Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Untuk menghindari meluasnya krisissubprime mortgagedan membawa dampak buruk
terhadap perekonomian Amerika Serikat, pemerintah Amerika Serikat dan Bank Sentral
Amerika mengeluarkan kebijakan untuk membantu beberapa lembaga-lembaga keuangan
besar tersebut. Upaya tersebut sekaligus dikemas dalam kebijakan moneter untuk menekan
angka inflasi serta menstabilkan nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat.

Rangkaian tindakan antisipasi di Amerika Serikat telah dimulai pada tanggal 5 September.
Saat itu, pemerintah AS mengambil alih perusahaan pembiayaanFannie
MaedanFreddieMacuntuk penyehatan aruskas dua perusahaan tersebut. Selanjutnya, pada
tanggal 16 SeptemberBank Sentral Amerikamengucurkan pinjaman USD 85 miliar
keAmerican International Groupuntuk mengambil alih 80 persen saham perusahaan asuransi
tersebut. Pada tanggal 18 September 2008, Pemerintah AS meminta Kongres untuk
menyetujui paket penyelamatan ekonomi, berupa dana talangan pemerintah (bail out) USD
700 miliar. Presiden George Bush menyata kan perekonomian AS dalam bahaya jika Kongres
tidak menyetujui rencanabailout.

Meskipun demikian, tanggal 29 September 2008, Kongres AS menolak rencanabailout.


Akibatnya, IndeksDow Jonesmerosot 778 poin, posisi yang terbe sar dalam sejarah pasar
saham di Amerika Serikat. Akhirnya tanggal 3 Oktober 2008, Kongres menyetujuibailout.
Selanjutnya, Presiden Bush menandatangani UU Stabilisasi Ekonomi Darurat 2008. Undang-
undang yang memuat rencana pengucuran dana talangan pemerintah (bailout) sebesar USD
700 miliar untuk mengambil alih beberapa perusahaan dan lembaga keuangan yang merugi di
pasar modal AS.

Disektor keuangan, kebijakan yang diambil pemerintah AS adalah memberikan dana talangan
(bailout) sebesar USD700 miliar. Dana ini ditujukan untuk menyelamatkan institusi
keuangan dan perbankan demi mencegah krisis ekonomi yang
berkepanjangan.Bailoutdilakukan dalam bentuk pembelian surat utang subprime
mortgage  yang macet dari investor. Selain itu, pemerintah juga berjanji membeli surat
berharga jangka pendek USD900 miliar. Disisi lain, Bank Sentral Amerika juga
mengumumkan rencana radikal untuk menutup sejumlah besar utang jangka pendek yang
bertujuan menciptakan terobosan dalam kemacetan kredit yang mengakibatkan krisis
finansial global.

Disektor riil, presiden Amerika yang baru, Barack Obama, merencanakan pengadaan proyek


infrastruktur besar dalam pembangunan fasilitas-fasilitas domestik Amerika Serikat, seperti
pembangunan jalan dan jembatan. Hal ini diharapkan akan dapat menciptakan banyak
lapangan pekerjaan, yang akhirnya dapat meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat dan
menstimulasi perbaikan perdagangan

1.2 TUJUAN

Tujuan dari makalah ini adalah ingin mengetahui inflasi yang


berada di amerika serikat dan bagaimana perkembangannya

1.3 Rumusan masalah

1.penyebab terjadinya iflasi bagaimana ?


2.keberadaan negara saat terjadi inflasi ?
3.cara mengatasinya bagaimana ?
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Upaya Amerika Serikat dalam Krisis Ekonomi Global

Pada tahun 2008, negara besar seperti Amerika Serikat mengalami krisis ekonomi. Krisis itu
dimulai saat hancurnya Lehman Brother yang merupakan sebuah lembaga investasi yang
berakibat krisis ekonomi di Amerika. Namun, bukan hanya di Amerika saja yang mengalami
krisis ekonomi, tetapi di dunia pun terkena imbasnya, seluruh dunia mengalami krisis
ekonomi global.

Jika pada krisis yang terjadi di Asia tidak menjalar separah krisis yang terjadi AS. Krisis di
Asia hanya merambat terjadi di Thailand, Korea, Indonesia dan juga Malaysia. Namun, pada
saat itu terjadi krisis di AS yang mengakibatkan dampaknya pada banyak negara, termasuk ke
asia. Di Indonesiapun juga merasakan dampaknya.

Krisis yang terjadi di AS menjadi krisis keuangan global, karena efek domino yang
diakibatkannya. Hal ini dapat terjadi karena, banyak negara-negara di dunia yang melakukan
hubungan ekonomi (bisnis dan perdagangan)dengan negara AS.Jadi, dampaknya akan
mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia juga.Misalnya saja
peningkatan kemiskinan karena adanya oeningkatan pengangguran.

Untuk mengatasi Krisis global ini berusaha di tangani oleh pemerintahan presiden AS saat
ini, Barrack Obama. Hal itu dilakukan dengan cara Bailout terhadap bank investasidan juga
perusahaan agar perusahaan itu tetap bertahan. Hal ini dilakukan karena mengingat dampak
yang akan terjadi yaitu adanya PHK secara besar-besaran seperti perusahaan FORD, AIG,
General Motor maupun Citybank.

Untuk mengatasi ini semua, akhirnya Obama dan negara berpengaruh lainnya membentuk
G20 yang merupakan negara dengan perekonomian besar ditambah dengan Uni Eropa.
Dalam forum G20 cenderung menjadi tempat untuk membicarakan dan juga untuk kerjasama
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan system moniter di dunia internasional. Di pertemuan
ini juga untuk mengatur, mengkaji, meninjau danjuga mendorong diskusi antara negara
industei maju dan juga yang sedang berkembang mengenai kebijakan yang lebih mengarah
kepada stabilitas keuangan internasional. Forum ini juga mencari upaya yang dapat dilakukan
untuk pemecahan masalah yang tidak dapat diatasi oleh hanya satu negara saja, termasuk
krisis ekonomi global di AS.
Hasil pertemuan ini menghasilkan dari berbagai kebijakan, seperti mencatat setiap transaksi
dunia, menghentikan pemberian bonus berlebihan kepada petinggi bank. Karena selama ini
transaksi yang dilakukan di dunia tidak jelas uangnya darimana, jumlahnya berapa, dan
digunakan untuk apa, sehingga pada saat pembukuan banyak transaksi-transaksi yang fiktif
yang terjadi. Ide ini disampaikan oleh presiden Sarkozy karena menurut dia upaya yang
dilakukan oleh AS yaitu pemberian bail out adalah upaya bunuh diri karena setelah di bail out
perusahaan yang menerimanya harus bisa mempertanggung jawabkan uang tersebut supaya
digunakan untuk membantu kinerja bank dan perusahaan-perusahaan.

Dunia berharap dari pembentukan G20 dapat menyelesaikan krisis ekonomi dunia saat ini,
karena jika terus berlanjut akan berdampak pada keruntuhan ekonomi dunia terlebih negara-
negara barat, dan juga akan menyebabkan krisis politik seperti terjadinya demo besar2an
karena PHK, ataupun diintegrasi seperti runtuhnya rezim Uni Eropa karena di Uni Eropa juga
terkena dampak yang serius seperti kasus krisis Yunani, dampak dari krisis Yunani itu akan
berdampak ke negara Uni Eropa lainnya dan yang pasti dapat meruntuhkan mata uang Euro

2.2 Kondisi Ekonomi dan Perdagangan Amerika Serikat


Sejak terjadinya krisis ekonomi global tahun 2008-2009, perekonomian Amerika Serikat
sudah terlihat mengalami perbaikan, namun masih lemah. Ekonomi AS tahun 2012 tumbuh
2,15% yoy, dari 1,9% yoy di tahun 2011. Meskipun demikian, perekonomian Amerika belum
bisa dikatakan pulih karena pertumbuhannya masih fluktuatif, ditambah dengan terjadinya
jurang fiskal akibat besarnya hutang Amerika yang hampir tak terbayar
Lemahnya perekonomian global, ditambah dengan rendahnya kepercayaan masyarakat dan
pebisnis juga menjadi salah satu penyebab memperlambat pertumbuhan ekonomi AS.
Rendahnya kepercayaan masyarakat AS telah membuat mereka cenderung lebih hati-hati
dalam melakukan belanja. Sementara itu, ekspor sulit tumbuh dengan kuat karena lemahnya
permintaan global.
Pertumbuhan Ekonomi Amerika Serikat 10 Sementara itu, kontribusi hutang pemerintah
Amerika terhadap GDP terus meningkat dan mencapai 101,6% dari GDP di tahun 2012. Nilai
tersebut sudah merupakan ambang batas dari hutang yang bisa diambil oleh pemerintahan AS
hutang Amerika sekitar USD 16.400 miliar. Jika hutang tetap tidak berubah, departemen
keuangan AS tidak bisa meminjam uang lagi dan jika hal tersebut terjadi, Amerika Serikat
akhirnya akan gagal untuk layanan utang public.
Kontribusi Hutang terhadap GDP Amerika Serikat Berbeda dengan krisis tahun 2008-2009,
kinerja ekspor AS tahun 2012 masih mengalami pertubuhan. Di tahun 2012, ekspor AS
mencapai USD 1.456,5 miliar, naik 4,5% dari tahun sebelumnya
Negara tujuan utama ekspor AS adalah Kanada, Meksiko, dan Cina dengan pangsa terhadap
ekspor AS ke Dunia masing-masing 18,9%, 14,0%, dan 7,2%. Komoditi 11 utama ekspor AS
adalah Kapal Terbang (6,1% dari total ekspor AS ke Dunia), Petroleum Oil Refined (4,6%),
dan Emas (2,2%). Ekspor Amerika Serikat Begitu juga dengan kinerja impor AS, impor AS
di tahun 2012 masih mengalami pertumbuhan. Di tahun 2012, impor AS mencapai USD
2.275,4 miliar, naik 3,1% dari tahun sebelumnya.
Negara pemasok utama impor AS juga merupakan negara tujuan utama ekspor AS, yaitu
Cina, Kanada, dan Meksiko dengan pangsa terhadap impor AS dari Dunia masing-masing
18,7%, 14,3%, dan 12,2%. Komoditi utama impor AS adalah Crude Petroleum Oil (mencapai
13,9% dari total impor AS dari Dunia) dengan penurunan 6,2% di tahun 2012 dibanding
tahun sebelumnya (YoY), Kendaraan (6,2%), dan Petroleum Oil Refined (2,3%). Grafik 3.4.
Impor Amerika Serikat 12 Neraca perdagangan AS selalu mengalami defisit dengan
pernambahan defist 4,2% per tahun selama 2000-2012. Di tahun 2102, defisit neraca
perdagangan AS mencapai USD 728,9 miliar naik 0,2% dari tahun sebelumnya

Mata uang Amerika Serikat, yakni dollar AS, merupakan salah satu mata uang utama yang
digunakan hampir di seluruh negara di dunia. Sehingga, apa yang sedang terjadi pada dollar
AS dan Amerika sebagai negara pada umumnya juga akan memengaruhi perekonomian
negara-negara lain, termasuk negara berkembang.
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian
Keuangan, Adriyanto, menjelaskan bagaimana kondisi perekonomian AS dalam beberapa
tahun terakhir. Waktu krisis ekonomi tahun 2009, pertumbuhan ekonomi AS mencapai minus
2,8 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sekaligus sebagai yang terburuk sejak
2000. "Suku bunga AS saat itu ditetapkan 0 persen untuk meningkatkan daya beli masyarakat
dan itu cukup efektif.
Mulai tahun 2010, pertumbuhan ekonomi AS mulai naik," kata Adriyanto dalam diskusi
mengenai rupiah di DPR RI, Rabu (19/9/2018). Seiring dengan perbaikan ekonomi AS yang
sempat terpuruk akibat krisis tahun 2009, bank sentral AS, yaitu Federal Reserve atau The
Fed, mulai menaikkan suku bunga secara bertahap. Pada 2015 suku bunga menjadi 0,5 persen
dan 1,5 persen pada 2017 serta terakhir per Selasa (18/9/2018) suku bunga atau Fed Fund
Rate jadi 2 persen. Baca juga: Memahami Pelemahan Nilai Tukar Rupiah dari Cara Kerja
Irigasi Selain menaikkan suku bunga, perbaikan ekonomi di AS juga dilakukan dengan
normalisasi kebijakan moneter dan fiskal di sana.
Dampak dari normalisasi kebijakan tersebut membuat kenaikan imbal hasil dan baliknya
modal ke AS yang ujungnya menyebabkan dollar AS makin menguat. Kondisi perekonomian
AS semakin dinamis setelah pemerintah baru berkuasa. Adriyanto menyebutkan, faktor
pemerintahan baru yang dimotori Presiden Donald Trump memunculkan berbagai kebijakan
baru yang efeknya terhadap ketidakpastian global, salah satunya perang dagang. Lantas, apa
kaitannya dengan nilai tukar negara-negara lain, termasuk Indonesia? Adriyanto
mengungkapkan, karena dollar AS sebagai mata uang utama di hampir seluruh negara,
dengan naiknya suku bunga AS, investor mulai merealokasi aset mereka, bahkan membawa
dollar AS untuk pulang kampung karena imbal hasil yang lebih besar.
Keluarnya arus modal dari para investor membuat persediaan valas di suatu negara jadi
berkurang. Berkurangnya valas, terutama dollar AS, menjadikan mata uang negara tersebut
melemah karena mereka masih butuh dollar AS, untuk konteks Indonesia kebutuhannya
dalam rangka impor bahan baku dan barang modal. "Berbagai ketidakpastian pada
perekonomian global juga menyebabkan tingginya persepsi risiko investor pada pasar saham
negara berkembang, termasuk Indonesia," tutur Adriyanto. Untuk menjaga nilai tukar rupiah
tidak melemah terus, pemerintah bersama Bank Indonesia telah mengeluarkan berbagai
kebijakan. Kebijakan tersebut di antaranya menaikkan suku bunga agar pasar keuangan
Indonesia tetap menarik bagi investor dan mengurangi ketergantungan terhadap kebutuhan
dollar AS dengan menunda proyek infrastruktur hingga penerapan tarif PPh Impor.

BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN

Krisis yang terjadi di AS menjadi krisis keuangan global, karena efek domino
yang diakibatkannya. Hal ini dapat terjadi karena, banyak negara-negara di dunia yang
melakukan hubungan ekonomi (bisnis dan perdagangan)dengan negara AS.Jadi, dampaknya
akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia juga.Misalnya saja
peningkatan kemiskinan karena adanya oeningkatan pengangguran.

Untuk mengatasi ini semua, akhirnya Obama dan negara berpengaruh lainnya membentuk
G20 yang merupakan negara dengan perekonomian besar ditambah dengan Uni Eropa.
Dalam forum G20 cenderung menjadi tempat untuk membicarakan dan juga untuk kerjasama
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan system moniter di dunia internasional. Di pertemuan
ini juga untuk mengatur, mengkaji, meninjau danjuga mendorong diskusi antara negara
industei maju dan juga yang sedang berkembang mengenai kebijakan yang lebih mengarah
kepada stabilitas keuangan internasional. Forum ini juga mencari upaya yang dapat dilakukan
untuk pemecahan masalah yang tidak dapat diatasi oleh hanya satu negara saja, termasuk
krisis ekonomi global di AS.

Hasil pertemuan ini menghasilkan dari berbagai kebijakan, seperti mencatat setiap transaksi
dunia, menghentikan pemberian bonus berlebihan kepada petinggi bank. Karena selama ini
transaksi yang dilakukan di dunia tidak jelas uangnya darimana, jumlahnya berapa, dan
digunakan untuk apa, sehingga pada saat pembukuan banyak transaksi-transaksi yang fiktif
yang terjadi. Ide ini disampaikan oleh presiden Sarkozy karena menurut dia upaya yang
dilakukan oleh AS yaitu pemberian bail out adalah upaya bunuh diri karena setelah di bail out
perusahaan yang menerimanya harus bisa mempertanggung jawabkan uang tersebut supaya
digunakan untuk membantu kinerja bank dan perusahaan-perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/19/151600126/ini-penjelasan-mengapa-amerika-
serikat-bisa-memengaruhi-rupiah
http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2015/02/02/analisis-dampak-kebijakan-1422850752.pdf
https://www.kompasiana.com/anantamapradipta/55003ec9a333115372510423/upaya-
amerika-serikat-dalam-krisis-ekonomi-global

Anda mungkin juga menyukai