Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 5

1. Qonita 225020507111016

2. Muhammad Fansurullah Harsa 225020500111012

3. Muhammad Azfa Hibatullah 225020507111018

4. Amanda Sadira 225020507111034

5. Fazle Zaidan Athalla 225020500111025

6. Winda Najwan P H 225020507111029

1. Linimasa/Timeline Film Inside Job :

1. Prolog: Krisis Keuangan 2008 (0-5 Menit)

- Film dimulai dengan cuplikan kehancuran pasar keuangan dan krisis ekonomi global tahun
2008.

- Gambar-gambar dari berita dan laporan berita menunjukkan bagaimana krisis ini
mempengaruhi banyak orang.

2. Latar Belakang: Sejarah Keuangan (5-15 Menit)

- Film menggambarkan perkembangan sejarah keuangan Amerika, termasuk deregulasi


sektor keuangan, liberalisasi pasar, dan perubahan signifikan dalam praktik bisnis.

3. Awal Krisis: Pembangunan Perumahan (15-30 Menit)

- Inside Job membahas peran besar yang dimainkan oleh perusahaan hipotek besar dalam
mendukung pasar perumahan.

- Penekanan pada peran Fannie Mae dan Freddie Mac dalam memfasilitasi pinjaman rumah
yang berisiko tinggi.

4. Keruntuhan Bank: Lehman Brothers (30-45 Menit)

- Film menggali kejatuhan Lehman Brothers dan bagaimana ini memicu gejolak di seluruh
pasar keuangan.

- Menyoroti peran perusahaan-perusahaan Wall Street dalam memperdagangkan hipotek


berisiko tinggi.

5. Rating Agensi dan Konflik Kepentingan (45-60 Menit)

- Inside Job membahas praktik konflik kepentingan yang umum dalam industri peratingan
kredit.
KELOMPOK 5

- Perusahaan peratingan kredit seperti Moody's dan Standard & Poor's dipertanyakan atas
keseragaman penilaian kredit.

6. Peran Pemerintah (60-75 Menit)

- Film menunjukkan bagaimana sejumlah pejabat pemerintah yang terkait dengan industri
keuangan mendukung praktik-praktik yang merugikan ekonomi.

7. Krisis Keuangan Global (75-90 Menit)

- Inside Job menggambarkan kehancuran yang disebabkan oleh krisis keuangan global,
termasuk hilangnya pekerjaan, kehilangan rumah, dan penurunan nilai aset.

8. Krisis di Seluruh Dunia (90-105 Menit)

- Film menjelaskan bagaimana krisis keuangan Amerika Serikat memengaruhi ekonomi global
dan menggambarkan dampaknya di seluruh dunia.

9. Konsekuensi dan Kelanjutan (105-115 Menit)

- Inside Job merinci tindakan yang diambil pemerintah dan sektor keuangan setelah krisis.

- Diskusi tentang kurangnya akuntabilitas dan hukuman yang diberikan kepada mereka yang
bertanggung jawab.

10. Kesimpulan: Pertanyaan Moral dan Etika (115-120 Menit)

- Film menyimpulkan dengan mengeksplorasi pertanyaan moral dan etika tentang tanggung
jawab individu dan institusi dalam krisis keuangan.

2. 3 permasalahan yang ditemukan dalam film “Inside Job”

Dalam film dokumenter "Inside Job", terdapat tiga masalah yang menjadi fokus utama, yaitu :

1. Deregulasi : Pada periode 1990-an, derivatif menjadi populer dalam industri keuangan
dan mulai menambahkan ketidakstabilan. Upaya untuk meregulasi derivatif ditolak oleh
Undang-Undang Modernisasi Masa Depan Komoditas 2000 yang didukung beberapa
pejabat penting.
2. Korupsi sistematis : Film ini bercerita tentang "korupsi sistematis di Amerika Serikat oleh
industri jasa keuangan dan konsekuensi dari korupsi sistematis tersebut." Dalam lima
bagian, film ini mengeksplorasi bagaimana perubahan lingkungan kebijakan dan praktik
bank turut membantu menciptakan krisis keuangan.
3. Krisis keuangan : Film ini membahas krisis keuangan akhir 2000-an yang disebabkan
oleh praktik-praktik buruk dalam industri keuangan, seperti pemberian pinjaman liar dan
penjualan produk-produk keuangan yang tidak jelas.
KELOMPOK 5

Penyebab Krisis Keuangan 2008

Krisis keuangan global tahun 2008, yang juga dikenal sebagai Krisis Keuangan Global,
memang merupakan salah satu gejolak ekonomi terburuk sejak Depresi Besar pada tahun
1930. Krisis ini dipicu oleh sejumlah faktor kompleks dalam sistem keuangan Amerika Serikat.
Mari kita perinci faktor-faktor tersebut secara lebih mendalam:

1. Krisis Hipotek Subprime: Salah satu pemicu utama krisis ini adalah lonjakan tajam dalam
pemberian pinjaman hipotek subprime di Amerika Serikat. Pinjaman hipotek subprime
diberikan kepada individu dengan riwayat kredit yang buruk atau tidak stabil. Pinjaman ini
seringkali didorong oleh praktik yang tidak sehat, seperti menawarkan hipotek dengan
bunga rendah atau tanpa uang muka. Praktik ini menyebabkan banyak peminjam kesulitan
dalam membayar pinjaman mereka. Pemberian kredit yang tidak selektif ini menghasilkan
peminjam yang tidak mampu membayar, menciptakan masalah dalam pembayaran kredit
hipotek mereka.

2. Sekuritisasi: Banyak pinjaman hipotek subprime dikumpulkan, dibundel, dan dijual


sebagai produk keuangan yang rumit, seperti obligasi berbasis hipotek. Proses ini disebut
sekuritisasi. Kelemahan terjadi karena aset-aset ini dikemas dalam paket yang kompleks
dan seringkali investor kurang memahami tingkat risiko yang terlibat. Labeling yang
diberikan oleh agensi rating juga seringkali tidak mencerminkan risiko sebenarnya, yang
membingungkan banyak investor dan menciptakan ketidakpastian di pasar.

3. Ketergantungan pada Utang: Banyak lembaga keuangan, termasuk bank-bank besar,


terlalu mengandalkan utang jangka pendek untuk mendanai operasi mereka. Saat pasar
keuangan mengalami goncangan, suku bunga naik, dan perusahaan berutang semakin
banyak, menyebabkan masalah likuiditas yang signifikan.

4. Kurangnya Pengawasan dan Regulasi: Ketidakseimbangan antara inovasi produk


keuangan dan pengawasan yang ketat menciptakan celah untuk perilaku yang berisiko
tinggi. Kurangnya pengawasan dan regulasi yang tepat memungkinkan lembaga-lembaga
untuk terlibat dalam praktek berbahaya tanpa banyak pengawasan.

5. Runtuhnya Lehman Brothers: Runtuhnya Lehman Brothers pada September 2008


menjadi puncak krisis ini. Kebangkrutan Lehman Brothers menciptakan efek domino dan
menyebabkan ketidakpercayaan yang meluas di pasar keuangan global. Hal ini memicu
panik di seluruh pasar keuangan dan meningkatkan masalah dalam ekonomi global.

Kombinasi dari faktor-faktor ini berperan besar dalam terjadinya krisis keuangan global 2008,
yang berdampak luas pada ekonomi dunia dan menyebabkan resesi di banyak negara. Krisis ini
mendorong serangkaian tindakan pemerintah, termasuk penyelamatan lembaga-lembaga
keuangan besar, perubahan dalam regulasi keuangan, dan tindakan stimulus ekonomi untuk
meredakan dampak negatifnya.
KELOMPOK 5

3. Dampak makroekonomi dari krisis uang yang terjadi dalam film “Inside Job”

Dampak makroekonomi dalam film inside job (2010) ini sangat beragam salah satunya
adalah kegagalan dari kebijakan pemerintah dalam menghadapi krisis ekonomi di negara AS
yang terjadi pada saat itu. Pemerintah sudah diberi peringatan oleh IMF tetapi mereka malah
menyangkalnya dan ternyata krisis tersebut beneran terjadi pada tahun 2008. Akibat salah
perhitungan yang dilakukan oleh pemerintah AS tersebut timbulah dampak yang cukup besar
bagi perekonomian baik di dalam AS sendiri maupun perekonomian dunia. Dampak-dampak
yang terjadi antara lain Krisis keuangan tahun 2008 yang menyebabkan resesi global cukup
parah. Dampak tersebut tidak hanya dirasakan oleh negara Amerika Serikat saja namun hampir
seluruh negara didunia ikut merasakan dampak dari resesi tersebut. Banyak negara mengalami
penurunan tajam dalam pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor keuangan, real estat, dan
sektor industri lainnya. Dua bank terbesar Amerika Serikat dan salah satu penyedia asuransi
terbesar runtuh pada tahun 2008. Runtuhnya beberapa lembaga keuangan besar berdampak
besar terhadap perekonomian global. Beberapa bank besar terpaksa diselamatkan oleh
Pemerintah dengan adanya pemberian stimulus yang besar. Krisis keuangan menyebabkan
penurunan nilai aset secara luas, termasuk real estat, saham, dan investasi lainnya. Banyak
orang kehilangan sebagian besar, bahkan seluruh asetnya.

Dampak lainnya adalah resesi global yang terjadi pada tahun 2008 menyebabkan peningkatan
pengguran sampai ke angka 30 juta. Banyak perusahaan terpaksa mengurangi jumlah
karyawannya secara signifikan. Tingkat pengangguran juga meningkat secara signifikan di
banyak negara, sehingga mempengaruhi pendapatan rumah tangga secara keseluruhan.
Upaya penyelamatan dan pemulihan yang dilakukan Pemerintah telah meningkatkan defisit
anggaran negara dan utang publik. Hal ini dapat berdampak jangka panjang terhadap
stabilitas perekonomian suatu negara. Dampaknya adalah resesi global, yang merugikan dunia
sebesar puluhan triliun dolar dan melipat gandakan utang nasional Amerika Serikat. Dengan
hancurnya ekuitas dan kekayaan perumahan,hancurnya pendapatan, hilangnya lapangan kerja,
50 juta orang di seluruh dunia bisa kembali berada di bawah garis kemiskinan.

Menurut saya, dampak yang terjadi akibat krisis tersebut tidak dapat dihindari sepenuhnya
meskipun sudah ada warning sebelumnya, namun dengan adanya persiapan yang matang oleh
pemerintah dampak yang dirasakan tidak akan terjadi separah itu. Dampak yang terjadi akibat
krisis tersebut tidak akan terjadi sebesar itu apabila pemerintah tidak mengabaikan peringatan
tersebut dan menyusun strategi dan kebijakan baik moneter maupun fiskal yang tepat dalam
menghadapi krisis tersebut. Regulasi seperti Memperkuat manajemen dan pengawasan
lembaga keuangan, penegakan peraturan yang lebih ketat terkait pinjaman, perdagangan
derivatif, dan instrumen keuangan lainnya dapat menjadi alternatif dalam mengatasi krisis
tersebut sebelum krisis itu muncul. Dengan adanya penerapan kebijakan yang membatasi
risiko, seperti membatasi pinjaman berisiko tinggi dan memastikan lembaga keuangan memiliki
cadangan modal yang cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian juga mampu menjadi
alternatif dari pencegahan krisis tersebut sebelum krisis tersebut terjadi. Pemerintah tentu
harus bersikap lebih tegas lagi dalam mengambil kebijakan dan menjadikan krisis 2008 sebagai
pelajaran berharga dalam menghadapi krisis-krisis serupa yang mungkin akan terjadi di masa
mendatang.

4. Apakah Krisis Keuangan 2008 dapat dihindari?


KELOMPOK 5

Menurut saya krisis keuangan tidak dapat dihindari karena kompleksitas yang telah memenuhi
sistem pasar keuangan Amerika. Seiring waktu, sistem ini telah menjadi semakin rumit dan
sering kali tampak melupakan logika dasarnya demi keuntungan marjinal atau utilitas individu.
Bahkan di awal krisis tahun 2008, masih ada investor yang percaya bahwa pasar properti akan
pulih seperti yang diungkapkan oleh tokoh seperti Bill Milner. Mereka berpegang pada
keyakinan bahwa harga properti akan kembali meningkat, tanpa mempertimbangkan atau
menganalisis data dengan baik.

Sistem yang ada terkadang tampak bermasalah, dan terkadang perilaku manusia yang
melibatkan aspek emosional dan irasionalnya memengaruhi pengambilan keputusan. Dalam
situasi seperti ini, krisis keuangan mungkin tidak dapat dihindari. Namun, yang dapat dilakukan
adalah mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan dampak yang diakibatkannya, seperti
tindakan yang diambil oleh pemerintah Amerika saat itu untuk melindungi bank-bank besar agar
tidak mengalami kebangkrutan, seperti yang terjadi pada Lehman Brothers.

Saya pribadi berpendapat bahwa sistem pasar keuangan ini memiliki potensi besar, tetapi
diperlukan perubahan-perubahan dalam aturan mainnya. Regulasi dan pengawasan yang lebih
ketat terhadap pelaku ekonomi seperti bank, perusahaan asuransi, dan pemberi peringkat perlu
diterapkan secara ketat. Dengan cara ini, celah-celah yang dapat dimanfaatkan dalam sistem
akan menjadi semakin sedikit, dan pemberian kredit atau hipotek akan lebih tepat sasaran.
Pembeli obligasi akan menerima keuntungan sesuai dengan yang dijanjikan, dan spekulan
dalam instrumen derivatif akan mempertimbangkan pilihan mereka dengan lebih hati-hati,
bukan hanya berdasarkan spekulasi semata. Sistem pasar keuangan memiliki potensi besar
untuk memajukan perekonomian, tetapi perlu pengaturan yang ketat dan perubahan yang
mendalam untuk menjaga keseimbangan antara keuntungan pribadi dan kestabilan sistem
secara keseluruhan.

Untuk kesimpulan apakah krisis keuangan dapat dihindari menurut saya tidak tapi sistem yang
terbangun pada saat itu dapat dimanfaatkan dengan memperbaiki celah-celah yang ada
sehingga dapat menjadi instrument yang solid kembali tanpa ada cela dan tidak beresiko
memicu krisis keuangan yang mengacam perekonomian dunia Kembali.

Anda mungkin juga menyukai