Anda di halaman 1dari 4

REVIEW FILM INSIDE JOB

Film ini fokus terhadap perubahan dalam industri keuangan pada dekade menjelang krisis ,
gerakan politik terhadap deregulasi, dan bagaimana perkembangan perdagangan yang kompleks
seperti pasar derivatif memungkinkan peningkatan yang lebih luas dalam mengambil resiko
pelanggaran peraturan, yang ada difilm untuk dapat mengedalikan resiko/dampak sistematik.
Awal mula kasus dimulai dari pemerintah Iceland yang melakukan deregulasi pada
kebijakan ekonominya. Salah satu kebijakannya adalah memprivatisasi 3 bank terbesar disana.
Bank tersebut kemudian meminjam $120million, Sepuluh kali lipat GDP negara tersebut.
Pinjaman tersebut merupakan pinjaman yang ditujukan oleh seorang jutawan kaya yang
memiliki usaha dibidang properti. setelah harga properti meningkat lebih dari dua kali lipat dan
harga saham perusahaannya meningkat 9 kali lipat, perekonomian Iceland akhirnya hancur
karena gagal bayar hutang dan economic bubble yang tidak terkendali. Kasus ini emrupakan
kasus yang tepat yang merepresentasikan apa yang sedang terjadi pada perekonomian dunia di
tahun 2008.

Selama 40 tahun sejak great depression di US, US belum pernah sekalipun mengalami
krisis. Hal ini disebabkan oleh karena institusi keuangan yang diatur ketat oleh regulasi. Bank
atau institusi keuangan lainnya dilarang untuk terlibat dalam transaksi yang spekulatif.
Contohnya, konsep investment banking di era 70-an. Setiap partner menanamnkan uangnya
dalam jumlah besar dan mereka sangat konservatif dan berhati-hati untuk menginvestasikan
uangnya. Namun hal tersebut berubah sejak adanya deregulasi di sektor keuangan yang
menyebabkan banyak institusi keuangan yang go public sehingga investment banking
mengelola banyak dana dari masyarakat. Hal ini menjadi moral hazard bagi investment bank
agar masuk ke transaksi yang spekulatif. Deregulasi ini diduga terjadi karena pengangkatan
Donald Reagan, CEO dari Merryl Linch, Investment Bank terkemuka saat itu, menjadi treasury
secretary.

Salah satu deregulasi sektor keuangan adalah memperbolehkan bank untuk mengelola
dana nasabahnya di transaksi yang beresiko. Deregulasi sektor keuangan dilanjutkan oleh Alan
Greenspan, seorang akademisi terkemuka di bidang ekonomi yang pernah terlibat kasus
penyalahgunaan uang nasabah yang sempat membuat rugi negara sekitar 127 juta dollar, Robert
Rubin yang menjabat sebagai treasury secretaries yang merupakan CEO dari investment bank
"Goldman Sachs", dan Larry Summers, seorang profesor ekonomi dari Harvard. Dari latar
belakang orang-orang ini dapat kita lihat bahwa adanya kemungkinan kepentingan-kepentingan
khusus masuk ke peraturan-peraturan di sektor keuangan.
Pada akhir tahun 1990, sektor keuangan dibagi-bagi perannya menjadi beberapa
perusahaan raksasa yang dimana jika salah satu dari mereka mengalami kesulitan keuangan,
maka ekonomi secara keseluruhan akan ikut kesulitan. Bahkan, hal ini diperburuk dengan
adanya merger antara citicorp dan traveler yang diprakarsai oleh treasury administration di
tahun 1998. Merger tersebut memungkinkan institusi keuangan tersebut menaruh dana
nasabahnya ke sebuah investasi beresiko, dimana hal ini sebenarnya melanggar hukum yang
telah dibuat setelah great deprresion, yaitu "Glass-Steagal Act". Namun, hal ini dilegalkan
dengan meloloskan "Gramm-Leach-Billey Act" sebagai pengganti "GlassSteagal Act".

Bank-bank yang sangat besar ini dapat menghimpun dana nasabah yang sangat banyak,
sehingga memungkinkan mereka untuk menggerakan pasar modal & keuangan sesuai dengan
keinginan mereka. selain itu mereka tidak khawatir jika mengalami kesulitan keuangan karena
semakin besar suatu bank, maka semakin besar kemungkinan mereka untuk ditolong
pemerintah jika kesulitan keuangan.
Sejak deregulasi di sektor keuangan dimulai, banyak kasus white-collar criminals yang
terjadi secara terus menerus. Hal ini diperburuk dengan dikembangkannya suatu produk
finansial rumit yang kita sebut sebagai derivative. Investment Banks meng klaim bahwa
derivatif membuat sektor keuangan menjadi lebih aman. Namun pada kenyataannya, derivatif
membuat pasar menjadi tidak stabil. Derivatif memungkinkan investment banking "bertaruh"
pada apapun untuk mendapatkan keuntungan yang berlebih. Investment banking menolak
adanya regulasi di pasar berjangka. Penolakan ini dimungkinkan untuk direalisasikan
mengingat banyaknya CEO dari investment banking yang memiliki jabatan penting di
kepemerintahan.
Derivatif mangalami perkembangan pesat, ditandai dengan munculnya CDO (Colleteral
Debt Obligation), yaitu kumpulan dari hutang-hutang jangka panjang seperti kredit rumah,
kredit pendidikan, dan lainnya dan kemudian dibentuk menjadi instrumen keuangan berjenis
"futures". Dengan adanya CDO, institusi keuangan mengalami moral hazard dimana mereka
bisa saja menerima kredit-kredit yang sebenarnya besar kemungkinannya bagi peminjam untuk
gagal bayar. Hal ini disebabkan karena resiko gagal bayar tidak lagi berada pada institusi
keuangan, namun pada investor yang membeli CDO tersebut.

CDO merupakan instrumen keuangan yang beresiko tinggi dengan kemungkinan gagal
bayar yang tinggi pula. Namun, para institusi pemberi rating, seperti standard & poor, memberi
rating AAA pada CDO sehingga banyak yang percaya bahwa CDO merupakan instrumen
keuangan yang beresiko kecil. Terlebih lagi, investment bank lebih suka menjual CDO yang
dibentuk dari Subprime mortgage loan, yaitu pinjaman yang beresiko tinggi yang memiliki
kemungkinan besar gagal bayar, karena memberikan pendapatan bunga yang lebih tinggi.

Subprime loan kebanyakan datang dari kredit pembelian rumah dimana kredit tersebut
memungkinkan orang yang tidak memiliki pekerjaan untuk melakukan kredit rumah.
Kemudahan subprime loans ini akhirnya memicu kenaikan harga rumah secara tidak wajar,
yaitu mencapai 194% di akhir tahun 2007, karena semua orang bisa membeli rumah.
Meningkatnya pembelian subprime loans menyebabkan kenaikan profit secara tak wajar pada
institusi keuangan dan institusi terkait lainnya.
Housing bubble diperparah dengan tidak diaturnya kredit rumah dan kebijakan SEC yang
memperbolehkan bank memiliki rasio leverage yang lebih besar, sehingga memungkinkan
investment bank untuk berspekulasi dengan dana lebih besar lagi. Selain penjualan CDO, ada
masalah lain yang dilakukan oleh institusi keuangan lainnya, yaitu penerbitan credit default
swap oleh AIG. credit default swap adalah semacam produk asuransi untuk CDO yang gagal
bayar. Namun, berbeda dengan asuransi lainnya, spekulan yang bahkan tidak memiliki rumah
sekalipun bisa saja membeli produk asuransi tersebut.

Kekalutan yang diciptakan oleh karena pengembangan instrumen keuangan ini disetujui
oleh Rajan melalui papernya yang berjudul "Has Financial Development Made the World
Riskier?". Rajan berargumen bahwa pemberian bonus bedasarkan profit jangka pendek tanpa
tindak lanjut dari kerugian yang mungkin menyertainya dikemudian hari turut andil dalam
kebangkrutan bank-bank yang dapat memicu krisis global secara keseluruhan.

PERTANYAAN

1. Apa yang anda sukai dari film tersebut ?, Apa pesan moralnya ?

Jawaban : film ini sangat menarik karena menceritakan tentang investasi yang melibatkan
banyak pihak yang memiliki pengaruh yang sangat kuat didalam perekonomian Amerika
saat itu yaitu para investor, politisi, akademisi, dan wartawan.
Pesan moral : Sistem regulasi atau kebijakan bank dapat menghancurkan sebuah negara
bahkan negara sebesar Amerika Serikat sekalipun sehingga negara harus membatasi atau
mengawasi regulasi kebijakan bank dalam sistem perkreditan dan pemberian pinjaman
kepada masyarakat.
Hikmah-hikmah yang dapat di ambil daari Inside Job:
 Mengajarkan bekerja keras dengan tanggung jawab yang tinggi
 Mengingatkan tentang keserakahan dan ketamakan adalah perbuatan buruk yang
hanya manis di awal saja dan bisa berdampak buruk bagi orang lainnya.
 Mengajarkan kedisiplinan yang tinggi agar dapat menjalankan amanah dengan
semaksimal mungkin dan tidak keteledoran.
 Mengajarkan untuk memiliki keberanian yang besar untuk berpacu melawan
masalah didepan mata.
 Mengajak untuk berpikir kritis dalam situasi situasi sulit.

2. cari tanda2 akan terjadinya


krisis ? Jawaban :
-Terjadinya pinjaman besar”an dikalangan masyarakat atau korporasi yg tidak terkontrol
-bangkrut nya bank lehman brothers dan kolapsnya insurance AIG
-terjadinya korupsi dan nepotisme
- terjadinya penurunan drastis pada pasar modal/bursa (anjloknya harga saham di pasar modal)

-hutang negara yang tidak bisa dibayar


- PHK dan tingkat pengangguran naik 10%

- kurangnya pengawasan terhadap industry

-terjadi kebangkrutan pada industri keuangan dan industry lainnya


3. Apa Jenis2 surat berharga yang
ditawarkan ? Jawaban :
- Saham

-Obligasi
-kertas komersial

4. Ada berapa jenis risiko yang dihadapi

investor ? Jawaban :

1. Risiko Investasi Sistematis (Systematic Risk)

Merupakan jenis risiko eksternal yang tak dapat dihindari atau dikendalikan. Risiko
investasi ini dapat mempengaruhi semua efek serta tak dapat dikurangi dengan
diversifikasi. Yang termasuk risiko sistematis adalah:

 Risiko suku bunga; risiko investasi yang muncul karena adanya fluktuasi suku
bunga sehingga dapat mempengaruhi pendapatan investasi
 Risiko inflasi; disebut juga risiko daya beli yang berarti peluang arus kas dari
investasi memiliki nilai yang lebih rendah di masa depan karena adanya
perubahan daya beli akibat inflasi
 Risiko nilai tukar mata uang (valas); risiko investasi yang terjadi karena adanya
perubahan kurs valuta asing, contohnya ketika mata uang domestik tengah
melemah
 Risiko komoditas; risiko investasi yang dipicu karena adanya perubahan harga
komoditas tertentu, biasanya dipengaruhi oleh fluktuasi harga juga permintaan
dan penawaran
2. Risiko Investasi Tidak Sistematis (Unsystematic Risk)

Merupakan jenis risiko yang dapat dihindari atau dikendalikan. Risiko investasi ini
dapat diatasi dengan membentuk portofolio investasi atau melakukan diversifikasi.
Yang termasuk risiko tidak sistematis yaitu:

 Risiko likuiditas; risiko yang terjadi karena adanya kesulitan menyediakan uang
tunai dalam periode tertentu
 Risiko reinvestment; risiko yang terjadi pada penghasilan aset keuangan yang
mewajibkan perusahaan melakukan reinvest
 Risiko finansial; risiko yang berkaitan dengan struktur pendanaan
 Risiko bisnis; risiko yang berkaitan dengan bisnis perusahaan tempat
seseorang berinvestasi

Anda mungkin juga menyukai