Anda di halaman 1dari 12

SEJARAH KRISIS MONETER

DI INDONESIA

KELOMPOK 3

Abel Juned Ijlal (05040220084)

Sirojum Munir (05040120142)


SEJARAH KRISIS MONETER DI
INDONESIA

1. Sejarah krisis moneter di indonesia

2.Krisis moneter indonesia tahun 1997-1998

3.Krisis moneter global tahun 2008

4.Dampak krisis moneter

5.Kebijakan pemerintah

6.Implikasi kebijakan
1. SEJARAH KRISIS
MONETER DI INDONESIA

Krisis moneter adalah kondisi memburuknya


keadaan keuangan suatu negara yang berhubungan
dengan mata uang atau kekacauan besar di pasar
keuangan yang ditandai oleh penurunan harga aset
dan kegagalan perusahaan. Dalam kurun waktu
lima belas tahun terakhir, Indonesia telah dua kali
mengalami krisis keuangan, pertama saat terjadi
krisis moneter tahun 1997-1998, dan kedua yaitu
krisis moneter global tahun 2008.
2. KRISIS MONETER INDONESIA
TAHUN 1997-1998

Krisis yang terjadi tahun 1997-1998 di indonesia tidak terprediksi


Sebelumnya. Ketika thailand mulai menunjukkan gejala krisis,
Fundamental ekonomi indonesia dipercaya cukup kuat untuk
Menahan kejut eksternal akibat kejatuhan ekonomi thailand.

Fundamental ekonomi indonesia yang kuat pada saat itu adalah


Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, laju inflasi terkendali
Peringkat pengangguran relatif rendah, neraca pembayaran
Secara keseluruhan masih surplus meskipun defisit neraca
Berjalan cenderung membesar namun jumlahnya masih
Terkendali, cadangan devisa masih menunjukkan sedikit surplus.
DISAMPING KONDISI EKONOMIAN MAKRO YANG
MENGGEMBIRAKAN DI ATAS, DI SISI LAIN MASIH
TERDAPAT BEBERAPA KELEMAHAN STRUCTURAL
INDONESIA, YAITU:
1. Peraturan perdagangan domestik yang kaku dan monopoli
menyebabkan kegiatan ekonomi tidak efisien dan kompetitif.
2. Kurang transparansi dan kurangnya data menimbulkan ketidakpastian
ekonomi sehingga masuknya dana luar negeri dalam jumlah besar
melalui sistim perbankan yang lemah kurang terkontrol.
3. Sektor swasta banyak meminjam dana dari luar negeri yang sebagian
besar tidak di hedge (diasuransikan) dan pengawasan pemerintah
terhadap hutang yang dibuat oleh sektor swasta kurang memadai.
4. Besarnya defisit neraca berjalan dan utang luar negeri, ditambah
dengan lemahnya system perbankan nasional.
3. KRISIS MONETER GLOBAL
TAHUN 2008

Gejolak krisis moneter global yang berasal dari Amerika Serikat pada 2007
mulai dirasakan dampaknya di seluruh dunia, termasuk negara berkembang
tidak kecuali Indonesia pada 2008. Imbas krisis mulai dirasakan Indonesia
pada kuartal III 2008. Saat itu perekonomian Indonesia mulai tertekan ditandai
dengan gejala:

1. Melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.


2. Inflasi tinggi dan berdampak pada kenaikan suku bunga kredit.
3. Investor terdorong untuk menarik asetnya dari emerging market ke financial
Engineering.
IMBAS DARI KRISIS KEUANGAN
GLOBAL DI INDONESIA

1. Kemerosotan tajam IHSG di pasar modal.


2. Pelemahan nilai rupiah yang sudah menembus angka Rp. 12.462 per USD pada akhir Nopember 2008. Pasar
obligasi, baik pemerintah maupun korporasi juga tertekan sehingga menimbulkan kerugian besar pada
perbankan dan institusi pemegang obligasi
lainnya karena perhitungan karena penghitungan yang disesuaikan nilai pasar saat itu
(mark-to-market).
3. Perbankan dihadapkan pada ketatnya likuiditas yang mendorong peningkatan suku bunga
deposito yang tinggi.
4. Penurunan investasi hingga -8,59% tahun 2009.
5. Arus modal keluar (capital outflow) besar-besaran diikuti dengan penurunan kinerja pasar keuangan
Indonesia.
6. Sedangkan dampak krisis keuangan gobal pada sektor rill terlihat dari penurunan ekspor hingga mencapai -
12% yang pada akhirnya juga berdampak terhadap penurunan
pendapatan dan konsumsi rumah tangga dan swasta secara total output.
4. DAMPAK KRISIS
MONETER
Dampak krisis yang melanda indonesia 1997 dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Dampak currency crisis (krisis mata uang) :


•Melemahnya mata uang Indonesia terhadap mata uang negara lain.
•Barang domestic lebih mahal daripada barang luar negeri.
•Tekanan inflasi.
•Kepanikan masyarakat.

2. Dampak banking crisis (krisis


perbankan) :
•Bank mengalami ketidak seimbangan dalam fungsi intermediasi.
•Penyaluran kredit ke masyarakat mengalami penurunan.
•Bank tidak cukup kredibel dari segi profitabilitas.
•Kebangkrutan perbankan.
Pada 2008 Indonesia tidak terkena dampak
parah karena beberapa hal

1. Kondisi fundamental dari sektor ekternal, fiskal


dan perbankan cukup kuat.
2. Tingkat pertumbuhan konsumsi masyarakat yang ikut
menopang pertumbuhan melalui tingkat daya beli
masyarakat.
3. Daya beli masyarakat meningkat disebabkan kenaikan
komoditas ekspor Indonesia adanya gaji dari sertifikasi
profesi, dan kebijakan jaring pengaman pemerintah-
Bantuan Langsung Tunai untuk mengkompensasi
kenaikan harga bahan bakar minyak.
5. KEBIJAKAN
PEMERINTAH

Peran pemerintah dalam


Peran pemerintah dalam mengatasi dampak kris 2008:
mengatasi dampak krisis 1997:
1. Menyepakati diberlakukannya
1. Melakukan stimulus dengan kebijakan tight money.
menaikkan tingkat bunga. 2. Melakukan recovery terhadap
2. Bank Indonesia melakukan perbankan.
ekspansi BLBI. 3. Mengubah kebijakan sektor rill
3. Rekontruksi pada sektor dengan lebih menekankan
perbankan. pada penambahan value
added.
6. IMPLIKASI
KEBIJAKAN

Belajar dari krisis moneter yang pernah terjadi di Indonesia, berikut terdapat
beberapa implikasi kebijakan yang bisa diterapkan, antara lain:

• Penyempurnaan kebijakan moneter secara konsisten dengan mengacu


kepada Inflation Targeting Framework (ITF).
• Mendorong sector riil agar bergerak lebih cepat dan berdaya tahan lebih
tinggi terhadap
krisis, perbaikan iklim investasi menjadi factor yang sangat penting.
• Perlu pembenahan sektor perbankan dengan langkah-langkah memperkuat
manajemen
risiko.
• Kebijakan fiscal dalam jangak pendek guna menahan pelemahan ekonomi
lebih dalam diharapkan dapat berjalan optimal dan tepat waktu.
• Koordinasi fiscal dan moneter mutlak diperlukan demi terciptanya
konsistensi dan keselaraan kebijakna yang diambil dan perlu
diitensifkan.
Question

Anda mungkin juga menyukai