Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MAKRO EKONOMI

“Menganalisis Film The Big Short”

Nama : Meily Anggraini

NIM :190907061

Kelas : Administrasi Bisnis 2019 A

Dosen Pengampu : Nana Dyki Dirbawanto, S.E. M.A.B

Awal persoalan terjadi saat ada Bank Investasi yang kemudian membeli KPR itu dengan
harga labih tinggi, bank menjualnya karena mendapat untung, dan bank investasi menerima
pemasukan dari pembayar angsuran dalam hal ini pemilik rumah. Masalahnya, bank investasi ini
menggunakan leverage untuk membeli KPRnya. Semakin banyak rumahnya, semakin banyak
keuntungan bank investasi, karena itu mereka terus mendorong agar transaksi beli rumah terjadi.
Masalahnya, orang yang bisa beli rumah udah habis. Maka dibuatlah satu layer lagi dengan nama
Subprime Mortgage, produk KPR bagi mereka yang tidak bankable. Ini dalam film diceritakan
bagaimana seorang penari striptease bisa memiliki hingga 5 rumah mewah. Syarat dipermudah,
tidak ada klarifikasi data, dan semua dimanipulasi yang penting ada yang beli rumah. Sehingga
bank pemberi pinjaman, bank investasi, investor hingga makelar happy dari komisi dan
keuntungan, dan si pemilik rumah bisa punya rumah. Produk inilah yang disebut dengan
Collateralized Debt Obligationatau CDO, yang sepanjang film terus dibicarakan dan jadi isu
utama. CDO itu ibarat rantang tersusun, apabila ada uang datang dari pembayar angsuran, maka
rantang pertama terisi duluan, apabila semua bayar, maka semua rantang terisi sampe yang
paling bawah (ini dijelaskan oleh Ryan Gosling lewat permainan Unastaco). Tapi apabila ada
yang gagal bayar, maka rantang tengah atau paling bawah bisa tidak terisi, makanya diklasifikasi
paling beresiko. Bank investasi sendiri membuat klasifikasi : KPR yang aman, sedang dan
beresiko.

Dr. Burry melakukan aksi investasi yang terbilang terobosan, dengan mendatangi
lembaga investasi raksasa yang banyak kucurkan dana kredit properti , serta membujuk
direksinya agar mereka menjual semacam obligasi kepemilikan yaitu credit default
swap ( CDS) .  Prediksi bisnis properti akan bermasalah besar sehingga melakukan swap atau
kebalikannya, yaitu menjual semua saham di bidang properti. Dia  berteori, pasar perumahan  AS
sangat tidak stabil, yang berbasis  pada  pinjaman  subprime  dengan risiko  tinggi karena
memberikan keuntungan sedikit sehingga bisa terjadi  kredit  macet. Dia menyadari dapat
memperoleh keuntungan dari situasi tersebut dengan menciptakan pasar credit default swap,
yang memungkinkan dia untuk bertaruh melawan  pasar  perumahan. Mendapatkan cemooh dan
tertawaan dari atasan dan pemegang saham, dengan dalih bahwa situasi pasar properti saat itu
dalam kondisi sangat baik , namun Michael Burry mengabaikan cemoohan tersebut Burry
mengambil langkah untuk menjalankan rencananya membeli obligasi CDS , Obligasi CDS yang
diambil dengan rating nya buruk dengan konsep semacam asuransi , dengan pembayaran premi
rutin bulanan supaya obligasi nya tetap aman. Prediksi burry adalah saat sektor properti
memburuk , Sebaliknya nilai obligasi yang dia punya meningkat nilainya. Semakin buruk
ekonomi , semakin tinggi nilai obligasi CDS nya.Agar telihat aman, maka bank meminta badan
pemberi peringkat kredit melabelkan investasi ini yang paling atas dengan AAA, peringkat
paling aman. Yang lumayan aman dengan BBB. Karena labelnya aman, maka ini ditransaksikan.
Persoalan terjadi ketika sistem ini berjalan dengan baik sampai dengan ketika para pemilik
rumah menjadi gagal bayar. Bank pemberi pijaman menyita, dan pemasukan mereka yang
awalnya angsuran berubah menjadi rumah. Dalam ekonomi yang normal, ini biasa, karena bank
bisa menjualnya. Tapi masalahnya, ini semakin banyak yang gagal bayar. Tiba-tiba Bank jadi
pemilik jutaan rumah. Karena banyak rumah yang akhirnya dilelang bank, maka sesuai hukum
ekonomi, harga akan menjadi turun. Bagi yang mencicil dengan baik, mendapati harga rumahnya
turun, dan mulai sewot ngapain harus bayar KPR tinggi sementara harga propertinya turun?
Sekalipun mereka mampu, mereka meninggalkan rumah-rumah itu dan berhenti menyicil karena
harganya sudah jatuh, ini memperperah keadaan.

Mulai muncul keraguan atas konsep Burry tersebut, dikurun waktu 2005 hingga 2008
(terjadinya collapse ekonomi amerika) teori gila mulai menghasilkan perdebatan. Atasan dan
pemegang saham Burry yang sedari awal tidak percaya bertambah murka dikarenakan Investasi
CDS Burry tersebut membuat perusahaan harus membayar mahal premi obligasi sedangkan
prediksi runtuhnya pasar properti belum kunjung terbukti. Mark Baum juga mulai ragu atas
saran-saran Jared Vennett atas konsepnya. Disisi lain duo investor muda malah bersemangat
berinvestasi CDS dengan membeli rating yang baik , dibantu oleh Ben Ricky yang memiliki
koneksi yang baik di industri keuangan , mereka pun berhasil menambah koleksi obligasi CDS
nya.

Hal yang menarik diambil adalah tentang sudut pandang dari Michael Burry seorang
hedge fund manager, yang mampu melihat ancaman yang pelaku pasar lainnya tidak
menganggap sebagai masalah namun burry mampu mengolahnya menjadi oppurtunity.
Meskipun membutuhkan durasi yang cukup lama sampai bisa dibuktikan bahwa prediksi nya
benar, Burry tetap stick to the plan hingga akhir ceritanya langkah nya terbukti efektif.

Di film ini terdapat analisis akan runtuhnya dunia properti Amerika Serikat serta
bangkrutnya berbagai bank di negeri adidaya tersebut, dijelaskan serta digambarkan dengan
sangat baik. Meskipun begitu, fokusnya tetap berpusat pada empat karakter utama di atas
bersama partner mereka masing-masing. The Big Short bisa menjadi tontonan yang menarik
sekaligus menantang bagi penonton yang paham dengan istilah dan teori-teori ekonomi. Bagi
yang belum paham, disarankan untuk mempelajari terlebih dahulu istilah-istilah yang ada, karena
nantinya kan kesulitan dalam memahami jalan cerita film ini,

Pelajaran yang dapat diambil dari Film The Big Short :

1. Belajar dan Memahami Instrument Investasi


Kita harus belajar dan harus berusaha menggali lebih dalam mengenai ilmu investasi.
Seperti yang dilakukan oleh Dr. Burry, ia terus berusaha menggali lebih dalam tentang
apa saja isi dari Mortgage Backes Securities (MBS)
2. Memiliki Strategi dan Keputusan dalam Investasi
Kita mendapatkan pelajaran yang sangat penting dari strategi Michael Burry pada cerita
di Film The Big Short, diamana ia cenderung kontrarian dengan kebanyakan pelaku pasar
lainnya. Dr. Burry berani melawan arus dalam membuat keputusan investasi yang
berdasarkan temuannya sendiri, walaupun ia sempat tidak disetujui bahkan dicemoh oleh
atasannya dalam mengambil keputusan tersebut, tetapi ia tetap berpegang teguh dan
berhasil menunjukannya. sebagai investor di pasar modal khususnya di investasi saham
kita dapat menerapkan pelajaran yang bisa diambil dari strategi dan keputusan yang
dilakukan oleh Dr. Burry. Kita perlu memiliki strategi dalam berinvestasi saham yang
harus dipikirkan matang-matang. Anda juga harus mengambil keputusan kapan waktu
yang tepat untuk membli atau kapan waktu yang tepat untuk menjual saham. tidak hanya
berorientasi pada strategi dan keputusan saja anda perlu memperhatikan sejumlah hal
yang cukup berharga dalam berinvestasi
3. Mengetahu Risiko Apa yang Akan kita Hadapi
Sebagai investor yang sejati Anda harus mengetahui dengan jelas instrumen investasi apa
yang anda investasikan. Mengapa demikian? Karena tujuan utama berinvestasi adalah
untuk mengamankan nilai portofolio serta mencari keuntungan. Jadi anda harus
memahami risiko risiko apa saja yang kemungkinan bisa terjadi dan seberapa besar risiko
yang dapat anda tanggung. Lalu apakah risiko yang ada tanggung sesuai dengan
keuntungan yang bisa didapatkan? Utamakan keamanan dan setelahnya baru keuntungan.
jangan mudah serakah dan kalap terhadap investasi. Anda perlu mengenal istilah dalam
hal berinvestasi yaitu high risk high return yang artinya semakin besar risikonya maka
semakin besar keuntungannya. Salah satu hal yang terpenting adalah anda mengetahui
dengan jelas bagaimana investasi Anda bekerja. Seperti yang dilakukan oleh Dr. Burry
dimana ia menggali informasi tentang dan mencari akar permasalahan sampai akhirnya ia
menemukan risiko dari kemungkinan buruk yang bisa terjadi
4. Berani Mengambil Risiko
Dalam berinvestasi apapun pasti akan selalu memiliki risiko. Besarnya risiko yang ada
juga tergantung pada instrumen investasi yang anda pilih. Sekarang ini sudah ada
berbagai macam instrumen investasi salah satunya investasi saham. Ada juga Reksa dana,
emas, deposito, obligasi, P2P (peer to peer lending) dan lain-lain. Anda bisa memilih
instrumen investasi mana yang paling cocok untuk anda. Dari risiko yang ada tersebut
Anda juga harus siap untuk menghadapi kemungkinan risiko yang akan terjadi, seperti
yang dilakukan oleh Dr. Burry. Ia berani mengambil risiko terhadap keputusannya
walaupun banyak pelaku pasar yang bahkan tidak sepihak dengannya, selain berani
mengambil risiko tentunya Anda juga perlu melakukan manajemen risiko dengan baik
sehingga jangan sampai yang tadinya Anda mau untung malah jadi bunting,
5. Fokus Dalam Berinvestasi
Dr. Burry fokus mencari dasar dari harga sekuritas yang terlalu menarik hingga yang
terbawah. Seharusnya kita juga bisa memfokuskan analisa kita terhadap suatu saham
pada kondisi fundamental perusahaannya. Dengan melihat harga saham yang naik atau
turunnya saja. Fundamental perusahaan bisa terletak pada laba bersihnya, bagaimana
perusahaan tersebut menghasilkan keuntungan, utang yang dimiliki dan lain-lain. Jika
anda mau mengetahui data data seputar perusahaan terbuka, anda dapat melihatnya di
website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. Semakin dalam anda
menggali informasi pada perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
maka semakin besar juga kemungkinan Anda menemukan risiko yang berdampak pada
perusahaan tersebut. Misalnya kita mengambil contoh dari salah satu perusahaan terbuka
yaitu PT Semen Baturaja (persero), Tbk (SMBR). Ternyata pada tahun 2014 lalu
perusahaan tersebut memiliki masalah dengan listrik yang tidak stabil sehingga membuat
margin keuntungan saham ini berkurang karena produksi semen yang tidak efisien.

Anda mungkin juga menyukai