Anda di halaman 1dari 5

Kisah derita hidupku memang bukanlah sebuah karangan

Bukan juga hanya suatu bualan


Hidupku yang tak sendiri selalu bertemankan dengan kesendirian
Namun tak juga pernah membuatku putus harapan
Ku 'kan terus berdiri tegak menantang kerasnya jaman

Liku hidupku yang penuh pilu dan tak menentu


Merupakan sebuah kenyataan yang terlalu mengharu biru
Sebuah perjuangan yang 'kan ku kenang selalu
Inilah hidupku yang tak berAyah dan tak berIbu
Yang mereka sebut Anak Yatim Piatu

Sungguh kenyataan yang teramat pahit


Sungguh keadaan yang begitu sulit
Rintihan batinku yang menjerit sakit menjangkit
Di saat mereka bilang masa depanku sempit
Namun, di hati kecilku slalu terbesit kata semangat untuk terus bangkit

Sepi, sunyi, senyap adalah kata yang selalu akrab menemani


Tiada lagi canda tawa riang gembira bernyanyi
Kebahagian semakin jauh pergi, dan kini kesedihan datang menghampiri
Terkadang dibenak hati ingin sekali mengakhiri hidup yang tak berarti ini
Ayah dan Ibu, aku bertanya-tanya mengapa petaka ini harus terjadi ?

Di kala mereka semua bahagia


Di tengah kehangatan sang Ayah dan Ibundanya
Mataku menatap penuh rasa iri,hati meratapi dan rasa merana
Tiada hentinya kelopak ini menitikkan peluh air mata penuh rasa terluka
Tak ada lagi yang kan menghiburku di kala duka

Sedih kurasa, tawa dulu saat kita bersama, kini tinggal suara tangisku lirih
Meski dalam kepedihan tapi ku tetap melangkah walau tertatih
Hatiku semakin perih di kala mereka menatapku seolah risih
Tak tahukah mereka, perlakuannya membuat nuraniku semakin merintih ?
Hanya kepada-Mu lah aku bisa pasrah dan berdalih

Kebahagiaan mereka semua seolah hilir mudik menyindir


Kapankah sosok penuh kasih sayang kalian itu kembali hadir
Ayah dan Ibu, namamu kini bagiku hanya mengalir seperti sebuah lantunan syair
Kepergian kalian seakan menjadi hal yang masih tertutup tabir
Mengapa ? Kini aku bertanya-tanya penuh sesal mengapa harus terlahir ?

Mereka selalu bilang, aku adalah anak yang berlawanan dari kata beruntung
Hidup bagaikan di dalam sangkar terkurung
Ku hanya bisa duduk termenung merenung
Selalu ku rindukan kalian di belakangku membimbing dan mendukung
Dan meyakinkanku dari rasa bimbang serta bingung

Ku sangat merindukan sikap ketegasan dan kepemimpinan darimu Ayah


Kini, tanpamu hidupku terasa tiada arah
Jiwaku selalu mendesah penuh rasa resah gelisah
Bila amarah mengambil alih sudah
Aku pun tak tau kemana harus berserah

Ku sangat merindukan kasih dan sayangmu, Ibu


Selalu ku teringat raut wajahmu yang sayu
Sifatmu yang ramah, anggun serta lugu
Semua itu kini seolah musnah hilang tak berbau
Tiap malam ku hanya bisa menangis tersedu-sedu teringat olehmu

Aku selalu berharap ini semua hanyalah sebuah mimpi


Mimpi buruk yang kan segera hilang menepi
Tapi, tak kusangka sekarang kenyataan ini hanya bisa kuratapi
Ku jalani hidupku kini sendiri disini dalam sepi
Aku terus berpikir dan mencoba berhenti menyesal dan mengusap tiap air mata di pipi

Ayah dan Ibu, kini kalian telah pergi jauh


Sebuag keluarga yang kudamba rasanya kini seakan tidak lagi utuh
Walaupun nanti aku telah tersungkur jatuh
Sekarang aku hanya bisa berjanji tak 'kan lagi mengeluh
Untuk menggenggam masa depan secara penuh

Yatim Piatu, bagi kalian mungkin kata yang seram


Tapi janganlah kau anggap kami ini anak haram
Yang masa depannya tervonis suram
Aku tak 'kan mau hanya terdiam dalam pekatnya malam
'Ku kan berdiri dan terus berlari menuju temaram

Wahai Tuhan yang Maha Pengasih lagi Penyayang


Bebaskanlah hidupku dari penyesalan yang membayang
Mudahkanlah aku menjalani hidup yang kian menantang
Kini ku ikhlaskan sudah orang tuaku berpulang
Semoga mereka berdua beristirahat dengan tenang

Mungkin kami tanpa ayah, tanpa ibu, atau bahkan tanpa orang tua
Tapi kami juga manusia, yang ingin dihargai serta hidup merdeka
Ayo kawanku, Yatim Piatu bukalah akhir segalanya, tetap jaga solidaritas dan jalin satu rasa
Kepedulian, Kebersamaan kita adalah awal menuju akhir yang bahagia
Tidak usah minder ataupun rendah diri kita semua sama, semoga bisa menjadi pribadi-pribadi yang
mulia

"You'll Never Walk Alone"

Pesanku untuk para pembaca yang budiman


Jika memang masih ada orang tua kalian
Janganlah kalian sia-siakan kesempatan
Untuk tetap berbakti dan berbuat kebaikan
Kepada ayah dan ibunda yang kalian banggakan

Selagi orang tua kalian masih ada


Janganlah kau suka berdusta dan mencela,
Melukai hati, dan memaki mereka
Kau bisa jadi anak yang durhaka
Jika kau durhaka, maka suka tidak suka siksa neraka yang kau rasa sengsara tak terkira.

Puisiku mungkin hanyalah untaian kata yang carut marut


Serta tulisan dengan bahasa yang acakadut
Yang membuat pusing kepala dan mual di perut
Tapi yang penting semangatku yang tak pernah surut
Meski keadaanku sedang tersudut
Karena malam ini sudah semakin larut
Aku juga takut pembaca malah lari kalang kabut
Dan postingan melelahkan ini juga kuketik runtut terpaut
Maka ijinkanlah jempolku yang sudah pegalnya semakin akut ini segera diurut, agar postingan
berikutnya segera berlanjut.
Khoirul bariyyah nadhrah ilayya
Ma anta illa kanzul athiyyah
Khoirul bariyyah nadhrah ilayya
[2x]
Ma anta illa kanzul athiyyah

Ya bahra fadhlin wataja 'adlin


Judhli biwashlin Qoblal maniyyah
Ya bahra fadhlin wataja 'adlin
[2x]
Judhli biwashlin Qoblal maniyyah

Khoirul bariyyah nadhrah ilayya


Ma anta illa kanzul athiyyah
Khoirul bariyyah nadhrah ilayya
[2x]
Ma anta illa kanzul athiyyah

Kamdza unaadi yakhoirol hadii


Yakfi 'ibadi yanur ainayya
Kamdza unaadi yakhoirol hadii
[2x]
Yakfi 'ibadi yanur ainayya

Khoirul bariyyah nadhrah ilayya


Ma anta illa kanzul athiyyah
Khoirul bariyyah nadhrah ilayya
[2x]
Ma anta illa kanzul athiyyah

[2x]
Sholatu Robbi alaika hibbi
[2x]
Madama qolbi bidzdzikri hayya

Khoirul bariyyah nadhrah ilayya


Ma anta illa kanzul athiyyah
Khoirul bariyyah nadhrah ilayya
[2x]
Ma anta illa kanzul athiyyah




Sholatum bissalamil mubiini linuqtotittayiini ya ghoromi
Shalawat serta salam sesungguhnya untuk yang terkhusus, wahai Rinduku




Nabiyyun kana ashlattakwiini min ahdikun fayakun ya ghoromi
Sang Nabi, awal penciptaan sejak masa Kun fa yakun, wahai Rinduku




Ayyaman ja ana haqqon nadziri mughiitsam musbilan subularrosyaadi
Wahai engkau yang telah datang kepada kami membawa sebenar peringatan, penolong serta penunjuk
jalan kebenaran



Rasulullahiya

dhowil jabiini wa ya man ja a bil haqqil mubiini
Wahai Rasulullah yang dahinya bercahayaWahai yang datang dengan kebenaran yang terang






sholatullamtazal tutla alaika kamithorinnasiimi tuhda ilaika
Shalawat senantiasa tercurah atasmu bagaikan angin wewangian yang dihadiahkan kepadamu

Sumber teks: http://www.syauqiemarier.wordpress.com/

Anda mungkin juga menyukai