Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

PERAN PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE TBK. DALAM


MENGURANGI PENGANGGURAN DI KOTA BANDUNG SELAMA
MASA PANDEMI COVID 19

Disusun Oleh :
Nama : Banu Aji Nugroho
Nomor Mahasiswa : 143190034
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Jurusan : Ilmu Ekonomi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
2022
LAPORAN KULIAH LAPANGAN

PERAN PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE TBK. DALAM


MENGURANGI PENGANGGURAN DI KOTA BANDUNG SELAMA
MASA PANDEMI COVID 19

Laporan Kuliah Lapangan ini disetujui pada tanggal 7 Juli 2022

Oleh :

Dosen Pembimbing

Asih Sri Winarti, S.E., M.Si.

NIP 19740924 202121 2 004

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat-Nya
maka saya dapat menyelesaikan laporan kuliah lapangan yang berjudul “Peran PT
Primarindo Asia Infrastructure Tbk dalam Mengurangi Pengangguran di
Kota Bandung Selama Masa Pandemi Covid-19”.
Penulisan laporan kuliah lapangan ini merupakan salah satu tugas mata
kuliah kuliah lapangan. Laporan kuliah lapangan ini berisi tentang penyerapan
tenaga kerja PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk akibat adanya Pandemi Covid-
19 dan bagaimana cara perusahaan dapat bertahan selama masa pandemi.
Saya menyadari bahwa laporan kuliah lapangan ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan laporan kuliah
lapangan ini akan saya terima. Semoga laporan kuliah lapangan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak baik yang menyusun maupun yang membaca.

Yogyakarta, 7 Juli 2022

Banu Aji Nugroho

ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 3
BAB II PERMASALAHAN PENYEBAB MENINGKATNYA PENGANGGURAN
DI KOTA BANDUNG SELAMA PANDEMI COVID-19 ............................................ 4
2.1 Berkurangnya Daya Beli Masyarakat................................................................... 4
2.2 Berkurangnya Proses Produksi ............................................................................. 6
2.3 Menurunnya Penyerapan Tenaga Kerja PT. Primarindo Asia Infrastructure
Tbk. ................................................................................................................................ 7
2.4 Kebijakan Pemerintah dalam Mengurangi Pengangguran Inkonsisten ........... 9
BAB III SOLUSI TERHADAP PERMASALAHAN................................................... 11
3.1 Pengembangan Pengetahuan dan Kualitas Masyarakat Sekitar dan Karyawan
melalui Pelatihan......................................................................................................... 11
3.2 Pendayagunaan dan Pemanfaatan Teknologi (Digitalization) di Masa Pandemi
...................................................................................................................................... 11
3.3 Melakukan Dialog Dua Arah Antara Perusahaan dengan Pekerja ................. 12
3.4 Mengevaluasi Rencana dan Strategi Pengembangan Usaha ............................ 13
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 14
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 14
4.2 Saran ...................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 15

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka Kota Bandung ………………….. 2


Tabel 2.1 Rata-rata Pengeluaran per Kapita Menurut Kelompok Barang … 4
Tabel 2.2 Total Penjualan Bersih PT Tomkins ……………………..………… 5
Tabel 2.3 Total Produksi Sepatu PT Tomkins ………...……………………… 6
Tabel 2.4 Total TK PT Tomkins………………………………...……………… 8

iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pengangguran merupakan salah satu masalah utama di Indonesia. Masalah


pengangguran erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan
ekonomi ada, maka secara langsung akan menyerap tenaga kerja. Tetapi jika
pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya hanya mampu menyerap tenaga lebih kecil
dari jumlah pencari kerja, maka akan menyebabkan adanya sisa pencari kerja yang
tidak mendapatkan pekerjaan sehingga jumlah pengangguran di Indonesia semakin
meningkat, (Ariefta, 2014). Pengangguran terjadi karena pertumbuhan angkatan
tenaga kerja lebih tinggi dari pertumbuhan lapangan pekerjaan yang ada.
Pengangguran merupakan salah satu indikator penting di bidang ketenagakerjaan,
dimana tingkat pengangguran dapat mengukur sejauh mana angkatan kerja mampu
diserap oleh lapangan kerja yang ada. Pengagguran yang tinggi dapat menjadi
sumber utama kemiskinan, dapat memicu kriminalitas yang tinggi serta dapat
menghambat pembangunan dalam jangka panjang (Artriyan, 2013).
Angka pengangguran di Kota Bandung pada periode lima tahun terakhir
mengalami fluktuasi tetapi cenderung tinggi karena tingkat penganggurannya
masih berada di atas standar penganguran nasional yaitu sebesar 5 persen.
Tingginya tingkat pengangguran di Kota Bandung ini disebabkan oleh tingginya
laju pertumbuhan penduduk di Kota Bandung dan disebabkan oleh adanya pandemi
Covid-19. Pada tahun 2017, angka pengangguran di Bandung sebesar 8,44%,
kemudian turun pada tahun 2018 menjadi sebesar 8,05%, dan naik kembali dalam
3 tahun berturut-turut pada tahun 2019 hingga 2021 masing-masing sebesar 8,18%,
11,19%, dan 11,46%. Peningkatan paling tajam berada di tahun 2020 yang menjadi
awal masuknya pandemi di Kota Bandung. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada
tabel dibawah :

1
Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka Kota Bandung
Tahun Tingkat Pengangguran
Terbuka (%)
2014 8,05
2015 9,02
2016 8,56
2017 8,44
2018 8,05
2019 8,18
2020 11,19
2021 11,46
Sumber : BPS Kota Bandung, 2022.
Faktor utama yang menimbulkan pengangguran yaitu kekurangan
pengeluaran agregat. Sedangkan pengusaha memproduksi barang dan jasa
bertujuan mencari keuntungan. Keuntungan tersebut hanya dapat diperoleh
apabila para pengusuha dapat menjual hasil produksi mereka. Pada prinsipnya
semakin besar permintaan maka semakin banyak barang dan jasa yang akan
mereka wujudkan. Kenaikan produksi akan menambah jumlah tenaga kerja.
Oleh karena itu terdapat hubungan yang erat antara tingkat pendapatan daerah
yang dicapai dengan penggunaan tenaga kerja, semakin tinggi pendapatan
daerah, semakin banyak penggunaan tenaga kerja dalam perekonomian.
Kekurangan permintaan agregat ini adalah faktor penting yang menimbulkan
pengangguran.
PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk. sendiri merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang produksi sepatu olahraga yang berpusat di Bandung, Jawa
Barat. Perusahaan ini pertama kali didirikan 1988 dengan nama PT Bintang
Kharisma, dengan status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Pada tahun
1994, Perseroan mencatatkan dan menjual sahamnya di Bursa Efek Jakarta, dan
menjadi PT Bintang Kharisma Tbk. Pada tahun 1997, Perseroan mengganti nama

2
dari PT Bintang Kharisma Tbk menjadi PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk.
Pada awal pendirian, perusahaan memproduksi sepatu sport seluruhnya dengan
tujuan ekspor. Namun, pada tahun 2002, Reebok yang merupakan buyer utama
perusahaan melakukan relokasi usaha yang berakibat terhentinya order. Seiring
dengan terhentinya order ekspor tersebut, Perusahaan mulai merintis penjualan
sepatu di pasar dalam negeri dengan merk sendiri yaitu “Tomkins”. Sampai saat ini,
penjualan sepatu Tomkins telah tersebar ke seluruh Indonesia.
Berdasarkan adanya permasalahan di atas, PT. Primarindo Asia Infrastructure
Tbk diharapkan dapat menggunakan tenaga kerja lokal untuk mengurangi
pengangguran di Kota Bandung dengan membuka lapangan pekerjaan yang ada.
Dengan terciptanya kesempatan kerja yang baik diharapkan dapat mengurangi
jumlah pengangguran terbuka di Kota Bandung. Berdasarkan permasalahan yang
diuraikan di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Peran
PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk. dalam Mengurangi Pengangguran
di Kota Bandung Selama Masa Pandemi Covid 19.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan permasalahan


dalam penelitian ini, seperti, apa saja permasalahan yang menyebabkan terjadinya
peningkatan pengangguran di Kota Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penulis


merumuskan beberapa tujuan dalam penelitian ini, seperti, menganalisis
permasalahan yang menjadi penyebab meningkatnya pengangguran di Kota
Bandung dan menganalisis peran PT Tomkins dalam mengurangi pengangguran di
Kota Bandung.

3
BAB II
PERMASALAHAN PENYEBAB MENINGKATNYA PENGANGGURAN
DI KOTA BANDUNG SELAMA PANDEMI COVID-19

2.1 Berkurangnya Daya Beli Masyarakat

Masuknya pandemi Covid-19 di Indonesia memang telah merubah segalanya/


perubahan tersebut terjadi di seluruh sektor, mulai dari perekonomian, pendidikan,
pariwisata, kesehatan, dan lain sebagainya. Sepanjang tahun 2020 pemerintah
merespon pandemi dengan tiga strategi, yakni membatasi penyebaran virus corona
lewat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB); memperkuat fasilitas
dan pelayanan kesehatan untuk menghadapi pandemi; serta meredam dampak
ekonomi yang diakibatkan karena aktivitas ekonomi yang melambat dengan
memperkuat jaring pengaman sosial dan dukungan fiskal terhadap dunia usaha dan
UMKM yang terdampak. Pembatasan mobilitas masyarakat termasuk pembelajaran
tatap muka yang disebabkan oleh kondisi pandemi, mengakibatkan kebutuhan akan
sepatu yang merupakan penunjang mobilitas tersebut menjadi menurun. Hal ini
ditambah dengan menurunnya daya beli masyarakat dapat berdampak signifikan
terhadap kinerja penjualan sepatu, karena sepatu merupakan kebutuhan tersier.
Tabel 2.1 Rata-rata Pengeluaran per Kapita Menurut Kelompok Barang (Rupiah)

Kelompok Barang 2018 2019 2020 2021

Bukan Makanan
Perumahan, bahan bakar, penerangan, air 284 442 297 019 308 739 332 975
Aneka barang dan jasa 74 792 144 517 152 171 153 941
Biaya pendidikan 34 953 36 135 38 322 39 578
Biaya kesehatan 29 642 30 086 31 545 34 364
Pakaian, alas kaki, dan tutup kepala 32 861 36 104 35 303 31 745
Barang yang tahan lama 57 789 58 764 60 813 58 165
Pajak pemakaian dan premi asuransi 31 562 35 091 41 384 49 589
Keperluan pesta dan upacara 21 778 21 996 23 238 15 328
Jumlah Bukan Makanan 567 818 592 690 622 449 641 744
Sumber : Badan Pusat Statistik

4
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa konsumsi bahan non pangan
mengalami fluktuasi yang signifikan, ada beberapa yang menegalami kenaikan dan
ada pula yang mengalami penurunan. PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk yang
bergerak dalam industri sepatu juga terdampak, akibat dari penurunan konsumsi
masyarakat terhadap sepatu maka penjualan bersih PT Primarindo Asia
Infrastructure Tbk juga mengalami penurunan.
Tabel 2.2 Total Penjualan Bersih PT Tomkins
Tahun Total Penjualan
Bersih (Miliar
Rp)
2018 146,14
2019 128,48
2020 57,05
2021 41,84
Sumber : Laporan Tahunan PT Tomkins
Dikarenakan berkurangnya daya beli masyarakat akan sepatu, menyebabkan
total penjualan PT Primarindo Asia Infrasrtucture Tbk juga terkena imbasnya. Total
penjualan sepatu PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk mengalami penurunan.
Pada tahun 2020, perusahaan mencatat total penjualan bersih sebesar Rp. 57,05
miliar, yang berasal dari penjualan lokal sebesar Rp. 48.50 miliar dan penjualan
ekspor sebesar Rp. 8.55 miliar. Seiring dengan penurunan penjualan sepatu secara
nasional, penjualan lokal Perseroan juga mengalami penurunan sekitar 59,14%
dibandingkan dengan total penjualan di tahun sebelumnya. Penurunan ini terutama
disebabkan oleh adanya Pandemi Covid-19 yang mengakibatkan dibatasinya
mobilitas masyarakat termasuk pembelajaran tatap muka, serta menurunnya daya
beli.
Sedangkan pada tahun 2021, penjualan sepatu PT Primarindo Asia
Infrastructure Tbk adalah sebesar Rp. 41,84 miliar, menurun 13,74 % dari Rp. 48,50
miliar di tahun sebelumnya. Walaupun penjualan menurun, namun di tahun 2021

5
Perseroan berhasil menurunkan rugi usaha, dari rugi usaha sebesar Rp. 37,20 miliar
di tahun 2020 menjadi rugi usaha sebesar Rp. 21,90 miliar di tahun 2021. Hal ini
antara lain disebabkan oleh berbagai usaha efisiensi serta penyesuaian promosi dan
diskon penjualan oleh perusahaan. Kemudian sejak tahun 2019, perusahaan tidak
lagi melakukan penjualan sepatu ekspor, namun mulai melakukan perluasan bidang
usaha dengan memproduksi barang keperluan perjalanan (traveling goods) yang
sepenuhnya untuk keperluan ekspor. Walaupun demikian, penjualan traveling
goods ini pun hanya sampai dengan bulan April 2020 dan tidak dilanjutkan sebagai
dampak dari pandemi.
2.2 Berkurangnya Proses Produksi
Kelanjutan dari berkurangnya daya beli masyarakat di masa pandemi ini juga
akan menyebabkan penurunan produksi perusahaan. Seperti yang telah disebutkan
di atas bahwa PSBB berpengaruh terhadap proses mobilitas masyarakat. Selama
masa PSBB, seluruh pekerjaan, sekolah, dan peribadatan dilaksanakan dari rumah
kecuali sektor-sektor vital negara. PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk yang
bergerak dalam industri sepatu juga terkena dampaknya.
Tabel 2.3 Total Produksi Sepatu PT Tomkins
Tahun Total Produksi Total Produksi Total Produksi
Sepatu (pcs) Travelling Keseluruhan
Goods (pcs) (pcs)
2018 753.629 - 753.629
2019 555.801 108.528 664.329
2020 193.696 86.700 280.396
2021 187.335 - 187.335
Sumber : Laporan Tahunan PT Tomkins
Sampai dengan akhir tahun 2020, perusahaan memproduksi sepatu sejumlah
193.696 pasang atau menurun sekitar 65% dibandingkan dengan tahun 2019
sebesar 555.801 pasang. Dan produksi barang keperluan perjalanan (travelling
goods) untuk keperluan ekspor sejumlah 86.700 unit, dimana tahun sebelumnya

6
sejumlah 108.528 unit atau menurun sekitar 20%. Sedangkan pada akhir tahun 2021
Perseroan memproduksi sepatu sejumlah 187.335 pasang atau menurun sekitar 3%
dibandingkan dengan tahun 2020 sebesar 193.696 pasang. Sebagai akibat dari
pandemic Covid-19, sejak bulan April 2020, produksi barang keperluan perjalanan
(travelling goods) untuk keperluan ekspor untuk sementara telah dihentikan.
Dengan adanya 2 permasalahan di atas selama pandemi yakni berkurangnya daya
beli masyarakat dan berkurangnya produksi sepatu, maka akan terdampak juga bagi
pekerja yang bekerja di PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk,
2.3 Menurunnya Penyerapan Tenaga Kerja PT. Primarindo Asia
Infrastructure Tbk.
PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk menganut prinsip keterbukaan serta
kesetaraan perlakuan atas seluruh karyawan. Prinsip ini diterapkan sejak dari
rencana kebutuhan karyawan, kriteria yang dibutuhkan, pengumuman karyawan
melalui publikasi luas, proses seleksi dan pengujian akhir yang melibatkan unit
kerja yang membutuhkan. Keputusan atas pemilihan karyawan tidak didasarkan
atas gender, ras, maupun agama. Calon karyawan yang terpilih, sebelum
dipekerjakan akan mengikuti masa pelatihan di Balai Latihan Kerja. Setelah lulus
dari Balai Latihan Kerja, calon karyawan masih harus mengikuti training lanjutan
berupa praktik kerja. Selama praktik kerja dilakukan eveluasi terus menerus
sebelum akhirnya dapat diterima sebagai karyawan. Selanjutnya karyawan
mendapat uraian tugas masing-masing dan rencana kerja yang akan dinilai
pencapaiannya secara berkala. Bagi karyawan yang mempunyai prestasi,
perusahaan akan memberikan kesetaraan penghargaan sesuai dengan kriteria yang
ditentukan. Seluruh kegiatan tersebut dimaksudkan agar karyawan PT Primarindo
Asia Infrastructure Tbk dapat memiliki kualifikasi yang lebih baik, baik sebagai
pekerja ataupun sebagai individu, sehingga manfaatnya dapat dirasakan baik oleh
perusahaan maupun oleh lingkungannya.
Seluruh karyawan PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk juga mendapatkan
hak atas upah/gaji dan tunjangan yang terkait dengan jabatan dan penugasannya.

7
Sepanjang tahun 2020 tidak terjadi kecelakaan kerja maupun kejadian signifikan
terhadap karyawan, pemasok, maupun pelanggan. Manajemen kinerja diterapkan
dengan tujuan untuk memastikan bahwa karyawan melaksanakan pekerjaannya
sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan. Proses manajemen kinerja
meliputi penyusunan rencana kerja, pelaksanaan proses monitoring, coaching dan
counseling oleh atasan, evaluasi kinerja dan penetapan imbalan dan hukuman
sebagai konsekuensi atas kinerja yang dihasilkan.
Tabel 2.4 Total Tenaga Kerja PT Tomkins
Tahun Total TK
2018 1715
2019 1571
2020 1069
2021 1052
Sumber : Laporan Tahunan PT Tomkins
Berdasarkan data diatas, jumlah tenaga kerja PT Tomkins dari tahun ke tahun
cenderung berkurang. Terutama penurunan yang paling signifikan berada di tahun
2020 ketika pandemi Covid-19 mulai memasuki Indonesia. Selain itu tingkat
turnover karyawan pada tahun 2020 adalah sebesar 20,6%. Tingginya tingkat
turnover ini terutama dikarenakan jumlah produksi dan penjualan yang berkurang
cukup signifikan akibat pandemi, sehingga perusahaan terpaksa tidak
memperpanjang atau memutus kontrak kerja atas sebagian karyawan sesuai
kebutuhan. Sedangkan tingkat turnover karyawan produksi pada tahun 2021 adalah
sebesar 1%. Sebagian besar karyawan produksi saat ini adalah tenaga kerja tetap.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2020 PT Tomkins mengalami PHK
secara besar-besaran akibat pandemi Covid-19, berkurangnya daya beli, dan
berkurangnya output produksi. Namun pada tahun 2021, PHK karyawan sudah
dapat diminimalisir dengan mengurangi sedikit kerugian usaha dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Dengan adanya PHK secara besar-besaran, maka tingkat
pengangguran terbuka di Kota Bandung juga ikut meningkat. Pada tahun 2018

8
tingkat pengangguran sebesar 8,05%, kemudian naik sebesar 8,18% di tahun 2019.
Akibat PHK besar di tahun 2020, kenaikan pengangguran terbesar juga terjadi pada
tahun 2020 sebesar 11,19%, naik sekitar 3% sendiri. Selanjutnya naik kembali di
tahun 2021 sebesar 11,46%.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penyerapan tenaga kerja PT
Primarindo Asia Infrastructure Tbk. masih belum maksimal dalam mengurangi
pengangguran di Kota Bandung. Hal itu disebabkan karena selama masa pandemi
daya beli masyarakat turun menyebabkan output produksi sepatu juga berkurang
bahkan ekspor PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk. juga dihentikan. Akibatnya
banyak pekerja yang mengalami PHK dan justru menambah tingkat pengangguran
terbuka di Kota Bandung.
2.4 Kebijakan Pemerintah dalam Mengurangi Pengangguran Inkonsisten
Selama masa pandemi Covid-19 ini memang sudah banyak kebijakan yang
dikeluarkan pemerintah dalam menekan angka pengangguran, mulai dari kebijakan
kartu pra kerja, hingga bantuan sosial seperti PKH. Hal tersebut memang ada
baiknya, namun pemerintah dianggap masih kurang konsisten dalam menjalankan
kebijakannya. Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah seringkali berganti-
ganti secara tidak jelas dan tiba-tiba. Keadaan tersebut dianggap kurang baik
dikarenakan suatu kebijakan yang belum sepenuhnya optimal justru terus menerus
diganti. Pemerintah berdalih kebijakan yang berubah-ubah tersebut disebabkan
keadaan covid-19 sendiri yang tidak menentu dari waktu ke waktu sejak tahun 2020
hingga 2021.
Upaya tersebut dilakukan melalui pemberian paket stimulus ekonomi untuk
dunia usaha, insentif pajak penghasilan bagi pekerja, jaring pengaman sosial
melalui program bantuan sosial bagi pekerja formal dan informal, program Kartu
Prakerja, perluasan program industri padat karya, dan perlindungan bagi para
Pekerja Migran Indonesia. Pemerintah juga melakukan reformasi di sektor
ketenagakerjaan melalui UU Cipta Kerja dengan mempermudah masuknya
investasi, tetapi juga memberikan kepastian perlindungan dan peningkatan

9
kesejahteraan bagi para pekerja. Pemerintah juga memfokuskan pengembangan
kualitas sumber manusia manusia sebagai salah prioritas sektor tenaga kerja.
Melihat banyaknya kebijakan yang diterapkan dengan jangka waktu yang
tidak menentu justru menambah rumit permasalahan penanggulangan ekonomi
akibat pandemic covid-19 di Indonesia. Masyarakat yang baru saja di
sosialisasikan sebuah kebijakan baru dan belum sempat menerapkan dan
memperoleh dampaknya justru harus berganti mengikuti kebijakan baru yang
secara tiba-tiba diganti. Oleh karena itu, dengan kebijakan yang berubah-ubah
tersebut dinilai tidak segera menyelesaikan masalah daya beli masyarakat, output
produksi, dan pengangguran, melainkan menambah masalah baru yang berupa
inkonsistensi kebijakan. Inkonsistensi aturan ini tentunya menimbulkan polemik
dan kebingungan di masyarakat, aturan mana yang harus diikuti atau dipatuhi.

10
BAB III
SOLUSI TERHADAP PERMASALAHAN
3.1 Pengembangan Pengetahuan dan Kualitas Masyarakat Sekitar dan
Karyawan melalui Pelatihan
Di samping itu, salah satu sarana untuk mengurangi penagangguran dan
mencapai produktivitas yang unggul juga melalui perancangan program pelatihan
bagi masyarakat sekitar dan karyawan. Pelatihan sebagai alat utama dan kuat untuk
berhasil mencapai tujuan organisasi dan meningkatkan produktivitas karyawan.
Program pelatihan yang dirancang untuk memberikan manfaat yang lebih besar
bagi masyarakat sekitar, karyawan dan perusahaan itu sendiri. Sejak banyaknya
PHK, PT Tomkins telah melakukan berbagai kontribusi untuk mengurangi
pengangguran di Kota Bandung, salah satunya dengan pelatihan tersebut. Bagi
masyarakat sekitar, pelatihan memberikan manfaat karena menambah pengetahuan
baru dan sebagai modal masyarakat jika sewaktu-waktu perusahaan membutuhkan
karyawan tambahan. Sedangkan bagi karyawan, pelatihan tersebut berguna untuk
meningkatkan keterampilan, kompetensi kerja, dan produktivitas kerja. Pelatihan
dapat dilakukan dengan mengembangkan individu dalam bentuk peningkatan
keterampilan, pengetahuan dan sikap. Perusahaan tidak akan berkembang jika
karyawannya tidak memiliki keterampilan dan minat kerja yang tinggi. Melalui
pelatihan inilah, perusahaan dapat menggali potensi baru masyarakat dan potensi
karyawannya dengan mengembangkan keterampilan yang mereka miliki. Dengan
begitu, setiap perusahaan yang menerapkan pelatihan akan menghasilkan SDM
yang unggul dan berkualitas.
3.2 Pendayagunaan dan Pemanfaatan Teknologi (Digitalization) di Masa
Pandemi
Kemajuan teknologi menjadikan setiap perusahaan untuk mampu memperluas
kemampuannya di bidang teknologi. Melalui berbagai pelatihan, karyawan suatu
perusahaan akan ahli dalam hal pemanfaatan teknologi guna mengurangi
pengangguran. Pemanfaatan teknologi cenderung akan menaikkan produktivitas.

11
Hal tersebut terbukti pada tahun sebelum pandemi, PT Tomkins telah menggunakan
mesin dalam proses produksinya. Dikarenakan banyaknya mesin yang digunakan,
maka akan cenderung membutuhkan banyak tenaga kerja untuk menjalankan
mesinnya. Berbeda dengan masa-masa sebelum tahun 2000an, ketika PT Tomkins
yang masih menggunakan produksi manual, produktivitas tidak akan sebanyak
ketika menggunakan mesin dan pekerja yang dipekerjakan juga sedikit.
Peran teknologi yang penting di tengah pandemi Covid-19 ini, maka juga harus
diikuti dengan strategi dari tiap Sumber Daya Manusianya untuk dapat mengambil
peluang dan memanfaatkan momen tersebut untuk pengembangan skill dan
meningkatkan keunggulan mereka. Di samping memanfaatkan teknologi di era
digital ini untuk sarana komunikasi antar SDM atau divisi di sebuah organisasi atau
perusahaan, teknologi juga dapat dijadikan sebagai sarana yang dapat membantu
mengoptimalkan dan mengefisiensi pekerjaan-pekerjaan terutamanya dalam
memasarkan produk PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk.
3.3 Melakukan Dialog Dua Arah Antara Perusahaan dengan Pekerja
Pengusaha dan pekerja bersama dengan serikat pekerja telah melakukan dialog
secara transparan sejak dini dalam mengantisipasi kondisi ketenagakerjaan akibat
pandemi Covid-19 ini. Perusahaan yang karena sifat industrinya mengharuskan
kehadiran pekerja maka harus mengatur sistem kerja dengan mengutamakan
keselamatan dan kesehatan kerja. Selain itu, dialog bipartit juga perlu membahas
antisipasi terhadap kondisi terburuk hubungan kerja di antara mereka seperti
efisiensi, pengaturan jam kerja, dan pembagian kerja. Dialog ini menjadi pintu
utama membangun pemahaman bersama menghadapi dampak pandemi COVID-19
baik bagi perusahaan maupun pekerja.
Sebagaimana yang telah dilakukan oleh PT Tomkins, sejak awal perusahaan
sudah melakukan dialog dengan pekerja secara transparan. Mulai dari target
produksi, output produksi, penurunan penjualan, dan lain sebagainya. Sehingga
dengan adanya dialog ini, pekerja merasa lebih diperhatikan dan mereka dapat
bersiap-siap untuk mendapatkan pekerjaan lain jika sewaktu-waktu perusahaan

12
melakukan PHK. Oleh karena itu, dialog ini penting guna mengurangi
pengangguran akibat PHK perusahaan.
3.4 Mengevaluasi Rencana dan Strategi Pengembangan Usaha
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia diharapkan secara bertahap mulai
dapat diatasi, dengan digalakkannya program vaksinasi di berbagai belahan dunia,
termasuk Indonesia. Untuk tahun 2021, PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk
sudah menyusun rencana dan strategi pengembangan usaha serta target-target yang
realistis untuk dicapai. Sepatu sekolah yang merupakan produk utama perusahaan
akan selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Berbagai upaya dapat ditempuh guna
meningkatkan penjualan dan menekan biaya, antara lain dengan melakukan
evaluasi atas seluruh outlet penjualan, mengembangkan design produk baru sejalan
dengan permintaan pasar, mengintensifkan iklan dan promosi produk melalui
media sosial, serta mengembangkan penjualan secara online baik melalui website
sendiri maupun bekerjasama dengan beberapa layanan penjualan online lainnya.
Ketika penjualan tinggi, produktivitas perusahaan tinggi, sudah dipastikan juga
perusahaan membutuhkan karyawan lebih banyak lagi sehingga di tahun-tahun
selanjutnya dapat menekan angka pengangguran di Kota Bandung.

13
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pandemi Covid-19 membawa dampak di seluruh kegiatan manusia, salah
satunya di bidang ekonomi. Dikarenakan penurunan daya beli masyarakat, PT
Tomkins mengalami penurunan output produksi yang berakhir pada pemutusan
kontrak kerja karyawan. Penurunan paling signifikan terjadi di tahun 2020. Pada
tahun 2020 perusahaan mengalami pengurangan tenaga kerja sebanyak 502 orang
dengan tingkat turnover sebesar 20,6%. Selain itu, kerugian perusahaan paling
besar juga ada di tahun 2020 yakni sebesar Rp 37,20 miliar. Kerugian tersebut
selain dari penurunan output lokal, perusahaan juga mengalami penurunan output
ekspor. Bahkan juga mengurangi kerugian yang terus menerus di tahun 2020,
perusahaan harus memberhentikan ekspor produk ke luar negeri dan hanya fokus
pada pemasaran di dalam negeri. Di tahun 2021 sudah menunjukkan sedikit
perkembangan, salah satunya penurunan kerugian yang ada namun masih jauh dari
target yang ditetapkan perusahaan.

4.2 Saran
PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk yang menjadi salah satu perusahaan
sepatu lokal terbesar di Indonesia diharapkan kedepannya dapat mengevaluasi
kebijakan dan target perusahaan di masa pandemi Covid-19 ini agar perusahaan
dapat bertahan dan cepat mengalami recovery. Perusahaan juga harus mengikuti
tren, menciptakan berbagai ide baru, dan memperluas target pasar yang ada di
Indonesia bahkan hingga internasional untuk meningkatkan produktivitas dan
menekan angka pengangguran di Kota Bandung. Terlebih lagi pada akhir tahun
2022 yang di prediksi kehidupan masyarakat yang sudah kembali normal mulai dari
sekolah yang telah dibuka, perkantoran yang sudah full 100%, dan lain sebagainya.

14
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Tahunan PT Primarindo Asia Infastructure Tbk, Tahun 2019.
Laporan Tahunan PT Primarindo Asia Infastructure Tbk, Tahun 2020.
Laporan Tahunan PT Primarindo Asia Infastructure Tbk, Tahun 2021.
Dimas, D., & Woyanti, N. (2009). “Penyerapan tenaga kerja di DKI
Jakarta”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 16(01), 24257.
Muslihatinningsih, F., & Subagiarta, I. W. (2020). “Penyerapan Tenaga Kerja Di
Provinsi Jawa Timur”. e-Journal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi, 7(1), 1-6.
Santi, A. A. R. D., & Sudiana, I. K. (2018). “Analisis Penyerapan Tenaga Kerja
Pada Industri Kreatif Di Provinsi Bali”. E-Jurnal Ep Unud, 7(4), 840-867.
Latipah, N., & Inggit, K. (2017). “Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor
Industri Besar Di Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2015”. Jurnal Ekonomi
& Bisnis, 2(2), 479-492.
Badan Pusat Statistik Kota Bandung, diunduh tanggal 25 Juni 2022.

15

Anda mungkin juga menyukai