang dapat diterapkan, antara lain (Porter,
1998) :
1. Overall cost leadership
Strategi yang pertama ini menekankan pada biaya yang rendah untuk memenangkan
persaingan. Posisi biaya rendah ini memberi perusahaan pertahanan terhadap persaingan
daripesaing. Meskipun dengan biaya yang lebih rendah, perusahaan masih dapat
memperoleh keuntungan kembali setelah dapat memenangkan persaingan itu.
2. Differentiation
Strategi bersaing yang kedua adalah merupakan penganekaragaman produk atau jasa
yang ditawarkan. Penganekaragaman tersebut dapat dilakukan pada :
a. Desain dan brand image
b. Teknologi
c. Fitur
d. Customer Service, dll.
3. Focus
Strategi bersaing yang ketiga adalah strategi fokus. Strategi ini berbeda dengan dua
strategi sebelumnya yang mana kedua strategi sbelumnya (cost leaderhip dan
differentiation) memiliki target yang luas.Strategi yang ketiga ini memfokuskan strategi
untuk segemen tertentu seperti kelompok konsumen, lini produk, ataupun wilayah
tertentu.
2.4 Profil PT Garuda Indonesia Tbk

PT Garuda Indonesia (Persero) atau biasa dikenal dengan Garuda Indonesia merupakan
salah satu maskapai penerbangan terkemuka di Indonesia. Maskapai penerbangan ini pertama

6
kali mengudara pada tahun 1940-an dalam era pendudukan Belanda. Pada saat itu maskapai
masih bernama Indonesian Airways sejak 26 Januari 1949 dengan pesawat pertama-nya yang
bernama Seulawah atau Gunung Emas. Pada awalnya Garuda Indonesia merupakan hasil
kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM),
yang merupakan maskapai Belanda yang kemudian semua sahamnya dimiliki oleh Indonesia
pada tahun 1953. Pada tahun 1953, Garuda Indonesia telah berhasil memiliki 27 pesawat berserta
staf staf professional.

Perkembangan penyedia jasa penerbangan Garuda Indonesia semakin meningkat. Pada


tahun 1960-an, Garuda Indonesia mendatangkan tiga pesawat turboprop Lockheed L-188C
Electra seiring dengan dibuka-nya rute penerbangan baru ke Hong Kong. Beberapa tahun
kemudian, Garuda kembali mendatangkan tiga pesawat baru jenis Convair 990A yang
merupakan pesawat yang memiliki kecepatan tinggi dengan teknologi canggih. Dengan pesawat
baru ini, Garuda kembali membuka rute penerbangan dari Jakarta ke Amsterdam melewati
Kolombo, Bombay, Roma, dan Praha. Tak berhenti sampai di sana, pada tahun 1966, Garuda
kembali mendatangkan pesawat jet baru, yaitu Douglas DC-8 dan membeli beberapa pesawat
turboprop baru, Fokker F27 guna melayani penerbangan domestik.

Pada awal tahun 1970-an Garuda kembali memperkuat armada-nya dengan membeli
beberapa jenis narrow-body jet yaitu McDonnell-Douglas DC-9 dan Fokker F28 serta pesawat
jenis turboprop Fokker F27 guna mendukung penerbangan domestik. Kemudian pada tahun
1973, guna memenuhi penerbangan internasional, seperti tujuan Eropa, Asia dan Australia,
Garuda kembali mengirim pesawat McDonnell Douglas DC-10-30 dan Douglas DC-8.
Selanjutnya untuk penerbangan ke Eropa dan Amerika Serikat Garuda mengoperasikan  Boeing
747-2U3B baru-nya.

Pada tahun 1990-an terjadi bencana yang menimpa maskapai andalan Indonesia ini.
Bencana pertama terjadi pada tanggal  13 Juni 1996 saat pesawat dari Fukuoka, Jepang menuju
Jakarta. Awalnya saat pesawat hendak lepas landas, kipas turbin depan mesin pecah dan terpisah
dari poros mesin sehingga mengakibatkan pesawat meledak dan terbakar saat kru mencoba
menghentikan pesawat. Peristiwa ini menewaskan 3 dari 275 penumpang. Peristiwa lainnya
terjadi pada tanggal 26 September 1997 saat pesawat Airbus A300-B4 yang jatuh di Desa Buah
Nabar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Dalam peristiwa

7
seluruh penumpang yang berjumlah 222 orang dan 12 awak tewas seketika. Ini merupakan
kecelakaan pesawat terbesar dalam sejarah penerbangan Indonesia. Karena dua peristiwa
tersebut membuat maskapai kesulitan ekonomi. Hal ini ditambah dengan dampak Krisis
Finansial Asia yang sedang dialami Indonesia membuat Garuda sama sekali tidak melakukan
penerbangan ke Eropa maupun Amerika. Untungnya, pada pertengahan tahun 2000 Garuda dapat
mengatasi masalah keuangan-nya dengan baik.

Pada tahun 2000, Garuda membentuk anak perusahaan yang bernama Citilink yang
menawarkan penerbangan dengan biaya murah ke kota-kota di Indonesia. Dengan adanya
peristiwa-peristiwa nasional yang terjadi, seperti Serangan 11 September 2001, Bom Bali I dan
Bom Bali II, wabah SARS, dan Bencana Tsunami Aceh 26 Desember 2004 serta peristiwa
jatuhnya sebuah Boeing 737 di Yogyakarta berdampak masalah keuangan kembali terjadi di
pihak Garuda. Hal ini diperparah dengan sanksi Uni Eropa yang melarang semua pesawat
maskapai Indonesia menerbangi rute Eropa.

Setelah kembali menata krisis keuangan yang melanda Garuda. Garuda mulai
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 11 Februari 2011. Selain itu,
Garuda juga menjadi sponsor dalam pagelaran SEA Games 2011 yang digelar di Jakarta dan
Palembang. Pada tahun 2012, Garuda Indonesia juga menjalin kerjasama dengan salah satu klub
sepak bola Inggris, Liverpool FC sebagai Partner Resmi Liverpool FC dan Partner Maskapai
Penerbangan Global Resmi Liverpool FC. Hingga saat ini Garuda Indonesia tetap menjadi
pilihan utama konsumen Indonesia dalam penerbangan.

2.5 Analisis SWOT PT. Garuda Indonesia Tbk Pada Masa Covid 19
Strength
a Melakukan branding yang mengutamakan pengalaman konsumen, dimana akan
berfokus pada memenuhi intensi atau keinginan dari konsumen saat naik pesawat
(Maranti,2020).
b Memperhatikan dan mengimplementasikan penerapan protokol kesehatan yang ketat,
konsisten menjalankan physical distancing di dalam maskapai, dan penggunaan hepa
filter untuk memastikan udara yang ada di dalam pesawat bersih dari segala jenis
virus dan bakteri (Maranti,2020)

8
c Maskapai Garuda indonesia mendapatkan penghargaan dari OAG sebagai maskapai
paling tepat waktu di dunia, serta meraih predikat Travelers’Choice Airlines Awards
dari TripAdvisor(Garuda Indonesia,2020)
d Garuda Indonesia berikan layanan “Priorty Access” bagi tenaga medis Indonesia
yang akan bertugas (Garuda Indonesia,2020).
e Melakukan kerjasama dengan Citi Indonesia untuk memperkuat kerjasama Loyalty
Program melalui berbagai fitur dan benefit terkini dalam Garuda Indonesia Citi Card
(Garuda Indonesia,2020)

Weakness
a Manajemen mengatakan kondisi operasional dan keuangan perusahaan yang
terdampak besar dari Pandemi Covid 19 (Aldin,2020)
b Pendapatan yang menurun karena Penerbangan berjadwal Garuda yang merupakan
kontribusi terbesar pendapatan mengalami penurunan yang signifikan (Aldin,2020)
c Kehilangan momentum Peak Season (Mudik, Umroh, Musim haji dan liburan) yang
merupakan sumber kontribusi besar dari pendapatan Garuda Indonesia
(Fadliansyah,2020)

Oppurtunity
a Terjadinya peningkatan charter logistik dan sejalan juga dengan dukungan regulator
demi keberlangsungan usaha penerbangan, Garuda mengoptimalkan pengangkutan
kargo pada kompartemen penumpang dengan tetap mengacu dan memenuhi aturan
keselematan penerbangan (Jeihan,2020).

Threat
a Masyarakat yang takut untuk melakukan perjalanan jauh menggunakan berbagai
transportasi lainnya, dikarenakan dampak dari virus covid 19. Hal tersebut adalah
hasil riset dari internal perusahaan (Fadliansyah,2020)
b Manajamen Garuda Indonesia menyampaikan bahwa pandemi Covid 19 telah
menciptakan lingkungan bisnis yang menantang untuk bisnis maskapai secara global
(Aldin,2020). Kebijakan Pemerintah, yang menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial
Berskala Besar). PSBB ini membatasi perjalanan menggunakan pesawat yang

9
menyebabkan turunnya jumlah penerbangan dari PT Garuda Indonesia dan
penerbangan lainnya.
2.6 Manajemen Strategi PT. Garuda Indonesia Tbk. di Tengah Pandemi
Dalam usaha pemulihan, PT. Garuda Indonesia melakukan berbagai upaya, seperti
penerapan protokol kesehatan dengan physical distancing dalam pengaturan tempat duduk
penumpang selama penerbangan. Lalu kampanye mengenai penerapan CHSE (Clean, Health,
Safety, and Environtment), mengajak influencer kenamaan Tanah Air guna menggairahkan
penerbangan di Indonesia, mengadakan promo tiket dan lainnya. Strategi yang dilakukan PT.
Garuda Indonesia Tbk dalam menghadapi pandemic Covid 19 :
1. Tipe Strategi Negosiasi dengan Lessor untuk Pendanaan Pembayaran Sewa Pesawat
(Lease Holiday) Kesulitan membayar sewa pesawat pada saat pandemi Covid-19 menjadi
masalah serius untuk Garuda Indonesia. Kurang lebih ada 31 perjanjian sewa pesawat dengan
perusahaan penyewa alias lessor.Saat ini pihak Garuda sedang melakukan negosiasi
komersial dengan para lessor untuk mendapatkan kesepakatan soal keringanan sewa pesawat.
Namun pihak Garuda sendiri enggan menyebutkan secara detail proses negosiasi. Pihak
Garuda memastikan proses negosiasi yang dilakukan tidak akan mempengaruhi operasional
maskapai dan operasional perseroan yang artinya akan tetap berjalan dengan
optimal.Negosiasi dilakukan untuk mendapatkan kesepakatan terbaik untuk lessor maupun
perseroan terkait dengan perjanjian-perjanjian sewa pesawat dan penyelesaian atas kewajiban
perseroan terhadap lessor. Data yang diperoleh dari Garuda Indonesia Airways Association
(GIAA) menerangkan bahwa sejak periode Januari hingga Agustus 2020 Garuda Indonesia
mengalami penurunan trafik baik untuk penumpang maupun kargo yang diangkut masing-
masing sebesar 72% dan 50%.(Laoli, 2020). Sehingga, untuk meminimalisir adanya kerugian
yang meningkat maka Garuda melakukan Strategi Defensif berupa penurunan biaya sewa
untuk pesawat.

2. Pengembangan Layanan Kargo dengan Meluncurkan Aplikasi ‘KirimAja’


Di bawah naungannya, Garuda Indonesia memiliki diferensiasi pelayanan yang diberikan
kepada penggunanya. Tak hanya melayani penerbangan penumpang, Garuda Indonesia juga
melayani pengiriman barang dengan kargo udara melalui armada yang dimilikinya.
Berdasarkan data operasional layanan kargo tahun 2020 di atas, pelayanan kargo sempat
mengalami penurunan yang signifikan antara Bulan Maret dan April. Hal ini disebabkan

10
karena adanya pandemi yang masuk ke Indonesia dan memaksa masyarakat untuk
membatasi aktivitasnya. Mengingat setiap masyarakat dibatasi pergerakannya di luar rumah,
maka untuk menyalurkan kebutuhan diperlukan layanan pengiriman yang cepat, fleksibel,
dan efisien. Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengungkapkan hal itu
memaksa Garuda Indonesia berinovasi untuk dapat menangkap peluang dan beradaptasi di
era new normalini (Corporate Secretary Garuda Indonesia, 2020). Salah satu strategi yang
dilakukan Garuda Indonesia adalah dengan merilis aplikasi digital “KirimAja” di Google
Play pada 3 Mei 2020.
Aplikasi „KirimAja‟ dilengkapi dengan fitur – fitur yang menarik, salah satunya adalah
dengan pembayaran secara virtual account, pengguna jasa pengiriman tidak perlu keluar
rumah untuk menyelesaikan transaksi karena dapat dilakukan dari rumah masing - masing.
Selain itu, dengan kehadiran “Sohib KirimAja”, pengiriman barang dapat dilakukan sampai
dengan tujuan alamat pengiriman sehingga penerima tidak harus pergi ke drop point untuk
mengambil barang yang dikirimkan. Kehadiran “Sohib KirimAja” sebagai bentuk model
bisnis berbasis komunitas juga merupakan strategi bersaing yang ada dalam aplikasi ini.
Kemudahan akses dimana saja dan kapan saja yang mendukung pelayanan di tengah
pembatasan sosial ini menjadi nilai lebih tersendiri dari aplikasi “KirimAja” dibandingkan
dengan maskapai penyedia layanan kargo yang belum memanfaatkan e-commerce dalam
transaksinya.
3. Strategi Pemutusan Hubungan kerja (PHK) Terhadap Karyawan
Akibat adanya pandemi Covid-19 PT Garuda Indonesia mengalami penurunan
permintaan layanan penerbangan yang mengakibatkan pendapatan operasionalnya menurun
secara drastis hingga 90% daripada pendapatan periode yang sama di tahun sebelumnya
(Ramli, 2020). Untuk menghadapi masa pandemi Covid-19, PT. Garuda Indonesia
melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 700 karyawan dengan status
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) atau tenaga kontrak. Kebijakan tersebut
diberlakukan mulai tanggal 1 November 2020, dengan menyelesaikan kontrak lebih awal
untuk 700 karyawan yang sebelumnya telah dirumahkan tanpa gaji sejak Mei 2020
(Wiryono, 2020).
Meski melakukan PHK terhadap karyawannya, PT. Garuda Indonesia telah berupaya
memenuhi seluruh hak yang seharusnya didapatkan karyawannya sesuai dengan peraturan

11
yang berlaku termasuk membayar kewajiban perusahaan terhadap sisa masa kontrak kerja
karyawannya. Kepentingan karyawan bagi PT. Garuda indonesia menjadi prioritas yang
utama sehingga kebijakan tersebut merupakan keputusan sulit yang terpaksa harus diambil
oleh pihak Garuda Indonesia setelah melakukan berbagai upaya penyelamatan demi
memastikan keberlangsungan perusahaan di tengah tantangan pandemi Covid-19(Binekasri,
2020).
Salah satu tipe strategi yang dilakukan PT Garuda Indonesia adalah Strategi Defensif,
yaitu dalam Strategi Defensif ini Garuda Indonesia melakukan pengurangan jumlah
karyawan. Dengan adanya strategi ini diharapkan kondisi keuangan Garuda Indonesia mulai
stabil kembali atau bahkan meningkat sehingga Garuda Indonesia tidak mengalami
kerugian.

2.7 Evaluasi Penerapan Manajemen Strategi PT. Garuda Indonesia Tbk.


PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) Tbk atau GIAA sedang mengalami
kesulitan keuangan imbas kesalahan pengelolaan manajemen masa lalu dan dampak pandemi
Virus Corona atau Covid-19. Utang perseroan hingga kini terus menumpuk hingga mencapai Rp
70 triliun, tak hanya itu beban bunga utang setiap bulan juga mencapai Rp 1 triliun. Garuda
Indonesia saat ini tercatat dengan total utang mencapai Rp32 triliun yang diakibatkan dari utang
usaha beserta pajak senilai US$905 juta dan utang pinjaman kepada bank sebesar US$1,313
miliar. "Saldo utang usaha dan pinjaman bank per 1 Juli 2020 totalnya 2,2 miliar dolar (AS), ini
terdiri dari US$905 juta operasional, pinjam Kondisi sulit ini diprediksi masih akan terus terjadi
hingga tahun 2022, pandemi yang tak kunjung usai menjadi penyebab lambatnya proses
pemulihan keuangan maskapai plat merah tersebut.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan,


kinerja Garuda berkaitan erat dengan pemulihan mobilitas masyarakat dan pembukaan tempat
wisata serta perjalanan luar negeri. Nampaknya sampai 2022 pun untuk rebound masih berat
melihat situasi saat ini tekanan pandemi masih tinggi. Apalagi, jika dilihat dari program
vaksinasi untuk mencapai herd immunity yang masih panjang karena saat ini baru 19.4 persen
yang mendapatkan dosis pertama dan 9.8 persen yang vaksin lengkap. Vaksinasi berkaitan
dengan syarat penerbangan yang diwajibkan pemerintah bagi setiap penumpang pesawat.

12
Bahkan Bantuan dana yang diberikan pemerintah nampaknya tidak membuahkan hasil yang
cukup baik. Bantuan senilai Rp8,5 triliun itu dinilai hanya mampu membuat maskapai ini
bertahan sampai 2024. Pengamat penerbangan dari Arista Indonesia Aviation Center (AIAC)
Arista Atmadjati mengatakan, beban utang yang ditanggung maskapai penerbangan nasional
pelat merah yang mencapai US$2 miliar atau Rp31,9 triliun membuat kondisi perusahan tidak
akan bertahan lama. Dia menilai kemampuan Garuda hanya mampu bertahan minimal sampai
2024 saja. Walau ada dana talangan, itu memperpanjang napas saja, setahun ini ada pandemi
keuangan Garuda memang berdarah-darah,

Dilihat dari kondisi Garuda saat ini sepertinya manajemen strategi yang diterapkan kurang
efektif, karena dampak yang dihasilkan dari penerapan strategi tersebut belum terlalu optimal.
dan Garuda Indonesia belum mengalami kemajuan yang signifikan. Hal ini juga disebabkan
karena kondisi keuangan Garuda Indonesia sudah bermasalah jauh sebelum Covid-19
terjadi.Namun perbedaannya, sebelum Covid-19, keuangan Garuda Indonesia masih bisa
menghasilkan revenue. Sementara setelah ada Covid-19, pendapatan ada tapi terus merosot.
Sehingga meskipun sudah diterapkannya berbagai strategi tidak membuahkan hasil yang cukup
signifikan. Strategi strategi tersebut diperkirakan hanya dapat membuat PT. Garuda Indonesia
untuk bertahan selama beberapa tahun.

13
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa
yang
ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai Pemilihan
strategi memerlukan pertimbangan yang matang karena pada dasarnya pemilihan strategi akan
mengorbankan sumber daya dan peluang yang mungkin ada padastrategi lain. Begitu pula
penerapan manajemen strategi pada PT Garuda Indonesia (Persero) atau biasa dikenal dengan
Garuda Indonesia merupakan salah satu maskapai penerbangan terkemuka di Indonesia. Di masa
pandemic ini PT. Garuda Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang terkena dampak dari
Covid 19. Oleh karena itu diperlukan manajemen strategi agar PT. Garuda dapat bertahan.
Manajemen strategi yang diterapkan PT. Garuda adalah Negosiasi dengan lessor untuk
pendanaan pembayaran sewa pesawat (lease holiday). Strategi ini dianggap efektif dalam
menurunkan biaya operasional mengingat operasional utama Garuda Indonesia dijalankan
dengan armada pesawat yang beberapa diantaranya disewa dari pihak lessor. Strategi yang kedua
adalah pengembangan layanan kargo dengan meluncurkan aplikasi ‘KirimAja’ Aplikasi ini
berfokus pada lini usaha pengiriman barangnya dimana di tengah kondisi saat ini memberikan
peluang pertumbuhan dalam lini usaha pengiriman barang, sebab untuk menyalurkan kebutuhan
dengan keterbatasan pergerakan diperlukan layanan pengiriman yang cepat, fleksibel, dan
efisien. Strategi yang ketiga adalah pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan.
Setelah dievaluasi dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan manajemen strategi kurang
memberikan dampak yang signifikan terhadap kemajuan PT. Garuda. Hal ini disebabkan
semakin banyaknya utang yang melilit PT. Garuda. Utang perseroan hingga kini terus
menumpuk hingga mencapai Rp 70 triliun, tak hanya itu beban bunga utang setiap bulan juga
mencapai Rp 1 triliun. Meskipun sudah mendapatkan bantuan dana dari pemerintah nampaknya
tidak membuahkan hasil yang cukup baik. Bantuan senilai Rp8,5 triliun itu dinilai hanya mampu
membuat maskapai ini bertahan sampai 2024. Hal ini juga disebabkan karena kondisi keuangan

14
Garuda Indonesia sudah bermasalah jauh sebelum Covid-19 terjadi sehingga hal ini sangat sulit
untuk diatasi

DAFTAR PUSTAKA

https://mediaindonesia.com/ekonomi/306838/begini-strategi-garuda-bertahan-di-tengah-
pandemi-covid-19

https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/1327

https://papacindy.wordpress.com/2014/07/17/makalah-manajemen-strategi/

https://industri.kontan.co.id/news/kondisi-keuangan-garuda-indonesia-giaa-sudah-bermasalah-
sebelum-covid-19

https://www.merdeka.com/garuda-indonesia/profil/

https://papacindy.wordpress.com/2014/07/17/makalah-manajemen-strategi/

https://www.medcom.id/ekonomi/bisnis/ybDVW5vK-perlahan-bangkit-ini-strategi-garuda-
bertahan-di-tengah-pandemi

15

Anda mungkin juga menyukai