Chairil Anwar
Puisi ini menyatakan bahwa mereka pahlawan tak dikenal yang telah berjuang antara krawang-bekasi
tidak bisa berjuang lagi karena mereka telah gugur.
Namun mereka ingin dikenang atas jasa mereka.
Mereka sudah berjuang tapi kerja mereka belum selesai karena belum bisa memperhitungkan 4-5 ribu
nyawa teman seperjuangan mereka.
Mereka, para pahlawan ini, sekarang hanyalah tulang belulang namun kitalah yang harus menentukan
harga diri mereka.
Mereka, para pahlawan menginginkan kita untuk meneruskan perjuangan mereka dan berkata untuk
mereka.
Mereka menginginkan kita terus meneruskan semangat juang mereka.
Dan juga mereka ingin kita menjaga dan menghargai pahlawan bangsa dan mereka yang telah berjasa
untuk bangsa.
Dulu agama menghancur-kan berhala. Kini agama jadi berhala, Tak kenal Tuhannya,
yang penting agamanya.
Dulu orang berhenti membunuh karena agama. Sekarang orang saling membunuh
karena agama.
Dulu orang saling mengasihi karena beragama. Kini orang saling membenci karena
beragama.
Agama tak pernah berubah ajarannya dari dulu. Tuhan pun tak pernah berubah dari
dulu. Lalu yang berubah apanya? Manusianya?
Dulu orang belajar agama sebagai modal, untuk mempelajari ilmu lainnya. Sekarang
orang malas belajar ilmu lainnya, maunya belajar agama saja.
Dulu para siswa diajarkan untuk harus belajar giat dan berdoa untuk bisa menempuh
ujian. Sekarang siswa malas belajar, tapi sesaat sebelum ujian berdoa paling
kencang, karena diajarkan pemimpin agamanya untuk berdoa supaya lulus.
Dulu agama mempererat hubungan manusia dengan Tuhan. Sekarang manusia jauh
dari Tuhan karena terlalu sibuk dengan urusan-urusan agamanya.
Dulu agama ditempuh untuk mencari Wajah Tuhan. Sekarang agama ditempuh untuk
cari muka di hadapan Tuhan.
Esensi beragama telah dilupakan. Agama kini hanya komoditi yang menguntungkan
pelaku bisnis berbasis agama, karena semua yang berbau agama telah didewa-
dewakan, takkan pernah dianggap salah, tak pernah ditolak, dan jadi keperluan
pokok melebihi sandang, pangan, papan. Agama jadi hobi, tren, dan bahkan pelarian
karena tak tahu lagi mesti mengerjakan apa.
Agama kini diper-Tuhan-kan, sedang Tuhan itu sendiri dikesampingkan. Agama dulu
memuja Tuhan, Agama kini menghujat Tuhan. Nama Tuhan dijual dan
diperdagangkan, dijaminkan, dijadikan murahan, oleh orang-orang yang merusak,
membunuh, sambil meneriakkan nama Tuhan.
Agama dijadikan senjata tuk menghabisi manusia lainnya. Dan tanpa disadari
manusia sedang merusak reputasi Tuhan, dan sedang mengubur Tuhan dalam-dalam
di balik gundukan ayat-ayat dan aturan agama.
Negeri Haha Hihi
Oleh: KH A Mustofa Bisri
Ha ha, hi hi ...
Ada udang dibalik batu,
Otaknya udang kepalanya batu
Ha ha, hi hi
Sekali dayung dua pulau terlampaui
Sekali untung dua pulau terbeli
Ha ha, hi hi
Gajah mati meninggalkan gading
Harimau mati meninggalkan belang
kalian mati meninggalkan hutang
Ha ha, hi hi
Hujan emas dinegeri orang, hujan batu dinegri sendiri,
Lebih baik yuk hujan – hujanan caci maki.
Ha ha, hi hi
Aku Merindukanmu, O, Muhammadku
Oleh: KH A Mustofa Bisri