SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I
untuk mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Nama : Lin Eviyanti
NIM : 1201403024
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi yang berjudul ”Proses Sosialisasi Anak Usia Remaja dalam Keluarga
Kudus)” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi:
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Pembimbing I Penguji I
Pembimbing II Penguji II
Penguji III
iii
PERNYATAAN
Semarang, 2007
Lin Eviyanti
NIM: 1201403024
iv
ABSTRAK
v
dengan orangtua, kurangnya perhatian orangtua pada anak, dan anak kurang
bersosialisasi di masyarakat.
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, dan hasil penelitian di Desa Kirig
Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus dapat disimpulkan sebagai berikut: (1)
Proses sosialisasi anak dalam keluarga pernikahan dini di Desa Kirig berjalan
kurang baik, (2) Permasalahan anak usia remaja meliputi perubahan fisik dan
psikis, (3) Upaya orangtua dari keluarga pernikahan dini dalam mengatasi
permasalahan anak yaitu dengan cara preventif dan represif, (4) Kendala proses
sosialisasi anak dalam keluarga pernikahan dini menurut anak yaitu perbedaan
pendapat dengan masyarakat sekitar, sifat individu yang pendiam, dan emosi
remaja yang tinggi dan belum stabil. Sedangkan kendala dari orangtua yaitu pola
pendidikan otoriter yang diterapkan orangtua, (5) Pendukung proses sosialisasi
anak dalam keluarga pernikahan dini yaitu sikap anak yang patuh terhadap
orangtua dan norma-norma, menghormati orangtua, dan sikap anak yang mau
belajar dari orang lain di sekitarnya.
Saran yang dapat disampaikan peneliti yaitu orangtua sebaiknya
memberikan motivasi pada anak untuk dapat bersosialisasi di masyarakat dengan
cara memberikan pengertian pada anak, berkomunikasi dengan teman dan
gurunya. Mahasiswa yang menekuni bidang Pendidikan Luar Sekolah diharapkan
melakukan penelitian di bidang sosialisasi anak dalam keluarga, sehingga dapat
menambah hasil penelitian yang bermakna bagi peneliti-peneliti berikutnya.
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
¾ Keberhasilan akan tercapai dengan ketekunan, kesabaran, dan doa.
¾ Barang siapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya
(pahala) yang lebih baik dari pada kebaikannya itu; dan barang siapa yang
dengan membawa kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada
orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang)
dengan apa yang dahulu mereka kerjakan (Al Qashash:84)
PERSEMBAHAN:
1. Ibu dan Ayahku tercinta, yang
selalu memberiku dukungan serta
mengiringi setiap langkahku
dengan doa dan cinta.
2. Kakak dan Adikku yang selalu
memberikan dukungan.
3. Tunanganku yang selalu setia
memberikan dukungan dan
semangat.
vii
KATA PENGANTAR
viii
12. Teman-teman kos Pak Bin yang memberikan dukungan dan semangat kepada
penulis.
13. Rekan-rekan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah memberikan bantuan dan dukungan baik material maupun spiritual
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Semarang, 2007
Penulis
ix
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................iii
PERNYATAAN............................................................................................. iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN...............................................................vii
KATA PENGANTAR.................................................................................viii
DAFTAR ISI................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Permasalahan ................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
E. Penegasan Istilah............................................................................ 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 9
A. Sosialisasi....................................................................................... 9
1. Pengertian Sosialisasi............................................................ 9
2. Proses Sosialisasi ................................................................ 10
3. Faktor yang Mempengaruhi Proses Sosialisasi................... 15
4. Kendala dan Pendukung Proses Sosialisasi ........................ 16
B. Remaja dan Permasalahannya...................................................... 18
1. Ciri-ciri Remaja................................................................... 18
2. Tugas-tugas Perkembangan Remaja ................................... 21
3. Permasalahan Remaja ......................................................... 23
C. Keluarga .................................................................................... 25
1. Fungsi-fungsi Pokok Keluarga............................................ 25
2. Keluarga Sebagai Pembentuk Kepribadian......................... 29
x
D. Proses Sosialisasi Anak dalam Keluarga .................................. 32
1. Peranan Keluarga dalam Proses Sosialisasi Anak .............. 32
2. Tujuan Sosialisasi dalam Keluarga ..................................... 35
3. Perubahan Fungsi Keluarga dalam Proses Sosialisasi ........ 36
4. Perubahan Struktur Keluarga dalam Proses Sosialisasi ...... 38
5. Etika dalam Keluarga Jawa................................................. 39
E. Pernikahan Dini......................................................................... 43
1. Pengertian Pernikahan......................................................... 43
2. Tujuan Pernikahan .............................................................. 44
3. Batas Umur untuk Menikah ................................................ 46
4. Pernikahan Dini................................................................... 47
5. Kerugian dan Keuntungan Pernikahan Dini ....................... 49
F. Proses Sosialisasi Anak Usia Remaja dalam Keluarga
Pernikahan Dini......................................................................... 52
G. Kerangka Berfikir ..................................................................... 55
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 56
A. Pendekatan Penelitian ............................................................... 56
B. Lokasi Penelitian....................................................................... 57
C. Fokus Penelitian ........................................................................ 57
D. Subjek Penelitian dan Sumber Penelitian ................................. 58
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 59
F. Keabsahan Data......................................................................... 62
G. Teknik Analisis Data................................................................. 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................ 65
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 65
1. Gambaran Lokasi Penelitian ............................................... 65
2. Gambaran Subjek Penelitian ............................................... 74
3. Proses Sosialisasi Anak Usia Remaja
dalam Keluarga Pernikahan Dini ....................................... 80
4. Permasalahan Anak Usia Remaja
dalam Keluarga Pernikahan Dini ....................................... 85
xi
5. Upaya Orangtua Keluarga Pernikahan Dini
dalam Mengatasi Permasalahan Anak Usia Remaja........... 88
6. Kendala dan Pendukung Proses Sosialisasi
Anak Usia Remaja Dalam Keluarga Pernikahan Dini ........ 90
B. Pembahasan............................................................................... 95
1. Proses Sosialisasi Anak Usia Remaja
dalam Keluarga Pernikahan Dini ....................................... 96
2. Permasalahan Anak Usia Remaja
dalam Keluarga Pernikahan Dini ..................................... 100
3. Upaya Orangtua Keluarga Pernikahan Dini
dalam Mengatasi Permasalahan Anak Usia Remaja......... 101
4. Kendala Proses Sosialisasi Anak Usia Remaja
dalam Keluarga Pernikahan Dini ...................................... 102
5. Pendukung Proses Sosialisasi Anak Usia Remaja
dalam Keluarga Pernikahan Dini ...................................... 102
BAB V PENUTUP...................................................................................... 105
A. Simpulan ................................................................................. 105
B. Saran........................................................................................ 106
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 108
LAMPIRAN................................................................................................ 110
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Sosialisasi dan Perkembangan Anak...................................................... 34
2. Jumlah Penduduk Desa Kirig Berdasarkan Jenis Kelamin ................... 66
3. Jumlah Penduduk Desa Kirig Berdasarkan Umur ................................ 66
4. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Kirig .......................................... 67
5. Fasilitas Pendidikan di Desa Kirig......................................................... 68
6. Susunan Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan......................................... 68
7. Identitas Informan (Orangtua) Menurut Umur, Pendidikan,
dan Pekerjaan ......................................................................................... 74
8. Alasan menikah dini............................................................................... 75
9. Identitas Informan (Anak) Berdasarkan Umur dan Pendidikan............. 79
10. Identitas Informan Pendukung Berdasarkan Pendidikan
dan Jabatannya dalam masyarakat. ........................................................ 80
11. Sosialisasi Anak Usia Remaja dalam Keluarga Pernikahan Dini .......... 81
12. Permasalahan Anak Usia Remaja dan Upaya dalam Mengatasinya ..... 89
13. Kendala dan Pendukung Proses Sosialisasi ........................................... 95
14. Fokus dan Sub Fokus Instrumen Proses Sosialisasi Anak
Usia Remaja dalam Keluarga Pernikahan Dini.................................... 111
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Pedoman Wawancara ............................................................................. 112
2. Hasil Wawancara ................................................................................... 119
3. Catatan Lapangan................................................................................... 172
4. Foto-foto Informan................................................................................. 177
5. Peta Desa Kirig ...................................................................................... 183
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Kehidupan sosial dimulai
dari seseorang itu lahir di dunia, dia membutuhkan orang lain untuk
memenuhi kebutuhannya dan dia juga mulai berinteraksi dengan orang lain
maupun spiritual.
dan proses sosialisasi, karena tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada
kebutuhan sosial yang antara lain, segi ekonomi (makanan, papan, pakaian),
Sosialisasi adalah soal belajar, dalam proses ini anak akan belajar segala
bahwa tujuan sosialisasi anak dalam keluarga yaitu adanya penguasaan diri,
2
masyarakat.
dan utama. Hal itu karena pendidikan yang diperoleh seseorang pertama kali
sejak lahir adalah keluarga. Selain itu dalam lingkungan keluarga sebagian
lahir, misalnya mitoni (acara selamatan tujuh bulanan bagi orang hamil), dan
karena sebagian besar waktu yang dimiliki anak dihabiskan dalam keluarga.
kejiwaan anak, dan dampaknya akan terlihat sampai kelak ketika ia menginjak
3
dewasa. Suasana yang kondusif, penuh kasih sayang, dan perhatian dalam
masyarakat sekitar.
proses sosialisasi.
keluarga. Masalah yang dialami saat ini adalah adanya pernikahan dini.
Umumnya mereka belum siap menjadi orangtua, dan hal ini dapat
sementara laki-laki 25-28 tahun (Jalu, 2004). Karena di usia tersebut organ
kuat serta siap untuk melahirkan keturunan. Secara psikis pun mulai matang.
Sementara laki-laki, pada saat itu kondisi psikis dan fisiknya sangat kuat,
juga pada laki-laki. Dewasa ini pernikahan dini banyak terjadi pada
umurnya 18, 19, dan 20 tahun. Secara nasional, pernikahan dini dengan usia
Orang yang menikah pada usia muda belum dewasa secara psikis dan
secara ekonomis juga belum memiliki persiapan kerja, jadi belum siap
bahwa fungsi keluarga meliputi fungsi kasih sayang, fungsi ekonomi, fungsi
keluarga, dan fungsi agama. Salah satu fungsi keluarga tersebut adalah fungsi
menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga, dia tidak dapat mendidik
meneliti dan mengkaji lebih dalam tentang proses sosialisasi anak. Dalam
penelitian ini anak dibatasi pada usia remaja. Oleh karena itu penulis
Pernikahan Dini“.
5
B. Permasalahan
adalah:
dini?
2. Apa saja permasalahan anak usia remaja dalam keluarga pernikahan dini?
4. Apa saja kendala proses sosialisasi anak usia remaja dalam keluarga
pernikahan dini?
5. Apa saja pendukung proses sosialisasi anak usia remaja dalam keluarga
pernikahan dini?
C. Tujuan Penelitian
pernikahan dini.
pernikahan dini.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
pemecahannya.
E. Penegasan Istilah
1. Proses Sosialisasi
dituntut untuk bertingkah laku sesuai dengan norma atau adat istiadat yang
2. Remaja
jati diri. Usia remaja juga merupakan masa peralihan dari masa kanak-
atau pra remaja dimulai umur 10/12 sampai 13/14 tahun, dan masa remaja
penelitian ini dibatasi umur 12 sampai 19 tahun. Pada usia tersebut tingkat
3. Keluarga
atas ayah, ibu, dan anak (Ahmadi, 2004:167). Yang dimaksud keluarga
8
dalam penelitian ini yaitu susunan orang-orang yang disatukan oleh ikatan
4. Pernikahan Dini
yaitu akad antara calon pengantin pria dengan pihak calon pengantin
(sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai 16 (enam belas)
pasangan muda yang rata-rata umurnya 18, 19, dan 20 tahun (Jalu, 2004).
proses anak usia remaja dituntut untuk bertingkah laku sesuai dengan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sosialisasi
1. Pengertian Sosialisasi
merupakan proses bayi atau anak menempatkan dirinya dalam cara atau
hidup dan bagaimana cara berfikir kelompoknya, agar dapat berperan dan
2. Proses Sosialisasi
a. Belajar (learning)
perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat dari
hayat, yaitu belajar dari individu itu lahir sampai ke liang lahat.
11
terutama anggota keluarga. Individu belajar secara sadar dan tak sadar.
bagaimana cara makan yang benar. Secara tidak sadar, individu belajar
atau tidaknya proses penyesuaian diri, ada empat kriteria yang harus
digunakan yaitu:
1) Kepuasan psikis
2) Efisiensi kerja
pelajaran di sekolah.
3) Gejala-gejala fisik
4) Penerimaan sosial
yaitu meliputi:
13
2003:134).
tersebut.
6) Kepribadian.
2) Kondisi sekolah, yaitu antara kondisi yang sehat dan tidak sehat.
terjadi kebiasaan.
c. Pengalaman mental
orang lain.
yang luas.
sosialnya.
individu.
16
dari luar dan dalam diri individu. Faktor yang berasal dari dalam diri
faktor yang berasal dari luar individu yaitu lingkungan prenatal, dan
lingkungan sekitar.
yaitu:
a. Kesulitan komunikasi.
oleh orang lain (respon) secara lisan, tertulis maupun dengan aba-aba
yaitu terjadi bila anak tidak mengerti apa yang diharapkan darinya atau
dalam keluarga yaitu: citra diri dan citra orang lain, suasana psikologis,
kapan saja dengan gaya dan cara yang berbeda. Selain itu cara
masyarakat.
disertai dengan toleransi yang tulus, disiplin dan patuh terhadap norma-
1. Ciri-ciri Remaja
12–15 tahun, remaja madya: 15–18 tahun, dan remaja akhir: 19–22 tahun.
remaja dimulai umur 10/12 sampai 13/14 tahun, dan masa remaja umur
identitasnya atau biasa disebut jati diri. Pada masa ini mulai tumbuh dalam
19
diri remaja dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang
yaitu:
a. Perkembangan fisik yang pesat, misal pada perempuan buah dada dan
pribadinya.
identitas diri.
atau keinginannya yang tidak selalu sama dengan sistem kaidah dan
dewasa.
d. Usia bermasalah.
remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, tidak dapat dipercaya, dan
g. Masa yang tidak realistik, yaitu melihat dirinya sendiri dan orang lain
Usia remaja memiliki ciri-ciri secara fisik dan psikis. Secara fisik
pada masa remaja anak akan mengalami beberapa perubahan, misal untuk
kumis dan jakun. Sedangkan secara psikis pada masa remaja anak
a. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik
dewasa lainnya.
mempunyai otoritas.
bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual
maupun kelompok.
kemampuan sendiri.
kekanak-kanakan.
3. Permasalahan Remaja
berasal dari lingkungan yang tidak kondusif. Iklim lingkungan yang tidak
yang tidak sehat, banyak remaja yang merespon dengan sikap dan perilaku
berpakaian.
g. Masalah nilai-nilai.
C. Keluarga
umumnya terdiri atas ayah, ibu, dan anak (Ahmadi, 2004:167). Menurut
yang ditandai oleh tempat tinggal bersama, kerja sama ekonomi, dan
reproduksi”. Dalam keluarga, hidup bersama pasangan suami istri secara sah
karena pernikahan.
Keluarga dapat dibedakan menjadi dua yaitu keluarga inti (nucleus family
terdiri dari ayah, ibu, dan anak) dan keluarga yang diperluas (extended family
terdiri dari keluarga inti, kakek/nenek, adik/ipar, dan lain-lain). Meskipun ibu
anak, namun pada akhirnya seluruh anggota keluarga ikut berinteraksi dengan
anak. Hal ini dapat dikatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak
anak. Sebagai fungsi sosial, keluarga menjadi tempat pertama bagi anak
agama kepada anak agar mereka memiliki pedoman hidup yang benar.
melahirkan anak.
kasih yang menjadi dasar perkawinan. Dari hubungan cinta kasih ini
kepribadiannya.
a. Fungsi kasih sayang, yaitu antar anggota keluarga hidup dengan saling
menyayangi.
Secara garis besar, fungsi pokok atau utama keluarga adalah fungsi
mengalami perubahan.
besar waktu anak dihabiskan dalam keluarga. Di sini anak diasuh oleh
yang baik.
a. Vitalitas
b. Temperamen
diubah.
c. Watak
Secara teoretis anak yang hidup dalam keluarga yang baik akan tumbuh
sikap, ide-ide, pola-pola, nilai dan tingkah laku dalam masyarakat di mana
bertingkah laku sesuai dengan norma atau adat istiadat yang berlaku di
lingkungan sosialnya.
manusia.
yaitu:
c. Karena hubungan sosial dalam keluarga itu bersifat relatif tetap, maka
sosialisasi anak.
34
sebagai berikut:
manusia pasif, tak berinisiatif, dan kurang percaya diri. Sedangkan jika
menjadi tidak takut, penuh dengan inisiatif, memiliki rasa tanggung jawab,
dibandingkan dengan pola asuh otoriter maupun pola asuh yang penuh
a. Penguasaan diri.
b. Nilai-nilai.
c. Peranan-peranan sosial.
dalam keluarga.
anak. Selain itu memang sudah menjadi tugas keluarga sebagai wadah
yaitu:
a. Fungsi pendidikan
namun secara formal fungsi pendidikan itu telah diambil alih oleh
b. Fungsi rekreasi
c. Fungsi keagamaan
e. Fungsi ekonomi
sebagai ibu atau istri tetapi juga sebagai pekerja atau wanita karier. Peran
pria maupun wanita. Orang-orang tidak begitu ketat lagi dikontrol oleh
wanita. Wanita tidak lagi hanya menjadi ibu rumah tangga tetapi mereka
perjanjian umum, walaupun hal ini sering diatur dan diurus oleh pejabat
agama.
Sikap hidup orang Jawa yang mengerti etika dan taat pada adat-
dari pada dirinya sendiri. Masyarakat Jawa memiliki watak dan tingkah
laku terpuji yang disebut Panca-Sila, yaitu: rila atau rela, narima atau
menerima nasib yang diterimanya, temen atau setia pada janji, sabar atau
lapang dada, dan budi luhur atau memiliki budi yang baik (Herusatoto,
2005:72).
sudah diatur dalam alam semesta, sehingga tidak sedikit mereka yang
bersikap narima, yaitu menyerahkan diri kepada takdir. Mereka hidup apa
memberikan aturan moral yang didasarkan pada waktu suatu sistem nilai
40
perbuatan.
membutuhkan.
yang tidak merupakan maksiat kepada Allah dan dalam hal yang
lainnya dengan memberikan nasihat apa saja dari soal penyakit anak-
42
bahwa setiap orang dalam cara bicara dan membawa diri selalu harus
menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain sesuai dengan derajat dan
kedudukannya.
menuntut sikap hormat, yaitu wedi, isin, dan sungkan. Wedi berarti takut,
terhadap kurang enak suatu tindakan. Isin berarti malu, dalam arti malu-
yang dekat dengan rasa isin, tetapi berarti malu dalam arti yang lebih
1983:322). Bahasa Jawa Ngoko dipakai untuk orang yang sudah dikenal
akrab, dan terhadap orang yang lebih muda usianya serta lebih rendah
untuk bicara dengan orang yang belum dikenal akrab tetapi sebaya dalam
umur maupun derajat, dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur
E. Pernikahan Dini
1. Pengertian Pernikahan
antara calon pengantin pria dengan pihak calon pengantin wanita yang
menjadi halal hubungan seksual antara pria dengan wanita. Ramli, dkk
perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
tangga), yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
(Ramulyo, 2004:2).
2. Tujuan Pernikahan
kekal (Sudarsono, 2005:7). Untuk itu perlu adanya kerja sama atau saling
melengkapi antara suami dan istri. Dalam agama islam, tujuan pernikahan
2002:44).
adalah:
45
memperoleh rezeki.
tabiat kemanusiaan.
dari masyarakat yang besar di atas dasar kecintaan dan kasih sayang.
keturunan.
mencapai umur 21 tahun harus mendapat izin dari kedua orangtua (pas.
6 [2] no.1-1974). Dengan kata lain bagi pria atau wanita yang telah
mencapai umur 21 tahun tidak perlu ada izin dari orangtua untuk
perkawinan ialah pria yang telah mencapai umur 19 tahun dan bagi
apabila sudah haid (datang bulan), dan buah dada sudah menonjol.
Bagi anak pria ukurannya hanya dilihat dari perubahan suara, bangun
seks.
47
satu dengan yang lain. Hukum Islam tidak terdapat kaidah-kaidah yang
1990:55). Menurut Agama Hindu juga tidak ada ketentuan batas umur
Agama Islam dan Hindu tidak ada ketentuan batas umur perkawinan
yang pasti. Jadi secara umum batas umur dalam hukum setiap agama
4. Pernikahan Dini
hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (sembilan belas)
umurnya 18, 19, dan 20 tahun. Secara nasional, pernikahan dini dengan
sebab yang lain adalah terjadi hamil di luar nikah atau biasa disebut
dari pada di desa. Hal ini karena pergaulan bebas antara laki-laki dan
perempuan di kota.
budaya malu, rasa hormat, dan pemahaman agama. Selain itu harus
masyarakat.
orang lain, ada yang setuju dan ada yang tidak. Dalam agama islam,
pernikahan dini tidak dilarang, karena hal ini dapat mencegah perzinaan.
Pada usia ini seorang wanita belum siap fisik dan mentalnya
2) Kawin pada usia muda (16 tahun) berarti wanita tersebut paling
reproduksi.
5) Kawin pada usia muda merupakan faktor predis posisi untuk KLR
lebih luas.
2) Dengan punya anak di masa muda belia itu, ada jaminan bahwa
proses di mana seseorang (anak) dituntut untuk bertingkah laku sesuai dengan
norma atau adat istiadat yang berlaku di lingkungan sosialnya. Dalam keluarga
53
anak belajar menyesuaikan diri dengan kehidupan bersama, yaitu saling tolong
seperti bahasa, cara berpakaian, cara makan, dan sebagainya. Penyesuaian diri
diharapkan dapat mencapai perkembangan sosial secara matang, dalam arti dia
orangtua).
menunggu sampai anak laki-lakinya meminta sendiri untuk dikhitan, dan ini
keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam proses sosialisasi anak.
(Ahmadi, 2004:91).
karena itu, kehidupan keluarga yang harmonis perlu dibangun di atas dasar
anak usia remaja dalam keluarga pernikahan dini adalah suatu proses dimana
anak usia remaja dituntut untuk bertingkah laku sesuai dengan norma atau adat
G. Kerangka Berfikir
Faktor ekonomi
Positif (keuntungan)
Negatif (kerugian)
Fungsi biologis
Fungsi pendidikan
Fungsi perlindungan
Fungsi rekreasi
Fungsi agama
Belajar
Kemampuan anak
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
sehari-hari (Salim, 2001:13). Oleh karena itu sangat tepat apabila penelitian
realita yang dibangun secara sosial, hubungan yang intim antara peneliti
seperangkat peristiwa masa kini yang tidak dapat atau hampir tidak dapat
memenuhi dua hal, yaitu spesifik dan mempunyai batasan (bounded system)
(Salim, 2001:93).
57
menjelaskan bahwa kasus memiliki batas, lingkup kajian dan pola pikir
tersendiri, sehingga dapat mengungkap realitas sosial atau fisik yang unik,
spesifik serta menantang. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui dan
mendalam, terbuka, dan terstruktur yang dapat dicapai sesuai dengan kegiatan
penelitian.
B. Lokasi Penelitian
dipilih karena di desa ini terdapat banyak realita usia penikahan dini. Selain
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian berisi pokok kajian dan yang menjadi pusat perhatian.
1. Proses sosialisasi anak usia remaja dalam keluarga pernikahan dini. Dalam
tentang nilai budaya dan nilai agama), penyesuaian diri, dan pengalaman
mental.
dengan fisik, psikis, dan sosial. Permasalahan remaja tersebut terjadi baik
1. Subjek Penelitian
terdiri dari tiga keluarga yang perempuannya menikah dini dan dua
tersebut meliputi ayah, ibu, dan satu anak usia remaja. Dalam penelitian
Sumber data dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder.
1. Wawancara
data tentang proses sosialisasi anak usia remaja dalam keluarga pernikahan
pernikahan dini.
2. Pengamatan
yang diamati yaitu sikap anak usia remaja terhadap orangtua, dan proses
61
sosialisasi anak dalam keluarga pernikahan dini. Hal tersebut karena sesuai
3. Dokumentasi
hal atau variabel baik yang berupa catatan ataupun film, dan sebagainya.
dalam penelitian karena merupakan sumber data yang stabil, kaya, dan
sifatnya yang alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam
konteks.
62
d. Record relatif murah dan tidak sukar diperoleh, tetapi dokumen harus
kajian isi.
F. Keabsahan Data
yang dikemukakan oleh Moleong (2002:173) bahwa ada empat kriteria yang
(confirmability).
175).
63
lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu. Teknik triangulasi akan digunakan dalam penelitian ini
dengan pertimbangan bahwa untuk memperoleh data dan keterangan dari para
informan perlu diadakan cross cek antara satu informan dengan informan yang
lain. Dengan itu akan diperoleh data keterangan yang benar-benar valid atau
obyektif.
dan satuan uraian dasar. Tahap sangat penting dalam suatu penelitian adalah
analisis data. Dari sini peneliti akan memperoleh hasil penelitian. Proses
analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, yaitu dari informan, hasil pengamatan yang tercatat dalam
proses pengumpulan data. Analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi
1. Pengumpulan data, pada tahap ini peneliti mengumpulkan data dari hasil
64
interaktif.
(Rohidi, 1992:20)
65
BAB IV
A. Hasil Penelitian
a. Letak Geografis
b. Jumlah Penduduk
Kirig berjumlah 4147 jiwa. Dalam tabel di bawah ini disajikan data
berdasarkan PUS (Pasangan Usia Subur) yaitu 731 jiwa (17,63% dari
c. Tingkat Pendidikan
Djarum.
SMP, 16,00% berpendidikan SMA, 10,07% tidak lulus SD, dan 2,66%
d. Tingkat Ekonomi
dini pada masyarakat Desa Kirig rata-rata kecukupan. Hal ini terbukti
mereka memiliki rumah sendiri, memiliki sepeda motor, dan ini semua
berwiraswasta.
negeri 1,41%.
adalah buruh 40,02%. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat
hari. Hal tersebut karena sebagian besar suami istri dalam sebuah
banyak dibandingkan jika hanya salah satu yang bekerja. Jika istri
tergolong cukup baik. Hal ini dapat dilihat bahwa di Desa Kirig sudah
tidak ada lagi rumah yang berlantai tanah, dan hampir setiap rumah
e. Agama
hak asasi tanpa paksaan dari semua pihak sebagai makhluk ciptaan
Madrasah Diniyah dan TPQ. Terlepas dari semua itu masih ada
bulan puasa ada yang tidak melaksanakan ibadah puasa, ada orangtua
mengaji.
hadir, tapi jika tidak dapat hadir mereka akan mewakilkan pada anak
laki-lakinya.
f. Adat Istiadat
1) Upacara perkawinan
SWT.
2) Upacara kematian
kali antara lain: pada waktu meninggal dunia sampai tujuh harinya,
masyarakat, yaitu:
1) Nilai budaya
bernuansakan Islami.
2) Nilai kekerabatan
A, B, C).
waktu luang. Jika ada waktu luang biasanya ibu-ibu dan bapak-
menonton TV. Jika dulu sampai jam 20.00 WIB masih banyak
sekarang mulai jam 18.00 WIB sudah mulai jarang dijumpai orang
dilakukan oleh anak laki-laki. Jika sore hari mereka bermain sepak
bola bersama-sama.
5) Nilai Perekonomian
dasar yang baik dan mereka dapat membeli pakaian yang layak
Subjek penelitian ini yaitu lima keluarga yang terdiri dari dua
keluarga yang suami istrinya menikah dini, dan tiga keluarga yang
terdiri dari dua kelompok. Kelompok pertama adalah orangtua yang dulu
menikah dini dan kelompok kedua adalah informan anak (usia remaja) dari
pekerjaan:
dan Mr 1 tahun. Dari lima keluarga empat keluarga semuanya bekerja dan
juga didukung oleh faktor-faktor lain. Salah satunya adalah usia saat
76
mencapai umur 21 tahun harus mendapat izin dari kedua orangtua. Bapak
mengungkapkan:
orangtua) yaitu:
“Alasan saya kawin muda karena orang desa itu umumnya begitu
jadi dari pada nanti jadi enggak baik lebih baik menikah, karena
saya umurnya sudah 20 tahun jadi lebih baik menikah” (wawancara
tanggal 19 Mei 2007).
(informan orangtua):
“Aku kan gak iso nglanjutno sekolah tinggi dadine karena ekonomi
luwih becik aku nikah” (saya tidak bisa melanjutkan sekolah tinggi
karena ekonomi lebih baik saya nikah) (wawancara tanggal 18 Mei
2007).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh bapak Nor Said (NS) dalam
pernikahan dini yaitu terkait dengan pendidikan formal anak, jadi sebelum
usia surut terbenam anak sudah selesai pendidikannya. Dengan kata lain
ketika anak menginjak pendidikan yang lebih tinggi, maka orangtua masih
kuat bekerja dan bisa membiayai pendidikan anak. Hal tersebut dipertegas
Dari lima keluarga, empat pasangan yang menikah dini hanya merasakan
kerugian karena tidak bisa menikmati masa muda lebih lama. Sedangkan
pernikahan dini, karena dalam keluarga ini terjadi poligami. Istri pertama
merasa belum siap punya anak. Saat ini di keluarga tersebut memiliki dua
anak balita dari istri pertama (informan/ ibu Asminah) dan satu anak balita
dari istri keduanya. Kondisi seperti ini memiliki arti bahwa pernikahan
dini memiliki kerugian di belakang hari jika pasangan tersebut tidak bisa
yang pada dasarnya masih labil. Bapak Sururi selaku Kepala KUA
kesulitan ekonomi.
Setiap orangtua menginginkan masa depan anaknya akan lebih baik dari
orangtuanya.
Informan tersebut yaitu tokoh masyarakat yang terdiri dari kepala KUA
dan pemilihan data melalui reduksi. Setelah data terkumpul dan direduksi,
berikut ditampilkan data yang disusun dalam bentuk tabel sebagai berikut:
81
Tabel 11. Sosialisasi Anak Usia Remaja dalam Keluarga Pernikahan Dini
contoh-contoh perilaku yang baik, dan satu keluarga lainnya (Sr dan As)
dengan anak berjalan baik karena anak lebih banyak menghabiskan waktu
di rumah, tetapi komunikasi yang terjalin antara orangtua dan anak dari
lima keluarga informan bervariasi yaitu ada yang baik dan ada yang
otoriter adalah cara mendidik yang bersifat keras atau tegas dan harus
penuturan dari informan yang peneliti wawancarai Bapak Nor Said dan
istrinya Munzaro’ah (NS dan Mn) yaitu “Orangtua memantau anak dan
Sedangkan menurut Laila (anak NS dan Mn), “Saya harus menuruti apa
dan Mn), pola pendidikan yang di gunakan lebih cenderung otoriter, jadi
anak harus patuh pada orangtua. Tetapi dalam keluarga tersebut anak
pendidikan.
Kalau cara mendidik anak itu menurut saya harus disiplin dan tegas untuk
dengan menyatakan “Dididik harus patuh tapi kalau tentang sekolah boleh
yang akan membentuk suatu sikap pada diri seseorang dimana didahului
(agama), sopan santun, dan tata krama dalam keluarga. Ada anak yang
belajar dari orangtua dan ada anak yang belajar sendiri melalui
Ulin, yaitu:
“Dalam keluarga belajar banyak, mulai dari segi moral, religi, dan
sosialisasi di masyarakat juga diajarkan oleh orangtua saya”
(wawancara 18 Mei 2007).
85
“Yo diajari masalah toto krama, sopan santun, nyapu, ngepel, lan
masalah agama neng omah tak bimbing neng ngajinan dibimbing
gurune (ya diajari masalah tata krama, sopan santun, nyapu,
ngepel, dan masalah agama di rumah saya bimbing kalau di
ngajinan/ tempat ngaji dibimbing gurunya)” (wawancara 18 Mei
2007).
dilakukan oleh anak dari keluarga pernikahan dini dalam keluarga berjalan
kurang baik. Hal tersebut terbukti dari lima keluarga informan, empat
dan anak kurang baik, karena anak tidak banyak diberi kesempatan untuk
masalah bagi diri anak jika dia tidak mampu menyesuaikan diri terhadap
perubahan tersebut.
86
Akan tetapi dari lima keluarga yang peneliti teliti hanya ada satu keluarga
yang bersifat terbuka antara anak dan orangtua yaitu keluarga Bapak
dalam keluarga AR anak lebih dekat dengan ibu, karena anak lebih sering
Pernyataan tersebut juga ditanggapi oleh Sisca (anak Sy) “Iya cerita
kepada orangtua. Ada beberapa alasan yang mereka sampaikan antara lain
karena malu, canggung dan karena tidak terbiasa cerita dengan orangtua.
Seperti pernyatan dari Sisca (anak Sy) “Saya tidak pernah curhat dengan
adik, dan masalah dengan teman. Dan masalah tersebut dapat diselesaikan
dengan baik.
begitu merasakan perubahan emosi yang tinggi. Akan tetapi bagi informan
tersebut menunjukkan bahwa pada usia remaja terjadi emosi yang tinggi
dari lima keluarga ada tiga keluarga yang menggunakan preventif dan
saja. Upaya kuratif tidak mereka lakukan karena sejauh ini anak mereka
masih patuh terhadap orangtua dan masih dapat dinasihati. Seperti yang
“Selama ini anak saya tidak punya masalah, tapi kalau punya
masalah saya kasih saran dan jalan keluar yang lebih baik”
(wawancara tanggal 19 Mei 2007).
sebagai berikut:
kendala yang dihadapi anak. Akan tetapi jika anak tidak merasakan
menjadi kendala, lain halnya dengan Sisca. Dia merasa bahwa kendala
Dalam wawancara dia menyebutkan bahwa dia ingin memperbaiki diri tapi
2007).
91
emosinya yang tinggi. Pada usia remaja, anak memang akan merasa
emosinya tinggi dan belum stabil. Seperti yang diungkapkan Andre, yaitu:
orangtua pada anak kurang karena pekerjaan Sr (ayah Andre) sebagai supir
antar kota dan pulau menyita banyak waktu sehingga perhatian pada anak
berkurang.
dengan masyarakat sekitar, sifat individu yang pendiam, dan emosi remaja
yang tinggi dan belum stabil. Kendala tersebut belum dapat mereka atasi
dan karena itu mereka memilih untuk lebih banyak di rumah. Orangtua
menyatakan tidak ada kendala dan ada yang menyatakan tidak tahu. Hal
tersebut karena komunikasi antara orangtua dan anak kurang baik sehingga
menyatakan tentang kendala sosialisasi anaknya (Sisca) yaitu “Ada, dia itu
Bapak suyatno mengatakan seperti itu karena dia tahu bahwa sifat anaknya
tentang anaknya (Ulin) “Dia selalu patuh sama saya dan menghormati
anaknya (Sisca) “Selama ini anak saya patuh dan saya beri wawasan
dalam proses sosialisasi anak adalah sikap yang patuh, maka bapak Suaib
(SS) menyatakan “Hal yang mendukung sosialisasi anak itu tingkah laku
SS) menyatakan hal yang mendukung sosialisasi adalah “Norma yang ada
pernyatan tersebut dapat diketahui bahwa tingkah laku anak yang baik dan
yang disampaikan oleh para informan (anak) juga tidak jauh berbeda
dengan yang disampaikan oleh orangtua yaitu sikap mereka yang patuh
94
Sedangkan orangtua Laila (NS dan Mn) menyatakan “Anak saya selalu
yang disampaikan oleh para informan yaitu sikap anak yang patuh
berikut:
95
B. Pembahasan
adanya kontak sosial yang berupa komunikasi dan saling berinteraksi. Jika hal
tersebut telah dilakukan, maka telah terjadi proses sosialisasi dalam keluarga.
96
cara hidup dan bagaimana cara berfikir kelompoknya, agar dapat berperan dan
Keluarga sebagai lembaga yang pertama dan utama dalam mendidik dan
harapan orangtua seharusnya dimulai sejak anak masih kecil sampai dewasa
yaitu jika anak mendapatkan bimbingan dan pengarahan positif dari orangtua.
menilai dari kesalahan orang lain baik kesalahan dari anggota keluarga
maupun kesalahan dari masyarakat, jadi anak lebih cenderung belajar sendiri
dilakukan sejak anak masih kecil sampai dewasa. Proses sosialisasi yang
contoh-contoh perilaku yang baik, dan satu keluarga lainnya (Sr dan As)
seorang anak bertindak sopan santun kepada kedua orangtua dengan etika
sebagai berikut:
yang tidak merupakan maksiat kepada Allah dan dalam hal yang
dipergunakan untuk bicara dengan orang yang belum dikenal akrab tetapi
sebaya dalam umur maupun derajat dan juga terhadap orang yang lebih
dari wawancara dan observasi yang penulis lakukan diketahui bahwa etika
tersebut masih kurang dipatuhi. Hal tersebut terbukti saat waktu sholat tiba
semua anak (informan) tidak ada yang menggunakan bahasa Jawa Krama
lebih banyak dididik secara tidak langsung, jadi mereka belajar dengan
orangtua mengawasi mereka, jika mereka melakukan hal yang salah atau
menasihati.
seseorang yang berkaitan dengan baik atau buruk, terpuji dan tercelanya
tingkah laku seseorang. Budi pekerti anak tercermin dari sikap dan
tersebut terbukti dari komunikasi yang terjalin kurang baik antara orangtua
dengan anak, yaitu sikap anak yang kurang terbuka dengan orangtua, dan
setempat (pendiam), dan masalah emosi yang tinggi. Hal tersebut sesuai
delapan masalah anak usia remaja diantaranya yaitu masalah perasaan dan
mereka hampir tidak ada anak yang seusia mereka, jadi mereka lebih
karena tingkah laku anak dalam keluarga baik. Akan tetapi bagi
adalah anak yang pendiam dan tidak berani berkumpul dengan orang
banyak.
dapat berdampak pada psikis anak. Anak akan menjadi orang yang minder
dan takut menghadapi orang lain di luar anggota keluarganya. Mereka juga
menghambat kemajuan anak ke arah yang positif. Misal anak akan malu
jika disuruh tampil di depan kelas, dan anak akan takut untuk
motivasi dari diri anak dan dari orangtua untuk mengubah sikap tersebut.
dari lima keluarga ada tiga keluarga yang menggunakan preventif dan
saja. Upaya kuratif tidak mereka lakukan karena sejauh ini anak mereka
Proses sosialisasi tidak selalu berjalan mulus tetapi ada kendala yang
masyarakat sekitar, sifat individu yang pendiam, dan emosi remaja yang
tinggi dan belum stabil. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nasution
dan emosi remaja yang tinggi merupakan kendala dalam proses sosialisasi
yang berupa kesulitan komunikasi. Selain kendala yang dihadapi anak juga
sukses bila disertai dengan toleransi yang tulus, disiplin dan patuh
sosialisasi adalah sikap anak yang patuh terhadap orangtua dan norma-
norma, menghormati orangtua, disiplin, dan sikap anak yang mau belajar
asuh (pengasuh) dan anak sebagai objek asuh. Dalam proses sosialisasi
maka bentuk interaksi interaktif dan persuasif adalah yang paling tepat untuk
mencapai sasaran atau tujuan dalam proses pengasuhan dan pendidikan anak
pendidikan anak dalam keluarga sangat ditentukan oleh peran orangtua dalam
proses sosialisasi.
Dari kenyataan ini dapat ditarik suatu asumsi bahwa orang yang menikah
dini tidak selalu gagal dalam mengasuh dan mendidik anak terutama dalam
pendidikan formal. Hal tersebut terbukti bahwa ada anak dari keluarga
pernikahan dini (anak NS) yang mendapatkan prestasi di sekolah. Dia selalu
sekitarnya.
lima faktor yang mempengaruhi proses sosialisasi yaitu sifat dasar, lingkungan
sosialisasi anak berpengaruh besar. Secara logika dapat dikatakan bahwa anak
yang dibesarkan dalam lingkungan pencuri dan suka berkelahi, maka anak
akan bertingkah laku sama seperti apa yang ada di dalam lingkungannya.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Komunikasi yang kurang baik terjadi karena pola pendidikan otoriter yang
2. Permasalahan yang dihadapi anak usia remaja yaitu perubahan fisik dan
masyarakat, dan perubahan emosi yang tinggi serta belum stabil. Orangtua
anak yaitu dengan cara preventif dan represif. Jika anak memiliki masalah,
hukuman tersebut hanya hukuman kecil seperti dijewer dan diberi pukulan
kecil.
yang pendiam, dan emosi remaja yang tinggi dan belum stabil. Sedangkan
orangtua, dan sikap anak yang mau belajar dari orang lain di sekitarnya.
B. Saran
cukup pada anak dengan cara memberikan motivasi untuk percaya diri
karena perubahan fisik yang dialami, dan menjadi sahabat bagi anak agar
107
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI. 1997. Islam untuk Disiplin Ilmu Sosiologi. Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2004. Pola Komunikasi Orangtua & Anak dalam
Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.
El-jazairi, Abu Bakar Jabir. 1993. Pola Hidup Muslim. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Markum, Enoch. 1983. Anak, Keluarga dan Masyarakat. Jakarta: Sinar Harapan.
Ramli, dkk. 2003. Memakami Konsep Dasar Islam. Semarang: UPT MKU
UNNES.
Salim, Agus. 2001. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: PT Tiara
Wacana.
Susanto, Phil Astrid S. 1983. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bina
Cipta.
Zain, Umar Nur dan Vincent Djuhari. 1984. Perkawinan Remaja. Jakarta: Sinar
Harapan.
110
LAMPIRAN-LAMPIRAN
111
PEDOMAN WAWANCARA
A. Identitas Subjek
1. Nama :
2. Jenis kelamin :
3. Alamat :
5. Umur :
6. Tanggal Menikah :
7. Pendidikan terakhir :
anak?
anak?
pendidik anak?
113
12. Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi kesulitan dari fungsi
masyarakat?
anak?
4. Kebiasaan apa saja yang Anda tanamkan dalam keluarga pada diri
anak?
9. Apa tujuan Anda membantu anak dalam bertingkah laku sesuai norma
6. Apa anak Anda melakukan hal-hal yang menyimpang dari norma adat
9. Apa yang Anda ketahui tentang penyebab tigkah laku anak Anda yang
menyimpang tersebut?
permasalahannya?
3. Hukuman apa yang biasa Anda berikan pada anak yang melakukan
kesalahan?
4. Apa yang Anda lakukan jika upaya hukuman sudah tidak dapat
1. Apa ada hal-hal yang mendukung anak dalam bertingkah laku sesuai
2. Apa ada kendala yang dihadapi anak dalam bertingkah laku sesuai
PEDOMAN WAWANCARA
A. Identitas Subjek
1. Nama :
2. Jenis kelamin :
3. Nama orangtua :
4. Alamat :
6. Umur :
7. Pendidikan :
B. Instrumen
khususnya keluarga?
mengeluarkan pendapat?
11. Apa yang Saudara lakukan untuk mengatasi masalah yang Saudara
hadapi?
kepada orangtua?
Saudara hadapi?
yang bermasalah?
melakukan kesalahan?
melakukan kesalahan?
17. Apa ada hal-hal yang mendukung Saudara selama proses belajar
pernikahan dini?
5. Apa saja dampak positif bagi pasangan suami istri yang menikah dini?
6. Apa saja dampak negatif bagi pasangan suami istri yang menikah dini?
7. Apa saja dampak positif bagi anak dari keluarga pernikahan dini?
8. Apa saja dampak negatif bagi anak dari keluarga pernikahan dini?
119
HASIL WAWANCARA
I. Informan Orangtua
A. Identitas Subjek
1. Nama Suami : Abdul Rochman (AR)
2. Tempat/ Tgl Lahir : Kudus, 31 Desember 1963
3. Umur : 44 Tahun
4. Pendidikan Terakhir : SD
5. Nama Istri : Shofiah (Sh)
6. Tempat/ Tgl Lahir : Kudus, 21 Januari 1972
7. Umur : 35 Tahun
8. Pendidikan Terakhir : SD
9. Tanggal Menikah : 11 Agustus 1988
10. Alamat : Ds. Kirig RT/RW 04/ 03 Mejobo Kudus
11. Tanggal wawancara : 05 Mei 2007
B. Keluarga Pernikahan Dini
1. Umur berapa Anda menikah?
Jawab:
AR : “Umur 25 tahun”.
Sh : “Kalau saya umur 16 tahun tapi waktu menikah dituakan 20 tahun
supaya bisa nikah”.
2. Apa alasan Anda menikah dini?
Jawab:
Sh : “Dijodohkan orangtua”.
3. Apa Anda mengetahui kerugian dan keuntungan pernikahan dini?
Jawab:
AR : “Keuntungannya nanti kalau sudah tua anak-anak kan masih
muda bisa melanjutkan sekolah tinggi terus bisa meraih cita-cita.
Kalau kerugiannya dijodohkan orangtua tidak bisa pacaran lama
terus tidak bisa menikmati masa muda”.
Sh : “Sama”.
120
Jawab:
AR : “Membimbing anak ya supaya anak diterima masyarakat banyak
dan supaya manut sama orangtua”.
10. Bagaimana Anda melaksanakan fungsi keluarga sebagai pembimbing
anak dalam menyesuaikan diri dengan masyarakat?
Jawab:
AR : “Membimbing anak itu ya kita kan tidak punya pendidikan tinggi
jadi ya saya didik sebisa-bisanya saya”.
Sh : “Ya memberikan contoh pada anak-anak supaya bisa mengikuti
sama teman-teman”.
11. Apa kesulitan Anda dalam melaksanakan fungsi keluarga sebagai
pembimbing anak dalam menyesuaikan diri dengan masyarakat?
Jawab:
AR : “Tidak mempunyai kesulitan soalnya anak manut sama kita , ya
kalo tidak manut saya jewer”.
12. Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi kesulitan dari fungsi
keluarga sebagai pembimbing anak dalam menyesuaikan diri dengan
masyarakat?
Jawab:
AR : “Mengatasinya ya saya didik semampu saya”.
C. Proses Sosialisasi dalam Keluarga
1. Apa pendapat Anda tentang keluarga sebagai pembentuk kepribadian
anak?
Jawab:
AR : “Ya membentuk anak supaya baik sama orangtua, kita didik
supaya dia manut. Hubungan dengan anak itu dekat terlalu dekat
soalnya dia itu tidak ke mana-mana, pergi sekolah pulang
sekolah terus pulang”.
Sh : “Hubungan dengan ibu juga baik”.
2. Apa yang Anda ajarkan pada anak dalam keluarga?
Jawab:
122
Jawab:
AR : “Pokoknya kalau di rumah dia baik tapi kalau di luar saya tidak
tahu”.
7. Apa anak Anda melakukan hal-hal yang menyimpang dari norma
susila dalam masyarakat?
Jawab:
AR : “Tidak ada”.
8. Apa anak Anda melakukan hal-hal yang menyimpang dari norma
kesopanan dalam masyarakat?
Jawab:
AR : “Tidak ada”.
9. Apa yang Anda ketahui tentang penyebab tigkah laku anak Anda yang
menyimpang tersebut?
Jawab:
AR : “Tidak ada”.
10. Apakah Anda membatasi pergaulan anak dengan teman-temannya?
Jawab:
AR : “Ya saya batasi khususnya teman laki-laki, zaman sekarang kalau
tidak dibatasi bisa bahaya”.
Sh : “Saya batasi jangan berlebih-lebihan sama teman-teman”.
E. Upaya Orangtua dalam Mengatasi Permasalahan Remaja
1. Apa yang Anda lakukan untuk membantu anak dalam mengatasi
permasalahannya?
Jawab:
AR : “Saya kan tidak terlalu punya pendidikan tinggi ya semampu
saya, saya nasihati sedikit-sedikit”.
Sh : “Kalau dalam mengatasi permasalahannya itu dia kan nilai
matematikanya jelek jadi saya leskan”.
2. Apa yang Anda lakukan jika anak melakukan kesalahan?apa menegur,
menasihati, atau memberikan hukuman?
Jawab:
125
AR : “Ya saya tanyakan sama ibu dan gurunya, saya didik semampu
saya”.
3. Hukuman apa yang biasa Anda berikan pada anak yang melakukan
kesalahan?
Jawab:
AR : “Ya kalau anak nakal harus dijewer”.
Sh : “Kalau ibu dipukul sama dijewer”.
4. Apa yang Anda lakukan jika upaya hukuman sudah tidak dapat
membantu merubah anak ke arah yang lebih baik?
Jawab:
AR : “Kalau seperti itu ya saya kurung di kamar”.
F. Kendala dan Pendukung Proses Sosialisasi
1. Apa ada hal-hal yang mendukung anak dalam bertingkah laku sesuai
dengan norma atau adat istiadat yang berlaku di masyarakat?
Jawab:
AR : “Dia selalu patuh sama saya dan menghormati orangtua”.
Sh : “Kalau menurut ibu dia disiplin, patuh sama orangtua, trus norma-
norma itu harus dihormati”.
2. Apa ada kendala yang dihadapi anak dalam bertingkah laku sesuai
dengan norma atau adat istiadat yang berlaku di masyarakat?
Jawab:
AR : “Tidak ada”.
3. Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi kendala tersebut?
Jawab:
AR : “Ya saya didik semampu saya”.
4. Perbaikan-perbaikan apa yang Anda lakukan agar kendala tersebut
tidak terulang lagi?
Jawab:
AR : “Belajar dari pengalaman saya dan dia”.
126
HASIL WAWANCARA
4. Kebiasaan apa saja yang Anda tanamkan dalam keluarga pada diri
anak?
Jawab:
NS : “Sholat lima waktu, dan kadang-kadang disuruh bersih-bersih”.
Mn : “Dibiasakan bangun pagi terus menata tempat tidur”.
5. Apa ada hal-hal yang mempengaruhi proses belajar anak menjadi
anggota masyarakat yang bertanggung jawab dalam keluarga?
Jawab:
NS : “Lingkungan di sini itu baik untuk anak”.
6. Apa dampak dari hal-hal tersebut pada diri anak?
Jawab:
NS : “Anak jadi orang yang baik”.
7. Bagaimana peran Anda sebagai orangtua dalam mengatasinya?
Jawab:
NS : “Tidak tahu”.
Mn : “Ya memperhatikan anak”.
8. Bagaimana cara Anda membantu anak dalam bertingkah laku sesuai
norma atau adat istiadat dalam masyarakat?
Jawab:
NS : “Saya biarkan saja anaknya sudah ngerti sendiri”.
9. Apa tujuan Anda membantu anak dalam bertingkah laku sesuai norma
atau adat istiadat dalam masyarakat?
Jawab:
NS : “Supaya anak pintar dan bertanggung jawab pada diri sendiri”.
Mn : “Biar anak mandiri”.
D. Permasalahan Anak Usia Remaja
1. Apa Anda mengetahui permasalahan-permasalahan yang sedang
dihadapi anak Anda?
Jawab:
NS : “Tidak ada”.
Mn : “Tidak tahu”.
130
HASIL WAWANCARA
anak SMA kita sudah loyo. Kalau kerugiannya kita belum puas
merasakan masa muda”.
4. Apa Anda menginginkan anak Anda menikah dini?
Jawab:
Sy : “Kalau saya tidak menginginkan seperti itu. Memang kebodohan
sudah saya lakukan jadi besok anak saya kawinkan kalau umurnya
standar. Kalau anak masih bisa sekolah ya saya sekolahkan terus,
dan kalau masalah biayakurang ya apa boleh buat”.
5. Apa yang Anda ketahui tentang fungsi keluarga sebagai pendidik
anak?
Jawab:
Sy : “Memang keluarga itu mempunyai kewajiban mendidik anak
supaya pintar. Mendidik masalah ilmu pengetahuan dan agama itu
harus. Jadi keluarga harus mendidik anak dengan disiplin dan lebih
baik”.
6. Bagaimana Anda melaksanakan fungsi keluarga sebagai pendidik
anak?
Jawab:
Sy : “Kalau cara mendidik anak itu menurut saya harus disiplin dan
tegas untuk memberi pengertian kepada anak, tapi orangtua juga
menerima usulan-usulan anak yang benar. Jadi tidak terlalu saya
tekan, kalau ada pendapat yang lebih baik saya anjurkan lebih baik,
tapi masalah tata tertib saya disiplin dalam mendidik anak”.
7. Apa kesulitan Anda dalam melaksanakan fungsi keluarga sebagai
pendidik anak?
Jawab:
Sy : “Dalam mendidik anak memang sedikit banyak punya kesulitan,
soalnya pemikiran anak kadang lancar kadang tidak tapi lebih
banyak menurut. Kesulitannya itu misalnya anak disuruh belajar
tapi kadang lebih mementingkan nonton TV dan masalah itu dapat
teratasi”.
135
Jawab:
Sy : “Saya menasihati anak supaya jangan terlalu pendiam dan lebih
banyak berkomunikasi dengan tetangga dan orang banyak”.
4. Perbaikan-perbaikan apa yang Anda lakukan agar kendala tersebut
tidak terulang lagi?
Jawab:
Sy : “Masalah perbaikan, saya anjurkan pada adiknya supaya jangan
seperti kakaknya yang pendiam, dan saya suruh adiknya untuk
bermasyarakat yang lebih baik”.
141
HASIL WAWANCARA
Ks : “Tidak tahu”.
4. Apa Anda menginginkan anak Anda menikah dini?
Jawab:
SS : “Ya terserah keinginan anak”.
Ks : “Kalau bisa ya iya, dari pada kalau menikah dewasa diomong
orang”.
5. Apa yang Anda ketahui tentang fungsi keluarga sebagai pendidik
anak?
Jawab:
SS : “Sebagai orangtua ya mendidik dan memberi nafkah anak”.
Ks : “Yang saya ketahui agar anak pintar, pintar ngaji dan sekolah”.
6. Bagaimana Anda melaksanakan fungsi keluarga sebagai pendidik
anak?
Jawab:
SS : “Anak saya didik di rumah dan saya sekolahkan biar pintar”.
Ks : “Anak harus manut apa kata orangtua”.
7. Apa kesulitan Anda dalam melaksanakan fungsi keluarga sebagai
pendidik anak?
Jawab:
SS : “Tidak ada, anak saya patuh semua”.
Ks : “Tidak ada”.
8. Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi kesulitan dari fungsi
keluarga sebagai pendidik anak?
Jawab:
SS : “Tidak ada kesulitan dalam mendidik anak jadi ya tidak ada yang
saya lakukan”.
9. Apa yang Anda ketahui tentang fungsi keluarga yang membimbing
anak dalam menyesuaikan diri dengan masyarakat?
Jawab:
SS : “Yang saya ketahui ya membimbing anak bergaul dengan teman-
temannya”.
143
Jawab:
SS : “Tidak ada”.
9. Apa yang Anda ketahui tentang penyebab tigkah laku anak Anda yang
menyimpang tersebut?
Jawab:
SS : “Tidak ada”.
10. Apakah Anda membatasi pergaulan anak dengan teman-temannya?
Jawab:
SS : “Dibatasi, tidak boleh bergaul dengan anak laki-laki”.
Ks : “Tidak, agar temannya banyak, tapi kalau teman yang jelek tidak
boleh”.
E. Upaya Orangtua dalam Mengatasi Permasalahan Remaja
1. Apa yang Anda lakukan untuk membantu anak dalam mengatasi
permasalahannya?
Jawab:
SS : “Memberi pengarahan pada anak”.
2. Apa yang ibu lakukan jika anak melakukan kesalahan?apa menegur,
menasihati, atau memberikan hukuman?
Jawab:
SS : “Diberi nasihat”.
Ks : “Diomel-omeli”.
3. Hukuman apa yang biasa Anda berikan pada anak yang melakukan
kesalahan?
Jawab:
SS : “Dijewer”.
Ks : “Tidak pernah”.
4. Apa yang Anda lakukan jika upaya hukuman sudah tidak dapat
membantu merubah anak ke arah yang lebih baik?
Jawab:
SS : “Tidak tahu Mbak”.
147
HASIL WAWANCARA
V. Informan Orangtua
A. Identitas Subjek
1. Nama Suami : Suroto (Sr)
2. Tempat/ Tgl Lahir : Kudus, 23 Maret 1967
3. Umur : 40 Tahun
4. Pendidikan Terakhir : SD
5. Nama Istri : Asminah (As)
6. Tempat/ Tgl Lahir : Kudus, 21 Oktober 1971
7. Umur : 36 Tahun
8. Pendidikan Terakhir : SD
9. Tanggal Menikah : 23 Januari 1987
10. Alamat : Ds. Kirig RT/RW 04/ 04 Mejobo Kudus
11. Tanggal wawancara : 18 Mei 2007
B. Keluarga Pernikahan Dini
1. Umur berapa Anda menikah?
Jawab:
As : “Umur 16 tahun tapi neng buku nikahe dituake19 tahun, nek
suami kulo nikahe umur 20 tahun”.
2. Apa alasan Anda menikah dini?
Jawab:
As : “Aku kan gak iso nglanjutno sekolah tinggi dadine karena
ekonomi luwih becik aku nikah wae”.
3. Apa Anda mengetahui kerugian dan keuntungan pernikahan dini?
Jawab:
As : “Ngerti, rumangsaku gak ono keuntungane, rugine yo masalah
ekonomi kurang terus aku kan duwe putra dadine aku repot belum
siap punya anak”.
4. Apa Anda menginginkan anak Anda menikah dini?
Jawab:
149
As : “Ora pingin”.
5. Apa yang Anda ketahui tentang fungsi keluarga sebagai pendidik
anak?
Jawab:
As : “Ora reti, sing tak retini yo didik lan bimbing anak iku ono susahe
ono senenge roh-roh gede”.
6. Bagaimana Anda melaksanakan fungsi keluarga sebagai pendidik
anak?
Jawab:
As : “Yo rumangsaku anak dididik dikon nurut lan manut wong
tuwo”.
7. Apa kesulitan Anda dalam melaksanakan fungsi keluarga sebagai
pendidik anak?
Jawab:
As : “Masalah didik anak sulit, kesulitane masalah ekonomi kurang
terus waktu nikah kan ijeh cilik dadi durung duwe pengalaman lan
durung duwe pekerjaan sing tetap”.
8. Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi kesulitan dari fungsi
keluarga sebagai pendidik anak?
Jawab:
As : “Carane ngatasi kesulitan ekonomi yo duwe duwit sitik
ditindakke sitik”.
9. Apa yang Anda ketahui tentang fungsi keluarga yang membimbing
anak dalam menyesuaikan diri dengan masyarakat?
Jawab:
As : “Pendapatku nek bocah wis bener-bener, wis manut wong tuwo
yo tak jarke wae”.
10. Bagaimana Anda melaksanakan fungsi keluarga sebagai pembimbing
anak dalam menyesuaikan diri dengan masyarakat?
Jawab:
As : “Yo nek wis apik yo dijarke wae”.
150
Jawab:
As : “Kene lingkungane apik”.
6. Apa dampak dari hal-hal tersebut pada diri anak?
Jawab:
As : “Anake gampang diatur”.
7. Bagaimana peran Anda sebagai orangtua dalam mengatasinya?
Jawab:
As : “Ora ono”.
8. Bagaimana cara Anda membantu anak dalam bertingkah laku sesuai
norma atau adat istiadat dalam masyarakat?
Jawab:
As : “Ngandani yo diatur supaya dadi bocah sing becik”.
9. Apa tujuan Anda membantu anak dalam bertingkah laku sesuai norma
atau adat istiadat dalam masyarakat?
Jawab:
As : “Anak mandiri lan iso luwih dewasa”.
D. Permasalahan Anak Usia Remaja
1. Apa Anda mengetahui permasalahan-permasalahan yang sedang
dihadapi anak Anda?
Jawab:
As : “Ora reti”.
2. Apa saja permasalahan yang dihadapi anak Anda di rumah?
Jawab:
As : “Ora ono, kadang tukaran karo adike tapi mengko apik meneh”.
3. Apa saja permasalahan yang dihadapi anak Anda di sekolah?
Jawab:
As : “Masalah iuran sekolah nunggak terus”.
4. Apa saja permasalahan yang dihadapi anak Anda di masyarakat?
Jawab:
As : “Ora ono”.
152
HASIL WAWANCARA
I. Informan Anak
A. Identitas Subjek
1. Nama : Ulin Noor Hidayah
2. Jenis kelamin : Perempuan
3. Nama orangtua : Abdul Rochman (AR) dan Shofiah (Sh)
4. Alamat : Ds. Kirig RT/RW 04/ 03 Mejobo Kudus
5. Tempat / tgl lahir : Kudus, 15 Mei 1989
6. Umur : 18 Tahun
7. Pendidikan : SMA
8. Tanggal wawancara : 05 Mei 2007
B. Instrumen
1. Apa Saudara mengetahui bahwa orangtua Saudara menikah dini?
Jawab: “Iya”.
2. Apa Saudara ingin mengikuti orangtua Saudara untuk menikah dini?
Jawab: “Tidak”.
3. Apa saja yang diajarkan orangtua kepada Saudara dalam keluarga?
Jawab: “Masalah agama, tata krama, dan pergaulan”.
4. Bagaimana cara Saudara menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar
khususnya keluarga?
Jawab: “Berusaha mempelajari lingkungan sekitar”.
5. Bagaimana cara orangtua mendidik Saudara?
Jawab: “Kadang dibebaskan untuk mengeluarkan pendapat tapi kadang
juga harus mengikuti kata orangtua”.
6. Bagaimana komunikasi Saudara dengan orangtua?
Jawab: “Sejauh ini dekat dan lancar-lancar saja, menurut saya
perhatian dari orangtua ke saya itu cukup, dan semenjak remaja
saya sering cerita masalah saya sama ibu”.
7. Apakah orangtua memberikan kebebasan kepada Saudara untuk
mengeluarkan pendapat?
155
HASIL WAWANCARA
HASIL WAWANCARA
HASIL WAWANCARA
HASIL WAWANCARA
V. Informan Anak
A. Identitas Subjek
1. Nama : Riyan Andreyanto
2. Jenis kelamin : Laki-laki
3. Nama orangtua : Suroto (Sr) dan Asminah (As)
4. Alamat : Ds. Kirig RT/ RW 04/ 04 Mejobo Kudus.
5. Tempat / tgl lahir : Kudus, 27 Desember 1988
6. Umur : 19 Tahun
7. Pendidikan : SMA
8. Tanggal wawancara : 18 Mei 2007
B. Instrumen
1. Apa Saudara mengetahui bahwa orangtua Saudara menikah dini?
Jawab: “Kalau itu saya belum mengetahui baru sekarang ini”.
2. Apa Saudara ingin mengikuti orangtua Saudara untuk menikah dini?
Jawab: “Kalau prinsip hidup saya beda sama orang lain, kalau belum
bisa buat rumah sendiri dan menafkahi siapa yang akan saya
nikahi saya enggak akan menikah dulu”.
3. Apa saja yang diajarkan orangtua kepada Saudara dalam keluarga?
Jawab: “Ya banyak, mulai dari segi moral, religi, dan nilai sosialisasi
di masyarakat juga diajarkan oleh orangtua saya”.
4. Bagaimana cara Saudara menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar
khususnya keluarga?
Jawab: “Kalau itu dari kebiasaan dan adaptasi dengan lingkungan
sekitar kalau masyarakat maunya gini ya saya ngikut saja”.
5. Bagaimana cara orangtua mendidik Saudara?
Jawab: “Kalau soal sistem di keluarga saya menggunakan sistem
demokrasi terpimpin, jadi setiap individu dalam keluarga
dikasih hak untuk mengeluarkan suaranya tapi masih dipimpin
kepala keluarga yaitu bapak”.
166
Jawab: “Tidak selalu, ada masalah yang tidak saya ceritakan cuma
saya pendam sendiri. Kalau masalah pribadi saya bisa curhat
tapi kalau masalah kemasyarakatan dan bersosialisasi saya sulit
menceritakan sama orangtua karena itu bisa menumbuh
kembangkan kepribadian saya jadi saya mencoba memecahkan
masalah itu sendiri”.
13. Bagaimana sikap orangtua Saudara mendengar masalah-masalah yang
Saudara hadapi?
Jawab: “Respon dari orangtua saya memberikan pendapatnya,
walaupun itu bisa saya terima atau tidak tapi mungkin
pendapatnya itu bisa membuat aku lebih tahu soal problematik
yang sedang saya alami”.
14. Bagaimana sikap orangtua Saudara menghadapi tingkah laku Saudara
yang bermasalah?
Jawab: “Setiap saya punya masalah di masyarakat atau dengan teman-
teman saya selalu terbantu dengan nasihat dari arang tua”.
15. Apakah orangtua Saudara memberikan hukuman jika Saudara
melakukan kesalahan?
Jawab: “Mulai sekarang ini saya tidak pernah mendapat hukuman
karena orangtua saya tahu saya sudah besar jadi tidak pantas
dapat hukuman baik secara fisik maupun lisan”.
16. Apa bentuk hukuman yang diberikan orangtua jika Saudara
melakukan kesalahan?
Jawab: “Dulu waktu SMP masih dijewer”.
17. Apa ada hal-hal yang mendukung Saudara selama proses belajar
menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dalam keluarga?
Jawab: “Kalau hal yang mendukung untuk proses sosialisasi di
masyarakat itu saya lakukan secara alamiah, jadi masyarakat
melakukan apa saya reflek untuk melakukan itu juga dan saya
mengerti apa yang dibutuhkan masyarakat”.
168
HASIL WAWANCARA
B. Tokoh Masyarakat
Nama : Subhan
Pendidikan terakhir : SD
Jabatan : Pembantu Kaur Kesra desa Kirig
CATATAN LAPANGAN
1. Keluarga AR dan Sh
Identitas Informan:
Nama orang tua : Abdul Rochman (AR) dan Shofiah (Sh)
Nama anak : Ulin Noor Hidayah
Jumlah anggota keluarga dalam keluarga ini adalah empat orang, yaitu
terdiri dari orang tua (AR dan Sh), dan dua orang anak perempuan. Ulin
(informan anak) adalah anak pertama dalam keluarga ini. Sekarang dia duduk
di SMA kelas 12 si sebuah sekolah swasta di kota Kudus. Kegiatan rutin yang
dilakukan oleh ulin tiap harinya yaitu mulai dari bangun pagi, sholat Subuh,
nyuci, mandi, sarapan, berangkat sekolah, pulang sekolah, makan siang, sholat
Dzuhur, makan siang, tidur siang, bangun tidur nonton TV, membersihkan
rumah, mandi, sholat A’shar, nonton TV, sholat Maghrib, pergi mengaji,
sholat Isya’, pulang ke rumah, nonton TV dengan keluarga, belajar, kemudian
tidur. Hal tersebut adalah kegiatan rutin yang selalu dilakukan Ulin jika tidak
ada kegiatan yang lain.
Komunikasi antara orang tua dan anak dalam keluarga ini terjalin
dengan baik. Hubungan Ulin dengan anggota keluarga yang lain seperti nenek,
kakek, dan tante juga baik, hal tersebut karena meskipun mereka semua
tinggal di rumah yang berbeda tetapi masih dalam satu desa sehingga lebih
sering bertemu.
173
CATATAN LAPANGAN
2. Keluarga NS dan Mn
Identitas Informan:
Nama Orang Tua : Nor Said (NS) dan Munzaro’ah (Mn)
Nama Anak : Laila Mudlikhah
CATATAN LAPANGAN
3. Keluarga Sy dan Mr
Identitas Informan:
Nama Orang Tua : Suyatno (Sy) dan Murtiyah (Mr)
Nama Anak : Sisca Aprilianti
CATATAN LAPANGAN
4. Keluarga SS dan Ks
Identitas Informan:
Nama Orang Tua : Suaib Sukardi (SS) dan Kasriah (Ks)
Nama Anak : Khusnul Khotimah
CATATAN LAPANGAN
5. Keluarga Sr dan As
Identitas informan:
Nama orang tua : Suroto (Sr) dan Asminah (As)
Nama anak : Riyan Andreyanto
Jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah di keluarga ini
berjumlah enam orang, yaitu orang tua (Sr dan As), empat orang anak, dan
seorang nenek.keluarga ini hidup dengan ekonomi yang kurang baik, hal
tersebut dikarenakan kepala rumah tangga dalam keluarga ini menganut
poligami sehingga keuangan harus dibagi dua. Sr memiliki dua orang istri, As
adalah istri pertama dan Siti adalah istri kedua, tetapi mereka berdua tinggal di
rumah yang berbeda. Hidup dengan ekonomi yang kurang dirasakan keluarga
Sr da As sejak As melahirkan anak ketiga, sejak itu As berhenti bekerja dari
pekerjan sebagai buruh pabrik. As berhenti dari pekerjaannya untuk mengasuh
anak-anaknya di rumah.
Andre (informan anak) adalah anak pertama dari pasangan Sr dan As.
Dia mengalami masalah di sekolah yaitu dia sering nunggak membayar iuran
sekolah karena orang tuanya belum memiliki uang untuk membayarnya.
Dalam kehidupan sehari-hari Andre tumbuh menjadi anak yng mau membantu
orang tua mengerjakan pekerjaan rumah seperti nyapu, dan nyuci karena
ibunya sibuk mengasuh adik-adiknya dan ayahnya jarang di rumah. Dia juga
selalu mengajak main adik ketiganya yang masih di bawah umur 3 tahun jika
ibunya sedang mengasuh adiknya yang paling kecil yang masih berumur di
bawah satu tahun.
Menurut ibunya, Andre termasuk anak yang jarang sholat terutama
sholat Subuh. Dia selalu malas bangun pagi meskipun sudah dibangunkan
ibunya. Andre lebih dekat dengan ibunya karena ayahnya jarang di rumah.
Jenis pekerjaan sebagai sopir membuat Sr jarang bersama keluarga karena
harus mengantar barang ke luar kota atau bahkan ke luar pulau.
177
FOTO INFORMAN
6. Tokoh Masyarakat
Foto penulis dengan Drs. H. Sururi (Kepala KUA Kec. Mejobo Kab. Kudus)