Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PROGRAM KEAHLIAN DESAIN PERMODELAN DAN INFORMASI


BANGUNAN
TAHUN 2022-2023

PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR PELAT LANTAI


PADA PROYEK PEMBANGUNAN
RUMAH TINGGAL

PT. ELOK KOKOH ABADI

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi


laporan praktik kerja lapangan (PKL)

Oleh :
Abdul Mulki
NIS : 120213945

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 GUNUGGURUH
Jl. Veteran Km.4 Cisaat Desa Cibolang Kec. Gunungguruh (0266) 239392
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Industri (Prakerin) yang disusun oleh :
Nama : Abdul Mulki
NIS : 120213945
Kelas : XII DPIB 1
Kompetensi Keahlian : Desain Permodelan Informasi Bangunan
Lokasi Praktik : Jl. Imam Bonjol no.51 Menteng Jakarta Pusat
Tanggal pelaksanaan : 20 Januari – 20 April 2022
yang berjudul :
PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR PELAT LANTAI
PADA PROYEK PEMBANGUNAN
RUMAH TIGA LANTAI
Telah disetujui dan disahkan pada
Hari : .......................................
Tanggal : ......................................
Pembimbing Intern Pembimbing ekstern

Sunardi S.T. Yanuar Iskak


NIP.197702272006041003 -

Mengetahui
KEPALA SMKN 1 GUNUNGGURUHH

Ai Sumarni S.Pd, M,M,Pd


NIP.196811202003122004
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan tugas laporan
praktik kerja lapangan (PKL). Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas laporan pada praktik kerja lapangan, selain itu, laporan ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak ibu guru, dan semua pihak
pkl yang telah membantu penulis baik secara moral maupun materi. Terima kasih
juga saya ucapkan kepada semua karyawan kerja yang telah mendukung penulis
sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.

Penulis menyadari, bahwa laporan yang penulis buat ini masih jauh dari
kata sempurna baik segi penyusun, bahasa, maupun penulisan. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
yang akan datang.

Semoga laporan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1


1.1. Latar Belakang ................................................................................1
1.2. Tujuan .............................................................................................2
1.3. Manfaat ...........................................................................................3

BAB II URAIAN UMUM .....................................................................................4


2.1. Sejarah Berdirinya Institusi .............................................................4
2.2. Struktur Organisasi ..........................................................................5
2.3. Denah Lokasi Institusi .....................................................................6
2.4. Disiplin Kerja ..................................................................................7
2.5. Pemeliharaan Peralatan Kerja .........................................................7
2.6. Keselamatan Kerja dan Lingkungan Kerja .....................................7

BAB III URAIAN KHUSUS ................................................................................8


3.1. Judul Pekerjaan ...............................................................................8
3.2. Landasan Teori ................................................................................8
3.3. Kompetensi Yang Dicapai...............................................................9
3.4. Permaslahan Yang Dihadapi .........................................................10
3.5. Pemecahan Masalah ......................................................................10
3.6. Persiapan Alat, Bahan dan Keselamatan Kerja .............................10
3.7. Uraian Langkah Kerja dan Gambar kerja .....................................11

BAB IV PENUTUP .............................................................................................20


4.1. Kesimpulan ...................................................................................20
4.2. Saran .............................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 struktur organisasi ...............................................................................4

Gambar 2.2 denah lokasi institusi ...........................................................................5

Gambar 3.1 penentuan elevasi pelat lantai ............................................................12

Gambar 3.2 pemasangan scaffolding ....................................................................13

Gambar 3.3 pemasangan bekisting .......................................................................13

Gambar 3.4 pemasangan tulangan pelat lantai ......................................................14

Gambar 3.5 pembersihan menggunakan air compressor ......................................15

Gambar 3.6 pengecoran pelat lantai ......................................................................16

Gambar 3.7 pembongkaran bekisting ...................................................................17

Gambar 3.8 perawatan beton menggunakan curing compound ............................18


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Prakerin atau Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan untuk melatih dan
memberikan pengajaran kepada siswa untuk melatih dan memberikan pengajaran
kepada siswa dalam Dunia Industri dan Dunia Usaha yang relavan terkait
kompetisi keahlian masing masing. Selain itu prakerin juga bertujuan untuk
memberikan bekal ilmu dalam dunia kerja agar dimasa mendatang para siswa
dapat bersaing dalam dunia industri yang semakin ketatseperti saat ini, untuk
mempersiapkan siswa agar memiliki kemampuan teknis dengan wawasan yang
luas dan fleksibel di era kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, meningkatkan
mutu dalam sekolah menengah kejuruan (SMK), serta mengasah dan
mengimplementasikan materi yang diperoleh siswa dari sekolah masing masing
terkait jurusan.
Kegiatan prakerin merupakan salah satu bentuk kegiatan dari sekian
banyak visi dan misi SMKN 1 Gunungguruh dalam mempersiapkan siswa dan
siswinya untuk memasuki dunia industri dan dunia usaha (DU/DI) nantinya.
Dunia industri dan dunia usaha tersebut tentunya tidak dapat diperoleh dengan
mudah, maka dari itu para siswa tidak hanya dibekali dengan teori belajar saja
tetapi juga pemahaman tentang linkungan yang akan mereka hadapi setelah lulus
sekolah. Kegiatan prakerin dilaksanakan sesuai dengan kemampuan atau kejuruan
yang terdapat pada masing masing siswa.

Alasan penting dalam kegiatan PKL (Praktik Kerja Lapangan) yaitu:

1. Mengasah keterampilan yang di berikan Sekolah Menengah Kejuruan


(SMK).
2. Menambah keterampilan, pengetahuan, gagasan gagasan seputar dunia
usaha serta industri yang profesional dan handal.
3. Membentuk pola pikir siswa siswi agar terkonstruktif baik serta
memberikan pengalaman dalam dunia industri maupun dunian kerja.
Alasan penulis mengambil judul “Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pelat Lantai
Pada Proyek Pembuatan Rumah Tiga Lantai” yaitu :

Memperkenalkan bekerja berada di lapangan proyek pembuatan rumah tiga


lantai
1. Menambah wawasan bagaimana bekerja di proyek pembuatan rumah tiga
lantai
2. Mengetahui bagaimana bekerja di proyek pembuatan rumah tinggal tiga
lantai

1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
1) Meningkatkan kemampuan siswa mengenai desain permodelan
dan informasi bangunan
2) Membiasakan siwa memasuki lapangan kerja dan menerapkan
sikap profesional
3) Memperoleh wawasan tentang dunia kerja yang relavan
dibidang keahliannya
4) Meningkatkan dorongan dan semangat untuk menggali
wawasan di bidang tertentu sesuai keahliannya
5) Mendidik siswa disiplin dan bertanggung jawab dengan tugas
tugas yang diberikan

2.2.1. Tujuan Khusus


1) Membiasakan bekerja berada di lapangan proyek pembuatan
rumah tiga lantai
2) Untuk memenuhi tugas praktik kerja lapangan (PKL)
Berkesempatan meningkatkan kemampuan yang dimiliki siswa
1.3 Manfaat

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti memiliki manfaat demikian pula


dengan kegiatan praktik kerja lapangan yang telah selesai dilaksanakan. Manfaat
praktik kerja lapangan sendiri memang sangat penting bagi siswa, sekolah dan
perusahaan

Manfaat bagi siswa sendiri yaitu diantaranya :


a. Melatih kedisiplinan, tanggung jawab, inisiatif, kreatifitas,
motivasi kerja, kerja sama, tingkah laku, etika dan sopan
santun
b. Melatih kedewasaan bagaimana cara berfikir untuk dewasa dan
melatih siswa untuk berfikir lebih jauh lagi dalam wawasan di
bidang keahliannya
c. Mendorong siswa untuk meningkatkan keahlian profesional
pada tingkat yang lebih tinggi
Manfaat bagi sekolah sendiri yaitu diantaranya :
1. Meningkatkan citra sekolah
2. Memberikan parsitipasi dan tenaga kerja bagi perusahaan
3. Meningkatkan popularitas sekolah di mata masyarakat
4. Menjalankan kewajiban undang undang

Manfaat bagi perusahaan sendiri yaitu diantaranya :


1. Dapat mengenal lebih berkusalitas peserta didik / siswa
yangberlatih di instansi / industri
2. Dapat ikut serta dalam upaya memajukan
pendidikankhususnya pengembangan sumber daya manusia
3. Meningkatkan citra perusahaan
4. Mendapatkan sudut pandang dari luar
BAB II

URAIAN UMUM

2.1 Sejarah Berdirinya Institusi

PT. Elok Kokoh Abadi merupakan perusahaan konsultan jasa arsitek yang
menyediakan jasa desain yang berdiri pada tahun 2012 dengan nama PT. Elok
Kokoh Abadi. Eka Hendrawan mempunyai hobi mendesain, lalu kemudian
menjadi kesukaan belajar membangun, kemudian belajar jadi pemborong, karena
permintaan dilihat semakin banyak maka Eka Hendrawan mendirikan badan usaha
dengan nama PT. Elok Kokoh Abadi (EKA Construction). Kemudian pada tahun
2017 PT. EKA memperluas dengan menambah property agency dan konstruksi.
PT. EKA memanfaatkan seni berkelas dan teknologi tinggi dalam (2D) yang
mendekati realita dengan ukuran skala riil sehingga memudahkan para klien untuk
memahami bagaimana bentuk bangunan bahkan sebelum bangunan itu terbangun.
2.2 Struktur Organisasi
2.3 Denah Lokasi Institusi
PT. Elok Kokoh Abadi beralamat di jalan Imam Bonjol no.51
MentengJakarta Pusat

Gambar 2.3 Denah Lokasi proyek pembangunan PT. EKA Construction


Sumber : https://maps.app.goo.gl/LeduFwfKDGSKQKQ69
2.4 Disiplin Dalam Kerja
Disiplin kerja harus sesuai dengan peraturan yang berlaku antara lain :
a) Penampilan harus rapih dan sopan dalam bekerja
b) Menerima dan mengerjakan pekerjaan yang diberikan perusahaan
dan selesai pada waktu yang telah ditentukan
c) Menerapkan sikap rendah diri dan sopan ketika berbicara

2.4.1. Kehadiran
a) Setiap karyawan yang masuk kerja diwajibkan melakukan
pengabsenan terlebih dahulu
b) Setiap karyawan yang meninggalkan perusahaan atau ada
keperluan untuk keluar, maka diwajibkan untuk melaporkan
terlebih dahulu
2.4.2 Jam Kerja
a) Hari senin – jumat : pukul 08.00-17.00
b) Hari sabtu : pukul 08.00-16.00
c) Istirahat, solat, makan : pukul 12.00-13.00

2.5 Pemeliharaan Peralatan Kerja


1. Jack hammer : perawatan jack hammer dilakukan setiap beberapa minggu
sekali atau di cek secara berkala secara preventif. Karena biasanya pada
jack hammer yang akan cepat meminta spare part ganti adalah sepul. Sepul
akan habis dan harus diganti sesuai penggunaan. Jika penggunaannya
selama 1 bulan full maka dalam 1 bulan itu harus di ganti.

2. Gerinda : perawatan gerinda jangan langsung mematikan mesin saat


selesai mengoperasikan gerinda, ganti grease / gemuk secara berkala,
bersihkan bodi bagian dalam dan armaturenya secara berkala, ganti carbon
brush sebelum benar benar habis.

3. Mesin Bor : perawatan mesin bor harus sesuai dengan fungsinya.


Simpanlah bor ditempat yang kering dan tidak lembab serta memiliki
sirkulasi udara yang lancar.

4. Planer Blade : perawatan mesin ketam harus selalu bersihkan mesin dan
cek gear mesin, jika mesin terlalu kotor akan mengganggu kinerja mesin
yang mengakibatkan suara mesin semakin berisik, dan jangan lettakan
mesin ditumpukkan serbuk kayu.

5. Vibrator : perawatan vibrator harus melakukan pengecekan secara teliti


dan terjadwal. Pengecekan dilakukan pada mesin inti, selang, filter udara,
serta alat penggetar, hal ini guna memastikan mesin dalam kondisi yang
baik dan tidak ada kerusakan, sehingga pada saat digunakan mesin dapat
bekerja dengan maksimal.
BAB III

URAIAN KHUSUS

3.1. Judul Pekerjaan

“Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pelat Lantai Pada Proyek Pembuatan


Rumah Tiga Lantai”
3.2. Landasan Teori
3.2.1 Pelat
Pelat lantai merupakan salah satu komponen struktur konstruksi pada
suatu bangunan, baik itu gedung perkantoran maupun rumah tinggal, bisa
juga bisa juga menjadi struktur konstruksi pada jembatan. Umumnya, pelat
lantai dibangun dengan konstruksi beton bertulang sebagai dasar utamanya.
Pelat lantai adalah struktur yang pertama kali menerima beban, baik itu
beban mati maupun beban hidup yang kemudian menyalurkannya ke sistem
struktur rangka yang lain. Ketebalan pelat lantai disesuaikan dengan
beberapa hal, diantaranya :
1. Beban yang akan ditumpu
2. Jarak antar balok penumpu
3. Bahan yang digunakan
4. Besar lendutan yang diijinkan
Menurut sudarmoko (1996) pelat adalah elemen horizontal struktur
yang mendukung beban mati maupun beban hidup dan menyalurkannya
kerangka vertikal dari sistem struktur. Pelat dipakai pada struktur arsitektur,
jembatan, struktur hidrolik, perkerasan jalan, pesawat terbang, kapal, dan
lain sebagainya.
Asroni (2010) menyatakan, pelat beton bertulang adalah struktur tipis
yang dibuat dari beton bertulang dan dengan bidang yang arahnya
horizontal, dan beban yang bekerja tegak lurus pada bidang struktur
tersebut. Pelat beton bertulang ini sangat kaku dan arahnya horizontal,
sehingga berfungsi sebagai diafragma/unsur perilaku horizontal yang
sangat bermanfaat untukmendukung ketegaran balok portal.

Pelat merupakan sebuah bidang datar yang lebar, biasanya mempunyai


arah horizontal dengan permukaan atas dan bawahnya sejajar atau
mendekati sejajar. Pelat ditumpu oleh gelagar atau balok (biasanya menjadi
satu kesatuan dengan gelagar tersebut) oleh dinding pasangan batu atau
dinding beton bertulang, oleh batang-batang struktur baja, secara langsung
oleh kolom-kolom atau tertumpu secara menerus oleh tanah (George (1993)
dalam Usman (2008)).
Sumber : https//docplayer-info.cdn.ampproject.org

3.2.2 Fungsi Pelat


Pelat lantai memiliki beberapa fungsi di antaranya adalah sebagai
berikut :
1. Sebagai pemisah ruang bawah dan ruang atas,
2. Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas,
3. Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang baawah,
4. Meredam suara dari ruang atas maupun di ruang bawah,
5. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal, dan
6. Menambah kekakuan bangunan pada arah vertikal.
Sumber : https//docplayer-info.cdn.ampproject.org
3.2.3 Pembebanan Pelat
Dalam melakukan analisis desain suatu struktur bangunan, perlu adanya
gambaran yang jelas mengenai perilaku dan besar beban yang bekerja pada
struktur. Struktur bangunan berfungsi menahan beban (load) tertentu
disamping harus menahan beratnya sendiri. Beban-beban yang
diperhitungkan adalah beban hidup (Ql) dan beban mati (Qd) yang diterima
oleh sistem struktur.
1. Beban Mati (Qd)
Beban mati adalah semua beban yang berasal dari berat bangunan
termasuk segala unsur tambahan tetap yang merupakan satu kesatuan
dengannya. Berikut merupakan beban mati dari berat sendiri material atau
bahan bangunan dan komponen struktur sesuai dengan SNI- 1727-
2013.

Tabel 3.1 Tabel Berat Sendiri Bahan Bangunan dan Komponen


Gedung
Berat volume Tebal
Jenis Material
(kg/m2/cm) (cm)
Keramik (1 cm) 24 1
Spesi (5 cm) 21 5
Pasir (5 cm) 18 5
Plafon 20
Instalasi listrik dan plumbing 20
Sumber : SNI-1727-2013

2. Beban Hidup (Ql)


Beban hidup adalah semua beban tidak tetap, kecuali beban angin, beban
gempa dan pengaruh-pengaruh khusus yang diakibatkan oleh selisih suhu,
pemasangan (erection), penurunan pondasi, susut dan pengaruh-pengaruh
khusus lainnya. Beban hidup diperhitungkan berdasarkan perhitungan
matematis dan menurut kebiasaan yang berlaku pada pelaksanaan
konstruksi di Indonesia. Beban hidup yang digunakan dalam perancangan
gedung dan struktur lain harus beban maksimum yang diharapkan terjadi
akibat penghunian dan penggunaan bangunan gedung, akan tetapi tidak
boleh kurang dari beban merata minimum yang ditetapkan dalam Tabel 4-
1 SNI-1727-2013.
Komponan struktur yang memiliki nilai faktor elemen (KLL) yang dapat
dilihat pada Tabel 3.1 Faktor elemen beban hidup, KLL dan luas tributari
(AT) adalah 400 ft2 (37,16 m2) atau lebih diizinkan untuk dirancang dengan
beban hidup tereduksi sesuai dengan rumus berikut:

L = Lo (O,25 +4,57/√Kll At)

Sumber : https//docplayer-info.cdn.ampproject.org
3.3 Kompetensi Yang Dicapai

Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan ini saya bisa menambah ilmu lebih
banyak lagi dan saya lebih mengerti betul tentang dunia kerja yang begitu indah
walaupun terkadang menyulitkan, tempat praktik saya memang tidak cocok
dengan keahlian saya. Tapi dengan ketidak cocokan itulah saya jadi tahu bahwa
dunia kerja itu luas, sehingga semua hal yang ada didalamnya itu luas, sehingga
semua hal yang ada didalamya itu penting dan sangat dibutuhkan.

3.4 Permasalahan Yang Dihadapi

Masalah yang sering saya hadapi ketika Praktek Kerja Lapangan adalah
ketika saya sedang diberikan tugas dengan pembimbing satu, kemudian
pembimbing yang lain juga memberikan tugas yang lain. Jadi tugas saya sering
bertabrakan.

3.5. Pemecahan Masalah

Salah satu cara saya untuk memecahkan masalah yang ada ialah dengan
langsung saya kerjakan kedua-duanya itu jika keaadaan memungkinkan, tapi jika
keadaan tidak memungkinkan saya melihat mana tugas mana yang paling penting
yang harus didahulukan. Jadi saya kerjakan bergantian.

3.6. Persiapan Alat, Bahan dan Keselamatan Kerja

Setiap kegiatan atau pekerjaan pasti membutuhkan alat dan bahan yang
nantinya dipakai untuk membantu pekerjaan agar lebih mudah dan cepat
dikerjakan, tidak lupa untuk keselamatan kerjanya oleh karena itu berikut
persiapan alat, bahan dan keselamatan kerja yang dibutukan :

3.6.1. Persiapan Alat dan Bahan

1) Meteran

2) Pencil

3.6.2. Keselamatan Kerja

1) Helm pelindung
2) Sepatu Boots

3) Sarung tangan

4) Masker pelindung

3.7. Uraian Langkah Kerja Dan Gambar Kerja

3.7.1. Penentuan Elevasi Pelat Lantai

Penentuan elevasi balok dan pelat lantai harus dilakukan secara cermat
dan teliti agar menghasilkan elevasi yang sama. Penentuan ini dilakukan dengan
mengukur dari kolom atau dinding yang telah dimarking terlebih dahulu. Berikut
urutan untuk menentukan elevasi balok dan pelat lantai

dinding yang telah di-marking terlebih dahulu. Berikut urutan untuk


menentukan elevasi balok dan pelat lantai:
1. Buat marking (garis pinjaman) setinggi 1 meter pada kolom menggunakan
meteran yang diukur dari tinggi elevasi lantai.
2. Kemudian digunakan waterpass untuk membuat marking pada beberapa
kolom lainnya, di mana kolom yang telah di-marking tersebut akan
digunakan sebagai titik koordinat untuk mengukur dan mengecek elevasi
balok dan pelat lantai.
3. Dari marking tersebut, waterpass diletakkan di posisi yang sesuai untuk
mengecek elevasi balok dan pelat lantai, kemudian diukur ketinggian
elevasi dasar bekisting balok dan pelat lantai.
4. Dari dasar balok dan pelat lantai tersebut diukur ketinggian balok dengan
menambahkan nilai ketinggian marking dengan tinggi balok untuk bacaan
yang dibaca pada waterpass.
Sumber: Gambar1. Penentuan Elevasi Pelat Lantai

3.7.2. Pemasangan Scaffolding

Sebelum melakukan pembuatan bekisting pelat lantai, terlebih dahulu


mengukur dan menghitung luasan balok dan pelat lantai untuk menentukan berapa
kebutuhan scaffolding/perancah yang akan digunakan, kemudian pelaksanaan
pembuatan bekisting pelat lantai dapat dilakukan. Berikut urutan pemasangan
scaffolding:
1. Memasang Jack Base (JB)
2. Memasang Main Frame (MF)
3. Memasang Cross Brace (CB)
4. Memasang u-head
5. Memasang gelagar arah memanjang
6. Memasang suri-suri
7. Memasang hollow dan bodeman
8. Memasang tembereng
9. Memasang segitiga penyanggah
10. Memasang gelagar arah memanjang dan arah melintang
Sumber: Gambar 2. Pemasangan Scaffolding

3.7.3. Pemasangan Bekisting


Bekisting pelat lantai dibuat bersamaan dengan pembuatan bekisting balok.
Alas bekisting pelat lantai terbuat dari plywood. Tahapan-tahapan pekerjaan
pemasangan bekisting pelat lantai, yaitu:
1. Pembuatan bekisting disesuaikan dengan gambar yang telah direncanakan.
2. Pemasangan bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat, sesuai dengan
design dan standard yang telah ditentukan.
3. Pasang papan plywood bekisting secara lurus dan harus rapat dengan
papan yang lain agarkedap air.
4. Papan plywood disambung dengan menggunakan paku.

Sumber: Gambar 3. Pemasangan Bekisting


Tahapan pekerjaan bekisting ini sangat perlu diperhatikan karena dampak
langsung pada pekerjaan-pekerjaan lainnya. Terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pekerjaan bekisting, yaitu:
1. Bekisting dipasang dengan rapat, sehingga mempunyai bentuk yang tetap
dan tidak terjadikebocoran.
2. Bekisting harus terbuat dari bahan yang baik dan tidak mudah diresapi oleh
air atau adukan beton apabila melakukan pengecoran.
3. Setelah semua selesai dipasang, perlu dicek kembali secara merata dari
cetakan agar dimensinya sesuai dengan direncanakan

3.7.4. Pembesian
Pekerjaan pembesian atau Pemasangan tulangan pada pelat lantai dan balok
dilakukan secara bersamaan dan dilakukan langsung di tempat setelah
pemasangan bekisting pelat lantai dan balok. Tahapan pemasangan tulangan pelat
lantai adalah sebagai berikut:
1. Dipasang tulangan bawah lapis 1 diatas beton decking dengan ketebalan 2
cm. Tulangan ini dipasang melewati tulangan atas balok.
2. Dipasang tulangan bawah lapis 2 diatas lapis 1 dengan arah tegak lurus
lapis 1 kemudian persilangan tulangan diikat dengan kawat beton.
3. Untuk mendapatkan jarak tertentu antara tulangan atas dan bawah dipasang
tulangan kaki ayam yaitu potongan besi yang dipotong sedemikian rupa
sehingga dapat menjaga jarak antara tulangan atas dengan tulangan bawah
pelat.

Sumber: Gambar 4. Pemasangan Tulangan Pelat Lantai


3.7.5. Pengecekan Tulangan
Pengecekan dilakukan pada tulangan dan bekisting untuk mencegah agar
tidak ada kesalahan ketika sudah dilakukan pengecoran. Pengecekan yang
dilakukan meliputi ukuran bekisting lebar dan tinggi, pemeriksaan elevasi dan
kelurusan bekisting, pemeriksaan sambungan pada bekisting dan pengecekan agar
tidak ada serpihan kayu dan paku pada pelat lantai yang akan dicor.

Setelah proses yang sebelumnya telah selesai maka selanjutnya adalah proses
pembersihan. Pembersihan dilakukan pada daerah yang akan dicor dengan
menggunakan air compressor, hal ini dilakukan dengan tujuan agar cetakan
bersih, sehingga kotoran tidak mempengaruhi kekuatan lekat antara tulangan dan
beton.

Sumber: Gambar 5. Pembersihan Menggunakan Air Compressor


3.7.6. Proses Pengecoran
Pekerjaan pengecoran diadakan setelah pemeriksaan dan pembersihan area
pengecoran dilakukan. Proses pelaksanaan pengecoran pelat lantai dapat
dilakukan degan sebagai berikut:
1. Sebelum dicor antara beton baru dan beton lama diberi calbond (lem beton)
terlebih dahulu agar beton saling mengikat.
2. Beton dari truk ready mix di alirkan ke concrete pump.
3. Dari concrete pump beton ready mix akan dipompa dan dialirkan ke elemen
struktur yang akan dicor. Pompa dapat disesuaikan dengan cara disambung
atau dilepas, serta terdapat pemutar pipa sehingga penuangan beton dapat
dilakukan secara merata.
4. Segera setelah beton di tuang, maka beton diratakan dengan penggaruk
agar beton dapat tersebar secara merata. Setelah itu, akan dilakukan
pemadatan dengan menggunakan concrete vibrator.
5. Pemadatan beton dilakukan untuk mengeluarkan udara yang terperangkap
dalam beton sehingga beton dapat menjadi lebih padat dan menghasilkan
mutu beton yang baik. Pemadatan tidak boleh terlalu lama untuk
menghindari terjadinya bleeding, biasanya pemadatan tidak boleh
dilakukan lebih dari 30 detik.
6. Setelah beberapa saat, maka permukaan beton akan diratakan dan
diperhalus menggunakan papan kayu.

Sumber: Gambar 6. Pengecoran Pelat Lantai


3.7.7. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran dapat dilakukan saat beton telah melewati tahap hidrasi dan
memiliki kekuatan untuk menahan beban yang bekerja. pembongkaran bekisting
dilakukan pada saat umur beton telah 7 hari dengan syarat balok dan pelat lantai
harus di pasang pipa penyangga ini dimaksudkan untuk mengurangi lendutan
akibat beban pelaksanaan pada lantai di atasnya. Untuk pembongkaran bekisting
pada balok dan kolom, dimulai dengan membongkar acuan scaffolding dan
dilanjutkan dengan pelepasan bekisting, lalu pipa penyangga dilepas setelah
berumur 28 hari.

Sumber: Gambar 7. Pembongkaran Bekisting

3.7.8. Perawatan
Perawatan beton atau curing yang bertujuan untuk menjaga supaya beton tidak
terlalu cepat kehilangan air, atau sebagai tindakan menjaga kelembaban dan suhu
beton, segera setelah proses finishing beton selesai dan waktu total setting tercapai.
Beberapa metoda yang mudah digunakan untuk curing/perawatan beton di
lapangan, antara lain:
1. Membasahi permukaan beton secara berkala dengan air supaya selalu
lembab selamaperawatan.
2. Merendam beton dengan air.
3. Membungkus beton dengan bahan yang dapat menahan penguapan air.
4. Menutup permukaan beton dengan bahan yang dapat mengurangi penguapan
air dan dibasahi secara berkala.
5. Menggunakan material khusus untuk perawatan beton seperti curing
compound

Sumber: Gambar 8. Perawatan Beton Menggunakan Curing Compound


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kerja praktek yang dilaksanakan penulis pada Proyek Pembangunan Rumah
tinggal ini memberikan pengamatan dan pengalaman yang dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Tahapan pembangunan proyek konstruksi dapat diketahui selama kerja praktek
yang dimulai dari tahap persiapan, pekerjaan struktur bawah, dan pekerjaan
struktur atas. Tahapan struktur atas terdiri dari pekerjaan kolom, Shear wall,
balok, dan pelat lantai.
2. Peralatan dan material yang digunakan pada Proyek Pembangunan Rumah
Tinggal ini adalah tower crane, theodholite, waterpass, scaffolding,
excavator, Mixer Truck, concrete pump, concrete bucket, air compressor,
Dump Truck, bar bending dan bar cutter. Sedangkan material yang
digunakan adalah baja tulangan, calbond, semen, beton decking, kawat
bendrat, wiremesh.
3. Manajemen konstruksi yang digunakan dalam proyek seperti pengendalian
mutu, biaya, dan waktu, serta mengetahui struktur organisasi proyek serta
pembagian tugasnya.
4. Pelat lantai yang digunakan pada Proyek Pembangunan Rumah tinggal ini
adalah pelat lantai beton. Adapun metode pelaksanaan pekerjaan pelat lantai
yang dilakukan adalah penentuan elevasi, pemasangan scaffolding,
pemasangan bekisting, pembesian, pengecekan, pengecoran, pembongkaran
bekisting, dan perawatan.

4.2 Saran

Pada akhir dari bagian karya tulis ini, saya akan menyampaikan saran baik
untuk pihak sekolah maupun bagi pihak industri tentang pelaksanaan Praktik
Kerja Lapangan ( PKL ).
4.2.1. Untuk Sekolah

1. Pemantauan terhadap siswa – siswi yang sedang Praktik Kerja


Lapangan maupun yang akan melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan agar lebih ditingkatkan lagi untuk meyakinkan pihak
perusahaan terhadap program Praktik Kerja Lapangan.

2. Dalam pembekalan materi fisik maupun mental agar lebih


ditingkatkan terutama untuk pembinaan siswa – siswi.

3. Dan juga guru – guru selalu memberikan motivasi, bimbingan dan


keringanan pada siswa – siswi yang sedang melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan.
4.2.2. Untuk Perusahaan

1. Diharapkan agar kerjasama antar sekolah dengan perusahaan lebih


ditingkatkan dengan banyak memberi peluang kepada siswa – siswi
SMK untuk Praktik Kerja Lapangan ( PKL ).

2. Untuk para karyawan lebih ditingkatkan lagi lagi motivasi dan


kedisiplinanya dalam bekerja.

3. Hubungan karyawan dengan siswa – siswi Praktik Kerja Lapangan


diharapkan selalu terjaga keharmonisannya agar dapat tercipta
suasana kerjasama yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
S.Sholehah. ( 2018 – 2022 ). Pengertian pelat lantai.
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/11985/05.3%20bab%20
3.pdf?sequence=7&isAllowed=y
Klien. ( 2020 – 2022 ). PT. Elok Kokoh Abadi
https://www.constructionplusasia.com
Jurnal+3 ( 2017 – 2022 ). Kesimpulan
https://kartinihalief.staff.gunadarma.ac.id
LAMPIRAN 1 GAMBAR KERJA
LAMPIRAN 2 ABSENSI
LAMPIRAN 3 LEMBAR
BIMBINGAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DPIB
SMK NEGRI 1 GUNUNGGURUH TAHUN 2022

Anda mungkin juga menyukai