adalah Saccharomyces
cerevisiae,
Saccharomyces
uvarum
Kingdom
Division
Subdivision
Ordo
Familia
Genus
Spesies
: Fungi
: Ascomycota
: Saccharomycetes
: Saccaromycetales
: Saccharomycetaceae
: Saccharomyces
: Saccharomyces cerevisiae
nC6H12O6
(C6H12O6)n
2C2H5OH + 2CO2
Pada kondisi aerob dan konsentrasi gula yang tinggi, Saccharomyces cerevisiae
tumbuh dengan baik tetapi tidak menghasilkan alcohol. Dalam kondisi lingkungan yang
anaerob, pertumbuhan mikrobia lambat dan piruvat dekarboksilase menjadi asetaldehid dan
CO2, selanjutnya akan terbentuk etanol dari hasil reduksi asetaldehid oleh alkohol
dehidrogenase. Saccharomyces cerevisiae adalah nama spesies yang termasuk
dalam
khamir
berbentuk
oval.
Saccharomyces
cerevisiae
mempunyai
Kapsul
Dinding Sel
Dinding sel khamir pada sel-sel yang muda sangat tipis, namun semakin lama
semakin menebal seiring dengan waktu. Pada dinding sel terdapat struktur
yang disebut bekas lahir (bekas yang timbul dari pembentukan oleh sel induk)
dan bekas tunas (bekas yang timbul akibat pembentukan anak sel). Setiap sel
hanya dapat memiliki satu bekas lahir, namun bisa membentuk banyak bekas
tunas. Saccharomyces cerevisiae dapat membentuk 9 sampai 43 tunas dengan
rata-rata 24 tunas per sel, dan paling banyak lahir pada kedua ujung sel yang
memanjang. Dinding sel khamir terdiri dari komponen-komponen sebagai
berikut:
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Merah Sudan.
Sitoplasma
Saccharomyces cerevisiae berkembang biak dengan cara berikut:
a) Pertunasan multipolar, dimana tunas muncul dari sekitar ujung sel.
b) Pembelahan tunas, yaitu gabungan antara pertunasan dan pembelahan.
Pada proses ini mula-mula terbentuk tunas, tetapi tempat melekatnya tunas
pada sel induk relatif besar, kemudian terbentuk septa yang memisahkan
tunas dari induk selnya. Pada Saccharomyces, areal tempat melekatnya
tunas pada induk sedemikian kecilnya sehingga seolah tidak pernah
terbentuk septa (tidak dapat dilihat oleh mikroskop biasa) 3.Pembentukan
askospora. Pada khamir diploid seperti Saccharomyces cerevisiae, meiosis
dapat terjadi langsung dari sel vegetatif. Spora berbentuk bulat atau oval
dengan permukaan halus.
Saccharomyces cerevisiae berfungsi dalam pembuatan roti dan bir, karena
menjadi karbon dioksida dan alkohol) kuat. Namun, dengan adanya oksigen,
Saccharomyces juga dapat melakukan respirasi yaitu mengoksidasi gula menjadi
karbon dioksida dan air.
Khamir (yeast) merupakan jasad renik (mikroorganisme) yang pertama yang
digunakan manusia dalam industri pangan. Orang-orang Mesir zaman dahulu
telah menggunakan yeast dan proses fermentasi dalam memproduksi minuman
beralkohol dan membuat roti pada lebih dari 5000 tahun yang lalu.
Saccharomyces cerevisiae dapat berkembang biak secara seksual dan
aseksual. Perkembangbiakan aseksual diawali dengan menonjolnya dinding sel ke
luar membentuk tunas kecil. Tonjolan membesar dan sitoplasma mengalir ke
dalamnya, sehingga sel menyempit pada bagian dasarnya. Selanjutnya nucleus
dalam sel induk membelah secara mitosis dan satu anak inti bergerak ke dalam
tunas tadi. Sel anak kemudian memisahkan diri dari induknya atau membentuk
tunas lagi hingga membentuk koloni. Dalam keadaan optimum satu sel dapat
membentuk koloni dengan 20 kuncup.
Perkembangbiakan
seksual
terjadi
jika
keadaan
lingkungan
Saccharomyces cerevisiae
tidak
berfungsi
sebagai askus. Nukleus nya yang diploid (2n) membelah secara meiosis,
membentuk empat sel haploid (n). Inti-inti haploid tersebut akan dilindungi oleh
dinding sel sehingga mem-bentuk askospora haploid (n). Dengan perlindungan ini
askospora lebih tahan terhadap lingkungan buruk. Selanjutnya, empat askospora
akan tumbuh dan menekan dinding askus hingga pecah, akhirnya spora menyebar.
Jika spora jatuh pada tempat yang sesuai, sel-sel baru akan tumbuh membentuk
tunas, sebagaimana terjadi pada fase aseksual. Dengan demikian Saccharomyces
cerevisiae mengalami fase diploid (2n) dan fase haploid (n) dalam daur hidupnya.
Glukosa
Glukosa-6-fosfat
Fruktosa-6-fosfat
Fruktosa-1,6- bifosfat
Gliseraldehid-3-fosfat
2-fosfogliserat
Fosfoenol piruvat
Piruvat
Laktat
Asetaldehid
Asetat
Etanol
Sejak saat itu, perusahan roti, minuman dan para ahli mulai berupaya untuk
memproduksi strain murni yeast yang tepat untuk keperluan industri yang
disesuaikan dengan rasa dan keperluan kualitas serta karateristik lainnya.
Sedangkan di Indonesia yang dikenal dengan ragi untuk tape sebenarnya ada yang
tidak murni dari jenis yeast saja akan tetapi dicampur dengan jenis bakteri dimana
disesuaikan dengan kebutuhan produk yang akan dihasilkannya.
Setelah ditemukannya mikroskop Louis Pasteur pada akhir tahun 1860
menyimpulkan bahwa yeast merupakan mikroba hidup yang bertindak sebagai
agen dalam proses fermentasi dan digunakan sejak zaman dahulu untuk menaikan
adonan roti. Tidak lama setelah penemuan tersebut, dilakukan upaya untuk
mengisolasi yeast secara murni. Dengan kemampuan ini mulailah dilakukan
produksi yeast secara komersial untuk keperluan pembuatan roti. Jenis yang
dikembangkan adalah Saccharomyces cerevisiae yang disebut dengan Bakers
yeasts.
2. Zymomonas mobilis
Bakteri Zymomonas mobilis sebagai penyebab fermentasi pada sejenis tuak
mexico ("pluque"). Bakteri ini mampu memfermentasi sukrosa, glukosa dan
fruktosa menjadi etanol, CO2 dan beberapa asam laktat, mikroorganisme ini
dinamakan Termobacterium mobile (sekarang : Zymomonas mobilis, sub sp:
mobilis). Bakteri Zymomonas mobilis memiliki ciri-ciri : sel diplobasil, ukuran 45m dan 1,4-2,0 m, motil dengan polar flagella, gram negatif, tidak membentuk
endospora dalam beer wort ; koloni bakteri berwarna putih, sirkuler konveks,
mempunyai diameter 1mm, dan tumbuh baik dengan penambahan 2 % CaCO3, pH
medium pepton glukosa sebesar 6,5, suhu optimum 30C. Organisme ini bersifat
anaerob fakultatif, tetapi kondisi anaerob diperlukan untuk memfermentasi gula.
Bakteri Zymomonas mobilis juga mempunyai sifat osmotoleran sampai
kadar 40%, alkohol toleran dengan kadar alkohol 2-10 %, kisaran pH optimum
5,0-7,0. Sel kadang-kadang membentuk rantai pendek (koloni), pada fermentasi
sukrosa biasanya diawali dengan fase adaptasi yang lama. Penggunaan
Zymomonas mobilis dalam fermentasi etanol banyak mengalami keberhasilan.
Bakteri ini menunjukkan produktifitas etanol lebih tingggi 3-5 kali lipat dari
yeast dengan hasil etanol dari glukosa mencapai nilai maksimum 95-98 % secara
teori. Jalur glikolisis yang digunakan Zymomonas mobilis adalah lintasan EntmerDoudoroff (ED). Ciri khas jalur ini adalah terdapatnya enzim 2-keto3deoksiglukonat-6-fosfat. Dalam jalur ED tidak terdapat enzim pengatur reaksi
kunci seperti pada jalur EMP yaitu allosterik heksokinase dan fosfofruktokinase.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi etanol oleh Zymomonas
mobilis meliputi : pH, temperatur, sumber karbon, faktor tumbuh, sumber
nitrogen, oksigen, dan alkohol. Disamping itu, kondisi inokulum serta kualitas
substrat juga mempengaruhi hasil yang diperoleh dan efisiensi fermentasi.
Kondisi inokulum tergantung pada faktor-faktor lingkungannya, adanya
mikrobiam kontaminan akan sangat menghambat fermentasi.
Jalur 2 keto-3 deosiglukonat 6-fosfat mempunyai suatu senyawa yang khas
yaitu 2 keto-3 deosiglukonat 6-fosfat. Dari senyawa ini akan dihasilkan asam
b)
Namun dapat juga merusak anggur, dengan menghasilkan asam asetat atau
etil asetat, yang merusak rasa anggur tersebut.
Pertumbuhan Acetobacter pada anggur dapat dicegah dengan sanitasi yang
sehingga
disebut
sebagai
pseudomiselium.
Berdasarkan
alat