20230102274
1. Kelengkapan (Completeness). Untuk meyakinkan bahwa seluruh transaksi telah dicatat atau
ada dalam jurnal secara aktual telah dimasukkan.
2. Ketepatan (Accurancy). Untuk memastikan transaksi dan saldo perkiraan yang ada telah
dicatat berdasarkan jumlah yang benar, perhitungan yang benar, diklasifikasikan, dan dicatat
dengan tepat.
3. Eksistensi (Existence). Untuk memastikan bahwa semua harta dan kewajiban yang tercatat
memiliki eksistensi atau keterjadian pada tanggal tertentu, jadi transaksi tercatat tersebut
harus benar-benar telah terjadi dan tidak fiktif.
4. Penilaian (Valuation). Untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum telah diterapkan dengan benar.
5. Klasifikasi (Classification). Untuk memastikan bahwa transaksi yang dicantumkan dalam
jurnal diklasifikasikan dengan tepat. Jika terkait dengan saldo maka angka-angka yang
dimasukkan didaftar klien telah diklasifikasikan dengan tepat.
6. Ketepatan (Accurancy). Untuk memastikan bahwa semua transaksi dicatat pada tanggal
yang benar, rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku besar. Serta
penjumlahan saldo sudah dilakukan dengan tepat.
7. Pisah Batas (Cut-Off). Untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi yang dekat tanggal
neraca dicatat dalam periode yang tepat. Transaksi yang mungkin sekali salah saji adalah
transaksi yang dicatat mendekati akhir suatu peride akuntansi.
8. Pengungkapan (Disclosure). Untuk meyakinkan bahwa saldo akun dan persyaratan
pengungkapan yang berkaitan telah disajikan dengan wajar dalam laporan keuangan dan
dijelaskan dengan wajar dalam isi dan catatan kaki laporan tersebut
b. Plan Audit
Adalah dasar perencanaan pemeriksaan yang dibuat akuntan publik. Pengertian, pertanyaan
tentang perencaan pemeriksaan dan hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam membuat
audit plan sebaiknya dijadikan sebagai contoh soal audit plan dan audit program dalam satu
kasus.
c. Bukti Audit
Adalah data atau informasi yang dikumpulkan oleh auditor untuk meninjau laporan keuangan
dan transaksi perusahaan. Laporan mungkin perlu diverifikasi untuk membuktikan keasliannya,
yang dapat dilakukan oleh Auditor atau Akuntan Publik. Bukti audit mencakup informasi yang
termasuk dalam catatan akuntansi yang mendasari laporan keuangan dan informasi lainnya.
Fransisca Irkania primadona
20230102274
Jumlah dan jenis bukti audit berbeda antara satu audit dengan audit lainnya berdasarkan
industri bisnis, sistem keuangan perusahaan, ruang lingkup audit, dan jenis audit.
d. Audit Evidence
Bukti audit atau yang lebih sering disebut dengan (Audit Evidence) merupakan segala macam
bentuk informasi-informasi penting yang dapat digunakan oleh para auditor sebagai dasar
acuan dalam memberikan opini mereka. Bukti-bukti audit dapat berbentuk nominal atau
berupa pernyataan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertullis atau berupa ucapan lisan
yang sudah di konvensi agar menjadi bentuk pernyataan yang tertulis dan lebih relevan dengan
penyajian dari laporan keuangan.
3. Jelaskan
a. Model dari Audit Risk
Risiko Audit atau Audit Risk (AR) adalah kemungkinan risiko salahsaji bersifat material
dan/atau penggelapan (fraud) yang bisa lolos dari proses audit jika auditor tidak melakukan
tugasnya secara cermat.
7. Apa saja komponen dalam Report Audit opinion yang dikeluarkan oleh Kantor Akuntan
• Kesederhanaan : Laporan audit yang baik harus sederhana dan jelas agar dapat
dimengerti. Itu harus bebas dari istilah dan fakta yang ambigu.
Fransisca Irkania primadona
20230102274
• Kejelasan : Kejelasan adalah tentang kebersihan dalam laporan audit. Itu harus berisi
semua informasi yang relevan. Informasi tersebut diperlukan untuk mengevaluasi dan
menilai kinerja bisnis.
• Brevity : Brevity menyiratkan keringkasan laporan audit. Auditor harus menghindari
penggunaan fakta dan angka yang berulang. Hal ini akan mengakibatkan panjangnya
laporan tetap terkendali.
• Keteguhan : Laporan audit harus menunjukkan ruang lingkup pekerjaan yang dilakukan.
Bersamaan dengan itu, menunjukkan apakah pembukuan perusahaan menunjukkan
pandangan yang benar dan adil.
• Objektivitas : Bukti objektif harus menjadi dasar laporan audit. Dia harus memberikan
pendapatnya berdasarkan informasi dan bukti yang diperoleh. Tapi itu harus berisi
informasi moneter saja.
• Konsistensi : Laporan yang baik harus konsisten dalam penyajian detail akuntansi. Ini
harus memperhitungkan konsistensi dalam metode penilaian persediaan. Auditor juga
harus memeriksa invariabilitas dalam metode penyusutan.
• Prinsip yang Diterima : Fakta dan angka dalam laporan harus sesuai dengan PSAK. Fakta
dan angka ini sering menjadi dasar laporan audit.
• Prinsip Pengungkapan : Laporan yang baik harus tidak bias. Itu harus berisi semua fakta
dan kebenaran yang relevan.
Bukti audit yang baik dapat diukur berdasarkan karakteristik berikut ini: