Asersi Manajemen adalah representasi dari pernyataan yang tersirat atau diungkapkan
oleh manajemen tentang transaksi dan pengungkapan akun terkait dalam laporan
keuangan.
Tujuan menyeluruh dari audit laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat
apakah laporan keuangan klien telah menyatakan secara wajar, dalamj semua hal yang
material, sesuai dengan GAAP.Untuk mencapai tujuan tersebut, hal yang lazim dilakukan
dalam audit adalah mengidentifikasi sejumlah tujuan audit yang spesifik bagi setiap akun
yang dilaporankan dalam laporan keuangan. Tujan yang spesifik ini diambil dari asersi
yang dibuat oleh manajemen dan dimuat dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan terdiri dari asersi manajemen yang eksplisit dan implisit.
Asersi ini merupakan hal yang penting karena menjadi pedoman auditor dalam
pengumpulan bukti. Sebagai contoh, perhatikan komponen neraca berikut ini:
Aktiva Lancar: Persediaan, $4.000.000.000
Untuk melaporkan pos ini dalam neraca, manajemen membuat dua asersi eksplisit, yaitu
(1)persediaan usaha tersebut memang ada, dan
(2) Jumlaah persediaan adalah $4.000.000.000
Manajemen juga membuat tiga asersi implisit sebagai berikut:
(1) semua persediaan yang harus dilaporkan telah dilaporkan semuanya,
(2) semua persediaan yang dilaporkan tersebut adalah benar milik entitas, dan
(3) semua pengungkapan yang sesuai berkaitan dengan persediaan telah dicantumkan
dalam catatan atas laporan keuangan. Apabila ada salah satu asersi tersebut yang salah
saji, berarti laporan keuangan telah salah saji secara material.
ABOUT TRANSACTIONS AND EVENTS FOR THE PERIOD Are transactions being
properly recorded? This is the entry point into the accounting records.
Occurrence = the events really happened.
Completeness = all the events that should be included are.
Accuracy = the events are recorded without error.
Cutoff = the events belong in this time period.
Classification = the events belong in this account.
Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan adalah untuk menyatakan pendapat apakah
laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar, dalam senua hal yang material
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).Nah untuk
mencapai tujuan – tujuan tersebut, seorang auditor harus melewati langkah – langkah ini :
1. Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri
agar dapat memahami substansi ekonomi suatu transaksi entitas dan bagaimana
GAAP diterapkan dalam PERUSAHAAN tersebut,
2. Mengindefikasi asersi laporan keuangan yang relevan
Manajemen membuat asersi secara eksplisit dan implicit, dan ada lima jenisnya.
Agar dapat mengelola audit tersebut dengan baik, maka auditor harus membagi
audit menjadi audit-audit atas saldo akun pertama dan golongan transaksi, dan kemudian
audit atas asersi laporan keuangan untuk setiap saldo akun dan golongan transaksi.
3. Membuat keputusan tentang jumlah yang material bagi para pengguna laporan
keuangan
Ini berkaitan dengan materialitas, materialitas artinya seberapa besar
tingkat pengabaian yang ditetapkan oleh seorang auditor. Semakin tinggi tinkat
pengabaian maka akan sedikit bukti – bukti yang diperlukan, sebaliknya ketika
materialitas nya rendah,maka akan semakin banyak bukti bukti yang harus
diperoleh.
4. Membuat keputusan tentang komponen risiko audit
Risiko audit adalah risiko auditor yang tanpa sadar tidak melakukan pendapat
pada laporan keuangan yang mempunyai salah saji materil. Terdapat tiga komponen
yaitu ada risiko bawaan (kerentatan asersi terhadap salah saji yang materil), risiko
pengendalian ((risiko yang sudah masuk fase yang tidak dapat dicegah secara tepat waktu
oleh pengendali internal), risiko deteksi (karena auditor tidak dapat mendeteksi ssalah saji
yang materil yang dalam asersi, auditor dapat mengendalikan ini dengan pertimbangan
yang professional)
5. Memperoleh bukti melalui prosedur audit, termasuk prosedur untuk memahami
pengendalian internal, melaksanakan pengujian pengendalian, dan melaksanakan
pengujian substantif
6. Menetapkan bagaimana menggunakan bukti untuk mendukung suatu pendapat
audit, komunikasi kepada klien lain, serta jasa bernilai tambah
7. Mengkomunikasikan temuan-temuan.
Dibagi dua : Laporan audit atas laporan keuangan klien, mengkomunikasikan
temuan – temuan lain missal terkait kebijakan atau masukan – masukan lain terhadap
klien.