Anda di halaman 1dari 2

-Azmi DyasariDipersimpangan jalan kuberdiri Kusaksikan kehancuran negeri Kutanya diri, Menunggu atau berdiri dan berlari Haruskah

kubiarkan diri saat jiwa menggigil? Menatap semu pandanganku Mengabaikan seruan ketika indonesia memanggil Membiarkan foya-foya masa muda mengerogoti waktuku Terasa sebuah rasa mengelayuti kegersangan hati Rasa yang tak kan pernah ingin kulepas dan kuhempas Rasa yang ianya hanya bisa kujelaskan dengan bahasa hati Rasa yakin dan ghirah yang membuatku ingin terbebas Terbebas dari karakter pemuda sampah Terbebas dari fatamorgana dunia Terbebas dari rasa campah Terbebas dari yang sia-sia Menyaksikan agamaku yang perlahan tersisih dan terkikis Menyaksikan bangsaku yang perlahan terlindas kapitalis Menyaksikan kebingasan rakyat dan pemerintah yang apatis dan hedonis Menyaksikan brutalnya para tikus menggerogoti negeri dengan rakus

Ketika ku berdiam, tanda akhlakku membeku Ketika ku bergerak, kutakut mati kaku Namun harus kuikrarkan seutuh-utuh jiwa sebagai pemulih agamaku Namun harus kupatrikan seutuh-utuh jiwa sebagai pemulih bangsaku Kutepis segala rasa takut, menghadap cermin menegadah kelangit Kutarik lengan baju, kugoreskan senyum optimis menuju pertempuran sengit Memperjuangkan tahta agama dari penyakit Memperjuangkan kaidah bangsa dari sikap kisit Coba kubuka kacamata hitam yang menutup mata hati Kulihat lalu kudengar, kulihat lalu kuraba dan kutemukan aku hidup tak mati hei bung ! kau seorang pemuda!Aku, engkau, dia dan mereka adalah pejuang!!! Maka tiba saatnya kuazzamkan dan kuteriakkan dengan lantang

Kudedikasikan hidupku untuk agama dan bangsaku Aku adalah artis yang berperan sebagai agen perubahan utuh Nasib agama dan bangsa ada dibahu engkau dan aku Ini langkahku yang berdiri pada panji al-quran tanpa ragu Inilah diriku agen penggerak perubahan bagi bangsaku Inilah aku bukan ini ayahku, inilah aku seorang pemuda harapan Inilah aku pemuda masa depan

Anda mungkin juga menyukai