Oleh:
FARIDA NORMA YULIANTI
NIM. 131511133034
1
SKRIPSI
Oleh:
FARIDA NORMA YULIANTI
NIM. 131511133034
1
SURAT PERNYATAAN
Saya bersumpah bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan belum pernah
dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang
pendidikan di Perguruan Tinggi manapun.
2
HALAMAN PERNYATAAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Airlangga, saya yang bertanda tangan dibawah
ini:
Nama : Farida Norma Yulianti
NIM : 131511133034
Program Studi : Pendidikan Keperawatan
Fakultas : Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi
3
SKRIPSI
Oleh:
Nama: Farida Noma Yulianti
NIM. 131511133034
Pembimbing Ketua
Pembimbing
Mengetahui
a.n Dekan
Wakil Dekan I
4
SKRIPSI
Oleh:
Farida Norma Yulianti
NIM. 131511133034
Telah diuji
Pada tanggal, 4 Juli 2019
PANITIA PENGUJI
Mengetahui
a.n Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga
Wakil Dekan I
5
MOTTO
6
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
bimbinganNya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH
MEDIA MINIMOVIE TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN
PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL DAN TINGKAT KEMATANGAN
EMOSI PADA ANAK USIA SEKOLAH
”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
keperawatan (S.Kep.) pada Program Studi Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga.
Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs., (Hons) selaku Dekan Fakultas
KeperawatanUniversitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan
kesempatan danfasilitas kepada saya untuk menyelesaikan pendidikan Program
Studi Ners.
2. Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes. selaku Wakil Dekan I Fakultas
KeperawatanUniversitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan
kesempatan dandorongan kepada kami untuk menyelesaikan Program Studi
Pendidikan Ners.
3. Ilya Krisnana, S.Kep.Ns., M.Kep selaku Dosen Pembimbing I yang telah
bersediamembimbing, memberikan masukan, saran, informasi, serta
meluangkanwaktunya untuk saya demi kemajuan dalam penyelesaian skripsi.
4. Iqlima Dwi Kurnia S.Kep.Ns., M.Kep selaku Dosen Pembimbing II yangtelah
bersedia membimbing, memberikan masukan, saran, dan informasi, serta
meluangkan waktunya untuk saya demi kemajuan dalam penyelesaian skripsi.
5. Dr. Yuni Sufyanti Arief S.Kp., M.Kes selaku Dosen Penguji I padaujian proposal
dan selaku Ketua Penguji pada ujian Skripsi yang telahmemberikan kritik dan
saran serta bimbingan untuk perbaikan dalampenyusunan skripsi ini.
6. Aria Aulia Nastiti, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Dosen Penguji II padaujian
proposal yang telah memberikan kritik dan saran serta bimbingan
untukperbaikan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Segenap dosen Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang telah
memberikan ilmu, pengalaman, dan bimbingannya selama ini.
8. Kepala Bakesbangpol Surabaya beserta staf yang telah megizinkan dan
memfasilitasi saya untuk mengajukan surat permohonan pengambilan data
penelitian.
9. Kepala Sekolah kelompok perlakuan dan kelompok kontrol beserta staf yang
telah mengizinkan saya melakukan pengambilan data awal dan melakukan
penelitian.
10. Seluruh responden dan orang tua/wali responden yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
11. Orang tua Lilik dan Ayas yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu
saya dalam penelitian ini.
12. Keluarga tercinta Wak Kaji terutama ibu dan bapak saya yang telah memberikan
kasih sayang, perhatian, doa selama ini, beserta kakak-kakak saya yang
7
memberikan motivasi dan kebutuhan skripsi sehingga saya dapat menyelesaikan
skripsi ini.
13. Teman solid saya Ashil Kes Foh Al Ghozali yang menghibur dan memberikan
motivasi kepada saya selama proses penyelesaian skripsi ini
14. Teman terdekat saya Wulan, Oyin, Faza, Astri, dan Nyuasthi yang bersedia
mendengarkan keluh kesah saya, mengingatkan, dan membangunkan saya
selama proses penyelesaian skripsi ini.
15. Dulur GEN Corps khususnya Gen 8 (Adhe, Lusi, Sisi, Nadia, Vega, Henny,
Fachri, Lilik, Kusnul, Yenny, Sajid, Meilia, Teguh, Luluk, Maya, Ucik, dan
Ferly) yang selalu memberikan semangat dan dukungan yang luar biasa pada
Saya.
16. Teman Pandawa kelompok belajar (Adhe, Rouf, Alfian, Supri, Nopen, dan
Farhan) yang menjadi teman sharing dalam menyusun proposal dan
mengerjakan skripsi.
17. Kakak tingkat terbaik di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga (Dian,
Wini, Intan, Puyu, Rista, Meyvita, Rofita) yang bersedia memberikan arahan
dalam menyelesaikan proposal dan skripsi ini.
18. Fina, Retno, Gali, Diki, Ayu Rasyidah, Ayu Sep, Leli, Wahyu, Ucik, Ayas, dan
Tyas yang seringkali ada saat saya butuh bantuan.
19. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2015 yang telah memberikan dukungan
dan semangat baik secara langsung maupun tidak langsung demi
terselesaikannya skripsi ini.
20. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
selama proses penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan, dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Saya sadar
bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, tetapi saya berharap skripsi ini bermanfaat
bagi pembaca dan bagi keperawatan.
Penulis
8
ABSTRACT
Background: Sexual violence against children is one of the world’s problem that has
an impact on the mental, physical, and psychological conditions for the victim. The
level of prevention knowledge and emotional maturity in the child needs to be
grown, so that the child can be aware and know how to avoid sexual violence. This
study analyzeds the influence of mini movie media on prevention knowledge levels
of sexual violence and emotional maturity in school-age children. Methods: This
study used quasi experimental design with two groups and involved 85 students (pre-
posttest in the treatment group and posttest in the control group) was used Emotional
Maturity and Knowledge of Child Abuse Questionnaire as the instrument. This
research conducted used a simple random sampling technique. The collected data
were tested use Mann-Whitney and Wilcoxon statistical test. Results: The Mann-
Whitney and Wilcoxon statistical test showed that mini movie media had a
significant impact on the level of prevention knowledge sexual violence (p=0,000
and p=0,025) and the level of emotional maturity (p = 0,000 and p=0,000).
Conclusions: Education through mini movie media can stimulate children's
awareness and teacher as an effort to prevent sexual violence.
9
ABSTRAK
Pengaruh Media Minimovie terhadap Tingkat Pengetahuan Pencegahan
Kekerasan Seksual dan Tingkat Kematangan Emosi pada Anak Usia Sekolah
Oleh: Farida Norma Yulianti
Pendahuluan: Kekerasan seksual pada anak adalah salah satu masalah di seluruh
dunia yang memberikan dampak pada kondisi mental, fisik, dan psikologis bagi
korban. Tingkat pengetahuan pencegahan dan kematangan emosi dalam diri anak
perlu ditumbuhkan, sehingga anak dapat sadar dan mengetahui cara menghindari dari
tindak kekerasan seksual. Studi ini menganalisis pengaruh media minimovie terhadap
tingkat pengetahuan pencegahan kekerasan seksual dan tingkat kematangan emosi
pada anak usia sekolah. Metode: desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dua kelompok quasi experimental dan melibatkan 85 responden (pre-posttest pada
kelompok perlakuan dan posttest pada kelompok kontrol). Instrumen penelitian yang
digunakan berupa kueisoner Kematangan emosi dan Child Knowladge Abuse
Questionnaire (CKAQ), penelitian dilakukan menggunakan probability sampling
dengan teknik simple random sampling. Data yang telah terkumpul di uji statistik
menggunakan Mann-Whitney Test dan Wilcoxon Rank Test. Hasil: hasil penelitian uji
statistik Mann-Whitney Test menunjukan bahwa media minimovie memiliki pengaruh
terhadap tingkat pengetahuan pencegahan kekerasan seksual (p=0,000) dam tingkat
kematangan emosi (p=0.000). Diskusi: pendidikan yang disampaikan melalui media
minimovie ini dapat menstimulasi kesadaran anak dan guru dalam upaya mencegah
kekerasan seksual.
10
DAFTAR ISI
Halaman Judul..........................................................................................................i
Surat Pernyataan.......................................................................................................i
Lembar Pernyataan Bebas Loyaliti.........................................................................iv
Lembar Pengesahan..................................................................................................i
Lembar Penguji.........................................................................................................i
Motto.........................................................................................................................i
Ucapan Terima Kasih................................................................................................i
Abstract.....................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................xii
Daftar Tabel...............................................................................................................i
Daftar Gambar..........................................................................................................i
Daftar Lampiran........................................................................................................i
Daftar Arti Singkatan................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................1
1.3.1 Tujuan Umum..............................................................................1
1.3.2 Tujuan Khusus.............................................................................1
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................1
1.4.1 Teoritis.......................................................................................1
1.4.2 Praktis........................................................................................1
BAB 2 TINJAUAN TEORI...................................................................................1
2.1 Konsep Kekerasan Seksual...................................................................1
2.1.1 Definisi Kekerasan Seksual.......................................................1
2.1.2 Klasifikasi Kekerasan pada Anak..............................................1
2.1.3 Faktor Penyebab Kekerasan Seksual.........................................1
2.1.4 Dampak......................................................................................1
2.1.5 Upaya Pendidikan Seksual pada Anak......................................1
2.2 Tahap Perkembangan Anak...................................................................1
2.2.1 Perkembangan Kognitif.............................................................1
2.2.2 Perkembangan Psikososial........................................................1
2.2.3 Perkembangan Psikoseksual......................................................1
2.3 Konsep Kematangan Emosi Anak.........................................................1
2.3.1 Tahap Kematangan....................................................................1
2.3.2 Kematangan Emosi....................................................................1
2.3.3 Karakteristik Kematangan Emosi..............................................1
2.3.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Emosional.1
2.4 Tingkat Pengetahuan Anak....................................................................1
2.4.1 Karakteristik Tingkat Pengetahuan Anak..................................1
2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan...............................18
2.5 Media Audio Visual...............................................................................1
2.5.1 Definisi Media Audio Visual.....................................................1
11
2.5.2 Jenis-Jenis Animasi...................................................................1
2.5.3 Media Audio Visual sebagai Pembentukan Karakter Anak.......1
2.6 Teori Keperawatan Heatlh Promotion Model (HPM)...........................1
2.6.1 Konsep Teori Heatlh Promotion Model....................................1
2.6.2 Penjabaran Teori........................................................................1
2.7 Keaslian Penulisan................................................................................1
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS..................................1
3.1 Hipotesis Penelitian...............................................................................1
BAB 4 METODE PENELITIAN..........................................................................1
4.1 Rancangan Penelitian............................................................................1
4.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling...............................................1
4.2.1 Populasi.....................................................................................1
4.2.2 Sampel Penelitian dan Besar Sampel........................................1
4.2.3 Sampling....................................................................................1
4.3 Variabel Penelitian................................................................................1
4.3.1 Identifikasi Variabel...................................................................1
4.3.2 Definisi Operasional..................................................................1
4.4 Alat dan Bahan Penelitian.....................................................................1
4.5 Instrumen Penelitian..............................................................................1
4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................1
4.7 Prosedur Pengumpulan Data.................................................................1
4.8 Analisis Data.........................................................................................1
4.9 Kerangka Kerja.....................................................................................1
4.10Masalah Etik..........................................................................................1
4.10.1 Lembar persetujuan (informed consent)....................................1
4.10.2 Tanpa nama (anonimity)............................................................1
4.10.3 Kerahasiaan (confidentiality).....................................................1
4.11Keterbatasan Penelitian.........................................................................1
BAB 5 PEMBAHASAN.......................................................................................71
5.1 Hasil Penelitian....................................................................................71
5.2 Pembahasan..........................................................................................79
BAB 6 PENUTUP...................................................................................................1
6.1 Kesimpulan...........................................................................................1
6.2 Saran......................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................1
12
DAFTAR TABEL
13
DAFTAR GAMBAR
14
DAFTAR LAMPIRAN
15
DAFTAR ARTI SINGKATAN
16
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
(McKibbin, Humphreys, & Hamilton, 2017). Kematangan emosi yang kurang dan
sebagai korban dalam kekerasan seksual yang terjadi disekitar, korban kekerasan
masalah dalam dirinya yang pada akhirnya dapat mengancam masa depan (Sari R,
Nulhaqim, & Irfan, 2010). Pendidikan seksual yang kurang diajarkan pada anak
era modern yang tepat untuk memberikan informasi akurat dalam menyampaikan
pesan kesehatan bagi segala usia dan tidak membedakan golongan, sehingga dapat
Menurut
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun (2014) data yang di ambil dari KPAI
dirumah dan sekolah. Tempat yang digunakan anak sebagai belajar kenyataannya
al., 2010). Pengetahuan pencegahan kekerasan seksual pada anak yang kurang
sexual yang terjadi pada anak setiap tahun cukup tinggi (lebih dari 100 kasus) dan
pelaku merupakan orang terdekat korban (D. Setiawan, 2018). Pelaku kekerasan
seksual pada anak yang dilakukan orang terdekat seperti ayah tiri dan kandung,
paman, keluarga terdekat sebanyak (85%) dan sisanya (15 persen) oleh orang luar
(PKPA, 2018).
Laporan data yang diambil dari KPAI mengenai kasus kekerasan seksual pada
negara lain Vietnam (79%), Nepal (79%), Kamboja (73%), dan Pakistan (43%)
(Setyawan David, 2019). Usia korban kekerasan seksual menurut laporan yang
didapat Komisi Perlindungan Anak Indonesia ditahun (2018) paling sering terjadi
pada anak berusia 7-15 tahun. Laporan yang didapat oleh Ketua KPAI mengenai
kekerasan seksual terhadap anak laki-laki tahun (2017 dan 2018) mengalami
peningkatan, terlihat dari data kasus yang terjadi di beberapa daerah Indonesia (D.
Setiawan, 2018). 95% anak laki-laki korban dari kekerasan seksual tidak
kekerasan seksual pada anak di Indonesia 4 tahun terakhir menurut Ketua Komisi
tahun dapat memberikan dampak negative bagi korban, seperti kerusakan fisik
5
dan psikologis berupa trauma mental, depresi, ketakutan, malu, yang dapat
berujung pada bunuh diri (Sari et al., 2010). Data kekerasan seksual di Jawa
Timur yang menunjukan penurunan setiap tahun, tetap menjadi kasus dalam
tahun terakhir mengalami peningkatan yang didominasi anak perempuan dan anak
usia sekolah dasar sebagai korban. Kasus kekerasan seksual yang terjadi
dimasyarakat (Amanda & Riski, 2016). Perilaku kekerasan seksual pada anak
perkembangan perilaku dan agresi seksual yang berbahaya bagi masa depan anak
(WHO, 2012).
jenis (McKibbin et al., 2017). Kegiatan eksploitasi seksual pada anak di berbagai
maupun sesuatu yang dapat menguntungkan diri sendiri (Fauziah A, 2018). Pelaku
kekerasan seksual melakukan hal tersebut pada korban dengan modus mengajak
yang barbau dengan mistis (Darmawan, 2014). Hasil wawancara yang telah
menurut laporan kasus kekerasan seksual pada anak banyak terjadi di daerah
dukuh sampai pakis, namun untuk daerah yang sangat diperhatikan adalah
wilayah Banyu Urip. Pelaku kekerasan seksual di Surabaya ini sering dilakukan
oleh kerabat terdekat korban seperti ayah tiri, guru, paman, kakek, kakak, maupun
hasrat, nafsu yang tidak terkendali, dan dampak dari penutupan daerah tersebut,
pelaku melakukan aksi ditempat yang sepi pada siang atau malam hari. Tempat
pelaku biasa melakukan kegiatan tersebut yaitu dirumah, sekolah, dan dimakam.
Akibat kekerasan seksual yang dilakukan pada anak akan menimbulkan dampak
seperti kerusakan fisik, trauma mental, yang berujung pada bunuh diri. Tindak
lanjut oleh pemerintah Surabaya dalam menghadapi kasus ini adalah memvonis
pelaku maksimal 15 tahun penjara dan untuk korban akan dilakukan rehabilitasi di
masa depan (Noviana Ivo, 2015). Tingkat kematangan emosi anak yang kurang
anak tidak memiliki sikap waspada pada perilaku kekerasan seksual yang terjadi
perilaku seksual, untuk itu pemahaman yang benar pada anak mengenai
seksual sesuai dengan teori model promosi kesehatan (McKibbin et al., 2017).
seksual pada anak (McKibbin et al., 2017). Materi yang disampaikan dapat
dilakukan sesuai dengan teori Health Promotion Model sebagai edukasi yang
sesuai dengan tahap usianya (Paramastri, Supriyati, & Priyanto, 2010a). Intervensi
sebagai pembelajaran anak dapat memotivasi diri anak dalam menjaga diri
(Andriani et al., 2017). Kelebihan media minimovie yang dapat digunakan sebagai
diatas mengenai metode audio visual, peneliti akan melakukan penelitian berupa
pengaruh media minimovie berbentuk film animasi pendek, berisi ajakan untuk
kekerasan seksual.
8
anak.
1.4.1 Teoritis
kekerasan seksual.
9
1.4.2 Praktis
1. Bagi perawat, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi, bahan
keperawatan anak.
2. Bagi tempat penelitian, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan
3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi
TINJAUAN TEORI
salah secara emosional, fisik, seksual, penelantaran, dan eksploitasi yang dapat
perkembangan anak, dan harga diri anak akan mengalami gangguan secara tidak
langsung dalam jangka waktu yang panjang (UNICEF, 2017). Kekerasan seksual
adalah bentuk tindakan kriminal yang dilakukan untuk memuaskan hasrat secara
a. Kekerasan fisik
tindakan secara seksual, menyentuh organ vital dengan berbagai modus seperti
8
9
c. Kekerasan emosional
perkataan dan perbuatan yang dapat menjadikan anak merasa bodoh dan tidak
berharga. Kekerasan ini dapat berupa kritikan yang dilakukan secara terus
Faktor penyebab tejadinya kekerasan seksual pada anak adalah anak yang
serta pendidikan seksual pada anak yang tidak diajarkan, sehingga kematangan
secara bertahap dan pintar dalam merayu korban, sehingga anak akan tidak
2.1.4 Dampak
Dampak yang terjadi pada anak yang mengalami kekerasan seksual akan
mempengaruhi tingkat kematangan emosi pada anak kedepan (Noviana, I., 2015).
Menurut Violence Prevention Initiative tahun (2009) kekerasan yang terjadi pada
kesehatan fisik anak. Jenis kekerasan yang dialami anak dapat memberikan
10
kerugian bagi anak, berbagai ciri dampak dari kekerasan seksual sebagai berikut
(UNICEF, 2017).
f. Anak syok, sering mengeluh sakit kepala atau sakit perut dengan alasan yang
pemerkosaan).
Fakta akan kekerasan seksual pada anak dapat terjadi dimana saja seperti
rumah, sekolah, klub olahraga, dan lingkungan sekitar. Pelaku kekerasan seksual
terhadap anak tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, tetapi anak dan remaja
mulai melakukan. Usia rata-rata korban kekerasan seksual adalah 9-12 tahun,
persentase pelaku korban kekerasan seksual anak (40%) kerabat sendiri dan (40%)
tidak berani untuk melaporkan tindak kekerasan seksual yang terjadi. Pendidikan
kekerasan seksual tidak didukung oleh masyarakat, karena alasan tabu untuk
dibicarakan. Akibat yang terjadi hampir 80% kekerasan seksual yang terjadi pada
11
anak saat remaja menjadi orang yang bemasalah dan terlibat dengan pemakaian
alcohol, dan korban perempuan yang menjadi prostitusi berujung pada bunuh diri
(Neherta, M., 2017). Pencegahan yang dapat dilakukan pada anak agar terhindar
(pendidikan usia dini), pencegahan ini dapat dilakukan dengan diskusi formal
b. Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang berfokus pada anak remaja dan
pelayanan
c. Pencegahan tersier berfokus pada terapi pengobatan anak maupun remaja yang
Pendidikan seksual pada anak sesuai tahap usia perlu untuk dilakukan,
peran orang tua, guru, dan tenaga kesehatan penting dalam mengajarkan
seksual pada anak dapat diajarkan melalui berbagai metode dan media, sehingga
rasional, dan obyektif, namun untuk pemirikiran masih bersifat abstrak (Permana,
pola berfikir yang logis dari pola pikir intuitif dan kemampuan anak memahami
usia tersebut akan menunjukan interaksi awal di lingkungan sebagai suatu respon
(Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2011). Pengalaman baru yang diterima akan di
ingat anak dan akan di ikuti dengan kemajuan pada pertumbuhan intelektual.
Peristiwa yang sedang terjadi, oleh anak akan dipahami dan selanjutnya anak akan
mulai berargumentasi untuk memecahkan suatu masalah yang terjadi (Ibda, 2015).
Kemampuan anak dalam membedakan yang bersifat sementara dan tetap mulai di
pahami, selain itu di usia Sekolah Dasar anak dapat menilai dari sudut pandang
dipengaruhi oleh relasi anak dengan keluarga, teman sebaya, guru, masyarakarat
sekitar. Usia anak Sekolah Dasar adalah usia yang akan mempelajari berbagai
pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal anak di masa depan (Murni, 2017).
dengan cara membandingkan dirinya dengan orang lain secara komparatif (Slavin,
13
karena difase ini emosi dalam diri anak sangat kuat yang lebih mudah terbawa,
akan semakain meningkat. Teman sebaya ditahap ini iktberperan penting dalam
perkemabangan social, karena dengan teman sebaya anak akan belajar dan
prinsip abstrak. Tahap ini anak hanya akan menerima dan mengikuti peraturan
sekolah dimulai dari usia (6-12 tahun), dalam usia ini anak masuk pada tahapan
fase laten yang berfokus pada kecenderungan seksual dengan aktivitas fisik dan
intelektual anak. Energy fisik dan psikologi yang ada dalam diri anak digunakan
beraktifitas social maupun fisik. Tahap usia anak pada fase ini memiliki berbagai
Rasa penasaran anak mengenai seks dapat berujung pada percobaan dengan teman
14
sepermainan, maka dari itu peran pendidik dalam mengajarkan anak dengan
berbagai macam metode maupun media yang dapat digunakan sebagai pendekatan
kondisi seseorang dalam bereaksi dengan cara tertentu dengan kesiapan yang
sudah dimiliki. Kesiapan individu merupakan pola tingkah laku yang sudah
dipelajari dan diterapkan melalui reaksi psikologis seperti takut, berani, reflex,
individu merespon dan mengontrol emosi dengan baik secara kritis situasi untuk
menyelesaikan tantangan hidup (Yuli G., Maria M., 2010). Bentuk emosi positif
berupa suka, cinta, dan perkembangan lain yang baik untuk individu. Menurut
orang lain secara realitas, menilai harapan, rasa empati, mengurangi pertimbangan
ketika anak mampu menilai situasi secara kritis dengan kemampuan mengontrol
a. Kontrol emosi
Tidak semua semua individu dapat meledakan emosinya dihadapan orang lain,
tetapi beberapa orang menunggu saat yang tepat untuk mengungkapkan emosi.
dengan baik dan tidak memberikan dampak negative bagi orang lain (Yuli G.,
b. Pemahaman diri
yang dirasakan, dan memberikan stimulus pada situasi yang dihadapi (Yuli G.,
Individu dapat berfikir objektif dengan memahami kondisi yang sedang terjadi
a. Jenis kelamin
Laki - laki dan perempuan dikatakan memiliki kematangan emosi yang baik
menolong orang lain. Perilaku prososial terjadi pada anak perempuan, karena
b. Usia
Keluarga adalah sumber utama bagi anak untuk belajar dan menyatakan diri
d. Lingkungan
lingkungan sekitar, dengan tujuan untuk beradaptasi dan mencari jati diri dan
komunitas social.
fokus perhatian terhadap sesuatu dalam upaya melindungi anak dari bahaya
yang baik dapat dilihat dari kemandirian anak yang sesuai dan terdiri dari
anak bertanggung jawab atas tubuhnya sendiri dan memiliki hak untuk
2. Memahami dan menyadari sentuhan yang baik dan buruk, serta merespon
3. Dapat berfikir kritis dan mengantipasi hal buruk agar tidak terjadi.
4. Memiliki sifat tegas dan pengetahuan yang baik mengenai keselamatan diri
dilingkungan
a. Pendidikan
yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan akan berfikir sejauh mana
dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering terpapar
media massa (televisi, radio, dan pamflet) akan memperoleh informasi yang lebih
dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media massa.
c. Ekonomi
status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibandingkan keluarga dengan status
ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi yang
d. Hubungan Sosial
antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat berinteraksi, lebih mudah dalam
e. Pengalaman
Audio visual merupakan bentuk media yang berisi gambar dan suara yang
dapat berupa video animasi dan film pendek atau minimovie yang interaktif.
20
Animasi adalah suatu gambar dan suara yang disajikan akan digerakan secara
bergerak, saat ini animasi berkembang menjadi produk film didukung dengan
media suara yang lebih canggih dan terlihat jauh lebih hidup dan nyata 2D
a. Animasi Cell
tunggal, setiap lembaran berisi beberapa karakter dan akan menjadi kesatuan
b. Animasi Frame
Jenis animasi ini adalah animasi yang paling sederhana. Rangkaian gambar
yang berurutan dan menunjukan suatu proses merupakan teknik animasi dari
c. Animasi Sprite
Animasi jenis ini memiliki objek gambar yang tidak bergerak dalam waktu
yang berada di bitmap dan objek gambar akan berjalan secara mandiri
d. Animasi Path
21
lintasan, contohnya mobil yang mengikuti jalur lintasan (Santosa, S., 2013).
e. Animasi Spline
Contok objek animasi spline adalah burung yang terbang dengan kecepatan
f. Animasi Vektor
Animasi ini memiliki letak gambar yang menggunakan gambar vector, dan
S., 2013).
g. Animasi Morphing
bergerak secara halus dari gambar awal ke bentuk gambar lain. Animasi
h. Animasi Clay
Objek animasi clay adalah tanah liat yang berbentuk, kemudian setiap bentuk
objek akan difoto. Rangkaian foto tersebut akan diedit dengan kecepatan
i. Animasi Komputer
1. Animasi 2D
22
2. Animasi 3D
dimensi, dengan gambar yang memiliki ciri dan gerakanyang berbeda secara
2013).
terpaan kekerasan dimedia massa. Media massa yang diyakini memiliki pengaruh
lebih adalah media berupa audio visual (Milla, 2002). Menurut Mc Quel dan
dalam audio visual lewat pendengaran dan penglihatan akan memiliki daya tarik
bermutu akan mempengaruhi perilaku baik seseorang, dan tayangan tidak bermutu
respon (Andriani et al., 2017). Interaksi yang timbul pada video animasi
berbentuk film pendek dapat ditiru anak dalam kehidupan, karena animasi
(Pujasari, Lucy, 2016). Media berbentuk audio visual akan membantu para orang
tua dan guru dalam menanamkan pendidikan karakter pada anak secara
disampaikan (Zubaedi,2015).
Menurut Notoatmodjo (1997) peningkatan pengetahuan pada seseorang
dapat terjadi karena adanya pengaruh dari pengulangan informasi secara berulang-
massa di era modern yang tepat untuk memberikan informasi akurat dalam
oleh Nola J. Pender tahun 1987, dan muncul pada Penelitian tentang 7 faktor
sehat pada tahap perilaku konseling (Pender, 2011). Heatlh Promotion Model
24
adalah model teori keperawatan yang menggabungkan 2 teori yaitu teori nilai
pengharapan dengan teori pembelajaran sosial. Kedua teori ini akan melibatkan
lingkungan sehingga dapat mengubah perilaku dan pola pikir individu atau
psikologis, sosial, dan spiritual dalam kehidupan, dengan adanya teori Health
dengan mengubah perilaku untuk mengubah gaya hidup yang lebih sehat. Kunci
a. Manusia
psikologis dan social. Manusia sebagian dibentuk oleh lingkungan akan tetapi
b. Lingkungan
c. Sehat
25
Sehat adalah keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial bukan
yang berorientasi pada tujuan, perawatan diri dan hubungan yang memuaskan
d. Sakit
Sakit adalah suatu kondisi yang dialami manusia sepanjang hidup yang
menghambat individu baik yang berdurasi pendek (akut) atau yang berdurasi
bantuan kesehatan.
e. Keperawatan
mecapai kesejahteraan.
Situation influence
26
Gambar 2.1 Teori Nola J Pender Health Promotion Model (2006) (Nursalam,
2015).
1. Karakterisktik individu dan pengalaman individu
a. Perilaku sebelumnya
Perilaku kesehatan dimasa lalu yang memiliki dampak langsung dan tidak
yang berfokus pada promosi kesehatan dengan tujuan menimbulkan potensi, sikap
b. Faktor personal
- Biologi: usia, indeks massa tubuh, status pubertas, sttus menopouse, kekuatan,
keseimbangan.
a. Manfaat tindakan
27
langsung akan memberikan motivasi perilaku, dan secara tidak langsung akan
memberikan dampak positif sebagai hasil yang diinginkan. Teori nilai ekspetasi
orang lain. Manfaat lain akan memberikan kesadaran dan motivasi yang tinggi
anak dalam upaya mencegah terjadi perilaku kekerasan seksual, dengan teori
yang dikemukakan oleh Nola J. Pender yaitu salah satu yang mempengaruhi
b. Hambatan tindakan
Hambatan tindakan adalah rintangan yang menghalangi dan biaya yang dipakai
c. Self – efficacy
28
yang lebih baik, hal tersebut dipengaruhi perilaku seseorang (Nursalam, 2015).
Pengetahuan seseorang mengenai self – efficacy yaitu: feed back eksternal dari
orang lain yang dihasilkan dari perilaku dan evaluasi, ajakan orang lain,
pengalam orang lain, dan status psikologi meliputi kecemasan, ketakutan, dan
ketenangan dari orang lain yang menilai. Self – efficacy dipengaruhi oleh
kesehatan secara langsung dengan harapan dan tidak langsung oleh hambatan,
emosi dalam kegiatan, tindakan diri, dan lingkungan saat kegiatan berlangsung
e. Pengaruh interpersonal
dukungan social, serta model pengalaman orang lain. Motivasi dengan memuji
29
atau menguatkan secara social dapat memberikan pengaruh kepada orang lain
(Nursalam, 2015).
f. Pengaruh situasional
Komitmen rencana tindakan adalah salah satu proses kognitif yang mendasar.
dengan hambatan yang hasilnya tidak sesuai degan apa yang dipikirkan
(Nursalam, 2015).
5. Hasil perilaku
yang ingindicapai dalam gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat mencakup semua
dan Scopus untuk mengetahui ada dan tidak penelitian sebelumnya yang meneliti
dan full text tahun 2010-2019 sebanyak 10 artikel dengan melihat judul yang
menggunakan analisis
isi (Content).
2 Measurement of 1. Desain: kuantitatif Adanya hubungan
Vigilance in 2-Year- 2. Sampel: anak berusia 2 antara perhatian
Old Children (Davies, tahun sebanyak 51 anak berkelanjutan dan
Segalowitz, & William, 3. Variabel: Vigilance in 2- kolerasi neurologis.
2013). Year-Old Video kartun yang
4. Instrumen: kuisoner diberikan
Researchgate.net untuk mengetahui mengguanakan metode
tingkat pengetahuan kompuet pada anak
anak memberikan
5. Analisis data konseptualisasi
menggunakan uji pengetahuan pada anak.
kolerasi pearson
3 Analysis Of Child 1. Desain: korelasional Sebagian besar ibu
Sexual Abuse pendekatan cross memiliki pengetahuan
Prevention Behavior sectional tentang pendidikan
By Parents In School 2. Sampel: ibu yang seksual dini tentang
Age Children (Nuari, memiliki anak usia 6-8 sikap ibu yang baik dan
n.d., 2016). tahun, sebanyak 22 positif terhadap
responden. pencegahan pelecehan
Researchgate.net 3. Variabel: Sexual Abuse seksual anak pada anak
Prevention Behavior usia sekolah
4. Instrumen: kuisoner
untuk mengetahui
pengetahuan
pencegahan kekerasan
seksual pada anak.
5. Analisis data yang
digunakan uji statistik
Spearmean Rho
4 Gambaran Pemahaman 1. Desain: cross sectional - Peran guru memberikan
Anak Usia Sekolah 2. Sampel: siswa kelas 3, pendidikan dasar
Dasar Tentang 4, 5 dengan jumlah 57 berupa kematangan
Pendidikan Seksual responden emosi anak mengenai
Dalam Upaya 3. Variabel: pemahaman pencegahan seksual
Pencegahan Kekerasan anak mengenai kurang optimal.
Seksual Pada Anak pendidikan seksual - Pemahaman anak yang
(Permatasari, 2017). 4. Instrumen: kuisoner kurang dalam
untuk mengetahui peran mengetahui
Researchgate.net guru memberikan pencegahan
pendidikan dan tingkat kekerasan seksual.
pengetahuan anak - Adanya pengaruh peran
pencegahan seksual guru dalam
abuse. memberikan
5. Analisis data yang pendidikan pada
digunakan uji statistik siswa sebagai upaya
pearson test mencegah kekerasan
seksual.
5 Perilaku Prososial 1. Desain: kuantitatif Ada hubungan yang
Ditinjau Dari Empati 2. Sampel: guru pendidik sangat signifikan
Dan sebanyak 49 responden antara empati,
32
Literature Review
menilai situasi yang baik pada anak dengan berfikir kritis untuk lebih
seksual pada diri anak dapat memberikan perubahan perilaku dengan rasa
kewaspadaan diri akan lingkungan disekitar dan mengubah perilaku anak agar
Pengaruh situasional:
Rasa aman, keinginan
35
Keterangan
Model memiliki variabel yang saling berkaitan antara lain karakteristik dan
komitmen rencana tindakan, dan hasil perilaku. Kematangan emosi dan tingkat
pengetahuan pencegahan kekerasan seksual pada anak merupakan salah satu hal
seksual. Kematangan emosi dan tingkat pengetahuan anak dalam upaya mencegah
terjadinya kekerasan seksual dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain;
pior related behavior (pengalaman sebelumnya yang terjadi pada anak) dan faktor
personal seperti usia, jenis kelamin, tempat tinggal, dan status pendidikan. Ada
seksual pada anak yang dipengaruhi oleh media melalui berbagai metode edukasi
yang akan diberikan, dengan cara yang dapat memotivasi diri anak seperti melalui
dapat menghindarkan anak dari perilaku kekerasan seksual yang dapat terjadi.
kekerasan seksual pada anak dapat meningkat dengan adanya media minimovie
H1: ada pengaruh media minimovie terhadap tingkat kematangan emosi pada anak
usia sekolah
BAB 4
METODE PENELITIAN
diberikan kuisoner pre-test dan setelah perlakuan akan diberi kuisoner post-test,
sedangkan kelompok kontrol akan diberikan kuisoner post-test saja. Penelitian ini
dihadapi pada masa sekarang ini, dengan tujuan mengetahui pengaruh media
tingkat kematangan emosi pada anak usia sekolah. Jenis rancangan dari penelitian
terhadap variabel yang satu dengan yang lain diantara kelompok perlakuan dan
kontrol, serta dilakukan uji Wilcoxon Rank Test untuk menguji perbedaan
55
56
Keterangan:
K-A : subjek kelompok perlakuan kelas 4
K-B : subjek (kelompok kontrol kelas 4
O : pemberian kuisoner pre-tes Kematangan Emosi dan CKAQ
I : intervensi (media minimovie)
- : aktivitas lain (selain media minimovie)
O1-A dan O1-B: pemberian kuisoner Kematangan Emosi dan CKAQ masing-
masing kelompok (kelompok perlakuan dan kontrol)
4.2.1 Populasi
yang telah ditetapkan (Nursalam 2016). Populasi dibagi menjadi dua yaitu,
populasi target dan terjangkau. Populasi target adalah populasi yang memenuhi
kriteria sampling dan menjadi sasaran akhir penelitian peneliti. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua siswa kelas 4 Sekolah Dasar kelompok perlakuan
dengan jumlah 105 siswa, serta di kelompok kontrol dengan jumlah 112 siswa
Sampel adalah bagian dari populasi yang dapat terjangkau dan dapat
217.(1,96)2 .0,1.0,9
n=
(0,05)2 ( 217−1 )+(1,96)2 .0,1 .0,9
75, 026448
n=
0,885744
n=84,704438303
n=85
Keterangan:
n = perkiraan besar sampel
N = perkiraan jumlah populasi
z = nilai standar nominal untuk α = 0,05 (1,96)
p = perkiraan proporsi
q=1–p
d = tingkat kesalahan yang dipilih (0,05)
dari suatu populasi target yang terjangkau dan yang akan diteliti (Nursalam,
maka didapatkan sampel anak berusia 7-12 tahun kelas 4 Sekolah Dasar. Sampel
Surabaya
4.2.3 Sampling
adalah teknik sampling yang paling sederhana yang dilakukan secara acak pada
setiap elemennya (Nursalam, 2016). Populasi yang masuk Sampling Frame dalam
hal ini sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditentukan.
Responden yang berjumlah 217 memiliki kriterian inklusi dan eksklusi, setelah
itu diacak berdasarkan nomer absen yang keluar pada pengacakan, dengan jumlah
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
ditentukan oleh variabel lain. Variabel dependen akan muncul sebagai akibat
Total soal 33
butir
Dependen Kemampuan anak Penilaian tingkat Kuisoner Ordinal Penilaian dengan skala
Tingkat dalam bertindak, kematangan emosi Kematangan Likert 1-4.
kematangan melakukan anak: emosi Pernyataan positif:
emosi anak kegiatan, 1. Pemahaman diri Pertanyaan 1= sangat tidak setuju
memutuskan yang favorable: 2= tidak setuju
masalah yang berkembang ke 1, 2. 6, 9, 3=setuju
dihadapi, arah mandiri. 10,11, 12 (7 4=sangat setuju
mengontrol 2. Memahami soal)
sendiri emosinya. penggunaan Penyataan negatif:
fungsi krisis Pertanyaan 1= sangat setuju
mental unfavorable: 2=setuju
3. Kontrol emosi. 3, 4, 5, 7, 8 (5 3=tidak setuju
soal) 4=sangat tidak setuju
kematangan emosi anak dengan pilihan benar atau salah yang terdiri dari 4 pilihan
bergradasi yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak
setuju (STS). Skor untuk pertanyaan favorable dan unfavorable dapat dilihat di
benar (B) dan salah (S). Kuesioner pada penelitian ini menggunakan kuesioner
tertutup (close ended question) dalam bentuk multiple choise yaitu pertanyaan
responden hanya harus memilih salah satu diantaranya sesuai dengan pendapat
responden tersebut serta pertanyaan yang dibuat sesuai dengan parameter yang
pencegahan kekerasan seksual pada anak di ambil dari penelitian yang dilakukan
oleh Leslie M. Tutty (2002). Kuisoner CKAQ ini selanjutnya di uji validitas dan
reabilitas terlebih dahulu pada 15 subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan
termasuk sampel penelitian. Item kuisoner dianggap valid jika tabel r menunjukan
63
minimal 0,3 dan uji reabilitas dengan hasil nilai Cronbach alfa minimal 0,6
(Sugiyono, 2011). Hasil uji validitas yang telah dilakukan oleh peneliti pada bulan
April 2017 menunjukkan bahwa semua item dalam kuesioner adalah valid dengan
nilai r hitung > r tabel. Hasil uji reabilitas menghasilkan nilai koefisien alpha
cronbach sebesar 0,712 artinya reliabel. Batasan usia anak dalam kriteria adalah
seksual anak adalah 17-33. Rentang skor 17-33 dikatagorikan “pengetahuan anak
Tabel 4.3 Tabel Blue Print Kuisoner pengetahuan pada anak (CKAQ)
Aspek Indikator Nomer Jumlah Skoring
Tingkat Tanggung 10, 12, 21, 6 Skor untuk jawaban
Pengetahuan jawab diri 22, 23, 25 menggunakan skala likert.
Pencegahan Melakukan 6 , 13, 26, 6 Pertanyaan favorable:
antisipasi 30, 32, 33 3, 4, 5, ,6, 7, ,8, 9, 10, 13,
terhadap 14, 16, 17, 18, 20, 21, 23,
perlindungan 24, 26, 27, 28, 29 ,30, 32,
diri 33 (22 soal)
Memahami 1, 2, 3, 4, 5, 21 SS= 4, S=3, TS= 2, STS=1
hal mana 7, 8, 9, 11, Pertanyaan unfavorable:
yang benar 14, 15, 16, 1, 2, 11, 12, 15, 19, 22,
dan salah. 17, 18, 19, 25, 27, 31, 32 (11 soal)
20, 24, 27, SS= 1, S=2, TS= 3, STS=4
28, 29, 31
Tingkat Pengetahuan
Pencegahan
Jumlah Pertanyaan 33
Tinggi: 17-33
Rendah: <17
Kuisoner kematangan emosi anak dibuat sendiri oleh peneliti dan mengacu
pada 3 domain kematangan emosi anak dari Hurlock (1980) yang dibuat oleh
peneliti dengan skala Likert. Kuisoner kematangan emosi tersebut akan diuji
validitas dan reabilitasnya terlebih dahulu pada 15 subjek yang memenuhi kriteria
inklusi dan termasuk sampel penelitian. Item kuisoner dianggap valid jika tabel r
64
menunjukan minimal 0,3 dan uji reabilitas dengan hasil nilai Cronbach alfa
minimal 0,6 (Sugiyono, 2011). Hasil uji validitas yang telah dilakukan oleh
peneliti pada bulan April 2017 menunjukkan bahwa semua item dalam kuesioner
adalah valid dengan nilai r hitung > r tabel. Hasil uji reabilitas menghasilkan nilai
koefisien alpha cronbach sebesar 0,699 artinya reliabel. Rentang skor tingkat
emosi tinggi”, rentang skor 25-36 dikatagorikan “kematangan emosi sedang”, dan
bulan April 2019 dan membutuhkan waktu penelitian 2 minggu untuk kelompok
1. Tahap administratif
Tahap ini peneliti menurus surat izin survey pengambilan data awal dan surat
dan SD Negeri Pakis III Surabaya untuk mencari informasi dari salah satu
kelas untuk mencari data jumlah dan menentukan responden yang sesuai
ruangan kelas, yaitu 4A, 4B, dan 4C, setiap kelas terdiri dari 35-36 siswa
tertulis nomer absen siswa dan diambil secara acak, setelah itu peneliti
66
mengambil kertas sesuai dengan jumlah besar sampel yang dihitung untuk
surat izin penelitian dari Fakultas kepada sekolah yang terkait dan
informed consent yang diberikan kepada wali kelas sehari sebelum penelitian
dilakukan karena responden berusia <18 tahun. Informed consent yang telah
pada responden.
Pengumpulan data telah dilakukan dalam 2 waktu pada anak kelas 4 pada
pada bulan April samapi Mei 2019. Peneliti masuk pada jam sebelum
Pengisian kuisoner oleh responden ditemani oleh tim dari peneliti yang
Wahyu, dan Lusi. Kuisoner yang telah di isi dikembalikan kepada peneliti,
kuisoner sudah terisi semua. Kuisoner yang telah diisi responden di teliti
makna serta dilakukan tanya jawab tentang hal-hal yang berkaitan dengan
membantu dalam pembacaan hasil akhir penelitian. Tahapan awal analisis data
subvariabel yang diteliti, setelah itu melihat distribusi data dengan menggunakan
uji normalitas. Setelah data diketahui hasil uji normalitasnya dan didapatkan
bahwa data memiliki distribusi yang tidak nomal sehingga dilanjutkan dengan
68
berpasangan dengan skala ordinal. Tanda positif (+) menunjukkan arah hubungan
positif yang berarti bahwa apabila variabel independen tinggi maka variabel
dependen juga tinggi sedangkan tanda (-) menunjukkan arah hubungan negatif
yang berarti bahwa jika variabel independen tinggi maka variabel dependen turun
variabel dengan skala data ordinal. Selanjuntnya dilakukan uji statistik Wilcoxon
kriteria sehingga dapat dihitung menjadi kategori yang jelas dan berbeda.
data dalam jenis data dalam kuesioner yang telah diisi oleh responden.
4. Entry adalah memasukkan data penelitian yang telah diberi kode dan
Analisis Data: Uji statistik Wilcoxon Analisis Data: Uji statistik Man
pada kelompok perlakuan sebelum dan Whitney pada kelompok kontrol dan
sesudah diberi intervensi. perlakuan
Penyajian hasil
responden penelitian harus jelas dan lengkap. Responden memiliki hak untuk
tersebut bertujuan untuk menjaga identitas pribadi responden yang bersedia untuk
ikut penelitian. Peneliti menjaga data responden dengan melakukan koding yaitu
antara lain:
Bahasa yang digunakan dalam kuesioner masih ada yang sulit dimengerti oleh
1. Penelitian yang dilakukan peneliti pada kedua kelompok tidak homogen atau
BAB 5
tingkat kematangan emosi pada anak usia sekolah. Hasil penelitian ini meliputi:
menggunakan uji statistik Wilcoxon Rank Test untuk mengetahui perbedaan yang
diberikan intervensi dan uji statistik Mann Whitney untuk mengetahui signifikansi
pengaruh media terhadap dua variabel yang tidak berpasangan (kelompok kontrol
wilayah Kecamatan Sawahan, Surabaya dan berdiri sejak tahun 1977. Terciptanya
sekolah yang berprestasi, berimtaq, mandiri, dan nyaman adalah visi sekolah
72
kelompok perlakuan. SD pada kelompok perlakuan adalah salah satu sekolah negeri
favorit yang berada di Kecamatan Sawahan Surabaya. Jumlah kelas pada kelompok
perlakuan terdiri dari kelas I hingga kelas VI. Distribusi siswa di masing-masing
tingkatan kelas dibagi menjadi kelas A sampai kelas C. Pengambilan data awal
responden, peneliti melakuakan survei untuk menentukan responden pada kelas IV,
karena pada saat dilakukan penelitian kelas VI sudah lulus, tidak akan berada di
tempat penelitian dan untuk kelas V memiliki jadwal yang cukup padat untuk
tambahan pelajaran dan persiapan lomba yang sebagian besar siswa nya kelas V.
dan C.
pekerti dan budaya dilingkungan sekitar melalui pelajaran PPKN. Pelajaran bagi
siswa kelas IV pada kelompok perlakuan akan dimulai jam 11.00 sampai 15.00
perlakuan antara lain sepak bola, drum band, tari remo, dan pramuka. Pendidikan
tentang kemandirian dalam mencegah kekerasan seksual baik dari pihak sekolah
wilayah Kecamatan Sawahan, Surabaya dan beridiri sejak tahun 1969. Unggul,
terampil dalam bidang akademik dan non akademik, unggul dalam prestasi dan
pengembangan lingkungan yang asri dan sehat serta luhur dalam budi pekerti
adalah visi sekolah kelompok kontrol. Sekolah Dasar pada kelompok kontrol
merupakan sekolah yang telah lama berdiri dan memiliki berbagai prestasi. Jumlah
73
kelas pada kelompok kontrol terdiri dari kelas I hingga kelas VI. Distribusi siswa di
sekolah yang besar pada kelompok kontrol mempengaruhi jam belajar di sekolah
kelompok kontrol lebih lama di bandingkan SD lain. Pelajaran dimulai jam 07.30-
pramuka, lukis, dan dokter kecil. Kegiatan ekstrakulikuler dilaksankan hari jumat
dan sabtu, karena jam pulang yang lebih awal. Pendidikan tentang kemandirian
dalam mencegah kekerasan seksual baik dari pihak sekolah maupun institusi
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sebagian besar berusia 10 tahun, yaitu
responden (39,5%).
Variabel yang diukur yaitu pengaruh media minimovie terhdap tingkat kematangan
minimovie
Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan data mean dan standar deviasi dari
pada pemahaman mana yang benar dan salah dengan bersikap objektif sebelum
mengungkapkan emosi naik 12,72 dari 57,26 menjadi 69,98. Tingkat pengetahuan
parameter yang telah diukur terlihat bahwa sebagian responden memiliki tingkat
khususnya pada parameter pemahaman hal yang benar dan salah pada semua
(100%).
Uji statistik dengan Wilcoxon Rank Test didapatkan nilai p=0,025 (p<0,05),
perlakuan.
76
Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan data mean dan standar deviasi dari
emosi mengalami peningkatan, peningkatan yang terjadi paling besar yaitu pada
mengungkapkan emosi naik 2,79 dari 14,57 menjadi 17,36. Tingkat kematangan
emosi anak pada kelompok perlakuan sebelum pemberian media minimovie sesuai
kematangan emosi kategori sedang (50%), dan tingkat kematangan emosi dalam
Tingkat kematangan emosi anak terdiri dari tiga kategori, yaitu tinggi, sedang,
dan rendah. Sebagian besar responden pada kelompok perlakuan setelah diberikan
77
Uji statistik dengan Wilcoxon Rank Test didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05),
perlakuan dan kelompok kontrol terdiri dari dua katagori, yaitu rendah dan tinggi.
(86%).
Tabel 5.5 Distribusi pada Post-test Kuesioner Tingkat Kematangan Emosi pada
Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
No Tingkat kematangan Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
emosi anak f % f %
1 Rendah 0 0 0 0
2 Sedang 4 9,5 13 30,2
3 Tinggi 38 90,5 30 69,8
Total 42 100 43 100
Mann Whitney Test p = 0,000
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol terdiri dari tiga katagori, yaitu rendah,
(69,8%).
diterima”.
79
5.2 Pembahasan
Tingkat Kematangan Emosi Anak Usia Sekolah pada Kelompok Perlakuan dan
Kelompok Kontrol.
anak dalam upaya mencegah kekerasan seksual. Berdasarkan hasil penelitian yang
pada anak untuk mencegah kekerasan seksual merupakan dukungan awal yang
terhadap sesuatu dalam upaya melindungi anak dari bahaya kekerasan seksual
sikap pada responden. Hal ini sejalan dengan penelitian yang membahas efek dari
suatu komunikasi adalah perubahan sikap dan akan tergantung sejauh komunikasi
80
domain terpenting agar terbentuknya perilaku dan rasa waspada untuk diri di
Pentingnya media minimovie sebagai alat promosi kesehatan dalam penelitian ini
dalam upaya mencegah kekerasan seksual, sesuai dengan tabel 5.4. Media
audio visual dalam pembelajaran yang bermutu akan mempengaruhi perilaku baik
seseorang, dan tayangan tidak bermutu dapat memberikan dampak buruk (Milla,
2002). Pesan yang telah disampaikan dalam film pendek melalui pendengaran dan
penglihatan akan memiliki daya tarik lebih, sehingga stimulus akan memberikan
pengetahuan yang baik untuk membangkitkan tingkah laku anak dan mempelajari
sumber lain. Individu yang telah menerima stimulus selanjutnya akan meberikan
pencegahan kekerasan seksual anak memiliki kesadaran akan bahaya dan dampak
dari kejahatan kekerasan seksual yang terjadi disekitar lingkungan, anak akan
memiliki rasa waspada yang baik dan dapat menciptakan sikap yang baik pula
selain itu didalam teori HPM memiliki variabel yang saling mempengaruhi antara
dan hasil perilaku (Pender, 2011). Pengaruh media minomovie merupakan salah
terjadi pada tingkat pengetahuan pada anak dalam upaya mencegah kekerasan
seksual. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang membahas respon afektif suatu
keompok terhadap perubahan perilaku yaitu emosi atau perasaan yang dirasakan
dalam kegiatan, tindakan diri, dan lingkungan saat kegiatan berlangsung setelah
diberikan intervensi (Safitri, 2016). Media minimovie yang telah diberikan akan
menstimulus pola fikir anak untuk merespon keadaan sekitar yang belum, sedang,
dan sesudah dialami. Sehingga dengan adanya pemberian media minimovie anak
melalui sikap dan tindakan yang diharapkan dalam upaya mencegah kekerasan
kekerasan seksual sesuai dengan tahap usia. Sikap yang muncul dalam diri anak
terhadap suatu objek melalui panca indera manusia meliputi indera penglihatan,
visual seperti minimovie ini dapat menjadi alat yang dapat membantu anak dalam
penerimaan pesan, sehingga pesan yang disampiakan menjadi lebih menarik dan
mudah dipahami. Tingkat pengetahuan seorang anak dalam menilai situasi inilah
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui hasil uji dari Uji statistik Wilcoxon
kekerasan seksual pada kelompok intervensi saat pre test dan post test. Hasil
menjadi kategori tinggi, sesuai data yang ada pada tabel 5.4. Peningkatan
tinggi, sehingga menunjukan bahwa adanya informasi baru yang diperoleh setelah
pengamatan dari media yang diberikan. Sejalan dengan teori yang disampaikan
stimulus yang diberikan diterima dengan baik (Asfar, 2018). Sehingga informasi
83
mengenai kekerasan seksual yang telah didapat dari minimovie dapat diterima dan
dipahami anak dengan baik. Hal ini juga sejalan dengan penelitian tentang
diberikan post-test, yaitu pemahaman anak mengenai hal yang benar dan salah.
kewaspadaannya dalam melindungi diri dari bahaya kekerasan seksual yang dapat
seksual pada anak paling besar terjadi pada kemampuan anak dalam mamahami
hal yang benar dan salah, sesuai dengan tabel 5.2. Tingkat pengetahuan
memiliki rasa tanggung jawab dan hak untuk melawan seseorang yang dapat
memahami hal yang benar dan salah (Tutty, 2003). Kemampuan anak yang baik
dalam memahami hal yang benar dan salah dapat mempengaruhi parameter lain
dari tingkat pengetahuan anak dalam menghadapi masalah kekerasan seksual yang
meningkatkan rasa waspada dalam diri. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
intervensi (Davies et al., 2013). Tingkat pengetahuan pencegahan yang baik pada
anak mengenai kekerasan seksual dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab atas
anak dalam upaya mencegah kekerasan seksual. Berdasarkan hasil penelitian yang
kategori tinggi setelah diberikan minimovie, sesuai tabel 5.3. Selain itu, hasil uji
seksual, sesuai pada tabel 5.5. Minimovie merupakan suatu gambar dan suara yang
keadaan dari ilusi pergerakan (Santosa, S., 2013). Dampak pemberian minimovie
pentingnya media untuk anak dalam pendidikan, yaitu informasi yang didapat
(Setiawan, 2016). Teori Piaget menjelaskan bahwa anak di usia Sekolah Dasar 7-
12 tahun mulai berkembang ke arah yang lebih konkret pada kemajuan kognitif
yang menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara
kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya (Yuli dan
Maria, 2010). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan
responden mengatakan sangat setuju ketika ditanya takut dan pergi ketika bertemu
dengan orang yang tidak dikenal, serta melindungi tubuh merupakan tanggung
jawab diri yang harus dilakukan. Contoh pada responden no 12 setelah diberikan
menyetujui bahwa berkata jujur sangat penting, karena mereka percaya jujur
membuat segalanya menjadi lebih mudah dan tidak sendirian dalam menjalani
digunakan untuk mendapatkan umpan balik atau respon dari stimulus responden
kematangan emosi yang baik pada setiap responden dalam upaya mencegah
nyata dengan tujuan untuk menstimulasi diri anak, agar ikut dalam cerita dalam
intervensi, namun terdapat 4 orang anak yang tetap memiliki kategori kematangan
emosi tingkat sedang, sesuai pada tabel 5.3. Sesuai hasil pengisian kuisoner yang
emosi yang baik adalah kemampuan dan kesanggupan individu merespon dan
mengontrol emosi dengan baik secara kritis untuk menyelesaikan tantangan hidup
(Yuli dan Maria, 2010). Kematangan emosi yang baik yaitu ketika anak dapat
memahami apa yang dirasakan dengan memberikan respon yang tepat terhadap
emosinya, dan mengontrol emosi dalam dirinya agar tidak memberikan dampak
negatif bagi orang lain. Sedangkan kematangan emosi pada anak yang kurang
baik adalah anak yang belum mampu menilai situasi secara kritis dengan
emosi di tahap usia. Meskipun responden pada kelompok perlakuan yang berusia
parameter pemahaman penggunaan fungsi krisis mental, hanya saja hasil skoring
kelamin pada tabel 5.1 pada kelompok kontrol menunjukan bahwa jumlah
responden jenis kelamin laki-laki lebih besar dari responden perempuan, hal inilah
yang dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kematangan
emosi anak dalam upaya mencegah kekerasan seksual. Tingkat kematangan emosi
sesuai dengan teori Hurlock (1980) dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti
pola asuh orang tua, jenis kelamin yang sering terjadi pada anak perempuan
karena memiliki perilaku prososial, usia, dan lingkungan (Yuli dan Maria, 2010).
dikarenakan jenis kelamin responden dan lingkungan sekolah. Hal ini juga sejalan
(Permatasari, 2017). Anak perempuan memiliki sifat yang mudah merasa tidak
upaya mencegah tindak kekerasan seksual, seperti luas tanah yang besar pada
sekolah dapat memberikan fasilitas ruangan kelas yang mencukupi bagi waktu
belajar anak disekolah sehingga materi yang diberikan kepada anak-anak dapat
88
lebih matang dan diterima oleh anak. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa
sebanding dengan kelompok kontrol, karena kontrol emosi, pemahaman diri, dan
meningkatkan kematangan emosi yang lebih baik dalam hal upaya mencegah
lain, sesuai pada tabel 5.3. Tingkat kematangan emosi memiliki karakteristik yang
telah diukur berupa pemahaman diri anak yang berkembang ke arah mandiri,
memahami fungsi krisis mental, dan kontrol emosi dalam menerima situasi dan
mampu merespon dengan tepat. Pemahaman diri pada anak dapat dikatakan baik
ketika anak dapat mengetahui suasana hati yang sedang dirasakan saat
menghadapi suatu masalah dan memberikan respon pada situasi yang sedang
dihadapi dan kontrol emosi yang baik yaitu ketika anak dapat mengontrol
emosinya saat menerima apa yang telah terjadi dengan respon yang baik.
Penggunaan fungsi krisis mental pada individu dikatakan baik ketika individu
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar, menyaatakan
89
bahwa anak usia Sekolah Dasar telah memiliki kemampuan membedakan dan
memahami hal yang bersifat sementara dan tetap, selain itu di usia Sekolah Dasar
anak dapat menilai sesuatu dari sudut pandang orang lain (Desmita, 2010).
Karakteristik penggunaan fungsi krisis mental yang baik pada individu memiliki
pengaruh besar terhadap karakteristik lain dari tingkat kematangan emosi anak
situasi secara nyata anak dapat menggunakan fungsi krisis mentalnya, yaitu
dengan berfikir secara masuk akal dan memahami perasaan yang dirasakan dalam
dirinya. Pemikiran yang dilakukan secara objektif atau masuk akal ini dapat
melihat situasi atau masalah yang terjadi disekitar dan berfikir tidak berdasarkan
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui hasil uji dari Uji statistik dengan
Wilcoxon Rank Test didapatkan nilai dengan hasil adanya perbedaan antara tingkat
test dan post test. Minimovie yang membahas cara mengontrol emosi dalam upaya
kematangan emosi anak pada rasa bersalah terhadap perilaku kekerasan seksual
yang terjadi dilingkungan sekitar (Tangney et al., 2004). Hal ini membuat
mengungkapkan emosi dalam hal upaya mencegah kekerasan seksual. Selain itu,
90
hal ini terjadi karena media minimovie yang diberikan kepada kelompok
intervensi memicu individu dalam mencari informasi dari sumber lain, sejalan
informasi dengan hasil akhir mengetahui informasi yang akurat dan lebih baik.
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
upaya mencegah kekerasan seksual. Hal ini sesuai dengan hasil uji statistik
yang meningkat melalui media minimovie terlihat dari 3 parameter yang telah
diukur.
74
75
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Amanda, P. K., & Riski, P. (2016). Menangani Kekerasan Seksual terhadap Anak
dengan Bukti. Jurnal Peradilan Indonesia, 4(Juli).
Andriani, S., Ardianto, D. T., & Srisanto, E. (2017). Perancangan Animasi 2d
Sebagai Antisipasi Kekerasan Seksual Pada Anak Usia 10 – 12 Tahun. Jurnal
Desain Komunikasi Visual Adiwarna, 1. Retrieved from
https://www.neliti.com/id/publications/86379/perancangan-animasi-2d-
sebagai-antisipasi-kekerasan-seksual-pada-anak-usia-10-12
Arifah, S. (2010). Pengaruh pendidikan kesehatan dengan modul dan media visual
terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap wanita dalam menghadapi
menopause (Tesis). Surakarta: Universitas Sebelas Maret., 29(14), 235–246.
Asfar, A. (2018). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan
dan Sikap Tentang Kesehatan Reproduksi di SMP Baznas Provinsi Sulawesi
Selatan. Journal of Islamic Nursing., (June), 0–1.
https://doi.org/10.1016/j.chiabu.2017.06.006
Asih, G., Maria, M. (2010). Perilaku Prososial ditinjau dari Empati dan
Kematangan Emosi. Jurnal Psikologi, I(1), 33–42.
Azwar, S. (2013). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Elsevier Inc. https://doi.org/10.1016/j.sxmr.2017.12.002
Darmawan, M. (2014). Mengajari Kewaspadaan Kekerasan Seksual Pada Anak.
Indonesian Pediatric Society, 2–5. Retrieved from
http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengajari-kewaspadaan-
kekerasan-seksual-pada-anak
David Setiawan. (2019). KPAI : 4 . 885 Kasus Pelanggaran Hak Anak.
Davies, P. L., Segalowitz, S. J., & William, J. (2013). Developmental
Neuropsychology Development of Response- Monitoring ERPs in 7- to 25-
Year-Olds, 5641(November), 37–41.
https://doi.org/10.1207/s15326942dn2503
Fauziah, A., Tri, S. (2018). Kekerasan Seksual pada Anak di Indonesia. Prosiding
Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(October), 1–146.
https://doi.org/10.24198/jppm.v2i1.13233
Handayani, L. (2017). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Video
Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Pencegahan HIV/AIDS di SMA
Negeri 1 Parigi Kabupaten Pangandaran. unisayogya. Journal of Nursing, 2.
https://doi.org/10.1016/j.childyouth.2018.03.040
Hikmah, S. (2017). Mengantisipasi Kejahatan Seksual terhadap anak melalui
pembelajaran "Aku AnakBerani Melindungi Diri Sendiri”: Studi di Yayasan
al-Hikmah Grobogan Abstrak. Sawwa, 12(April), 187–206.
Ibda, F. (2015). Perkembangan Kognitif: Teori Jean Piaget. Jurnal Intelektualita,
3(1), 27–38. https://doi.org/10.3109/02841851.2010.495350
Juwarti. (2015). The Promotion Health Model. Jurnal Pustaka Kesehatan.
KPAI. (2018). Diagram Kekerasan Anak Indonesia.
McKibbin, G., Humphreys, C., & Hamilton, B. (2017). “Talking about child
sexual abuse would have helped me”: Young people who sexually abused
reflect on preventing harmful sexual behavior. Elsavier Child Abuse and
Neglect, 70(June), 210–221. https://doi.org/10.1016/j.chiabu.2017.06.017
77
Lampiran 1
PROGRAM KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1. Judul Penelitian
Pengaruh Media Minimovie terhadap Tingkat Pengetahuan Pencegahan
Kekerasan Seksual dan Tingkat Kematangan Emosi pada Anak Usia Sekolah
2. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Menjelaskan pengaruh minimovie terhadap kematangan dan Pengetahuan
anak di Surabaya dalam upaya pencegahahan kekerasan seksual pada anak.
b. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan pengaruh minimovie terhadap tingkat kematangan anak
dalam upaya pencegahan kekerasan seksual.
2. Menjelaskan pengaruh minimovie terhadap tingkat Pengetahuan anak di
Surabaya dalam upaya pencegahahan kekerasan seksual pada anak.
3. Perlakuan yang Diterapkan pada Subjek
Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimen, sehingga terdapat
pemberian intervensi terhadap subjek. Subjek terlibat sebagai responden yang
akan diminta untuk mengisi kuesioner yang dibagikan dengan sejujur-jujurnya
sesuai dengan kondisi dan apa yang subjek ketahui saat ini dan diberikan
intervensi berupa media minimovie.
4. Manfaat Penelitian bagi Subjek Penelitian
Subjek yang terlibat dalam penelitian ini akan memperoleh pengetahuan
mengenai pencegahan kekerasan seksual.
5. Hak untuk Undur Diri
Keikutsertaan subjek dalam penelitian ini bersifat sukarela dan responden
berhak untuk mengundurkan diri kapanpun, tanpa menimbulkan konsekuensi
yang merugikan responden.
6. Kerahasiaan Data
Dalam penelitian ini semua data dan informasi identitas subjek penelitian
dijaga kerahasiaannya yaitu dengan tidak mencantumkan identitas subjek
80
penelitian secara jelas dan pada laporan hasil penelitian, nama subjek
penelitian dibuat kode.
7. Adanya Insentif untuk Subjek
Keikutsertaan subjek dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga tidak
ada insentif berupa uang yang akan diberikan kepada responden. Responden
akan memperoleh souvenir berupa pin.
8. Prosedur Penelitian
Penyusunan proposal penelitian
Pengajuan ethical
Instrument penelitian Perizinan
clearance
Entry dan analisis data menggunakan uji statistik Mann-Whitney dan Wilcoxon
Pelaporan
9. Informasi Tambahan
Apabila ada hal yang kurang jelas dari penjelasan peneliti atau ada sesuatu
yang ingin ditanyakan berkaitan dengan penelitian ini, subjek dapat
menghubungi peneliti:
Nama: Farida Norma Yulianti
Mahasiswa: S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan UNAIR
No. Telp/WA: 081232222181/085732309902
Email: farida.norma.yulianti-2015@fkp.unair.ac.id
Lampiran 2
PROGRAM KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
81
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian skripsi Program Studi
Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya, maka
saya:
Nama: Farida Norma Yulianti
NIM: 131511133034
akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Media Minimovie terhadap
Tingkat Pengetahuan Pencegahan Kekerasan Seksual dan Tingkat Kematangan
Emosi pada Anak Usia Sekolah”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media
minimovie terhadap tingkat pengetahuan pencegahan kekerasan seksual
dan tingkat kematangan emosi pada anak usia sekolah. Kegiatan yang
dilakukan adalah pemberian kuisoner dan intervensi berupa media
minimovie. Untuk kepentingan tersebut, karena responden berusia di
bawah 18 tahun maka saya memohon kerja sama dari orang tua/wali untuk
mengizinkan putra putrinya menjadi responden dalam penelitian ini.
Semua data dan informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan
hanya dipergunakan dalam pengembangan ilmu, tidak ada maksud
kegunaan lain. Atas bantuan, kerjasama, dan partisipasi Bapak/Ibu/Wali
serta putrinya dalam penelitian ini.
Atas perhatian, kerjasama, dan partisipasi dalam penelitian ini saya
hargai dan saya ucapkan terima kasih.
Surabaya, April 2019
Hormat saya
Lampiran 3
Lampiran 4
LEMBAR PERSETUJUAN
(Informed Consent)
Kode partisipan
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : (Tulislah dalam 3 huruf inisial)
Umur :
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
Partisipan
Dosen Pembimbing I
Saksi
86
Kekerasan Seksual dan Tingkat Kematangan Emosi pada Anak Usia Sekolah
Nomer Responden :
Tanggal Pengambilan Data :
Petunjuk pengisian
1. Bacalah dengan cermat dan teliti pada setiap bagian pertanyaan dalam
kuisoner ini
2. Isilah identitas diri anda
Identitas Responden
1. Usia : tahun
2. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan (Pilih salah satu)
3. Agama :
4. Kelas :
5. Suku Bangsa :
87
Lampiran 6
LEMBAR KUISONER
KEMATANGAN EMOSI
Kode partisipan
Jenis kelamin: Laki-laki/Perempuan (Pilih salah satu)
Tanggal Lahir:
Umur:
Petunjuk:
1. Isilah biodata Anda (Tidak perlu diberi nama)
2. Pahami pertanyaan
3. Pada tabel dibawah jawablah pertanyaan secara tepat dengan memberi
salah satu tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan:
- SS (Sangat Setuju)
- S (Setuju)
- TS (Tidak Setuju)
- STS (Sangat Tidak Setuju)
No Pertanyaan SS S TS STS
1. Ketika orang lain menjelek-jelekkan saya
dihadapan orang banyak, saya akan sabar
dan tidak marah maupun berbicara kasar.
2. Saat masalah datang bertubi-tubi saya
cenderung bersikap tabah menghadapi
semuanya.
3. Ketika ada orang lain mengganggu saya
atau melakukan kesalahan, saya
cenderung marah meluap-luap.
4. Saya sering merasa tidak tahu bagaimana
harus bersikap yang baik.
5. Saya selalu bergantung pada orang lain
dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
6. Saya lebih senang bermain dengan teman
seusia saya.
7. Saya mudah putus asa saat menghadapi
masalah.
No Pertanyaan SS S TS STS
8. Ketika dinasehati seseorang saya
cenderung bersikap menghindar.
88
LEMBAR KUISONER
CHILDREN KNOWLADGE OF ABUSE QUESTIONNAIRE
Oleh Leslie M. Tutty 2003
Petunjuk:
1. Pahami pertanyaan (tanyakan soal jika tidak dapat memahami)
2. Pada tabel dibawah jawablah pertanyaan secara tepat dengan memberi
salah satu tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan:
- B (Benar)
- S (Salah)
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
MANN-WHITNEY U TEST
Pengaruh Media Minimovie terhadap Tingkat Kematangan Emosi Anak pada
Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
Emosi_perlakuan2
Frequency Valid Percent Cumulative Percent
Valid SEDAN
4 9.5 9.5
G
TINGGI 38 90.5 100.0
Total 42 100.0
Emosi_Kontrol2
Frequency Valid Percent Cumulative Percent
Valid SEDAN
13 30.2 30.2
G
TINGGI 30 69.8 100.0
Total 43 100.0
103
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
kematangan_emosi PERLAKUAN 42 54.00 2268.00
KONTROL 43 32.26 1387.00
Total 85
Test Statisticsa
kematangan_emosi
Mann-Whitney U 441.000
Wilcoxon W 1387.000
Z -4.081
Asymp. Sig. (2-
.000
tailed)
a. Grouping Variable: kelompok
Ranks
Kelompok
_CKAQ N Mean Rank Sum of Ranks
CKAQ 1 42 63.33 2660.00
2 43 23.14 995.00
Total 85
104
Test Statisticsa
CKAQ
Mann-Whitney U 49.000
Wilcoxon W 995.000
Z -7.546
Asymp. Sig. (2-
.000
tailed)
a. Grouping Variable:
Kelompok_CKAQ
Pre_Emosi2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SEDAN
21 50.0 50.0 50.0
G
TINGGI 21 50.0 50.0 100.0
Total 42 100.0 100.0
105
Post_Emosi2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SEDAN
4 9.5 9.5 9.5
G
TINGGI 38 90.5 90.5 100.0
Total 42 100.0 100.0
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
a
Post_Emosi - Negative Ranks 0 .00 .00
Pre_Emosi Positive Ranks 42b 21.50 903.00
Ties 0c
Total 42
a. Post_Emosi < Pre_Emosi
b. Post_Emosi > Pre_Emosi
c. Post_Emosi = Pre_Emosi
Test Statisticsb
Post_Emosi -
Pre_Emosi
Z -5.665a
Asymp. Sig. (2-
.000
tailed)
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
Ties 37c
Total 42
c. Kat_postCKAQ = Kat_preCKAQ
106
Test Statisticsb
Kat_postCKAQ -
Kat_preCKAQ
Z -2.236a
N Valid 42 42 42 42 42 42
Missing 0 0 0 0 0 0
Mode 9 16 13 9 19 15
Range 4 10 5 4 6 6
Minimum 7 8 10 7 14 10
Maximum 11 18 15 11 20 16
Lampiran 15