Anda di halaman 1dari 79

TANTANGAN DAN STRATEGI KELUARGA SINGLE PARENT DALAM

MENGHADAPI KEHIDUPAN NYATA DI ERA DIGITAL


(Studi Kasus Di Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik)

SKRIPSI

Oleh

Sirojum Munir
NIM: 05040120142

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel


Fakultas Syariah Dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Program Studi Hukum Keluarga Islam
Surabaya
2023
TANTANGAN DAN STRATEGI KELUARGA SINGLE PARENT DALAM
MENGHADAPI KEHIDUPAN NYATA DI ERA DIGITAL
(Studi Kasus Di Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik)

SKRIPSI

Diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Ilmu Syariah dan Hukum

Oleh
Sirojum Munir
NIM. 05040120142

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel


Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Program Studi Hukum Keluarga Islam
Surabaya
2023

ii
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sirojum Munir


NIM : 05040120142
Fakultas/Prodi : Syariah dan Hukum/ Hukum Keluarga Islam
Judul : Tantangan Dan Strategi Keluarga Single Parent
Dalam Menghadapi Kehidupan Nyata Di Era
Digital

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya
sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.

Surabaya, 21 Januari 2024


Saya yang menyatakan,

Materai

10.000

Sirojum Munir
NIM. 05040120142

2
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi yang ditulis oleh:

Nama : Sirojum Munir


NIM. : 05040120142
Judul : Tantangan Dan Strategi Keluarga Single Parent Dalam
Menghadapi Kehidupan Nyata Di Era Digital

telah diberikan bimbingan, arahan, dan koreksi sehingga dinyatakan layak, serta
disetujui untuk diajukan kepada Fakultas guna diujikan pada sidang munaqasah.

Surabaya, 21 Januari 2024

Pembimbing,

Dr. M. Sulthon, MA
NIP. 197205152006041003

3
PENGESAHAN
Skripsi yang ditulis oleh:
Nama : Sirojum Munir
NIM. : 05040120142
telah dipertahankan di depan sidang Majelis Munaqasah Skripsi Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Sunan Ampel pada hari Rabu, tanggal 05 Februari 2024, dan dapat
diterima sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program sarjana strata
satu dalam Ilmu Hukum Tata Negara.
Majelis Munaqasah Skripsi:

Penguji I Penguji II

Dr. Ita Musarrofa, M.Ag Moch. Zainul Arifin, S.Ag,.M.Pd.I


NIP. 197908012011012003 NIP. 197104172007101004
Penguji III Penguji IV

Dr. Nurlailatul Musyafaah, Lc, M.Ag Dr. Imron Mustofa, S.H.I., M.Ud.
NIP. 197904162006042002 NIP. 198710192019031006

Surabaya, 19 Oktober 2022


Mengesahkan,
Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Dekan,

Dr. Hj. Suqiyah Musafa'ah, M.Ag.


NIP. 196303271999032001

4
ABSTRAK
Kehidupan keluarga single parent sering kali diwarnai oleh berbagai tantangan,
terutama di era digital yang semakin kompleks. Era digital, dengan kemajuan
teknologi internet, telah mengubah cara kita berkomunikasi, bekerja, dan
berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
kebutuhan untuk memahami dan mendokumentasikan pengalaman keluarga single
parent di Kecamatan Panceng dalam menghadapi tantangan kehidupan nyata yang
muncul di era digital. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan
kualitatif. Pendekatan ini akan memungkinkan penulis untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih mendalam tentang pengalaman keluarga single parent
dalam menghadapi tantangan kehidupan nyata di era digital. Data kualitatif yang
dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis isi untuk
mengidentifikasi tema-tema yang muncul dari wawancara dan observasi. Hasil
analisis ini akan digunakan untuk merumuskan temuan dan kesimpulan. Dalam
penelitian ini menunjukkan Tantangan pola asu orang tua tunggal di Kecamatan
Panceng, semakin kompleks di era digital ini. Dengan perkembangan teknologi
yang begitu pesat, orang tua tunggal diharapkan mampu menghadapi tantangan
baru dalam mendidik anak-anak mereka. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah
pengelolaan waktu. Diperlukan keseimbangan antara memberikan perhatian
kepada anak-anak dan memenuhi tuntutan pekerjaan serta tanggung jawab lainnya.
Mengasuh anak di era digital merupakan tantangan tersendiri bagi orang tua tunggal
di Kecamatan Panceng. Menyesuaikan pola pengasuhan anak dengan
perkembangan teknologi sangatlah penting. Pengawasan penggunaan gawai, akses
internet yang dikontrol, dan memberikan paparan informasi yang positif merupakan
hal yang perlu diperhatikan. Dan diharap peran dari pemerintah untuk lebih
memperhatikan kehidupan single parent para keluarga dan masyarakat juga ikut
belajar.

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga memegang signifikansi utama sebagai pengaturan awal dan

dominan untuk terlibat dalam pertukaran interpersonal dan memperoleh wawasan

tentang perilaku individu. Selain itu, keluarga berfungsi sebagai batu loncatan awal

dalam memperkenalkan individu dengan dinamika budaya masyarakat, karena

memberikan pengetahuan tentang karakter dan disposisi orang lain kepada

anggotanya. Akibatnya, keluarga mengambil peran yang sangat penting dalam

membentuk pembentukan karakter, kekerabatan, koneksi sosial, dan kecerdikan

setiap konstituen keluarga. Oleh karena itu, para sarjana dan praktisi menunjukkan

minat yang mendalam untuk meneliti kebutuhan keluarga dari berbagai perspektif.

Intinya, keluarga berdiri sebagai unit sosial awal dan utama yang membentuk

perkembangan anak.1 Oleh karena itu, keadaan keluarga yang buruk mempengaruhi

pembentukan kepribadian anak. Keluarga, yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak,

dapat dianggap sebagai bagian terkecil dari masyarakat.

Menurut Friedman, sebuah keluarga terdiri dari dua atau lebih individu yang

berkumpul karena hubungan, pernikahan, atau bahkan transportasi. Orang-orang ini

tinggal di satu tempat tinggal, di mana mereka berinteraksi dan berkontribusi pada

kemajuan dan pelestarian budaya melalui peran masing-masing.2 Demikian definisi

1
“Buku_Psikologi_Keluarga” (n.d.).
2
Taufik Abdillah Syukur et al., PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA, n.d.,
www.globaleksekutifteknologi.co.id.

6
keluarga menurut Duvall, kolektif individu yang disatukan oleh ikatan pernikahan,

adopsi, atau kekerabatan biologis berkembang dengan tujuan mengarang dan

menjunjung tinggi budaya bersama yang memperkaya kemajuan jasmani,

intelektual, emosional, dan komunal dari setiap konstituen. Keluarga mengambil

posisi penting antara individu dan masyarakat, dengan lembut memberikan

makanan, kesejahteraan kerabat, dan kualitas keberadaan keluarga, menjadikannya

elemen yang sangat diperlukan dalam entitas terkecil dalam masyarakat.

Bagaimana dengan definisi single parent, menurut Friedman, “single parent

adalah suatu keadaan seorang ibu menduduki dua jabatan sekaligus, sebagai ibu

yang merupakan jabatan alamiah, dan sebagai ayah. 3 Selain itu, dia akan memiliki

dua bentuk sikap, sebagai ibu yang harus bertindak lembut terhadap anaknya, dan

sebagai ayah yang Permasalahan,” Qaimi menjelaskan. Penulis sampai pada

kesimpulan bahwa perempuan single parent adalah mereka yang membesarkan

anak-anaknya sendiri setelah suaminya meninggal atau tinggal sendiri tanpa

pasangan.

Tidak ada satu pun wanita yang ingin menjadi ibu sendiri. Karena itu

bukanlah pilihan, tetapi situasi yang sulit diatasi. Tetapi pada akhirnya, status itu

bisa terjadi pada siapa saja. Itu bisa menjadi ibu rumah tangga biasa atau wanita

karier yang sukses. Status ini bisa disebabkan oleh kematian pasangan, sayap

terkepak tinggal di sebelah, dan kehidupan terus berlanjut. Anak-anak yang ibunya

tidak kuat dan kuat akan menderita dan terpuruk. Tidak peduli apakah Anda siap

3
ukm penelitian UNY,referensi/Peran-Keluarga-Dalam-Pembentukan-Mental-Dan-Karakter-
Anak.Html,” Peran Keluarga Dalam Pembentukan Mental Dan Karakter Anak.

7
atau tidak, menjalani kehidupan sebagai seorang ibu sendiri adalah sesuatu yang

harus dilakukan. Seorang ibu menunjukkan seorang perempuan yang kuat. Semua

biaya rumah tangga ditanggung secara pribadi. Mulai membersihkan rumah,

mencari nafkah keluarga, dan bertanggung jawab sendiri. Seorang wanita harus

dapat melakukan dua hal dalam posisi ini. 4

Saat ini, pertumbuhan keluarga dengan orang tua tunggal masih terjadi.

terjadi sebagai seorang ibu sendiri setelah salah satu pasangannya meninggal dunia.

Perjuangan hidup seorang single parent sangat penting bagi keluarga mereka.

dimana ibu harus bekerja keras untuk membayar kebutuhan sehari-hari dan sekolah

anaknya. Itu dilakukan tanpa mengeluh atau lelah. karena seorang ibu yang tidak

memiliki ayah tidak ingin melihat anak-anaknya putus asa dan terlantar karena tidak

memiliki ayah. Wanita yang menjadi ayah dan ibu sekaligus harus pandai membagi

waktu. menggambarkannya sebagai ayah, mengawasi keluarga kecilnya.

kemandirian dalam mengambil keputusan dan membuat kebijakan untuk keluarga

kecilnya sendiri. Selain itu, dia harus menanggung biaya hidup keluarganya.

Perannya sebagai ibu meliputi menjalankan sifat berumur kecil, termasuk

mengasuh dan membesarkan anaknya serta menjaga semua yang ada di rumah.

Meskipun Anda bekerja, Anda tetap harus membicarakan apa yang terjadi di rumah.

Selain itu, sangat penting untuk mempersiapkan mental si anak untuk kemandirian.

Setiap hal bergantung pada kasih sayang. Menyesuaikan rencana dengan usia anak.

Dampak psikologis pada anak tidak dapat dihindari, dan ini akan mempengaruhi

4
Succy Primayuni, “Kondisi Kehidupan Wanita Single Parent,” SCHOULID: Indonesian Journal of
School Counseling 3, no. 1 (March 21, 2018): 17.

8
perilakunya di rumah, di sekolah, dan di masyarakat. Tujuan utamanya adalah

meningkatkan kepercayaan dirinya dan menciptakan suasana yang lebih nyaman

baginya. Anak adalah nomor satu, karena tanpanya semua karir dan peran akan sia-

sia.5

Dunia teknologi saat ini berkembang dengan cepat menuju serba digital . Di

era digital, orang mulai menjalani gaya hidup baru yang memerlukan

ketergantungan pada berbagai perangkat elektronik. Teknologi telah berkembang

menjadi alat yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Ini menjadi lebih mudah

dengan teknologi saat ini. Pentingnya peran teknologi inilah yang memulai

peradaban ke era digital. 6 Meskipun era digital memiliki banyak dampak positif,

juga memiliki banyak dampak negatif. Hal ini menjadi tantangan di era modern.

Tantangan ini meliputi berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial budaya,

keamanan, keamanan, dan teknologi informasi. Dianggap sebagai transformasi

sosial progresif, globalisasi sering dianggap mengancam kebiasaan, mendistablisasi

batas-batas lama, dan menghancurkan tradisi lokal yang telah mapan.

Melihat kemajuan teknologi saat ini, penggunaan perangkat digital oleh

anak-anak telah berdampak pada kehidupan mereka. Pengawasan anak sangat

penting karena banyak informasi yang masuk dan anak harus dapat memilih

informasi yang sesuai dengan tahap perkembangan mereka. Orang tua harus

mengetahui caranya anak-anak dapat menggunakan perangkat digital dengan baik

dan memandang diri mereka secara positif. Ini penting dalam proses pendidikan di

5
Succy Primayuni, “Kondisi Kehidupan Wanita Single Parent,” SCHOULID: Indonesian Journal of
School Counseling 3, no. 1 (March 21, 2018): 17.
6
Sonia Livingstone and Jasmina Byrne, Parenting in the Digital Age The Challenges of Parental
Responsibility in Comparative Perspective, n.d.

9
era digital. Anak-anak usia lima hingga dua belas tahun sudah menggunakan media

informasi dan teknologi ini.

Pada era digital, kemajuan dalam internet, media sosial, dan perangkat

seluler telah mengubah cara kita berinteraksi, bekerja, dan berkomunikasi dalam

kehidupan sehari-hari. Selain itu, perubahan ini mempengaruhi dinamika keluarga,

seperti keluarga dengan ayah dan ibu tunggal, yang berjuang untuk memenuhi

kebutuhan ekonomi, sosial, dan emosional anak-anak mereka dalam situasi seperti

ini. Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, Kecamatan Panceng, Kabupaten

Gresik, juga terkena dampak kemajuan teknologi. Hal ini menimbulkan pertanyaan

penting tentang bagaimana keluarga single parent di kecamatan Panceng

menghadapi masalah yang sebenarnya dan metode apa yang mereka gunakan untuk

menyelesaikannya. 7

Jika generasi muda jatuh ke dalam cengkeraman internet, peristiwa yang

tidak diinginkan pasti akan terjadi. Ini karena ketika orang tua kehilangan kendali

mereka pada keturunan mereka, anak-anak muda memiliki akses mudah ke gambar

atau video eksplisit, baik itu dari teman sebaya mereka atau dari situs web dewasa

yang terbuka untuk membaca dengan teliti tanpa persetujuan wali mereka. Jika

dibiarkan, hal ini tidak diragukan lagi dapat mengakibatkan konsekuensi yang

merugikan seperti pergaulan bebas, perilaku seksual yang menyimpang, dan

kehamilan prematur. Ini adalah kebenaran yang tak terbantahkan bahwa masyarakat

kita adalah rumah bagi kepribadian dan tindakan yang beragam. Merupakan tugas

yang tidak dapat diatasi untuk mengubah perilaku setiap individu agar selaras

7
Primayuni, “Kondisi Kehidupan Wanita Single Parent.”

10
dengan keinginan kita atau apa yang kita anggap bermanfaat bagi orang lain. Secara

alami, setiap orang memiliki otonomi untuk mengejar keinginan mereka sendiri.8

Penggunaan internet oleh anak-anak tanpa pengawasan dan pengawasan

orang tua pasti berbahaya bagi mereka. Di antara bahaya tersebut adalah: 9

1. Kecanduan internet: Anak-anak yang menghabiskan sebagian besar

waktunya di internet cenderung menunjukkan perilaku yang aneh yang

ditandai dengan keinginan untuk terus berada di internet, yang dapat

menyebabkan anak menghindari semua kegiatan dan terjebak dalam dunia

virtual . Selain itu, anak-anak yang menghabiskan banyak waktu di internet

dan bermain game melalui laptop atau komputer setiap hari akan

mengganggu jadwal ibadah, belajar, makan, tidur, membantu orang tua, dan

aktivitas fisik dan sosial lainnya. Akibatnya, mereka mengabaikan ibadah,

istirahat yang tidak teratur, masalah makan, dan malas belajar. Sudah jelas

bahwa ini sangat membahayakan dan mengganggu tumbuh kembang anak.

2. Kurang Aktivitas Fisik: Sejumlah besar permainan yang tersedia di internet

telah mendorong sebagian besar anak untuk menghindari semua aktivitas di

luar ruangan. Anak-anak dapat dengan mudah terkena penyakit jika tidak

bergerak. Selain itu, duduk terlalu lama di depan komputer dapat merusak

mata mereka dan menyebabkan ketegangan pada leher dan bahu. Selain itu,

itu juga dapat menyebabkan mereka tidak mempelajari keterampilan baru.

8
Pandangan Islam et al., Hak Dan Perlindungan Anak Dalam Islam, n.d.
9
Abdillah Syukur et al., PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA.

11
3. Akses pornografi adalah salah satu efek internet terburuk bagi anak-anak.

Anak-anak dapat terlibat dalam perbuatan dosa dan zina sebagai akibat dari

kemudahan akses internet ke pornografi. Anak-anak yang berada di dalam

kamar, di warung internet, atau di tempat lain yang jauh dari jangkauan

orang tua tidak dapat mengontrol sepenuhnya situs web yang diakses oleh

anak-anak mereka. Para peselancar dunia maya dapat dengan mudah

mengakses situs-situs yang berisi ponografi dan pronoaksi tanpa sengaja

mencarinya.

Kehidupan keluarga single parent sering kali diwarnai oleh berbagai

tantangan, terutama dalam era digital yang semakin kompleks. Era digital,

dengan kemajuan teknologi internet, media sosial, dan perangkat seluler,

telah mengubah cara kita berkomunikasi, bekerja, dan berinteraksi dalam

kehidupan sehari-hari. Perubahan ini juga memengaruhi dinamika dalam

keluarga, termasuk keluarga single parent. Kecamatan Panceng, Kabupaten

Gresik, sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, tidak terhindar dari

dampak perkembangan era digital. Keluarga-keluarga single parent di

kecamatan ini juga menghadapi sejumlah tantangan dalam memastikan

kesejahteraan anak-anak mereka dan menghadapi tantangan kehidupan

sehari-hari dalam konteks era digital. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh

kebutuhan mendalam untuk memahami dan mendokumentasikan

pengalaman keluarga single parent dalam menghadapi tantangan kehidupan

nyata yang muncul dalam era digital di Kecamatan Panceng, Kabupaten

Gresik. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang masalah ini,

12
dapat diharapkan akan muncul strategi-strategi yang lebih efektif dan solusi-

solusi yang relevan untuk mendukung keluarga-keluarga single parent ini

dalam memastikan kesejahteraan anak-anak mereka.

B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah

Penelitian ini memiliki beberapa identifikasi masalah yang perlu di

perhatikan:

1. Pendidikan dan pengasuhan anak

2. Pekerjaan dan keseimbangan hidup dalam era digital.

Penelitian ini memiliki beberapa batasan yang perlu diperhatikan:

1. Lokasi Studi: Penelitian ini terbatas pada Kecamatan Panceng,

Kabupaten Gresik, dan hasilnya mungkin tidak dapat langsung

diekstrapolasi ke lokasi lain.

2. Jenis Kelamin responden: Penelitian ini hanya akan fokus pada

keluarga single parent (single mother) dan tidak akan mencakup

keluarga dengan dinamika yang berbeda.

3. Era Digital Terkini: Penelitian ini akan memfokuskan pada era

digital terkini, yang melibatkan perkembangan teknologi internet,

media sosial, dan perangkat seluler hingga tahun penelitian.

Batasan-batasan tersebut akan membantu memfokuskan penelitian pada

tujuan-tujuan tertentu dan memungkinkan penyelidikan yang lebih mendalam

dalam konteks spesifik yang diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan

pemahaman yang lebih mendalam tentang tantangan dan strategi keluarga

single parent di era digital di lokasi studi tertentu.

13
C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pola asuh single parent terhadap anak asuh di kecamatan

Panceng dalam era digital. ?

2. Bagaimana tantangan dan strategi keluarga single parent di kecamatan

Panceng dalam era digital.?

D. Tujuan Penelitian

1. Menjelaskan pola asuh Keluarga Single Parent Di Kecamatan Panceng

Kabupaten Gresik.

2. Menjelaskan Tantangan dan Strategi Single Parent di kecamatan

Panceng dalam Era Digital.

E. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Beberapa keuntungan yang mungkin dihasilkan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut: Manfaat untuk Keluarga Orang Tua Tunggal:

Pemahaman yang Lebih Baik: Penelitian ini dapat membantu keluarga

orang tua tunggal memahami kesulitan yang mereka hadapi saat hidup

di era digital. Dengan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang

situasi ini, keluarga tersebut dapat menemukan cara terbaik untuk

mengatasi masalah yang muncul. Strategi yang Lebih Efektif: Hasil

penelitian dapat membantu keluarga single parent lain memahami cara-

cara yang mereka gunakan untuk mengatasi tantangan zaman modern.

Ini dapat membantu mereka mengembangkan strategi yang lebih efektif

untuk mengelola kehidupan sehari-hari mereka. Dukungan Sosial:

14
Penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya dukungan

sosial dengan melihat pengalaman keluarga orang tua tunggal. Ini dapat

mendorong komunitas untuk memberikan dukungan tambahan kepada

keluarga orang tua tunggal.

2. Secara Praktis

Pemahaman yang Lebih Baik: Keluarga yang memiliki orang tua

tunggal mungkin memiliki pemahaman yang lebih baik tentang

kesulitan yang mereka hadapi. Ini mungkin menghasilkan lebih banyak

empati dan dukungan dari masyarakat luas. Pembelajaran dan

Pertumbuhan: Hasil penelitian ini juga dapat membantu masyarakat

memahami masalah di dunia nyata di era digital dan bagaimana

mengatasi masalah yang muncul.

F. Penelitian Terdahulu

Dalam penelusuran peneliti, ditemukan beberapa karya tulis dalam

bentuk skripsi yang berkaitan dengan penulisan topik yang dibahas oleh

penulis. Berikut adalah karya ilmiah terdahulu yang berkaitan dengan

penelitian ini:

1. Skripsi Imas Shofiani (2021) Penelitian tentang Keberhasilan Ibu

Single Parent Dalam Mengatasi Kenakalan Anak Akibat Putus

Sekolah Di Desa Madigondo, Kecamatan Takeran, Kabupaten

Magetan, menjelaskan (1) jenis kenakalan anak akibat putus sekolah

yang diasuh oleh ibu single parent, (2) upaya ibu single parent untuk

mengatasi kenakalan anak akibat putus sekolah, dan (3) tingkat

15
keberhasilan ibu single parent dalam mengatasi kenakalan anak

akibat putus sekolah. Studi ini menggunakan metodologi deskriptif

kualitatif. Data primer dikumpulkan melalui metode observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Teknik-teknik ini menghasilkan

catatan lapangan mengenai keberhasilan ibu-ibu yang hanya

memiliki satu orang ayah dalam menangani kenakalan anak akibat

putus sekolah. 10 Penelitian ini dengan penelitian penulis adalah

dimana tentang single parent dalam pemenuhan hak anak. Bedanya

dalam penelitian penulis membahas tentang tantangan dan strategi

dalam era digital.

2. Skripsi Ari Putra Elizon (2018) Penelitian tentang Peran Single

Parent Dalam Memenuhi Kebutuhan Dasar Anak (Studi Di

Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu. Penelitian

ini berfokus Untuk mengetahui bagaimana orang tua sendiri

mempengaruhi perkembangan mental anak-anak mereka di

kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu dan untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja yang sangat mempengaruhi

perkembangan mental anak-anak tersebut. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa peran orang tua sendiri dalam membentuk

perkembangan mental anak-anak di kelurahan Betungan Kecamatan

Selebar Kota Bengkulu adalah sebagai berikut: dengan adanya orang

10
Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah, KEBERHASILAN
IBU SINGLE PARENT DALAM MENGATASI KENAKALAN ANAK AKIBAT PUTUS SEKOLAH, n.d.

16
tua tunggal yang mempengaruhi perkembangan mental anak, anak

sudah terbiasa dan menerima keadaan keluarga karena sudah tanpa

ayah sejak usia lima bulan. Selanjutnya, ketika anak memasuki masa

kanak-kanak, anak sudah terbiasa dan menerima keadaan orang

tuanya yang tidak lengkap. 11

3. Skripsi Nur Fitriyah Rahmah (2023) Penelitian tentang Kepedulian

Pendidikan para Single Parent di desa Pangkah Kulon Kecamatan

Ujung pangkah Kabupaten Gresik. Studi ini menyelidiki bagaimana

satu orang tua di Desa Pangkah Kulon Kecamatan Ujungpangkah

Kabupaten Gresik bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak

mereka. Menjadi orang tua tunggal, atau orang tua tunggal , semakin

umum di masyarakat modern. Salah satu masalah yang dihadapi

oleh single parent adalah memberikan pendidikan terbaik kepada

anak mereka.12

4. Skripsi Maria Aspita (2018) Penelitian tentang Pola Asuh Single

Parent Terhadap Pendidikan Anak. Penelitian ini berfokus untuk

mengetahui pola single parent terhadap pendidikan anak. Penelitian

lapangan, atau penelitian lapangan, ini menggunakan metode

deskripsi. Dalam studi kasus ini, Desa Lamdingin adalah subjek

11
PERAN SINGLE PARENT DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN DASAR ANAK (STUDI DI KELURAHAN
BETUNGAN KECAMATAN SELEBAR KOTA BENGKULU), n.d.
12
“Nur Fitriyah Rahmah I73219057 Ok” (n.d.).

17
penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi

wawancara , observasi dan informasi. 13

5. Skripsi Ayu Auliyah Suryadin (2021) Penelitian tentang Peran single

parent dalam membina kesejahteraan keluarga di Kel. Ranteangin

Kec. Ranteangin Kab. Kolaka Utara. Penelitian ini Diharapkan dari

penelitian ini bahwa para orang tua tunggal dapat menjalankan peran

mereka sebagai orang tua tunggal secara optimal dengan belajar

bagaimana mereka dapat lebih mendukung kesejahteraan

keluarganya. Selain itu, diharapkan bahwa pemerintah harus lebih

peduli dengan kehidupan para orang tua tunggal , sehingga keluarga

dan masyarakat dapat belajar menghilangkan stigma negatif dan

lebih memberikan dukungan kepada mereka.14

G. Definisi Operasional

1. Keluarga Single Parent: Dalam konteks penelitian ini, keluarga

single parent (single mother) akan didefinisikan sebagai keluarga yang

terdiri dari satu orang tua yang secara tunggal mengasuh dan merawat anak-

anak mereka tanpa keterlibatan pasangan hidup atau pasangan lainnya

dalam tanggung jawab pengasuhan sehari-hari.

2. Era Digital: Era digital akan didefinisikan sebagai periode di mana

teknologi digital, termasuk internet, media sosial, perangkat seluler, dan

13
Jurusan Sosiologi Agama, POLA ASUH SINGLE PARENT TERHADAP PENDIDIKAN ANAK (STUDI
KASUS DI DESA LAMDINGIN) SKRIPSI Diajukan Oleh: MARIA ASPITA, n.d.
14
“Suryadin - Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperol” (n.d.).

18
teknologi terkait lainnya, memiliki peran signifikan dalam kehidupan

sehari-hari dan interaksi sosial.

3. Tantangan Keluarga Single Parent: Tantangan akan didefinisikan

sebagai masalah, hambatan, atau kesulitan yang dihadapi oleh keluarga

single parent dalam menjalani kehidupan sehari-hari, yang dapat meliputi

aspek finansial, manajemen waktu, hubungan sosial, dan perasaan

emosional.

4. Strategi Keluarga Single Parent: Strategi akan didefinisikan sebagai

tindakan, rencana, atau upaya yang digunakan oleh keluarga single parent

untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dalam era digital, seperti

pengaturan keuangan, dukungan sosial, manajemen waktu, dan penggunaan

teknologi.

Dengan definisi operasional ini, penulis akan memiliki kerangka

kerja yang jelas untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menganalisis

variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian tentang tantangan dan

strategi keluarga single parent dalam era digital.

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini

akan memungkinkan penulis untuk mendapatkan pemahaman yang lebih

mendalam tentang pengalaman keluarga single parent dalam menghadapi

tantangan kehidupan nyata di era digital.

19
2. Sumber Data

Sumber Data Utama:

a. Wawancara dengan Keluarga Single Parent : Penulis dapat

melakukan wawancara dengan keluarga single parent di

Kecamatan Panceng untuk mendapatkan pandangan

langsung mereka tentang tantangan yang dihadapi dan

strategi yang digunakan dalam menghadapi era digital.

b. Observasi Langsung : Observasi langsung di rumah keluarga

single parent atau dalam konteks sehari-hari mereka dapat

memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang cara

mereka mengelola kehidupan sehari-hari di era digital.

c. Kuesioner : Jika penulis ingin mengumpulkan data dari

sejumlah besar keluarga orang tua tunggal, penulis dapat

merancang kuesioner yang relevan untuk mengumpulkan

informasi tentang tantangan dan strategi mereka.

3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga orang tua tunggal di

Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik. Sampel akan dipilih dengan

menggunakan teknik purposive sampling.15 Dimana keluarga single parent

yang memiliki pengalaman yang relevan dengan tantangan kehidupan nyata

di era digital akan dipilih.

15
“Buku-Metode-Penelitian-Kualitatif” (n.d.).

20
4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara : Wawancara mendalam akan digunakan untuk

mengumpulkan data. Responden akan diwawancarai secara

individual. Wawancara akan fokus pada pengalaman mereka

dalam menghadapi tantangan dan strategi yang mereka

gunakan. 16

b. Observasi : Observasi partisipatif juga dapat digunakan

untuk memahami secara langsung dinamika kehidupan

sehari-hari keluarga single parent.

c. Dokumentasi: Data sekunder, seperti catatan keuangan atau

catatan perencanaan keuangan, dapat digunakan untuk

memahami aspek-aspek tertentu dari kehidupan keluarga

single parent.

5. Instrumen Penelitian

a. Daftar pertanyaan terstruktur untuk wawancara mendalam.

b. Daftar periksa atau lembar observasi.

c. Analisis dokumen untuk data sekunder.

6. Metode Analisis Data

Data kualitatif yang dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan

pendekatan analisis isi (content analysis) untuk mengidentifikasi tema-tema

yang muncul dari wawancara dan observasi. Hasil analisis ini akan

digunakan untuk merumuskan temuan dan kesimpulan.

16
PENELITIAN KUALITATIF, n.d.

21
I. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan ini bertujuan untuk mempermudah dalam

memahami setiap bab yang akan dikaji, serta untuk memberikan gambaran

secara garis besar terhadap setiap bab yang akan dikemukakan. Oleh karena

itu dengan adanya sistematika pembahasan ini kami mengharapkan agar

pembaca lebih mudah dalam memahami isi bahasan. Penulisan ini terdiri

dari 5 (lima) BAB yakni :

Bab Pertama, bab ini merupakan bab Pendahuluan yang berisi

Latar Belakang Masalah, Identifikasi dan Batasan Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Penelitian Terdahulu, Definisi Operasional,

Metode Penelitian, Sistematika Pembahasan, Daftar Pustaka. Bab ini

merupakan landasan bagi bab-bab berikutnya. Dengan demikian, maka Bab

pertama ini merupakan penggambaran isi penelitian secara keseluruhan

namum dalam satu kesatuan secara ringkas dan padat guna menjadi

pedoman bab kedua, ketiga, ke empat, dan kelima.

Bab Kedua, merupakan bab yang menjelaskan tinjauan umum

tentang konsep keluarga single parent. seperti: Definisi dan karakteristik,

perkembangan teknologi digital, penggunaan internet dan media sosial

tantangan dalam kehidupan nyata, strategi keluarga single parent.

Bab Ketiga, Bab ini merupakan pembahasan sesuai dengan

rumusan masalah yakni menjelaskan mengenai Keluarga Single Parent

Menghadapi Tantangan Kehidupan Nyata Yang Muncul Di Era Digital,

Pola Asuh Keluarga Single Parent Di Era Digital Di Kecamatan Panceng

22
Menurut UU Perlindungan Anak. Strategi Yang Digunakan Oleh Keluarga

Single Parent di Kecamatan Panceng Dalam Mengatasi Tantangan

Kehidupan Nyata di era digital.

Bab Keempat, bab ini merupakan analisis pembahasan sesuai

dengan rumusan masalah dalam penelitian ini yakni tentang Keluarga

Single Parent Menghadapi Tantangan Kehidupan Nyata Yang Muncul Di

Era Digital Studi Kasus Di Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik, Pola

Asuh Keluarga Single Parent Di Era Digital Di Kecamatan Panceng

Menurut UU Perlindungan Anak. Strategi Yang Digunakan Oleh Keluarga

Single Parent di Kecamatan Panceng Dalam Mengatasi Tantangan

Kehidupan Nyata di era digital.

Bab Kelima, dalam bab ini berisi saran dan kesimpulan mengenai

hasil dari analisis terhadap Tantangan dan Strategi Keluarga Single Parent

dalam Menghadapi Kehidupan Nyata di Era Digital (Studi Kasus di

kecamatan Panceng Kabupaten Gresik.

23
BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Keluarga Single Parent


Definisi Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat, yang terdiri

dari laki-laki dan perempuan yang disatukan oleh ikatan perkawinan dengan

berbagai alasan masyarakat untuk menjadi satu kesatuan yang kuat dan

memiliki keturunan yang akan menjadi bagian dari masyarakat.17 Keluarga

adalah lingkungan sosial yang sangat dekat dengan seseorang, menurut

Bossard & Ball dalam Notosoedirdjo dan Latipun, yang memberikan

batasan tentang keluarga dari perspektif kedekatan hubungan satu sama lain.

Ketika seseorang dibesarkan, tinggal, dan berinteraksi dengan orang lain

dalam keluarga, prinsip, cara berpikir, dan kebiasaan yang mereka bentuk.

Keluarga juga memilih seluruh budaya luar dan aspek hubungan anak

dengan lingkungannya.

Oleh karena itu, keluarga adalah lembaga sosial yang melakukan banyak

hal, termasuk membina dan mengembangkan hubungan keluarga. Keluarga

memberikan tempat bagi anak-anak untuk belajar tentang norma agama,

nilai, dan kebiasaan masyarakat. Orang tua berperilaku terhadap anak-

anaknya melalui interaksi langsung atau tidak langsung, baik yang

mendukung maupun menghalangi mereka dalam mengeksplorasi dan

mencapai identitas diri mereka. Perilaku ini dikenal sebagai pengasuh.

17
Taufik Abdillah Syukur et al., “PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA” (n.d.), accessed October
29, 2023, www.globaleksekutifteknologi.co.id.

24
Peran keluarga adalah tempat pertama dan utama bagi anak untuk

membentuk kepribadian dan memenuhi tanggung jawab perkembangannya.

Oleh karena itu, keluarga memainkan peran yang sangat penting dalam

pembentukan sikap dan perilaku anak baik dalam segi kepribadian, sosial

maupun emosional. Keluarga juga memainkan peran yang sangat penting

dalam mengembangkan kepribadian anak. 18 Orang tua yang penuh kasih

sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik dalam bentuk

sikap maupun perilaku, juga memainkan peran yang sangat penting dalam

mengembangkan kepribadian anak. Peran individu dalam keluarga

didasarkan pada harapan dan pola perilaku keluarga, kelompok, dan

masyarakat. Peran keluarga juga menggambarkan kumpulan perilaku

interpersonal dan kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam situasi

dan posisi tertentu.

Perkawinan sering gagal dan kandas meskipun telah disatukan oleh

ikatan dan melalui banyak pertimbangan. Hal ini menyebabkan keluarga

pecah dan perceraian. Salah satu faktor yang menyebabkan seorang ibu

menjadi lajang adalah perceraian. Menjadi seorang ibu sendiri bukanlah

pilihan; itu adalah takdir yang harus dijalani oleh setiap wanita, apapun

keadaannya.19 Seorang ibu sendiri menggambarkan seorang wanita yang

kuat. Seorang wanita yang memiliki kemampuan untuk mengelola rumah

18
H. M. Taufik Amrillah et al., “Peran Orang Tua Di Era Digital,” Zuriah : Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini 1, no. 1 (August 27, 2020): 23.
19
Iin Tata Maranatha br Hutasoit and Karina Meriem Beru Brahmana, “Single Mother Role in the
Family,” Education and Social Sciences Review 2, no. 1 (March 30, 2021): 27.

25
tangga, membesarkan anak, dan mencari uang. Wanita lajang memiliki

banyak tanggung jawab di keluarganya. Dia melakukan semua itu sendiri

karena dia seorang ibu dan ayah sekaligus. Dia harus melakukan semua itu

untuk keluarganya, terutama anak-anaknya yang sangat dipanggil sebagai

seorang ibu dan ayah. Menjadi seorang ibu sendiri tidak selalu mudah.

Seorang ibu tunggal mengalami kesulitan yang memuncak karena

banyaknya tekanan dan tuntutan. Tidak diragukan lagi, kehidupan keluarga

berbeda dengan keluarga yang masih hidup dan memiliki pasangan. Tidak

hanya itu, perceraian merusak keluarga dan anak-anaknya.

Sebagian besar orang tua tunggal mengasuh dan membesarkan anak-

anak mereka sendiri tanpa bantuan pasangan mereka, baik itu pasangan

suami atau istri. Dibandingkan dengan jenis keluarga lainnya, terutama

keluarga yang masih berdiri, masalah yang dihadapi oleh keluarga single

parent yang lebih kompleks. Seorang orang tua yang lajang memiliki

banyak tanggung jawab dan kewajiban untuk menjaga keluarganya. Oleh

karena itu, keluarga single parent tidak memiliki ayah atau ibu; alih-alih

menjalankan peran ayah dan ibu, seorang ibu juga harus menjalankan peran

pencari nafkah dan kepala keluarga.20

Keluarga yang hanya memiliki seorang ibu sering mengalami berbagai

permaslaahan. Keluarga ibu tunggal menghadapi banyak masalah karena

pandangan masyarakat yang buruk dan masalah ekonomi karena hanya ibu

20
Listia Dewi, “Kehidupan Keluarga Single Mother,” SCHOULID: Indonesian Journal of School
Counseling 2, no. 3 (November 21, 2017): 44.

26
yang bekerja. Selain itu, kenakalan anak-anak disebabkan oleh tekanan

psikologis yang disebabkan oleh perceraian orang tua dan keadaan keluarga

yang tidak stabil. Akibatnya, anak-anak mencari perhatian dengan

melakukan hal-hal yang tidak masuk akal untuk mendapatkan perhatian.

Keluarga yang hanya diasuh oleh ibu satu-satunya dikenal sebagai

keluarga single mother, di mana seorang ibu menjalankan berbagai tugas

untuk menjaga keluarga tetap hidup. 21 Selain menjalankan peran ayah, ibu

juga harus memimpin keluarga dan mengurus rumah tangga. Ibu tunggal

menghadapi banyak masalah, termasuk masalah ekonomi, kenakalan anak-

anak, tekanan dalam mengurus keluarga, dan tekanan sosial. Karena

menjalani kehidupan yang lebih sulit dan kompleks dibandingkan dengan

keluarga lain, amak diharapkan menjadi seorang ibu tunggal yang lebih kuat

dan mampu menangani berbagai tantangan yang mungkin dihadapi karena

mengurus anak-anak dan keluarga sendiri. Untuk bertahan hidup sebagai

keluarga, pengendalian diri yang baik sangatlah penting. Salah satu cara

terbaik untuk menjalani kehidupan adalah dengan mendekatkan diri kepada

Tuhan.

Menjadi orang tua tunggal tidak menjadi dengan sendirinya, akan tetapi

ada beberapa akibat adanya faktor yang menjadikan orang tua merawat

anaknya sendirian. Berikut beberapa faktor penyebabnya yaitu: 22

21
Ibid.
22
Primayuni, “Kondisi Kehidupan Wanita Single Parent.”

27
a. Perceraian

Perceraian adalah penghapusan perkawinan yang diakhiri

oleh hakim atas tuntutan salah satu pihak dalam perkawinan,

baik suami maupun istri. Dalam kasus perdata, tuntutan

perceraian harus diajukan kepada hakim gugat biasa, yang

sebelumnya harus mendapatkan izin dari ketua pengadilan.

Proses negosiasi antara pasangan suami istri tidak dapat

mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak.

Mereka berdua merasa tidak dapat mencari jalan keluar yang

baik dari situasi ini. Perasaan yang muncul dalam hubungan

pasangan dapat merusak hubungan mereka, bahkan dapat

menyebabkan perceraian.

Pasangan suami istri yang tidak dapat memenuhi kewajiban

dan masing-masing peran akhirnya memutuskan untuk bercerai.

Dalam situasi seperti ini, perceraian dapat dianggap sebagai

langkah terakhir dalam hubungan yang tidak stabil selama

perkawinan. Kemudian, dengan dukungan hukum, pasangan ini

menjalani hidup terpisah. Perceraian menyebabkan keluarga

terputus karena pasangan memilih untuk berpisah dan

meninggal, dan kemudian berhenti melakukan tanggung jawab

suami istri.

28
b. Kematian Pasangan

Jika salah satu pasangan meninggal dunia, pasangan yang

masih hidup dapat menjadi orang tua tunggal, mengambil

tanggung jawab penuh untuk membesarkan anak-anak mereka.

Dari pemaparan tersebut, satu hal yang dapat menyebabkan

seseorang menjadi orang tua tunggal adalah perpisahan, atau

cerai. Perpisahan ini dapat disebabkan oleh masalah yang

muncul di antara pasangan dan juga oleh kematian salah satu

dari mereka.

B. Perkembangan Era Digital

a. Evolusi Teknologi Digital

Pengertian “Era digital” Merujuk pada kemajuan dunia teknologi

yang mencakup sejumlah media yang tidak dapat berfungsi secara

mandiri. Media digital, di sisi lain, adalah jenis media elektronik di mana

data disimpan dalam bentuk digital. 23 Kata digital/di.gi.tal/a mengacu pada

angka sistem perhitungan tertentu dan penomoran. Kata “digital” berasal

dari kata “digitus”, yang dalam bahasa Yunani berarti “jari jemari”. Jika

kita menghitung jari jemari orang dewasa, akan ada sepuluh. Digital

adalah representasi dari keadaan bilangan yang terdiri dari angka 0 dan 1,

atau off dan on, karena nilai sepuluh tersebut terdiri dari dua radix, yaitu 1

dan 0. Sistem digital berfungsi sebagai basis data untuk setiap sistem

23
Muhammad Rofa’i Simorangkir, PERAN KELUARGA DALAM PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
DIGITAL ERA SOCIETY 5.0, n.d.

29
komputer. Ada juga istilah "bit", yang merupakan singkatan dari "digit

biner." Contoh media digital termasuk telepon /handphone (HP), asisten

digital pribadi (PDA), konsol permainan, netbook, laptop, dan komputer,

semua yang dapat diakses dengan koneksi internet.

Media sosial, salah satu jenis media online di era modern,

memungkinkan pengguna untuk bergabung dan menciptakan dunia mereka

sendiri. Seolah-olah masyarakat modern membutuhkan media sosial.

Nostalgia media sosial telah membius semua orang, dari anak-anak hingga

orang dewasa. Aplikasi seperti Facebook, Twitter, Blog, Vlog, YouTube,

Blackberry Messenger (BBM), WhatsApp (WA), Line, Skype, Instagram,

e-mail, dan lainnya telah berkembang menjadi platform komunikasi digital

yang sangat global.

b. Pengaruh Bagi Keluarga

Saat ini Indonesia sudah memasuki era digital, dalam banyak hal

hidup di dunia yang serba digital, hal ini tidak bisa dihindari karena

merupakan bagian dari perkembangan zaman. Era digital memiliki

karakteristik unik yang mempengaruhi seluruh umat manusia. Era digital

juga membawa segala macam perubahan baik dapat dijadikan pengaruh

positif semaksimal mungkin. Namun di saat yang sama, era digital juga

membawa banyak dampak negatif sehingga menjadi tantangan baru dalam

kehidupan di era digital. 24 Era digital telah memunculkan banyak

karakteristik perubahan perilaku, budaya, dan komunikasi manusia. Berikut

24
“Object - Era Digital Dan Tantangannya” (n.d.).

30
beberapa ciri-ciri yang ada di era digital saat ini. Pertama, publikasikan

banyak informasi. Di era digital, segala hal menjadi lebih mudah, seperti

berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda pulau atau jarak jauh,

mencari informasi lebih mudah, dan mencari hiburan.

Seiring dengan tersedianya teknologi, hal tersebut juga akan

memberikan dampak positif dan negatif bagi anak-anak. Dunia komunikasi

digital melalui Internet membuka gudang informasi dapat diakses oleh

banyak orang. Dengan informasi yang melimpah, masyarakat tentu akan

melakukan hal serupa sangat mudah untuk mencari informasi dari semua

pihak mengenai topik yang Anda inginkan. Kedua, ketergantungan terhadap

teknologi. Setiap orang selalu memegang dan mengutak-atik gadgetnya,

baik saat bangun tidur maupun sebelum tidur. Mungkin dalam situasi saat

ini Banyak orang yang memang membutuhkan gadget yang mengandalkan

layanan internet untuk membangun relasi dengan orang-orang di dunia ini.

Semakin sering Anda menggunakan gadget, semakin sedikit interaksi sosial

yang terjadi secara langsung. Internet adalah pilihan yang sangat mudah

jalinlah hubungan dengan orang-orang yang jauh atau belum pernah

bertemu langsung.25

Di era digital saat ini, banyak perubahan terjadi di masyarakat,

termasuk kehidupan keluarga, terutama dalam hal mengasuh dan mendidik

anak usia dini. Munculnya hasil teknologi digital menyebabkan perubahan

25
Isnanita Noviya Andriyani STAI Masjid Syuhada Yogyakarta, “PENDIDIKAN ANAK DALAM
KELUARGA DI ERA DIGITAL,” FIKROTUNA: Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam 7, no. 1 (2018).

31
ini. Teknologi digital seperti dua sisi mata uang: ada yang melihatnya

negatif, dan ada yang melihatnya positif. Tidak mungkin menghentikan atau

menghentikan kemajuan teknologi yang terjadi di era digital, di mana

produk-produk semakin canggih dan terus berinovasi untuk memanjakan

manusia, yang dilakukan oleh kaum kapitalis dan borjuis.

Era digital kini menjadi bagian dari kehidupan anak-anak. Ini

ditandai setiap aspek kehidupan seorang anak berubah. Era digital juga

memberikan dampak yang signifikan terhadap tumbuh kembang anak di

segala aspek. Oleh karena itu, penting untuk memandang anak usia dini

sebagai masa emas (golden period) agar dapat memanfaatkan peluang-

peluang bagi perkembangan anak secara menyeluruh, baik dari aspek fisik,

motorik, kognitif, bahasa, sosial, dan emosional.26 Salah satu hal yang

menjadi perhatian orang tua dan pendidik anak usia dini di era digital adalah

pentingnya mengenalkan nilai-nilai agama dan kearifan lokal guna

melindungi anak dari pengaruh global. Bermain merupakan metode dan

strategi yang dapat digunakan untuk menyaring dampak anak-anak di era

digital.

C. Tantangan Single Parent (Single Mother)

Teknologi semakin berkembang seiring berkembangnya zaman. Saat

ini, TV, komputer, tablet, dan smartphone adalah fitur yang familiar di rumah.

Gaya hidup telah dipengaruhi secara tidak langsung oleh kemajuan teknologi

26
Muhammad Akmal Fathurahim and Oji Kurniadi, “Komunikasi Keluarga Dalam Mendidik Anak
Di Era Digital,” Bandung Conference Series: Public Relations 2, no. 2 (July 29, 2022).

32
ke arah digital atau elektronik. Salah satu lembaga yang paling penting dalam

proses perkembangan anak adalah keluarga. 27 Anak-anak mendapatkan nilai-

nilai, aturan, dan pendidikan dalam keluarga yang sangat penting untuk

menghadapi lingkungannya. Orang tua bertanggung jawab untuk mengawasi

dan mengendalikan penggunaan teknologi anak-anak mereka, sehingga

membesarkan anak di era digital menjadi tantangan besar bagi orang tua.

Tantangan yang dihadapi para single mother dalam mengarungi

kehidupan nyata di era digital sangatlah banyak. Mulai dari kesulitan keuangan

hingga manajemen waktu, para perempuan ini seringkali dibebani dengan

tanggung jawab yang sangat berat. Salah satu tantangan utama yang dihadapi

para ibu tunggal adalah aspek finansial. Membesarkan anak-anak dengan

pendapatan tunggal bisa jadi sangat sulit, terutama dengan meningkatnya biaya

hidup. Dengan munculnya era digital, terdapat pengeluaran baru yang harus

dihadapi oleh ibu tunggal, seperti tagihan internet, gadget, dan langganan

online. Beban keuangan tambahan ini dapat membebani anggaran yang sudah

ketat.

Tantangan lain yang dihadapi para single mother di era digital adalah

manajemen waktu. Mengurus pekerjaan, pekerjaan rumah tangga, dan

mengasuh anak bisa menjadi tugas yang menakutkan. 28 Dengan gangguan yang

terus-menerus dari media sosial, belanja online, dan hiburan, ibu tunggal dapat

27
Marlina Marlina and Agus Prayitno, “Pola Asuh Orang Tua Singleparent Dalam Menumbuhkan
Kemandirian Anak,” EduBase : Journal of Basic Education 2, no. 1 (February 28, 2021): 30.
28
Agustiarini Eka Dheasari et al., Tantangan Orang Tua Dalam Mendidik Anak Di Era Digital 25, |
Al Athfal, vol. 3, 2022.

33
dengan mudah teralihkan dan kehilangan fokus pada tanggung jawab mereka.

Menemukan keseimbangan antara kehidupan digital dan kewajiban dalam

kehidupan nyata sangatlah penting bagi kesejahteraan mereka dan anak-anak

mereka.

Era digital juga membawa tantangan baru dalam hal mengasuh anak.

Dengan kemajuan teknologi, anak-anak dihadapkan pada dunia informasi dan

hiburan yang benar-benar baru. Seorang ibu mempunyai tanggung jawab

tambahan untuk memantau aktivitas online anak-anak mereka dan memastikan

keamanan mereka di ruang digital. Ini bisa menjadi tugas yang menakutkan,

terutama bagi mereka yang tidak paham teknologi. Ibu tunggal perlu mendidik

diri mereka sendiri tentang bahaya internet dan menetapkan batasan dan

pedoman yang jelas dalam penggunaan internet oleh anak-anak mereka.29

Kesepian dan keterasingan juga merupakan tantangan umum yang

dihadapi para ibu tunggal di era digital. Meskipun media sosial dan komunitas

online dapat memberikan rasa keterhubungan, namun juga dapat memperburuk

perasaan kesepian dan ketidakmampuan. Melihat keluarga lain digambarkan

secara positif di media sosial dapat membuat ibu tunggal merasa kehilangan

kehidupan keluarga tradisional. Penting bagi para ibu tunggal untuk mengingat

bahwa media sosial sering kali menyajikan versi realitas yang diidealkan dan

bahwa perjalanan mereka unik dan berharga.

29
Irfan Fauzi Rachmat and Sofia Hartati, LITERASI DIGITAL ORANG TUA ANAK USIA DINI, vol. 7,
2019.

34
Menjadi orang tua tunggal di era digital bisa menjadi tantangan

tersendiri. Berikut beberapa tantangan yang mungkin dihadapi orang tua

tunggal:30

a) Batasan waktu: Orang tua tunggal harus mengurus pekerjaan, rumah,

dan anak sendirian. Di era digital, orang tua tunggal juga harus

memperhatikan aktivitas online anaknya, seperti penggunaan media

sosial, game online, dan lain-lain. Hal ini dapat memakan banyak waktu

dan melelahkan bagi orang tua.

b) Pengetahuan teknis yang terbatas: Orang tua tunggal mungkin tidak

memiliki pengetahuan teknis yang cukup untuk memantau aktivitas

online anak-anak mereka. Hal ini dapat membuat orang tua merasa

khawatir dan tidak nyaman.

c) Kendala keuangan: Orang tua tunggal mungkin tidak mempunyai cukup

uang untuk membeli peralatan teknologi yang diperlukan untuk

memantau aktivitas online anak-anak mereka. Hal ini mungkin

membuat orang tua merasa dibatasi dalam memantau aktivitas online

anak mereka.

d) Dukungan sosial yang terbatas: Orang tua tunggal mungkin merasa

kesepian dan tidak memiliki dukungan sosial yang cukup untuk

30
Rico Alana Daniswara and Andhita Risko Faristiana, “TRANFORMASI PERAN DAN DINAMIKA
KELUARGA DI ERA DIGITAL MENJAGA KELUARGA DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0 TANTANGAN
DALAM PERUBAHAN SOSIAL,” JISPENDIORA: Jurnal Ilmu Sosial 2, no. 2 (2023),
https://doi.org/10.56910/jispendiora.v2i1.

35
mengatasi tantangan yang mereka hadapi. Di era digital, dukungan

sosial dapat diperoleh melalui grup atau forum online.

e) Pembatasan privasi: Orang tua tunggal mungkin merasa sulit

melindungi privasi diri mereka sendiri dan anak-anak mereka di era

digital. Hal ini dapat membuat orang tua merasa khawatir dan tidak

nyaman.

Perkembangan era digital yang semakin berkembang di dunia saat

ini tentunya mempengaruhi perkembangan psikologis anak, sehingga

keluarga merupakan benteng utama dalam memberikan pendidikan yang

baik agar terhindar dari dampak buruk yang ditimbulkan oleh

berkembangnya era digital. Untuk mendidik anak di era digital perlu

diterapkan pola asuh non-otoriter, karena anak tidak suka dipaksa, tapi

dibujuk, dan cenderung sendirian, tapi juga harus diawasi oleh orang tuanya.

D. Strategi Keluarga Single-Parent (Single Mother) di Era Digital

Anak-anak mulai belajar di keluarga mereka. Kehidupan sehari-hari

seorang anak, baik di sekolah, lingkungan, dan masyarakat, mencerminkan

kehidupan di rumah mereka. Anak meniru dengan sangat baik apa yang

dilihat dan dilakukan oleh orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua

bertanggung jawab atas semua tahapan perkembangan anak. Anak-anak

berada di rumah orang tua mereka, yang bertanggung jawab untuk menjaga,

merawat, melindungi, dan mendidik mereka agar mereka dapat tumbuh dan

36
berkembang dengan baik. Salah satu cara untuk membuat anak merasa aman

dan nyaman adalah dengan berkomunikasi dengan baik. 31

Orang tua dapat mengetahui aktivitas anak dan merasakannya

dengan berbicara secara bebas. Penting bagi orang tua untuk menyadari

bahwa pola asuh mempengaruhi cara orang berkomunikasi, berinteraksi,

dan lainnya. Biasanya terjalinnya komunikasi yang efektif akan

mendekatkan anak dan orang tua secara fisik dan emosional.32 Orang tua

dapat membangun kepercayaan pada anak mereka dengan keterbukaan

komunikasi sehingga anak-anak dapat menceritakan apa yang

diinginkannya dan apa yang dibencinya.

Namun, pola asuh orang sebenarnya menjadi lebih serba digital

seiring kemajuan teknologi. Selama mengawasi anak-anak mereka, orang

tua sering menggunakan ponsel pintar. Hal ini dilakukan oleh orang tua

untuk mencegah anak menangis dan mengganggu saat kedua orang tuanya

sibuk. Sebuah model pengasuhan yang sepenuhnya digital akan berdampak

baik maupun buruk pada anak. Hasilnya mulai terlihat pada anak-anak yang

kehilangan nilai sopan santun dan adab.

Anak cenderung menentang dan mengabaikan perintah orang tua.

Mereka juga tidak sopan dan santun kepada orang tua mereka. Ketika anak

bermain dengan gawai mereka, mereka akan meniru apa yang mereka lihat.

Hal inilah yang membuat masyarakat dan orang tua resah, menyebabkan

31
STRATEGI BERTAHAN HIDUP IBU TUNGGAL (SINGLE PARENT) SEBAGAI BURUH TANI DI DESA
TALANG JALI KECAMATAN KOTABUMI UTARA KABUPATEN LAMPUNG UTARA, n.d.
32
Eka Dheasari et al., Tantangan Orang Tua Dalam Mendidik Anak Di Era Digital 25, vol. 3, p. .

37
hilangnya nilai luhur dan sikap sosial yang baik. Untuk mencegah hal-hal

seperti itu terjadi, peran orang tua sangatlah penting.33

Menjauhkan anak dari internet bukanlah pendekatan yang terbaik

karena saat ini, apalagi di masa pandemi ini, semua aktivitas dilakukan dari

jarak jauh dan membutuhkan alat-alat teknologi. Di era digital ini, orang tua

perlu mendidik anaknya untuk selalu mengupdate pengetahuannya tentang

teknologi atau literasi digital agar tidak ketinggalan informasi. Orang tua

harus mampu memahami berbagai aplikasi, membimbing anak dalam

memainkannya dengan baik, dan mengawasi penggunaan media informasi

tersebut agar tidak tersesat. Selain itu, orang tua juga harus

mempertimbangkan untuk memperhatikan keterbatasan situs web yang

dapat diakses dan mengajari anak-anak mereka untuk menjadikan ditetori

atau mesin pencari (search engine) yang dirancang khusus untuk mereka

sebagai situs web yang harus mereka buka saat pertama kali terhubung ke

internet.

Menjadi orang tua tunggal di era digital bisa menjadi tantangan

besar. Namun, ada beberapa strategi yang dapat membantu keluarga orang

tua tunggal menghadapi kenyataan hidup di era digital. Berikut beberapa

strategi yang dapat membantu keluarga dengan orang tua tunggal: 34

33
Rezki Nur, POLA ASUH ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT) DALAM MENANAMKAN NILAI-
NILAI SOSIAL ANAK DI DESA BONGKI LENGKESE KECAMATAN SINJAI TIMUR KABUPATEN SINJAI,
n.d.
34
Ahmad Sultra Rustan and Muhammad Qadaruddin, PENGARUH ORANG TUA TUNGGAL
TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP ANAK DI DESA BONE-BONE KECAMATAN BARAKA KABUPATEN
ENREKANG, n.d.

38
a) Terlibat secara aktif: Orang tua perlu terlibat aktif dalam

kehidupan digital anak-anak mereka. Hal ini dapat membantu

orang tua memahami apa yang dilakukan anak-anak mereka dan

membantu mereka membangun kepercayaan diri dalam

menggunakan teknologi.

b) Jalin komunikasi: Orang tua perlu menjalin komunikasi yang baik

dengan anak. Hal ini dapat membantu orang tua memahami

kebutuhan anak dan membantu anak merasa lebih nyaman

membicarakan masalah yang dihadapinya.

c) Batasi waktu pemakaian perangkat: Orang tua perlu membatasi

waktu pemakaian perangkat anak-anak mereka. Terlalu banyak

screen time dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan

mental anak.

d) Mengajarkan etika digital: Orang tua harus mengajarkan anak-

anak mereka tentang etika digital karena ini dapat membantu

mereka memahami bagaimana menggunakan teknologi dan

internet secara etis.

e) Mencari dukungan: Orang tua harus mencari dukungan dari

teman, keluarga, atau komunitas mereka. Ini dapat membuat

mereka tenang dan mendapatkan dukungan saat menghadapi

kesulitan.

Di era teknologi digital saat ini, peran keluarga sangat berpengaruh

terhadap perkembangan anak karena mereka harus mengikuti dan

39
menggunakan kecanggihan teknologi saat ini, seperti menggunakan telepon

pintar, laptop, dan gadget lainnya. Orang tua harus benar-benar mengawasi

dan membimbing anak, dan komunikasi dan komunikasi harus sesuai

dengan kebutuhan anak, misalnya jika mereka berada di bawah pengawasan

orang tua.

40
BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambarang Umum Tentang Kecamatan Panceng

Kecamatan Panceng terletak di bagian paling barat Kabupaten

Gresik dan berbatasan langsung dengan Lamongan. Bagian utara

menghadap ke Laut Jawa. Sebelah barat, berbatasan dengan Kecamatan

Paciran, Kabupaten Lamongan. Sebelah selatan berbatasan dengan

kecamatan Solokuro, Lamongan, Dukun, dan Sidayu, Gresik. Selain itu, di

sebelah timur terdapat perbatasan dengan Kecamatan Ujung Pangkah di

Kabupaten Gresik. 35

Kecamatan Panceng terdiri dari 14 desa, beberapa di antaranya

memiliki beberapa dusun. Nama-nama desa dan dusunnya adalah sebagai

berikut: Desa Doudo, Wotan, Petung, Sukodono, Serah, dan Surowiti

memiliki tiga dusun. Desa Sumurber, Ketanen, memiliki dua dusun: Dusun

Lemahireng dan Dusun Sono. Desa Pantenan, Desa Siwalan, memiliki tiga

dusun: Dusun Bejan, Dusun Solodingin, dan Dusun Siwalan. Desa Prupuh,

memiliki satu dusun: Dusun Sebero. Desa Dalegan, memiliki tiga dusun:

Dusun Mulyorejo (Dusun Belut). Dusun wonorejo, dan dusun larangan.

Desa banyutengah, desa campurejo, (desa camplung) memiliki dua dusun:

dusun rejodadi, dusun karang tumpuk.36

35
“Panceng, Gresik,” accessed December 14, 2023,
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Panceng,_Gresik.
36
“Kecamatan Panceng - Desa SIAP,” accessed January 18, 2024,
https://desasiap.gresikkab.go.id/data-panceng/.

41
Kecamatan Panceng memiliki banyak potensi, baik di laut maupun

di darat. Garis pantai yang panjang menjadikannya pusat nelayan dan

penangkapan ikan di seluruh Kabupaten Gresik. Kecamatan Panceng

memiliki banyak potensi karena sebagian besar tanahnya berkapur karena

berada di jalur Pegunungan Kapur Utara. Hal ini menjadikan tanah di

Kecamatan Panceng ideal untuk ditanami tanaman yang tidak

membutuhkan banyak udara, seperti jati dan siwalan. Di sisi lain, jenis

tanah yang ada juga termasuk tanah lempung, tanah merah di wilayah

Timur, tanah aluvial (khususnya di tepi Sungai Bengawan Solo).

Dua lokasi wisata utama di Kabupaten Gresik berada di Kecamatan

Panceng: Pantai Wisata Dalegan, disebut juga Pantai Pasir Putih, terletak di

Desa Dalegan Petilasan Sunan Kalijaga, yang terletak di Dusun Gampeng

Desa Surowiti. Selain kedua tempat wisata tersebut, Kecamatan Panceng

juga memiliki hutan jati yang tersebar dari Wotan hingga Desa Prupuh,

kawasan perkebunan mangga Galasari, pasar sapi di Dusun Panceng, dan

perbukitan kapur yang sering digunakan sebagai tempat berkemah dan

'outbound'.

Di Kecamatan Panceng terdapat potensi untuk mengembangkan

industri makanan dan minuman, karena Kecamatan Panceng memiliki

produk unggulan seperti air legen/nira dan siwalan/ental yang sebagian

besar diproduksi di Dusun Larangan. Selain itu, terdapat potensi untuk

42
mengembangkan industri mebel dan pengolahan kayu, yang keduanya

mudah diakses di daerah ini. 37

Gambar 1
“Peta Kecamatan Panceng”
Dibawah ini susunan organisasi Kecamatan Panceng sebagai berikut:38
No Nama NIP Pangkat Golongan Jabatan

1 Drs. NURUL MUCHID, M.Si 197103291989101001 Pembina IV/A Camat

2 YONO, S.TP., M.Agr 19750813 200112 1 004 Penata Tk. I III/D Sekretaris

Kepala Subbagian Umum


3 MUBAROK, S.E. 19680111 199003 1 007 Penata Tk. I III/D
dan Kepegawaian

Kepala Subbagian
4 SUAEB, S.H. 19660925 198603 1 007 Penata III/C Keuangan, Program dan
Pelaporan

5 MUSOLIKHIN, S.E. 19690706 199202 1 002 Penata Tk. I III/D Kepala Seksi Pemerintahan

Kepala Seksi Ketentraman


6 HAZIN, S.Pd. 19660523 199303 1 011 Pembina IV/A
dan Ketertiban Umum

7 Dra. MISRIAH 19680501 200801 2 016 Penata Tk. I III/D Kepala Seksi Ekonomi

8 NUR IKHWANTO, S.E. - - - Kepala Seksi Pembangunan

YULIS FARIDAH ARIANI, Kepala Kesejahteraan


9 19780720 200901 2 001 Penata Tk. I III/D
S.P. Rakyat

37
“Panceng, Gresik.”
38
“Pemerintah Kabupaten Gresik,” accessed January 18, 2024,
https://www.gresikkab.go.id/profil/kecamatan-panceng.

43
Gambar 2
“Bagan Organisasi Kecamatan Panceng”

Potensi Alam

Kecamatan Panceng memiliki banyak potensi, baik di laut maupun

di darat. Garis pantai yang panjang menjadikannya pusat nelayan dan

penangkapan ikan di seluruh Kabupaten Gresik. Karena termasuk dalam

jalur Pegunungan Kapur Utara, Kecamatan Panceng memiliki jenis tanah

yang sebagian besar berkapur. Oleh karena itu, tanah di Kecamatan Panceng

cocok untuk ditanami tanaman yang tidak membutuhkan banyak udara,

seperti jati dan siwalan. Di beberapa lokasi, jenis tanah yang tersedia juga

termasuk tanah aluvial (terutama di tepi Sungai Bengawan Solo), tanah

lempung (di wilayah Timur), dan tanah merah.

44
Potensi Wisata

Dua lokasi wisata utama di Kabupaten Gresik berada di Kecamatan

Panceng: Pantai Wisata Dalegan, juga disebut Pantai Pasir Putih di Desa

Dalegan, Di Dusun Gampeng Desa Surowiti, ada makam Sunan Kalijaga.

Selain kedua tempat wisata tersebut, Kecamatan Panceng juga memiliki

hutan jati yang tersebar dari Wotan hingga Desa Prupuh, kawasan

perkebunan mangga Galasari, pasar sapi di Dusun Panceng, dan perbukitan

kapur yang sering digunakan sebagai tempat berkemah dan 'outbound'.

Potensi Industri

Dengan pupuk dolomit dan mebel serta pengolahan kayu yang

mudah diakses di Kecamatan Panceng, terdapat potensi untuk

mengembangkan industri makanan dan minuman. Kecamatan Panceng

memiliki produk unggulan seperti air legen/nira dan siwalan/ental, yang

sebagian besar diproduksi di Dusun Larangan.

B. Deskripsi Responden Single Parent

Pada penelitian ini jumlah responden sebanyak lima orang, dimana

dalam menentukan responden digunakan teknik purposive sampling yang

dipilih secara sengaja dan berdasarkan kriteria yaitu berstatus di Kecamatan

Panceng dan berstatus single parent. Untuk menjaga kerahasiaan responden,

maka peneliti menggunakan inisial nama yang akan digunakan dalam

penulisan ini. Deskripsi lima responden disajikan dalam tabel sebagai

berikut:

45
No. Nama Usia Sekarang Waktu Menjanda Alamat Pekerjaan Jumlah

Anak

1. M 34 Cerai mati (2014) Wotan/Guru tk 1

2. M 32 Cerai hidup (2019) Dalegan/Pedagang 2

3. I 35 Cerai mati (2015) Wotan/Karyawati 3

Pabrik

4. S 34 Cerai hidup (2017) Doudo/Guru SD 2

5. R 37 Cerai hidup (2020) Ketanen/Pedagang 1

Menjadi orang tua tunggal dalam sebuah keluarga tentu bukan hal

yang mudah, apalagi Bagi para ibu yang terpaksa mengasuh anaknya

sendirian akibat perpisahan Suaminya atau suaminya meninggal. jadi itu

sebabnya Membesarkan anak membutuhkan banyak usaha Memenuhi

kebutuhan hidup keluarga. Apa yang menjadi beban lebih berat bagi

seseorang Keluarga orang tua tunggal adalah perspektif dari daerah yang

sering terpinggirkan Dampaknya terhadap kehidupan dan pertumbuhan

anak.

Pada dasarnya pernikahan mempunyai tujuan yang indah, yaitu

mewujudkan keluarga yang rukun, damai dan bahagia. Namun, untuk semua

tujuan Tanpa keharmonisan spiritual di antara mereka, hal baik ini tidak

dapat dicapai atau diwujudkan. Oleh karena itu, tentunya harus ada

hubungan timbal balik antar pasangan agar tercapainya tujuan sebuah

keluarga bersama. Pasangan suami istri kadang harus menghadapi

permasalahan dalam kehidupan berumah tangganya. Ada banyak penyebab

46
terjadinya permasalahan keluarga, antara lain faktor ekonomi, psikis,

biologis, perbedaan pandangan hidup, dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut

akan berujung pada krisis keluarga dan akhirnya perceraian sehingga

mengubah status seseorang. Sebagai orang tua tunggal.

Ada beberapa masalah yang timbul dikarenakan kematian pasangan,

penulis melihat bahwa penyebab single parent bukan hanya perceraian tapi

dikarenakan kematian pasangan juga.

1. Perceraian

Pasal 28 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 mengandung

kata “perceraian”, dengan ketentuan yang bersifat fakultatif,

“Perkawinan keputusan sebab kematian, perceraian, dan atas

keputusan pengadilan.” Perceraian merupakan suatu peristiwa dimana

dua pihak resmi berpisah Suami dan istri, mereka memutuskan untuk

tidak memenuhi tugasnya, dan Tugas sebagai pasangan. Mereka tidak

lagi tinggal bersama dan serumah; Karena tidak ada ikatan formal.

Mereka yang telah bercerai tetapi belum bercerai anak, maka

perpisahan tersebut tidak akan menimbulkan dampak traumatis bagi

anak. Namun tentu saja orang yang sudah mempunyai anak akan

bercerai Menyebabkan masalah psikologis dan emosional pada anak.

Di sisi lain, anak-anak Anak yang lahir dari pasangan suami istri yang

tinggal bersama akan digolongkan sebagai perbuatan melawan hukum

Salah satu orang tua, apakah mengikuti ayah atau ibu.

47
Secara umum, perceraian terjadi dikarenakan banyak faktor

tertentu sehingga mendorong suami-istri untuk bercerai. Ada beberapa

faktor yang melatarbelakangi terjadinya perceraian yaitu: faktor

ekonomi, pertengkaran (perselisihan), kekerasan dalam rumah tangga,

perselingkuhan dan masih banyak faktor lainnya. Di kecamatan

Panceng sendiri terjadi perceraian karena faktor ekonomi,

2. Kematian

Salah satu alasan seorang wanita menjadi single mother

adalah kematian pasangannya. Kondisi kematian adalah salah satu

yang sangat mungkin terjadi dalam kehidupan manusia. Manusia

tidak dapat mengendalikan kematian tersebut. Dengan demikian,

diharapkan setiap anggota keluarga memiliki kemampuan untuk

mempersiapkan diri dan beradaptasi dengan situasi tersebut.

C. Pola Asuh Orang Tua Di Kecamatan Panceng Dalam Era Digital

Keluarga merupakan fondasi awal tumbuh kembang anak Hal ini

akan membentuk kepribadiannya. Keluarga memberikan landasan bagi

tumbuh kembang seorang anak sebelum anak tersebut dikenalkan dengan

lingkungan lain. Oleh karena itu, keluarga merupakan pelopor pembentukan

kepribadian anak, dan orang tua merupakan guru utama pada tahun-tahun

pertama kehidupan seorang anak. Sebab, orang tua adalah “role model” bagi

anak-anaknya. Akan lebih baik jika kebutuhan anak diperhatikan dan

48
kesejahteraannya selama tumbuh kembangnya diperhatikan. 39 Berdasarkan

Kesejahteraan anak mengacu pada terwujudnya seluruh hak dan kebutuhan

hidup anak-anak. ketika anak itu berada di negara bagian Kesejahteraan

merupakan simbol penting kemajuan Indonesia Mencapai Tujuan

Pembangunan Berkelanjutan.

Banyak gaya pengasuhan anak dipengaruhi oleh ide dan konsep

Pengalaman orang tua dengan gaya pengasuhan. Secara umum, Baumrind

menjelaskan dalam Santrock ada tiga gaya Membesarkan anak, yaitu:40

1. Pola asuh otoriter gaya pengasuhan inilah yang menentukan Pola

asuh seperti ini menetapkan aturan atau sikap yang tidak dapat

ditantang dan harus diikuti dengan ketat. Beginilah cara anak-

anak tumbuh dewasa Cenderung tidak terbuka pada orang tua,

lebih berpikiran tertutup, tidak setuju Prosedur, pengecut dan

akibatnya kurangnya inisiatif. Oleh karena itu, para orang tua

Membuat tuntutan yang tidak sesuai dengan keinginan anak suatu

tindakan dalam hidupnya

2. Model pola asuh demokratis atau otoritatif Jenis pendidikan ini

memaksa anak untuk menjadi diri mereka sendiri dan mendorong

mereka untuk menjadi diri mereka sendiri Belajar sendiri, tapi

orang tua tetap punya kendali terhadap anaknya. Metode

pengasuhan yang paling cocok adalah metode pengasuhan yang

39
Aslan Institut et al., “Peran Pola Asuh Orangtua Di Era Digital,” Jurnal Studia Insania 7, no. 1
(2019): 20–34.
40
Rizka Fibria Nugrahani and Wulan Charisma Fitri, Pola Asuh Orangtua Single Parents,
PSIKODINAMIKA : JURNAL LITERASI PSIKOLOGI, vol. 3, 2023.

49
dapat mencapai keselarasan antara persetujuan orang tua dan

keinginan anak untuk bertindak. Anak-anak mengambil inisiatif

dan bekerja sama dengan para orang tua, karena pola asuh

otoritatif memerlukan komunikasi yang terbuka dan jujur dengan

orang tua mereka. Tentu saja hal ini dapat meningkatkan

hubungan positif antar orang tua dan anak-anak.

3. Pola asuh permisif pola asuh ini berarti mengasuh tidak memberi

tekanan apa pun pada anak. anak-anak Berharap untuk melakukan

segalanya tanpa orang tua dengan gaya mengasuh anak ini

menuntut mereka. Karena pola asuh soft parent ini mengharuskan

anak untuk melakukan apa saja, maka anak akan terbiasa untuk

mengikuti pilihan apa pun yang diambilnya, dan dalam hal ini

anak akan berpikiran sempit. Anak-anak tidak belajar aturan-

aturan sosial dari orang tuanya karena mereka bebas melakukan

apa pun yang mereka inginkan. Akibatnya, anak dikondisikan

untuk melanggar norma-norma sosial.

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa responden ada 5

jawaban responden terkait pola asuh anak dalam era digital.

1) Ibu M (Masruro)41 single mother dari 1 anak usia 13 tahun.

“Pertanyaan pertama” Apa tantangan utama yang Anda hadapi

dalam pengasuhan anak ibu di era digital sekarang? Sebagai orang

tua tunggal di era digital, tantangan terbesar saya adalah menghadapi

41
ibu Masruro, Wawancara (2023).

50
dunia maya yang dinamis dan terus berkembang. Saya merasa sulit

untuk selalu mengetahui apa yang diakses anak-anak saya secara

online, terutama ketika mereka menjadi lebih mandiri dalam

menggunakan teknologi. “Pertanyaan kedua” Bagaimana Anda

berusaha menghadapi tantangan tersebut? ibu Masruro: saya tetap

memantau anak dan berusaha untuk selalu terhubung dengan anak

saya. Dengan cara saya mendengarkan cerita mereka, dan

menciptakan ruang untuk berdiskusi secara terbuka. Bersama sama

membuat kesepakatan tentang penggunaan perangkat digital dalam

aktivitas sehari harinya. Saya memberikan batas waktu penggunaan

perangkat seluler guna mencegah kecanduan perangkat digital

dalam dunia anak. “Pertanyaan ketiga” Bagaimana Anda mengatasi

tantangan finansial dalam era digital.?

2) Ibu Maya42 responden 2 dengan memiliki dua anak. “Pertanyaan

pertama” Apa tantangan utama yang Anda hadapi dalam pengasuhan

anak di era digital.? Jawab: tantangan utama yang saya hadapi

adalah dalam pengawasan anak anak ketika bermain gadget di luar.

Anak saya sering bermain game sehingga lupa dengan jam belajar

dan lupa segala waktu. “Pertanyaan kedua” Bagaimana Anda

mengatasi tantangan tersebut.? Jawab: saya selalu mengingatkan

dan berusaha terus aktif mengawasi seperti ketika kami menyepakati

bersama penggunaan gadget, bermain game online, dan membatasi

42
ibu Maya, Wawancara (2023).

51
waktu jam keluar. Namun tetap sulit dikarenakan mereka

mempunyai tugas sekolah dan teman-teman online. “Pertanyaan

ketiga” Bagaimana Anda mengatasi tantangan finansial dalam era

digital.? Jawab: Setelah saya berpisah dengan suami saya, tidak ada

lagi pemasukan guna membiayai anak-anak. Saya mempergunakan

uang sepeninggal suami saya, kemudian saya berniat berjualan di

pasar dan semakin majunya digital di era sekarang saya juga

memakai cara berjualan online. Guna melanjutkan kehidupan dan

mencukupi kebutuhan anak-anak saya.

3) Ibu Indah43 responden 3 yang memiliki tiga anak. “Pertanyaan

pertama” Apakah tantangan utama yang Anda hadapi dalam

mengasuh anak di era digital.? Jawab: Tantangan yang saya hadapi

dalam pengasuhan di era digital sekarang mencoba memahami anak-

anak dalam memahami dan mendapatkan manfaat positif dari

teknologi dan penggunaannya agar tidak berlebihan. Saya merasa

sangat sulit mengontrol apa yang di akses di internet. “Pertanyaan

kedua” Bagaimana Anda mengatasi tantangan tersebut.? Jawab:

Saya memiliki aturan tersendiri untuk mengatasi tantangan yang

saya hadapi dimana saya selalu membatasi jangkauan anak-anak

saya keluar guna tidak terpengaruh hal negatif. Namun meskipun

demikian masih merasa sulit dalam menerapkan karena anak lebih

memahami teknologi daripada saya. “Pertanyaan ketiga”

43
ibu indah, Wawancara (2023).

52
Bagaimana Anda mengatasi masalah finansial dalam era digital.?

Jawab: Tantangan keuangan memaksa saya untuk menemukan

solusi kreatif. Saya mencari perangkat yang menyediakan akses

terjangkau dan mengoptimalkan penggunaan paket data untuk

efisiensi yang lebih besar. Hal ini memerlukan penyesuaian dan

terkadang berarti memprioritaskan kebutuhan dasar, namun saya

yakin anak-anak memahami keterbatasannya.

4) Ibu Siti44 responden dengan memiliki 2 anak. Hasil wawancara

dengan ibu Siti: “Pertanyaan pertama” Apakah tantangan utama

yang Anda hadapi dalam pengasuhan di era digital.? Jawab:

Mengelola teknologi memang sebuah tantangan. Saya berusaha

memberikan kebebasan kepada anak-anak saya untuk belajar dan

bersosialisasi secara online, namun di saat yang sama saya harus

melindungi mereka dari risiko yang ada di dunia maya. Hal ini

memerlukan pemantauan terus menerus. “Pertanyaan kedua”

Bagaimana Anda mengatasi tantangan tersebut.? Saya selalu

menjaga dialog terbuka dengan anak-anak saya tentang penggunaan

teknologi. Bersama-sama kita menetapkan aturan dan batasan yang

masuk akal. Anak-anak dilibatkan dalam keputusan ini. Saya ingin

anak-anak terlibat aktif dalam keputusan sehari-hari, termasuk soal

teknologi. Mereka memiliki suara dalam menentukan waktu

penggunaan layanan online dan batasan screen time. “Pertanyaan

44
ibu siti, Wawancara (2023).

53
ketiga” Bagaimana Anda mengatasi masalah finansial terkait akses

teknologi anak dalam era digital.? Jawab: Meskipun terbatas, saya

berusaha menyediakan perangkat dan koneksi internet. Anak-anak

mengakui keterbatasan ini dan membantu memprioritaskan

kebutuhan yang paling penting. Ini mengajarkan mereka tentang

nilai uang.

5) Ibu Rahmah45 adalah seorang ibu tunggal dari seorang putri berusia

11 tahun. Hasil Wawancara yang dilakukan: “pertanyaan pertama”

Apakah tantangan utama Anda yang Anda hadapi dalam pengasuhan

di era digital.? Saya selalu melibatkan anak saya kami bersama sama

membuat aturan dan batasan terkait penggunaan teknologi. Saya

ingin anak saya mempunyai tanggung jawab sendiri terhadap

keputusan yang di ambil. Jawab: “Pertanyaan kedua” Bagaimana

Anda mengatasi tantangan tersebut,? Jawab: Saya berdiskusi dengan

anak saya guna membatasi waktu dalam penggunaan teknologi dan

menggunakan internet dengan aman saya percaya dalam keputusan

ini melibatkan anak membantu mereka memahami konsekuensi dari

tindakan mereka. “Pertanyaan ketiga” Bagaimana Anda mengatasi

masalah finansial terkait akses teknologi anak dalam era digital.?

Jawab: Saya tetap menyediakan fasilitas internet meskipun terbatas.

Anak-anak memahami kondisi finansial dan kami bersama-sama

mencari solusi yang terbaik.

45
ibu Rahmah, Wawancara (2023).

54
Pola mengasuh anak menjadi salah satu hal yang paling penting

dalam perkembangan anak, terutama di era digital seperti sekarang. Di

Kecamatan Panceng, banyak orang tua yang harus menjalani peran ganda

sebagai orang tua tunggal. Hal ini tentu menimbulkan tantangan tersendiri

dalam pola pengasuhan anak di era digital. Sebagai seorang single parent di

era digital, penting untuk memahami bagaimana teknologi mempengaruhi

perkembangan anak.46 Ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan,

seperti penggunaan gadget, akses internet, serta paparan informasi yang

diterima oleh anak. Oleh karena itu, pola pengasuhan orang tua tunggal di

Kecamatan Panceng perlu disesuaikan dengan perkembangan teknologi saat

ini.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah pengawasan terhadap

penggunaan gadget. Di era digital, anak-anak cenderung lebih banyak

menghabiskan waktu di depan layar gadget. Sebagai orang tua tunggal di

Kecamatan Panceng, penting untuk membatasi waktu anak menggunakan

gadget serta memastikan konten yang mereka akses sesuai dengan usia dan

kebutuhan perkembangan mereka. Selain itu, akses internet juga menjadi

hal yang perlu diperhatikan. Orang tua tunggal perlu memastikan bahwa

anak-anak mendapatkan akses internet yang aman dan terkontrol. Ini bisa

dilakukan dengan memasang filter atau akses terhubung ke jaringan internet

46
“View of POLA ASUH YANG EFEKTIF UNTUK MENDIDIK ANAK DI ERA DIGITAL,” accessed
December 14, 2023, https://jurnal.unikastpaulus.ac.id/index.php/jpkm/article/view/166/135.

55
di rumah. Selain itu, penting juga untuk memberikan pemahaman kepada

anak mengenai pentingnya menggunakan internet secara bijak dan aman.

Paparan informasi juga menjadi perhatian dalam pola asuh orang tua

tunggal di era digital. Anak-anak rentan terhadap berbagai informasi yang

dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku mereka. Oleh karena itu,

penting bagi orang tua tunggal di Kecamatan Panceng untuk memastikan

bahwa anak-anak mendapatkan paparan informasi yang positif dan

mendidik. Hal ini dapat dilakukan dengan menggabungkan konten yang

mereka akses serta memberikan pemahaman mengenai bagaimana cara

menyaring informasi yang diterima.

Selain faktor-faktor di atas, komunikasi juga menjadi kunci dalam

pola asuh orang tua single parent di era digital. Meskipun kesibukan

menjadi orang tua tunggal mungkin membuat waktu menjadi terbatas, tetapi

mewujudkan komunikasi yang baik dengan anak tetaplah penting. Dengan

berkomunikasi, orang tua dapat memahami lebih lanjut mengenai

kebutuhan dan perkembangan anak, serta memberikan arahan yang tepat

mengenai penggunaan teknologi. Pola asuh orang tua single parent di

Kecamatan Panceng dalam era digital memang memiliki tantangan

tersendiri.

Tantangan pola asuh bagi orang tua tunggal di Kecamatan Panceng,

seperti di berbagai wilayah lainnya, semakin kompleks di era digital ini.

Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, orang tua tunggal

diharapkan mampu menghadapi tantangan baru dalam mendidik anak-anak

56
mereka. Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah pengelolaan

waktu. Orang tua single parent seringkali harus mengurus segala urusan

rumah tangga, pekerjaan, dan juga mendidik anak-anak tanpa bantuan dari

pasangan. Di era digital, anak-anak cenderung lebih banyak menghabiskan

waktu di depan layar gadget, sehingga mengatur waktu layar menjadi

tantangan nyata bagi orang tua.

Selain itu, orang tua tunggal juga perlu memastikan bahwa anak-

anak mereka mendapatkan pendidikan yang seimbang antara kehidupan

nyata dan kehidupan digital. Dengan begitu banyaknya informasi dan

konten yang tersedia di internet, orang tua perlu lebih memusatkan perhatian

pada apa yang diakses oleh anak-anak mereka agar mereka tidak terpapar

konten yang tidak sesuai dengan usia mereka. Keterbatasan finansial juga

menjadi tantangan lain bagi orang tua tunggal. Di era digital, kebutuhan

akan gadget, akses internet, dan berbagai teknologi lainnya menjadi

semakin penting dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua tunggal perlu

mengelola keuangan mereka dengan bijak agar dapat memenuhi kebutuhan

teknologi anak-anak mereka tanpa mengorbankan kebutuhan pokok

lainnya.

Tidak hanya itu, orang tua tunggal juga menghadapi tantangan

dalam membangun hubungan yang sehat dengan anak-anak mereka di

tengah kesibukan dan tekanan kehidupan sehari-hari. Diperlukan

keseimbangan antara memberikan perhatian kepada anak-anak dan

memenuhi tuntutan pekerjaan serta tanggung jawab lainnya. Untuk

57
mengatasi tantangan-tantangan ini, orang tua single parent di Kecamatan

Panceng perlu mendapatkan dukungan dan sumber daya yang memadai.

Pemerintah setempat dapat memberikan program-program pendidikan dan

pelatihan bagi orang tua tunggal tentang pengelolaan waktu, pendidikan

digital untuk anak-anak, serta manajemen keuangan.

Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan

masyarakat juga sangat penting dalam memberikan dukungan kepada orang

tua tunggal. Program-program komunitas yang memberikan kesempatan

bagi orang tua single parent untuk saling bertukar pengalaman dan

dukungan sangat diperlukan. Di era digital ini, tantangan pola asuh bagi

orang tua tunggal di Kecamatan Panceng memang semakin kompleks.

Namun, dengan dukungan yang tepat dan pengetahuan yang memadai,

orang tua single parent dapat menghadapi tantangan ini dengan lebih baik

dan memberikan pendidikan yang seimbang.

58
BAB IV
ANALISIS POLA ASUH ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT
DI KECAMATAN PANCENG

A. Interpretasi Hasil

1. Tantangan yang paling dominan di kecamatan Panceng


Dari hasil penelitian dan observasi yang dilakukan penulis terdapat

single mother yang berjumlah 15 orang. Namun dalam penulisan ini ada 5

responden yang sesuai dengan penelitian ini dengan di wawancarai secara

langsung guna mendapatkan jawaban dari penelitian ini. Penelitian ini

sangat terbatas dikarenakan dari beberapa single mother yang ada hanya

beberapa yang memenuhi kriteria dimana penulis memilih single mother

yang masih memiliki anak usia 10-15 tahun. Dikarenakan menurut hemat

penulis pada masa usia tersebut anak masih membutuhkan bimbingan

arahan dan didikan secara penuh terutaman dari pengawasan orang tua

dalam era digital ini.

Dari hasil wawancara dengan 5 (lima) responden penulis

mendapatkan jawaban terkait beberapa tantangan yang dihadapi oleh single

parent (mother) dalam penerapan pengasuhan terhadap anak asuh. Berikut

hasil jawaban tantangan pengasuhan single mother dalam era digital:

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa responden ada 5

jawaban responden terkait pola asuh anak dalam era digital.

1. Responden “M” Ibu Masruro, seorang single mother dari 1 anak berusia

13 tahun. Tinggal di Wotan, menghadapi banyak tantangan dalam

59
membesarkan anak-anaknya, apalagi era digital semakin mendominasi

kehidupan sehari-hari. Perceraian ibu masruro memaksa beliau untuk

menyesuaikan gaya pengasuhan dengan perkembangan zaman. Salah

satu tantangan besar yang dihadapi adalah memastikan bahwa anak-

anak terus menerima pendidikan yang baik meskipun teknologi sedang

berkembang. Mereka tumbuh di era digital, dimana perangkat pintar dan

Internet telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.

Sebagai seorang ibu tunggal, ibu Masruro menyadari harus mengontrol

dan mengatur waktu pemakaian perangkat anak-anak. Memberikan

akses seimbang antara pembelajaran daring, hiburan, dan aktivitas fisik

menjadi prioritas. Hal ini tidak hanya merupakan tantangan praktis,

namun juga melibatkan pemantauan konten online untuk memastikan

konten tersebut bebas dari materi yang tidak pantas. Tantangan

keuangan juga muncul dalam menyediakan peralatan dan akses internet

yang dibutuhkan anak-anak untuk pendidikan dan aktivitas online.

Meski dengan anggaran terbatas, ibu masruro harus memastikan hal ini

tetap menjadi prioritas. Membeli peralatan yang efisien dan mencari

alternatif yang lebih terjangkau menjadi bagian dari strategi.

Selain itu, ibu masruro juga aktif terlibat dalam pendidikan digital anak-

anak. Ibu masruro bekerja bersama mereka untuk mempelajari cara

menggunakan internet dengan aman, mengidentifikasi sumber

informasi yang dapat dipercaya, dan memahami dampak positif dan

negatif media sosial. Ibu masruro percaya bahwa memberikan

60
pemahaman ini adalah kunci dalam membesarkan anak-anak di era

digital. Untuk mencari dukungan, ibu masruro bergabung dengan

kelompok komunitas ibu tunggal di Kecamatan Panceng Melalui

platform online, kami berbagi pengalaman, memberikan dukungan

moral, dan saling memberi nasihat tentang cara menavigasi tantangan

mengasuh anak di era digital.

2. Responden ibu Maya, seorang single parent dengan putra berusia 14

tahun dan putri berusia 10 tahun. Tinggal di daerah Dalegan, ibu maya

menyadari bahwa gaya pengasuhan tidak selalu sesuai dengan gaya

pengasuhan yang sering dibicarakan yaitu toleransi, demokrasi,

otoritarianisme, dll. Hal ini membawa banyak tantangan, terutama

dalam konteks era digital saat ini.

Awalnya saya cenderung memilih pola asuh yang lebih permisif. Saya

ingin anak saya mempunyai kebebasan untuk menjelajahi dunia digital

dan mengejar minatnya. Namun, tantangan muncul ketika saya

menyadari bahwa kebebasan ini sering kali dipandang sebagai peluang

untuk mengakses game sehingga menyebabkan kecanduan. Saya merasa

perlu menghadapi kemungkinan dampak negatifnya. Di sisi lain, saya

juga mencoba menerapkan gaya pengasuhan yang demokratis dan

melibatkan anak-anak saya dalam pengambilan keputusan sehari-hari.

Namun dalam konteks era digital, hal ini menghadirkan tantangan baru,

karena terkadang anak-anak saya sulit memahami batasan-batasan yang

61
perlu ditegakkan. Saya merasakan perlunya panduan yang lebih tegas

mengenai penggunaan perangkat digital.

Pada saat yang sama, saya menyadari bahwa dalam beberapa kasus,

gaya pengasuhan otoriter tidak memberikan solusi yang baik.

Menetapkan aturan yang ketat terkadang membuat anak saya semakin

tertutup dan tidak kooperatif. Saya ingin memiliki hubungan yang baik

dan terbuka dengannya, namun gaya pengasuhan ini membuatnya

merasa dibatasi.

Kesulitan keuangan juga mempengaruhi pola asuh saya. Sebagai orang

tua tunggal, terkadang saya merasa kesulitan untuk menyediakan

perangkat dan akses internet yang dibutuhkan anak-anak saya untuk

pendidikan mereka. Hal ini menimbulkan ketimpangan akses terhadap

teknologi sehingga berdampak pada perkembangannya di era digital.

3. Ibu Indah adalah seorang ibu tunggal dari tiga orang anak berusia 8, 12

dan 15 tahun yang tinggal di Kecamatan Panceng. Dalam wawancara

kali ini Bu Indah bercerita tentang tantangan dalam membesarkan anak,

apalagi pola asuhnya tidak selalu sesuai dengan teori yang ada. Bu Indah

cenderung menerapkan pola asuh yang lebih permisif. Sebagai orang tua

tunggal yang bekerja penuh waktu, Ibu Indah merasa kesulitan untuk

selalu mengawasi dan mengontrol penggunaan perangkat digital oleh

anak-anaknya. Terkadang, untuk memberikan kenyamanan dan

melawan rasa kesepian, Bu Indah membiarkan anak-anaknya menatap

layar digital dalam waktu lama. Meskipun Ibu Indah memahami

62
pentingnya batasan, terkadang dia merasa kesulitan untuk menetapkan

aturan yang ketat. Penggunaan teknologi yang tidak terkendali

mempengaruhi keseimbangan antara belajar, bermain dan waktu yang

dihabiskan untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitar.

4. Ibu Siti adalah seorang ibu tunggal yang tinggal di daerah Desa Doudo

Panceng, dan memiliki dua orang anak, berusia 10 dan 13 tahun. Dalam

wawancara kali ini, Ibu Siti berbagi pengalamannya dengan pola asuh

yang seringkali sejalan dengan teori pola asuh demokratis. Ibu Siti

percaya akan pentingnya melibatkan anak-anaknya dalam pengambilan

keputusan sehari-hari, termasuk penggunaan teknologi. Menghadapi

tantangan era digital, Bu Siti melakukan perbincangan terbuka dengan

kedua anaknya mengenai batasan dan aturan penggunaan perangkat

digital. Ketika keputusan dibuat mengenai layanan online dan waktu

pemakaian perangkat, Ibu Siti memastikan pendapat dan preferensi

anak-anak didengar. Melalui pendekatan demokratis ini, ia berupaya

membangun rasa tanggung jawab dan kemandirian di kalangan anak-

anak sehingga mereka dapat mengambil keputusan yang lebih tepat

ketika menggunakan teknologi.

5. Ibu Rahma adalah seorang ibu tunggal dari seorang putri berusia 11

tahun yang tinggal di daerah Ketanen Panceng. Dalam wawancara kali

ini, Ibu Rahma berbagi pengalamannya dengan gaya pengasuhan yang

seringkali sejalan dengan teori pengasuhan demokratis. Sebagai orang

tua tunggal, Ibu Rahma percaya bahwa penting untuk melibatkan anak-

63
anaknya dalam pengambilan keputusan, terutama dalam hal penggunaan

teknologi. Menghadapi tantangan era digital, Bu Rahma membuka

ruang berdialog dengan anak-anak untuk bersama-sama menyusun

aturan dan batasan penggunaan perangkat digital.

Bu Rahma memberikan suara kepada anak-anaknya ketika pengambilan

keputusan mengenai waktu pemakaian perangkat, jenis konten yang

dapat diakses, dan aturan lainnya. Hal ini tidak hanya membangun

hubungan yang kuat antara Ibu Rahma dan anak-anaknya, namun juga

menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kemandirian pada anak-

anaknya dalam mengelola penggunaan teknologi.

2. Strategi Single Parent di Kecamatan Panceng

1.) Responden Ibu Masruro: Prioritas Pengaturan : Meskipun tidak

memiliki banyak uang, Ibu Masruro tetap memprioritaskan

pendidikan anak-anak. Ini termasuk mencari alternatif yang lebih

murah dan membeli peralatan yang efisien. Pendidikan Digital: Ibu

Masruro membantu anak-anaknya belajar menggunakan internet

dengan aman, menemukan sumber informasi yang dapat dipercaya,

dan memahami manfaat dan efek media sosial. Dukungan

Komunitas: Ibu Masruro menggunakan platform online untuk

mendapatkan dukungan dari kelompok komunitas ibu tunggal di

Kecamatan Panceng. Mereka memberikan dukungan moral, berbagi

pengalaman, dan berbagi nasehat tentang tantangan mengasuh anak

di era digital.

64
2.) Ibu Maya menghadapi tantangan khusus dalam mengasuh anak-

anaknya di era digital. Meskipun mereka mencoba berbagai gaya

pengasuhan, mereka menghadapi masalah, terutama terkait dengan

uang. Ibu Maya fokus pada menetapkan batasan yang seimbang,

memahami dampak gaya pengasuhan terhadap hubungan, dan

mengatasi keterbatasan akses teknologi. Setelah menyadari efek

buruk kecanduan game, ibu Maya mencoba membatasi waktu akses

digital anak-anaknya. Ini adalah strategi untuk menjaga

keseimbangan antara eksplorasi digital dan aktivitas lainnya. Ibu

Maya terus berkomunikasi secara terbuka dengan anak-anak,

membantu mereka memahami dan mematuhi aturan digital. Ibu

Maya menunjukkan gaya mengasuh, pendidikan digital bersama,

bergabung dengan komunitas, dan kreativitas dalam menyediakan

sumber daya. Ibu Maya juga membantu anak-anak mengatasi

masalah keuangan dan masalah lainnya, serta mencari alternatif dan

solusi yang efektif untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya.

3.) Ibu Indah dapat membuat jadwal terstruktur untuk penggunaan

perangkat digital anak-anaknya, memberikan waktu khusus untuk

bermain, belajar, dan berinteraksi langsung dengan orang lain, dan

menetapkan batasan yang jelas dan konsisten terkait penggunaan

perangkat digital, termasuk aturan pembuatan yang dapat diikuti

oleh anak-anak. anaknya dan memberikan konsekuensi yang jelas.

65
4.) Dialog Terbuka: Kedua anak ibu Siti berbicara secara terbuka. Ini

membantu ibu dan anak berbicara dengan baik, terutama tentang

teknologi. Partisipasi Anak dalam Pengambilan Keputusan: Ibu Siti

memastikan anak-anaknya terlibat dalam pengambilan keputusan

tentang penggunaan teknologi, yang menanamkan rasa tanggung

jawab dan memperkuat kemandirian mereka. Pendengaran Terhadap

Pendapat Anak: Pendapat dan Preferensi Didengar: Ibu Siti

memperhatikan pendapat dan preferensi anak-anaknya tentang

layanan online dan berapa lama mereka menggunakan perangkat.

Ibu Siti berbicara secara terbuka dengan kedua anaknya dan

membantu mereka berbicara dengan baik, terutama tentang

teknologi. bu Siti berusaha membangun rasa tanggung jawab dan

kemandirian pada anak-anaknya, membantu membuat keputusan

yang bijak terkait penggunaan teknologi. Ibu Siti memahami

konsistensi dalam menerapkan pendekatan demokratis, membantu

anak-anak memahami bahwa aturan dan batasan ada, meskipun ada

partisipasi mereka dalam penggunaan keputusan.

5.) Ibu Rahma membuat ruang untuk berbicara dengan anak-anaknya

dan membangun lingkungan yang memungkinkan terjadinya diskusi

terbuka tentang teknologi. Keterlibatan Anak dalam Pembuatan

Peraturan Anak-anak bertanggung jawab untuk membuat peraturan

dan peraturan tentang penggunaan perangkat digital. Ini memberi

Anda rasa memiliki dan tanggung jawab atas keputusan yang Anda

66
buat. Anak-anak yang Berpartisipasi dalam Keputusan: Anak-anak

diberikan suara untuk memilih aturan seperti waktu yang diperlukan

untuk menggunakan perangkat, jenis konten yang dapat diakses, dan

aturan lainnya. Ini menciptakan lingkungan demokratis di mana

pendapat anak dipertimbangkan. Membangun Kemitraan yang

Kuat: Metode ini membantu membina ikatan yang kuat antara Ibu

Rahma dan anak-anaknya. Dengan berpartisipasi aktif dalam

pengambilan keputusan, kita dapat meningkatkan kepercayaan dan

pemahaman satu sama lain. Kemandirian dan Tanggung

Jawab:Strategi ini mengajarkan anak-anak untuk merasa

bertanggung jawab dan mandiri saat mengelola penggunaan

teknologi.

B. Hubungan dengan Teori

1.) Ibu Masruro: Strategi ini menggabungkan nilai-nilai pendidikan

demokratis dengan nilai-nilai kebebasan dan demokrasi. Hal ini

mendorong anak-anak untuk berpartisipasi dalam pendidikan dan

memastikan akses ke pendidikan meskipun mereka tidak memiliki dana.

Hal ini mendorong nilai-nilai demokrasi dengan melibatkan anak-anak

dalam pengambilan keputusan tentang pendidikan, menjadikan

pendidikan sebagai prioritas, dan memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini

juga menawarkan pendidikan yang lebih baik daripada metode

konvensional, memungkinkan anak-anak mengakses pendidikan tanpa

hambatan. Hal ini juga mendorong anak-anak untuk menggunakan

67
internet secara bebas, mendorong diskusi tentang nilai-nilai bersama,

dan mendorong mereka untuk mengeksplorasi dunia digital tanpa

bergantung pada teknologi. Hal ini meningkatkan hubungan masyarakat

yang demokratis dan mendorong pengambilan keputusan moral. Ini

mempromosikan kerja sama emosional, yang melibatkan anak-anak.

2.) Ibu Maya: Menciptakan batasan yang seimbang (otoritarian dan

demokratis): Otoriter: Menetapkan aturan dan membatasi akses digital

jelas menampilkan unsur otoriter. Pendidikan Digital Bersama

(Demokratis dan Permisif): Demokratis: Salah satu aspek demokrasi

adalah melibatkan anak dalam memahami aturan digital dan melibatkan

mereka dalam proses pengambilan keputusan. Kreatif dalam

Menyediakan Sumber Daya (Diizinkan): Permisif: Mencari solusi

kreatif dan alternatif menunjukkan dan menguraikan dalam penyediaan

sumber daya. Demokratis: Pendekatan demokratis mencerminkan

komunikasi terbuka dan membantu anak-anak memahami peraturan

bersama. Dengan menganalisis strategi Ibu Maya, kita dapat melihat

kombinasi elemen-elemen dari berbagai pola asuh. Ia menunjukkan

kejelasan aturan (otoriter), melibatkan anak-anak dalam keputusan

(demokratis), memberikan kebebasan eksplorasi dalam batasan

(permisif), dan mencari solusi kreatif terhadap tantangan (fleksibel).

3.) Ibu Indah: Analisis pendekatan ibu indah: jadwal yang terorganisir

(otoriter dan demokratis): otoriter: pendekatan otoriter dengan aturan

yang ketat yang dilakukan dengan mengatur jadwal khusus untuk

68
bermain, belajar, dan berinteraksi. Demokratis: Elemen demokratis

termasuk melibatkan anak-anak dalam pembuatan jadwal atau memberi

mereka pilihan tertentu. Batasan yang Jelas (otoriter): Otoriter:

Pendekatan otoriter dengan aturan yang harus diikuti ditunjukkan

dengan menetapkan batasan yang jelas dan konsisten. Aturan produksi

(Otoriter): Otoriter: Strategi otoriter untuk menegaskan kendali dan

disiplin adalah dengan memberikan aturan pembuatan kepada anak-

anak. Mengeksplorasi yang jelas dan dapat diandalkan (otoriter):

Otoriter: Pendekatan otoriter tekanan mematuhi aturan dengan

menetapkan konsekuensi yang jelas . Meskipun ada elemen-elemen

otoriter yang terlihat dalam strategi Ibu Indah, terdapat kemungkinan

adanya unsur demokratis dalam hal memberikan pilihan tertentu kepada

anak-anak terkait jadwal. Kombinasi dari kedua pendekatan ini dapat

mencerminkan usaha untuk mencapai keseimbangan antara kedisiplinan

yang diperlukan dan memberikan ruang bagi partisipasi anak-anak

dalam pengambilan keputusan.

4.) Analisis Pendekatan Ibu Siti: Komunikasi terbuka (Partisipasi

Demokratis): Berbicara secara terbuka dengan anak-anak

mencerminkan pendekatan demokratis dalam mana komunikasi yang

efektif dan penting untuk mengetahui apa yang dibutuhkan dan apa yang

diharapkan. Anak-anak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan

(demokratis): Demokratis: Melibatkan anak-anak dalam proses

pengambilan keputusan teknologi adalah contoh pendekatan demokratis

69
yang memungkinkan anak-anak berpartisipasi. Analisis Pendapat Anak

(Demokratis):Demokratis: Melihat preferensi dan pendapat anak

menunjukkan pendekatan demokratis dalam hal kepentingan dan

perspektif anak yang dihargai, Membangun Kemandirian dan Tanggung

Jawab (Demokratis): Demokratis: Upaya Ibu Siti untuk mendidik anak-

anaknya tanggung jawab dan kemandirian yang mencerminkan nilai-

nilai demokratis yang mendorong partisipasi aktif dan pembentukan

kepribadian mandiri. Konsistensi dalam Pendekatan Demokratis:

Demokratis: Memahami bahwa metode demokratis konsisten

menunjukkan bahwa aturan dan batasan ada. tetapi dengan keterlibatan

anak-anak. Secara keseluruhan, metode yang digunakan Ibu Siti untuk

membesarkan anak-anaknya secara konsisten menunjukkan pendekatan

demokratis. Prinsip-prinsip demokratis, seperti komunikasi terbuka,

partisipasi anak dalam pengambilan keputusan, mendengarkan pendapat

anak, dan upaya membangun tanggung jawab dan kemandirian,

diterapkan dengan baik oleh Ibu Siti.

5.) Analisis Pendekatan Ibu Rahma: Ruang diskusi dan berbicara terbuka

(demokratis): Demokratis: Menciptakan ruang untuk berbicara dan

menciptakan lingkungan yang mendukung diskusi terbuka

mencerminkan pendekatan demokratis dalam komunikasi dan

pertukaran ide yang dihargai. Anak-anak yang Berpartisipasi dalam

Pembuatan Peraturan (Demokratis): Demokratis: Memberikan

tanggung jawab kepada anak-anak untuk menetapkan peraturan tentang

70
penggunaan perangkat digital adalah contoh pendekatan demokratis

yang memberikan rasa memiliki dan keterlibatan anak dalam proses

pengambilan keputusan. Anak-anak Demokrat yang Berpartisipasi

dalam Keputusan: Demokratis: Memberikan kesempatan kepada anak-

anak untuk memilih aturan tentang waktu penggunaan perangkat, jenis

konten, dll., menciptakan lingkungan demokratis di mana pendapat anak

dihargai. Membangun kolaborasi yang Solid (Demokratis): Demokratis:

Melibatkan anak-anak secara aktif dalam pengambilan keputusan

membangun hubungan yang kuat antara Ibu Rahma dan anak-anaknya,

memperkuat kepercayaan. dan saling memahami. Independensi dan

tanggung jawab (Demokratis): Demokratis: Strategi ini mengajarkan

anak kebebasan dan tanggung jawab dalam mengelola penggunaan

teknologi, mencerminkan nilai-nilai demokratis yang memberikan

kebebasan dan tanggung jawab. Ibu Rahma berhasil menerapkan

strategi ini dengan menciptakan lingkungan yang demokratis dan

melibatkan anak-anak dalam peran aktif dalam membuat keputusan

terkait teknologi.

71
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Keluarga adalah fondasi pertumbuhan dan perkembangan anak, yang

membentuk kepribadian mereka. Orang tua adalah guru utama di tahun-tahun awal

seorang anak, yang bertindak sebagai panutan. Ada tiga gaya pengasuhan utama:

otoriter, demokratis, dan permisif. Pola asuh otoriter menetapkan aturan yang ketat,

dengan anak-anak yang kurang terbuka dan kurang inisiatif. Pola asuh demokratis

mendorong anak untuk belajar mandiri dengan tetap mempertahankan kontrol

orang tua, sehingga tercipta komunikasi yang terbuka dan hubungan yang positif.

Pola asuh permisif tidak menetapkan batasan, sehingga menghasilkan anak-anak

yang berpikiran sempit dan melanggar norma sosial. Di era digital, pengasuhan

anak memiliki tantangan baru. Wawancara dengan lima responden mengungkapkan

berbagai masalah. Ibu Masruro, seorang ibu tunggal, merasa sulit untuk memantau

aktivitas online anaknya. Ibu Maya kesulitan dalam mengawasi penggunaan gawai

dan jam belajar anaknya. Ibu Indah menghadapi tantangan dalam mengontrol akses

internet dan memahami teknologi. Ibu Siti berusaha menyeimbangkan antara

kebebasan dan perlindungan, dengan menjaga dialog terbuka dengan anak-

anaknya. Ibu Rahmah melibatkan anaknya dalam pengambilan keputusan terkait

penggunaan teknologi.

Mengasuh anak di era digital merupakan tantangan tersendiri bagi orang

tua tunggal di Kecamatan Panceng. Mereka harus memahami dampak teknologi

terhadap perkembangan anak, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti

penggunaan gawai, akses internet, dan paparan informasi. Menyesuaikan pola

72
pengasuhan anak dengan perkembangan teknologi sangatlah penting. Pengawasan

penggunaan gawai, akses internet yang terkendali, dan memberikan paparan

informasi yang positif merupakan hal yang perlu diperhatikan. Manajemen waktu,

memastikan pendidikan yang seimbang, keterbatasan keuangan, dan membangun

hubungan yang sehat adalah tantangan tambahan bagi orang tua tunggal di era

digital. Mengelola waktu di depan layar, fokus pada konten yang sesuai, manajemen

keuangan yang bijak, dan menyeimbangkan perhatian pada anak dan tanggung

jawab lainnya adalah hal yang penting. Mengasuh anak di era digital, terutama bagi

orang tua tunggal, membutuhkan adaptasi yang terus menerus terhadap

perkembangan teknologi yang begitu cepat.

Sebuah penelitian terhadap 15 ibu tunggal menemukan bahwa hanya lima

orang ibu yang memiliki anak berusia 10-15 tahun, yang menyoroti tantangan yang

mereka hadapi di era digital. Para ibu ini harus mengendalikan waktu di depan layar,

memastikan akses ke pembelajaran online, mengelola kesulitan keuangan, dan

mengelola konten digital. Mereka juga bergelut dengan kesulitan keuangan dan

menyeimbangkan gaya pengasuhan yang permisif dan demokratis. Meskipun

memahami pentingnya batasan, mereka berjuang untuk menegakkannya. Meskipun

demikian, mereka secara aktif berpartisipasi dalam pendidikan digital anak-anak

mereka dan mencari dukungan dari kelompok komunitas ibu tunggal. Terlepas dari

tantangan yang dihadapi, para ibu ini berusaha keras untuk membangun rasa

tanggung jawab dan kemandirian di antara anak-anak mereka melalui percakapan

terbuka tentang batasan dan penggunaan teknologi.

73
Ibu Masruro tetapi memprioritaskan pendidikan anak-anak, yang membantu

membantu belajar internet dengan aman, menemukan sumber informasi, dan

memahami manfaat dan efek media sosial. Ibu Masruro menggunakan platform

online untuk mendapatkan dukungan dari kelompok komunitas tunggal di

Kecamatan Panceng, membantu anak-anak mengatasi masalah keuangan dan

masalah lainnya, dan membantu anak-anak mengatasi masalah keuangan dan

masalah lainnya.

Ibu Maya menghadapi tantangan khusus dalam mengasuh anak-anaknya di

era digital, meskipun mereka mencoba berbagai gaya pengasuhan, mereka mencoba

berbagai keseimbangan antara eksplorasi digital dan aktivitas lainnya. Ibu Maya

terus berkomunikasi secara terbuka dengan anak-anak, membantu mereka

memahami dan mematuhi aturan digital. Ibu Indah dapat membuat jadwal

terstruktur untuk penggunaan perangkat digital anak-anaknya, memberikan waktu

khusus untuk bermain, belajar, dan berinteraksi langsung dengan orang lain, dan

menetapkan batasan yang jelas dan konsisten terkait penggunaan perangkat digital.

Dialog Terbuka: Kedua anak ibu Siti berbicara secara terbuka, membantu ibu dan

anak berbicara dengan baik, terutama tentang teknologi. Ibu Siti memastikan anak-

anak terlibat dalam pengambilan keputusan, menanamkan rasa tanggung jawab dan

memperkuat kemandirian. Ibu Rahma membuat ruang untuk berbicara dengan

anak-anaknya dan membangun lingkungan yang memungkinkan diskusi terbuka

tentang teknologi. Keterlibatan Anak dalam Pembuatan Peraturan Anak-anak

bertanggung jawab untuk membuat peraturan dan peraturan tentang penggunaan

digital.

74
Saran

75
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah Syukur, Taufik, Gamar Al Haddar, Ade Ismail Fahmi, Rahmad Risan, Yusuf
Siswantara, Dyah Noviawati Setya, A Zaenurrosyid, and Mumu Muzayyin Maq.
PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA, n.d. www.globaleksekutifteknologi.co.id.

———. “PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA” (n.d.). Accessed October 29, 2023.
www.globaleksekutifteknologi.co.id.

Agama, Jurusan Sosiologi. POLA ASUH SINGLE PARENT TERHADAP PENDIDIKAN ANAK
(STUDI KASUS DI DESA LAMDINGIN) SKRIPSI Diajukan Oleh: MARIA ASPITA, n.d.
Amrillah, H. M. Taufik, Amanah Rahmaningtyas, Meri Hartati, and Gladis Agustin. “Peran
Orang Tua Di Era Digital.” Zuriah : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 1, no. 1 (August
27, 2020): 23.

Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah, Jurusan.


KEBERHASILAN IBU SINGLE PARENT DALAM MENGATASI KENAKALAN ANAK AKIBAT
PUTUS SEKOLAH, n.d.

Daniswara, Rico Alana, and Andhita Risko Faristiana. “TRANFORMASI PERAN DAN
DINAMIKA KELUARGA DI ERA DIGITAL MENJAGA KELUARGA DALAM REVOLUSI
INDUSTRI 4.0 TANTANGAN DALAM PERUBAHAN SOSIAL.” JISPENDIORA: Jurnal Ilmu
Sosial 2, no. 2 (2023). https://doi.org/10.56910/jispendiora.v2i1.

Dewi, Listia. “Kehidupan Keluarga Single Mother.” SCHOULID: Indonesian Journal of


School Counseling 2, no. 3 (November 21, 2017): 44.

Eka Dheasari, Agustiarini, Lathifatul Fajriyah, Stai Muhammadiyah Probolinggo, and


Institut Tribakti Islam Kediri. Tantangan Orang Tua Dalam Mendidik Anak Di Era
Digital 25. | Al Athfal. Vol. 3, 2022.

Fathurahim, Muhammad Akmal, and Oji Kurniadi. “Komunikasi Keluarga Dalam Mendidik
Anak Di Era Digital.” Bandung Conference Series: Public Relations 2, no. 2 (July 29,
2022).

Fibria Nugrahani, Rizka, and Wulan Charisma Fitri. Pola Asuh Orangtua Single Parents.
PSIKODINAMIKA : JURNAL LITERASI PSIKOLOGI. Vol. 3, 2023.

Hutasoit, Iin Tata Maranatha br, and Karina Meriem Beru Brahmana. “Single Mother Role
in the Family.” Education and Social Sciences Review 2, no. 1 (March 30, 2021): 27.

ibu indah. Wawancara (2023).

ibu Masruro. Wawancara (2023).

ibu Maya. Wawancara (2023).

ibu Rahmah. Wawancara (2023).

76
ibu siti. Wawancara (2023).

Institut, Aslan, Agama Islam, Sultan Muhammad, and Syafiuddin Sambas. “Peran Pola
Asuh Orangtua Di Era Digital.” Jurnal Studia Insania 7, no. 1 (2019): 20–34.

Islam, Pandangan, Perlindungan Anak, Dari Kekerasan, and Tindakan-Tindakan


Berbahaya. Hak Dan Perlindungan Anak Dalam Islam, n.d.

Livingstone, Sonia, and Jasmina Byrne. Parenting in the Digital Age The Challenges of
Parental Responsibility in Comparative Perspective, n.d.
Marlina, Marlina, and Agus Prayitno. “Pola Asuh Orang Tua Singleparent Dalam
Menumbuhkan Kemandirian Anak.” EduBase : Journal of Basic Education 2, no. 1
(February 28, 2021): 30.

Noviya Andriyani STAI Masjid Syuhada Yogyakarta, Isnanita. “PENDIDIKAN ANAK DALAM
KELUARGA DI ERA DIGITAL.” FIKROTUNA: Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam
7, no. 1 (2018).

Nur, Rezki. POLA ASUH ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT) DALAM MENANAMKAN
NILAI-NILAI SOSIAL ANAK DI DESA BONGKI LENGKESE KECAMATAN SINJAI TIMUR
KABUPATEN SINJAI, n.d.

Primayuni, Succy. “Kondisi Kehidupan Wanita Single Parent.” SCHOULID: Indonesian


Journal of School Counseling 3, no. 1 (March 21, 2018): 17.

———. “Kondisi Kehidupan Wanita Single Parent.” SCHOULID: Indonesian Journal of


School Counseling 3, no. 1 (March 21, 2018): 17.

Rachmat, Irfan Fauzi, and Sofia Hartati. LITERASI DIGITAL ORANG TUA ANAK USIA DINI.
Vol. 7, 2019.

Rofa’i Simorangkir, Muhammad. PERAN KELUARGA DALAM PERKEMBANGAN TEKNOLOGI


DIGITAL ERA SOCIETY 5.0, n.d.

Sultra Rustan, Ahmad, and Muhammad Qadaruddin. PENGARUH ORANG TUA TUNGGAL
TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP ANAK DI DESA BONE-BONE KECAMATAN BARAKA
KABUPATEN ENREKANG, n.d.

ukm penelitian UNY.


“File:///C:/Users/Lujen/Documents/ICT%20SIROJUM/Skripsi%20referensi/Peran-
Keluarga-Dalam-Pembentukan-Mental-Dan-Karakter-Anak.Html.” Peran Keluarga
Dalam Pembentukan Mental Dan Karakter Anak.

“Buku-Metode-Penelitian-Kualitatif” (n.d.).

“Buku_Psikologi_Keluarga” (n.d.).

“Kecamatan Panceng - Desa SIAP.” Accessed January 18, 2024.


https://desasiap.gresikkab.go.id/data-panceng/.

77
“Nur Fitriyah Rahmah I73219057 Ok” (n.d.).

“Object - Era Digital Dan Tantangannya” (n.d.).

“Panceng, Gresik.” Accessed December 14, 2023.


https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Panceng,_Gresik.

“Pemerintah Kabupaten Gresik.” Accessed January 18, 2024.


https://www.gresikkab.go.id/profil/kecamatan-panceng.

PENELITIAN KUALITATIF, n.d.

PERAN SINGLE PARENT DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN DASAR ANAK (STUDI DI


KELURAHAN BETUNGAN KECAMATAN SELEBAR KOTA BENGKULU), n.d.

STRATEGI BERTAHAN HIDUP IBU TUNGGAL (SINGLE PARENT) SEBAGAI BURUH TANI DI
DESA TALANG JALI KECAMATAN KOTABUMI UTARA KABUPATEN LAMPUNG UTARA,
n.d.

“Suryadin - Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperol” (n.d.).

“View of POLA ASUH YANG EFEKTIF UNTUK MENDIDIK ANAK DI ERA DIGITAL.” Accessed
December 14, 2023.
https://jurnal.unikastpaulus.ac.id/index.php/jpkm/article/view/166/135.

78

Anda mungkin juga menyukai