Anda di halaman 1dari 13

JAWABAN PPH 21

Seorang karyawan bernama Adi Septiawan (kawin) dan memiliki 4 orang anak,
bekerja pada PT XYZ dengan memperoleh gaji sebesar Rp14.000.000 per bulan.
Perusahaan tempat Adi bekerja mengikuti program jamsostek.

Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan premi Jaminan Kematian (JKM) dan
Iuran Jaminan Hari Tua (JHT) dibayar oleh pemberi kerja setiap bulan masing-
masing sebesar 1,5%, 0,3%, dan 3,7% dari gaji.

Selain itu, Adi juga membayar iuran pensiun Rp150.000 dan iuran jaminan hari
tua sebesar 2% dari gaji untuk setiap bulan. Pada tahun berjalan, Adi juga
menerima bonus sebesar Rp8.000.000. Pertanyaannya, berapa besar PPh Pasal
21 atas bonus tersebut?

Jawaban:

PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus (penghasilan setahun)

(a) Gaji setahun 168.000.000

(b) Bonus 8.000.000

(c) Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) 2.520.000

(d) Premi Jaminan Kematian 504.000

(e) Penghasilan Bruto setahun (a+b+c+d) 179.024.000

(f) Pengurangan

1. Biaya Jabatan 6.000.000

2. Iuran pensiun setahun 1.800.000

3. Iuran Jaminan Hari Tua 3.360.000

(g) Penghasilan neto setahun (e-f) 167.864.000


(h) PTKP (K/3) 72.000.000

(i) Penghasilan Kena Pajak (g-h) 95.864.000

(j) PPh Pasal 21 terutang

5% x Rp 50.000.000 2.500.000

15% x Rp 45.864.000 6.879.600

PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus 9.379.600

PPh Pasal 21 atas Gaji Setahun

(a) Gaji setahun 168.000.000

(b) Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) 2.520.000

(c) Premi Jaminan Kematian 504.000

(d) Penghasilan Bruto setahun (a+b+c) 171.024.000

(e) Pengurangan

1. Biaya Jabatan (5%) 6.000.000

2. Iuran pensiun setahun 1.800.000

3. Iuran Jaminan Hari Tua Setahun 3.360.000

(g) Penghasilan neto setahun (e-f) 159.864.000


(h) PTKP (K/3) 72.000.000

(i) Penghasilan Kena Pajak (g-h) 87.864.000

(j) PPh Pasal 21 terutang

5% x Rp 50.000.000 2.500.000

15% x Rp 37.864.000 5.679.600

PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus 8.179.600

PPh Pasal 21 atas Bonus

PPh Pasal 21 atas Bonus adalah :

Rp 9.379.600 – Rp 8.179.600 = Rp 1.200.000

Jadi, besarnya PPh 21 atas bonus yang harus dibayarkan sebesar Rp 1.200.000

Catatan: *tambahan untuk setiap anak sebesar Rp 4,5 juta dengan maksimal
paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga.

 Perhitungan Pemotongan PPh Pasal 21 atas Penghasilan yang Diterima


oleh Bukan Pegawai, Sehubungan dengan Pemberian Jasa yang dalam
Pemberian Jasanya Memperkerjakan Orang Lain Sebagai Pegawai
dan/atau Melakukan Penyerahan Material/Bahan

Contoh penghitungan rapel pajak kenaikan gaji


Budi berstatus sebagai karyawan tetap di PT Angin Ribut.

Pada Januari 2022, dia memperoleh gaji bulanan sebesar Rp6.750.000 dan
membayar iuran pensiun sebesar Rp 200.000.

Budi sudah kawin tetapi belum dikaruniai anak.


Berapa PPh 21 yang harus dibayar Budi?

Menghitung Penghasilan Bersih (Neto Sebulan):

Gaji Rp6.750.000

Biaya Jabatan (5% x Gaji): Rp337.500

Biaya Pensiun Rp200.000

__________________________________________ –

Penghasilan Neto Sebulan Rp6.212.500

Penghasilan Neto Setahun Rp74.550.000

Cara hitung Penghasilan Kena Pajak (PKP): Penghasilan Neto Setahun –


Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP) K/0 : Rp74.550.000 – Rp58.500.000
= Rp16.050.000

Cara hitung Potongan PPh 21 Karyawan Terutang Setahun Pajak Progresif :


5% x 16.050.000 = Rp802.500

Cara hitung PPh 21 Terutang Sebulan: Rp802.500 : 12 = Rp66.875

Sementara itu, di bulan Agustus Budi mendapatkan kenaikan gaji sebesar


Rp1.000.000 menjadi Rp7.750.000.

Kenaikan gaji tersebut berlaku surut sejak 1 Januari 2022.

Dengan adanya kenaikan gaji yang berlaku surut tersebut maka Budi
menerima rapel sejumlah Rp7.000.000 (selisih gaji yang seharusnya diterima
untuk masa Januari – Agustus 2022).

Berapa PPh 21 yang harus dibayar?

Menghitung Penghasilan Bersih setelah kenaikan gaji (Neto Sebulan):

Gaji (naik Rp1.000.000) Rp7.750.000


Biaya Jabatan (5% x Gaji): Rp387.500

Biaya Pensiun Rp200.000

__________________________________________ –

Penghasilan Neto Sebulan Rp7.162.500

Penghasilan Neto Setahun Rp85.950.000

Cara hitung Penghasilan Kena Pajak (PKP): Penghasilan Neto Setahun –


Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP) K/0 : Rp85.950.000 – Rp58.500.000
= Rp27.450.000

Cara hitung PPh 21 Terutang Setahun Pajak Progresif : 5% x Rp27.450.000 =


Rp1.372.500

Cara hitung Potongan PPh 21 Karyawan Terutang Sebulan yaitu Rp1.372.500


: 12 = Rp114.375

Potongan Januari – Juli yang seharusnya yaitu 7 x Rp114.375 = Rp800.625

Potongan Januari – Juli yang sudah dilakukan yaitu 7 x Rp66.875


= Rp468.125

Cara Perhitungan PPh 21 rapel kenaikan gaji yaitu Rp800.625 – Rp468.125 =


Rp332.500

Sehingga jumlah Rp332.500 ditambahkan dengan perhitungan PPh 21 untuk


bulan Agustus yaitu sebesar Rp114.375 untuk kemudian dipotongkan
terhadap gaji Budi di bulan itu ketika terjadi kenaikan gaji dan penerimaan
rapel.

Sehingga gaji yang didapat Budi setelah kenaikan gaji adalah Rp7.750.000 –
Rp332.500 – Rp114.375 = Rp7.303.125
Bambang Eko pegawai pada
perusahaan PT Candra
Kirana, menikah tanpa anak,
memperoleh gaji
sebulan Rp8.000.000,00. PT
Candra Kirana mengikuti
program BPJS
Ketenagakerjaan, premi
Jaminan
Kecelakaan Kerja dan premi
Jaminan Kematian dibayar
oleh pemberi kerja dengan
jumlah masing-
masing 0,50% dan 0,30% dari
gaji. PT Candra Kirana
menanggung iuran Jaminan
Hari Tua setiap bulan
sebesar 3,70% dari gaji
sedangkan Bambang Eko
membayar iuran Jaminan Hari
Tua sebesar 2,00% dari
gaji setiap bulan. Disamping itu
PT Candra Kirana juga
mengikuti program pensiun
untuk pegawainya.
PT Candra Kirana membayar
iuran pensiun untuk Bambang
Eko ke dana pensiun, yang
pendiriannya
telah disahkan oleh Menteri
Keuangan, setiap bulan sebesar
Rp200.000,00, sedangkan
Bambang Eko
membayar iuran pensiun
sebesar Rp 100.000,00.
Pada bulan Januari 2019
Bambang Eko hanya
menerima pembayaran berupa
gaji. Penghitungan PPh
Pasal 21 bulan Januari 2019
adalah sebagai
berikut:
Gaji
Rp 8.000.000
Premi Jaminan Kecelakaan
Kerja Rp
40.000
Premi Jaminan Kematian
Rp
24.000
Penghasilan bruto
Rp 8.064.000
Pengurangan:
1. Biaya Jabatan
5% X Rp
8.064.000,00 Rp
403.200
2. Iuran Pensiun
Rp 200.000
3. Iuran Jaminan Hari
Tua
Rp 160.000
Rp 663.200
Penghasilan neto sebulan
Rp 7.400.800
Penghasilan neto setahun
adalah
12 X Rp 7.400.800,00
Rp 88.809.600
PTKP setahun
- untuk Wajib Pajak
sendiri Rp 54.000.000
- tambahan karena
menikah Rp 4.500.000
Rp 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak
Setahun
Rp 30.309.600
PPh Pasal 21 Terutang
5% X Rp
30.309.000 = Rp
1.515.450,00
PPh Pasal 21 bulan
Januari 2019 adalah Rp
1.515.450,00 : 12 = Rp
126.288,00
https://www.studocu.com/id/document/universitas-budi-luhur/accounting/perhitungan-pph-psl21-
lengkap/14494690

Anda mungkin juga menyukai