Anda di halaman 1dari 34

“Analisis Model Kepemimpinan dan Budaya Organisasi pada Kantor Kepala

Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang


Lubuk Pakam”

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan

Dosen Pengampu: Indra Fauzan SHI., M.Soc.Sc. P.hD

Disusun Oleh : Kelompok 3


Kelas : 2019 A

Nama NIM
1. Diva Nedya Putri 190907003
2. Eliza Amalia Saragih 190907029
3. Nana Tri Mulia 190907041
4. Salmah 190907047
5. Meily Anggraini 190907061

ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Model Kepemimpinan dan Budaya
Organisasi pada Kantor Kepala Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Kabupaten
Deli Serdang Lubuk Pakam” ini dengan baik. Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengajar
bapak Indra Fauzan SHI., M.Soc.Sc. P.hD yang telah membimbing dan memberikan arahan serta
masukan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan. Makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan kita dengan harapan
agar mahasiswa dapat mengetahui model kepemimpinan dan budaya organisasi yang diterapkan
di Kantor Kepala Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang
Lubuk Pakam.

Dengan segala keterbatasan yang ada, kami telah berusaha dengan segala daya dan upaya
untuk menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari bapak dan para pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah wawasan
serta pengetahuan bagi penulis dan juga para pembaca. Atas kritik dan sarannya, kami ucapkan
terima kasih.

Medan, 04 Juni 2022


Penyusun

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................2

BAB II TEORI DAN KONSEP ................................................................................................3

2.1 Kepemimpinan..........................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Kepemimpinan ...................................................................................... 3
2.1.2 Teori-Teori Kepemimpinan .................................................................................... 4
2.1.3 Tipe-Tipe Kepemimpinan ....................................................................................... 6
2.2 Budaya Organisasi ....................................................................................................9
2.2.1 Pengertian Budaya Organisasi ................................................................................ 9
2.2.2 Teori Budaya Organisasi ......................................................................................... 9
2.2.3 Jenis-Jenis Budaya Organisasi .............................................................................. 10
2.2.4 Karakteristik Budaya Organisasi ......................................................................... 11
2.2.5 Fungsi Budaya Organisasi.................................................................................... 12
2.2.6 Contoh Budaya Organisasi ................................................................................... 12

BAB III HASIL WAWANCARA DAN ANALISIS ............................................................... 14

3.1 Deskripsi Kantor Kepala Desa Pasar V Kebun Kelapa............................................. 14


3.2 Hasil Wawancara .................................................................................................... 14
3.3 Analisis Model Kepemimpinan ............................................................................... 19
3.4 Analisis Budaya Organisasi ..................................................................................... 22

BAB IV PENUTUP ................................................................................................................. 24

4.1 Simpulan ................................................................................................................. 24


4.2 Saran ....................................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 26


LAMPIRAN PERTANYAAN ................................................................................................ 27
LAMPIRAN DOKUMENTASI .............................................................................................. 31

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah manusia telah mencatatkan bahwa dari awal, manusia merupakan makhluk sosial
yang hidup secara berkelompok dan tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu
berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungannya. Manusia hidup berkelompok baik
dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Namun bila dicermati, sejak dari zaman
yang masih serba primitif sampai dengan era yang serba modern ini, manusia selalu
membutuhkan seorang pemimpin dalam setiap kelompoknya. Mulai dari kelompok kecil yang
berupa keluarga sampai dengan kelompok yang terbesar yaitu negara. Di era sekarang ini,
kepemimpinan lebih menitikberatkan kepada nilai-nilai moral, spiritual, dan keteladanan yang
hanya bisa dijalankan oleh seorang pemimpin sejati yang melayani dan rela berkorban untuk
kepentingan mereka yang dipimpinnya.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang atau pemimpin untuk mempengaruhi orang
yang dipimpin sehingga orang tersebut bertingkah laku sebagaimana yang dikehendaki oleh
pimpinannya. Seorang pemimpin haruslah mempunyai pengetahuan, keterampilan, dapat
menganalisa informasi secara mendalam untuk mengambil suatu keputusan yang tepat dan dia
juga harus bisa melibatkan pihak-pihak yang tepat dalam proses pengambilan keputusan.
Seorang pemimpin dapat dikatakan baik jika mampu menciptakan situasi yang menginspirasi
para pengikutnya agar mencapai tujuan yang lebih baik lagi dari keadaan sekarang. Jiwa
kepemimpinan seseorang dapat diperoleh dari bawaan lahir dan ada pula yang diperoleh
berdasarkan pengaruh lingkungan sosial.
Kepemimpinan seseorang menentukan keberhasilan perusahaan dalam mencapai targetnya.
Tentunya target ini merupakan visi dan misi yang ingin dicapai oleh perusahaan. Selain itu,
kinerja perusahaan yang produktif mencerminkan gaya kepemimpinan seseorang di suatu
lembaga atau perusahaan. Oleh karena itu, suksesnya suatu perusahaan mencerminkan suksesnya
pemimpin di perusahaan tersebut. Perusahaan tanpa adanya seorang pemimpin maka perusahaan
tersebut akan kacau balau. Oleh karena itu, harus ada seorang pemimpin yang memerintah dan
mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan perusahaan.
Dalam penerapan kepemimpinan di suatu organisasi juga harus memperhatikan dan
menyesuaikan dengan budaya organisasi yang ada di tempat tersebut. Sebagian besar organisasi

1
2

maupun perusahaan yang telah berdiri mempunyai budaya organisasi yang berbeda tergantung
dari lingkungan perusahaan dan jenis perusahaan tersebut. Budaya organisasi adalah sebagai
identitas sebuah organisasi dan perusahaan dikarenakan masing-masing organisasi akan memiliki
budaya yang berbeda, maka dari itu perbedaan budaya organisasi tersebut mampu memberikan
keberagaman budaya yang nantinya akan memberikan efek yang positif bagi organisasi atau
bahkan sebaliknya akan memberikan dampak yang buruk terhadap organisasi tersebut.
Budaya organisasi secara umum memiliki peran sebagai identitas organisasi kepada
anggota organisasi dan memberikan ciri khusus kepada organisasi tersebut sebagai corak
pembeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lain. Baik buruknya budaya organisasi
akan sangat mempengaruhi gaya seorang pemimpin dalam memimpin anggota-anggotanya
dalam organisasi tersebut. Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan atau organisasi dalam
mencapai kinerja yang baik akan sangat ditentukan oleh seorang pemimpin. Suatu perusahaan
dalam melakukan aktivitasnya diisyaratkan memiliki pemimpin handal yang mampu
mengantisipasi masa depan organisasi dan mengambil peluang dari setiap perubahan yang ada
sehingga dapat mengarahkan organisasi untuk mencapai tujuannya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penulisan makalah ini
adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan kepemimpinan dan budaya organisasi?
2. Apa sajakah konsep dan teori-teori tentang kepemimpinan dan budaya organisasi?
3. Bagaimanakah penerapan model/gaya kepemimpinan dan budaya organisasi pada Kantor
Kepala Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Lubuk
Pakam?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengertian kepemimpinan dan budaya organisasi.
2. Konsep dan teori-teori dari kepemimpinan dan budaya organisasi.
3. Analisis penerapan model dan gaya kepemimpinan serta budaya organisasi yang ada di
Kantor Kepala Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Kabupaten Deli
Serdang Lubuk Pakam.
BAB II
TEORI DAN KONSEP
2.1 Kepemimpinan
2.1.1 Pengertian Kepemimpinan
Dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai
dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan.
Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya. Beberapa
ahli berpandapat tentang kepemimpinan, diantaranya adalah :
 Secara umum, kepemimpinan adalah sebuah kemampuan dalam diri seseorang untuk
mempengaruhi orang lain atau mengarahkan pihak tertentu untuk mencapai tujuan. Teori
kepemimpinan juga bisa didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengelola dan
mengarahkan sebuah kelompok dengan efektif dan efisien agar mencapai tujuan.
 Kepemimpinan (leadership) berasal dari kata leader yang artinya pemimpin. Kepemimpinan
menurut George R Terry aktivitas (proses) untuk mempengaruhi orang-orang agar diarahkan
mencapai tujuan organisasi. Pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kekuasaan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain. Pemimpin orangnya , sedangkan kepemimpinan aktivitas
(proses) menjalankan kekuasaan dan pengaruh kepada organisasi ataupun orang. Kekuasaan
merupakan sarana bagi pemimpin untuk mempengaruhi perilaku anggota-anggotanya.
(Miftah Thoha ; 2011).
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian kepemimpinan adalah perihal
pemimpin atau cara memimpin. Secara harfiah, kepemimpinan berasal dari kata dasar
“pimpin” yang memiliki arti mengarahkan, membina, mengatur, menuntun, menunjukkan,
atau memengaruhi.

Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang mempunyai imbuhan pe-an yang
menunjukkan sifat yang dimiliki oleh pemimpin. Pemimpin berarti, mengarahkan, membina,
mengatur, menunjukkan terhadap orang yang dipimpinnya agar terbina dan bersedia
mengikutinya dengan rasa tanggung jawab. Kepemimpinan menunjukkan sifat atau gaya
seseorang dalam memimpin seseorang atau organisasi. Kepemimpinan adalah kemampuan
seseorang dalam mempengaruhi dan memotivasi mereka yang dipimpinnya untuk melakukan
hal-hal yang diperlukan dalam mencapai tujuan yang di inginkan bersama. Kepemimpinan

3
4

adalah seni untuk mempengaruhi atau menggerakkan orang-orang yang dipimpin sehingga
memperoleh kepatuhan, kepercayaan, rasa hormat, dan loyalitas untuk menyelesaikan tugas yang
di amanahkan.

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengantisipasi, melihat kedepan,


mempertahankan fleksibelitas dan memberdayakan orang lain untuk menciptakan perubahan
strategis yang diperlukan. Seorang pemimpin adalah seseorang yang dengan wewenang
kepemimpinannya mengarahkan orang-orang yang dipimpinnya untuk mengerjakan sebagian
dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan bersama. Dan oleh karenanya seorang pemimpin harus
bisa memberdayakan dan meningkatkan kualitas orang-orang yang dipimpinnya dengan
menumbuhkan dan mengembangkan segala potensi yang mereka miliki supaya mereka mampu
menyelesaikan tugas yang didelegasikan kepada mereka.

2.1.2 Teori-Teori Kepemimpinan


Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana
kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang
produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan
gaya kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar
nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang
kepemimpinan antara lain :

 Great Man Theory atau dikenal sebagai teori orang hebat, membuat asumsi, bahwa sifat
kepemimpinan dan bakat-bakat kepemimpinan, dibawa seseorang semenjak orang tersebut
dilahirkan. Teori ini berkembang sejak abad ke-19. Meski tidak dapat diidentifikasi dengan
suatu kajian ilmiah mengenai karakteristik dan kombinasi manusia seperti apa yang dapat
dikatakan sebagai pemimpin hebat, tetapi banyak orang mengakui bahwa hanya satu orang
diantara banyaknya individu, pasti memiliki ciri khas sebagai pemimpin yang hebat.

 Trait Theory atau yang sering disebut sebagai teori sifat kepribadian ini meyakini bahwa
orang yang dilahirkan atau dilatih dengan kepribadian tertentu, akan menjadikan mereka
unggul dalam peran kepemimpinan. Hal ini dapat diartikan sebagai, kualitas kepribadian
tertentu seperti keberanian, kecerdasan, pengetahuan, kecakapan, daya tanggap, imajinasi,
fisik, kreativitas, rasa tanggung jawab, disiplin dan nila-nilainya lainnya dapat membuat
5

seseorang menjadi pemimpin yang baik.

 Teori kontingensi atau yang berasal dari kata Contingency Theory menganggap, bahwa
tidak ada cara yang paling baik untuk memimpin dan menyatakan, bahwa setiap gaya
kepemimpinan harus didasarkan pada situasi dan kondisi tertentu. Atas dasar teori
kontingensi ini, seseorang mungkin dapat berhasil tampil dan memimpin dengan sangat
efektif pada suatu kondisi, situasi dan tempat tertentu, namun kinerja kepemimpinannya
berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, apabila pemimpin tersebut
dipindahkan ke situasi dan kondisi lain atau ketika faktor di sekitarnya telah berubah pula.

 Teori gaya dan perilaku. Teori berdasar gaya dan perilaku menyatakan, pemimpin hebat
dibuat, bukan dilahirkan. Teori kepemimpinan ini fokus pada tindakan seorang pemimpin.
Bukan pada kualitas mental atau sifat atau karakter bawaan dari orang tersebut. Teori ini
juga menyebutkan, seseorang dapat belajar dan berlatih untuk menjadi pemimpin melalui
ajaran, pengalaman, dan pengamatan yang baik. Teori ini menunjukkan bahwa
kepemimpinan yang efektif merupakan hasil dari tiga keterampilan utama yang dimiliki
oleh individu yaitu keterampilan yang berupa keterampilan teknis, manusiawi, dan
konseptual.

 Behavioral theories merupakan reaksi atas Trait Theory, Teori perilaku atau Behavioral
Theories ini menghadirkan sudut pandang baru mengenai kepemimpinan. Teori ini
memberikan perhatian kepada perilaku para pemimpin itu sendiri, daripada karakteristik
mental, fisik, dan sosial pemimpin tersebut. Teori ini menganggap, bahwa keberhasilan
seorang pemimpin ditentukan oleh perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi
kepemimpinan dan perilaku tersebut dapat dipelajari atau dilatih. Selain itu, teori ini
menganggap bahwa kepemimpinan yang sukses adalah kepemimpinan yang didasarkan
pada perilaku yang dapat dipelajari.

 Teori kepemimpinan servant atau dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai pelayan
pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an. Teori ini meyakini, bahwa seorang
pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bertugas untuk melayani, menjaga, dan
memelihara kesejahteraan fisik serta mental pengikut atau anggotanya. Pemimpin yang
baik juga diharuskan bisa bersimpati dan dapat meredakan kecemasan yang berlebih dari
6

para pengikutnya. Maka itu, fungsi kepemimpinan diberikan pada seseorang yang pada
dasarnya memiliki jiwa pelayan atau melayani.

 Teori transaksional. Berasal dari kata dasar transaksi, teori ini menggambarkan suatu gaya
kepemimpinan yang berdasar pada perjanjian atau kesepakatan yang dibuat seseorang
dengan orang lain. Dalam hal ini, tentunya yang menjadi pelaksana adalah pemimpin dan
staf atau pengikutnya Perjanjian ini dibuat dengan tujuan mendapat pertukaran (transaksi)
yang sepadan atau saling menguntungkan antara pemimpin dengan staf.

 Teori transformasional, mengacu pada kata transformasi, yang memiliki arti umum
perubahan. Teori kepemimpinan transformasional merupakan sebuah teori yang mengarah
pada istilah memanusiakan manusia. Teori ini mengedepankan pendekatan personal
pemimpin terhadap staf atau bawahan, dapat juga organisasi, dalam rangka membangun
semangat, mengubah kesadaran, serta memberi inspirasi, demi mencapai tujuan bersama
tanpa merasa ditekan maupun tertekan, bahkan mampu memotivasi setiap anggotanya.
Gaya pemimpin transformasional selalu ingin mengelola lembaga atau organisasi yang
dipercayakan kepadanya dengan lebih efektif dan efisien.

2.1.3 Tipe-Tipe Kepemimpinan


Model/gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan
berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu. Gaya
tersebut bisa berbeda-beda atas dasar motivasi, kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang
tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif,
dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan. Apabila
pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis
maupun non-ekonomis) berarti telah digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya
jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya
kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilkan prestasi yang diterima dalam
banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi. Adapun tipe/gaya kepemimpinan akan
dijelaskan pada bagian di bawah ini.
7

1. Otokratis
Merupakan cara/tipe kepemimpinan yang kekuatan, wewenang maupun segala
keputusannya mutlak dari pemimpin sehingga tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain.
Pemimpin ini melihat bahwa dirinya adalah sumber segala sesuatu dalam kehidupan organisasi.
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai
keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkan
kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit
bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada
umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga
beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta
memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.

2. Demokrasi
Merupakan cara/tipe kepemimpinannya bersifat demokrasi atau melibatkan/ menerima
saran atau masukan dari bawahan/ staf/ karyawan. Tipe ini dianggap sebagai pemimpin yang
bersedia menerima dan menghargai saran, pendapat dan nasehat ataupun kritikan dari bawahan
melalui musyawarah dan lain sebagainya. Tipe ini ditandai adanya suatu struktur yang
pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di
bawah kepemimpinan pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral tinggi dan dapat
bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri. Kepemimpinan
ini memberikan kebebasan pada anggotanya dalam berpendapat, menyampaikan aspirasi dan
mempertimbangkan musyawarah untuk menetapkan suatu kebijakan kepada bawahannya.
Pemimpin tipe ini dianggap paling ideal dan mengerti bawahannya.

3. Kendali Bebas
Merupakan pemimpin yang memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur
organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Pemimpin menghindari kuasa dan
tanggung jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan
tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri. Dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua
gaya kepemimpinan yang diterapkan, yaitu gaya konsideral dan struktur, atau dikenal juga
sebagai orientasi pegawai dan orientasi tugas. Beberapa hasil penelitian para ahli menunjukkan
bahwa prestasi dan kepuasan kerja pegawai dapat ditingkatkan apabila konsiderasi merupakan
8

gaya kepemimpinan yang dominan. Sebaliknya, para pemimpin yang berorientasi tugas yang
terstruktur, percaya bahwa mereka memperoleh hasil dengan tetap membuat orang-orang sibuk
dan mendesak mereka untuk berproduksi. Pemimpin yang positif, partisipatif dan berorientasi
konsiderasi, tidak selamanya merupakan pemimpin yang terbaik.

4. Karismatik
Merupakan pemimpin yang memiliki karakter yang menarik sehingga dapat menarik
simpati bawahan, biasanya tipe pemimpin seperti ini banyak di kagumi. Pemimpin kharismatik
adalah pemimpin yang memiliki karakter khusus, memikat dan memiliki daya tarik yang sangat
besar. Menurut Max Weber, karisma diartikan sebagai suatu sifat tertentu dari seseorang yang
membedakan mereka dari kebanyakan orang yang lain.

5. Militeristik
Merupakan model/gaya kepemimpinan yang menerapkan sistem militer pada saat
memimpin dan sangat mementingkan disiplin tingkat tinggi. Tipe kepemimpinan ini dalam
menggerakkan bawahannya, menggunakan sistem perintah atau komando untuk mencapai
tujuannya. Tipe militeristik ini sangat otoriter, kaku, tidak menghendaki saran, usul, kritikan,
menghendaki kepatuhan mutlak dan komunikasi yang terjalin hanya satu arah. Tipe ini sangat
suka menggunakan pangkat dan jabatan dalam menggerakkan bawahannya.

6. Model Kepemimpinan Transaksional


Merupakan model kepemimpinan yang digunakan untuk mengendalikan bawahan dengan
menggunakan kekuasaan untuk mencapai hasil tertentu. Selain itu, pemimpin mengelola
bawahan dengan memberi reward ataupun punishment. Biasanya dengan model ini, pemimpin
menerapkan transaksi yang slaing menguntungkan dengan bawahannya.

7. Model Kepemimpinan Transformasional


Merupakan model kepemimpinan yang efektif dan telah diterapkan di berbagai organisasi
internasional. Model ini mengelola hubungan antara pemimpin dan pengikutnya dengan
menekankan beberapa faktor yaitu perhatian (attention), komunikasi (communication),
kepercayaan (trust), rasa hormat (respect) dan risiko (risk).
9

2.2 Budaya Organisasi


2.2.1 Pengertian Budaya Organisasi
Pada dasarnya pengertian budaya organisasi adalah suatu karakteristik yang ada di suatu
kelompok dan digunakan sebagai tuntunan mereka dalam berperilaku serta membedakannya
dengan kelompok lain. Artinya, budaya organisasi merupakan suatu norma dan nilai-nilai
perilaku yang harus dipahami dan dipatuhi oleh kelompok orang yang menganutnya. Berikut ini
merupakan beberapa pengertian budaya organisasi menurut para ahli.

1. Sarpin (1995)
Menurut Sarpin, pengertian budaya organisasi adalah suatu sistem nilai, kepercayaan dan
kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur sistem formalnya
untuk menghasilkan norma-norma perilaku organisasi.

2. Robbins (2003)
Menurut Robbins pengertian budaya organisasi adalah sistem makna bersama yang dianut
oleh anggota-anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lain. Sistem makna
bersama ini bila diamati dengan lebih seksama, merupakan seperangkat karakteristik utama
yang dihargai oleh suatu organisasi. Budaya organisasi berkaitan dengan bagaimana karyawan
mempersepsikan karakteristik dari suatu budaya organisasi.

3. Kreitner dan Kinicki (2005)


Kreitner dan Kinicki menyatakan bahwa budaya organisasi biasanya digambarkan dalam
arti yang sama. Pola-pola dari kepercayaan, simbol-simbol, ritual-ritual dan mitos-mitos yang
berkembang dari waktu ke waktu berfungsi sebagai perekat yang menyatakan organisasi.

4. Rivai dan Mulyadi (2012)


Menurut Rivai dan Mulyadi, budaya organisasi adalah suatu kerangka kerja yang menjadi
pedoman tingkah laku sehari-hari dan membuat keputusan untuk karyawan dan mengarahkan
tindakan mereka untuk mencapai tujuan organisasi.

2.2.2 Teori Budaya Organisasi


Teori budaya organisasi merupakan sebuah teori komunikasi yang mencakup semua
simbol komunikasi, yakni tindakan rutinitas, dan percakapan sertamakan yang dilekatkan orang
10

terhadap simbol tersebut. Dalam perusahaan, budaya organisasi dianggap sebagai salah satu
strategi perusahaan untuk mencapai tujuan dan kekuasaannya. Adapun beberapa asumsi dasar
mengenai teori budaya organisasi, antara lain:
a. Asumsi terhadap nilai organisasi. Asumsi teori budaya organisasi ini mengacu pada nilai
organisasi, yang merupakan standar dan prinsip-prinsip yang terdapat dalam sebuah budaya.
b. Asumsi terhadap simbol budaya organisasi. Penggunaan dan interpretasi simbol sangat
penting dalam budaya organisasi. Saat orang bisa memahami simbol tersebut, maka
seseorang bisa bertindak berdasarkan budaya organisasinya.
c. Asumsi terhadap budaya yang bervariasi. Setiap perusahaan pasti memiliki budaya
organisasi yang bervariasi dan interpretasi tindakannya juga beragam. Karena setia
porganisasi memiliki budaya yang berbedabeda, setiap individu dalam organisasi tersebut
juga menafsirkan budaya organisasinya secara berbeda.

2.2.3 Jenis-Jenis Budaya Organisasi


1. Budaya organisasi yang kuat
Budaya organisasi yang kuat adalah jenis budaya organisasi yang mengacu pada kondisi
di mana karyawan bisa menyesuaikan diri, menghormati kebijakan organisasi, dan
mematuhi semua pedoman organisasi.
2. Budaya organisasi yang lemah
Budaya organisasi yang lemah adalah jenis budaya organisasi yang setiap anggotanya
menerima peran dan tanggungjawabnya hanya karena rasa takut pada pimpinan.

Adapun jenis jenis budaya organisasi menurut Noe dan Mondy (1996), budaya organisasi
juga terbagi menjadi dua tipe, antara lain :

1. Budaya organisasi yang terbuka dan partisipatif yang ditandai dengan adanya pencapaian
tujuan yang lebih tinggi dan rasa saling percaya pada bawahan atau anggota organisasi.
2. Budaya organisasi yang tertutup dan otokratis yang ditandai dengan adanya pencapaian
tujuan yang tinggi, tetapi tidak didukung dengan rasa saling percaya. Maksudnya,
pencapaian tujuan dari organisasi ini lebih dipaksakan oleh pemimpin keanggotanya.
Bahkan, budaya organisasi yang tertutup ini juga memiliki sifat kepemimpinan otokrasi
yang kuat.
11

2.2.4 Karakteristik Budaya Organisasi

1. Inovasi dan Keberanian Mengambil Risiko


Budaya organisasi memiliki karakteristik yang mendorong anggota atau karyawannya
lebihi novatif dan berani mengambil risiko. Karena, setiap anggota organisasi memiliki
tingkat tanggung jawab yang tinggi, bebas dalam bekerja dan memiliki banyak peluang
untuk inisiatif dalam organisasi.

2. Perhatian Terhadap Detail


Budaya organisasi juga memiliki karakteristik perhatian pada berbagai hal lebih detail
mengenai sejauh mana anggota diharapkan menjalankan presisi, analisis, dan perhatian
pada hal-hal detail.

3. Orientasi Hasil
Budaya organisasi juga memiliki karakteristik yang lebih fokus pada hasil daripada Teknik
dan proses untuk mencapai hasil tersebut. Maksudnya, perusahaan atau organisas ilebih
berorientasi pada hasil atau pencapaian target karyawannya.

4. Orientasi Orang
Karakteristik budaya organisasi lainnya adalah organisasi yang memberikan fokus
terbesarnya pada anggota atau karyawan. Karena, anggota organisasi atau karyawan
perusahaan adalah aset terbesarnya.

5. Orientasi Tim
Orientasi terhadap tim juga salah satu karakteristik budaya organisasi. Artinya, pemimpin
memprioritaskan kegiatan kerja dalam organisasi berdasarkan tim tersebut, bukan pada
individu.

6. Agresivitas
Karakteristik budaya organisasi juga termasuk agresivitas, yakni perilaku menyerang orang
lain atau memusuhi orang lain dengan bentuk pernyataan tegas, pemaksaan diri dan
dominasi kekuasaan. Dalam budaya organisasi, agresivitas adalah suatu kondisi di mana
setiap anggotanya cenderung lebih kompetitif dan agresif. Karakteristik budaya organisasi
ini juga bisa diartikan sebagai adanya toleransi konflik.
12

2.2.5 Fungsi Budaya Organisasi


Adapun yang menjadi fungsi budaya organisasi yaitu :
1. Meningkatkan rasa kepemilikan. Budaya organisasi berfungsi sebagai identitas yang
meningkatkan rasa kepemilikan dan loyalitas bagi seluruh anggotanya. Rasa kepemilikan
berarti penerimaan sebagai anggota atau bagian dari sesuatu.
2. Alat untuk mengorganisir. Fungsi budaya organisasi kedua, yaitu sebagai alat untuk
mengorganisir setiap anggota atau karyawan suatu perusahaan. Maksudnya,
mengorganisasi atau mengatur suatu kelompok agar membentuk satu kesatuan.
3. Meningkatkan kekuatan organisasi. Budaya organisasi memiliki fungsi untuk
meningkatkan kekuatan nilai suatu organisasi. Maksudnya, meningkatkan kualitas suatu
organisasi melalui nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam budaya organisasi tersebut.
4. Mengontrol perilaku. Fungsi budaya organisasi sebagai mekanisme dalam mengontrol
perilaku setiap anggota di dalam maupun di luar lingkungan organisasi. Nilai-nilai dan
norma dalam budaya organisasi bisa memandu dan membentuk sikap serta perilaku
karyawannya.
5. Mendorong kinerja anggota. Budaya organisasi juga berfungsi membantu mendorong
seluruh anggota organisasi atau karyawan perusahaan untuk meningkatkan performa kerja,
baik itu dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
6. Menentukan tujuan organisasi. Budaya organisasi berfungsi sebagai alat untuk menentukan
arah atau hal-hal yang bisa dilakukan dan tidak.

2.2.6 Contoh Budaya Organisasi


1. Kedisiplinan
Kedisiplinan adalah contoh budaya organisasi paling umum karena hampir terdapat di
setiap instansi atau perusahaan. Kedisiplinan ini erat hubungannya dengan tipe budaya
organisasi tertutup dan fokus internal. Meski dalam beberapa kasus kedisiplinan juga
berurusan dengan pihak eksternal perusahaan. Kedisiplinan merupakan budaya organisasi
yang melekat pada citra perusahaan sekaligus karakter orang-orang yang sukses dalam
menghargai waktu. Misalnya, disiplin tidak terlambat datang ke kantor, menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu dan sebagainya.
13

2. Inovasi
Inovasi juga termasuk contoh budaya organisasi berupa dorongan untuk memunculkan ide
atau gagasan inovatif dari para anggotanya demi kemajuan organisasi atau perusahaan
tersebut. Contoh dari budaya organisasi inovasi adalah diadakannya rapat terbuka terkait
pengembangan produk dalam suatu industri.
3. Pembagian Wewenang yang Jelas
Pembagian wewenang yang jelas termasuk contoh budaya organisasi, karena itulah kunci
keberhasilan sebuah perusahaan. Tanpa adanya pembagian wewenang yang jelas, maka
anggota organisasi atau karyawan perusahaan akan kebingungan dan tidak bisa bekerja
optimal.
4. Kerapian Administrasi
Kerapian administrasi termasuk contoh budaya organisasi yang dibutuhkan untuk
memperlancar kinerja perusahaan, khususnya terkait dengan surat menyurat, keuangan,
pendapatan karyawan, daftar barang masuk atau keluar dan lainnya. Administrasi adalah
contoh budaya organisasi yang berorientasi pada keteraturan dan stabilitas operasional
suatu organisasi atau perusahaan.
5. Observed Behavioral Regularities
Dilihat dari kebiasaan tingkah laku yang tampak, contoh budaya organisasi meliputi
karyawan yang memiliki kebiasaan mematuhi peraturan-peraturan perusahaan, anggota
organisasi saling berinteraksi dengan menggunakan tata cara, istilah, dan bahasa sama yang
mencerminkan sikap baik dan saling menghormati, dan sebagainya.
6. Norms
Karyawan menyadari dan menerapkan norma-norma, termasuk pedoman tentang apa yang
harus dilakukan, apa yang tidak boleh dilakukan.
7. Organizational Climate
Dalam hubungannya dengan iklim organisasi, contoh budaya organisasi meliputi kesadaran
seorang anggota organisasi terhadap perasaan mengenai organisasi secara keseluruhan
yang dicerminkan oleh tata letak fisik lingkungan perusahaan, cara anggota berinteraksi,
dan cara mereka berhubungan dengan pelanggan atau lingkungan luar organisasi.
BAB III
HASIL WAWANCARA DAN ANALISIS

3.1 Deskripsi Kantor Kepala Desa Pasar V Kebun Kelapa


Pasar V Kebun Kelapa merupakan salah satu desa/kelurahan yang ada di Kecamatan
Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Desa Pasar V Kebun
Kelapa ini dipimpin oleh Bapak H. Sumantri S.Sos.I yang terpilih untuk ke tiga kalinya dalam
pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak se-kabupaten Deli Serdang yang dilakukan pada 18
April 2022.

3.2 Hasil Wawancara


Berikut ini merupakan hasil wawancara yang kelompok kami lakukan pada Jumat tanggal 03
Juni 2022 dengan narasumber yaitu bapak H. Sumantri S.Sos.I selaku Kepala Desa Pasar V
Kebun Kelapa Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara yang
telah menjabat selama 3 periode sesuai dengan hasil wawancara berikut ini :

“Saya telah menjabat sebagai kepala desa selama 11 tahun di Desa Pasar V Kebun Kelapa
ini, dan kembali terpilih lagi pada tanggal 18 April 2022. Jadi secara keseluruhan saya
menjabat selama 3 periode atau (18 tahun) hingga tahun 2028 mendatang.”

Jika dilihat dari rekam jejak bapak Sumantri yang sudah lama memimpin di Desa Pasar V
Kebun Kelapa ini, tentunya bapak Sumantri pasti memiliki pendapat sendiri terkait dengan
kepemimpinan. Berdasarkan wawancara yang telah kami lakukan, seorang pemimpin diartikan
oleh bapak Sumantri sebagai berikut :

14
15

“Menurut saya pemimpin seperti sebuah takdir yang telah ditetapkan oleh sang Maha Kuasa
Allah SWT. Pemimpin itu memiliki tanggung jawab yang harus kita jalankan, menjadi
atasan yang memiliki tanggung jawab, menjadi kepala/acuan dalam memimpin. Setiap
pemimpin memiliki cara dan peraturan tersendiri yang telah di tetapkan oleh pemerintah.
Seperti kepala desa memiliki atauran dan trik tersendiri dalam memimpin. Memimpin juga
bisa kita lihat dari seorang ayah yaitu kepala keluaga, namun sebagai kepala desa saya
memiliki tanggung jawab yang lebih besar lagi karena lingkarnya dalam memimpin sudah
luas. Pemimpin itu bukan hanya sekedar mengatur ataupun menyuruh namun kita harus
bisa menjadi contoh, memotivasi dan menjadi teladan untuk anggota-anggota kita.”

Berdasarkan pemaparan dari bapak Sumantri tersebut mengenai arti pemimpin, maka kami
pun mengajukan pertanyaan lain terkait dengan cara beliau dalam memimpin karena pastinya
beliau memiliki cara tersendiri dalam memimpin anggota-anggotanya di desa Pasar V Kebun
Kelapa ini untuk melakukan tugasnya. Adapun cara beliau dalam memimpin dipaparkan
langsung pada saat wawancara, yaitu :

“Saya sebagai kepala desa dalam memimpin anggota harus melakukan tugas sesuai dengan
tupoksinya (tugas pokok dan fungsi unit kerja), karena setiap perangkat desa itu memiliki
tugas dan fungsinya masing-masing dalam menjalankan tugasnya. Saya sebagai seorang
kepala desa memberikan arahan dan memantau agar tupoksi yang diberikan berjalan
dengan baik dan memahami agar sesuai dengan yang telah di tetapkan oleh pemerintahan
desa. Seperti kepala dusun yang mengatur wilayah/dusunnya, perangkat desa yang
memberikan kesejahteraan kepada masyarakat dengan memberi pelayanan yang baik dan
melayani dengan sepenuh hati, lalu sekretaris desa membuat perencanaan yang tepat.”

Kemudian bapak Sumantri juga menyampaikan terkait dengan tanggapan dan tindakan yang
akan diambil oleh beliau jika ada anggotanya yang memiliki kinerja yang kurang baik seperti
yang dipaparkan dalam wawancara berikut :

“Sebagai Kepala Desa jika ada anggota yang tidak menjalankan tugas dan kinerjanya yang
kurang baik, saya melakukannya dengan beberapa tahap sebagai bentuk teguran seperti
awalnya melakukan rapat koordinasi yang dilakukan sebulan 2 kali (minggu pertama dan
minggu terakhir) sebagai bahan evaluasi dari kinerja anggota saya agar bisa memperbaiki
16

kesalahan, lalu memberi teguran dan solusi serta mempertahankan hal yang baik agar
sejalan dengan tugas pokok dan fungsinya. Jika hal tersebut masih belum berefek saya
akan melakukan teguran secara non formal kepada perangkat desa apabila melanggar
aturan tersebut. Terakhir saya akan memberi SP (Surat Peringatan) dari SP1, SP2 hingga
SP3 sebagai bentuk teguran keras secara formal apabila anggota tidak bisa memperbaiki
kesalahannya atau melakukan hal yang fatal.”

Selanjutnya, bagi seorang pemimpin seperti bapak Sumantri yang sudah lama memimpin
Desa Pasar V Kebun Kelapa ini, pastinya beliau banyak menghadapi tugas-tugas yang sulit
seperti contohnya ketika ada masyarakat yang ingin mengurus surat untuk melahirkan namun
surat-suratnya tidak lengkap dan hal ini dapat membuat tugasnya menjadi sulit dan banyak tugas-
tugas sulit lainnya. Namun sebagai seorang pemimpin, tentunya bapak Sumantri harus dapat
mengatasinya agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik tidak hanya dalam urusan surat
menyurat dengan masyarakat, tetapi juga urusan yang terkait dengan ketertiban desa seperti yang
disampaikan oleh bapak Sumantri berikut ini.

“Sebagai seorang pemimpin di Desa Pasar V Kebun Kelapa ini tentulah saya memiliki
kendala, permasalahan yang dialami tentulah sulit sebab yang dihadapi itu permasalahan
dari satu desa. Jika ada permasalahan yang bisa saya selesaikan sendiri saya selesaikan
secara pribadi namun jika begitu sulit dan tidak bisa saya selesaikan sendiri, saya akan
berkoordinasi dengan perangkat desa lainnya seperti berkoordinasi dengan Polisi Desa
yaitu Bhabinkamtibmas yang merupakan pengemban tugas sebagai Polmas (Polisi
Masyarakat) di Desa, lalu saya juga akan berkoordinasi dengan Tentara Desa yaitu Babinsa
(Bintara Pembina Desa/Samudera/Angkasa) yang bertugas melaksanakan pembinaan
teritorial di wilayah pedesaan/kelurahan ini.”

Lalu untuk proses pengambilan keputusan yang dilakukan di kantor Kepala Desa Pasar V
Kebun Kelapa ini, bapak Sumantri menerapkan cara atau sikap sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi sesuai dengan pernyataan beliau dalam wawancara, yaitu :

“Dalam proses pengambilan keputusan itu saya tergantung permasalahan yang dihadapi.
Kita lihat dahulu permasalahan atau kendalanya seperti apa dan bagaimana risiko dari
permasalahannya. Kalau permasalahannya membutuhkan kesepakatan bersama, maka saya
17

akan koordinasikan dengan para bawahan karena tentulah seorang pemimpin bukanlah
harus menguasai dan mengambil hak keputusan atas dasar diri sendiri, terkadang kita juga
butuh saran dan masukan dari para bawahan. Seperti halnya juga seorang atasan saya
seperti Pak Camat, jika masalah tidak bisa dipecahkan di kantor ini, maka kita juga akan
mengkoordinasikan dengan melibatkan atasan.”

Setelah dilakukannya wawancara mengenai model kepemimpinan dari bapak Sumantri


S.Sos.I selaku kepala Desa Pasar V Kebun Kelapa ini, lalu selanjutnya kami pun melakukan
wawancara terkait dengan budaya organisasi yang ada di kantor kepala desa ini. Untuk budaya
organisasi sendiri, tentu ada kebiasaan atau aturan tersendiri yang biasa digunakan di kantor
kepala Desa Pasar V Kebun Kelapa seperti yang disampaikan oleh bapak Sumantri berikut ini.

“Setiap kegiatan tentu memiliki kebiasaan dan aturannya sendiri, dimana hal tersebutlah
yang menjadi acuan pokok dalam bertindak dan bersikap. Ada aturan yang secara adat
istiadat atau biasa kita sebut kebiasaannya yang telah menjadi aturan non formal yang
harus dipatuhi oleh para perangkat desa. Ada juga aturan secara formal yang telah
memiliki SOP nya tersendiri dari pemerintah. Jadi saya selaku kepala desa selalu memberi
arahan agar para perangkat desa terus mengayomi masyarakat dengan senyum dan ramah
tamah, apalagi kita di Indonesia ini mengadopsi budaya dari timur. Secara standar di kantor
desa ini kami juga telah mengikuti standar operasional yang berlaku dari pemerintahan
desa. Untuk itu, perlu saya lakukan rapat koordinasi agar berjalan sesuai dengan yang
ditetapkan. Disini juga kedisiplinan di nomor satukan mulai dari bersikap atau berpakaian.
Untuk berpakaian juga telah ditentukan standarnya untuk kepala desa atau perangkat desa,
dimana mereka mendapat jatah dari pemerintahan desa yang wajib di pakai seperti hari
Senin-Selasa menggunakan PDH warna kuning lengkap dengan atribut, hari Rabu-Kamis
menggunakan pakaian hitam putih, hari Jumat menggunakan batik, dan hari Sabtu
menggunakan pakaian olahraga.”

Lalu kami pun menimpali pertanyaan mengenai budaya organisasi ini dengan mengajukan
pertanyaan terkait dengan tindakan yang diambil oleh bapak Sumantri jika ada anggotanya yang
melanggar kebiasaan atau aturan yang telah ditetapkan tersebut karena pastinya ada kondisi
18

dimana para anggotanya pernah melanggar kebiasaan atau aturan tersebut, dan tanggapan dari
bapak Sumantri dalam wawancaranya yaitu :

“Tentu ada, namanya kita sebagai manusia pasti sering melakukan kesalahan dan manusia
tempatnya salah. Namun, ada juga anggota yang mungkin menyepelekan aturan yang
diterapkan dengan mengganggap gampang aturan tersebut seperti tidak menggunakan
pakain dinas sesuai jadwal hari yang telah ditentukan atau tidak disiplin waktu. Sebagai
pemimpin saya tetap menegur atau mengingatkan mereka agar budaya disiplin berjalan
dengan baik dan tidak disepelekan oleh anggota saya.”

Dengan adanya budaya organisasi berupa kebiasaan atau aturan yang ditetapkan serta
tindakan yang diambil oleh bapak Sumantri jika ada anggotanya yang melanggar aturan tersebut
di kantor Kepala Desa Pasar V Kebun Kelapa ini, pastinya membuat lingkungan kerja menjadi
lebih disiplin dan teratur serta dapat membawa dampak positif untuk kantor kepala desa ini.
Adapun dampak yang ditimbulkan menurut bapak Sumantri berdasarkan hasil wawancara kami
yaitu :

“Jika melakukan hal baik maka hasil dan dampaknya pun positif untuk kita. Dampak positif
tersebut tidak hanya dirasakan di lingkungan kantor saja, namun juga dirasakan oleh
masyarakat sekitar. Namun jika aturan tersebut dibiasakan dilanggar maka dampak yang
terjadi pun negatif tidak hanya saya, namun masyarakat juga ikut merasakannya. Untuk itu
saya sebagai kepala desa harus optimis dan tidak jenuh untuk mengingatkan mereka agar
mengikuti aturan/kebiasaan tersebut dan memberikan pelayanan maksimal pada
masyarakat.”

Pada akhir wawancara, kami menanyakan arti penting dari seorang pemimpin dan budaya
organisasi menurut bapak Sumantri dalam melakukan pekerjaanya dan pernyataan dari beliau
yaitu :

“Menurut saya, seorang pemimpin itu sangat penting dalam organisasi, karena pemimpin
bukan hanya sebagai atasan saja namun dia juga menjadi contoh bagi yang lainnya.
Pentingnya seorang pemimpin didalam organisasi itu seperti saya sebagai seorang kepala
desa, pasti memiliki kebijakan tersendiri dalam menjalankan amanat sebagai pemimpin di
19

desa ini dengan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat karena pemimpin bukan
hanya melayani di wilayah kantornya untuk bekerja saja namun juga di wilayah sekitar
Pasar V Kebun Kelapa ini.”

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan bapak H. Sumantri S.Sos.I selaku
Kepala Desa Pasar V Kebun Kelapa ini, dapat kita ketahui bahwa untuk budaya organisasi
sendiri dapat kita jadikan sebagai tolok ukur sekaligus acuan pada proses kinerja suatu organisasi
beserta seluruh anggotanya. Dengan adanya budaya organisasi ini, sebuah organisasi dan
anggotanya akan lebih mudah untuk beradaptasi dan melakukan pekerjaannya sesuai dengan
rambu-rambu yang ada dan juga mengikuti arahan dari nilai-nilai budaya organisasi yang ada.

3.3 Analisis Model Kepemimpinan


Danang Sunyoto (2015:34), berpendapat bahwa kepemimpinan adalah sebuah organisasi
sifat dan sikap kepemimpinan seseorang pemimpin untuk mempengaruhi orang lain sangat
menentukan di dalam mencapai tujuan organisasi. Transformasi organisasi pemerintah
dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan seorang pemimpin. dan struktur organisasi yang
dikembangkan sehingga adaktif terhadap perubahan yang dapat meningkatkan kecepatan
birokrasi dalam memberikan layanan masyarakat. Desa Pasar V Kebun Kelapa dipimpin oleh
seorang kepala desa yang diangkat melalui sistem pemilihan umum.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, selanjutnya kami akan menganalisis
model/gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh bapak H. Sumantri S.Sos.I selaku Kepala Desa
Pasar V Kebun Kelapa, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan hasil
wawancara dan analisis kami, dapat diketahui bahwa bapak Sumantri ini merupakan pemimpin
yang ideal. Hal ini dapat dilihat dari cara beliau yang mampu menempatkan dirinya sebagai
contoh yang baik bagi bawahannya ataupun warganya. Sebagai kepala desa, beliau menyadari
tugas dan fungsinya dalam memimpin warga desa dengan mengedepankan prinsip terbuka dan
mengedepankan kepentingan desa. Hal ini terlihat dari perkataan bapak Sumantri bahwa kepala
dusun bertugas untuk mengatur wilayah/dusunnya, perangkat desa bertugas untuk memberikan
kesejahteraan kepada masyarakat dengan memberikan pelayanan dan melayani dengan sepenuh
hati. Selain itu, dalam kegiatannya, kepala desa selalu melibatkan warga dan perangkat desa
dalam kegiatannya mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan dimana pengawasan dan
20

pengarahan dilakukan secara langsung oleh beliau. Sifat demokratis dan partisipatif dalam
praktiknya sangat kental terlihat dalam suasana di kantor Kepala Desa Pasar V Kebun Kelapa
ini. Kebebasan dalam berpendapat juga selalu terlihat dalam kegiatan musyawarah desa.

Kepala Desa Pasar V Kebun Kelapa telah menerapkan model kepemimpinan situasional.
Dalam kepemimpinan situsional terdapat beberapa gaya diantaranya konsultatif dan partisipatif.
Salah satu gaya yang terdapat didalam kepemimpinan bapak Sumantri adalah penerapan fungsi
instruktif. Dari hasil wawancara diatas terlihat bahwa Kepala Desa sangat intens dalam
memberikan perintah dan arahan kepada bawahan dan juga masyarakat. Seperti yang
disampaikan oleh Bapak H. Sumantri bahwa kepala desa memberikan arahan dan memantau agar
tupoksi yang diberikan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh
pemerintahan desa.

Selain itu dalam praktiknya, Kepala Desa tidak jarang membentuk tim khusus untuk
membantu pelaksanaan program desa. Jika ada permasalahan yang tidak bisa diselesaikan
sendirian, maka beliau akan bekerjasama dengan perangkat desa berupa : Polisi Desa yaitu
Bhabinkamtibmas dan Babinsa yang bertugas melaksanakan pembinaan teritorial di wilayah
pedesaan/kelurahan. Keterlibatan tim yang merupakan gabungan perangkat desa, tokoh
masyarakat dan masyarakat langsung membuat fungsi partisipatif dapat terlaksana dengan baik.
Dalam fungsi partisipatif ini, Kepala Desa Pasar V Kebun Kelapa melibatkan para bawahan dan
anggota lainnya dalam mengambil keputusan. Beliau berpendapat bahwa seorang pemimpin
bukanlah harus menguasai dan mengambil hak keputusan atas dasar diri sendiri, terkadang kita
juga butuh saran dan masukan dari para bawahan. Seperti halnya juga atasan kita seperti pak
camat, jika masalah tidak bisa dipecahkan di kantor ini maka kita juga melakukan koordinasi
dengan melibatkan atasan.

Lalu berdasarkan hasil wawancara terhadap bapak Sumantri selaku Kepala Desa Pasar V
Kebun Kelapa, beliau juga memiliki gaya kepimpinan demokratis. Gaya ini memberikan
wewenang kepada para bawahannya. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan
sebagai suatu tim yang utuh. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari beliau yang menyatakan
bahwa setiap proses pengambilan keputusan yang ia lakukan sebelumnya telah melibatkan para
bawahan tergantung dari tingkat permasalahan yang sedang dihadapi. Jika permasalahannya
21

membutuhkan kesepakatan bersama, maka ia akan mengkoordinasikan dengan para bawahan


karena tentulah seorang pemimpin bukanlah harus menguasai dan mengambil hak keputusan atas
dasar diri sendiri, terkadang sebagai seorang pemimpin, ia juga butuh saran dan masukan dari
para bawahannya. Kepemimpinan ini memberikan kebebasan pada anggotanya dalam
berpendapat, menyampaikan aspirasi dan mempertimbangkan musyawarah untuk menetapkan
suatu kebijakan kepada bawahannya.

Dilain sisi, bapak Sumantri juga memiliki kepemimpinan karismatik dimana beliau memiliki
karakter khusus yang dapat memikat simpatik masyarakat sehingga mampu memperoleh
pendukung yang sangat besar. Bapak Sumantri juga memiliki etika yang baik dan ikhlas bekerja
serta ramah dan murah senyum kepada masyarakat Desa Pasar V Kebun Kelapa. Berdasarkan
hasil wawancara, bapak Sumantri ini sudah menjabat sebagai Kepala Desa Pasar V Kebun
Kelapa ini selama 3 periode. Hal ini memberikan gambaran bahwa kepemimpinan bapak
Sumantri ini sangat disukai oleh anggota-anggotanya dan masyarakat sekitar. Dikutip dari
beritagambar.com, kemenangan bapak Sumantri pada pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak
se-kabupaten Deli Serdang ini sudah diduga oleh warga pendukungnya karena beliau merupakan
Kades yang murah senyum dan ramah sehingga banyak mendapatkan simpatik masyarakat. Hal
tersebut sesuai dengan yang kami jumpai di lapangan pada saat melakukan wawancara dengan
beliau. Sikap beliau yang sangat ramah dan hangat kepada kami saat wawancara, terlebih lagi
sikap bijaksana dalam mengutarakan pendapatnya, membuat kami simpatik dengan jiwa
kepemimpinannya.

Selain itu dalam menghadapi bawahannya yang kinerjanya kurang baik, bapak Sumantri ini
menghadapinya dengan sabar melalui beberapa tahap sebagai bentuk teguran dimana beliau
awalnya akan melakukan rapat koordinasi sebagai bahan evaluasi kinerja agar bisa memperbaiki
kesalahan, lalu memberi teguran dan solusi serta mempertahankan hal yang baik agar sejalan
dengan tupoksinya. Jika hal tersebut tidak berdampak, lalu beliau akan melakukan teguran secara
non formal kepada perangkat desa apabila melanggar aturan tersebut dan sebagai tindakan
terkahir beliau akan memberi SP (Surat Peringatan) sebagai bentuk teguran keras secara formal
apabila anggota tidak bisa memperbaiki kesalahannya atau melakukan hal yang fatal.
22

3.4 Analisis Budaya Organisasi


Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap narasumber bapak H. Sumantri
S.Sos.I, dapat kita ketahui bahwa budaya organisasi yang ada di Kantor Kepala Desa Pasar V
Kebun Kelapa ini menerapkan budaya organisasi yang dapat menjadi acuan pokok dalam
bertindak dan bersikap. Setiap organisasi pastinya memiliki kebudayaan dan kebiasaannya
sendiri. Seorang pemimpin pun memiliki cara yang berbeda pula dalam menerapkan budaya di
dalam organisasinya. Menurut Rivai dan Mulyadi (2012, p.374) menyatakan bahwa budaya
organisasi adalah suatu kerangka kerja yang menjadi pedoman tingkah laku sehari-hari dan
membuat keputusan untuk karyawan dan mengarahkan tindakan mereka untuk mencapai
tujuan organisasi. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, adapun budaya organisasi
yang diterapkan di kantor Kepala Desa Pasar V Kebun Kelapa yaitu :
1. Mengayomi masyarakat dengan senyum dan ramah tamah sesuai dengan SOP (Standar
Operasional Prosedur) yang berlaku di kantor kepala desa tersebut.
2. Selain itu budaya disiplin juga sangat di nomor satukan mulai dari bersikap atau berpakaian.
Untuk berpakaian juga telah ditentukan standarnya bagi kepala desa atau perangkat desa,
dimana mereka mendapat jatah pakaian dari Pemerintahan Desa yang wajib di pakai seperti
hari Senin-Selasa menggunakan PDH warna kuning lengkap dengan atribut, hari Rabu-
Kamis menggunakan pakaian hitam putih, hari Jumat menggunakan batik, dan hari Sabtu
menggunakan pakaian olahraga. Seperti yang kita tau, ketika perangkat desa dalam
melakukan tugasnya untuk melayani masyarakat dilakukan dengan ramah dan penuh
senyum serta menggunakan pakaian dengan rapi, tentunya hal ini akan memberikan citra
positif untuk kantor kepala desa tersebut dan masyarakat pun akan puas dengan layanan
yang diberikan.
3. Selain itu, bapak Sumantri selaku Kepala Desa Pasar V Kebun Kelapa juga melakukan rapat
koordinasi seperti yang dikutip dari arusmalaka.com dimana Pemerintah Desa Pasar V
Kebun Kelapa menggelar upacara (apel) dalam rangka menjalin tali silaturahmi sekaligus
evaluasi kinerja yang dihadiri oleh Kepala Desa yaitu bapak H. Sumantri S.Sos.I beserta
dengan perangkat desa lainnya seperti Babinsa, Babhinkamtibmas, Ketua TP-PKK, para
pegawai, para Kaur, Kepala Dusun dan lain sebagainya. Kegiatan apel (upacara) ini akan
dilaksanakan secara berkesinambungan dimana kegiatan ini juga diarahkan sebagai sarana
evaluasi bagi pelaksanaan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat.
23

4. Peraturan yang menjadi pedoman di dalam kebijakan organisasi. Dalam hal ini, bapak
Sumantri selaku Kepala Desa Pasar V Kebun Kelapa menggunakan kekuasaan nya untuk
mengingatkan karyawan akan tugas dan kewajibannya sebagai anggota dan perangkat desa,
oleh karenanya SOP dijadikan sebagai pedoman dalam kegiatan operasional di kantor kepala
desa ini.

Namun di dalam menerapkan dan melaksanakan aturan, tentunya terdapat dampak baik dan
buruk bagi sebuah organisasi. Apabila terdapat salah satu pegawai yang melanggar aturan
ataupun kebiasaan yang telah ditetapkan, maka seorang kepala desa akan menindak tegas orang
tersebut dengan memberikan teguran ataupun sanksi. Jika ada anggotanya uang menyepelekan
aturan yang diterapkan dengan mengganggap gampang aturan tersebut, seperti tidak
menggunakan pakaian dinas sesuai jadwal hari yang sudah ditentukan atau tidak disiplin waktu,
maka orang tersebut akan ditegur dan diberikan peringatan agar tetap menjaga kedispilinan di
dalam kantor kepala desa ini.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang yang
dipimpin sehingga orang tersebut bertingkah laku sebagaimana yang dikehendaki oleh
pimpinannya. Seorang pemimpin dapat dikatakan baik jika mampu menciptakan situasi yang
menginspirasi para pengikutnya agar mencapai tujuan yang lebih baik lagi dari keadaan
sekarang. Harus ada seorang pemimpin yang memerintah dan mengarahkan bawahannya untuk
mencapai tujuan perusahaan. Penerapan model atau gaya kepemimpinan di organisasi juga harus
memperhatikan dan menyesuaikan dengan budaya organisasi yang ada. Sebagian besar
organisasi pasti mempunyai budaya organisasi yang berbeda tergantung dari lingkungan dan
jenis organisasi tersebut.

Dari hasil wawancara dan analisis yang telah dilakukan pada Kepala Desa Pasar V Kebun
Kelapa mengenai model atau gaya kepemimpinan dan budaya organisasi yang diterapkan pada
kantor kepala desa tersebut, dapat kita ketahui bahwa bapak H. Sumantri S.Sos.I cukup
menunjukkan eksistensinya sebagai seorang pemimpin dilihat dari bagaimana cara beliau
menjalankan kepemimpinannya selama 3 periode sebagai Kepala Desa Pasar V Kebun Kelapa.
Bapak Sumantri memiliki model kepemimpinan situasional dan demokratis yang memberikan
wewenang kepada para bawahannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari beliau yang
menyatakan bahwa setiap proses pengambilan keputusan yang ia lakukan sebelumnya telah
melibatkan para bawahan tergantung dari tingkat permasalahan yang sedang dihadapi. Jika
permasalahannya membutuhkan kesepakatan bersama, maka ia akan mengkoordinasikan dengan
para bawahan karena tentulah seorang pemimpin bukanlah harus menguasai dan mengambil hak
keputusan atas dasar diri sendiri, terkadang sebagai seorang pemimpin, ia juga butuh saran dan
masukan dari para bawahannya.

Selain itu, dari hasil analisis mengenai budaya organisasi yang ada di kantor Kepala Desa
Pasar V Kebun Kelapa menunjukkan bahwa budaya organisasi yang diterapkan yaitu Budaya
senyum dan ramah tamah dalam melayani masyarakat sesuai dengan SOP (Standar Operasional
Prosedur) yang berlaku. Selain itu budaya disiplin juga sangat di nomor satukan mulai dari
bersikap atau berpakaian. Untuk berpakaian juga telah ditentukan standarnya bagi kepala desa

24
25

atau perangkat desa, dimana pakaian mereka di hari Senin-Selasa menggunakan PDH warna
kuning lengkap dengan atribut, hari Rabu-Kamis menggunakan pakaian hitam putih, hari Jumat
menggunakan batik, dan hari Sabtu menggunakan pakaian olahraga. Seperti yang kita tau, ketika
perangkat desa dalam melakukan tugasnya untuk melayani masyarakat dilakukan dengan ramah
dan penuh senyum serta menggunakan pakaian dengan rapi, tentunya hal ini akan memberikan
citra positif untuk kantor kepala desa tersebut dan masyarakat pun akan puas dengan layanan
yang diberikan. Selain itu, bapak Sumantri selaku Kepala Desa Pasar V Kebun Kelapa juga
melakukan rapat koordinasi dengan perangkat desa dalam rangka menjalin tali silaturahmi yang
akan dilaksanakan secara berkesinambungan dimana kegiatan ini juga diarahkan sebagai sarana
evaluasi bagi pelaksanaan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat. Budaya organisasi yang
terakhir yaitu adanya peraturan yang menjadi pedoman di dalam kebijakan organisasi. Dalam hal
ini, bapak Sumantri selaku Kepala Desa Pasar V Kebun Kelapa menggunakan kekuasaannya
untuk mengingatkan karyawan akan tugas dan kewajibannya sebagai anggota dan perangkat
desa, oleh karenanya SOP dijadikan sebagai pedoman dalam kegiatan operasional di kantor
kepala desa ini.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi yang kuat dapat menjadi faktor
pendukung dalam peningkatan kinerja pegawai atau karyawan organisasi. Hal tersebut memiliki
manfaat serta peran penting yaitu mengarahkan kerja para anggota untuk mencapai tujuan
organisasi. Secara umum, budaya organisasi atau budaya perusahaan dapat menjadi tolok ukur
sekaligus acuan proses kinerja suatu organisasi beserta seluruh anggota. Melalui adanya budaya
organisasi ini sebuah organisasi dan anggotanya akan lebih mudah beradaptasi dan melakukan
pekerjaannya sesuai rambu-rambu yang ada dan juga mengikuti arahan dari nilai-nilai budaya
organisasi yang ada.

4.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan yaitu sebaiknya untuk penerapan budaya organisasi
di kantor Kepala Desa Pasar V Kebun Kelapa ini lebih ditingkatkan lagi karena dengan semakin
berkembangnya teknologi, sebuah organisasi maupun instansi haruslah dapat memperkuat dan
beradaptasi dengan budaya baru yang lebih efektif sehingga tujuan organisasi akan tetap tercapai
dan mengharmonisasikan sesama pegawai untuk mendorong kembali semangat pegawai dalam
bekerja dan berperilaku baik.
DAFTAR PUSTAKA
Faturahman, B.M. (2018). Kepemimpinan dalam budaya organisasi. Madani jurnal politik dan
sosial kemasyarakatan, 10(1), 1-11.
Gary Yuki dan Tom Taber, “The Effective Use of Managerial Power”, Personnel, 60(2),
(March-April 1983) : 37-44
Kartono, kartini, 2003, pemimpinan dan kepemimpinan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Lubis, Idris.2020. “Pemdes Pasar V Kebun Kelapa Deli Serdang Gelar Apel Perdana”.
https://arusmalaka.com/pemdes-pasar-v-kebun-kelapa-deli-serdang-gelar-apel-perdana/
Diakses pada 05 Juni 2022 pukul 09.15
Novziransyah, Nanda (2017) Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. PLN
(Persero) Kantor Wilayah Sumatera Utara Medan. Jurnal JUMANTIK. Vol. 2(1).Hal. 13-
25. Diakses pada 21 maret 2022
Parwono, Setiadji (2012) Penerapan Budaya Organisasi Di Era Globalisasi (Suatu Pengamatan
dan Pemikiran). Prosiding Seminar Nasional: Peran Budaya Organisasi Terhadap
Efektivitas dan Efisiensi Organisasi. Hal. 176-186.
https://irwin.my.id/mengenal-indikator-dan-macam-macam-gaya-kepemimpinan/#more-166
diakses pada 05 Juni 2022 pukul 21.07
https://www.google.com/amp/s/www.gramedia.com/literasi/teori-kepemimpinan/amp/ diakses
pada 05 Juni 2022 pukul 20.30
https://www.ekrut.com/media/budaya-organisasi Diakses pada 05 Juni 2022 pukul 21.45
https://www.google.com/amp/s/serupa.id/budaya-organisasi-pengertian-dimensi-indikator-
contoh-dsb/ Diakses pada 05 Juni 2022 pukul 22.00
https://www.beritagambar.com/2022/04/h-sumantri-terpilih-lagi-sebagai-kades.html Diakses
pada 05 Juni 2022 pukul 22.32
LAMPIRAN PERTANYAAN

Berikut ini merupakan daftar pertanyaan yang diajukan kepada narasumber.

1. Sudah berapa lama bapak menjalankan tugas sebagai kepala desa di desa ini?
2. Menurut bapak kepemimpinan itu seperti apa?
3. Pasti bapak punya cara sendiri dalam memimpin desa ini. Kalau menurut bapak,
bagaimana cara bapak dalam memimpin anggota-anggota bapak untuk melakukan
tugasnya di desa ini?
4. Lalu bagaimana jika ada anggota bapak yang kinerjanya kurang baik, tanggapan bapak
sebagai pemimpin seperti apa?
5. Apakah selama bapak menjabat sebagai kepala desa memiliki tugas yang sulit?
Bagaimana cara bapak mengatasinya?
6. Sebagai seorang kepala desa, pastinya bapak sering mengambil keputusan. Bagaimana
cara ataupun sikap bapak dalam proses pengambilan keputusan di kantor ini? Apakah
bapak melibatkan bawahan bapak atau bapak mengambil keputusan atas dasar
pertimbangan sendiri?
7. Untuk budaya organisasi sendiri, kebiasaan atau aturan apa yang biasa digunakan di
kantor kepala desa ini? Apakah kebiasaan atau aturan tersebut telah sesuai dengan SOP
yang diterapkan?
8. Menurut bapak adakah kebiasaan atau aturan yang sering dilanggar oleh anggota bapak?
Jika ada apa tindakan yang akan bapak ambil?
9. Apakah ada dampak yang ditimbulkan dari penerapan kebiasaan atau aturan tersebut?
10. Seberapa penting arti dari pemimpin dan budaya organisasi itu sendiri dalam melakukan
pekerjaan bapak?

Tanggapan Narasumber (Bapak H. Sumantri S.Sos.I)


1. “Saya telah menjabat sebagai kepala desa selama 11 tahun di Desa Pasar V Kebun Kelapa
ini, dan kembali terpilih lagi pada tanggal 18 April 2022. Jadi secara keseluruhan saya
menjabat selama 3 periode atau (18 tahun) hingga tahun 2028 mendatang.”

2. “Menurut saya pemimpin seperti sebuah takdir yang telah ditetapkan oleh sang Maha
Kuasa Allah SWT. Pemimpin itu memiliki tanggung jawab yang harus kita jalankan,
menjadi atasan yang memiliki tanggung jawab, menjadi kepala/acuan dalam memimpin.
Setiap pemimpin memiliki cara dan peraturan tersendiri yang telah di tetapkan oleh
pemerintah. Seperti kepala desa memiliki atauran dan trik tersendiri dalam memimpin.
Memimpin juga bisa kita lihat dari seorang ayah yaitu kepala keluaga, namun sebagai
kepala desa saya memiliki tanggung jawab yang lebih besar lagi karena lingkarnya dalam
memimpin sudah luas. Pemimpin itu bukan hanya sekedar mengatur ataupun menyuruh
namun kita harus bisa menjadi contoh, memotivasi dan menjadi teladan untuk anggota-
anggota kita.”

3. “Saya sebagai kepala desa dalam memimpin anggota harus melakukan tugas sesuai
dengan tupoksinya (tugas pokok dan fungsi unit kerja), karena setiap perangkat desa itu
memiliki tugas dan fungsinya masing-masing dalam menjalankan tugasnya. Saya sebagai
seorang kepala desa memberikan arahan dan memantau agar tupoksi yang diberikan
berjalan dengan baik dan memahami agar sesuai dengan yang telah di tetapkan oleh
pemerintahan desa. Seperti kepala dusun yang mengatur wilayah/dusunnya, perangkat
desa yang memberikan kesejahteraan kepada masyarakat dengan memberi pelayanan
yang baik dan melayani dengan sepenuh hati, lalu sekretaris desa membuat perencanaan
yang tepat.”

4. “Sebagai Kepala Desa jika ada anggota yang tidak menjalankan tugas dan kinerjanya
yang kurang baik, saya melakukannya dengan beberapa tahap sebagai bentuk teguran
seperti awalnya melakukan rapat koordinasi yang dilakukan sebulan 2 kali (minggu
pertama dan minggu terakhir) sebagai bahan evaluasi dari kinerja anggota saya agar bisa
memperbaiki kesalahan, lalu memberi teguran dan solusi serta mempertahankan hal yang
baik agar sejalan dengan tugas pokok dan fungsinya. Jika hal tersebut masih belum
berefek saya akan melakukan teguran secara non formal kepada perangkat desa apabila
melanggar aturan tersebut. Terakhir saya akan memberi SP (Surat Peringatan) dari SP1,
SP2 hingga SP3 sebagai bentuk teguran keras secara formal apabila anggota tidak bisa
memperbaiki kesalahannya atau melakukan hal yang fatal.”

5. “Sebagai seorang pemimpin di Desa Pasar V Kebun Kelapa ini tentulah saya memiliki
kendala, permasalahan yang dialami tentulah sulit sebab yang dihadapi itu permasalahan
dari satu desa. Jika ada permasalahan yang bisa saya selesaikan sendiri saya selesaikan
secara pribadi namun jika begitu sulit dan tidak bisa saya selesaikan sendiri, saya akan
berkoordinasi dengan perangkat desa lainnya seperti berkoordinasi dengan Polisi Desa
yaitu Bhabinkamtibmas yang merupakan pengemban tugas sebagai Polmas (Polisi
Masyarakat) di Desa, lalu saya juga akan berkoordinasi dengan Tentara Desa yaitu
Babinsa (Bintara Pembina Desa/Samudera/Angkasa) yang bertugas melaksanakan
pembinaan teritorial di wilayah pedesaan/kelurahan ini.”

6. “Dalam proses pengambilan keputusan itu saya tergantung permasalahan yang dihadapi.
Kita lihat dahulu permasalahan atau kendalanya seperti apa dan bagaimana risiko dari
permasalahannya. Kalau permasalahannya membutuhkan kesepakatan bersama, maka
saya akan koordinasikan dengan para bawahan karena tentulah seorang pemimpin
bukanlah harus menguasai dan mengambil hak keputusan atas dasar diri sendiri,
terkadang kita juga butuh saran dan masukan dari para bawahan. Seperti halnya juga
seorang atasan saya seperti Pak Camat, jika masalah tidak bisa dipecahkan di kantor ini,
maka kita juga akan mengkoordinasikan dengan melibatkan atasan.”

7. “Setiap kegiatan tentu memiliki kebiasaan dan aturannya sendiri, dimana hal tersebutlah
yang menjadi acuan pokok dalam bertindak dan bersikap. Ada aturan yang secara adat
istiadat atau biasa kita sebut kebiasaannya yang telah menjadi aturan non formal yang
harus dipatuhi oleh para perangkat desa. Ada juga aturan secara formal yang telah
memiliki SOP nya tersendiri dari pemerintah. Jadi saya selaku kepala desa selalu
memberi arahan agar para perangkat desa terus mengayomi masyarakat dengan senyum
dan ramah tamah, apalagi kita di Indonesia ini mengadopsi budaya dari timur. Secara
standar di kantor desa ini kami juga telah mengikuti standar operasional yang berlaku dari
pemerintahan desa. Untuk itu, perlu saya lakukan rapat koordinasi agar berjalan sesuai
dengan yang ditetapkan. Disini juga kedisiplinan di nomor satukan mulai dari bersikap
atau berpakaian. Untuk berpakaian juga telah ditentukan standarnya untuk kepala desa
atau perangkat desa, dimana mereka mendapat jatah dari pemerintahan desa yang wajib
di pakai seperti hari Senin-Selasa menggunakan PDH warna kuning lengkap dengan
atribut, hari Rabu-Kamis menggunakan pakaian hitam putih, hari Jumat menggunakan
batik, dan hari Sabtu menggunakan pakaian olahraga.”
8. “Tentu ada, namanya kita sebagai manusia pasti sering melakukan kesalahan dan manusia
tempatnya salah. Namun, ada juga anggota yang mungkin menyepelekan aturan yang
diterapkan dengan mengganggap gampang aturan tersebut seperti tidak menggunakan
pakain dinas sesuai jadwal hari yang telah ditentukan atau tidak disiplin waktu. Sebagai
pemimpin saya tetap menegur atau mengingatkan mereka agar budaya disiplin berjalan
dengan baik dan tidak disepelekan oleh anggota saya.”

9. “Tentu ada. Jika melakukan hal baik maka hasil dan dampaknya pun positif untuk kita.
Dampak positif tersebut tidak hanya dirasakan di lingkungan kantor saja, namun juga
dirasakan oleh masyarakat sekitar. Namun jika aturan tersebut dibiasakan dilanggar maka
dampak yang terjadi pun negatif tidak hanya saya, namun masyarakat juga ikut
merasakannya. Untuk itu saya sebagai kepala desa harus optimis dan tidak jenuh untuk
mengingatkan mereka agar mengikuti aturan/kebiasaan tersebut dan memberikan
pelayanan maksimal pada masyarakat.”

10. “Menurut saya, seorang pemimpin itu sangat penting dalam organisasi, karena pemimpin
bukan hanya sebagai atasan saja namun dia juga menjadi contoh bagi yang lainnya.
Pentingnya seorang pemimpin didalam organisasi itu seperti saya sebagai seorang kepala
desa, pasti memiliki kebijakan tersendiri dalam menjalankan amanat sebagai pemimpin di
desa ini dengan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat karena pemimpin
bukan hanya melayani di wilayah kantornya untuk bekerja saja namun juga di wilayah
sekitar Pasar V Kebun Kelapa ini.”
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai