Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGAUDITAN I
Pengauditan Laporan Keuangan
DOSEN PENGAMPU : Rahmawati Hanny Yustrianthe, Dr., S.E., M.Si., Ak.

KELOMPOK 3 :
Dyah Ayu Anggraini Yuwono (2020200094)

PROGRAM STUDI D4 AKUNTANSI PERPAJAKAN


POLITEKNIK YKPN YOGYAKARTA
2023
PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN

A. Definisi Audit

Menurut Report of the Committee on Basic Auditing Concepts of the American


Accounting Association, audit merupakan proses sistematis untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa
ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, kemudian menyampaikan hasilnya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Dikatakan proses sistematis karena audit berisikan serangkaian langkah yang


dilakukan secara logis dan terstruktur berdasarkan pada aturan yang berlaku, dalam
hal ini ASB atau Dewan Standar Audit menerbitkan Generally Accepted Auditing
Standards. GAAS merupakan pedoman terkait dengan proses audit. Menurut Report
of the Committee on Basic Auditing Concepts of the American Accounting
Association, audit merupakan proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi
bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan
tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria
yang telah ditetapkan sebelumnya, kemudian menyampaikan hasilnya kepada pihak-
pihak yang berkepentingan.

B. Tujuan Audit
1. Tujuan Audit secara Umum
2. Tujuan Audit secara Khusus

C. Tujuan Audit Laporan Keuangan


1. Menurut American Insitute of Certified Public Accounting (AICPA)

Tujuan audit laporan keuangan adalah untuk memberikan opini atas laporan
keuangan tentang apakah laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua
hal yang material, sesuai dengan rerangka akuntansi keuangan yang berlaku ).
Opini auditor ditujukan untuk meningkatkan kepercayaan terhadap laporan
keuangan.

2. ISA 200 (International Standards of Auditing)

Tujuan audit adalah untuk meningkatkan kepercayaan pengguna laporan


keuangan. Tujuan ini dicapai melalui pemberian opini auditor tentang apakah
laporan keuangan, dalam semua hal yang material, disajikan sesuai dengan
rerangka pelaporan keuangan yang berlaku (applicable financial reporting
framework).

D. Tanggung jawab Manajemen


Manajemen bertanggungjawab terhadap ketepatan penerapan standar akuntansi,
penyelenggaraan pengendalian internal yang memadai, dan penyajian laporan
keuangan secara wajar. Tanggungjawab manajemen atas penyajian laporan keuangan
dan penyelenggaraan sistem pengendalian internal dimasukkan dalam laporan tahunan

E. Tanggung jawab Auditor


Tanggung jawab Auditor menurut AICPA:

1. Mendapatkan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan secara keseluruhan


bebas dari salah saji material, baik karena kesalahan yang tidak disengaja (error)
maupun karena kecurangan (fraud), sebagai dasar bagi auditor untuk tentang apakah
laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai
dengan rerangka pelaporan keuangan yang berlaku (applicable financial reporting
framework).

2. Melaporkan hasil audit atas laporan keuangan sesuai dengan standar audit serta
sesuai dengan hasil temuan audit.

Catatan:
Auditor hanya bertanggungjawab terhadap opini yang diberikan atas laporan
keuangan berdasarkan audit yang telah dilakukan sesuai dengan standar audit.
F. Asersi Manajemen

Asersi manajemen adalah pernyataan langsung dan tak langsung oleh manajemen
tentang transaksi keuangan, akun, dan pengungkapan, yang disajikan dalam laporan
keuangan. Asersi manajemen berhubungan langsung dengan SAK/IFRS, karena asersi
manajemen adalah bagian dari kriteria tentang apakah manajemen membukukan dan
mengungkapkan transaksi keuangan sesuai dengan SAK/IFRS.

G. Klarifikasi Manajemen
1. Asersi Manajemen menurut PCAOB

 Eksistensi atau terjadinya > saldo akun benar - benar ada dan transaksi benar-
benar terjadi.
 Kelengkapan > tidak ada saldo akun atau transaksi yang tidak dilaporkan.
 Hak dan kewajiban > saldo akun benar-benar haknya perusahaan atau
kewajiban perusahaan.
 Penilaian dan alokasi > transaksi dinilai dan dibukukan dengan tepat.
 Penyajian dan pengungkapan > saldo akun disajikan dengan tepat dan
diungkap dengan memadai sesuai dengan SAK/IFRS.

2. Asersi Manajemen menurut AICPA

a. Asersi tentang transaksi

 Occurence (terjadinya transaksi)

Transaksi dan peristiwa yang dibukukan benar-benar terjadi dan merupan


transaksi dan peristiwa dari entitas yang bersangkutan.

 Completeness (kelengkapan)

Semua transaksi dan peristiwa yang seharusnya dibukukan, telah


dibukukan dengan lengkap.

 Accuracy (keakuratan)
Perhitungan dan pembukuan transaksi dilakukan dengan akurat. Tidak
terjadi kesalahan perhitungan dalam angka-angka, jumlah-jumlah, dan data
lain yang terkait dengan transaksi dan peristiwa yang dibukukan.

 Cut-off (pisah batas transaksi)

Transaksi dan peristiwa dibukukan dengan tepat sesuai dengan periode


terjadinya transaksi.

 Classification (klasifikasi)

Transaksi dan peristiwa dibukukan dalam akun yang benar

b. Asersi tentang saldo akun

 Existence (eksistensi)

Aset, kewajiban, ekuitas , pendapatan, dan beban dapat dibuktikan


keberadaannya.

 Rights and Obligations (hak dan kewajiban)

Aset dan pendapatan dapat dibuktikan sebagai haknya perusahaan. Utang,


modal, dan beban dapat dibuktikan sebagai kewajiban perusahaan.

 Completeness (kelengkapan)

Aset, utang, modal, pendapatan, dan beban dibukukan secara lengkap.

 Valuation and allocation (penilaian dan alokasi)

Aset, utang, modal, pendapatan, dan beban, dinilai serta dialokasikan ke


dalam akun dengan tepat.

c. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan

 Occurence, rights, and obligations (terjadinya, hak, dan kewajiban)


Transaksi dan saldo akun yang disajikan dalam laporan keuangan adalah
benar-benar tejadi serta benar-benar merupakan hak serta kewajiban
entitas (perusahaan).

 Completeness

Transaksi dan saldo akun disajikan dalam laporan keuangan secara


lengkap

 Classification and understandability (klasifikasi dan kejelasan)

Akun-akun disajikan dengan klasifikasi yang tepat dan pengungkapan


dibuat secara memadai, untuk kejelasan laporan keuangan.

 Accuracy and Valuation (keakuratan dan penilaian)

Informasi keuangan dan informasi lainnya diuangkapkan dengan wajar


(fairly disclosed) dan dalam jumlah yang tepat (at appropriate amounts).

H. Proses Audit
I. Tujuan Pengauditan Transaksi Keuangan

Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum di Indonesia. Kewajaran laporan keuangan sangat
ditentukan integritas berbagai asersi manajemen yang terkandung dalam laporan
keuangan.

J. Tujuan Pengauditan Saldo Akun

Ada dua perbedaan antara tujuan audit untuk saldo akun bila dibandingkan dengan
tujuan audit untuk golongan transaksi. Pertama, tujuan audit untuk saldo akun
diterapkan untuk saldo-saldo akun tertentu. Kedua, tujuan audit untuk saldo akun
terdiri dari delapan tujuan, sedangkan tujuan audit golongan transaksi hanya enam
tujuan.

1. Tujuan Umum Audit Saldo Akun


a. Keberadaan

Tujuan ini berhubungan dengan apakah jumlah yang dicantumkan dalam


laporan keuangan memang seharusnya dimasukkan. Tujuan audit ini
sejalan dengan asersi manajemen tentang keberadaan untuk saldo akun.

b. Kelengkapan

Tujuan ini berhubungan dengan apakah semua jumlah yang seharusnya


dimasukkan telah diikutsertakan dengan jumlah yang benar. Tujuan
audit ini sejalan dengan asersi manajemen tentang kelengkapan saldo
akun.

c. Keakurasian

Tujuan ini berkaitan dengan apakah jumlah yang dicantumkan telah


dinyatakan dalam jumlah yang benar. Keakurasian merupakan satu
bagian dari asersi penilaian dan pengalokasian untuk saldo akun.

d. Penggolongan
Tujuan ini menyangkut penentuan apakah hal-hal yang dimasukkan
dalam daftar oleh klien telah dimasukkan dalam akun yang benar di
buku besar. Penggolongan merupakan bagian dari asersi penilaian dan
pengalokasian.

e. Pisah batas

Pengujian pisah batas dapat dipandang sebagai bagian dari


pemeriksaan atas saldo akun-akun di neraca atau transaksi yang
berkaitan, tetapi para auditor biasanya melakukan pengujian tersebut
sebagai bagian dari pengauditan atas saldo akun.

f. Kecocokan

Tujuan kecocokan berkaitan dengan apakah daftar saldo yang rinci


telah dibuat dengan tepat dan teliti, dijumlah dengan benar, serta cocok
dengan saldo buku besar. Kecocokan merupakan bagian dari asersi
penilaian dan pengalokasian untuk saldo akun.

g. Nilai bersih bisa direalisasi.

Tujuan ini berkaitan dengan apakah suatu saldo akun telah diturunkan
dari biaya perolehan historis (cost) menjadi nilai bersih bisa direalisasi
atau bila standar akuntansi mengharuskan menjadi nilai pasar.

h. Hak dan kewajiban.

Hak milik dikaitkan dengan aset, sementara kewajiban selalu berkaitan


dengan utang. Tujuan ini sejalan dnegan asersi manajemen tentang hak
dan kewajiban untuk saldo akun.

2. Tujuan Spesifik Audit Saldo Akun

Setelah ditentukan tujuan umum audit saldo akun, maka dapat dikembangkan
tujuan spesifik audit saldo untuk setiap akun yang tercantum dalam laporan
keuangan. Paling sedikit satu tujuan spesifik audit saldo akun harus
dimasukkan untuk setiap tujuan umum audit saldo akun.

a. Perusahaan harus memiliki hak kepemilikan atas semua barang yang


tercantum dalam daftar persediaan.
b. Persediaan tidak dijadikan jaminan atas pinjaman, kecuali
diungkapkan dalam laporan.

K. Tujuan Audit atas Pengungkapan dan Penyajian

Tujuan audit atas penyajian dan pengungkapan identik dengan asersi manajemen
untuk penyajian dan pengungkapan. Konsep yang diterapkan pada tujaun audit saldo
akun diterapkan pula untuk tujuan audit atas penyajian dan pengungkapan

1. Tujuan Umum Audit


a. Keterjadian dan hak dan kewajiban
b. Kelengkapan
c. Keakurasian dan penilaian
d. Penggolongan dan kejelasan

2. Tujuan Spesifik Audit


a. Keterjadian hak dan kewajiban, dimana utang wesel dalam catatan
benar ada dan merupakan kewajiban perusahaan.
b. Kelengkapan, dimana syarat pengungkapan utang wesel telah
dicantumkan dalam catatan kaki laporan keuangan.
c. Keakurasian dan penilaian, dimana pengungkapan catatan kaki
tentang utang wesel telah dilakukan dengan teliti.
d. Penggolongan dan kejelasan, dimana utang wesel digolongkan
menjadi utang jangka panjang dan pendek serta pengungkapan
dilaporan keuangan dibuat dengan jelas.

Anda mungkin juga menyukai