SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh
Malikhah
1601908022
i
ABSTRAK
Malikhah, 2012. Korelasi Pengaruh Tayangan Televisi Terhadap Perkembangan
Perilaku Negatif Anak Usia Dini (Studi Pada Kelompok B Taman Kanak-kanak
Aisyiyah Bustanul Athfal V Kudus Tahun 2011 /2012). Skripsi, Program Studi
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang. Drs. Sawa Suryana, M.Pd dan Amirul Mukminin, S.Pd, M.Kes.
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian
Skripsi pada:
Hari : Senin
Mengetahui
Edi Waluyo, M. Pd
NIP. 19790425 200501 1 001
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang Panitia Penguji Skripsi Jurusan
Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan untuk memenuhi sebagian
syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Anak Usia Dini Universitas
Negeri Semarang pada:
Hari/tanggal: Rabu, 15 Mei 2013
Peguji Utama
Edi Waluyo, M. Pd
NIP. 19790425 200501 1 001
Peguji I Penguji II
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip
Semarang
Malikhah
NIM 1601908022
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
(informasi) tanpa kreativitas hanya ibarat kedaraan tanpa bahan bakar, dan
Kita tidak bisa menjadi bijaksana dengan kebijaksanaan orang lain, tapi kita
PERSEMBAHAN :
1. Kepada Ayah dan Ibu yang tak henti-hentinya memanjatkan doa buat ku
3 Teman-teman di saat resah dan gelisah yang selalu ada untuk bersama
6 Pelita kecil hidup ku, yang selalu mengisi hari-hari ku baik suka atau pun
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan
hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul
Anak Usia Dini (Studi Pada Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal V Kudus
Tahun 2011/2012).
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Strata 1 (satu) pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
(1)Drs. Hardjono, M. Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang telah
(2)Edi Waluyo, M. Pd selaku Ketua Jurusan PG PAUD FIP UNNES yang telah
(3)Dra. Lita Latiana, S.H. M.H, selaku dosen wali yang telah memberikan motivasi ke
pada peneliti.
(4)Drs. Sawa Suryana, M. Si, selaku Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan
vii
meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran untuk memberikan bimbingan, pengarahan
Kudus yang telah memberikan ijin dan membantu dalam penelitian ini.
(7)Kedua orangtua dan suami serta buah hatiku yang selalu ada untukku, berkat
(8)Semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materiil dalam
penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak bias penulis sebutkan satu persatu.
SemogaAllah SWT senantiasa melipat gandakan balasan atas amal baik mereka
dengan rahmat dan nikmatNya. Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis
mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan dan semoga tulisan ini bisa
Semarang
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .. i
ABSTRAK ... ii
HALAMAN PENGESAHAN . iv
PERNYATAAN .. v
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I : PENDAHULUAN
1.5.1 Korelasi 10
ix
1.5.3.1 Pengertian Perkembangan. 11
1.5.3.3Pengertian Anak 11
i. Tayangan Televisi .. 16
2.2 Perkembangan 30
1) Pengertian Perkembangan . 30
2) Prinsip-prinsip Perkembangan .. 31
2. Perilaku.. 36
3. Belajar ... 41
1) Pengertian Belajar . 41
x
1) Pengertian Anak Usia Dini ... 44
Anak.. 56
2.7 Hipotesis.. 62
xi
i. Populasi 72
3.3.2 Sampel.. 72
3.4.1 Dokumentasi 74
3.4.2 Angket . 75
3.6.1 Validitas.... 78
xii
4.1.1 Orientasi Kancah Penelitian 87
4.4.2 Uji t .. 96
4.5 Pembahasan. 99
Sinetron..................................................................................... 103
Kartun 104
Musik.. 105
xiii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Kudus. 72
4.1 Data Peserta Didik Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal V Kudus 89
Kudus 90
Athfal V Kudus. 90
Kudus 91
4.7 PengujianMultikolonieritas.. 95
xv
DAFTAR GAMBAR
Grafik Scatterplot. 95
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Surya Citra Televisi (SCTV), TV-
sudah lebih lama beroperasi, sedangkan untuk Semarang (Jawa Tengah) masih ada
TV swasta yaitu Borobudur-TV dan Pro-TV. Apabila sampai akhir dekade 80-an
masyarakat dihadapkan pada suatu pilihan mau tidak mau, suka tidak suka hanya
TVRI, saat ini masyarakat lebih leluasa memindah saluran yang satu ke saluran
yang lain sesuai dengan acara yang dinikmati. Semua televisi swasta tersebut
porsi tertinggi. Hal ini berarti masuknya dana meliputi iklan yang menopang dari
televisi tersebut. Dalam situasi demikian sudah tentu televisi harus menyiarkan hal-
hal atau film-film import, meskipun porsinya mulai dikurangi, tetapi tidak mungkin
Kekhawatiran muncul karena diduga akan menjadi muntahan acara dari luar
negeri tersebut, sebab isinya tidak sesuai dengan budaya, kepribadian bahkan
falsafat bangsa Indonesia. Hal itu tidak sepenuhnya benar dan tidak semua keliru,
karena pada kenyataannya masyarakat tidak bisa menolak masuknya segala hal
1
2
yang "berbau" asing. Bahkan tidak hanya dalam bidang komunikasi, tetapi dalam
hal mode busana, rambut dan makanan alternatif sama dengan yang ada di luar
negeri.
dengan jaman dahulu) dengan berbagai macam acara yang lebih mengutamakan
hiburan (kecuali TVRI), tentu membawa konsekuensi semakin berat bagi pemirsa,
khususnya orang yang sudah tua harus mulai mengarahkan anak-anaknya dalam
memanfaatkan hasil teknologi tersebut. Kondisi ini menantang para orang tua untuk
yang patut dinikmati dan acara yang seharusnya tidak dilihat oleh anak. Apalagi
usia anak-anak merupakan usia yang strategis dan lebih mudah terkena pengaruh,
tahun 1993 menunjukkan bahwa adegan antisosial (52%) lebih banyak dari pada
perilaku yang memiliki konsekuensi sosial positif sedangkan menurut Mussen dan
bantuan atau kebaikan pada orang lain atau kelompok orang tanpa mengharapkan
balasan, dengan cara-cara yang cenderung mentaati norma sosial, Contoh adegan
prososial adalah mementingkan orang lain, mengalah dengan alasan yang masuk
ungkapan perasaan dan perbuatan tertentu dari seorang kepada orang lain seperti
yang dialami oleh orang tersebut, misalnya; turut sedih, turut bergembira, dan lain-
lain. Sedangkan kategori adegan antisosial meliputi; berkata dan bertindak kasar,
anak tergantung dari penyesuaian anak, (Hurlock, 1978: 344), Anak yang
dibuktikan dengan penelitian ilmiah. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh
buruk, bahkan penelitian ini juga menyimpulkan bahwa hampir semua perilaku
buruk yang dilakukan orang adalah hasil dari pelajaran yang mereka dapat dari
media semenjak usia anak-anak. Pengaruh sinetron dapat kita saksikan setiap hari,
diantaranya banyak anak-anak yang menirukan ucapa-ucapan nakal dari tokoh film
animasi Shinchan yang kasar dan jorok. Belum lagi beberapa contoh prilaku
negatif lain seperti pergaulan bebas, merampok, memperkosa, bertengkar, dan lain-
4
Dalam sebuah buku yang berjudul Sex Violence and The Media
diungkapkan bahwa membaca dan melihat tayangan televisi yang berbau seks dan
porno, dan juga iklan yang makin hari makin bebas menonjolkan seks dan
menarik, dalam buku itu, juga memberikan kesimpulan bahwa mass media
15% saja, namun pengaruh terlihat semakin meningkat kalau disertai suara bahkan
adegan visual yang ternyata berpengaruh 50% bagi yang menontonnya. Karena
meniru perilaku tersebut. Ini bisa dimaklumi karena salah satu perkembangan
perilaku seseorang dihasilkan dari contoh mereka yang lebih dewasa, orang tua,
kesimpulan, bahwa peran serta tayangan televisi sangat besar dalam perkembangan
anak, terkhusus lagi terhadap pola pikir, sikap dan perilaku anak di sekolah.
Dikhususkan pada anak usia 2-7 tahun (menurut konsep kognisi Piaget) dimana
5
menyimpulkan sesuatu berdasarkan apa yang mereka lihat. Apabila anak pada
usia ini selalu mendapatkan teman yang berupa tayangan televisi, maka hal
tersebut. Mereka sedikit banyak akan meniru apa yang mereka lihat dari tanyangan
menyebabkan penontonya kurang memiliki empati terhadap orang lain. Maka dari
itu, apabila anak- anak terlalu sering didampingi oleh tayangan televisi, akan ada
tersebut. Disinilah diperlukan peran serta orang tua dan guru, yang mana
sebelumnya sudah dikatakan bahwa guru dan orang tua merupakan pembimbing si
Anak- anak dan televisi merupakan dua hal yang agak sulit untuk pisahkan,
6
menurut Cooney (dikutip dalam Yonatahan, 2010), anak-anak dan televisi adalah
suatu perpaduan yang sangat kuat yang diketahui orangtua, pendidik, dan
pemasang iklan. Televisi juga merupakan suatu alat yang melebihi budaya dalam
mempengaruhi cara berpikir dan perilaku anak. Televisi dapat membantu anak
mengetahui hak-hak dan kewajiban anak sebagai warga negara yang baik dan bisa
masyarakat, yang disertai oleh panduan orang tua (Chen, 1996). Singkat kata,
sedikit banyak tayangan televisi dapat mempengaruhi cara pikir serta sikap dan
perilaku anak.
Athfal V Kudus?
2) Apakah ada hubungan antara pengaruh tayangan televisi variabel film kartun
7
Athfal V Kudus?
3) Apakah ada hubungan antara pengaruh tayangan televisi variabel hiburan musik
Athfal V Kudus?
5) Seberapa besar hubungan antara pengaruh tayangan televisi variabel film kartun
kelompok, hal yang bisa dipastikan adalah pencapaian tujuan dari kegiatan itu,
(2) Untuk mengetahui hubungan antara pengaruh tayangan televisi variabel film
(4) Untuk mengetahui berapa besar hubungan antara tayangan televisi variabel
(5) Untuk mengetahui berapa besar hubungan antara tayangan televisi variabel
(6) Untuk mengetahui berapa besar hubungan antara tayangan televisi variabel
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi khasanah ilmu,
terutama bagi jurusan Pendidikan Anak Usia Dini dalam memberikan gambaran
perilaku anak. Serta dapat memberikan informasi dan masukan pada teori yang telah
(1) Guru
siswanya lebih banyak belajar dari pada nonton TV, dengan lebih banyak
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada orang tua
berkaitan dengan tayangan televisi, dan bila memungkinkan agar orang tua
tayangan televisi.
(3) Peneliti
Sebagai aplikasi antara teori yang diperoleh dari bangku kuliah dengan
Sering ditemui di lapangan satu kata atau satu istilah memiliki beberapa arti,
pembaca lain. Untuk menghindari hal tersebut, berikut diberi penjelasan istilah
1.4.1 Korelasi
(Poerwadarminta, 1988:219).
antara dua variabel atau peristiwa yaitu pengaruh tayangan televisi dengan
Pengaruh adalah sesuatu yang memiliki pengaruh terhadap benda atau orang
lain baik disengaja maupun tidak disengaja. Sedangkan televisi adalah tayangan
gambar yang dipertontonkan melalui layar kaca yang berasal dari pusat atau
sebagai deretan kemajuan dari perubahan yang teratur dan koheren. Kemajuan itu
bukan mundur. Teratur dan koheren menunjukkan hubungan yang nyata antara
yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang
yang melakukannya.
Anak usia dini adalah anak yang berada dalam rentang usia 0 8 tahun yang
tercakup dalam program pendidikan di taman penitipan anak dalam keluarga (family
child care home), pendidikan Pra-Sekolah, Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.
Sedangkan menurut Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003, anak usia enam tahun
(0 6 tahun). UNESCO menetapkan bahwa anak usia dini adalah anak dengan usia
perkataan anak yang dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun
Bagian isi memuat 5 bab, setiap bab terdiri dari beberapa sub bab dengan
Bab I : Pendahuluan. Bab ini berisi tentang: Latar Belakang, Hipotesa, Rumusan
Sistematika Penulisan.
Bab II : Kajian Pustaka. Bab ini berisi tentang: Pengaruh Tayangan Televisi
Bab III :Jenis dan Desain Penelitian,Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel,
13
Persiapan Penelitian, Hasil Uji Validitas dan Realibilitas, Hasil Penelitian dan
Bab V : Simpulan dan Saran. Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi
umum yang dapat dijawab atau tidak dapat dijawab oleh penerima (Tono Wijoyo,
1985:13). Media massa dalam dunia informasi adalah sarana yang paling efektif
untuk berkomunikasi dengan khalayak. Hal ini disebabkan tugas media massa
Jenis media massa yang dapat dijadikan alat komunikasi adalah; (1) media
fisual dalam bentuk surat kabar, majaiah, tabloit dan lain-lain, (2) media audio
dalam bentuk radio, telepon dan sebagainya, (3) media audio visual dalam bentuk
tidak sekuat interaksi secara langsung antar individu namun memiliki peranan yang
cukup besar. Ada tiga teori yang menjelaskan media massa memiliki pengaruh
terhadap pembentukan sikap; (1) teori perbedaan individual, (2) teori hubungan
sosial, (3) teori penggolongan sosial, (4) teori norma-norma budaya (Melvin De
14
15
massa terhadap sekelompok manusia akan memiliki pengaruh dan tanggapan yang
dalam pergolongan sosial yang memiliki perilaku yang hampir sama. Sehubungan
dengan pesan media massa persepsi dan sikap yang sama akan mempengaruhi
massa lebih banyak melalui hubungan dengan orang lain dari pada menerima
langsung dari media massa. Intensitas hubungan pribadi antar manusia akan
norma yang belaku. Media massa mungkin dapat memperkokoh tatanan budaya
yang sudah ada, atau media massa menimbulkan tatanan baru tanpa merusak
tatanan yang sudah ada atau media massa akan mengubah semua tatanan yang
sudah ada.
Film adalah merupakan salah satu bentuk media massa yang sekarang sudah
sangat populer baik itu melalui tanyangan layar lebar maupun layar kaca. Unsur
yang ada dalam film berisi dimensi gambar, isi atau pesan, alur cerita, dan suara
16
yang semuanya memiliki peranan dalam mempengaruhi emosi dan daya pikir
pemirsa.
Tanyangan gambar yang telah diatur oleh ahli penata gambar dapat
membawa perasaan dan pikiran penonton terikat oleh adegan gambar yang
disajikan.Isi film yang ditanyangkan biasanya tersirat dalam judul film yang
dipublikasikan yang membuat para pemirsa merasa penasaran. Isi yang sebenarnya
sering membawa suatu muatan nilai yang banyak membawa pengaruh pada
perhatian dan emosi seseorang semakin baik dan serasi. Pengaturan suara membuat
lebih terfokus memperhatikan film tersebut, sehingga pemirsa lebih detail untuk
Melalui berbagai macam acara, baik dan film anak-anak sampai film bagi orang
dewasa yang bersifat eksen, termasuk juga sinetron, drama, maupun komedi,
jarang acara tersebut membawa dampak yang tidak diinginkan. Oleh sebab itu
keluarga sebagai lembaga inti masyarakat harus dapat bersikap, agar acara-acara
yang ditayangkan televisi yang memang menarik itu dapat dimanfaatkan secara
positif.
17
Pembahasan pada sub bab ini berusaha membuka front perlawanan keluarga
terhadap televisi yang berpengaruh negatif terhadap anak, kemudian orang tua
untuk mengambil langkah atau sikap. Hal ini tetap menjadi perioritas utama, sebab
informasi dan dengan berbagai bentuk pada era globalisasi informasi ini.
Sementara televisi sebagai siaran audio visual tidak dapat melepaskan diri dari
masyarakat, sehingga kesan "apalah artinya tanyangan bagus bila tidak disaksikan
semula hanya RCTI yang menyajikan film kartun anak-anak (Sincan), kini
semuanya menanyangkan jenis film tersebut, baik itu film lepas maupun film seri
bahkan ditanyangkan dalam waktu yang sama. Apabila dulu hanya TPI sekarang
bernama MNC TV menanyangkan film India, kini diikuti stasiun televisi yang lain.
Demikian pula, dulu sinetron yang hanya di tanyangkan SCTV kini hampir
terkenal dengan; sinetron yang mirip film India dan sebagainya. Begitu antusias
masyarakat terhadap sinetron ini, sehingga baju dan tempat tidur juga diberi nama
Tidak hanya tanyangan berupa film-film atau sinetron saja, televisi swasta
juga meramu acara informasi seperti "Buletin Siang", "Liputan Enam", "Seputar
dan sebagainya juga ditanyangkan untuk merebut pemirsa agar tertarik. Acara-
18
acara tersebut tidak khusus disajikan untuk orang tua atau dewasa saja, tetapi juga
televisi menyuguhkan acara yang menarik untuk "merebut" hati pemirsa terutama
anak-anak. Salah satu contoh tanyangan film Power Rangers yang sering
Film Power Ranger adalah film anak anak yang ditayangkan oleh stasiun
televisi Indosiar pada setiap hari minggu pagi. Isi dari film Power Rangers
tersebut bisa berubah menjadi manusia perkasa yang siap membela kebenaran
selalu dilakukan dengan kekerasan, ini akan mempengaruhi perilaku anak yang
posisi dan bagaimana kemudian masing-masing harus bersikap. Sebab antara yang
satu dengan yang lain pada hakikatnya saling membutuhkan. Keluarga sekarang
yang dikatakan hidup dalam masa modern tidak dapat meninggalkan televisi
dengan berbagai informasi dalam berbagai bentuk pada era globalisasi informasi.
Sementara televisi sebagai lembaga siaran audio visual tak dapat melepaskan diri
dari masyarakatnya.
Dengan kian beragamnya acara tentu makin sulit bagi pemirsa menentukan
acara yang bakal dipilih. Apalagi kalau setiap penghuni rumah memiliki selera
yang berbeda. Bila kondisi demikian terus tumbuh bahkan tidak mungkin setiap
anggota keluarga kelak akan memiliki pesawat TV-nya sendiri seperti yang
komunikasi dalam keluarga. Walaupun harus kita akui, bahwa televisi memberi
keuntungan bagi anak seperti yang dikatakan oleh Himmerweit dalam bukunya
"Television And the Child", bahwa televisi mengajarkan anak untuk mengenal
masyarakatnya, tetapi mereka juga disuguhi hal-hal lain yang menuntut mereka
sangat-sangat jauh berbeda dengan di masa lalu. Hal ini terjadi karena dulu
menjadi ibu rumah tangga) untuk dekat dengan anak. Tetapi sejalan dengan
ganda wanita tentu tidak mudah dilakukan secara sempurna. Peran bapak
kemudian dituntut untuk lebih dini, artinya tanggungjawab pendidikan anak bukan
karena perkembangan seseorang bukan hanya ditentukan oleh keluarga, tetapi juga
oleh msyarakat dan pemerintah. Termasuk media massa sebagai bagian dari
masyarakat mempunyai andil yang tidak kecil dan bisa dianggap ringan. Dengan
cerita (film, telenovela, sinetron, dan lain-lain) yang biasanya "happy ending" telah
membuat suatu kebahagiaan semu, yang barang kali tidak ditemukan dalam hidup
gadis pencuci mobil dan penjual karcis yang berhasil menikah dengan pemuda dari
keluarga kaya. Penontonnya yang mayoritas wanita kemudian tanpa terasa terbawa
dalam alur cerita, menghayati peran serta ikut merasakan penderitaan pelaku
utamanya. Begitupun terhadap telenovela Marisol, Isabel atau sinetron Putri yang
ditukar, Anugrah, dan lain-lain. Mereka seakan lupa bahwa itu hanya cerita yang
pekerjaan apapun agar tidak ketinggalan dan alur cerita film yang dikaguminya itu.
Bahkan kini waktu belajar anak-anak diusik oleh hadirnya; "Upin & Ipin karena
21
adalah wanita dewasa dapat terhanyut pada alur cerita, bagaimana anak-anak tidak
akan mengalami hal serupa? Tentu tidak menutup mata bahwa berbagai film,
apakah yang khusus untuk anak-anak maupun film konsumsi orang dewasa yang
ikut ditonton anak-anak pada "prime time banyak adegan yang kadang-kadang
mendidik, juga sebagai media memperoleh hiburan, sebab manusia secara naluriah
yang dialami. Acara siaran tdevisi, khususnya acara hiburan sedikit banyak
dalam keluarga. Bukan hanya isinya, tetapi kehadiran televisi dengan perangkat
maksimal. Sebab di samping peluang pendidikan, ada sisi lain yang tidak kalah
umumnya belum dapat berperan aktif dalam penentuan acara yang di tayangkan di
Stasiun TV. Berbeda dengan di negara maju seperti Amerika Serikal misalnya.
(Bagong Suyanto, 1995: 27) yang menunjukkan bahwa 75% responden menilai
kekerasan. Para pemasang iklan didesak untuk tidak menyeponsori tayangan yang
penuh kekerasan.
paling tidak hal itu sudah menunjukkan adanya kepedulian dan komitmen
Apa yang terjadi di Amerika tentu tidak dapat begitu saja diberlakukan di
Jawabnya singkat; "Karena film jenis itu yang banyak menyedot iklan yang mutlak
perkembangan masyarakat, karena film itu tidak hanya ditonton orang dewasa,
sebab semua tergantung pada norma yang ada dalam keluarga''. Secara sederhana
jawaban itu dapat diterima, namun agaknya para pengelola TV juga perlu
dan melakukan Self Control, film dan acara lain tidak hanya asal lolos sensor dari
Lembaga Sensor Film (LSF), juga lolos dari kontrol mereka sendiri sebagai wujud
Menghadapi dilema ini patut disadari bahwa beratnya tantangan yang harus
dihadapi para keluarga terhadap intervensi televisi, Sebab tidak banyak orang tua
yang tahu dan mau mendampingi anak-anak untuk nonton TV atau paling tidak
memberi gambaran pada anak (yang pada dasarnya mereka bagai kertas pulih)
dengan kesibukan yang menumpuk, atau ada orang tua yang masih mementingkan
diri sendiri bila ia harus memilih, sebab tidak jarang orang tua menonton acara
kesukaannya sementara anak dipersilahkan sibuk dengan acara sendiri (kalau tidak
ikut nonton) atau menonton acara yang disukainya di kamarnya sendiri atau di
rumah tetangga.
"menebus"" rasa bersalah orang tua yang kian terbatas waktunya untuk anak.
Diharapkan bila anak mendapat televisi sendiri, paling tidak ia akan banyak diam
di rumah dan pengasuhnya tidak akan terlalu disibukkan oleh anak asuhannya. Di
sini orang mulai lupa bahwa anak tidak sekedar butuh hiburan, tetapi juga
fasilitas (fisik) tetapi juga ingin diajak bicara dengan bahasa yang sebenar-
Di sisi lain televisi (swasta) sebagai "lembaga yang tidak bisa melepaskan
diri dan unsur bisnis dan profit tidak mudah untuk menerima kritik masyarakat
mengenai apa yang mereka tayangkan, sejauh itu mereka pandang "tidak benar-
benar" mengkhawatirkan.
24
YKAI dan Balitbang Deppen tersebut. Mereka berusaha keras membantah dengan
mengatakan bahwa apa yang ditayangkan oleh televisi tidak berpengaruh langsung
terhadap perilaku pemirsa. Sebab di kalangan pakar sendiri sampai sekarang masih
terdapat pro dan kontra pandangannya mengenai masalah ini. Pendapat yang
diperkuat oleh Laporan Studi yang dilakukan di Amerika Serikat dengan tajuk;
menemukan korelasi dalam taraf signifikansi hanya 0,20 sampai 0,30 antara
ekspose tindakan kekerasan di televisi dengan perilaku agrasif pemirsa yang pada
umumnya adalah anak-anak muda (Budi Astuti, 2000:26). Atau penelitian yang
dilakukan oleh Wisnu Martini dan MG. Adiyanti dari Universitas Gajah Mada
tinggi ternyata tidak menyebabkan agresivitas pada sejumlah anak Taman Kanak-
bahwa siaran televisi berpengaruh terhadap perilaku pemirsa diperkuat oleh hasil
penelitian di Erasmus Rotterdam pada tahun 1998 yang menemukan bahwa pelajar
setingkat lanjutan pertama dan atas yang menonton televisi sampai 4-5 jam sehari
ternyata mempunyai minat baca rendah. Mereka cenderung hanya membaca buku-
buku wajib karena sebagian waktunya tersita untuk acara-acara televisi (Bagong
Suyanto, 1995:26).
25
Dari beberapa uraian di atas, sudah sepantasnya keluarga yang dalam hal ini
dimotori oleh orang tua mulai mempersiapkan diri untuk mengantisipasi situasi
yang terus berkembang dan dihadapi oleh anak-anak. Sebab memang tidak
selamanya acara hiburan dapat memberikan rasa senang dan kebahagiaan, tetapi
motivasi belajar, sikap acuh tak acuh terhadap hal-hal yang baik dan normatif,
mengembangkan imajinasi anak, karena tidak bisa memaksa televisi untuk selalu
menayangkan acara yang kita suka dan yang kita butuhkan, sebab tidak mungkin
memuaskan semua pihak dalam waktu yang sama. Mengingat keadaan masyarakat
Indonesia yang benar-benar beragam suku, agama, bahasa, budaya dan lain
menempatkan diri sebagai pihak yang aktif agar tidak mudah dipengaruhi dan
dibentuk oleh media. Pemirsa yang harus menentukan mana acara yang layak
ditonton dan mana yang tidak. Karena memang pengaruh tayangan televisi tidak
berdiri sendiri, tetapi ia merupakan suatu "penyulut" yang penting terhadap potensi
(positif atau negatif) yang telah ada pada seseorang. Isi pesan televisi dengan
sendirinya tidak terlepas dari masalah-masalah yang ada dalam masyarakat, yaitu
tersendiri yang seharusnya mulai dilakukan oleh para orang tua selaku manajer
rumah tangga agar anak yang kelak diharapkan menjadi baik tidak direngut oleh
Ibarat air hujan yang mengikis batu, seperti juga semua yang over akibat
tidak baik, demikian juga akibat yang mungkin ditimbulkan oleh acara-acara yang
ditayangkan televisi. Sedikit-sedikit lama kelamaan menjadi bukit. Bisa jadi yang
timbul tidak seekstrim yang dibayangkan, dalam arti anak berbuat tindak kejahatan
atau kekerasan, tetapi dalam kondisi yang lebih ringan mereka akan menjadi apatis
dan tidak peduli kepada lingkungan nyata yang ada di sekelilingnya. Misalnya
anak diam saja ketika melihat seorang temannya memukul teman yang lain. Studi
yang dilakukan Robert Coles dari Universitas Havard (Dedi Supriadi, 1993:76)
yang dimuat dalam TV Guide, Juni 1986 menemukan bahwa: "Situasi keluargalah
televisi dengan perilaku tertentu pada anak-anak". "What makes some foods more
media. Kita yang harus mengatur media, bukan media yang mengatur semua roda
kehidupan kita.
Pendidikan mental memang perlu ditanamkan sejak dini agar anak tidak
mudah terpengaruh oleh apa yang mereka lihat di kotak ajaib yaitu "televisi".
Bentengi dengan pendidikan agama yang ditanamkan sejak awal, hal itu
dikenalkan pada baik buruk, boleh tidak boleh, layak tidak layak, dan lain-lain
(2) Komunikasi
Komunikasi dengan orang tua yang diperlukan agar anak biasa berbagi
(share) rasa dengan orang tua dan terkondisi untuk mengeluarkan pendapat di
hadapan orang tua. Dengan demikian akan tercipta komunikasi timbal balik antara
orang tua dan anak. Bila kondisi ini terbentuk sejak dini, maka hingga anak dewasa
mudah-mudahan ia akan selalu percaya kepada orang tua dan tidak mencari
memanjakan anak, baik secara fisik maupun psikis. Memanjakan anak dalam
bentuk fisik adalah menuruti semua pennintaan anak yang berwujud benda nyata.
Dalam bentuk psikis adalah munculnya sikap terlalu melindungi. Kasih sayang
dapat ditunjukkan dengan perhatian yang cukup, dimana anak dapat merasakan
kasih sayang orang tua. Situasi seperti ini akan membuat anak belajar menyayangi
orang lain dan lingkungannya, yang kemudian dapat menjadi benteng pribadinya
dari penyimpangan-penyimpangan.
28
yang baik pula, sebab dengan memberi lingkungan yang baik akan tercipta kondisi
yang subur untuk mengembangkan diri anak secara maksimal. Di sini bukan
berarti anak "disucikan", namun harus memberi landasan yang baik sehingga ia
terbawa hingga anak menjadi dewasa. Dalam menonton televisipun anak sudah
dapat mulai diajari sikap selektif, Artinya anak diarahkan agar mampu memilih
positif. Tentu tidak bijaksana bila orang tua selalu mengeluarkan jurus "harus" dan
"tidak". Anak tidak boleh nonton itu, tetapi harus yang ini misalnya.
Sebab anak juga perlu dihadapkan pada kenyataan, sehingga anak tidak
Madun" atau "Mojacko" dia hanya bengong terpaku. Rasa percaya diri anak tetap
anak bukan hanya menonton film anak-anak, tetapi juga ada kalanya mereka juga
(6) Kompromi
Anak seperti orang dewasa, ada kalanya mereka ingin menonton acara yang
menarik bagi mereka, namun pada waktu yang saam mereka juga harus
dan sebagainya). Menghadapi masalah seperti ini orang tua dapat membantu
kesepakatan dengan apa atau mana yang akan dilakukan terlebih dahulu. Nonton
dan memutuskan masalahnya sendiri. Ini menurut para ahli perkembangan anak
membantu terbentuknya sikap mandiri, yang tentu saja harus disertai dengan
Semua kiat di atas tidak dapat sepenuhnya berhasil bila tanpa contoh
(teladan) dari orang tua, sebab pada dasamya anak lebih cenderung meniru yang
dilakukan oleh orang tuanya. Inilah konsekuensinya yang harus dibayar oleh para
orang tua dalam menanamkan norma-norma dalam keluarga (Budi Astuti, 2000:
28-29)
keluarga hendaknya mengajarkan pada anak bahwa kitalah (orang tua) yang harus
bahwa waktu luang kita tidak hanya untuk menonton TV, tetapi perlu bergaul,
mengembangkan pribadi melalui kegiatan lain. Kita yang harus menempatkan diri
sebagai pribadi yang aktif agar tidak mudah dipengaruhi dan dibentuk oleh TV.
Kita yang menentukan mana cara yang layak ditonton dan mana yang tidak. Orang
2.2 Perkembangan
atas dua proses, yaitu integrasi dan diferensiasi. Integrasi mengacu pada gagasan
bahwa perkembangan terdiri atas integrasi dari struktur dari yang paling dasar,
yakni perilaku yang dimiliki sebelumnya dengan perilaku baru, kepada struktur
pada tingkat yang lebih tinggi. Misalnya, bayi belajar untuk memperolah objek
ketika anak menggenggam benda kecil akan berbeda caranya ketika harus
sebagai deretan kemajuan dari perubahan yang teratur dan koheren. Kemajuan itu
bukan mundur. Teratur dan koheren menunujukkan hubungan yang nyata antara
proses tertentu, yaitu proses menuju ke depan dan tidak begitu saja dapat diulang
kembali. Selanjutnya Werner (1969) (dalam Monk dkk, 1991) menegaskan bahwa
bersifat tetap.
isinya, yaitu tentang apa yang akan berkembang berkaitan dengan perbuatan
belajar. Di samping itu juga bagaimana sesuatu hal itu dipelajari, apakah melalui
Dapat pula dikatakan bahwa perkembangan sebagai suatu proses yang kekal
dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi tingkat integrasi yang lebih tinggi
proses tersebut, sifat individu dan sifat lingkungan pada akhirnya menentukan
(1) Perkembangan berlangsung sepanjang hayat. Prinsip ini memiliki dua aspek,
yaitu:
a. Potensi perkembangan akan terjadi sepanjang hidup manusia, dan tidak ada
kemudian menurun kembali pada waktu orang itu dewasa atau berusia tua.
b. Perkembangan tidak akan terjadi pada saat seseorang belum lahir, dan
ketika masih berusia anak-anak atau menurun ketika seseorang itu telah
dicapai melalui berbagai cara, dan perkembangan itu terdiri dari berbagai
perubahan.
itu, yakni pertumbuhan dan penurunan, tidak perlu terjadi sama kuatnya, dan
(4) Perkembangan itu bersifat lentur, yakni adanya variabelitas diri seseorang
(5) Perkembangan berada dalam latar tertentu dan historic. Bersifat kontekstual
perkembangannya.
(1) Perkembangan itu berproses dari bagian kepala menuju ke kaki. Prinsip ini
Bayi mengendalikan kepala dan gerakan raut muka dalam waktu dua bulan
dirinya denagn menggunakan bantuan tangan. Pada usia 6-12 bualan, bayi
(2) Perkembangan berproses dari tubuh bagian dalam menuju tubuh bagian luar.
sebelum tubuh bagian luar. Lengan anak berkembang terlebih dahulu sebelum
keseluruhan fungsi tangan, dan kaki berkembang terlebih dahulu sebelum jari-
34
kemampuan tertentu pada anak. Perubahan otak dan system syaraf akan
(4) Perkembangan berproses dari sederhana (konkrit) menuju kepada yang lebih
kompleks.
ketrampilan baru yang diperoleh itu menjadi dasar untuk memperolah atau
dengan satu tangan. Pada mulanya, gerakan motorik bayi itu bersifat umum,
pertumbuhan itu terjadi dari gerakan otot besar menuju gerakan otot kecil atau
otot halus.
dan urutan pertumbuhan dan perkembangan anak itu biasanya sama pada
teori yang muncul itu selalu mengusung perdebatan diantara para pakar psikologi
perkembangan. Beberapa teori yang hingga kini masih terjadi perdebatan yaitu teori:
dipandang sebagai proses akumulasi perilaku yang selalu meningkat. Dalam teori ini
proses perkembangan bersifat lembut dan teratur, dan setiap perubahan selalu
dimana perubahan itu tidak bersifat kesinambungan. Teori ini menyatakan bahwa
kadang-kadang perilaku berubah secara kualitatif, dan organisasi perilaku baru dapat
muncul dalam bentuk yang bersifat beragam. Teori kedua ini kemudian
tertentu.
lain menunjukkan bahwa emosi anak dapat diubah oleh lingkungannya, terutama
oleh pengasuhnya.
pada perkembangan masa berikutnya. Freud merupakan salah seorang pakar pakar
berikutnya.
2.3 Perilaku
atau reaksi individu yang terwujud digerakan (sikap); tidak saja badan atau ucapan.
Simpang, sebagai kata dasar menyimpang memiliki pengertian sebagai (1) sesuatu
yang memisah (membelok, bercabang, melencong, dan sebagainya) dari yang lurus
(induknya).
yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun
(1) Fisik, dapat diamati, digambarkan dan dicatat baik frekuensi, durasi dan
intensitasnya.
(2) Ruang, suatu perilaku mempunyai dampak kepada lingkungan (fisik maupun
(3) Waktu, suatu perilaku mempunyai kaitan dengan masa lampau maupun masa
Perilaku diatur oleh prinsip dasar perilaku yang menjelaskan bahwa ada
(2) Covert artinya tersembunyi (hanya dapat diamati oleh orang yang
melakukannya).
overt). Pengubahan perilaku adalah suatu bidang psikologi yang berkaitan dengan
prinsip belajar yang telah ditetapkan untuk mengubah perilaku mal adaptif (Fisher
& Gochros, 1975). Perilaku maladaptif adalah perilaku yang mempunyai ciri
prinsip belajar yang telah ditetapkan untuk mengubah perilaku mal adaptif (Fisher
Beberapa kondisi baik kondisi yang bersifat internal maupun yang bersifat
tersebut adalah:
perilaku anak, keadaan emosi anak baik perilaku anak baik pula begitu juga
sebaliknya jika emosi nak kurang baik maka perilau anak juga menjadi tidak
(2) Suasana rumah, jika anak tumbuh dalam lingkungan rumah yang lebih
maka anak akan lebih banyak mempunyai kesempatan menjadi anak yang
39
bahagia.
(3) Cara mendidik anak. Mendidik anak secara otoriter, yang menggunakan
demokratis dan permisif, aka menimbulkan suasana rumah yang lebih santai
(4) Hubungan dengan anggota keluarga. Hubungan yang tidak rukun dengan
orangtua atau saudara akan menimbulkan perilaku yang tidak baik lebih
dominan muncul.
(5) Hubungan dengan teman sebaya. Jika anak diterima dengan baik oleh
segala sesuatu, akan menimbulkan rasa takut anak menjadi dominan. Denagn
(7) Aspirasi orangtua. Jika orangtua mempunyai aspirasi tinggi yang tidak
realistis bagi anak-anaknya, anak aka menjadi canggung, malu dan merasa
oleh anak agar anak mengetahui hal-hal yang boleh dilakukan dan hal-hal
40
suatu hal atau peristiwa) misalnya tenaga ahli dan buruh yang memegang peran
berkedudukan dalam masyarakat atau yang merupakan bagian utama yang harus
Adapun peran yang penulis maksud dalam skripsi ini adalah keikutsertaan
serangkaian tingkah yang saling berkaitan yang dilakukan dalam situasi tertentu
mendidik.
walaupun begitu tugas guru tidak hanya menuangkan ilmu pengetahuan ke dalam
otak para siswa tetapi melatih ketrampilan (karsa) dan menanamkan sikap serta
2.4 Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan
belajar itu mencakup segala sesuatau yang dipikirkan dan dikerjakan oleh
(1) Gege dan Berliner (1983:252) menyatakan bahwa belajar merupakan proses
relative permanen yang terjadi karena hasl dari praktik atau pengalaman.
atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan
berbagai bahan ajar dan kecenderungan peserta didik memiliki sikap dan nilai-nilai
yang diajarkan oleh peserta didik, sebagaimana telah dirumuskan di dalam tujuan
peserta didikan.
(2) Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman
berupa pengalaman fisik, psikis dan social. Oleh karena itu perubahan perilaku
pengalaman.
Lamanya perubahan perilaku yang telah terjadi pada diri seseorang adalah
sukar untuk diukur. Perubahan perilaku itu dapat berlangsung selama satu hari,
dan sejenisnya. Belajar (learning) mengacu pada perubahan perilaku yang terjadi
43
sebagai akibat dari interaksi antara individu denagn lingkungannya. Apa yang
Peristiwa belajar yang terjadi pada diri peserta didik dapat diamati dari
adalah kondisi internal dan eksternal peserta didik. Kondisi internal mencakup
dengan lingkungan.
dan budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil
belajar.
Dunia anak adalah dunia yang penuh dengan canda tawa dan kegembiraan
sehingga orang dewasa akan ikut terhibur dengan hanya melihat tingkah polah
Ada beberapa definisi tentang anak usia dini baik ditinjau dari sisi umur,
psikologi, maupun secara fisik. Berikut ini dipaparkan beberapa pengertian tentang
(1) Anak usia dini adalah anak yang berada dalam dalam rentang usia 0 8 tahun
anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun (0 6 tahun) yang dilakukan
(3) UNESCO menetapkan bahwa anak usia dini adalah anak dengan usia tiga
Pandangan dasar dari teori ini adalah Pertama, yaitu keterlibatan anak
secara aktif dengan lingkungan fisik melalui pengalaman langsung. Kedua, bahwa
berkembang terus menerus dan ketiga, bahwa anak sudah memiliki motivasi dalam
45
(4) Fase memenuhi harapan lingkungan, usia 8 tahun sampai 13 tahun atau 14
(1) Konteks Mikrosistem, yang terdiri atas keluarga, sekolah, dan teman-
temannya.
sekolah dengan kelompok anak sebaya atau keluarga dengan sekelompok anak
sebaya.
(3) Konteks Ekosistem, yaitu hal-hal yang ada di sekitar anak yang mempengaruhi
sebagainya.
(4) Konteks Makrosistem, yaitu kondisi global di mana anak tersebut hidup,
utama pendidikan anak. Anak didik harus didorong untuk aktif sehingga dapat
melakukan berbagai kegiatan yang produktif. Prinsip kedua adalah kebebasan atau
suasana merdeka.
(Wijana, 2006:2,18).
Setiap tahap perkembangan anak usia dini memiliki cara atau tugas
perkembangan tertentu, yang dapat dijadikan standar atau perkiraan kasar tentang
anak yaitu; aspek motorik, social emosi, disiplin, intelektual dan bahasa (Siti
lain yaitu:
jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang
terkoordinasi.
umum terhadap stimulasi yang kuat. Emosi memainkan peran yang sangat
anak, bermain adalah alat yang penting bagi anak untuk bersosialisasi.
menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya
intelektual anak dan dari pengetahuan yang diperoleh dari belajar selama
9) Perkembangan moral, tidak ada anak yang memiliki hati nurani atu skala
moral sendiri, sebaliknya tiap anak harus diajarkan standar kelompok tentang
48
yang benar dan salah. Belajar berperilaku dengan cara yang disetujui
masyarakat merupakan proses yang panjang dan lama yang terus berlanjut
10) Perkembangan seks, peran seks berarti pola perilaku bagi anggota kedua jenis
kelamin yang disetujui dan diterima kelompok sosial tempat individu itu
mengidentifikasikan diri.
sikap, nilai, keyakinan, keadaan emosional, perasaan dan motif yang bersifat
psikologis tetapi mempunyai dasar fisik dalam kelenjar, saraf, dan keadaan
antara lain:
(1) Tahap I : dari 0-7 tahun (masa anak kecil, masa bermain)
49
(2) Tahap II : dari 7-14 tahun (masa anak, masa sekolah dasar)
(3) Tahap III : dari 14-21 tahun (masa remaja/pubertas, masa peralihan dari
Penahapan ini didasarkan pada gejala dalam perkembangan fisik. Hal ini
dijelaskan bahwa antara tahap I dan tahap II dibatasi oleh pergantian gigi, antara
reproduksi.
4 tahapan :
(1) Tahap I: dari 0-3 tahun, fullungs (pengisian) dimana anak tampak pendek
gemuk.
(2) Tahap II: dari 3-7 tahun, streckungs dimana anak tampak langsing
meninggi
(3) Tahap III: dari 7-13 tahun, anak tampak pendek gemuk kembali
(6) Tahap IV: dari 13-20 tahun, anak nampak kembali langsing
50
Perkembangan dari refleks oromotor pada bayi baru lahir ke interaksi yang
Anak dapat memusatkan berbagai aspek dari situasi secara simultan. Sudah
Anak menyerah kepada kekuatan dan kepemilikan. Hidup dinilai untuk jumlah
Anak menggabungkan label dari baik dan buruk dan benar dan salah
- Anak laki-laki yang baik dan anak perempuan yang manis ( 9 10 tahun)
Pencapaian nilai moral yang benar terjadi setelah dicapai formal operasional.
lain. Terjadi konflik pandangan moral dan legal. Orang akan bekerja untuk
mengubah aturan.
52
Tahapan ini jarang dicapai. Jika rangcangan pemikiran dari dalam diganggu
Konfliks eksternal mungkin ditemui pada saat latihan ke toilet diusahakan dan
kesakitan.
Sesuatu yang timbul dari konfles Oedipus dan elektra untuk laki-laki dan
Penggunaan kuping anak dan mekanisme pertahanan diri muncul pada waktu
ini ketertarikan seksual mungkin disublimasi melalui permainan yang giat dan
beroleh keterampilan.
Ini adalah waktu peningkatan biologis pada saat interaksi emosi yang belum
matur sering terjadi pada awal fase. Pada saatnya, berkembang kemampuan
53
Pada saat kebutuhan dasar bayi tidak terpenuhi secara adekuat, bayi menjadi
curiga, penuh rasa takut, dan tidak percaya. Hal ini ditandai dengan perilaku
Jika perkembangan kemandirian tidak didukung oleh orang tua, anak mungkin
memiliki kepribadian yang ragu-ragu; jika anak dibuat merasa buruk pada saat
Pembatasan dari orang tua bisa mencegah anak dari perkembangan inisiatif.
Rasa bersalah mungkin muncul pada saat melakukan aktivitas yang berlawanan
dengan orang tua. Anak mesti belajar untuk memulai kativitas tanpa merusak
Perasaan inferior bisa terjadi pada saat dewasa memandang usaha anak belajar
terjadinya inferior.
kebingungan peran, yang sering mncul dari perasaan adekuat, isolasi dan
Asorbsi diri orang dewasa akan direnungkan dengan kesejahteraan pribadi dan
kehidupan.
Resolusi yang tidak berhasil dalam krisis ini bisa menghasilkan perasaan putus
Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis,
moral, social, dan sebagainya. Masa kanak-kanak juga masa yang paling penting
anak selanjutnya.
55
Menurut Siti Aisyah (2008:1.4) ada beberapa hal yang menjadi alasan
usia dini di atas, ada beberapa titik kritis yang perlu diperhatikan pada anak usia
dini yang berbeda dengan anak sesudahnya. Titik kritis tersebut adalah:
(4) Memiliki kebutuhan untuk banyak bertanya dan memperoleh banyak jawaban.
tidak mau harus kita nikmati, Oleh sebab itu orang tua harus berhati-hati terhadap
berkembangan anak. Maksudnya, jangan sampai anak yang bagai "kertas putih" itu
kotor karena tercoret oleh tayangan televisi. Salah satu cara yang bisa ditempuh
memberi jatah waktu kepada anak untuk menyaksikan acara televisi, dan tindakan
lain yang sifatnya sebagai kontrol dan penyaring dari tayangan televisi.
Di sisi lain, orang tua disibukkan oleh pekerjaan masing masing, sehingga
secara praktis untuk selalu menemani anak dalam menyaksikan acara atau
menangkal hal ini adalah melalui pendidikan, baik itu pendidikan secara formal
dalam keluarga.
dilihat dari waktunya, di rumah lebih banyak bila dibandingkan waktu yang
dimiliki di sekolah. Oleh sebab itu, orang tua harus bertindak ganda, yakni sebagai
guru, pemberi jalan, pemberi nasehat, pemberi arah, pemberi penerang, dan bahkan
atara lain:
Pertama, penelitian yang pada film untuk anak-anak yang dilakukan oleh
Deppen tahun 1993 menunjukkan bahwa adegan antisosial (52%) lebih banyak
dari pada adegan prososial (48%). Adegan prososial menurut Wispe adalah
Mussen dan Einsenberg perilaku prososial sebagai tindakan yang ditujukan untuk
memberi bantuan atau kebaikan pada orang lain atau kelompok orang tanpa
alasan yang masuk akal dan tanpa paksanaan, aktivitas menolong, pemakaian
yang merupakan ungkapan perasaan dan perbuatan tertentu dari seorang kepada
orang lain seperti yang dialami oleh orang tersebut, misalnya; turut sedih, turut
(2) 20% anak-anak dalam kelompok umur 6-8 tahun kini setiap Minggu
(3) Anak-anak dengan bebas menonton tayangan televisi smack down, yang
kekerasan di televisi.
(4) Anak-anak di bawah umur 4 tahun kesulitan membedakan antara fantasi dan
kenyataan.
(www.sehatraga.wordpress.com).
Kelima, hasil penelitian yang berjudul Pola Menonton Televisi pada Anak
dan Pengaruhnya terhadap Pendidikan serta Pola Makan yang dilakukan oleh
tersebut menunjukkan bahwa dari 100 responden yang berusia 3-5 tahun,
menonton telavisi 1-2 jam/hari (56%), acara paling disenangi film kartun (77%).
Dari hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara acara yang
televisi mempunyai pengaruh 32% dengan pengaruh pada belajar 17% dan pola
kartun Jepang, seperti Sailor Moon, Dragon Ball, dan Magic Knight Ray Earth. Ia
daripada adegan prososial 41,6%). Studi ini menemukan bahwa kategori perlakuan
antisosial yang paling sering muncul berturut-turut adalah berkata kasar (38,56%),
menemukan korelasi dalam taraf signifikan hanya 0,20 sampai 0,30 antara ekspose
perkembangan psikologi anak. Apa yang mereka lihat dari tontonan itu terekam
dan sewaktu-waktu mereka praktikkan seperti yang mereka lihat dalam adegan
film itu. Dan ini sangat berbahaya bagi si anak itu sendiri karena bisa terjerumus
perilakunya (Rakhmat, 2005). Stimuli dalam hal ini dapat termasuk tayangan
kriminal pada usia muda. Bukan itu saja, di saat mereka dewasa pun mereka
kriminalitas dalam masyarakat. Semua anak dalam periode usia yang peka akan
kelas sosial.(www.bppndik.tripod.com).
61
(1) Judul-judul sinetron anak atau remaja sering kali bertema vulgarisma,
(2) Pemain sinetron dipilih dari remaja bahkan sebagian masih berusia anak-
(3) Peran yang dimainkan remaja dan anak-anak seringkali bertabrakan dengan
psikologinya.
(4) Banyak alur cerita sinetron yang bersetting sekolah tetapi tidak sesuai dengan
masuknya pesan pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata
dan telinga. TV mampu untuk membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari
apa yang mereka lihat dan dengar dilayar televisi walaupun hanya sekali
ditayangkan. Atau secara umum orang akan ingat 85% dari apa yang mereka lihat
di TV setelah 3 jam kemudian dan 65% setelah 3 hari kemudian. Dengan demikian
terutama bagi anak-anak yang pada umumnya selalu meniru apa yang mereka
62
lihat, tidak menutup kemungkinan perilaku dan sikap anak tesebut akan mengikuti
acara televisi yang ia tonton. Apabila yang ia tonton merupakan acara yang lebih
kepada edukatif, maka akan bisa memberikan dampak positif tetapi jika yang ia
tonton lebih kepada hal yang tidak memiliki arti bahkan yang mengandung unsur-
unsur negatif atau penyimpangan bahkan sampai kepada kekerasan, maka hal ini
akan memberikan dampak yang negatif pula terhadap perilaku anak yang
2.7 Hipotesis
2) Hipotesis nol (H0) sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya
statistik.
Dari pengertian di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah:
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara pengaruh tayangan televisi dengan
H0: Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengaruh tayangan televisi dengan
Suatu penelitian tanpa memiliki kerangka berpikir yang kuat akan sulit bagi
masalah.
Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media, tetapi pada
apa yang dilakukan media terhadap diri orang. Dalam asumsi ini tersirat bahwa
Menurut Chaffe (dalam Rahmat, 1990: 248) efek media massa adalah
pendekatan pertama dan kedua dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada
64
perasaan/sikap, dan perubahan perilaku atau dengan istilah lain perubahan kognitif,
afektik, dan konatif. Sedang pendekatan ketiga meninjau satuan observasi yang
bangsa. Sikap dan perilaku tidak terjadi dengan sendirinya (otomatis), tetapi perlu
melalui proses pendidikan baik formal maupun non formal, dapat juga melalui
pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang alin yang diperoleh lewat
dengan sikap-sikap lain yang telah ada terlebih dahulu. Informasi yang sesuai
dengan sikap yang telah ada dapat membentuk/merubah sikap yang telah ada.
komunikasi dengan antar personal, kelompok, dan dengan media massa, maka
media dan pesan-pesannya merupakan stimuli yang datang dan menyentuh indera
respon individu terhadap ide/gagasan yang terkandung dalam media massa. Baik
karena dukungan dari keluarga, budaya, tingkat sosial ekonomi serta pendidikan
orangtua.
komponen sikap yaitu kognitif, afektif, dan konasi. Jadi media massa dapat memberi
Skema 1:
Tayangan televisi
Anak menonton
Menerima pesan
Perubahan Perilaku
Gambaran hubungan tersebut dapat lihat dalam kerangka berpikir sebagai berikut:
Tabel 2.1
Kerangka Berpikir
2. Aspek Afektif
Terpaan
Perhatian
Pemahan
3. Aspek Konatif
Menerima Langsung
Memilih Langsung
Menolak Langsung.
67
kehidupan bermasyarakat
status sosial
masalah
bentakan
hidup berpetualang
bermusuhan
permusuhan
kehidupan
anak
dewasa
penyanyi remaja
Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan teknik analisi data
penelitian yang menekankan pada data-data numerical (angka) yang diolah secara
statistika.
yaitu penelitian yang bertujuan menemukan ada tidaknya hubungan antara dua
variabel atau lebih, dan bila ada hubungan, seberapa besar pengaruh tersebut.
70
71
Menurut Azwar (2005: 59) variabel adalah konsep mengenai atribut atau
sifat yang terdapat pada subjek penelitian yang dapat bervariasi secara kuantitatif
atau kualitatif. Variabel adalah gejala yang menunjukkan variasi baik dalam jenis
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel adalah gejala yang
bervariasi dalam suatu obyek penelitian, baik dipandang dari segi jenis maupun
Variabel bebas adalah unsur yang mempengaruhi munculnya unsur lain (Hadari
Nawawi, 1987:56). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah
Variabel terikat adalah unsur yang munculnya dipengaruhi oleh adanya variabel
3.3.1 Populasi
Sedangkan pendapat lain, populasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang
TABEL 3.1
Data Peserta Didik
Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal V Kudus
Berdasarkan Kelompok
No Kelompok Laki-laki Perempuan Jumlah
1 B1 11 15 26
2 B2 12 13 25
3 B3 10 15 25
Jumlah 33 43 76
Sumber: Data Peserta didik Taman Kanak-kanak Aisyiyah bustanul Athfal V
Kudus tahun 2011-2012.
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian adalah sampel adalah sebagian dari populasi yang dikenai
langsung oleh suatu penelitian (Sutrisno Hadi (2001:221). Menurut Sugiono (2008:
109) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi
73
yang dianggap mewakili populasi karena memilki ciri atau karakteristik yang
sama.
Pada penelitian ini karena populasi yang digunakan tergolong sedikit yaitu
menghasilkan data yang valid maka seluruh populasi digunakan sampel, Arikunto
(2006: 112). Dengan demikian seluruh populasi yang ada diambil sebagai obyek
proporsional random sampling. Responden yang terpilih diberi angket yang berisi
tentang intervensi tayangan televisi dan perkembangan perilaku anak usia dini.
N
n
1+ N (e)
Dimana:
N = Ukuran populasi
n = Ukuran sampel
76
N = = 43,181 dibulatkan menjadi 50
1 + 76(0,1)
74
penelitian ini. Agar penelitian ini tidak biasa, harus digunakan teknik
pengumpulan data yang tepat. Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini
data yaitu angket, tes interview, observasi, dan dokumentasi skala psikologis.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan
angket. Pengumpulan data yang utama menggunakan angket dan data pendukung
menggunakan dokumentasi.
3.4.1 Dokumentasi
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, daftar nilai, buku, surat kabar,
Dokumentasi berarti suatu bukti kejadian yang telah lalu atau baru, sehingga dapat
Untuk mengatasi kelemahan itu peneliti harus berusaha dengan cara menanyakan
hal-hal yang dianggap janggal atau meragukan kepada nara sumber misalnya
guru/tenaga pendidik.
jumlah peserta didik, jumlah guru, pekerjaan orangtua peserta didik, dan
3.4.2 Angket
adalah daftar pertanyaan untuk diisi atau dijawab oleh sejumlah orang sebagai
dua yaitu:
1) Angket langsung
Angket tak langsung yaitu angket yang tidak langsung diberikan kepada
responden tetapi lewat seseorang yang dekat dengan responden angket yang
ini adalah termasuk angket langsung dan tertutup. Disebut langsung sebab
disebarkan langsung kepada responden dan dikumpulkan pada waktu itu juga,
sedang disebut tertutup karena responden terikat pada jawaban yang telah
berikut:
Tabel 3.2
Kriteria Nilai Alternatif Jawaban
No Kriteria Skor
1 SS (Sangat Setuju) 4
2 S (Setuju) 3
3 KS (Kurang setuju) 2
4 TS (Tidak Setuju) 1
tertentu.
(17) Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik berdasarkan
(1) Pengaruh tayangan televisi berupa tayangan sinetron, film kartun dan hiburan
musik
3.6.1 Validitas
instrumen atau tes dikatakan valid bila tes tersebut dapat mengukur apa yang
dengan rumus korelasi product moment angka kasar yang dikemukakan oleh Karl
r
xy
2 2 2 2
Keterangan :
Y : Skor total
N : Jumlah
79
3.6.2 Reliabilitas
suatu alat pengukur di dalam megukur gejala yang sama (Djamaludin Ancok dalam
(2006:4) realibilitas adalah sejauh mana hasil suatu penelitian dapat dipercaya.
k
2
b
r
11
1 2
k1 t
Keterangan :
K = jumlah item
12 = varian totaL
memberikan keterangan terhadap suatu data yang diperoleh agar dapat dipakai.
regresi umum yang menggunakan lebih dari dua variabel independen dengan
80
Y = b0X1.b1.X2b2.X3b3.eu
atau pangkat kuadrat terkecil biasa) dengan beberapa asumsi sebagai berikut:
a. Nilai rata-rata bersyarat dari unsur gangguan populasi tergantung kepada nilai
c. Variabel yang menjelaskan adalah non stokastik, artinya nilai X dianggap tetap
Dalam tahap ini akan diuji Nilai R2, F dan t hasil perhitungan dengan melihat
R2 = 1- bi
Qi2
(Gujarati, 2003)
Uji ini menggambarkan seberapa variansi dari variabel tak bebas dapat
dijelaskan oleh variansi dari variabel bebas. Nilai R2 mempunyai jarak antara
mendekati sebenarnya.
Ratio ) yang terdapat pada tabel Analysis of Variance dari hasil perhitungan
SPSS.
Ho : b1 = b2 = ....... = bn = 0
Ha : b1 = b2 =.........= bn 0
Bila nilai F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan bila nilai F hitung > F
F = R2 / (k-1)
(1-R2 ) / ( n k )
(Gujarati, 2003)
82
Dimana :
n = Jumlah sampel.
Ho ; b1 = b2 = ....... = bn = 0
Ha ; b1 = b2 =.........= bn 0
Bila nilai t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan bila nilai t hitung > t tabel,
t= ( bi- bi* )
Sbi
(Gujarati, 2003)
Dimana :
Pengujian ini bertujuan agar model yang diestimasi terhindar dari gangguan
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t
asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid atau jumlah sampel kecil.
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
1) Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan
distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat
Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang
membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan
dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang
2) Analisis Statistik
Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtoris dan
84
skewness dari residual. Nilai z statistik untuk skewness (Gujarati, 2003) dapat
Skewness
Zskewness =
6/N
Dimana N adalah jumlah sampel, jika Z hitung > Z tabel, maka distribusi tidak
normal.
Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual
Kolmogrov-Smirnov (K-S)
Masalah multikolinearitas timbul karena salah satu atau lebih variabel (Xi)
merupakan kombinasi yang linier yang pasti atau mendekati pasti dari variabel
penjelas X lainnya. Oleh karena itu, Farrar dan Glauer menyarankan supaya
dilakukan regresi bantuan antar variabel penjelas. Setelah dilakukan estimasi, nilai
R2
(
nk
)
F-hitung xl
x
12
R(
xlk
1
)
85
Dimana
2
Rxl = nilai R2 dari hasil estimasi regresi parsial variabel penjelas
Rule of thumb yang digunakan adalah bila nilai Fhitung > Ftabel, berarti bahwa
juga bisa digunakan pengukuran terhadap varian inflation faktor (VIF), dalam uji
multikolinieritas dalam penelitian ini digunakan model yang kedua ini (Gujarati,
2003).
Dalam regresi linier berganda, salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar
taksiran parameter dalam model tersebut bersifat BLUE (Best, Linier, Unbiased, dan
Estimator) adalah var (ui) = 2 sesatan mempunyai variansi yang sama. Pada kasus
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Park (Gujarati, 2003). Bentuk fungsi
yang digunakan adalah ei2 sebagai pendekatan dan melakukan regresi berikut:
Ln ei2 = ln 2 + In Xi + V
= + ln Xi + Vi
Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan
sudah benar atau tidak. Dengan uji linieritas akan diperoleh informasi apakah model
Uji ini biasanya dilakukan untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dalam suatu
model regresi.
b. Ramsey Test
Uji ini dikembangkan oleh Ramsay tahun 1969. Ramsay menyarankan suatu uji
yang disebut general test of spesificaton atau RESET. Untuk melakukan uji ini
harus membuat suatu asumsi atau keyakinan bahwa fungsi yang benar adalah
c. Uj Lagrange Multiplier
Uji ini merupakan uji alternatif dari Ramsay test dan dikembangkan oleh Engel
tahun 1982. Estimasi dengan uji ini bertujuan untuk mendapatkan nilai c2 hitung
atau(n x R2).
Dalam penelitian ini uji linier yang peneliti gunakan adalah uji Ramsay Test.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
lembaga formal tingkat Taman Kanak-kanak yang berdiri pada tahun 1966 yang
Desa Gondangmanis Kecamatan Bae Kabupaten Kudus, yang pada saat itu sebagai
komplek dengan masjid Darussalam dengan luas tanah 900 m menempati tempat
kanak, sehingga 75% anak banyak yang langsung masuk sekolah dasar.
berbudi luhur.
87
88
tahun, maka kemajuan pendidikan terlihat dari bangunan gedung yang berdiri
megah yang terdiri dari: satu ruang kepala, satu ruang guru, 4 ruang kelas dengan
ukuran 8m x 8m, sebuah gudang dan dapur, dan satu aula yang berfungsi sebagai
tempat pertemuan, dan tempat untuk kegiatan ekstra kurikuler, serta halaman yang
Athfal V Kudus tahun 2011-2012 adalah 76 anak terdiri 33 anak laki-laki dan 43
anak perempuan.
TABEL 4.1
Data Peserta Didik
Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal V Kudus
Berdasarkan Kelompok
No Kelompok Laki-laki Perempuan Jumlah
1 B1 11 15 26
2 B2 12 13 25
3 B3 10 15 25
Jumlah 33 43 76
Sumber: Data Peserta didik Taman Kanak-kanak Aisyiyah bustanul Athfal V
Kudus tahun 2011-2012.
Dari jumlah siswa 76 anak tersebut berasal dari keluarga dengan status sosial
menengah ke bawah, hal ini dapat dilihat dari pekerjaan orangtua mereka yang
Tabel 4.2
Data Pekerjaan Wali Murid
Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal V Kudus
Tahun 2011-2012
Orangtua Murid
No Pekerjaan
Ayah Ibu
1 Buruh Pabrik 3 56
2 Buruh Bangunan 57 -
3 Pedagang 9 -
4 Pegawai Negeri 4 7
5 Petani 3 2
6 Tidak Bekerja - 12
Jumlah 76 76
Sumber: Data Pekerjaan Wali MuridTaman Kanak-kanak Aisyiyah bustanul
Athfal V Kudus tahun 2011-2012.
tingkat menengah pertama dan tingkat menengah atas, seperti terbaca dalam tabel
berikut:
Tabel 4.3
Pendidikan Orangtua Murid
Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal V Kudus
Tahun 2011-2012
No Pendidikan Orangtua Murid
Ayah Ibu
1 SD 5 12
2 SMP 13 27
3 SMA 55 35
4 S1 3 2
Jumlah 76 76
Sumber: Data Pendidikan Orangtua Peserta didik Taman Kanak-kanak Aisyiyah
bustanul Athfal V Kudus tahun 2011-2012.
Athfal V Kudus pada tahun 2011-2012 adalah 7 (tujuh) orang seperti terlihat dalam
tabel berikut:
90
Tabel 4.4
Data Tenaga Pendidik
Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal V Kudus
Ijazah Jabat Go Mengajar Mulai
No Nama/NIP L/P
Terakhir/Th an l di kelas Tugas
Siti Faizah, A.Ma D2 01-03-
1 P Kepala IIC A2
NIP 19700821200512006 PGTK/1998 2005
Fitrija ummaja, A.Ma Pd D2 01-07-
2 P Guru - B1
TK PGTK/2008 1985
22-10-
3 Chusnul Chotimah P SMU Guru - B2
97
Endah Setyorini, A.Ma Pd. D2 01-07-
4 P Guru - A2
TK PGTK/2008 2001
01-10-
5 Ulin Ni,mah P SMU Guru - B2
2006
01-07-
6 Vivi Milasari P SMU Guru - A1
2009
01-11-
7 Zahrina Dalilati, S.Pd P S1/2010 Guru - A1
2010
Sumber Data: Data Tenaga Pendidik Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul
Athfal V Kudus Tahun 2011-2012.
konstrak yaitu tipe validitas yang menunjukkan sejauh mana tes mengungkap suatu
Sedang teknik yang digunakan yaitu teknik korelasi product moment dari
Berdasarkan uji validitas, diperoleh hasil bahwa pengaruh tayangan televisi yang
terdiri dari 30 item semuanya valid berkisar antara 0,471-0,751. Item dikatakan
tidak valid jika r hitung > r table. Pada skala intervensi tayangan televisi ini r
91
Berdasarkan uji validitas, diperoleh hasil bahwa perkembangan perilaku anak yang
terdiri dari 30 item semuanya valid berkisar antara 0,463 - 0,795, maka skala
perkembangan perilaku negatif anak r hitung > r tabel , maka item dikatakan valid.
suatu alat pengukur di dalam megukur gejala yang sama (Djamaludin Ancok dalam
(2006:4) realibilitas adalah sejauh mana hasil suatu penelitian dapat dipercaya.
0,751. Artinya perbedaan (variasi) yang tampak pada skor skala pengaruh tayangan
televisi mampu mencerminkan 75% dari variasi yang terjadi pada skor murni
kelompok subjek dan 25% dari perbedaan yang tampak disebabkan oleh variasi
realibilitas sebesar 0,751 dapat dikatakan bahwa skala pengaruh tayangan televisi
0,795. Artinya perbedaan (variasi) yang tampak pada skor skala pengaruh tayangan
92
televisi mampu mencerminkan 79% dari variasi yang terjadi pada skor murni
kelompok subjek dan 21% dari perbedaan yang tampak disebabkan oleh variasi
Pengujian terhadap asumsi klasik dengan bantuan SPSS versi 11.00 yang
Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot dapat
menceng (skewness) dan normal. Sedang pada grafik normal plot terlihat titik-titik
menyebar di sekitar garis diagonal, ini berarti model regresi tidak menyalahi
asumsi normalitas.
adalah 0.750 dan signifikan pada 0.628 ini berarti data residual terdistribusi
normal.
93
Dependent Variable: y
1.0
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 76
Normal Parameters a,b Mean .0000000
Std. Deviation 3.70401616
Most Extreme Absolute .086
Differences Positive .075
Negative -.086
Kolmogorov-Smirnov Z .750
Asymp. Sig. (2-tailed) .628
a. Test distribution is Normal.
b. Calc ulated from data.
4.3.1.2 Multikolonieritas
yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10 yang berarti tidak ada korelasi antar
variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance
Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel
independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 x1 .394 2.538
x2 .315 3.173
x3 .354 2.827
a. Dependent Variable: y
menunjukkan bahwa semua variabel pada model yang diajukan bebas dari
multikolinieritas. Hal ini ditunjukkan pada nilai VIF yang berada di bawah 9,
Tabel 4.7
Pengujian Multikolinieritas
Variabel VIF Keputusan
X1 2,538 Bebas Multikolinieritas
X2 3,173 Bebas Multikolinieritas
X3 2,827 Bebas Multikolinieritas
Sumber: Data Primer diolah Juli 2012.
Dari grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta
tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat
Scatterplot
Dependent Variable: y
3
Regression Studentized
1
Residual 0
-1
-2
-3
-3 -2 -1 0 1 2 3
Tabel 4.8
Uji heteroskedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 28.699 3.134 9.157 .000
x1 .416 .169 .288 2.467 .016
x2 .396 .163 .316 2.423 .018
x3 .368 .179 .253 2.052 .044
a. Dependent Variable: y
4.4.1 Uji F
Berdasarkan analisis regresi tabel 4.9 nampak bahwa nilai F hitung (38,019)
> dari nilai F table (2,31) atau signifikan (0.00) < alpha (0.05). Dengan demikian
H0 yang menyatakan tidak ada hubungan faktor tayangan televisi sinetron, film
kartun dan hiburan musik terhadap perkembangan perilaku negatif anak, ditolak,
dan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa: ada hubungan factor
semua variabel independen sinetron (X1), variabel film kartun (X2), dan variabel
Tabel 4.9
Ringkasan Hasil uji Statistik
Intervnsi Tayangan Televisi terhadap Perkambangan Perilaku Anak
ANOVAb
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1630.020 3 543.340 38.019 .000a
Residual 1028.980 72 14.291
Total 2659.000 75
b.Predictors: (Constant), x3, x1, x2
c. Dependent Variabel: y
4.4.2 Uji t
Untuk melihat apakah variabel independen memang benar dapat
mempengaruhi variabel depanden secara parsial, untuk itu digunakan uji t. Dalam
Ha: Ada hubungan antara pengaruh tayangan televisi sinetron, film kartun, dan
Ho: Tidak ada hubungan antara pengaruh tayangan televisi variabel sinetron, film
dilakukan uji t, dengan derajat bebas (n-k) dimana n adalah jumlah sampel, k
adalah jumlah variabel. Tolok ukur penerimaan atau penolakan H0 adalah sebagai
berikut:
2) H0 ditolak jika t hitung lebih kecil t tabel, yang berarti menerima Ha.
Tabel 4.10
Ringkasa Hasil Uji Parsial
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
D Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 28.699 3.134 9.157 .000
x1 .416 .169 .288 2.467 .016
x2 .396 .163 .316 2.423 .018
x3 .368 .179 .253 2.052 .044
a. Dependent Variable: y
Dari hasil pengolahan data tabel: 4.10 yang merupakan output dari
Berdasarkan analisis data uji parsial, diketahui t hitung sinetron (2,467) >
dari t tabel (1,66) atau sig.(0,016) < alpha (0,05) adalah signifikan pada taraf
Berdasarkan hasil uji statistik ini menunjukkan bahwa faktor sinetron secara
anak.
Berdasarkan analisis data, diketahui t hitung film kartun (2,423) > dari t
tabel (1,66) atau sig.(0,018) < alpha (0,05) adalah signifikan pada taraf signifikasi
5%, dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil uji statistik
ini menunjukkan bahwa faktor film kartun secara parsial berhubungan secara
Berdasarkan analisis data, diketahui t hitung hiburan musik (2,052) > dari t
tabel (1,66) atau sig.(0,044) < alpha (0,05) adalah signifikan pada taraf signifikasi
5%, dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil uji statistik
ini menunjukkan bahwa faktor hiburan musik secara parsial berhubungan secara
Berdasarkan analisis statistik pada tabel tersebut di atas maka, uji parsial
value) lebih kecil dengan tingkan signifikansi (alpha) yang digunakan. Jika nilai
probabilitas menerima hipotesis non (p-value) lebih besar dari tingkat signifikasi
4.5 Pembahasan
Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa faktor sinetron secara
diketahui t hitung sinetron (2,467) > dari t table (1,66) atau sig.(0,016) < alpha
(0,05) adalah signifikan pada taraf signifikasi 5%, artinya , secara statistik dapat
Penelitian lain yang tidak jauh berbeda yang mendukung penelitian saya
adalah penelitian yang berjudul Pengaruh Sinetron di Televisi terhadap Anak oleh
(1) Judul-judul sinetron anak atau remaja sering kali bertema vulgarisma,
(2) Pemain sinetron dipilih dari remaja bahkan sebagian masih berusia anak-anak
(6-13 tahun).
100
(3) Peran yang dimainkan remaja dan anak-anak seringkali bertabrakan dengan
psikologinya.
(4) Banyak alur cerita sinetron yang bersetting sekolah tetapi tidak sesuai dengan
Dari hasil olah data pada penelitian pengaruh tayangan film kartun terhadap
Athafl V Kudus diperoleh hasil bahwa, diketahui t hitung film kartun (2,423) >
dari t table (1,66) atau sig.(0,018) < alpha (0,05) adalah signifikan pada taraf
signifikasi 5%, artinya, secara statistik dapat dibuktikan bahwa variabel film kartun
Penelitian lain yang tidak jauh berbeda yang mendukung penelitian saya
penelitian terhadap beberapa film kartun Jepang, seperti Sailor Moon, Dragon
Ball, dan Magic Knight Ray Earth. Ia menemukan bahwa film tersebut banyak
ini menemukan bahwa kategori perlakuan antisosial yang paling sering muncul
nasihat 13,06%).
Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa faktor hiburan musik secara
hiburan musik (2,052) > dari t table (1,66) atau sig.(0,044) < alpha (0,05) adalah
signifikan pada taraf signifikasi 5%, artinya , secara statistik dapat dibuktikan
yang paling penting dan berharga dalam proses mendidik dan membesarkan anak,
Secara tidak disadari perilaku seorang anak akan berubah dari yang semula
pendiam menjadi periang, dari yang semula sedih menjadi gembira, dari yang
semula rendah diri menjadi percaya diri dan masih banyak lagi. Dengan
perkembangan kognisi, mental, sosial dan mosi, dan dapat menstimulus pikiran.
Dengan belajar teori musik, anak memperoleh pemahaman baru dalam konsep,
102
bahwa anak yang belajar musik akan jenius dalam kemampuan matematika, tetapi
emosi dan akan lebih akurat bila emosi musik itu dijelaskan sebagai suasana hati
sedangkan jika yang didengarkan adalah hiburan musik yang tidak layak
dikonsumsi oleh anak maka hal ini tentu saja dapat berdampak kurang baik bagi
perkembangan perilaku anak. Karena pada umumnya anak-anak selalu meniru apa
yang mereka lihat, tidak menutup kemungkinan perilaku dan sikap anak tesebut
akan mengikuti lagu dan gaya bernyanyi dari penyanyi yang ia tonton. Apabila
yang ia tonton merupakan acara yang lebih kepada edukatif, maka akan bisa
memberikan dampak positif tetapi jika yang ia tonton lebih kepada hal yang tidak
maka hal ini akan memberikan dampak yang negatif pula terhadap perilaku anak
negatiuf anak (p < 0, 05) mempunyai hubungan sebesar 24, 67% (dari 50 anak).
sebanyak 13 anak.
Penelitian lain yang tidak jauh berbeda yang mendukung penelitian saya
adalah penelitian yang berjudul Pengaruh Sinetron di Televisi terhadap Anak oleh
(1) Judul-judul sinetron anak atau remaja sering kali bertema vulgarisma,
(2) Pemain sinetron dipilih dari remaja bahkan sebagian masih berusia anak-
(3) Peran yang dimainkan remaja dan anak-anak seringkali bertabrakan dengan
psikologinya.
(4) Banyak alur cerita sinetron yang bersetting sekolah tetapi tidak sesuai dengan
Dari hasil olah data pada penelitian hubungan antara pengaruh tayangan
24,23% (dari 50 anak). Penelitian ini membuktikan ada hubungan antara intervensi
Penelitian lain yang tidak jauh berbeda yang mendukung penelitian saya
penelitian terhadap beberapa film kartun Jepang, seperti Sailor Moon, Dragon
Ball, dan Magic Knight Ray Earth. Ia menemukan bahwa film tersebut banyak
ini menemukan bahwa kategori perlakuan antisosial yang paling sering muncul
Penelitian lain yang tidak jauh berbeda adalah penelitian yang dilakukan oleh
YLKI yang juga mencatat bahwa film kartun bertemakan kepahlawanan lebih
105
(36,49)%. Begitu pula film kartun lainnya khususnya film kartun import
membawa muatan negatif, misalnya film kartun Batman dan Superman, menurut
lebih agresif yang dapat dikategorikan anti social setelah mereka menonton film
hubungan yang signifikan (p< 0,05) mempunyai hubungan sebesar 20,52% (dari
Penelitian lain yang tidak jauh berbeda yang mendukung penelitian saya
(Mulkan Sasmita, 1997), presentase acara televisi yang secara khusus ditujukan
bagi anak-anak relatif kecil, hanya sekitar 2,7% sampai dengan 4,5 % dari total
tayangan yang ada. Yang lebih mengkhawatirkan lagi ternyata presentase kecil
Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada acara khusus
yang ditujukan kepada anak, termasuk acara hiburan musik. Dengan demikian
anak-anak setiap hari melihat tayangan televisi termasuk hiburan musik yang
5.1 Simpulan
perkembangan perilaku negatif anak. Dengan kata lain film kartun mempunyai
perkembangan perilaku negatif anak. Dengan kata lain hiburan musik televisi
hiburan musik.
107
108
V Kudus, bahwa variabel sinetron (X1), film kartun (X2) dan hiburan musik (X3),
anak. Hal ini disebabkan beberapa faktor antara lani; (1) Status sosiaoekonomi
orangtua peserta didik berada pada tingkat menengah ke bawah, (2) Tingkat
pendidikan orangtua peserta didik adalah rata-rata tingkat menengah pertama dan
menengah atas, (3) Waktu untuk mendampingi anak dalam menonton tayangan
televisi sangat kurang bahkan bisa dibilang tidak ada karena sibuk mencari nafkah.
ada hubungan pengaruh sinetron, film kartun, dan hiburan musik terhadap
perkembangan perilaku negatif anak, ditolak, dan Hipotesis Alternatif (HA) yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara pengaruh tayangan televisi sinetron, film
5.2 Saran
perkembangan anak, khususnya yang harus diperhatikan oleh orang tua, antara
lain :
1. Orang tua harus dapat memilih acara yang sesuai dengan usia anak.
109
Jangan biarkan anak menonton acara yang tidak sesuai dengan usianya.
Walaupun ada acara yang memang untuk anak-anak, perhatikan dan analisa
apakah sesuai dengan anak-anak. Maksudnya tidak ada unsur kekerasan atau hal
adalah agar acara televisi yang ditonton oleh anak dapat terkontrol dan orangtua
dapat memperhatikan apakah acara tersebut layak ditonton atau tidak. Orangtua
juga dapat mengajak anak membahas apa yang ada di televisi dan membuatnya
mengerti bahwa apa yang ada di televisi tidak tentu sama dengan kehidupan
yang sebenarnya.
3. Orang tua harus mengetahui acara favorit anak dan bantu anak memahami pantas
tidaknya acara tersebut mereka tonton, ajak mereka menilai karakter dalam acara
aktivitas yang seharusnya dilakukan di kamar seperti tidur dan belajar menjadi
5. Ajak anak untuk melakukan banyak aktivitas lain selain hanya menonton televisi.
Orangtua dapat mengajak anak keluar rumah untuk menikmati alam dan
lingkungan, bersosialisasi secara positif dengan orang lain. Orang tua juga dapat
buku di tempat yang mudah dijangkau anak, ajak anak ke toko buku atau
110
perpustakaan.
7. Periksalah jadwal acara televisi, sehingga orangtua dapat mengatur acara apa
yang akan ditonton bersama anak. Dengan mencari dan melihat resensi atau
ulasan mengenai film atau acara tersebut orangtua akan tahu garis besar isi acara
Ini dimaksudkan untuk menghindari kurangnya waktu belajar anak karena terlalu
banyak menonton acara televisi. Di sini orangtua harus memberi contoh dengan
tidak banyak menonton televisi. Jika anak melihat orangtuanya sering menonton
televisi sedangkan ia tidak diperkenankan tentu anak akan menganggap itu tidak
adil.
agama yang harus selalu diterapkan dan ditumbuhkan di rumah dengan cara
agar anak-anak mampu berpikir jernih, punya rencana dan masa depan yang
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, S. 2008. Perkembangan dan Konsep Dasar Perkembangan Anak Usia Dini.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Arief, A. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Edisi Revisi. Jakarta:
Deppen.
Arikunto,S. 2010 Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.
Astrid Susanto, S., 1993, Beberapa Pengaruh Acara Televisi terhadap Anak dan Saran
Acara, Jakarta : Deppen.
Budi, A. Liliek 2000, Peran Keluarga di Tengah Intervensi Televisi, Majalah Ilmiah
Volume X Nomor 16.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Hurlock, E.B. 1978. Perkembangan Anak Jilid 1. Alih Bahasa oleh Metasari Tjandrasa
dan Muslichah Zarkasih. Jakarta: Erlangga.
Kusrin dan Agustin, S. 1990, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang Sistem
Pendidikan National, berisi PP No. 27, 28, 29 tahun 1999, Semarang: Aneka
Ilmu.
111
112
Surya, M. 1993, Pola Pendidikan Anak di Tengah Derasnya Arus Hiburan TV,
Audientia, Volume 1 Nomor 4.
Suyanto, B. 1995, Televisi : Media Sosialisasi yang Anti Sosial bagi Anak, Republika,
12 Mei 1995.
113
LAMPIRAN 1
114
ANGKET PENELITIAN
Pengantar
Bapak/ibu/saudara yang saya hormati, dengan mengucap puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat
melaksanakan penelitian dengan judul: Korelasi Intervensi Tayangan Televisi
terhadap Perkembangan Perilaku Anak Pada Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul
Athfal V Kudus. Penelitian ini adalah semata-mata untuk kepentingan penulisan
skripsi, saya mohon bapak/ibu/saudara bisa membantu dengan memberikan jawaban
yang sejujur-jujurnya.
Akhirnya terima kasih atas bantuan bapak/ibu/saudara yang telah bersedia
menjawab pertanyaan dalm angket ini. Semoga amal baik bapak/ibu/saudara mendapat
balasan dari-Nya. Amien.
Semarang,
Peneliti
Petunjuk
Pilih salah satu jawaban dengan memberi tanda silang (X)
A. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
B. PERTANYAAN-PERTANYAAN
Pertanyaan pertanyaan tentang tayangan televisi
1. Tayangan sinetron di televisi mengajarkan anak untuk mengenal kehidupan
masyarakat, sehingga sebagian proses sosialisasi anak bisa dilalui lewat
tayangan televisi itu. Setujukah anda dengan pendapat ini?
a. Sangat setuju c. Kurang setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
2. Dalam tayangan sinetron serngkali menampilkan perbedaan status social
yang menimbulkan perlakuan sangat berbeda, apakah anda setuju dengan
pernyataan tersebut?
115
20. Terkait dengan pernyataan sebelumnya bahwa dalam film kartun bahkan
menampilkan adegan tindakan yang semestinya kurang pantas atau terlalu
dibuat-buat demi menarik perhatian pemirsa. Setujukah anda dengan
pernyataan tersebut?
a. Sangat setuju c. kadang-kadang
b. Setuju d. tidak setuju
118
35. Apakah karena menonton sinetron televisi, pola makan anak anda menjadi
berubah?
a.Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
36. Apakah anak anda makan sambil menonton sinetron televisi?
a.Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
37. Apakah anak anda mengembalikan peralatan makan setelah selesai makan
atau menunggu sampai sinetron yang disukainya selasai ditayangkan?
a.Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah a.Selalu
38. Apakah anak anda minta dibelikan makanan yang ditayangkan disela-sela
acara sinetron televisi?
a.Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
39. Apakah karena menonton sinetron televisi anak anda tidur larut malam?
a.Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
40. Apakah karena anak anda menonton sinetron televisi hingga larut malam
menyebabkan anak anda susah dibangunkan pagi harinya?
a.Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
41. Jika anak anda minta sesuatu dan tidak anda turuti, apakah anak anda
berteriak seperti yang selalu ia tonton di sinetron televisi?
a.Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
42. Apakah anak anda melakukan suatu tindakan (misalnya ngambek/mogok
makan/ mengunci diri di kamar) agar kemauannya dituruti, seperti adegan-
adegan yang sering ditayangankan pada sinetron yang ia lihat?
a.Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
43. Apakah anak anda sepulang sekolah langsung menyalakan televisi dan
meletakkan sepatu dan tasnya sembarangan?
a.Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
121
44. Apakah anak anda setelah sampai di rumah langsung menonton film kartun
dan masih memakai seragam sekolah?
a.Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
45. Apakah anak anda mengganti baju dulu baru menyalakan televisi dan melihat
film kartun kesayangannya?
a.Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
46. Apakah anak anda selalu menyempatkan waktu untuk menonton film kartun
di televisi?
a.Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
47. Apakah karena menonton film kartun di televisi pola tidur anak anda juga
berubah?
a.Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
48. Apakah anak anda kecewa ketika ketinggalan menyaksikan tayangan film
kartun kesukaannya?
a.Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
49. Anak anda sedang menonton film kartun kemudian anda meminta tolong
untuk melakukan sesuatu, apakah anak anda mau melakukan permintaan
anda?
a.Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
50. Apakah anak anda sangat menyukai film kartun sehingga tidak bermain
dengan teman sebayanya?
a.Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
51. Jika anak anda sedang bermain dengan teman-temannya, apakah anak anda
menirukan tokoh film kartun yang selalu ditonton?
a.Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
52. Setiap kali anak anda bermain apakah selalu menirukan peran dan cerita film
kartun kesukaannya?
122
a.Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
53. Apakah anak anda pilih-pilih dalam bergaul/membuat gang seperti beberapa
cerita dalam film kartun ?
a.Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
54. Apakah karena menonton tayangan film kartun kesayangannya anak anda
terlambat berangkat ke sekolah?
a.Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
55. Apakah anak anda menirukan gaya berpakaian musisi idolanya?
a.Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
56. Apakah anak anda lebih banyak menyanyikan lagu-lagu yang ditayangkan di
televisi/dibandingkan lagu-lagu yang diajarkan di sekolah?
a.Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
57. Apakah cara bernyanyi anak anda juga meniru gaya bernyanyi penyanyi
idolanya?
a.Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
58. Apakah anak anda minta dibelikan barang-barang yang dipakai oleh penyanyi
idolanya?
a.Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
59. Apakah anak anda dalam berbicara mengikuti gaya bicara penyanyi idolanya(
misalnya sambil ngerep)?
a.Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
60 Apakah anak anda bangga jika dikatakan mirip seperti penyanyi idolanya?
a.Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
123
1 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 4 1 2 3 3 2 3 4 2 3 4 3 2 2 2 3 79
2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 4 2 3 3 2 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 80
3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 81
4 2 4 2 2 2 3 3 2 3 4 1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 4 2 3 3 3 3 4 2 3 3 80
5 2 2 3 2 3 4 4 2 3 1 3 1 3 4 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 83
6 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 2 4 3 2 3 3 3 2 2 4 84
7 2 3 2 3 4 2 2 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 80
8 3 3 2 2 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 2 4 3 2 2 2 3 3 2 2 3 4 2 1 4 3 80
9 2 2 2 3 2 4 4 4 2 3 2 2 4 2 3 1 3 3 4 1 3 2 3 3 3 2 3 2 1 3 78
10 2 3 2 3 2 2 2 4 3 3 4 2 2 2 3 2 4 4 2 2 2 2 3 3 2 3 2 4 3 2 79
11 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 2 3 2 1 3 2 2 3 3 4 2 2 4 2 3 2 80
12 3 3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 4 3 2 3 4 2 2 3 3 2 4 2 3 4 2 82
13 2 2 3 2 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 81
14 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 4 3 4 3 4 1 3 3 80
125
15 3 1 2 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 4 3 2 3 3 2 2 3 82
16 2 3 2 3 3 2 2 3 2 4 3 2 2 2 2 2 4 2 3 2 4 3 2 3 2 3 2 3 3 2 80
17 2 2 3 4 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 4 1 4 1 3 3 4 4 3 3 3 4 3 81
18 3 3 2 1 3 1 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 83
19 3 3 2 2 4 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 4 3 3 2 3 78
20 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 4 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 4 3 4 84
21 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 4 3 3 3 81
22 2 1 3 2 4 2 2 4 4 1 2 2 4 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 2 83
23 3 3 2 3 3 4 4 2 3 3 2 4 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 84
24 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 2 3 80
25 4 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 4 1 2 3 2 2 3 2 2 3 4 1 2 4 3 3 2 80
Jumlah 1942
126
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
26 3 4 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 2 4 2 3 4 3 2 3 2 3 4 3 2 3 2 88
27 3 4 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 4 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 2 3 3 82
28 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 81
29 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 80
30 4 2 3 2 3 3 3 2 2 2 4 2 3 2 2 3 2 3 4 2 3 3 3 1 3 3 3 4 4 4 84
31 4 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 84
32 2 2 3 3 2 2 2 4 2 2 2 4 3 3 2 3 2 4 3 2 2 3 3 2 2 3 4 2 2 3 78
33 3 2 2 3 2 4 3 4 4 4 4 2 3 3 1 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 81
34 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 4 3 2 3 3 3 2 1 2 4 2 2 4 4 2 3 4 4 80
35 2 2 2 4 3 3 2 4 2 3 2 2 3 4 2 4 2 2 2 3 2 2 2 4 3 3 2 3 2 3 79
36 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 1 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 4 3 3 2 2 3 2 3 78
37 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 4 2 3 2 2 3 3 3 2 4 3 1 2 2 2 3 1 3 3 2 80
38 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 4 2 2 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 79
39 3 3 3 2 4 2 4 2 3 3 3 2 2 2 2 3 4 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 4 2 3 85
127
40 2 3 2 3 2 4 3 3 2 2 2 4 2 1 3 3 2 3 2 3 2 4 2 3 2 2 2 3 4 2 89
41 3 4 2 4 3 2 3 2 2 4 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 79
42 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 4 2 3 4 2 2 3 2 2 3 3 4 3 2 2 3 3 3 80
43 3 1 3 3 1 2 2 3 2 2 1 3 2 3 4 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 78
44 3 2 2 3 4 3 2 3 2 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 4 2 2 3 3 3 2 3 80
45 4 1 4 3 2 2 2 2 3 3 2 3 1 1 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 81
46 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 4 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 4 79
47 2 3 3 4 2 2 3 4 2 3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 82
48 3 2 2 3 4 2 2 4 3 2 2 2 4 4 3 3 2 1 3 3 2 2 4 2 3 1 1 3 4 3 81
49 3 1 4 2 3 4 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 81
50 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 4 2 3 2 4 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 4 2 3 3 82
Jumlah 3973
128
51 3 3 2 3 2 3 2 3 2 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 81
52 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 4 3 4 3 2 3 2 3 84
53 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 79
54 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 4 2 3 3 4 2 3 3 2 3 4 2 3 80
55 2 2 3 2 3 2 3 2 4 2 3 3 2 4 2 2 4 2 3 3 2 3 4 2 3 2 2 3 3 2 79
56 3 4 4 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 79
57 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 4 3 2 3 2 4 3 2 2 4 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 80
58 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 2 2 4 3 2 4 2 3 3 81
59 2 3 2 4 3 3 4 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 4 2 2 3 2 3 79
60 2 2 3 2 2 2 3 2 3 4 1 2 2 2 4 3 2 3 4 2 3 2 3 2 4 3 3 2 3 3 80
61 2 3 3 3 4 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 81
62 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 4 2 2 3 4 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 79
63 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 4 3 3 3 2 3 2 3 79
64 3 2 2 3 3 4 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 2 3 2 2 3 2 3 4 80
129
65 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 1 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 83
66 2 3 2 3 3 2 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 4 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 80
67 3 2 3 2 2 3 2 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 81
68 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 4 2 3 3 3 4 2 2 2 2 2 2 3 3 2 79
69 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2 2 80
70 2 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 79
71 3 3 4 3 2 2 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 80
72 3 2 3 2 2 3 3 2 4 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 4 2 3 4 2 3 3 80
73 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 82
74 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 79
75 3 2 2 3 4 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 2 3 2 3 4 3 2 3 2 3 3 2 80
76 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 3 2 3 3 81
Jumlah 6058
130
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 2 1 2 2 3 1 2 2 3 3 2 1 2 3 1 2 2 3 2 2 3 3 2 1 1 2 3 1 1 63
2 1 2 1 1 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 1 3 2 2 1 1 2 3 1 2 2 2 3 2 1 59
3 1 1 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 3 1 1 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 60
4 1 2 2 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 1 1 3 1 2 1 2 2 2 3 2 2 1 63
5 1 3 2 2 1 2 2 1 1 2 2 3 1 1 1 3 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 2 2 54
6 1 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 3 3 1 1 2 2 1 56
7 2 2 3 2 2 1 2 3 2 1 1 1 2 2 2 3 3 2 1 1 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 62
8 1 2 2 3 2 3 2 2 3 4 4 1 1 2 1 2 2 2 3 3 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 58
9 1 3 2 1 2 2 2 3 2 1 1 3 1 3 2 2 3 3 4 2 1 2 2 1 3 2 2 1 3 2 62
10 1 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 3 1 2 2 3 1 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 64
11 1 3 2 3 4 2 3 2 3 3 3 4 1 4 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 75
12 1 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 69
13 1 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 63
14 1 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 3 2 1 1 1 1 1 2 2 2 3 2 2 3 3 3 61
15 1 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 1 1 62
131
16 1 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 67
17 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 62
18 1 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 59
19 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 1 2 2 3 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 63
20 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 3 2 2 1 1 1 62
21 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 1 1 1 2 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 61
22 1 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 1 2 1 1 4 2 2 1 2 2 1 1 2 2 3 2 1 1 1 55
23 1 3 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 56
24 2 3 3 3 2 2 3 2 2 1 1 1 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 56
25 1 2 2 3 3 2 3 2 2 1 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 2 2 2 1 3 2 3 1 1 2 60
Jumlah 1532
132
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
26 1 2 3 2 3 3 2 3 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 3 1 1 2 3 2 1 1 2 2 1 2 55
27 1 3 3 2 2 3 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 54
28 1 3 2 3 3 4 3 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 60
29 1 2 3 3 2 3 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 49
30 1 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 62
31 1 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 3 2 1 1 1 3 2 2 61
32 1 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 59
33 1 3 4 3 2 3 2 2 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 57
34 1 4 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 1 3 2 2 1 2 3 1 3 2 2 2 2 1 2 2 2 64
35 1 3 3 4 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 56
36 1 3 3 3 3 4 2 1 2 3 2 1 1 3 2 4 2 2 2 3 2 2 3 4 2 3 3 2 2 1 72
37 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 1 2 3 2 3 1 2 3 1 3 4 2 3 2 1 2 3 2 70
38 1 3 2 2 2 3 3 3 2 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 3 3 3 3 4 3 3 3 70
39 1 2 3 2 3 2 2 3 2 3 1 3 2 3 3 3 3 2 2 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 72
133
40 1 3 3 3 3 2 2 3 1 2 3 2 1 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 61
41 1 3 2 2 3 1 3 3 2 2 3 2 1 3 2 4 2 3 3 3 1 2 2 2 3 2 2 3 3 2 70
42 1 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 1 4 3 2 2 3 3 3 1 1 3 2 1 3 2 3 2 3 69
43 1 2 2 3 2 3 1 2 2 1 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 1 2 4 3 4 3 3 4 1 3 71
44 1 2 2 3 2 2 2 2 3 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 1 3 1 3 3 2 4 3 3 2 70
45 1 2 2 2 3 1 2 1 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 4 1 2 2 2 2 2 3 2 3 3 62
46 1 3 2 2 3 1 3 2 1 3 1 3 1 3 3 2 1 1 2 2 2 4 3 2 3 1 2 2 2 1 67
47 1 2 2 1 2 2 2 3 1 3 2 2 1 2 1 1 2 2 3 1 1 3 3 2 3 2 2 3 2 3 60
48 1 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 4 3 3 3 2 2 63
49 1 2 2 1 2 1 2 3 1 3 1 2 1 2 2 2 3 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 1 54
50 1 2 2 1 2 2 2 3 2 2 1 1 1 2 3 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 3 1 2 2 2 51
Jumlah 3091
134
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
51 1 2 2 3 2 4 3 2 1 2 2 2 1 2 3 2 3 4 1 2 1 3 4 2 3 3 3 2 2 2 69
52 1 3 1 2 2 3 2 2 1 2 3 2 1 3 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 3 3 2 2 3 62
53 1 2 2 2 2 2 2 3 1 1 3 3 1 3 2 2 3 2 2 3 1 1 3 2 1 2 1 1 1 1 56
54 1 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 2 3 1 3 1 1 2 1 3 1 1 3 3 2 1 1 2 60
55 2 2 2 3 3 3 2 2 1 2 1 2 2 3 2 3 1 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 3 2 1 62
56 1 2 2 2 3 2 2 3 3 1 2 2 1 3 2 3 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 61
57 1 3 2 2 3 2 3 3 1 1 2 2 1 2 2 2 3 1 1 3 1 1 3 3 1 1 1 1 2 2 56
58 1 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 1 3 1 1 62
59 1 2 1 2 2 3 2 2 2 3 3 3 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 3 3 54
60 1 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 3 55
61 1 3 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 3 2 2 2 3 2 3 2 2 59
62 2 2 2 3 4 3 3 2 1 1 1 2 2 3 2 3 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 57
63 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 1 1 3 2 2 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 58
1
64 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 4 1 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 62
135
65 1 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 63
66 1 3 2 2 4 2 3 2 2 1 2 3 1 2 2 3 1 3 2 2 1 3 2 3 2 3 1 3 2 1 65
67 1 4 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 1 3 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 54
68 1 3 2 3 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 3 1 2 2 3 3 1 2 1 2 3 2 2 2 3 2 55
69 1 2 3 2 2 2 2 1 1 2 2 4 1 2 2 3 3 2 2 3 1 2 1 1 2 2 1 3 1 1 57
70 1 2 3 2 3 3 1 1 2 3 3 3 1 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 3 1 2 1 1 59
71 1 2 3 2 2 2 3 1 2 3 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 52
72 1 3 2 1 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 3 2 2 57
73 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 46
74 1 2 2 2 1 3 2 1 1 1 1 3 1 3 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 3 1 2 2 2 50
75 1 3 3 3 1 1 2 3 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 52
76 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 1 46
Jumlah 4520
136
TABEL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS UJI COBA INSTRUMEN PENGARUH TAYANGAN TELEVISI
TABEL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS UJI COBA INSTRUMEN PERKEMBANGAN PERILAKU ANAK
LAMPIRAN 4
r
xy
2 2 2 2
Kriteria
Butur angket Valid jika rxy rtabel
Perhitungan:
Berikut ini perhitungan validitas angket pada butir nomor 1
140
No X Y X2 Y2 XY
1 3 93 9 6849 279
2 2 81 4 6561 162
3 3 80 9 6400 240
4 2 72 4 5184 144
5 2 82 4 6724 164
6 3 84 9 7056 252
7 2 80 4 6400 160
8 3 77 9 5929 231
9 2 74 4 5476 148
10 2 77 4 5929 154
12 3 84 9 7056 252
13 2 85 4 7225 170
14 3 78 9 6084 234
16 2 74 4 5476 148
17 2 70 4 4900 140
18 3 79 9 6241 237
19 3 83 9 6889 249
20 3 77 9 5929 231
141
r
xy
2 2 2 2
Kriteria
Butur angket Valid jika rxy rtabel
Perhitungan:
Berikut ini perhitungan validitas angket pada butir nomo 1
No X Y X2 Y2 XY
1 3 87 9 7569 261
2 1 58 1 3364 58
3 1 59 1 3481 59
4 3 90 9 8100 270
5 1 53 1 2809 53
6 1 56 1 3136 56
7 2 62 4 3488 124
8 1 59 1 3481 59
9 3 84 9 7056 252
10 1 64 1 4096 64
11 3 98 9 9604 294
12 1 68 1 4624 68
13 1 62 1 3844 62
14 1 62 1 3844 62
15 2 57 4 3249 114
16 1 68 1 4624 68
17 2 88 4 7744 176
18 3 73 9 5329 219
19 1 64 1 4096 128
20 2 62 4 3844 62
34 1374 72 97738 2509
143
k
2
b
r
11
1 2
k1 t
Kriteria
Apabila r 11 r tabel maka angket tersebut reliable
Perhitungan:
(Y)2
Y N
12 =
N
(1665)2
141733 20
12 = = 164.303
20
2. Varian Butir
(53)2
149 20
b12 = = 0.45
20
(56)2
164 20
b22 = = 0.38
20
(62)2
204 20
b32 = = 0.51
20
145
b2 = 12.76
3. Koefisien realibilitas
30 12.76
r11 = x 1
30 1 164.303
r11 = 0.954
k
2
b
r
11
1 2
k1 t
Kriteria
Apabila r 11 r tabel maka angket tersebut reliable
Perhitungan:
(Y)2
Y N
12 =
N
(1374)2
97738 20
12 = = 176.011
20
2. Varian Butir
(34)2
72 20
b12 = = 0.75
20
(44)2
164 20
b22 = = 0.38
20
3. Koefisien realibilitas
30 13.19
r11 = x 1 = 0.957
30 1 176.011
147
LAMPIRAN 5
Uji
Normalitas
Uji
Multikolonieritas
Uji
Heteroskedastisitas
149
Dependent Variable: y
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
2. Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 x1 .394 2.538
x2 .315 3.173
x3 .354 2.827
a. Dependent Variable: y
3. Uji Heteroskedastisitas
Scatterplot
Dependent Variable: y
3
2
Regression Studentized
1
Residual
-1
-2
-3
-3 -2 -1 0 1 2 3
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 28.699 3.134 9.157 .000
x1 .416 .169 .288 2.467 .016
x2 .396 .163 .316 2.423 .018
x3 .368 .179 .253 2.052 .044
a. Dependent Variable: y
151
LAMPIRAN 6
1. Uji F
2. Uji t
152
UJI HIPOTESIS
1. Uji F
ANOVAB
Sum Of Mean
Model Squares Df Square F Sig
Total 2659.000 75
3. Predictors: (Constant), x3, x1, x2
4. Dependent Variabel: y
Model Summaryb
Change
Statistics
2. Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 28.699 3.134 9.157 .000
x1 .416 .169 .288 2.467 .016
x2 .396 .163 .316 2.423 .018
x3 .368 .179 .253 2.052 .044
a. Dependent Variable: y
154
LAMPIRAN 7
Regresi Berganda X1, X2, dan X3 terhadap Y
155
Descriptive Statistics
Std.
Mean Deviation N
Y 60.5000 5.95427 76
x1 26.6316 4.12421 76
x2 26.9342 4.75909 76
x3 27.3421 4.09407 76
Correlations
y x1 x2 x3
Pearson Corelation y 1.000 .706 .730 .706
x1 .706 1.000 .751 .714
x2 .730 .751 1.000 .780
x3 .706 .714 .780 1.000
.
Sig . (1-tailed) y .000 .000 .000 .000
x1 .000 .000 .000
x2 .000 . . .000
x3 .000 .000 .
.000
N y 76 76 76 76
x1 76 76 76 76
x2 76 76 76 76
x3 76 76 76 76
156
Variabbles Entered/Removedb
Variables Variables
Model DEntered Removed Method
Model Summaryb
Change
Statistics
ANOVAb
Sum Of Mean
Model Squares Df Square F Sig
Total 2659.000 75
5. Predictors: (Constant), x3, x1, x2
6. Dependent Variabel: y
157
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 28.699 3.134 9.157 .000
x1 .416 .169 .288 2.467 .016
x2 .396 .163 .316 2.423 .018
x3 .368 .179 .253 2.052 .044
a. Dependent Variable: y
Coefficientsa
Collinearity Diagnosticb
Variance Proportons
Condition
Model
Dimension Eigenvalue Index (Constant) x1 x2 x3
Residuals Statisticsa
Std.
Minimum Maximum Mean Deviation N
49.8872
Predicted Value 73.4831 60.5000 4.66193 76
-2.276
Std. Predicted Value 2.785 .000 1.000 76
Standart Error of
.445
Predicted Value 1.587 .816 -296 76
Adjusted Predicted
Value 50.3690
73.4896 60.5224 4.64587 76
Residual -
10.56111 8.05006 .00000 3.70402 76
Std. Residual
-2.794 2.129 .000 .980 76
Stud. Residual
-2.841 2.156 -003 1,008 76
Deleted Residual
- 8.83184 -.02241 3.92292 76
Tud. Deleted Residual 10.92232
2.214 -.005 1.024 76
Mahal. Distance -2.994
12.233 2.961 2.862 76
Cooks Distance .053
.241 .015 .033 76
Centered Leverege .000
Value .163 .039 .038 76
.001
6.1.1.1.1.1.1.1 Dependent Variable: y
159
Dependent Variable: y
1.0
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Scatterplot
Dependent Variable: y
3
2
Regression Studentized
1
Residual
-1
-2
-3
-3 -2 -1 0 1 2 3