Prodi Akuntansi - B
TUGAS KE 3
Nama Mahasiswa : Maulana Ramadhan
NPM : 22522014
Mata Pelajaran : Perpajakan
Tanggal : Sabtu/28 Oktober 2023
Dosen : Ichwan Rahmanu Widjaja, SE., M.Si
1. Alya adalah karyawati pada perusahaan PT. ABC dengan status menikah dan mempunyai
tiga anak. Suami Alya merupakan pegawai di perusahaan PT BCD. Alya menerima gaji Rp
7.000.000 per bulan. PT. ABC mengikuti program pensiun dan BPJS Kesehatan.
Perusahaan membayarkan iuran pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan sebesar 1% dari
perhitungan gaji, yakni senilai Rp 70.000 per bulan. Di samping itu perusahaan
membayarkan iuran Jaminan Hari Tua (JHT) karyawannya setiap bulan sebesar 3,70%
dari gaji, sedangkan Alya membayar iuran (JHT) setiap bulan sebesar 2,00% dari gaji.
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JK) dibayar oleh pemberi
kerja dengan jumlah masing-masing sebesar 0,24% dan 0,3% dari gaji. Pada bulan Mei
2020, di samping menerima pembayaran gaji, Alya juga menerima uang lembur
(overtime) senilai Rp 2.000.000.
2. Bapak Budi bekerja di PT. A sebagai pegawai tetap, Beliau mendapatkan gaji pokok 5
juta/bulan, dengan tunjangan transport dan makan 1 juta. Beliau belum berkeluarga
dan tidak memiliki tanggungan. Berapa PPh 21 Bapak Budi pada bulan Januari?
3. Seorang karyawan bernama Adi Septiawan (kawin) dan memiliki 4 orang anak, bekerja
pada PT XYZ dengan memperoleh gaji sebesar Rp14.000.000 per bulan. Perusahaan
tempat Adi bekerja mengikuti program jamsostek.
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan premi Jaminan Kematian (JKM) dan Iuran
Jaminan Hari Tua (JHT) dibayar oleh pemberi kerja setiap bulan masing-masing sebesar
1,5%, 0,3%, dan 3,7% dari gaji.
Selain itu, Adi juga membayar iuran pensiun Rp150.000 dan iuran jaminan hari tua
sebesar 2% dari gaji untuk setiap bulan. Pada tahun berjalan, Adi juga menerima bonus
sebesar Rp8.000.000. Pertanyaannya, berapa besar PPh Pasal 21 atas bonus tersebut?
JAWABAN
JK 0,3% : 21.000
Pengurangan:
PTKP (54.000.000)
Ilustrasi di atas berlaku bagi wajib pajak yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Sementara,
bagi wajib pajak yang tidak memiliki NPWP, akan dikalikan 120%, sehingga PPh Pasal 21 Bulan Mei
menjadi Rp 193.792 x 120% = Rp 232.550
2. Penjelasan: Diketahui:
Jawab:
1. Penghasilan 1 bulan = Rp5.000.000,00 + Rp1.000.000,00 = Rp6.000.000,00
2. Biaya jabatan = 5% x Rp6.000.000,00 = Rp300.000,00
3. Penghasilan bersih 1 bulan = Rp6.000.000,00 – Rp300.000,00 = Rp5.700.000,00
4. Penghasilan bersih 1 tahun = 12 bulan x Rp5.700.000,00 = Rp68.400.000,00
5. PTKP belum menikah dan tidak ada tanggungan = Rp54.000.000,00
6. PKP = Rp68.400.000,00 - Rp54.000.000,00 = Rp14.400.000,00
7. PPh terutang 1 tahun = 5% x Rp14.400.000,00 = Rp720.000,00
8. PPh terutang 1 bulan = Rp720.000,00 : 12 bulan = Rp60.000,00 Jadi, PPh
terutang yang harus dibayarkan Bapak Budi pada bulan Januari sebesar Rp60.000,00.
3. Penyelesaian:
PTKP = 73.000.000
PKP = Gaji bersih pertahun − PTKP
PKP = 153.600.000 − 73.000.000
PKP = 80.600.000
PPh terutang = (5%×50.000.000)+(15%×30.600.000)
PPh terutang = 2.500.000+4.590.000
PPh terutang = 7.090.000