Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

(ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. ASTRA INTERNATIONAL TBK)


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan

Dosen :

Asti Aini S.E, M.Ak

Disusun Oleh :

1. Egga Yulia (201420001)


2. Putri Sofiyani (201420015)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM

UIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN

BANTEN

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................................. ii

BAB I ............................................................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang Perusahaan ............................................................................................................ 3

1.2 Tujuan ................................................................................................................................... 5

1.3 Manfaat ........................................................................................................................................... 5

BAB II .............................................................................................................................................................. 7

PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 7
2.1 Laporan Posisi Keuangan .............................................................................................................. 7

2.2 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif .................................................................... 9

2.3 Hasil Pembahasan ............................................................................................................................ ..11


2.3.1 Ratio Likuiditas .................................................................................................................... 11

2.3.2 Ratio Solvabilitas ............................................................................................................... .15

2.3.3 Ratio Aktivitas ...................................................................................................................... 18

2.3.4 Ratio Profitabilitas ............................................................................................................... 20

BAB III .............................................................................................................................................................. .22


PENUTUP .................................................................................................................................................. .22

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ .24

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta bimbingan-Nya penulis berhasil
menyelesaikan makalah tentang “ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. ASTRA
INTERNATIONAL TBK”. Adapun makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Analisis Laporan Keuangan. Makalah ini berisi kan tentang analisis laporan keuangan perusahaan pada
tahun 2020-2021 dan berisi tentang informasi mengenai perusahaan publik yang terdaftar pada BEI
yang sekaligus merupakan perusahaan lokal yang menyandang sebagai perusahaan multi nasional, dimana
yang kami pilih adalah PT. Astra International Tbk.

Semoga makalah “Analisis Laporan Keuangan (PT. Tembaga Mulia Semanan Tbk.) Periode tahun
2020-2021" ini memberikan informasi yang berguna bagi masyarakat serta bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Terimakasih kepada
Anggota kelompok yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini serta refrensi dan
sumber-sumber informasi yang kami peroleh.

Serang, 28 Oktober 2022

Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perusahaan

PT. Astra International. Tbk (Perseroan) didirikan pada tahun 1957 di Bandung dan dikelola serta
dipimpin oleh William Soeryadjaja, Tjien Kian Tie dan Liem peng Hong. Pada tahun 1965 PT. Astra
International memusatkan kantor pusatnya di Jakarta, dan kantor Bandung dijadikan sebagai cabang pertama
dengan nama PT. Astra Incorporated. Perseroan berdomisili di jakarta, Indonesia, dengan kantor pusat di
jl. Gaya Motor Raya No.8, Sunter II, Jakarta. PT.Astra International resmi berdiri secara hukum dan disahkan
di hadapan Notaris Sie kwan Djioe dengan akte notaris No.67 tanggal 20 februari1957 di Jakarta, dan dalam
keputusan menteri kesehatan RI No.J.A/53/5 tanggal 1 juli 1957 dan terdaftar di paniteran pengadilan negeri
di Jakarta serta di umumkan dalam tambahan no.01117 berita Negara RI No.85 tanggal 22 oktober 1957.
Perusahaan ini awalnya bergerak dibidang usaha permobilan, yaitu Toyota, Daihatsu, Isuzu, Nissan
Truck, dan pada bidang lainnya seperti :
1. PT. Federal, bergerak di bidang pemasaran sepeda motor Honda dan sepeda Federal.
2. United Traktor, bergerak di bidang usaha mesin berat pertanian seperti : Traktor, Messey Ferguson,
Sumitomo, Link Belt dan lain-lain.
3. Bidang usaha perkantoran dan perdagangan mesin Foto Copy Xerox, minyak pelumnas dan specialis
Caltex.
4. Astra Argo bergerak dibidang usaha pertanian, perkebunan dan perkayuan.

Pada tahun 1969 mulai mengalihkan usaha impor alat-alat berat dan barang-barang teknik. Makin luasnya
usaha tersebut dikarenakan PT. Astra makin memperoleh kepercayaan dari para investor luar negeri untuk
memasarkan produk-produk otomotif. Pada tahun 1990, Perusahaan mengubah namanya menjadi PT. Astra
International Tbk. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran dasar perseroan, Ruang lingkup perseroan adalah
Perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa
konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama anak perusahaan meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda
motor berikut suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat-alat berat, pertambangan dan jasa terkait,
pengebangan dan jasa terkait pengembangan perkebunan. PT. Astra Intenational Tbk atau lebih dikenal
dengan Astra Group ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 4 April 1990. Saat ini mayoritas
Kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Jardine Cycle dan Carriage, Singapura.

PT Astra International Tbk (ASII) merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada sektor industri, sub sektor otomotif dan komponen. ASII memiliki beberapa portofolio roadmap yaitu
pada industri otomotif; jasa keuangan; alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi; agribisnis;
infrastruktur dan logistik; teknologi informasi; dan properti. Iklim bisnis pada tahun 2019 memberikan
ketidakpastian perekonomian global hal ini didominasi oleh perang dagang antara AS dan Tiongkok. Hal ini
menyebabkan perlambatan ekonomi, baik di negara maju maupun berkembang. Sehingga pertumbuhan
ekonomi global pada tahun 2019 hanya berkisar 2,9% jauh lebih rendah dibandingkan realisasi tahun 2018,
yaitu 3,6% dan merupakan pertumbuhan ekonomi global terendah sejak krisis ekonomi global pada tahun

3
2008 hingga tahun 2009. Perang dagang yang tidak kunjung usai juga berdampak pada rantai nilai global yang
memicu tren penurunan harga komoditas dunia. Turunnya harga komoditas, khususnya minyak kelapa sawit
dan batu bara, mengakibatkan pendapatan ekspor yang lebih rendah serta defisit transaksi berjalan bagi
Indonesia. Hal itu tentunya memberikan tekanan kinerja pada beberapa lini bisnis Grup Astra. Pada semester
1 pada ASII yang mencatatkan laba bersih sebesar Rp 9,8 triliun atau merosot 6% dari Rp 10,38 triliun (CNN
Indonesia, 2019). Hal ini disebabkan tekanan di bisnis otomotif seiring dengan kompetisi yang semakin antar
produsen kendaraan, penurunan harga komoditas yang menjadi
penyebab utama turunnya kontribusi lini agribisnis. Namun hal itu diimbangi dengan pertumbuhan laba bersih
pada sektor pertambangan, salah satunya disumbang oleh PT. United Tractors Tbk (UNTR) yang 59,5%
sahamnya dimiliki oleh perseroan. Pertumbuhan laba bersih juga dirasakan pada lini jasa keuangan yang
ditopang pemulihan kredit bermasalah, provisi kerugian kredit yang lebih rendah, dan portofolio pembiayaan
yang lebih besar. Pada lini infrastruktur dan logistik juga mengalami lonjakan pertumbuhan laba ditopang
dengan pendapatan jalan-jalan tol yang mulai beroperasi.

Grup Astra tercatat memiliki saham di 399 km ruas tol Trans-Jawa yang sudah beroperasi dan 11 km ruas
jalan tol yang masih dalam proses konstruksi. Kinerja yang baik di tengah ketidakpastian keadaan ekonomi
global diperoleh PT. Astra International dengan senantiasa membangun keunggulan melalui kapabilitas
sumber daya manusia yang profesional dan berintegritas, kemampuan organisasional untuk "make things
happen" serta mempertahankan reputasi sebagai "partner of choice". Grup Astra juga melakukan
pengembangan bagi pertumbuhan perusahaan dengan melakukan digitalisasi secara terencana dan
berkesinambungan. Langkah strategis yang diambil perusahaan diharapkan dapat membawa ASII untuk
menjadi perusahaan kebanggaan bangsa. Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas secara lebih detail
mengenai bagaimana PT. Astra International dalam mempertahankan kinerjanya untuk mencapai cita-citanya
menjadi kebanggaan bangsa.

Divisi usaha dan anak perusahaan, antara lain:


1. Otomotif
 PT Toyota Astra Motor (Toyota dan Lexus)
 PT Toyota Auto2000 (Auto 2000)
 PT Astra Daihatsu Motor (Daihatsu)
 PT Isuzu Astra Motor Indonesia (Isuzu)
 PT Astra Nissan Diesel Indonesia (Truk Nissan Diesel)
 PT Tjahja Sakti Motor (BMW dan Peugeot)
 PT Serasi Autoraya (TRAC)
 PT Serasi Auto Raya (Mobil 88)
 PT Astra Honda Motor (Honda)
 PT Astra Otoparts Tbk
2. Agro Industri
 PT Astra Agro Lestari Tbk
3. Pelayanan Finansial
 PT Astra Credit Company

4
 PT Toyota Astra Financial Services
 PT Asuransi Astra Buana (Garda Oto)
 PT Federal International Finance
 PT Surya Artha Nusantara Finance
 PT Bank Permata
 PT Astra Aviva Life (Astra Life)
4. Alat-alat berat
 PT United Tractors Tbk (Scania)
 PT Traktor Nusantara
 PT Pamapersada Nusantara
 PT Kalimantan Prima Persada
5. Teknologi Informasi
 PT Astragraphia Tbk
 PT Astra Graphia Information Technologies-AGIT
6. Infrastruktur
 PT Astratel Nusantara
 PT Intertel Nusaperdana
 PT Goldstar Astra
 PT LG Electronics Indonesia

1.1 Tujuan

Dari Analisa laporan keuangan yang kami buat ini, bertujuan :


1. Mengukur sejauh mana aktivasi perusahaan dibiayai oleh hutang pada tahun
2017 dan 2016, dengan menggunakan 4 cara yaitu Debt To Asset Ratio,
Debt To Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, dan Time Interest
Earned
2. Mengukur kemampuan perusahaan pada tahun 2020-2021 dalam memenuhi
kewajibannya dengan menggunakan 4 cara yaitu Current Ratio, Quick Ratio,
Cash Ratio, dan Inventory to Net Working Capital
3. Mengukur Efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki
pada tahun 2021 dengan tahun 2020 engan 4 cara yaitu Receivable Turn Over,
Inventory Turn Over, Working Capital Turn Over, dan Total Asset Turn
Over
4. Mengukur kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan pada tahun 2021
dngan tahun 2020 dengan 4 cara yaitu Profit Margin on Sale (Bruto), Profit
Margin on Sale (Neto), Rasio Return on Investation, dan Rasio Return on
Equity.

5
1.2 Manfaat

Analisis laporan keuangan ini bermanfaat antara lain :

1. Menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban aktiva

lanca, aktiva lancer tanpa menghitung persediaan, dan uang kas yang
tersedia.
2. Menilai aktiva perusahaan dibiayai hutang diukur dari dana yang

tersedia oleh modal sendiri, dan yang disediakan kreditor dengan


modal pemegang saham, dan modal sendiri yang dijadikan jaminan
hutang jangka panjang.
3. Mengetahui efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang

dimilikinya dilihat dari persediaan yang berputar dalam satu


periode, dalam periode tertentu,dan perputaran jumlah penjualan
yang diperoleh dari tiap aktiva
4. Menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan dilihat dari

laba kotor atas penjualan, laba setelah bunga dan pajak, dan dari laba
bersih setelah pajak dengan modal sendiri.

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 laporan posisi keuangan

7
8
2.2 laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif

9
10
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Rasio inilah
yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa llikuidnya suatu perusahaan. Jika

perusahaan mampu memenuhi kewajibannya berarti perusahaan tersebut likuid,


sedangkan jika perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya berarti
perusahaan tersebut ilikuid.

1. Current Ratio

Current ratio (rasio lancar) adalah rasio yang sangat berguna


mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam hal melunasi kewajiban-kewajiban
jangka pendeknya, dimana bisa diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah
aktiva lancar perusahaan bisa menjamin utang lancarnya.

11
Current Assets Current
CR = Liabilities

132,308
2020 = = 1,54 kali
85,736

160, 262
2021 = = 1,54 kali
103, 778

Artinya:

- Pada tahun 2020 = Jumlah aktiva lancar sebanyak 1,54 kali hutang lancar,atau

Rp. 1 hutang lancar dijamin oleh Rp. 1,54 aktiva lancar


- Pada tahun 2021 = Jumlah aktiva lancar sebanyak 1,54 kali hutang lancar,atau
Rp. 1 hutang lancar dijamin oleh Rp.1,04 aktiva lancer

Maka pada tahun tahun 2020 dibandingkan dengan kondisi perusahaan padatahun
2021, perusahaan mengalami keseimbangan

2. Quick Ratio

Rasio Cepat atau dalam bahasa Inggris sering disebut juga dengan Quick
Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset yang


paling likuid atau aset yang paling mendekati uang tunai (aset cepat). Yang termasuk
sebagai Aset Cepat (Quick Asset) adalah Aktiva Lancar atau Aset lancar yang dapat
dengan cepat dikonversi menjadi uang tunai dan mendekati nilai bukunya

12
.
Current Assets − Inventory
QR =
Current Liabilities

2020 = 132, 308 – 17.929 = 1,33 Kali


85,736

160,262 – 21,815
2021 = = 1,33 Kali
103.778

Artinya:
- Pada tahun 2020 = Setiap Rp. 1 hutang lancar dapat dijamin 1,33 kali RasioCepat

- Pada tahun 2021 = Setiap Rp. 1 hutang lancar dapat dijamin 1,33 kali RasioCepat

Maka pada tahun tahun 2020 dengan kondisi perusahaan padatahun 2021, perusahaan
mengalami keadaan yang seimbang.

3. Cash Ratio

Rasio Kas (Cash Ratio) atau sering disebut juga dengan Rasio Aset Tunai (Cash
Asset Ratio) adalah rasio yang digunakan untuk membandingkan totalkas (tunai) dan
setara kas perusahaan dengan kewajiban lancarnya. Rasio Kas ini pada dasarnya adalah
penyempurnaan dari rasio cepat (quick ratio) yang digunakan untuk mengidentifikasikan
sejauh mana dana (kas dan setara kas)

yang tersedia untuk melunasi kewajiban lancar atau hutang jangka pendeknya.Calon
kreditur menggunakan rasio ini sebagai ukuran likuiditas perusahaan dan
seberapa mudahnya perusahaan dapat menutupi kewajiban hutang jangka
pendeknya.

Cash or Equivalent Cash


CASH R x 100%
= Current Liabilities

47, 553
2020 = x 100% = 55%
85, 736

63, 447
2021 = x 100% = 61%
103, 778

13
Artinya:
- Pada tahun 2020 = Setiap Rp. 1 hutang lancar dapat dijamin oleh rasio kassebesar
55 %
- Pada tahun 2021 = Setiap Rp. 1 hutang lancar dapat dijamin oleh rasio kassebesar
61%

Maka pada tahun tahun 2020 dibandingkan dengan kondisi perusahaan padatahun
2021, perusahaan mengalami kenaikan

4. Inventory to Net Working Capital

Inventory to working capital ratio dapat juga di definisikan sebagai suatu metode
yang digunakan untuk menunjukan bagian apa dari inventaris
perusahaan yang dibiayai dari kas yang tersedia. Itu penting untuk suatu bisnis yang
menyimpan inventaris dan bertahan hidup dengan persediaan uang tunai. Secara umum,
jika semakin rendah rasio, maka semakin tinggi likuiditas sebuah
perusahaan.

Inventory
Inventory to NNC = x 100%
Current Assets − Current Liabilities

17,929
2020 = x 100 % = 38%
132, 308 – 85, 736

21,815
2021 = x 100 % = 39%
160, 262 – 103, 778

Artinya:

- Pada tahun 2020 = Setiap Rp.1 Hutang lancar dan Aset lancar dapat dijamin oleh
Rasio Inventory to NNC sebesar 38%
- Pada tahun 2021 = Setiap Rp.1 Hutang lancar dan Aset lancar dapat dijaminoleh
Rasio Inventory to NNC sebesar 39 %

Maka pada tahun tahun 2021 dibandingkan dengan kondisi perusahaan padatahun
2021, perusahaan mengalami kenaikan.

14
2.3.2 Ratio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan besarnya aktiva sebuah

perusahaan yang didanai dengan utang. Artinya, seberapa besar beban utang yang

ditanggung oleh perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Rasio ini merupakan

ukuran yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh

kewajibannya. Baik kewajiban jangka pendek maupu jangka

panjang jika perusahaan dibubarkan, atau dilikuidasi.

1. Debt to Asset Ratio

Deb to Asset Ratio adalah sebuah rasio untuk mengukur jumlah aset yangdibiayai oleh

hutang. Rasio ini juga sangat penting untuk melihat solvabilitas

perusahaan. Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan segala

kewajiban jangka panjangnya. Semakin tinggi nilai DAR ini mengindakasikan :

Semakin besar jumlah aset yang dibiayai oleh hutang.

Semakin kecil jumlah aset yang dibiayai oleh modal.

Semakin tinggi resiko perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban

Total Debt
DtAR = x 100%
Total Asset

142, 749
2020 = x 100% = 42%
338, 203

151, 696
2021 = x 100% = 41%
367, 311

Artinya:

- Pada tahun 2020 = Bahwa pendanaan aktiva perusahaan adalah denganhutang dan
42% dibiayai oleh modal sendiri atau modal pemegang saham.

15
- Pada tahun 2021 = Bahwa pendanaan aktiva perusahaan adalah denganhutang dan
41% dibiayai oleh modal sendiri atau modal pemegang saham.

Maka pada tahun tahun 2021 dibandingkan dengan kondisi perusahaan padatahun
2020, perusahaan mengalami penurunan pendanaan aktiva perusahaan.

2. Debt to Equity Ratio

Equity Ratio (DER) adalah rasio yang membandingkan jumlah Hutang terhadap
ekuitas. Rasio ini sering digunakan para analis dan para investor untuk melihat seberapa
besar hutang perusahaan jika dibandingkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan atau
para pemegang saham. Semakin tinggi angkaDER maka diasumsika perusahaan memiliki
resiko yang semakin tinggi terhadap likuiditas perusahaannya.

Total Debt
DER = x 100%
Equity

142, 749
2020 = x 100% = 73%

2021 = x 100% = 70%


216,615

Artinya:
- Pada tahun 2020 = Bahwa 73% hutang perusahaan dijaminoleh pemegang saham.

- Pada tahun 2021 = Bahwa 70% hutang perusahaan dijaminoleh pemegang saham.

Maka pada tahun tahun 2021 dibandingkan dengan kondisi perusahaan pada tahun 2020,
perusahaan mengalami penurunan atau 2% hutang yang dijamin oleh pemegang saham.

3. Long Term Debt to Equity Ratio

Long term debt to equity ratio merupakan rasio antara hutang jangka
panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa
bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka

16
panjang dengan cara membandingkan antara hutang jangka panjang denganmodal
sendiri yang disediakan oleh perusahaan.

Long Term Debt


LTDtER x 100%
= Equity

57, 013
2020 = x 100% = 29%

2021 = x 100% = 22%


216, 615

Artinya:
- Pada tahun 2020 = Bahwa 29% hutang jangka panjang dapat dijamin olehmodal
sendiri
- Pada tahun 2021 = Bahwa 22% hutang jangka panjang dapat dijamin olehmodal
sendiri.

Maka pada tahun tahun 2021 dibandingkan dengan kondisi perusahaan padatahun
2020, perusahaan mengalami penurunan.

4. Time Interest Earned

Times Interest Earned Ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan


perusahaan dalam membayar atau menutupi beban bunga di masa depan. Rasio ini sering
digolongkan sebagai salah satu rasio keuangan dalam Rasio Solvabilitas, Hal ini
dikarenakan Times Interest Earned Ratio ini merupakan rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran

Bunga dan Hutang-hutangnya.


EBIT
TIE =
Biaya Bunga

2020 = 21.741
= 6.37 kali = 6 kali
3.408

32.350
2021 = = 14.5 kali = 15 kali
2.288

17
Artinya :

- Pada tahun 2020 = Bahwa 6.37 atau 6 kali beban bunga tahunan dapatdijamin
oleh laba operasi perusahaan
- Pada tahun 2021 = Bahwa 1 4 . 5 atau 15 kali beban bunga tahunan dapat
dijamin oleh laba operasi perusahaan

Maka pada tahun tahun 2021 dibandingkan dengan kondisi perusahaan padatahun
2020, perusahaan mengalami

2.3.3 Ratio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai efisiensi atau efektivitas
perusahaan dalam pemanfaatan semua sumber daya atau asset (aktiva) yang dimiliki oleh
suatu perusahaan. Rasio aktivitas merupakan salah satu macam macam rasio yang
melakukan perbandingan antara tingkat
penjualan dan investasi pada semua aktiva yang dimiliki sehingga fungsi akuntansi
keuangan bisa berjalan dengan baik.

1. Receivable Turn Over ( Perputaran Piutang )

Rasio perputaran piutang adalah rasio efisiensi atau rasio aktivitas yang mengukur
berapa kali bisnis dapat mengubah piutangnya menjadi kas selama satu periode. Rasio ini
menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam mengumpulkan penjualan kreditnya
dari pelanggan. Dalam beberapa hal rasio
perputaran piutang juga bisa dilihat sebagai rasio likuiditas. Perusahaan lebih likuid
semakin cepat mereka bisa menyisihkan piutang mereka menjadi uang tunai.

Penjualan Kredit Piutang


RTO =

175,046
2020 = = 12,15 = 13 Kali
14,398

233,485
2021 = = 12, 28 = 13 Kali
19,000

18
Artinya: Analisis Receivable Turn Over dari tahun 2020 sampai dengan2021 perusahaan mengalami
keadaan yang seimbang, hal ini dapat terlihat pada tahun 2020 sampai dengan 2021 mendapatkan presentase
sebesar 13 kali 19
Artinya : Analisis Receivable Turn Over dari tahun 2020 sampai dengan 2021 perusahaan
mengalami keadaan yang seimbang, hal ini dapat terlihat pada tahun 2020 sampai dengan 2021
mendapatkan presentase sebesar 13 kali

2. I nventory Turn Over ( Perputaran Persediaan )

Rasio perputaran persediaan adalah rasio efisiensi yang menunjukkan


seberapa efektif persediaan dikelola dengan membandingkan harga pokok
penjualan dengan persediaan rata-rata untuk satu periode.

Penjualan
ITO =
Persediaan

175,046
2020 = = 9,76 = 10 Kali
17, 929

233,485
2021 = = 10,70 = 11 Kali
21, 815

Artinya : Analisis Inventory Turn Over dari tahun 2020 sampai dengan 2021

perusahaan mengalami kenaikan sebesar 1 kali, hal ini dapat terlihat pada tahun 2020

mendapatkan presentase sebesar 10 kali sedangkan pada tahun 2021 mendapatkan

11 kali.

3. Worki ng C apital Turn Over ( Perputaran Modal Kerja )

Working Capital Turn Over (Perputaran Modal Kerja) adalah rasio untuk mengukur
tingkat perputaran modal kerja bersih (Aktiva Lancar-Hutang Lancar) terhadap penjualan
selama suatu periode siklus kas dari perusahaan.

Penjualan Bersih
WCTO =
Modal Kerja

175,046
2020 = = 0,895 = 1 Kali
195,454

2021 = 233, 485 = 1, 082 = 1 Kali


215, 615

20
Artinya: Analisis Working Capital Turn Over dari tahun 2020 sampaidengan

2021 perusahaan mengalami dalam keadaan yang seimbang karena

pada tahun 2020 dan 2021 WCTO perusahaan sebanyak 1 kali.

4. Total Aset Turn Over ( Perputaran Aktiva )

Total Aset Turn Over (Perputaran Aktiva) adalah rasio untuk mengukurtingkat
perputaran total aktiva terhadap penjualan.

TATO =

2020 = = 0,517 = 1 Kali


338, 203

233, 485
2021 = = 0, 635 = 1 Kali
367, 311

Artinya: Analisis Total Aset Turn Over dari tahun 2020 sampai dengan 2021

perusahaan mengalami dalam keadaan yang seimbang karena pada tahun 2020

dan 2021 WCTO perusahaan sebanyak 1 kali

2.3.4 Ratio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas ( Profitability Ratio) adalah rasio atau perbandinganuntuk


mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba (profit) dari
pendapatan (earning) terkait penjualan, aset dan ekuitas berdasarkan dasar

pengukuran tertentu. Jenis-jenis rasio profitabilitas dipakai untuk


memperlihatkan seberapa besar laba atau keuntungan yang diperoleh dari
kinerja suatu perusahaan yang memengaruhi catatan atas laporan keuangan yangharus sesuai
dengan standar akuntansi keuangan.

1. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)

Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor) adalah rasio untuk menilai
persentase laba kotor terhadap pendapatan yang dihasilkan dari penjualan.Semakin
besar gross profit margin semakin baik (efisien) kegiatan operasional

perusahaan yang menunjukkan harga pokok penjualan lebih rendah daripada


21
penjualan (sales) yang berguna untuk audit operasional. Jika sebaliknya, maka
perusahaan kurang baik dalam melakukan kegiatan operasional.

Laba Kotor
Gross Profit Margin = × 100%
Total Pendapatan

38,778
2020 = × 100% = 0,221 = 22,1%

2021 = × 100% = 0,218 = 21,8%


233,485

Artinya :

Analisis Gross Profit Margin dari tahun 2020 sampai dengan 2021

perusahaan mengalami penurunan sebesar, hal ini dapat terlihat pada tahun 2020

mendapatkan presentase sebesar 22,1% sedangkan pada tahun

2017 hanya mendapatkan 21,8%.

2. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)

Net Profit Margin atau Marjin Laba Bersih merupakan rasio profitabilitas

untuk menilai persentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi pajak

terhadap pendapatan yang diperoleh dari penjualan. Marjin Laba Bersih ini

disebut juga Profit Margin Ratio (Rasio Marjin Laba). Rasio ini mengukur laba

bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit

margin semakin baik operasi suatu perusahaan.

Net Profit Margin = × 100%


Total Pendapatan

18,571
2020 = × 100% = 0,106 = 10,6%

2021 = × 100% = 0,109 = 10,9%


233, 485
22
Artinya :
Analisis Net Profit Margin dari tahun 2020 sampai dengan 2021 perusahaan
mengalami kenaikan sebesar 0,3%, hal ini dapat terlihat di tahun 2020
mendapatkan presentase sebesar 10,6% sedangkan di tahun 2021 mendapatkan
sebesar 10,9%.

3. Ratio Return On Investation

Earning After Interest and Tax


ROI = Total Asset × 100%

18,571
2020 = × 100% = 0,0549 = 5,49%
338, 203

25, 586
2021 = × 100% = 0,0696 = 6,96%
367, 311

Artinya :

Analisa ROI dari tahun 2020 sampai dengan 2021 mengalami kenaikan

artinya perusaahaan dalam keadaan meningkat baik di tahun 2021. Dalam

hal ini juga dapat diartikan efektifitas dan produktifitas manajemen dalam

mendapatkan laba dari investasinya meningkat.

4. Ratio Return On Equity

ROE merupakan perhitungan rasio yang menunjukkan kemampuan


perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal

sendiri dan menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemilik atau investor.

23
ROE = Laba bersih setelah Pajak × 100%
Equity

18,571
2020 = × 100% = 0,0950 = 9,50%

2021 = × 100% = 0,118 = 11,8%


215, 615

Artinya :

Analisis ROE dari tahun 2020 sampai dengan 2021 mengalami kenaikan, yang

artinya perusahaan pada tahun 2020 mengalami

Peningkatan dalam mengelolah modal yang tersedia untuk menghasilkan

Pendapatan.

24
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Analisis Laporan Keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam


rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa
sekarang dan masa lalu dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang
paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Berikut
Rasio- Analisis Laporan Keuangan PT Astra International. Tbk tahun 2020-2021.

Uraian Tahun Tahun Rata


2021 2020 rata

Rasio Current 1.54 1.54 1.54


likuiditas ratio

Quick ratio 1.34 1.30 1.32

Cash Ratio 61% 55% 58%

Inventory to 39% 38% 38.5%


NWC

Rasio DtAR 41% 42% 41,5%


solvabilitas

DtER 73% 70% 71.5%

LTDtER 22% 29% 51%

TIE 14.5 6.37 10.43

Rasio RTO 12.28 12.15 12.17


aktivitas

ITO 10.70 9.76 10.23

WCTO 1.082 0.895 541,4

25
TATO 0.635 0.517 0.576

Rasio PMoS Bruto 0.218 0.221 0.219


Profitabilitas

PMoS Netto 0.109 0.106 0.107

ROI 0.696 0.549 0.622

ROE 11.80 9.50 10.65

Jadi menurut kami untuk tahun 2020 ke 2021 PT. Astra International Tbk
mengalamai kenaikan. Meskipun kenaikan tersebut tidak siginifikan, namun
dapat dikatakan PT. Astra International Tbk perlahan tumbuh sejak lumpuhnya
perekonomian pada tahun 2020. PT. Astra International Tbk ini tetap dalam
kondisi atau keadaan yang baik. Meski perputaran persediaan tidak siginifkan
berkembang nya, namun menjadi 3 triwulan yang baik untuk perlahan bangkit
dari keterpurukan pandemi. “Walaupun kinerja usaha Grup perlahan membaik
pada beberapa bulan terakhir, prospek kinerja tahun ini masih dibayangi oleh
ketidakpastian akibat dampak dari pandemi yang masih berlanjut,” terang Djony
Bunarto selaku Direktur ASII. Penurunan ini terjadi akibat kontribusi yang lebih rendah
dari hampir semua segmen. "Walaupun kondisi bisnis telah membaik, kondisi masih
akan menantang hingga akhir tahun ini, mengingat kinerja bisnis dan kepercayaan
konsumen masih akan terdampak oleh situasi pandemi Covid-19 di Indonesia yang
sangat memprihatinkan.” Tutur Direktur ASII, Djony Bunarto.

26

Anda mungkin juga menyukai