Anda di halaman 1dari 17

SOAL- SOAL LATIHAN PAJAK PASAL 21 DAN 25

ariff.2013@gmail.com
arrmann016@gmail.com
Amat Budiman seorang karyawan dan memiliki 4
orang anak, bekerja pada PT. Cemerlang dengan
gaji sebesar Rp. 14.000.000 per bulan. Perusahaan
tempat Amat Budiman bekerja mengikuti program
BPJS Ketenagakerjaaan.
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan premi
Jaminan Kematian (JKM) dan Iuran Jaminan Hari
Tua (JHT) dibayar oleh pemberi kerja setiap bulan
masing-masing sebesar 1,5%, 0,3%, dan 3,7% dari
gaji.
Selain itu, Amat Budiman juga membayar iuran
pensiun Rp150.000 dan iuran jaminan hari tua
sebesar 2% dari gaji untuk setiap bulan. Pada
tahun berjalan, Amat Budiman juga menerima
bonus sebesar Rp. 8.000.000. Pertanyaannya,
berapa besar PPh Pasal 21 atas bonus tersebut?
(a) Gaji setahun 168.000.000
(b) Bonus 8.000.000
(c) Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) 2.520.000
(d) Premi Jaminan Kematian 504.000
(e) Penghasilan Bruto setahun (a+b+c+d) 179.024.000
(f) Pengurangan
1. Biaya Jabatan 6.000.000
2. Iuran pensiun setahun 1.800.000
3. Iuran Jaminan Hari Tua 3.360.000
(g) Penghasilan neto setahun (e-f) 167.864.000
(h) PTKP (K/3) 72.000.000
(i) Penghasilan Kena Pajak (g-h) 95.864.000
(j) PPh Pasal 21 terutang
5% x Rp 50.000.000 2.500.000
15% x Rp 45.864.000 6.879.600
PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus 9.379.600
PPH Atas Gaji

(a) Gaji setahun 168.000.000


(b) Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) 2.520.000

(c) Premi Jaminan Kematian 504.000

(d) Penghasilan Bruto setahun (a+b+c) 171.024.000


(e) Pengurangan
1. Biaya Jabatan (5%) 6.000.000
2. Iuran pensiun setahun 1.800.000

3. Iuran Jaminan Hari Tua Setahun 3.360.000

(g) Penghasilan neto setahun (e-f) 159.864.000

(h) PTKP (K/3) 72.000.000

(i) Penghasilan Kena Pajak (g-h) 87.864.000

(j) PPh Pasal 21 terutang


PPh Pasal 21 atas Bonus
PPh Pasal 21 atas Bonus adalah :
Rp 9.379.600 - Rp 8.179.600 = Rp 1.200.000
Jadi, besarnya PPh 21 atas bonus yang harus
dibayarkan sebesar Rp 1.200.000
Catatan: *tambahan untuk setiap anak
sebesar Rp 4,5 juta dengan maksimal paling
banyak 3 orang untuk setiap keluarga.
Firmansyah melakukan jasa perawatan mesin
fotokopi kepada PT BCD dengan imbalan
Rp28.000.000. Firmansyah mempergunakan
tenaga 5 orang pekerja dengan membayarkan
upah harian masing-masing sebesar Rp. 750.000.

Upah harian yang dibayarkan untuk 5 orang


pekerja selama 3 hari melakukan pekerjaan
adalah Rp11.250.000. Selain itu, Firmansyah juga
membeli spare part mesin fotokopi yang dipakai
untuk perawatan sebesar Rp 5.550.000. Maka,
berapakah PPh Pasal 21 yang terutang?
Berdasarkan perjanjian serta dokumen yang diberikan Aliyanto,
diketahui bahwa yang menjadi penghasilan bruto adalah upah
yang harus dibayarkan kepada pekerja harian yang dipekerjakan
oleh Aliyanto dan biaya untuk membeli spare part mesin
fotokopi.
Maka, jumlah penghasilan bruto sebagai dasar perhitungan PPh
Pasal 21 yang harus dipotong oleh PT BCD atas imbalan yang
diberikan kepada Aliyanto adalah sebesar penghasilan bruto
dikurangi upah tenaga kerja harian yang dipekerjaan Aliyanto
dan biaya spare part mesin fotokopi. Perhitungannya sebagai
berikut :
Rp. 28.000.000 – (Rp11.250.000 + Rp 5.550.000) = Rp 11.200.000
PPh Pasal 21 yang harus dipotong PT BCD atas penghasilan
yang diterima Aliyanto adalah sebesar :
5% x 50% x Rp 11.200.000 = Rp. 280.000
Dalam hal Aliyanto tidak memiliki NPWP maka PPh Pasal 21
yang harus dipotong oleh PT BCD menjadi:
120% x 5% x 50% x Rp 11.200.000 = Rp 336.000
Catatan: untuk pembayaran upah harian kepada masing-masing
Khoirunnisa merupakan salah satu karyawan di perusahaan swasta. Status
Khoirunnisa saat ini sudah menikah dan punya dua orang anak. Suami
Khoirunisa juga bekerja sebagai karyawan swasta. Gaji pokok Khoirunnisa
adalah sebesar 6 juta rupiah per bulannya. Perusahaan tempat Khoirunnisa
bekerja menanggung pensiun dan BPJS Kesehatan yang dihitung 1% dari
perhitungan gaji.
Selain itu, ada juga jaminan hari tua (JHT) setiap bulannya sebesar 3,7% dari
gaji, sedangkan Khoirunnisa juga membayar iuran JHT sebesar 2% dari gaji.
Premi Jaminan Kecelakan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JK) dibayar
oleh perusahaan dengan masing-masing sebesar 1% dan 0,3% dari gaji.
Pemasukan Khoirunnisa tersebut belum termasuk tunjangan lembur sebesar
Rp 2.000.000,- pada bulan Agustus 2016.
Dengan rincian di atas, maka penghitungan PPh 21 yang harus dibayarkan
oleh Khoirunnisa pada bulan Oktober 2016 adalah sebagai berikut:
Gaji 6.000.000,-

(i) Tunjangan: lembur 2.000.000,-

(ii) Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) 0,24% 14.400,-


(iii) Premi Jaminan Kematian 0.3% 32.400,-
Penghasilan Bruto 8.032.400,-
Pengurangan:
1. Biaya jabatan: 5% x 8.032.400,- = 401.620,-
2. Iuran Jaminan Hari Tua (JHT): 2% x 8.032.400,- = 120.000,-
3. (iv) Iuran Pensiun (1%) (bila ada) = 60.000,-
Penghasilan neto sebulan 7.450.780,-

(v) Penghasilan neto setahun 89.409.360,-

(vi) Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP 2016) (TK/0) untuk WP


54.000.000,-
sendiri:

Penghasilan kena pajak setahun 35.409.360,-

(vii) Pembulatan 35.409.360,-


PPh Terutang
5% x 35.409.360,- 1.770.450,-
Sita Rianti adalah karyawati pada perusahaan PT. Onix Komunika
dengan status menikah dan mempunyai tiga anak. Suami Sita
merupakan pegawai negeri sipil di Kementrian Komunikasi &
Informatika. Sita menerima gaji Rp 6.000.000,- per bulan.
PT. Onix Komunika mengikuti program pensiun dan BPJS Kesehatan.
Perusahaan membayarkan iuran pensiun dari BPJS sebesar 1% dari
perhitungan gaji, yakni sebesar Rp 30.000,- per bulan. Di samping itu
perusahaan membayarkan iuran Jaminan Hari Tua (JHT)
karyawannya setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji, sedangkan Sita
membayar iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 2,00% dari
gaji. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian
(JK) dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing
sebesar 1,00% dan 0,30% dari gaji.
Pada bulan Juli 2016 di samping menerima pembayaran gaji, Sita juga
menerima uang lembur (overtime) sebesar Rp 2.000.000,-.
Heri Sugito adalah pegawai pada perusahaan PT Pakuwon Djati, menikah
tanpa punya anak, memperoleh gaji Rp 10.000.000 sebulan, tunjangan-
tunjangan yang didapatkan Rp 4.000.000 sebulan. PT Pakuwon Djati
mengikuti program BPJS ketenagakerjaan, premi jaminan kecelakaan
kerja, dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan
sejumlah 0,5% dan 0,3% dari gaji. PT Pakuwon Djati menanggung iuran
Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,7% dari gaji, sedangkan Heri
Sugito membayar iuran jaminan Hari Tua sebesar 2% dari gaji setiap
bulan. Selain itu, PT Pakuwon Djai juga mengkuti program pensiun untuk
pegawainya. PT Pakuwon Djati membayar iuran pensiun untuk Heri
Sugito ke dana pensiun yang telah disahkan oleh Menteri Keuangan,
setiap bulanya sebesar Rp 100.000, sedangkan Heri Sugito membayar
iuran pensiun sebesar Rp 80.000. Maka perhitungna PPh pasal 21 nya
adalah :
Pendapatan
Gaji Sebulan Rp 10.000.000
Tunjangan-tunjangan Rp 4.000.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (0,5% x Rp 10.000.000) Rp 50.000
Premi Jaminan Kematian (0,3% x Rp 10.000.000) Rp 30.000

Penghasilan Bruto Sebulan Rp 14.080.000

Pengurangan
1.Biaya Jabatan (5% x Rp 14.080.000) Rp 500.000
2.Iuran Pensiun Rp 80.000
3.Iuran Jaminan Hari Tua (2% x Rp 10.000.000) Rp 200.000 Rp 780.000
Penghasilan Neto Sebulan Rp 13.300.000

Penghasilan Neto Setahun (12 x Rp 13.300.000) Rp 159.600.000


PTKP (K/-)
4.Untuk diri Wajib Pajak Rp 36.000.000
5.Tambahan WP Menikah Rp 3.000.000 Rp 39.000.000
Penghasilan Kena Pajak Rp 120.600.000

PPh pasal 21 setahun : 5% x Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000


15% x Rp 70.600.000 = Rp 10.590.000
Rp 13.090.000

PPh pasal 21 sebulan : Rp 13.090.000 / 12 = Rp 1.090.833


Latihan Soal
 Pak aji adalah pegawai pada RS Al Izhar, menikah dengan satu anak
dan memperoleh gaji sebulan Rp 6.350.000. RS Al Izhar mengikuti
program Jamsostek dan Iuran Pensiun, sehingga RS harus membayar
premi yang meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian,
Jaminan Hari Tua, dan iuran pensiun dengan jumlah masing-masing
0.5%, 0.3%, dan 3.7% dari gaji, serta Rp 82.500,00 per bulan.
 Pak Aji sendiri membayar iuran pensiun sebesar Rp 65.000,00 dan
JHT sebesar 2% dari gaji tiap bulan. Mengingat dua hari raya
keagamaan tiba berdekatan di tahun berjalan, RS Al Izhar
memberikan THR lebih tinggi dari biasanya, yakni Rp 5.500.000,00
untuk setiap pegawai.
 Hitung PPh ps. 21 yang dikenakan atas gaji Pak Aji?
 Hitung PPh Ps.21 yang dikenakan atas THR Pak aji
Ilustrasi
(Imbalan Tahunan): Penghitungan PPh Atas Gaji
Jawaban
Penghasilan
Jawaban :: per bulan
bruto 6.400.800
(Biaya jabatan) (320.040)
(Iuran JHTyang dibayar karyawan) (127.000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (65.000) (512.040)
Penghasilan netto per bulan 5.888.760
Penghasilan netto setahun 70.665.120
(PTKP)
WPsendiri (54.000.000)
Status kawin (4.500.000)
Tanggungan satu anak (4.500.000) (63.000.000)
Penghasilan Kena Pajak 6.162.720
Pembulatan PKP 6.162.720
Pajak terutang atas gaji
5% x 18,431,000 6.162.720 308.136 Rp308.136,00

14
Ilustrasi
(Imbalan Tahunan): Penghitungan PPh Atas Gaji dan
THR
Jawaban::
Jawaban Penghasilan sebelumTHRper bulan 6.400.800
Penghasilan sebelumTHRsetahun 76.809.600
THR 5.500.000
Penghasilan bruto setahun 82.309.600
(Biaya jabatan) (4.115.480)
(Iuran JHTyang dibayar karyawan) (1.044.000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (780.000) (5.939.480)
Penghasilan netto setahun 76.370.120
(PTKP)
WPsendiri (54.000.000)
Status kawin (4.500.000)
Tanggungan satu anak (4.500.000) (63.000.000)
Penghasilan Kena Pajak 13.370.120
Pembulatan PKP 13.370.120
Pajak terutang atas gaji dan THR
5% x 23,656,000 13.370.120 668.506 Rp668.506,00

15
Ilustrasi
(Imbalan Tahunan): Penghitungan PPh Atas THR

Pajak
Pajakatas
atasTHR=
THR=Pajak
Pajakatas
atasgaji
gajidan
danTHR
THR --Pajak
Pajakatas
atasgaji
gaji
==Rp
Rp668.506,00
668.506,00 --Rp
Rp308.136,00
308.136,00
==Rp
Rp360.370
360.370

16

Anda mungkin juga menyukai