Anda di halaman 1dari 20

KELOMPOK 3

FAHRI BAYHAQI AZIZ 201420014


EGGA YULIA 201420001
CHINTIA RAHMA SUGANDI 201420009

MATA KULIAH : AUDITING


DOSEN PENGAMPU : SOLIYAH WULANDARI, S.E.,M.SC.
KELLAS : PBS/A
BUKTI AUDIT
TUJUAN AUDIT, sebagaimana yang dijelaskan pada Bab 1 adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan,
dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akutansi berterima umum di Indonesia. Sedangkan, BUKTI AUDIT, adalah
segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keutamgan, yang dapat digunakan
oleh auditor sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya.

ASERSI MANAJEMEN DALAM LAPORAN KEUANGAN


SA Seksi 326 menyebutkan berbagai asersii dalam laporan keuangan. Asersi (assertionsi) adalah pernyataan manajemen yang
terkandung di dalam komponen laporan keuangan. Permyataan tersebut dapat bersifat implisit atau ekspilisit.

Asersi manajemen yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diklarifikasikan berdasarkan perggolongan besar berikut ini :
a. Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence)
b. Kelengkapan (completeness)
c. Hak dan kewajiban (right and obligation)
d. Penilaian (valuation) atau lokasi
e. Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure}
 ASESRSI KEBERADAAN ATAU KEJADIAN
Asersi tentang keberadaan atau kejadian dengan apakah aktiva atau utang entitas ada pada tanggal Tertentu dan apakah transaksi yang
dicatat telah terjadi selama periode tertentu. Sebagai conto, manajemen membuat asersi bahwa sediaan produk jadi yang tercantum dalam
neraca adalah tersedia untuk dijual pada tanggal neraca.

 ASERSI KELENGKAPAN
Asersi tentang kelengkapan berhubungan dengan apakah semua transaksi dan akun yang seharusnya telah disajikan dalam laporan
keuangan. Sebagai contoh bahwa seluruh pembelian barang dan jasa dicatat dan dicantumkan dalam laporan keuangan. Demikian,
manajemen membuat asersi bahwa utang usaha di neraca telah mencakup semua kewajiban perusahaan kepada pemasok pada tanggal
neraca tersebut.

 ASERSI HAK DAN KEWAJIBAN


Asersi tentang hak dan kewajiban berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak perusahaan dan uang merupakan kewajiban
perusahaan pada tanggal tertentu. Contoh, manajemen membuat asersi bahwa jumlah sewa guna usaha (lease) dan utang sewa guna yang
bersangkutan mencerminkan suatu kewajiban perusahaan pada tanggal neraca tersebut.
• ASERSI PENILAIAN ATAU ALOKASI
Asersi tentang penilaian atau alokasi berhubungan dengan apakah komponen-komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah
dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya. Contoh, manajemen membuat asersi bahwa aktiva tetap dicatat
berdasarkan kos pemerolehan nya (acquisition cost) dan kos pemerolehan tersebut secara sistematik dialokasikan ke dalam periode-
periode akuntansi yang semestinya.

 ASERSI PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN


Asersi tentang penyajian dan pengungkapan behubungan dengan apakah komponen-komponen tertentu keuangan diklasifikasikan,
dijelaskan dan diungkapan semestinya. Misalnya, manajemen membuat asersi bahwa kewajiban yang diklasifikasikan sebagai utang
jangka panjang di neraca tidak akan jatuh tempo dalamm waktu satu tahun.

STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN KETIGA


Bunyi atas standar pekerjaan lapangan ketiga adalah :
“bukti ykompeten yang cukup harus diperoleh melalui inpeksi, pengamatan permintaan, keterangan dan konfirmasi sebagai dasar yang
layak untuk menyatakan pendapatan atas laporan keuangan yang diaudit.” ada empat kata penting dalam standar tersebut :
a. Bukti
b. Cukup
c. Kompeten
d. Sebagai dasar yang layak
BUKTI AKUNTANSI

 DATA AKUNTANSI
Salah satu bukti audit adalah data akuntansi. Jurnal, buku besar, dan buku pembantu, serta buku pedoman akuntansi, memorahdum, dan
catatan tidak resmi, seperti daftar lembaran kerja yang mendukung alokasi biaya, perhitungan, dan rekonsiliasi secara keseluruhan merupakan
bukti yang mendukung laporan keuangan. Auditor menguji data akuntansi yang mendasari laporan keuangan dengan jalan :
1. Menganalisis dan mereview
2. Menelusuri kembali langkah-langkah prosedur yang diikuti dalam proses akuntansi dan dalam proses pembuatan lembaran kerja dan
alokasi yang bersangkutan
3. Menghitung kembali dan melakukan rekonsiliasi jumlah-jumlah yang berhubungan dengan penersapan informasi yang sama.

 INFORMASI PENGUAT
Tipe bukti lain sebagai dasar pernyataan pendapatnya atas laporan keuangan adalah informasi penguat meliputi segala dokumen seperti cek,
faktur, surat kontrak, notulen rapat, konfirmasi dan pernyataan tertulis dari pihak yana mengetahui informasi yang diperoleh auditor melalu
permintaan keterangan, pengamatan, inspeksi dan pemeriksaan fisik.

CUKUP ATAU TIDAKNYA BUKTI AUDIT


Cukup atau tidaknya bukti audit berkaitan dengan kuantitas bukti yang harus dikumpulkan oleh auditor, pertimbangan profesional auditor
memegang peranan penting. Faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor dalam menentukan cukup atau tidaknya bukti audit adalah :
1. Materialitas dan risiko
2. Faktor ekonomi
3. Ukuran dan karakteristik populasi
KOMPETENSI BUKTI AUDIT
 KOMPETENSI DATA AKUNTANSI
1. Kompetensi data akuntansi
2. Kompetensi informasi penguat
a. Relevansi
b. Sumber
c. Ketepatan waktu
d. Objektivitas
e. Cara memperolehan bukti

Bukti Audit Sebagai Dasar yang Layak untuk Menyatakan Pendapat Auditor
Dasar yang layak berkaitan dengan tingkat keyakinan secara keseluruhan yang diperlukan oleh auditor untuk menyatakan pendapat
atas laporan keuangan auditan. Pertimbangan auditor tentang kelayakan bukti audit dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini:
a. Pertimbangan profesional
b. Integritas manajemen
c. Kepemilikan publik versus terbatas
d. Kondisi keuangan

TIPE BUKTI AUDIT


 Tipe bukti akuntansi
 Tipe informasi penguat
Tipe Data Akuntansi
• Pengendalian Intern.Kuat atau lemahnya pengendalian intern merupakan factor utama yang menentukan jumlah bukti audit yang
harus dikumpulkan auditor dari berbagai sumber bukti.
• Catatan Akuntansi sebagai Bukti
Jurnal , Buku Besar dan buku pembantu merupakan catatan akuntansi yang digunakan klien untuk mengolah transaksi keuangan guna
menghasilkan laporan keuangan . Disamping itu meliputi pula : rekapitulasi biaya , penjualan , dan rekapitulasi angka yang lain , daftar
saldo , laporan keuangan intern dan laporan keuangan yang dibuat untuk kepentingan manajemen.

Informasi Penguat
a.Bukti fisik adalah bukti audit yang diperoleh dengan cara inspeksi atau perhitungan aktiva berwujud. Tipe bukti ini pada umumnya
dikumpulkan oleh auditor dalam pemeriksaan terhadap sediaan dan kas. Pemeriksaan terhadap surat berharga, piutang wesel, investasi
jangka panjang dan aktiva berwujud juga memerlukan bukti fisik ini
b.Bukti Dokumenter
Menurut sumbernya, bukti dokumenter dapat dibagi menjadi tiga golongan:
1. Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar yang bebas yang dikirimkan langsung kepada auditor.
2. Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar yang bebas yang disimpan dalam arsip klien.
3. Bukti dokumenter yang dibuat dan disimpan dalam organisasi klien
c.Perhitungan sebagai Bukti
Contoh tipe bukti audit ini adalah:
1. Footing
2. Cross footing 3. Pembuktian ketelitian perhitungan biaya depresiasi
4. Pembuktian ketelitian penentuan taksiran kerugian piutang usaha, laba beredar, taksiran pajak perseroan dan lain-lain. per saham yang
beredar , taksiran pajak perseroan dll.
Bukti Lisan
Dalam melaksanakan audit, auditor tidak berhubungan dengan angka, namun berhubunga
dengan orang, terutama para manajer. Sebagai contoh, pada waktu auditor ingin memperoleh
informasi mengenal metode pencatatan dan pengendalian intern terhadap transaksi penjualan, ia
biasanya memulai dengan menanyai klien nya bagaimana kerja sistem akuntansi penjualan nya.

Perbandingan
Untuk menentukan akun atau transaksi yang akan dipisahkan guna penyelidikan yang lebih
intensif, auditor melakukan analisis terhadap perbandingan setiap aktiva, utang, penghasilan, dan
biaya dengan saldo yang berkaitan dalam tahun sebelumnya.Jika terdapat perubahan yang
bersifat luar biasa, diadakan penyelidikan sampai auditor memperoleh alasan yang masuk akal.
Bukti dari Spesialis
Spesialis adalah seorang atau perusahaan yang memiliki keahlian atau pengetahuan
khusus dalam bidang selain akuntansi dan auditing. Contohnya adalah: pengacara,
insinyur sipil, geologist, penilai (appraiser).

Prosedur Audit
1. Infeksi
2. Pengamatan (observation )
3. Permintaan keterangan ( enquiry )
4 . Konfirmasi
5. Penelusuran ( tracing )
6. Perhitungan (counting )
7. Scanning
8. Pelaksanaan Ulang ( reperforming )
9. Teknik audit benrbantuan komputer
SITUASI AUDIT YANG MENGANDUNG RESIKO BESAR
Dalam situasi tertentu, resiko terjadi nya kesalahan dan penyajian yang salah daalam akun dan di dalam laporan keuangan
jauh lebih besar dibandingkan dengan situasi yang biasa. Oleh karena itu, auditor harus waspada jika menghadapi situasi
audit yang mengandung resiko besar seperti cintoh berikut ini.
1. Pengendallian intern yang lemah
Menentukan jumlah dan bukti yang harus dikumpulkan oleh auditor. Auditor harus waspada dan mengumpulkan bentuk
bukti audit rinci yang lain yang dapat mengganti bukti-bukti yang dihasilkan oleh pengendalian intern yang lemah
tersebut.
2. Kondisi keuanagn yang tidak sehat
Perusahaan yang mengalami kerugian atau dalam posisi yang sulit untuk melunasi utang nya akan mempunyai
kecenderungan untuk menunda penghapusan piutang nya yang sudah sulit untuk ditagih atau sediaan barang dagangan
nya yang sudah tidak laku dijual atau lupa mencatat hutang nya hal ini tidak mungkin terjadi dalam perusahaan yang
keadaan keuangannya baik
3. Manajemen yang tidak dapat dipercaya
Sebeum menerima perusahaan sebagai client auditor public harus memperoleh info mengenai latar belakangatau riwayat
direktur dan para manajernya.
4. Penggantian auditor
Client yang mengganti aditornya tanpa lasan yang jelas mungkin disebabkan oleh ketidak puasan client terhadap jasa
yang diberikan oleh auditor yang lama. Terjadinya penggaintian auditor tersebut disebabkan oleh adanya perselisihan
antara client dengan auditor public nya mengenai penyajian laporan keuanagan dan pengungkapannya.
5. Perubahan tariff atau peratiuran pajak atas laba
Jika tariff pajak penghasilan tiba-tiba sangat besar maka reaksi wajar perusahaan yang terkena adalah
mencari cara meminimumkan penghasilan atau laba kena pajak.
6. Usaha yang bersifat spekulatif
Auditor yang melaksanakan audit terhadap laporan keungan yang kegiatannya dalam usaha yang sifat nya
spekulatif, akan menghadpi resiko yang lebih besar bila dibandingkan auditor yang melakukan audit
terhadap perusahaaan yang kegiatan usahanya relative setabil dalam jangka panjang.
7. Teransaksi perusahaan yang complex
Client yang kegiatan nya menghasilkan teransaksi yang sangat rumit merupakan client yang mengandung
resiko besar bagi auditor bila dibandingkan dengan client yang bersifat konfensional.
KEPUTUSAN YANG HARUS DIAMBIL OLEH AUDITOR
BERKAITAN DENGAN BUKTI AUDIT

Dalam proses pengumpulan bukti audit , auditor melakukan empat pengambilan keputusan yang saling berkaitan , yaitu :
1. Penentuan prosedur audit yang akan digunakan .
2. Penentuan besarnya sampel untuk prosedur audit tertentu .
3. Penentuan unsur tertentu yang harus dipilih dari populasi .
4. Penentuan waktu yang cocok untuk melaksanakan prosedur audit rersebut .

Penentuan Prosedur Audit yang Akan Digunakan Untuk mengumpulkan bukti audit , auditor menggunakan prosedur audit
. Contoh prosedur audit disajikan berikut ini :
1. Hitung penerimaan kas yang belum disetor pada tanggal neraca dan awasi uang kas tersebur sampai dengan saat
penyetoran ke bank ,
2 . Mintalah cut - off bank statement dari bank kira - kira untuk jangka waktu dua minggu setelah tanggal neraca .
3. Lakukan pengamatan terhadap penghitungan fisik sediaan yang diselenggarakan oleh klien Daftar prosedur audit
untuk seluruh audit unsur tertentu disebut program audit . Pads umumnya program audit juga menyebutkan besarnya
sampel , tanggal pelaksanaan prosedur audit , dan pelaksana prosedur audit tersebut .
Penentuan Besarnya Sampel

Jika prosedur audit telah ditetapkan , auditor dapat menentukan besarnya sampel yang berbed : dari satu unsur dengan
unsur yang lain dalam populasi yang sedang diperiksa . Keputusar mengenai banyak unsur yang harus diuji harus diambil
oleh auditor untuk setiap prosedur audit Besarnya sampel akan berbeda - beda di antara audit yang satu dengan audit yang
lain dan dar prosedur yang satu ke prosedur audit yang lain . Penentuan Unsur Tertentu yang Dipilih Sebagai Anggota
Sampel Setelah besarnya sampel ditentukan untuk prosedur audit tertentu , auditor masih haru memutuskan unsur mana
yang akan dipilih sebagai anggota sampel untuk diperiksa . Sebaga contoh , auditor telah menentukan bahwa 400 faktur
penjualan dari populasi sebesar 1500 akau diperikra mengenai otorisasi dan ketelitian yang tercantum di dalamnya .
Auditor dapa menggunakan beberapa metode yang berbeda untuk memilih 400 faktur penjualan dari popula tersebut .
Tiga metode yang mungkin digunakan oleh auditor adalah :
( 1 ) memilih mingg tertentu sebagai periode pengujian ( et period ) dan memeriksa 400 faktur penjualan pertam yang
dibuat dalam minggu tersebut ,
( 2 ) memilih 400 faktur penjualan yang berisi total rupiah atas Rp40.000 ,
( 3 ) memilih 400 faktur penjualan tersebut secara acak
Penentuan Waktu yang Cocok untuk Melaksanakan Prosedur
Audit

Karena audit terhadap laporan keuangan meliputi suatu jangka waktu tertentu
, biasanya 1 tahun segera setelah awal tahun . Dan maka auditor dapat mulai
mengumpulkan bukti audit. audit biasanya baru dapat diselesaikan beberapa
minggu atau bulan setelah tanggal neraca , maka prosedur audit dapat digunakan
pada awal tahun yang diaudit , akhir tahun yang diaudit , atau beberapa minggu
atau bulan setelah tanggal neraca . Umumnya , klien menghendaki audit
diselesaikan dalam jangka waktu satu sampai dengan tiga bulan setelah tanggal
neraca .
HUBUNGAN ATARA ASERSI MANAJEMEN DALAM LAPORAN KEUANGAN,
TUJUAN KHUSUS AUDIT, DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF

Tujuan Khusus Audit Pengujian Substantif


Keberadaan atau Keterjadian

Sediaan yang dicantumkan dalam neraca secara fisik • Mengamati perhitungan fisik sediaan.
ada • Mendapatkan konfirmasi atas sediaan yang
ditempatkan di lokasi luar perusahaan.
• Menguji transaksi sediaan diantara tanggal awal
perhitungan fisik sediaan dengan tanggal neraca.
Sediaan merupakan unsur yang disimpan untuk dijual • Mereview kartu sediaan, catatan produksi, catatan
atau digunakan dalam kegiatan normal bisnis pembelian sebagai petunjuk kegiatan yang bersangkutan
dengan sediaan.
• Membandingkan sediaan dengan katalog penjualan
sekarang dengan laporan penjualan dan laporan
pengiriman barang.
• Menggunakan jasa spesialis untuk menguatkan sifat
produk yang khusus.
Kelengkapan
Sediaan meliputi semua produk, bahan baku dan bahan • Mengamati perhitungan fisik sediaan.
penolong, dan bahan habis pakai yang ada di tangan • Membandingkan hubungan antara saldo akun sediaan
perusahaan. dengan kegiatan pemberian, produksi, dan penjualan
sekarang.
• Menguji prosedur pisah batas pengiriman dan
penerimaan.

Kuantitas sediaan meliputi semua produk, bahan baku dan • Mendapatkan konfirmasi atas sediaan yang ditempatkan di
penolong, dan bahan habis pakai yang dimiliki oleh perusahaan lokasi luar perusahaan.
yang masih dalam perjalanan maupun yang disimpan di lokasi • Membandingkan hubungan antara saldo akun sediaan dengan
luar perusahaan. kegiatan pembelian, produksi dan penjualan sekarang.
• Menguji prosedur pisah batas pengiriman dan penerimaan.

Daftar hasil perhitungan fisik sediaan di kompilasi dengan teliti • Menelusuri hitung uji yang dicatat dalam kartu perhitungan
dan totalnya telah dimasukan ke dalam akun sediaan. fisik sediaan ke dalam daftar hasil perhitungan fisik sediaan.
• Meminta pertanggungjawaban semua kartu perhitungan fisik
(inventory tags) dan daftar hasil perhitungan fisik (count
sheets/ inventory summary sheets) yang digunakan untuk
mencatat hasil perhitungan fisik sediaan.
• Merekonsiliasi hasil perhitungan fisik dengan kartu sediaan
dan saldo akun sediaan dalam buku besar serta menyelidiki
fluktuasi yang signifikan
Hak dan Kewajiban

Entias memiliki hak milik secara hukum atau hak • Mengamati perhitungan fisik sediaan.
milik serupa terhadap sediaan • Mendapatkan konfirmasi atas sediaan yang
ditempatkan di lokasi diluar perusahaan.
• Memeriksa faktur dari pemasok yang telah dibayar,
perjanjian konsinyasi, dan kontra.

Sediaan tidak mencakup unsur yang ditagihkan kepada • Memeriksa faktur dari pemasok yang telah dibayar,
customer atau dimiliki oleh pihak lain. perjanjian konsinyasi, dan kontra.
• Menguji prosuder pisah batas pengiriman dan
penerimaan.
Penilaian atau Alokasi
Sediaan dinyatakan secara semestinya pada costnya, • Memeriksa faktur dari pemasok.
kecuali jika harga pasarnya lebih rendah. • Mereview tarif upah karyawan langsung.
• Memeriksa analisis selisih harga pembelian dan
selisih biaya produksi.
• Memeriksa analisis perputaran sediaan.
• Mereview pengalaman masa lalu dan trend.
• Membandingkan hubungan antara saldo industry
yang bersangkutan.
• Melakukan perjalanan peninjauan ke pabrik.
• Mengajukan pertanyaan kepada karyawan
produksi dan penjualan tentang kemungkinan
kelebihan atau keusangan sediaaan.

Sediaan dikurangi, jika semestinya demikian, ke cost • Mendapatkan nilai pasar sediaan sekarang.
pengganti (replacement cost) atau nilai bersih yang dapat • Mereview cost produksi sekarang.
direalisasikan • Memeriksa penjualan setelah akhir tahun dan
kesanggupan membeli yang tercantum dalam surat
order pembelian yang belum direalisasikan
penerimaan barang.
Penyajian dan Pengungkapan

Sediaan digolongkan dengan semestinya dalam • Mereview draft laporan keuangan.


neraca sebagai aktiva lancar. • Membandingkan pengungkapan yang
Golongan besar sediaan dan dasar penilaiannya dicantumkan dalam laporan keuangan dengan
diungkapkan secara memadai dalam keuangan yang ditetapkan dalam prinsip akutansi yang
berlaku umum.
Sediaan yang digadaikan atau dititipkan ke perusahaan • Mendapatkan konfirmasi tentang sediaan yang
lain diungkapkan secara memadai. digadaikan dibawah kontrak penarikan pinjaman.
SEKIAN TERIMAGAJIH

Anda mungkin juga menyukai