Anda di halaman 1dari 8

Nama : Maudy

NIM : 01012682226012
Mata Kuliah : Manajemen Keuangan
Kelas : Magister Manajemen Reguler “B”

REVIEW FILM INSIDE JOB (2010)


Awal mula kasus dimulai dari pemerintah Iceland yang melakukan deregulasi pada
kebijakan ekonominya. Salah satu kebijakannya adalah memprivatisasi 3 bank terbesar disana.
Bank tersebut kemudian meminjam $120million, Sepuluh kali lipat GDP negara tersebut.
Pinjaman tersebut merupakan pinjaman yang ditujukan oleh seorang jutawan kaya yang
memiliki usaha dibidang properti. setelah harga properti meningkat lebih dari dua kali lipat dan
harga saham perusahaannya meningkat 9 kali lipat, perekonomian Iceland akhirnya hancur
karena gagal bayar hutang dan economic bubble yang tidak terkendali. Kasus ini merupakan
kasus yang tepat yang merepresentasikan apa yang sedang terjadi pada perekonomian dunia di
tahun 2008.
Selama 40 tahun sejak great depression di US, US belum pernah sekalipun mengalami
krisis. Hal ini disebabkan oleh karena institusi keuangan yang diatur ketat oleh regulasi. Bank
atau institusi keuangan lainnya dilarang untuk terlibat dalam transaksi yang spekulatif.
Contohnya, konsep investment banking di era 70-an. Setiap partner menanamkan uangnya
dalam jumlah besar dan mereka sangat konservatif dan berhati-hati untuk menginvestasikan
uangnya. Namun hal tersebut berubah sejak adanya deregulasi di sektor keuangan yang
menyebabkan banyak institusi keuangan yang go public sehingga investment banking
mengelola banyak dana dari masyarakat. Hal ini menjadi moral hazard bagi investment bank
agar masuk ke transaksi yang spekulatif. Deregulasi ini diduga terjadi karena pengangkatan
Donald Reagan, CEO dari Merryl Linch, Investment Bank terkemuka saat itu, menjadi treasury
secretary.
Salah satu deregulasi sektor keuangan adalah memperbolehkan bank untuk mengelola
dana nasabahnya di transaksi yang beresiko. Deregulasi sektor keuangan dilanjutkan oleh Alan
Greenspan, seorang akademisi terkemuka di bidang ekonomi yang pernah terlibat kasus
penyalahgunaan uang nasabah yang sempat membuat rugi negara sekitar 127 juta dollar, Robert
Rubin yang menjabat sebagai treasurysecretaries yang merupakan CEO dari investment bank
"Goldman Sachs", dan Larry Summers, seorang profesor ekonomi dari Harvard. Dari latar
belakang orang-orang ini dapat kita lihat bahwa adanya kemungkinan kepentingan-kepentingan
khusus masuk ke peraturan-peraturan di sektor keuangan.
Pada akhir tahun 1990, sektor keuangan dibagi-bagi perannya menjadi beberapa
perusahaan raksasa yang dimana jika salah satu dari mereka mengalami kesulitan keuangan,
maka ekonomi secara keseluruhan akan ikut kesulitan. Bahkan, hal ini diperburuk dengan
adanya merger antara citicorp dan traveler yang diprakarsai oleh treasury administration di
tahun 1998. Merger tersebut memungkinkan institusi keuangan tersebut menaruh dana
nasabahnya ke sebuah investasi beresiko, dimana hal ini sebenarnya melanggar hukum yang
telah dibuat setelah great deprresion, yaitu "Glass-Steagal Act". Namun, hal ini dilegalkan
dengan meloloskan "Gramm-Leach-Billey Act" sebagai pengganti "GlassSteagal Act". Bank-
bank yang sangat besar ini dapat menghimpun dana nasabah yang sangat banyak, sehingga
memungkinkan mereka untuk menggerakan pasar modal & keuangan sesuai dengan keinginan
mereka. selain itu mereka tidak khawatir jika mengalami kesulitan keuangan karena semakin
besar suatu bank, maka semakin besar kemungkinan mereka untuk ditolong pemerintah jika
kesulitan keuangan.
Sejak deregulasi di sektor keuangan dimulai, banyak kasus white-collar criminals yang
terjadi secara terus menerus. Hal ini diperburuk dengan dikembangkannya suatu produk
finansial rumit yang kita sebut sebagai derivative. Investment Banks mengklaim bahwa derivatif
membuat sektor keuangan menjadi lebih aman. Namun pada kenyataannya, derivatif membuat
pasar menjadi tidak stabil. Derivatif memungkinkan investment banking "bertaruh" pada
apapun untuk mendapatkan keuntungan yang berlebih. Investment banking menolak adanya
regulasi di pasar berjangka. Penolakan ini dimungkinkan untuk direalisasikan mengingat
banyaknya CEO dari investment banking yang memiliki jabatan penting di kepemerintahan.
Derivatif mangalami perkembangan pesat, ditandai dengan munculnya CDO (Colleteral
Debt Obligation), yaitu kumpulan dari hutang-hutang jangka panjang seperti kredit rumah,
kredit pendidikan, dan lainnya dan kemudian dibentuk menjadi instrumen keuangan berjenis
"futures". Dengan adanya CDO, institusi keuangan mengalami moral hazard dimana mereka
bisa saja menerima kredit-kredit yang sebenarnya besar kemungkinannya bagi peminjam untuk
gagal bayar. Hal ini disebabkan karena resiko gagal bayar tidak lagi berada pada institusi
keuangan, namun pada investor yang membeli CDO tersebut. CDO merupakan instrumen
keuangan yang beresiko tinggi dengan kemungkinan gagal bayar yang tinggi pula. Namun, para
institusi pemberi rating, seperti standard & poor, memberi rating AAA pada CDO sehingga
banyak yang percaya bahwa CDO merupakan instrumen keuangan yang beresiko kecil.
Terlebih lagi, investment bank lebih suka menjual CDO yang dibentuk dari Subprime mortgage
loan, yaitu pinjaman yang beresiko tinggi yang memiliki kemungkinan besar gagal bayar,
karena memberikan pendapatan bunga yang lebih tinggi.
Subprime loan kebanyakan datang dari kredit pembelian rumah dimana kredit tersebut
memungkinkan orang yang tidak memiliki pekerjaan untuk melakukan kredit rumah.
Kemudahan subprime loans ini akhirnya memicu kenaikan harga rumah secara tidak wajar,
yaitu mencapai 194% di akhir tahun 2007, karena semua orang bisa membeli rumah.
Meningkatnya pembelian subprime loans menyebabkan kenaikan profit secara tak wajar pada
institusi keuangan dan institusi terkait lainnya. Housing bubble diperparah dengan tidak
diaturnya kredit rumah dan kebijakan SEC yang memperbolehkan bank memiliki rasio leverage
yang lebih besar, sehingga memungkinkan investment bank untuk berspekulasi dengan dana
lebih besar lagi. Selain penjualan CDO, ada masalah lain yang dilakukan oleh institusi
keuangan lainnya, yaitu penerbitan credit default swap oleh AIG. credit default swap adalah
semacam produk asuransi untuk CDO yang gagal bayar. Namun, berbeda dengan asuransi
lainnya, spekulan yang bahkan tidak memiliki rumah sekalipun bisa saja membeli produk
asuransi tersebut.

Soal
1. Apa yang anda sukai dari film tersebut dan pesan moral nya apa?
2. Silahkan di cari tanda” apa yang sudah menunjukkan crisis?
3. Jenis-jenis surat berharga yang ditawarkan disana?
4. Ada berapa jenis risiko yang dihadapi oleh investor?

Jawab:

1. Berdasarkan film inside job tahun 2010 adalah sebuah pembelajaran yang cukup sulit
untuk dinikmati. Mencoba mendeskripsikan mengenai bagaimana korupsi sistematis yang
dilakukan oleh para pelaku finansial di Amerika Serikat yang akhirnya menjebak negara
tersebut dan banyak negara lainnya di dunia dalam sebuah krisis moneter pada tahun 2007-
2010, secara sederhana, Inside Job sebenarnya adalah semacam pengadilan yang dilakukan
Ferguson untuk oknum-oknum finansial bermasalah di Amerika Serikat. Suatu hal yang
mungkin sangat penting dirasakan oleh Ferguson mengingat pemerintahan Amerika Serikat
hingga saat ini lalai untuk memberikan hukuman setimpal bagi mereka yang telah semakin
menyudutkan posisi ekonomi warga kurang mampu di negara adidaya tersebut. Saya sangat
menyukai film ini secara naratif, Inside Job merunut peristiwa kejatuhan ekonomi Amerika
Serikat dalam empat tahap: mulai dari tahap perkenalan mengapa krisis moneter tersebut
dapat terjadi, bagaimana para pelaku dunia perbankan dan ekonomi sering mengambil
resiko dalam mengambil keuntungan dengan menggunakan uang rakyat hingga akhirnya
menjelaskan apa yang menyebabkannya dan bagaimana peristiwa tersebut mempengaruhi
iklim perekonomian seluruh warga Amerika Serikat, dan dunia, namun berakhir dengan
sama sekali tidak menyentuh setiap pelaku kejahatan finansial yang kebanyakan masih
dapat bebas melakukan aktivitasnya.
Sutradara film, Charles Ferguson, dengan sangat komprehensif memaparkan realitas
yang ingin disampaikan. Tidak hanya berdasarkan data serta riset akan tetapi juga
wawancara-wawancara mendalam bersama para narasumber yang terlibat dalam krisis
tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang berkompeten dalam mengatasi
krisis maupun pihak-pihak yang berada dibalik terjadinya krisis. Ada beberapa nama yang
kurang berkenan memberi suara mereka, meski sebenarnya nama-nama tersebut signifikan
dalam memberikan informasi yang akurat, akan tetapi Ferguson cukup kreatif dengan
memasukkan mereka kedalam bangunan struktur narasi melalui sumber data sekunder,
sehingga bisa kita sebutkan jika ‘Inside Job’ memiliki data yang cukup faktuil dan shahih.
Dengan dibantu oleh suara aktor terkenal Matt Damon sebagai narator, film dibagi
dalam empat bab, yang secara kronologis memaparkan permasalahan, dimulai dari
penyebab sampai solusi. Memang, saya tidak bisa menghindarkan perasaan jika film terasa
sangat metodikal, seolah-olah tengah melihat tayangan visual dari sebuah makalah tebal
yang teknis sekali, akan tetapi Ferguson cukup tangkas menyusun ritme yang cepat dan
juga menyelipkan “drama” dari respon negatif informan yang tersudutkan oleh pertanyaan
yang diajukan, sehingga film tidak terasa datar, seolah-olah ada karakter protagonis dan
juga antagonis yang melandasi ceritanya. Dibuka dengan pemaparan krisis ekonomi yang
terjadi di Islandia, sebuah negara Eropa yang cukup maju, menjadi contoh mikro dari
permasalahan yang akan digali selanjutnya dalam film, menegaskan jika kemapanan
ekonomi tidak akan menjamin sebuah negara akan terhindar dari krisis. Dan saat film mulai
masuk ke “menu utama”, yaitu Amerika Serikat, film kemudian seolah membuka mata kita
bahwa sistem yang salah bisa saja disebabkan oleh pelaku penggerak sistem yang salah
pula.
‘Inside Job’ memaparkan jika problematika yang terjadi justru terjadi diakibatkan oleh
keputusan-keputusan tidak tepat sasaran yang diambil oleh oknum yang seharusnya
menghindarkan sistem dari error. Sekali lagi uang dan kekuasaan memainkan peran penting
dalam menyebabkan suatu permasalahan. Meski dipaparkan secara teknis, akan tetapi film
membuka mata kita, bahwa sampai kapanpun kekuasaan (biasanya) akan selalu dipegang
oleh orang-orang yang mengincar keuntungan pribadi semata. Meski tidak menawarkan
solusi yang efektif, akan tetapi setidaknya film membuka mata kita akan
sebuah conondrum yang sebenarnya usang akan tetapi tidak lekang oleh waktu dan
senantiasa harus kita cermati.

Pesan moral yang dapat diambil dari film inside job tahun 2010 ini adalah
1. Mengajarkan kita seperti apa roda ekonomi dunia berputar, negara mana saja yang
mempunyai peran lebih banyak dalam perputaran ekonomi
2. Tentang bagaimana krisis bisa merugikan sebuah negara, film ini dapat membuat orang
untuk lebih sering memantau kondisi ekonomi dunia agar lebih siap untuk menghadapi
krisis yang mungkin akan mempengaruhi kondisi keuangan
3. Mengajarkan bekerja keras dengan tanggung jawab yang tinggi.
4. Mengingatkan tentang keserakahan dan ketamakan adalah perbuatan buruk yang hanya
manis di awal saja dan bisa berdampak buruk bagi orang lainnya
5. Mengajarkan kedisiplinan yang tinggi agar dapat menjalankan amanah dengan semaksimal
mungkin dan tidak keteledoran.
6. Mengajarkan untuk memiliki keberanian yang besar untuk berpacu melawan masalah
didepan mata.
7. Mengajak untuk berfikir kritis dalam situasi situasi sulit,

2. Didalam film documenter inside job tahun 2010 ini ini terbagi menjadi lima bagian. Adapun
didalam film tersebut terdapat beberapa tanda-tanda apa yang sudah menunjukkan krisis
ekonomi dunia seperti:
• Dicirikan dengan Industri keuangan Amerika diregulasikan sejak 1940 sampai 1980,
ditemani oleh periode deregulasi yang panjang. Pada kemudian 1980-an, krisis simpan
pinjam membebani para pembayar pajak sekitar $124 miliar.
• Bank investasi ditinggalkan dengan ratusan miliar dolar dalam bentuk pinjaman, CDO dan
real estate yang tidak dapat mereka kembalikan.
• Pemerintah Amerika Serikat mengabaikan perintah IMF.
• Ketika para lender sudah tidak dapat menjual loan kepada bank, dan arena loan menjadi
“buruk”, para lender pun menjadi bangkrut
• Pada 2008 banyak kredit mortgages pada akhirnya benar-benar mengalami default, dan
lenders tidak bisa lagi menjual kredit kepada bank.
• Ketika Lehman Brothers bangkrut dan AIG kolaps pada 15 September 2008, Islandia dan
seluruh alam merasakan resesi global.
• Merril Lynch yang mengalami kebangkrutan, lalu diambil alih oleh bank of America.
• AIG yang insolven diambil alih oleh bank of America.
• Banyak pemilik rumah diberi pinjaman yang tidak pernah bisa mereka lunasi, sehingga
rumah mereka diambil alih oleh pihak bank.
• Semua krisis ini menjadi penyebab naiknya tingkat pengangguran di AS dan Eropa ke angka
10% dan tentunya krisis ini berdampak pada dunia secara keseluruhan.

3. Didalam film ini ada beberapa jenis-jenis surat berharga yang ditawarkan adalah saham dan
obligasi utang terjamin (CDO). Saham adalah bukti kepemilikan nilai sebuah perusahaan
atau bukti penyertaan modal sedangkan CDO adalah sejenis produk keuangan terstruktur
yang menyatukan bersama aset penghasil arus kas dan mengemas kembali kumpulan aset
ini menjadi bagian-bagian terpisah yang dapat dijual kepada investor. Kewajiban hutang
yang dijaminkan dinamai untuk aset yang dikumpulkan - seperti hipotek, obligasi dan
pinjaman - yang pada dasarnya adalah kewajiban hutang yang berfungsi sebagai jaminan
untuk CDO. Film tentang saham ini menjelaskan bagaimana investasi saham tradisional
yang stabil digantikan investasi modern yang berisiko karena regulasi pemerintah yang
melemah. Perusahaan investasi membuat suatu produk modern baru penuh celah seperti
Collateralized Debt Obligation (CDO) yang melakukan penyatuan produk antara kredit
perumahan (mortgages) dengan kredit yang lain kemudian dijual ke investor. Perusahaan
pemeringkatan memberikan rating AAA untuk banyak CDO. Padahal banyak dari kredit
tersebut merupakan kredit subprime dimana banyak debitur yang akhirnya tidak mampu
membayar.

4. Ada beberapa risiko yang dihadapi investor di film tersebut yaitu:


• Selama ledakan perumahan, investor menghadapi risiko yaitu rasio uang yang dipinjam
bank investasi dibandingkan aset bank tersebut mencapai tingkat yang luar biasa besar.
• Kebijakan luas diregulasi oleh pemerintah Islandia dengan memberikan perizinan
perusahaan multinasional yang mengakibatkan munculnya risiko keuangan dan risiko
lingkungan. Risiko keuangan berupa pemasukkan dana investasi dalam jumlah besar
terhadap negara yang mengakibatkan tindakan penyelewenganoleh para pemerintah untuk
memperkaya diri sendiri dari hasil investasi oleh perusahaan multinasional tersebut yang
dimana dapat merugikan investor. Untuk risiko lingkungan berupa kerusakan lingkungan
karena perusahaan multinasional cenderung mengekspoitasi sumber daya alam.
• Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir bank kecil hanya beroperasi di Islandia meminjam
uang $120M tanpa mempertimbangkan risiko pada pembayaran nantinya bank kecil ini
hanya beroperasi di wilayah Islandia dengan jumlah penduduk yang sedikit tidak
memngkinkan membuat sirkulasi keuangan yang hanya diharapkan dari penduduk islandia
dapaat menjadi cara untuk melakukan pelunasan terhadap hutang yang dilakukan. Risiko
yang dialammi ini mengakibatkan kebangkrutan yang akan dialami oleh tiga bank kecil
tersebut dan membuat investor bank tersebut juga akan mengalami kerugian.
• Sektor keuangan yang berkonsolidasi menjadi firma-firma besar tahun 1990
• Pinjaman tersebesar oleh Jon Asgeir Johanneson dengan cara meminjam uang milyaran
dolar ke bank kecil
• Pemerintah memprivatisasi 3 bank besar di Islandia, hal tersebut berdampak pada
ketidakterbukaan keuangan tiga bank besar tersebut yang mengakibatkan tidak adanya
perputaran dan pada bank besar tersebut kecuali dana yang mengalir dari pemerintah yang
mengakibatkan bank besar tersebut tidak bisa melakukan sirkulasi keuanganyang pada
akhirnya berdampak pada perekonomian masyarakat Islandia termasuk Investor.
• Pertukaran gagal bayar kredit (CDS) berkaitan dengan suatu kebijakan asuransi.
• Di film tersebut menyebutkan bahwa reformasi keuangan administrasi Obama yang baru
masih lemah, dan masih belum ada regulasi yang diajukan mengenai praktik Lembaga
penilaian, pelobi dan kompensasi eksekutif sehingga menyebabkan investor masih ragu
untuk menginvestasikan dana yang mereka miliki.
• Pencucian uang oleh Rigs Bank untuk diktaktor Chile Augusto Pinochet, hal tersebut untuk
memperlancar keinginannya dalam memperoleh kendali dalam keuangan Chile
menimbulkan risiko kerugiaan keuangan yang dialami oleh investor di Chile.
• Dikembangkan Sekuritas, yang berperan sebagai perantara antar investor dengan pasar
modal. Dengan perkembangan sekuritas ini dapat menimbulkan kerumpangan antara dana
investor dengan pasar modal.
• Risiko Pinjaman dan Rasio Jaminan peminjaman oleh Bank yang berbanding lurus,
dimaksudkan bahwa jaminan akan menjadi berkali lipat dari pinjaman yang dapat
menimbulkan risiko berganda jika pinjaman tidak dapat dikembalikan.
• Pertukaran kredit gagal oleh AIG, diakibatkan oleh penundaan laporan keuangan yang
memberikan dampak terhadap perusahaan asuransi terbesar di dunia tersebut yang
menaungi sangat layak banyak korporat dibawah nangannya. Risiko yang dapat
ditimbulkan adalah risiko bayar obligasi oleh AIG.
• Penipuan akuntansi Feddie Mac, yang dimana berdampak pada terjadinya penipuan atau
rekayasa audit data akuntansi yang minimbulkan risiko rekayasa akuntansi.
• Bank-bank membantu Enron menutupi penipuan denda 385 juta dollar, hal tersebut
menimbulkan risiko ketidakpercayaan terhadap bank karena membantu hal yang salam
demi keuntungan.
• Ledakan produk keuangan dengan berkembangnya teknologi di tahun 1990-an , hal tersebut
selain dapat menimbulkan risiko kebutuhan keuangan yang sangat besar juga menimbulkan
risiko terjadinya peralihan system keuangan konvensional ke arah teknologi.
• Keputusan SEC membiarkan bank investasi bertaruh lebih besar terhadap kredit yang
diberikan menimbulkan risiko gagal bayar para peminjam dan juga risiko kenaikan bunga
pinjaman yang harus dikembalikan.
• Penerbitan UU Gramm Leach Billy, dengan disahkannya secara bipartisan, bank komersial,
bank investasi, perusahaan sekuritas, dan perusahaan asuransi diizinkan untuk melakukan
konsolidasi. Selain itu, ia gagal memberikan kepada SEC atau badan pengatur keuangan
lainnya wewenang untuk mengatur perusahaan induk bank investasi besar. Hal tersebut
mengakibatkan konsolidasi antar perusahaan besar yang dapat memberikan risiko terhadap
kendali keuangan yang bisa mereka pegang dan gerakkan sesuai kemauan mereka dan untuk
kepentingan pribadi mereka.

Anda mungkin juga menyukai