GARMEN INDONESIA
Dosen Pengampu :
Ibu Dra. Hj. Anik Lestari Andjarawati, M.M.
Disusun oleh :
Kelompok 8 / Manajemen 2017 B
Penulis
ii
Daftar Isi
Halaman Sampul...............................................................................................i
Kata Pengantar .................................................................................................ii
Daftar Isi ..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................2
1.4 Manfaat.......................................................................................................2
1.5 Metode Pengambilan Data..........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Profil Perusahaan........................................................................................3
2.2 Visi Perusahaan..........................................................................................3
2.3 Misi Perusahaan..........................................................................................3
2.4 Tujuan Perusahaan......................................................................................3
2.5 Sasaran Perusahaan.....................................................................................3
2.6 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal...............................................4
2.6.1 Analisis Lingkungan Internal...........................................................4
2.6.2 Analisis Lingkungan Eksternal.........................................................5
2.7 Analisis SWOT pada Perusahaan...............................................................8
2.7.1 Anailisis Kekuatan dan Kelemahan...................................................8
2.7.2 Analisis Peluang dan Ancaman.........................................................8
2.8 Analisis dan Pilihan Strategi untuk Perusahaan.........................................9
2.8.1 Tahap Input.........................................................................................12
2.8.2 Tahap Pencocokan..............................................................................14
2.8.3 Tahap Keputusan................................................................................15
2.8.4 Pilihan Strategi yang Sesuai untuk Kebutuhan...................................15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................16
3.2 Saran Strategi..............................................................................................16
Daftar Pustaka...................................................................................................17
Lampiran
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
9. Bagaimana bentuk rencana kebijakan, program dan kegiatan untuk
perusahaan PT Vido Garmen Indonesia ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui profil perusahaan PT Vido Garmen Indonesia.
2. Mengetahui Visi perusahaan PT Vido Garmen Indonesia.
3. Mengetahui Misi perusahaan PT Vido Garmen Indonesia.
4. Mengetahui tujuan perusahaan PT Vido Garmen Indonesia.
5. Mengetahui sasaran perusahaan PT Vido Garmen Indonesia.
6. Mengetahui analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan PT Vido
Garmen Indonesia.
7. Mengetahui analisis SWOT pada perusahaan PT Vido Garmen Indonesia.
8. Mengetahui analisis dan pilihan strategi untuk perusahaan PT Vido Garmen
Indonesia.
9. Mengetahui bentuk rencana kebijakan, program dan kegiatan untuk
perusahaan PT Vido Garmen Indonesia.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk PT Vido Garmen Indonesia, makalah ini diharapkan mampu
memberikan solusi strategi yang tepat untuk diterapkan sesuai dengan kondisi
yang sedang dihadapi.
2. Untuk pembaca, makalah ini diharapkan memberikan tambahan
pengetahuuan tentang PT Vido Garmen Indonesia dan strategi yang tepat
untuk dilakukan menurut analisis dari penulis.
3. Untuk penulis, makaah ini diharapkan menambah pengetahuan dan
menumbuhkan jiwa entreprenuership.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.6 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal
Realisasi misi perusahaan akan menjadi sulit dilakukan jika perusahaan
tidak berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya. Oleh karena itu, tindakan
untuk mengetahui dan menganalisis lingkungan eksternalnya menjadi sangat
penting karena pada hakikatnya kondisi lingkungan eksternal berada di luar
kendali organisasi. Selain pemahaman kondisi lingkungan eksternal, pemahaman
kondisi lingkungan internal perusahaan secara luas dan mendalam juga perlu
dilakukan. Oleh karena itu, strategi yang dibuat perlu bersifat konsisten dan
realistis sesuai dengan situasi dan kondisinya. Berdasarkan pemahaman
lingkungan internal ini, hendaknya kelemahan dan juga kekuatan yang dimiliki
perusahaan dapat diketahui. Selain mengetahui kekuatan dan kelemahan,
perusahaan perlu mencermati peluang yang ada dan memanfaatkannya agar
perusahaan memiliki keunggulan kompetitif. Perlu diingat bahwa bila peluang
disia-siakan, dapat saja peluang berbalik menjadi ancaman bagi perusahaan.
Logikanya karena peluang yang disia- siakan tadi dimanfaatkan oleh pesaing.
2.6.1 Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal perusahaan merupakan sekumpulan sumber daya,
kapabilitas dan kompetensi inti.Sumber daya, menurut Barney (1991) meliputi
semua aset seperti keahlian, proses organisasi, atribut, informasi dan pengetahuan
yang dikuasai oleh perusahaan dan yang menyebabkan perusahaan dapat
menyusun dan mengimplementasikan strategi yang meningkatkan efisiensi dan
efektivitas. Wheelen dan Hunger (2012) mendefinisikan sumber daya sebagai
aset, kompetensi, proses, keahlian atau pengetahuan yang dikendalikan oleh
perusahaan. Analisis internal meliputi aspek produksi, operasi, manajemen,
permodalan dan keuangan, pengem-bangan SDM, aspek pemasaran dan distribusi.
1. Pemasaran
PT Vido Garmen Indonesia melakukan pemasaran dengan menggunakan
sistem digital marketing (melalui Instagram, website dan YouTube). Saah
satunya melalui Email marketing kepada perusahaan untuk menawarkan
produk dari PT Vido Garmen Indonesia.
2. Sumber daya manusia
Dalam perekrutan karyawan, PT Vido Garmen Indonesia
melakukan perencanaanya terlebih dahulu, ini adalah cara perusahaan
merencanaan kebutuhan sumber daya manusia dalam perusahaan.
3. Produksi dan operasi
Dalam proses produksi, PT Vido Garmen Indonesia terlebih dahulu
melakukan perencanaan berupa perencanaan produksi yang dilakukan
perusahaan. Proses produksi dalam perusahaan perlu direncanakan dengan
baik untuk memperoleh hasil yang maksimal, pengerjaan proses produksi
dilakukan per bagian.
4
2.6.2 Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal diklasifikasikan menjadi lingkungan umum dan
lingkungan industri (Hubeis dan Najib, 2014). Pearce II dan Robinson Jr (2014)
membagi tiga sub kategori yang saling berkaitan, yaitu lingkungan jauh (remote
environment), lingkungan industri dan lingkungan operasi.Gupta (2013)
menyatakan menganalisis lingkungan umum menggunakan analisis Politic-legal
Economic Social and Technology (PEST). Analisis lingkungan industri
menggunakan Porter’s Five forces analysis.Lingkungan industri merupakan
tempat perusahaan tersebut bersaing. Kondisi persaingan suatu industri
bergantung kepada lima kekuatan dasar, yaitu ancaman pendatang baru, kekuatan
tawar menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli, produk substitusi dan
persaingan antar perusahaan sejenis (Porter dalam Pearce II dan Robinson 2014).
Hasil analisis lingkungan eksternal merupakan masukan untuk analisis selanjutnya
dengan External Factor Evaluation (EFE) matrix.
Analisis PEST
1. Aspek Politik-Hukum
Kebijakan penyederhanaan izin diharapkan bisa memberikan
kemudahan prosedural bagi eksportir dalam melakukan transaksi
perdagangan ke luar negeri. Pemerintah berupaya meningkatkan kinerja
ekspor dan menjaga stabilitas neraca perdagangan tahun ini melalui berbagai
cara. Sejumlah kebijakan tengah dikaji, di antaranya yaitu penyederhanaan
izin ekspor di kementerian teknis melalui pengurangan komoditi yang wajib
menyertakan Laporan Surveyor (LS) serta pengurangan pelarangan dan
pembatasan (Lartas) untuk beberapa komoditas. Menteri Perdagangan
Enggartiasto Lukita menyatakan kebijakan itu diharapkan bisa memberikan
percepatan dan kemudahan prosedural bagi eksportir dalam melakukan
transaksi perdagangan ke luar negeri. Sebab, eksportir bisa lebih mudah
melakukan ekspor tanpa perlu menduplikasi izin.
2. Aspek Ekonomi
Menurunnya daya beli masyarakat terhadap garmen lantaran mulai
cenderung mencari barang second brand atau barang yang berasal dari
Tiongkok karena harganya yang lebih murah. Selain itu juga perubahan selera
masyarakat terhadap barang daam negeri ke barang laur negeri terutama dari
Tiongkok.
Industri hulu domestik yang memproduksi serat dan benang tengah
digempur produk impor kain akibat kebijakan Peraturan Menteri Perdagangan
(Permendag) No. 64 Tahun 2017 tentang Ketentuan Impor Tekstil dan
Produk Tekstil.
5
Kondisi ini pun menyebabkan produk dari industri hulu, khususnya di
sektor pembuatan kain kalah bersaing dengan kain impor karena tak banyak
diserap oleh industri garmen di hilir.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik selama 2016-2018, volume
impor kain terus meningkat dengan tren sebesar 31,80%. Pada 2016, impor
kain tercatat sebesar 238.219 ton, kemudian pada 2017 naik menjadi 291.915
ton, dan terus naik menjadi 413.813 ton pada 2018. Negara asal impor kain
antara lain dari Tiongkok, Korea Selatan, Hongkong, dan Taiwan. Volume
impor kain terbesar berasal dari Tiongkok dengan pangsa impor sebesar
61,42% pada 2016, kemudian 63,61% pada 2017, dan 67,86% pada 2018.
Kemudian, volume impor benang (selain benang jahit) dari serat stapel
sintetik dan artifisial juga mengalami peningkatan dengan tren sebesar
44,38%. Volume impor selama tiga tahun terakhir masing-masing sebesar
10.036 ton, 15.846 ton, dan 20.922 ton. Negara asal impor antara lain
Tiongkok, Thailand, Turki, Vietnam, dan India. Impor terbesar berasal dari
Tiongkok, dengan pangsa impor pada 2018 sebesar 67,42%, kemudian pada
2017 sebesar 72,50%, dan pada 2016 sebesar 66,17%.
3. Aspek Sosial
Kebutuhan akan seragam oleh komunitas, perusahaan maupun
universitas mengindikasi permintaan akan produk tersebut. Kondisi ini
merupakan peluang bagi produsen pakaian.
Jumlah penduduk Indonesia 2017 yakni 262,594,708 jiwa. Kenaikan
total penduduk yang ada di Indonesia tiap tahun bukan hanya angka ribuan
saja, tapi bahkan mencapai angka jutaan. Tidak heran jika Indonesia kian
padat saja.
Dari total 266.927.712 jiwa yang ada di Indonesia di tahun 2018 ini,
sebanyak 133.084.082 jiwa adalah berjenis kelamin laki-laki dan 133.842.630
jiwa adalah perempuan. Untuk presentasenya yakni 49,9% penduduk
Indonesia adalah laki-laki dan 50,1% adalah perempuan.
4. Aspek Teknologi
Peranan teknologi dan informasi (TI) pada industri garmen dewasa ini
dinilai sangat penting dan seluruh pelaku garment disarankan untuk segera
mengadopsi teknologi agar tidak tertinggal dengan industri yang lain.
Ketersediaan teknologi modern berupa mesin potong, mesin border,
mesin obras, mesin jahit dan teknologi desain serta dukungan teknologi
informasi (TI) dalam model dan desain dianggap penting dan merupakan
merupakan peluang dalam pengembangan industri produk garmen.
6
banyak dimasuki oleh pengusaha karena berpotensi dalam
pengembangannya. Jumlah kompetitor perusahaan di bidang garmen sangat
banyak, buktinya di pasaran terdapat berbagai macam merek garmen.
Banyak terdapat toko distribusi garmen dimana-mana, banyak variasi
produk, menandakan banyaknya perusahaan yang masuk dalam bidang yang
sama. Hal ini menyatakan bahwa pelaku bisnis dalam industri garmen
banyak, sehingga disimpulkan persaingan antar perusahaan tinggi, perusahaan
berusaha untuk meningkatkan kualitas produknya dan menjual dengan harga
bersaing dengan harapan produk yang dihasilkan laku dipasaran. Pesaing
utama dari PT Vido Garmen Indonesia adalah Finest Garmen dan Surabaya
Garmen.
2. Potensi masuk pesaing baru
Modal menjadi kendala bagi sebagian orang yang ingin memasuki
suatu industri, untuk masuk ke dalam industri garmen seperti perusahaan PT
Vido Garmen Indonesia memerlukan modal yang besar. Modal yang
dibutuhkan untuk mendirikan usaha garmen berkisar 500 juta rupiah untuk
memulai dalam skala besar. Modal yang besar dapat membuat pendatang baru
enggan untuk masuk dan memulai bersaing dengan perusahaan sekelas PT
Vido Garmen Indonesia. Dengan hal ini, potensi masuk pesaing baru rendah.
Sistem penjualan yang dilakukan perusahaan penting untuk diatur
untuk mendapatkan laba yang maksimal. Dalam hal ini sistem penjualan
produk yang dilakukan perusahaan menggunakan sistem grosir. Targetnya
menjual barang secara besar sekaligus. Dengan hal ini, pendatang baru yang
ingin mencoba masuk dan menjadi pesaing baru PT Vido Garmen Indonesia
harus bermain di skala besar untuk menyamai kedudukan, atau bermain di
skala kecil dan merugi. Dengan adanya skala ekonomis, membuat pendatang
baru enggan untuk memasuki industri garmen.
3. Ancaman barang pengganti
Produk garmen yang dihasilkan oleh PT Vido Garmen Indonesia
bermacam-macam jenisnya, jenis produk yang dihasilkan perusahaan
misalnya jaket, polo, T-shirt, celana, kemaja dll. Barang produksi yang
dihasilkan perusahaan merupakan kebutuhan primer yang dibutuhkan oleh
manusia, tidak ada produk pengganti yang dapat menggantikan fungsi
garmen.
4. Kekuatan tawar menawar pemasok
Untuk menjamin keberlangsungan proses produksi PT Vido Garmen
Indonesia harus mempunyai beberapa pemasok, apabila pemasok kehabisan
stok bahan baku maka dapat digantikan dengan pemasok bahan baku lainnya.
Hal ini agar PT Vido Gamen Indonesia punya opsi untuk memilih barang dari
pemasok yang mempunyai harga yang paling bersaing. Dengan mempunyai
beberapa pemasok sekaligus, menjadi keuntungan sendiri bagi PT Vido
Garmen Indonesia yaitu dapat memilih barang dengan harga yang paling
7
bersaing. Hal ini menyatakan bahwa posisi tawar menawar pemasok pada
posisi yang rendah.
5. Kekuatan tawar menawar pembeli
Dalam pembelian jumlah besar kekuatan pembeli meningkat dan
pembeli mulai menuntut sesuatu yang lebih kepada pihak produsen. Pembeli
yang mengetahui banyak informasi mengenai produk mempunyai kekuatan
tawar menawar lebih kuat, pembeli mempunyai akses yang mudah untuk
mendapatkan informasi mengenai produk yang dijual perusahaan. Maka PT
Vido Garmen Indonesia harus bisa menarik pembeli, agar perusahaan
memiliki daya tawar yang lebih tinggi dari pembeli.
8
Ancaman
1. Banyaknya garmen dari Tiongkok dengan harga yang lebih murah.
2. Adanya kompetitor lain yang setara (Finest Garmen, Garmen
Surabaya)
3. Biaya sewa tempat di Surabaya yang selalu meningkat.
4. Daya beli masyarakat terhadap garmen lokal saat ini sedang
menurun.
9
Tiongkok dengan harga yang
lebih murah
2. Adanya kompetitor lain yang 0.16 3 0.48
setara (Finest Garmen, Garmen
Surabaya)
3. Biaya sewa tempat di Surabaya 0.08 1 0.08
yang selalu meningkat
Total 1 2.88
10
Matriks Evalusi Faktor Internal (IFE) adalah alat yang digunakan
untuk mengevaluasi lingkungan internal perusahaan dan untuk
mengungkapkan kekuatan serta kelemahannnya. Berikut ini adalah IFE Matrix
dari PT Vido Garmen Indonesia :
Total 1 2.77
11
Matriks SWOT adalah alat pencocokan pentung yang membantu
manajer mengembangkan empat tipe strategi : Strategi kekuatan-kesempatan
(strengths-opportunities-SO), strategi kelemahan-kesempatan (weakness-
opportunities-WO), strategi kekuatan-ancaman (strength-threats-ST), dan
strategi kelamahan-ancaman (weakness-threats-WT). berikut ini adalah
matriks SWOT dari PT Vido Garmen Indonesia :
Faktor Eksternal
Opportunities Strategi SO Strategi WO
1. Semakin bertumbuhnya 1. Melakukan 1. Memproduksi
“sub garmen” yaitu Clustering Consumer produk seperti
brand pakaian yang (S1, S4, S5, O2) pakaian bayi dari
tidak memiliki alat kain perca (W1,
poduksi, sehingga 2. Menjangkau pasar O4)
proses poduksinya yang lebih luas lagi
dilakukan di Vido (Skala Nasional) 2. Melakukan
Garmen. (S1, S4, S5, O3, O4, pelatihan SDM
12
2. Banyak institusi baik O5) untuk
negeri maupun swasta, meningkatkan
sekolah dan universitas 3. Membuka anak skill pegawai
yang perusahaan khusus (W2, O4)
menyelanggarakan yang melayani
kegiatan yang pastinya pesanan dari “sub
membutuhkan pakaian garmen”
yang sama baik itu (S2, S4, O1)
kaos maupun kemeja.
3. Email marketing
kepada perusahaan
untuk menawarkan
produk dari Vido
Garmen.
4. Pasar untuk produk dari
kain perca.
5. Kemudahan perizinan
ekspor bagi perusahaan
garmen
Threats Strategi ST Strategi WT
1. Banyaknya garmen dari 1. Menetapkan harga 1. Membangun tempat
Tiongkok dengan harga produk-produk produksi yang
yang lebih murah. sejenis selalu dibawah memadai
2. Adanya kompetitor lain harga competitor (W3, W4, T3)
yang setara (Finest (S1, S5, T2)
Garmen, Garmen
Surabaya). 2. Mendirikan brand
3. Biaya sewa tempat di clothing dan
Surabaya yang selalu membuka outlet
meningkat. sendiri
4. Daya beli masyarakat (S1, S5, T1, T4)
terhadap garmen local
saat ini sedang
menurun.
13
QSPM adalah alat yang memungkinkan penyusun strategi untuk
mengevaluasi alternatif strategi secara objektif, berdasarkan factor
keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi
sebelumnya. Berikut ini adalah QSPM dari PT Vido Garmen Indonesia :
14
Dari hasil perhitungan menggunakan matriks QSPM diatas, kami
mengambil 4 strategi dengan total FAS (Final Attractiveness Score)
tertinggi yaitu
1. Mendirikan brand clothing dan membuka outlet sendiri.
2. Menjangkau pasar yang lebih luas lagi (Skala nasional).
3. Membangun tempat produksi yang memadai.
4. Melakukan pelatihan SDM untuk meningkatkan skill pegawa
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menimbang bahwa perencanaan strategis diperlukan untuk diterapkan di
PT Vido Garmen Indonesia, rencana jangka panjang diperlukan untuk segera
diterapkan oleh perusahaan. Hasil pengamatan dan analisis menunjukan bahwa
perusahaan ini berada dalam kondisi optimal dan berada dalam situasi persaingan
yang baik dan siap untuk melakukan perkembangan lebih pesat kedepannya.
16
Daftar Pustaka
17
Lampiran