Dosen Pengampu:
Heru Prayitno, S.E., M.Si., Ak., CA
1
Tujuan Pelaksanaan Audit atas
Laporan Keuangan
2
Tanggung Jawab Manajemen
4
Kesalahan Penyajian Material vs Non Material
dianggap material bila gabungan berbagai kekeliruan yang
belum terkoreksi dan kecurangan dalam laporan keuangan
dapat mengubah atau mempengaruhi berbagai keputusan
pengguna laporan keuangan
Tingkat Keyakinan yang memadai (reasonable assurance)
Keyakinan merupakan ukuran tingkat kepastian yang
diperoleh auditor pada akhir proses audit
Diasumsikan memiliki tingkatan yang lebih rendah daripada
kepastian atau keyakinan mutlak serta memiliki tingkatan yang
lebih tinggi daripada tingkat keyakinan yang rendah
Alasan Auditor bertanggungjawab atas tingkat keyakinan yang
memadai tapi tidak mutlak
Mayoritas bukti audit berasal dari pengujian sampel atas
populasi
Berbagai penyajian akuntansi terdiri dari sejumlah taksiran
yang kompleks, yang mengandung sejumlah ketidakpastian
serta dapat mempengaruhi berbagai peristiwa yang akan
datang
Laporan keuangan yang disusun dengan penuh kecurangan
seringkali sangat sulit, khususnya saat terdapat suatu kolusi
dalam manajemen perusahaan 5
Tanggungjawab Auditor
Kekeliruan (error) vs Kecurangan (fraud)
Kekeliruan : kesalahan penyajian atas laporan keuangan
yang tidak disengaja
Kecurangan : kesalahan penyajian yang disengaja
Penggelapan aktiva (misappropriation of assets)
Kecurangan pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting)
Skeptisme Profesional
Merupakan sikap dimana auditor tidak boleh
mengasumsikan bahwa manajemen bersikap tidak jujur,
tetapi kemungkinan bahwa mereka telah bersikap tidak
jujur harus tetap diperitmbangkan
6
Tanggungjawab Auditor
7
Siklus Laporan Keuangan
Pendekatan siklus untuk melakukan segmentasi pada suatu audit
Siklus penjualan dan penagihan
Siklus akuisisi dan pembayaran
Siklus pembayaran upah dan personalia
Siklus persediaan dan pergudangan
Siklus akuisisi modal serta pembayarannya kembali
8
Berbagai asersi manajemen
Pernyataan manajemen tentang berbagai kelas transaksi
dan berbagai akun yang terkait dengannya dalam laporan
keuangan
Terkait langsung dengan PABU/PSAK
TUJUAN AUDIT
1. Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence)
2. Kelengkapan (completeness)
3. Penilaian atau alokasi (valuation or allocation)
4. Hak dan Kewajiban (rights and obligations)
5. Penyajian dan pengungkapan (presentation and
disclosure)
9
Berbagai asersi Keberadaan atau keterjadian
Berbagai asersi Keberadaan apakah aktiva, kewajiban serta modal
yang tercantum dalam neraca benar-benar ada pada tanggal neraca
Berbagai asersi Keterjadian apakah berbagai transaksi yang tercatat
dalam suatu laporan keuangan memang benar-benar terjadi selama
periode akuntansi tersebut
Berbagai asersi Kelengkapan
Seluruh transaksi dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan
keuangan telah disajikan seluruhnya
Berbagai asersi Penilaian atau alokasi
Apakah nilai yang tersaji pada akun aktiva, kewajiban, modal,
pendapatan dan beban dalam laporan keuangan merupakan nilai yang
tepat
Berbagai asersi Hak dan Kewajiban
Apakah pada waktu tertentu, aktiva merupakan hak perusahaan dan
passiva merupakan kewajiban perusahaan
Berbagai asersi Penyajian dan pengungkapan
Apakah berbagai komponen dalam laporan keuangan telah digabungkan
atau dipisahkan, diuraikan dan diungkapkan dengan tepat
10
Tujuan Audit yang Terkait dengan Transaksi
Merupakan asersi manajemen dan kerangka kerja yang
dapat membantu auditor dalam mengumpulkan bukti audit
yang cukup kompeten serta memutuskan jumlah bukti audit
yang tepat yang harus dikumpulkan bagi berbagai kelas
transaksi.
Tujuan audit umum yang terkait dengan transaksi :
1. Keberadaan - Berbagai transaksi yang tercatat memang terjadi
2. Kelengkapan - Berbagai transaksi yang terjadi telah dicatat
3. Akurasi - Berbagai transaksi yang tercatat telah dinyatakan dalam nilai
yang benar
4. Klasifikasi - Berbagai transaksi yang tercatat dalam jurnal klien telah
diklasifikasikan secara tepat
5. Pemilihan waktu yang tepat (timing) - Berbagai transaksi dicatat pada
tanggal yang benar
6. Pemindahbukuan (posting) dan pengikhtisaran - Berbagai transaksi
tercatat dengan tepat telah dicantumkan pada master file serta telah
diikhtisarkan dengan benar
11
Tujuan Audit yang Terkait dengan Saldo
Persamaan dan Perbedaan Tujuan Audit yang
Terkait dengan Transaksi dan Tujuan Audit yang
Terkait dengan Saldo
Persamaan : merupakan asersi manajemen dan
kerangka kerja yang dapat membantu auditor dalam
mengumpulkan bukti audit yang cukup kompeten
Perbedaan :
Diterapkan pada saldo akun
Mempunyai tujuan audit yang lebih banyak dibanding pada
kelas transaksi
12
Tujuan Audit yang Terkait dengan Saldo
Tujuan audit umum yang terkait dengan saldo :
1. Keberadaan - Nilai yang tercantum memang terjadi
2. Kelengkapan - Nilai yang mempengaruhi saldo akun telah dicantumkan
3. Akurasi – Nilai yang tercantum telah dinyatakan dengan benar
4. Klasifikasi - Nilai yang tercantum dalam daftar klien telah diklasifikasikan
dengan tepat
5. Cut off - Berbagai transaksi yang terjadi disekitar tanggal neraca telah
dicatatkan pada periode yang tepat
6. Kaitan rinci - Berbagai rincian dalam saldo akun sesuai dengan nilai pada
master file yang terkait, tercakup dalam nilai total saldo akun dan sesuai
dengan nilai total dalam buku besar
7. Nilai yang terealisasi – Berbagai aktiva dicantumkan salam sejumlah nilai
yang diperkirakan akan terealisasi
8. Hak dan kewajiban
9. Penyajian dan pengungkapan – Saldo akun dan berbagai ketentuan
pengungkapan yang terkait dengan saldo akun tersebut telah disajikan
dengan tepat dalam laporan keuangan
13
Tujuan Audit yang Terkait dengan Saldo
Tujuan audit spesifik yang terkait dengan saldo
Minimal akan terdapat satu tujuan audit spesifik yang
terkait dengan saldo untuk masing-masing tujuan audit
umum yang terkait dengan saldo, kecuali jika auditor
meyakini bahwa suatu tujuan audit umum yang terkait
dengan saldo tidak relevan atau tidak penting dalam
situasi tertentu
Hubungan antara asersi manajemen dengan
tujuan audit yang terkait dengan saldo (lihat Tabel
4-4)
14
Bagaimana Tujuan Audit tersebut dapat
Dipenuhi
Melalui empat fase proses audit
Proses audit suatu metodologi yang
tersusun baik untuk mengorganisasikan
suatu audit untuk memastikan bahwa bukti
yang terkumpul telah memadai dan
kompeten serta semua tujuan audit yang
tepat telah terspesifikasi dan dipenuhi
15
Bagaimana Tujuan Audit tersebut dapat Dipenuhi
Fase I - Merencanakan dan Mendesain Pendekatan Audit
Harus terkumpulnya bukti audit yang cukup kompeten agar dapat
memenuhi tanggungjawab profesional auditor dan biaya pengumpulan bukti
audit ini haruslah seminimal mungkin
1.Memperoleh pemahaman akan strategi bisnis klien dan
memproses serta menilai resiko
2.Memahami pengendalian intern dan menilai resiko
pengendalian
Fase II – Melaksanakan Uji Pengendalian dan Uji Substantif
atas Transaksi
Uji Pengendalian (test of control) untuk menyesuaikan pengurangan
taksiran resiko pengendalian dari yang direncanakan semula (menguji
efektivitas pengendalian tersebut)
Uji substantif atas transaksi (substantive tests of transactions)
melakukan evaluasi atas pencatatan berbagai transaksi yang dilakukan
oleh klien dengan memverifikasi nilai moneter dari berbagai transaksi
16
Bagaimana Tujuan Audit tersebut dapat Dipenuhi
Fase III – Melaksanakan Prosedur Analitis dan Uji
Rincian Saldo
Prosedur Analitis (analytical procedures) menggunakan
perbandingan serta berbagai hubungan untuk menilai
apakah saldo akun atau tampilan sata lainnya tampak wajar
Uji rincian saldo (tests of details of balances) berbagai
prosedur spesifik yang ditujukan untuk menguji salah saji
secara moneter pada akun dalam laporan
keuanganBagaimana Tujuan Audit tersebut dapat Dipenuhi
Fase IV – Melengkapi Proses Audit dan Menerbitkan
suatu Laporan Audit
kesimpulan menyeluruh tentang apakah suatu laporan
keuangan itu telah disajikan secara wajar
17