Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

( PKL )
DI WIKA-HUTAMA-NINDYA KSO.
TAHUN PELAJARAN 2020 / 2021

Disusun Oleh :
Nama : MOCH. BINTANG FAZEEL P.
Kelas : XIII KGSP 02

1
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
( PKL )
DI WIKA-HUTAMA-NINDYA KSO.
TAHUN PELAJARAN 2020 / 2021

Disusun Oleh :
Nama : MOCH. BINTANG FAZEEL P.
Kelas : XIII KGSP 02

2
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN PKL

JUDUL : KEGIATAN PRAKTIK KERJA DI WIKA-HUTAMA-NINDYA


KSO (PROYEK PEMBANGUNAN BENDUNGAN BENDO
PONOROGO).

PENYUSUN : MOCH. BINTANG FAZEEL PERMANA

KELAS : XIII KGSP 02

NIS : 16182/0043.001

Menyetujui Pembimbing Industri Menyetujui Pembimbing Sekolah

(DEDI AGUS HERIYANTO) (AHMAD KHOIRI, S.Pd.)


NIP.

3
LEMBAR PENEGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan Di WIKA-HUTAMA-NINDYA KSO (Proyek Pembangunan


Bendungan Bendo Ponorogo). diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan nilai
Praktik Kerja Lapangan dan syarat kelulusan sekolah, dan di setujui pada :

Hari : Jum’at

Tanggal : 25 Desember 2020

Di setujui oleh :

Kepala SMKN 3 Boyolangu Ketua POKJA PKL

( Drs. ROFIQ SUYUDI, M.Pd ) ( JAROT BOWO SAPUTRO )


Pembina Tk. 1
NIP. 19640307 198703 1 012

4
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan taufik-Nya kepada kita semua. Sehingga penyusun dapat membuat laporan dan
penyusun juga sadar masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki dalam
Laporan Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) ini.

     Walaupun demikian, penyusun telah berusaha dengan semaksimal mungkin demi
kesempurnaan penyusunan laporan ini baik dari hasil kegiatan belajar mengajar di
sekolah, maupun dalam melaksanakan praktik kerja di dunia industri. Saran dan
kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan oleh penyusun demi
kesempurnaan dalam penulisan laporan berikutnya.

     Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini,
diantaranya:

1. Bapak Drs.ROFIQ SUYUDI, M.Pd. selaku Kepala SMKN 3 Boyolangu.


2. Bapak Sahuri, S.Pd selaku Ketua Program Keahlian Teknik Konstruksi
Bangunan.
3. Bapak Drs. Heni Ratmoko, M.M., Selaku Wakil Kepala Sekolah Hubungan
Masyarakat.
4. Bapak Jarot Bowo Saputro, ST. Selaku Ketua Pokja PKL.
5. Bapak Dedi Agus Heriyanto, Selaku Pembimbing pihak industri.
6. Bapak Ahmad Khoiri, S.Pd., Selaku Pembinbing dari pihak sekolah.
7. Rekan se-angkatan.

     Akhir kata, penyusun hanya berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
serta dapat membantu bagi kemajuan serta perkembangan SMKN 3 Boyolangu.
Sekali lagi penyusun ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian. Amin.

Tulungagung, 25 Desember 2020


Penyusun

5
MOCH. BINTANG FAZEEL P.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ II
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................. iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. v

BAB I..... PENDAHULUAN
1.1. . Latar Belakang  .............................................................................................. 1
1.2. . Perumusan Masalah .......................................................................................    1
1.3. . Maksud dan Tujuan.........................................................................................    1
1.4. Manfaat PKL...................................................................................................... 2

BAB II.... GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN/INSTANSI


2.1 .. Deskripsi Proyek/ Instansi ............................................................................. 3
2.2... Struktur Organisasi......................................................................................... 6
2.3... Kegiatan Produksi.......................................................................................... 8

BAB III... LAPORAN KEGIATAN


3.1.  Waktu dan Tempat ......................................................................................... 17
3.2.  Materi Kegiatan............................................................................................... 17
3.3. Foto Kegiatan................................................................................................... 21

BAB IV .. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1... Kesimpulan  ................................................................................................... 25
4.2... Saran.............................................................................................................. 26

BAB V ... PENUTUP
5.1... Penutup ......................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................     vi
LAMPIRAN  
A. Daftar Riwayat Hidup Penulis .................................................................. vii
B. Dokumentasi Selama Prakerin ................................................................ viii

6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) adalah salah satu penyelenggaraan pendidikan keahlian
profesional yang memadukan sistematik dan sinkron antara program pendidikan di sekolah
dan penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja secara langsung dengan
dunia kerja secara terarah untuk membentuk keahlian dan  mental siswa agar pada saat lulus
dari SMK siap terjun dalam dunia kerja.
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) dilaksanakan selama 5 bulan. Untuk program
keahlian teknik konstruksi gedung sanitasi dan perawatan khususnya, pihak sekolah telah
bekerjasama dengan perusahaan  WIKA-HUTAMA-NINDYA KSO sebagai salah satu
tempat dilaksankannya Praktik Kerja Lapangan. Hal ini dilaksanakan dalam rangka
peningkatan mutu dari tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam mencapai tujuan
yang relevan antara dunia pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja, sekaligus
sebagai syarat untuk mengikuti UN (Ujian Nasional).
Kegiatan penyelenggaraan PKL ini diharapkan dapat meningkatkan keahlian dan etos kerja
siswa yang meliputi: kemampuan bekerja, motivasi kerja, inisiatif, kreativitas, disiplin dan
kerajinan dalam bekerja.

1.2 Perumusan Masalah

1.3 Maksud dan Tujuan PKL


Tujuan Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) adalah sebagai berikut :

7
1. Diharapkan siswa dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang berharga, dan
memperoleh masukan serta umpan balik guna memperbaiki dan mengembangkan kesesuaian
pendidikan dan kenyataan yang ada di lapangan.
2. Meningkatkan pengetahuan siswa pada aspek-aspek usaha ayng professional dalam
lapangan kerja antara lain struktur organisasi, jenjang karir dan teknik.
3. Untuk mencapai Visi dan Misi Sekolah Menengah Kejuruan ( SMKN 3 Boyolangu ).
4. Mengimplotasikan antara pendidikan disekolah dan diluar sekolah.

1.4 Manfaat PKL

 Menghasilkan tenaga kerja yang mempunyai keahlian professional,diantaranya


mempunyai pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kerja sesuai dengan tuntutan
kerja.
 Memperkuat hubungan sekolah dengan dunia atau dunia usaha.
 Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas.
 Siswa memperoleh pelajaran-pelajaran baru di luar ruang kelas berkaitan dengan bidang
usaha tempat merekamelakukan Praktik Kerja Lapangan.
 Siswa menjadi lebih siap saat nanti sudah berkerja setelah lulusan untuk menghadapi
masalah-masalah dantantangan dalam dunia kerja.

8
BAB II.
GAMBARAN UMUM “ TEMPAT PKL “

2.1 Deskripsi Proyek

Lokasi Waduk Bendo terletak di Sungai Kali Keyang atau juga dikenal dengan nama Kali
Ngindeng di Dusun Bendo, Desa Ngindeng, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo. Secara
geografis lokasi rencana Bendungan Bendo terletak pada posisi 7 o 49’ 33” – 7o 59’ 36” LS dan
111o 34’ 57” – 111o 44’ 40” BT. Daerah genangan Waduk Bendo meliputi Desa Ngindeng dan
Desa Temon di Kecamatan Sawoo serta Desa Ngadirejo di Kecamatan Sooko. Lokasi Waduk
Bendo secara morfologi merupakan daerah perbukitan bergelombang, dengan ketinggian
berkisar antara elevasi + 150 m sebagai dasar Sungai Keyang sampai dengan elevasi + 450 m,
yaitu daerah Gunung Tumpak Bengle di sebelah selatan rencana lokasi waduk.

9
Pembangunan Waduk Bendo ini merupakan upaya untuk mengembangkan daerah Kabupaten
Ponorogo yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya air, guna memenuhi berbagai
keperluan masyarakat, seperti penyediaan air irigasi, air baku domestik dan industri.

Fungsi

- Penyedia air irigasi seluas ± 7.800 ha


- Pengendalian banjir Kota Ponorogo
- Penyedia air baku domestic dan industry (790 lt/detik).
- Pariwisata

Manfaat

- Meningkatkan intensitas tanam dari 150% menjadi 250%


- Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
- Menggerakan pembangunan berbagai sector yang berkaitan dengan sumber daya air.
- Mengurangi kerugian banjir tahunan sebesar 1.300 m3/dt menjadi 490 m3/dt.

2.2 Data Umum Proyek.

Nama Proyek : Pembangunan Bendungan Bendo (Lanjutan) di Kabupaten


Ponorogo (Multiyears Contract).
Lokasi Proyek : Sungai Keyang Desa Bendo, Kecamatan Sawoo,
Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur.
Pemilik Proyek : Kementrian PUPR. SNVT Pembangunan Bendungan
BBWS Bengawan Solo PPK Bendungan 1.

KONSTRUKSI

10
Tahap I Tahap II
(2013 – 2019) (2019 – 2020)
Penyedia Jasa Wijaya – Hutama – Nindya WIKA – Hutama – Nindya
(KSO) (KSO)
Nilai Kontrak (Rp) Rp. 716.580.511.000 Rp. 315.950.669.000
Total Nilai Kontrak (Rp) 1.032.531.180.000.00 (Include PPN)
Masa Pelaksanaan 2013 - 2020

SUPERVISI

Tahap I Tahap II
(2013 – 2019) (2019 – 2020)
Penyedia Jasa PT. Raya Konsult – PT. PT. Raya Konsult – PT. DDC
DDC Consultans – PT. Consultans – PT. Indah Karya
Innako IK – PT. Tuah (KSO).
Agung (KSO).
Nilai Kontrak (Rp) Rp. 28.846.418.000.00 Rp. 5.897.320.000.00
Total Nilai Kontrak (Rp) 34.743.738.000.00 (Include PPN).
Masa Pelaksanaan 2013 - 2020

2.3 Data Teknis Proyek.

- Tipe Bendungan : Timbunan Batu Zona Inti Tegak.


- Tipe Pengelak : Terowongan Beton satu lubang, d 5.5 m, p 453m.
- Tipe Pelimpah : Pelimpah samping tanpa pintu
- Tinggi Bendungan utama : 71 m
- Panjang Puncak Total : 311,90 m
- Kapasitas Tampungan Total : 43,11 juta m3
- Kapasitas Tampungan Efektif : 33,45 juta m3
- Kapasitas Tampungan Mati : 9,6 juta m3
- Luas Tampungan pada EL. NWL : 169,636 Ha
- Elevasi Puncak : + 225.820 m
- Elevasi Dasar : + 153.00 m
- Lebar Puncak : 15 m
- Muka Air Normal : EL + 220.57 m
- Debit Banjir Rancangan : 649.16 m3/detik
- Debit Banjir Rencana : 289.79 m3/detik

2.2 Struktur Organisasi

11
12
13
2.5 Konstruksi Bendungan Bendo

A.) Bendungan Utama (Maindam) yang terdiri dari Zona 1 sampai Zona 5.

Ialah konstruksi yang berfungsi sebagai penghalang air. Bisa disebut juga maindam adalah
nyawa dari sebuah waduk/bendungan tersebut. Bendungan Bendo menggunakan tipe bendungan
urugan yang terdiri dari zona 1 sampai zona 5.

1.)

Timbunan Zona 1 (Inti kedap air), menggunakan material tanah liat (clay), dan diambil dari
borrow area.

Gambar 1.1 Timbunan Maindam zona 1 (clay).

14
Gamb ar
1.2 Borrow area
(clay).

2.)

Timbunan Zona 2a (Filter Halus), menggunakan material pasir yang mempunyai ukuran
butirannya maksimum 5 mm, di ambil / didatangkan dari Blitar.

Gambar 2.1 Timbunan maindam zona 2a (Filter Halus).

3.) Timbunan Zona 2b (Filter Kasar), menggunakan material kerikil yang ukuran butirannya
50 - 75mm, dan diambil / didatangkan dari Blitar.

15
Gambar 3.1 Timbunan Maindam zona 2b (Filter Kasar)

4.) Timbunan Zona 3 (Random Stockpile) hilir, menggunakan material tanah dan gradasi
ukuran butiran maksimum 300 mm. Di ambil dari stockpile.

Gambar 4.1 Timbunan Maindam zona 3 (Random Stockpile)

16
G
ambar
4.2

Stockpile area.

5.) Timbunan Zona 4 (Batu Quary), menggunakan yang ukuran butirannya maksimum
500 mm, diambil dari Quary (Blasting area).

Gambar 5.1 Timbunan Maindam zona 4 (batu quary).

17
Ga
mbar
5.2

Blasting Area.

6.) Timbunan Maindam Zona 5 ( Rip – Rap ), menggunakan material yang berat butirannya
maksimum 121 kg dan ukuran butirannya 1000 mm. diambil dari Blasting area.

Gambar 6.1 Rip – Rap.

18
B.) BANGUNAN PELIMPAH (SPILLWAY)

Adalah bangunan beserta intalasinya untuk mengalirkan air banjir yang masuk ke dalam
waduk agar tidak membahayakan keamanan bendungan. Bangunan pelimpah bendungan Bendo
direncanakan terletak pada tebing sebelah kiri dengan pertimbangan kondisi geologinya cukup
baik. Tipe bangunan yang dipilih adalah tipe pelimpah samping (side channel spillway) tanpa
pintu dengan lebar 65.00 m. Bangunan pelimpah ini harus mampu mengalirkan debit banjir
rencana dengan periode ulang 1000 th sebesar 649.16 m3/detik dan dikontrol dengan debit banjir
PMF sebesar 1635.52 m3/detik.

 Data Teknis Bangunan Pelimpah (Spillway).

- Tipe Ambang Pelimpah : Penampang lintang Harold (hilir kemiringan 1 :


0.7)
- Elevasi Ambang Pelimpah : EL + 218.60 m.
- Elevasi Banjir Q1000 : EL + 220.89 m.
- Lebar Ambang Pelimpah : 65.00 m.
- Bentuk Saluran Samping : Trapesium (hulu 10.00 m dan hilir 20.00 m)
- Kemiringan Dasar Saluran : 1 : 16
- Elevasi Dasar Saluran : Hulu EL + 213.00 dan Hilir EL + 209.00
- Panjang Saluran : 65.00 m.
- Bentuk Saluran Peluncur : Segi Empat
- Kemiringan Dasar Saluran :1:2
- Lebar Saluran : 20.00 m.
- Elevasi Dasar Saluran Hulu : EL + 209.72 m.
- Elevasi Dasar Saluran Hilir : EL + 141.00 m.
- Panjang Saluran Peluncur : 138.87 m.

19
Gambar B.1 Ambang Pelimpah (Spillway) Gambar B.2 Saluran Peluncur.

C.) BANGUNAN PENGELAK

Sistem pengelak pada Waduk Bendo terdiri dari bendungan pengelak (cofferdam) dan
terowong pengelak. Bangunan pengelak ini digunakan untuk mengalihkan aliran sungai utama
selama pekerjaan konstruksi bendungan dilaksanakan. Aliran sungai dialihkan menuju
terowongan dengan pembuatan bendung pengelak (cofferdam) sehingga pekerjaan konstruksi
bendungan utama dan bangunan pelimpah dapat dilaksanakan. Pada saat akhir konstruksi,
terowongan pengelak ditutup dengan menggunakan stoplog, yang selanjutnya dimanfaatkan
untuk saluran pembawa.

1.) BENDUNGAN PENGELAK (COFFERDAM)

Bendungan pengelak bagian hulu dipilih tipe urugan zonal dengan inti miring, pemilihan
ini didasarkan atas pertimbangan konstruksi ini kelak menyatu dengan tubuh bendungan utama,
dan penempatan inti di depan untuk memudahkan pembersihan lapisan inti pada saat pengisian
waduk untuk menghindari terjebaknya air antara bendungan pengelak dengan bendungan utama.

Dibawah lapisan kedap air dilengkapi cut-off wall hingga menyentuh tanah asli, untuk
mengurangi aliran filtrasi dibawah tubuh bendungan pengelak, sedangkan pada bagian belakang
adalah timbunan random batuan. Bendungan pengelak bagian hilir dipilih tipe urugan dengan
material random batuan.

Data Teknis Bendungan Pengelak (Cofferdam).

Bendungan Pengelak Bagian Hulu

- Tipe : Urugan Zonal Inti Miring


- Elevasi Puncak : EL + 165 m
- Kemiringan lereng depan : 1 : 3.0
20
- Kemiringan lereng belakang : 1 : 2.0
- Tebal zona kedap air atas : 6.0 m
- Tebal zona kedap air bawah : 20.0 m
Bendungan Pengelak Bagian Hilir

- Tipe : Urugan Random Batuan


- Elevasi Puncak : EL + 161 m.
- Kemiringan lereng depan : 1 : 2.0
- Kemiringan lereng belakang : 1 : 2.0

2.) TEROWONGAN PENGELAK.

Terowongan pengelak direncanakan sebagai fasilitas pengalihan aliran atau pemasukan


dan pengeluaran aliran sungai utama. Untuk dapat memenuhi fungsi-fungsi tersebut terowongan
pengelak harus direncanakan berdasarkan kondisi hidrolika dan struktur bangunan yang
memadai. Dari analisa perhitungan dipakai diameter 5.50 m, pemilihan diameter tersebut
berdasarkan tinggi cofferdam hasil penelusuran banjir Q25 tahun ditambah tinggi jagaan.

Dasar terowongan pengelak pada bagian hulu direncanakan pada EL. 151.00 m dan outlet
terowongan pada EL. 146.00 m. Terowongan pengelak mempunyai panjang 473 m atau dengan
kemiringan dasar 1 : 94.60 dengan penampang melintang berbentuk tapal kuda modifikasi. Tipe
tapal kuda modifikasi dipilih untuk mempermudah pelaksanaan konstruksi.

Data Teknis Terowongan Pengelak

- Tipe tapal kuda : Terowongan tipe transisi & modifikasi


- Panjang : 453,00 m.
- Diameter luar : 6.9 m.
- Diameter dalam : 5.5 m.
- Tebal dinding : 0.7 m.
- Jenis Bebatuan : Batuan Brescia Andesit.
- Kemiringan Terowongan : 0.0106
- Debit banjir rencana Q25 : 289.79 m3/dt.
- Debit outflow Q25 : 254 m3/dt.
- EL. Dasar Inlet : EL. + 151.00 m
- EL. Dasar Outlet : EL. + 144.50 m
- EL. Banjir Q25 : EL. + 161.72 m

21
D.) V – NOTCH

Bangunan V – Notch berfungsi untuk mengukur debit air rembesan bendungan. Letak V
– Notch berada di hilir kaki maindam.

Gambar D.1 V – Notch.

E.) BANGUNAN INTAKE

Bangunan pengambilan air (intake) adalah suatu bangunan yang dibuat sedemikian


rupa pada sisi suatu sumber air (umumnya adalah sungai) dengan maksud agar sebahagian air
dari sungai tersebut (air baku) dapat dibelokkan untuk dimanfaatkan sesuai keinginan.

22
BAB III.

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ( PKL )

3.1 Waktu dan Tempat PKL

27 April 2020 – 24 Desember 2020 ( Bendungan Bendo Ponorogo )

3.2 Materi Kegiatan PKL

1.) LABORATORIUM

A.) Pengujian Density Test di Zona 1. (Clay)

Pengujian density test adalah pengujian compaction test yang dilakukan untuk
mengetahui kepadatan tanah yang sudah ditimbun. Nilai kepadatan di tempat tersebut
dibandingkan dengan nilai hasil test standar proctor di laboratorium. Nilai kepadatan dilapangan
harus lebih besar atau sama dengan 98% dry density dari pengujian standart proctor di
laboratorium.

Apabila kepadatan dilapangan di bawah standar, maka diperlukan upaya pemadatan lagi untuk
mencapai tingkat kepadatan yang memenuhi syarat. Pengujian sand cone dilakukan setiap
kedalaman timbunan 1 layer.

Tahapan uji Density Test adalah sebagai berikut :

1.) Menentukan lokasi density test. Pemilihan lokasi ditentukan secara random / acak.
2.) Meratakan permukaan tanah dilokasi yang akan diuji dengan menggunakan cangkul.
3.) Menggali Lubang dengan diameter sesuai plat pembatas (15 cm) dan kedalaman kurang
lebih 25 cm. penggalian dilakukan dengan menggunakan bor.
4.) Menimbang material hasil galian tersebut
5.) Menimbang Tabung yang berisi pasir otawa (Sand cone) tersebut dengan isinya dalam
kondisi penuh.
6.) Meletakkan tabung tersebut di atas lubang galian, lalu buka kran tabung dan biarkan pasir
otawa tersebut sampai terisi penuh kedalam lubang.
7.) Setelah penuh, tutup kran lalu timbang sehingga didapat berat pasir yang masuk ke dalam
lubang. Kemudian bisa dihitung volume dari lubang tersebut dengan membagi berat pasir
dengan berat jenis dari pasir otawa tersebut. Sehingga diperoleh density atau kepadatan
dari hasil timbunan tersebut.

23
B.) Zona 2a dan 2b ( Filter halus dan filter kasar)

1.) Pengujian Kadar air.

- Penimbangan Sampel 1-2 kg (filter halus & filter kasar).


- Keringkan sampel material tersebut menggunakan oven kurang lebih 2 jam.
- Lalu di timbang ulang, dengan hasil berat rata - rata berkurang 0,5 kg tergantung cuaca
dan suhu
2.) Pengujian Kadar Lumpur.
- Hasil tes pengujian lapangan di keringkan menggunakan oven sampai material
mengering.
- Timbang material 2 - 3 kg.
- Dicuci menggunakan ayakan 0,075 untuk menghilangkan lumpur.
- Lalu keringkan kembali menggunakan oven kurang lebih 2 jam.
- Untuk mengetahui berat kadar lumpur berat awal dikurangi berat akhir setelah dicuci.
3.) Gradasi.

- saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar
ditempatkan paling atas. Saringan diguncang dengan tangan atau mesin.
- Hitunglah presentase berat benda uji yang tertahan di atas masing - masing saringan
terhadap berat total benda uji setelah disaring.
- Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pemeriksaan untuk menentukan
pembagian butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan
saringan.
- Analis saringan agregat ialah penentuan presentase berat butiran agregat yang lolos dari
satu set saringan kemudian angka angka presentase di gambarkan pada grafik pembagian
butir.
- Tujuan pengujian ini ialah untuk memperoleh distribusi besaran atau jumlah persentase
butiran baik agregat halus maupun agregat kasar. Distribusi yang diperoleh dapat
ditunjukan dalam table atau grafik,

4.) Density & Permeability Test ( Filter Halus)

a.) Field Density Test


- Menentukan titik lokasi yang akan di uji.
- Pasang ring sesuai titik lokasi dengan diameter ring 45 cm.
- Dilakukan proses penggalian di ring dengan kedalaman 45 cm.

24
- Ambil hasil galian kumpulkan pada wadah, lalu timbang.
- Ukur hasil galian mulai dari kedalaman serta diameter,bawah,atas,tengah..
- Ambil plastic lalu letakkan di dalam galian.
- Masukan air dengan menggunakan timba ukur sampai memenuhi volume galian.

b.) Field Permeability Test

Permeabilty test berfungsi untuk mengetahui kemampuan tanah untuk meloloskan air struktur,
sturktur dan tekstur serta unsur organik lainya juga ikut ambil bagian dalam menaikan laju inflasi
dan menurukan laju air.

- Kumpulkan agregat batu


- Masukan agregat batu yang sudah dikumpulkan tadi ke dalam galian sampai
memenuhi volume galian serta pasang pipa alat ukur ,bebatuan berfungsi juga
untuk menyangga pipa agar tetap diposisi tegak.
- Masukan air ke dalam galian menggunakan timba ukur untuk menentukan berapa
liter air yang harus diisi agar air memenuhi permukaan galian,untuk 1 timba ukur
berukuran besar dapat menampung debit air 21 liter, yang kecil 5 liter.
- Didalam pipa tersebut terdapat sumbu ukur yang berfungsi untuk mengetahui
penurunan resapan air dan sumbu ukur akan mengikuti pergerakan permukaan air.
- Setelah air terisi penuh ke permukaan,disaat itu pula sumbu ukur ditandai
menggunakan bolpoin untuk menandai i rata-rata permukaan air.
- Nyalakan stopwatch ,ukur resapan menggunakan stopwatch .
- Untuk filter halus waktu yang dibutuhkan 3 menit untuk mengetahui berapa cm
penurunan resapan.
- Setelah sampai dasar galian tandai kembali sumbu ukur menggunakan bolpoin,hal
ini berfungsi untuk mengetahui panjang jarak akhir resapan
- Angkat pipa ukur dari galian sebelumnya, Dan hasil tes pengujian akan di
serahkan ke kantor laboratorium yang akan dicek kadar air, kadar lumpur serta
gradasi.
- Untuk pengujian kadar lumpur dan gradasi dilakukan setiap 5 layer
- Pengujian density dan permeability dilakukan setiap layer.

5.) Density & Permeability Test (Filter Kasar).

a.) Field Density Test

- Menentukan titik lokasi yang akan di uji.


- Pasang ring sesuai titik lokasi dengan diameter ring 45 cm
- Dilakukan proses penggalian di ring dengan kedalaman 45 cm
- Ambil hasil galian kumpulkan pada wadah, lalu timbang.
- Ukur hasil galian mulai dari kedalaman serta diameter,bawah,atas,tengah.

25
- Ambil plastic lalu letakkan di dalam galian
- Masukan air dengan menggunakan timba ukur sampai memenuhi volume galian.

b.) Field Permeability Test.

- Kumpulkan agregat batu


- Masukan agregat batu yang sudah dikumpulkan tadi ke dalam galian sampai
memenuhi volume galian serta pasang pipa alat ukur ,bebatuan berfungsi juga
untuk menyangga pipa agar tetap diposisi tegak.
- Masukan air ke dalam galian menggunakan timba ukur untuk menentukan berapa
liter air yang harus diisi agar air memenuhi permukaan galian,untuk 1 timba ukur
berukuran besar dapat menampung debit air 21 liter, yang kecil 5 liter.
- Didalam pipa tersebut terdapat sumbu ukur yang berfungsi untuk mengetahui
penurunan resapan air,dan sumbu ukur akan mengikuti pergerakan permukaan air.
- Setelah air terisi penuh ke permukaan,disaat itu pula sumbu ukur ditandai
menggunakan bolpoin untuk menandai i rata-rata permukaan air.
- Nyalakan stopwatch ,ukur resapan menggunakan stopwatch.
- Untuk filter kasar tidak ada batasan waktu karena daya serapnya yang sangat
cepat beda dengan filter halus yang membutuhkan waktu 3 menit ,jadi
kesimpulannya begitu air permukaan penuh berapa menitkah sumbu ukur
tersebut dapat menyentuh dasar galian.
- Setelah sampai dasar galian tandai kembali sumbu ukur menggunakan bolpoin,hal
ini berfungsi untuk mengetahui panjang akhir resapan.
- Angkat pipa ukur dari galian sebelumnya, Dan hasil tes pengujian akan di
serahkan ke kantor laboratorium yang akan dicek kadar air, kadar lumpur serta
gradasi.
- Untuk pengujian kadar lumpur dan gradasi dilakukan setiap 5 layer.
- Pengujian density dan permeability dilakukan setiap layer.

26
3.3 FOTO KEGIATAN

Foto 1.1

Kegiatan Density Test di zona 1 Clay maindam

27
Foto 1.2
Kegiatan Density Test di zona 1 Clay maindam

Foto 1.3
Kegiatan Pengujian Gradasi di Quarry

28
Foto 1.4
Kegiatan Pengujian Gradasi di Quarry

Foto 1.5
Kegiatan Density test & Permeability Test dizona 2b Filter kasar maindam.

29
Foto 1.6
Kegiatan Density test & Permeability test dizona 2b Filter kasat maindam.

Foto 1.7

30
Kegiatan Density Test & Permeability Test dizona 2a Filter halus maindam..

Foto 1.8
Kegiatan Density Test & Permeability Test di zona 2a Filter halus maindam

BAB IV 
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan kegiatan PKL ini, sangat banyak pengalaman dan ilmu pengetahuan yang
kami dapatkan. Jika di sekolah kita diajarkan bermacam-macam teori kejuruan, maka ketika
PKL, teori itu akan digunakan sebagai dasar dalam melaksanakan suatu kegiatan (Praktik). Pada
intinya, kegiatan PKL sangat berguna untuk mengembangkan apa yang diajarkan di sekolah.
PKL bisa disebut sebagai pelengkap dan proses pematangan atau pemantapan kelak saat sudah
berkecimpung dalam dunia kerja. PKL dapat menunjang siswa untuk menjadi tenaga kerja
menengah yang ahli dan professional dalam bidangnya yang mampu memenuhi pasar nasional
atau bahkan internasional.

4.2 Saran
Untuk adik kelas yang nantinya akan melaksanakan kegiatan PKL, mungkin sedikit saran berikut
ini bisa bermanfaat:

1. Jaga nama baik diri sendiri dan sekolah.

31
2. Utamakan keselamatan kerja.
3. Gunakan waktu sebaik-baiknya.
4. Tetap semangat dan jangan putus asa.

BAB V.
PENUTUP

Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, rahmat, serta hidayah-
Nya sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan PKL ini sampai selesai. Karena tanpa nikmat-
Nya, mungkin kami belum tentu bisa menyelesaikan kegiatan ini sampai akhir.

Dengan ini, kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung dan
membantu mensukseskan pelaksanaan PKL ini, karena tanpa dukungan dan bantuan dari mereka
mungkin pula kami belum tentu bisa menyelesaikan kegiatan PKL ini.

32
DAFTAR PUSTAKA

SMK Negeri 3 Boyolangu, Tulungagung. Buku panduan pelaksanaan Praktik kerja Lapangan
( PKL ). Modul Teknik Konstruksi Gedung Santitasi dan Perawatan sebagai pendukung yang
kuat untuk melaksanakan PKL.

LAMPIRAN  
A. Daftar Riwayat Hidup Penulis ......................................................................           vii

B. Dokumentasi Selama Prakerin ....................................................................            viii

33

Anda mungkin juga menyukai